TINJAUAN PUSTAKA
2.1
menggunakan bahan baku utama batubara dan air untuk menghasilkan steam. Pada
proses pembakaran yang menghasilkan panas, batubara digunakan sebagai bahan
bakar utama dan juga bahan bakar minyak sebagai pemantik untuk start up awal.
Panas yang dihasilkan dari proses pembakaran kemudian dimanfaatkan untuk
mengubah air pengisi boiler menjadi kukus (steam). Kukus (steam) merupakan
sumber energi yang dapat menggerakkan turbin dan generator untuk membangkitkan
energi listrik.
Pemakaian batubara sebagai bahan bakar boiler dapat menghasilkan limbah gas
yang sampai saat ini hanya dibuang ke lingkungan tanpa adanya proses pengolahan
terlebih dahulu. Gas buang boiler yang berasal dari bahan bakar batubara akan
menghasilkan limbah gas yang mengandung gas CO 2 dan berbagai gas buang lainnya
seperti SOx, H2, CO, methan, dan uap-uap yang mengembun seperti tar, dan H2O.
Batubara yang digunakan di PT Indonesia Power UBP Suralaya dipasok dari
Bukit Asam di Sumatra Selatan dan Kalimantan. Pengangkutan batubara dari Bukit
Asam tergantung kebutuhan PLTU Suralaya. Kapasitas penimbunan batubara di
PLTU Suralaya sebesar 1.000.000 ton. Kebutuhan batubara untuk unit 1-4 sebanyak
170 ton/jam menghasilkan daya 400 MW dan 225 ton/jam untuk unit 5-7
menghasilkan daya 600 MW. Kebutuhan batubara PLTU Suralaya setiap tahunnya
dapat dilihat di Tabel 2.1 dan data cerobong PLTU Suralaya dapat di lihat pada Tabel
2.2.
Tabel 2.1 Kebutuhan Batubara PLTU Suralaya
7
Tahun
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
Parameter
Tinggi Cerobong,
meter
Diamater
Cerobong, meter
unit 1
unit 7
200
200
200
200
275
275
275
8,5
8,5
8,5
811
811
811
811
811
811
811
21
22
22
21
22
20
19
119,15
119,15
7403,0
1
119,15
7403,0
1
119,15
119,15
119,15
7403,01
119,15
7403,0
1
7403,01
7403,01
7403,01
400
400
400
400
600
600
600
2,1 x 106
Produk
Karbon Dioksida (CO2) adalah gas atmosferik yang terdiri dari dua atom
oksigen dan satu atom karbon. Campuran kimia yang amat dikenal luas, sering
disebut dengan rumus kimianya CO 2. CO2 adalah bagian dari atmosfer bumi,
merupakan gas yang dihasilkan dari proses alami seperti pernafasan manusia dan
hasil pembakaran bahan fosil. Karbon dioksida tidak beracun, akan tetapi, jika
kadarnya terlalu besar (10-20%), gas ini dapat membuat orang pingsan dan merusak
Proposal Pra-rancangan Pabrik
Pemurnian dan Pencairan Gas CO2 Teknologi Linde dari Gas Buang PLTU Kapasitas 240 Ton/Hari
sistem pernafasan. Walaupun tidak berbau dan tidak berwarna, gas ini mudah dikenali
karena mengeruhkan air kapur.
2.2.1 Karbon Dioksida (CO2) Linde
Spesifikasi CO2 Linde:
Tabel 2.3Spesifikasi CO2 Linde
Parameter
Satua
n
Nilai
Bau
Tidak berbau
Warna
Tidak berwarna
Reaktifitas
-78,5
Kemurnian
% v/v
99,9
Kandungan air
ppm
20
Kandungan
oksigen
ppm
Kandungan NOx
ppm
2,5
Kandungan
Ammonia
ppm
2,5
Titik didih
Total Sulflur
ppm
0,1 ppm
Sumber: Linde Engineering Dresden GmbH, 2012
2.2.2 Kegunaan Karbon Dioksida (CO2)
Karbon dioksida (CO2) dapat berwujud cair, gas, maupun padat. Secara
komersial CO2 banyak digunakan di industri. Pada Tabel 2.4 tercantum beberapa
kegunaan CO2.
10
2.
3.
4.
5.
6.
Bidang Industri
Industri Pemadam
Api Ringan
Kegunaan
Tabung pemadam kebakaran berisi CO2 cair dengan
tekanan sekitar 60 atm ketika katup alat tersebut
dibuka, CO2 cair akan segera menguap dan
mengembang. Kedua proses itu menyebabkan
penurunan suhu sehingga sebagian CO2 akan membeku
membentuk sejenis kabut atau salju yang menutupi
daerah api dan mengusir udara dari sekitar api yang
menyebabkan api mati.
Industri Es Kering
CO2 mudah dipadatkan dan menyublim di bawah
(Dry Ice)
tekanan atmosfer sehingga dapat digunakan sebagai
pendingin.
Industri Makanan
CO2 digunakan sebagai pengawet makanan dan ikan,
pemutihan gula, hingga pembuatan rokok.
Industri Kimia
CO2 dapat digunakan sebagai injection agent untuk
mengatur temperature dalam suatu system reaksi, CO2
digunakan sebagai reagent di pabrik sodium salicylate,
sodium dan ammonium bikarbonat.
Industri Tekstil
larutan CO2 yang merupakan asam asam lemah
digunakan sebagi penetral kelebihan caustik.
Industri Manufaktur CO2 murni digunakan dalam industri manufaktor
pengelasan, pemutihan kertas, fumigasi pada sektor
pertanian serta secondery oil recovery.
Sumber: Phen Efendi, 2012.
11
12
storage. Solvent atau pelarut yang digunakan dapat dikategorikan dalam organic dan
inorganic solvent.
2.3.1.5 Organic Solvent
Organic Solvent yang dapat digunakan adalah Monoethanol Amine (MEA).
Solvent MEA masih menjadi pilihan utama karena memiliki berat molekul rendah
sehingga memiliki reaktivitas dan daya absorpsi yang tinggi terhadap karbon. Laju
degradasi MEA akan semakin tinggi jika kontak dengan SO2 dan NO2 dari flue gas.
2.3.2 Alternatif Alur Proses
Penangkapan gas CO2 dari gas buang memiliki keunikan proses tersendiri
tergantung dari mana gas tersebut berasal. Gas buang dari pembakaran batubara akan
berbeda dengan gas alam, pemurnian ammonia ataupun proses lainnya.
Karakteristik flue gas dari pembakaran batubara diantaranya adalah:
a. Tekanan parsial CO2 rendah, gas buang dari boiler memiliki tekanan yg
rendah dan hampir mendekati tekanan atmosfer.
b. Energy untuk regenerasi. Proses absorpsi pada tekanan rendah membutuhkan
regenerasi energi yang tinggi.
c. Kaberadaan oksigen yang dapat menyebabkan korosi dan degradasi solvent.
d. Kandungan gas SOx. Pembakaran batubara menghasilkan konsentrasi yang
paling tinggi yaitu sekitar 300 500 ppmv.
e. Fly ash. Kandungan fly ash dalam gas buang dapat menyebabkan kerak dan
menyumbat peralatan.
f. NOx. Kandungan NOx dapat menjadi masalah jika produk akan digunakan
untuk industri minuman. Harus ada langkah untuk menghilangkan gas NOx.
g. Suhu gas buang tinggi. Suhu tinggi dapat menyebabkan degradasi solvent dan
mengurangi efisiensi kolom absorber. Suhu gas buang harus diturunkan ke
titik embun air sebelum masuk ke kolom absorber.
13
Penyerapan CO2
Enhanced oil recovery (EOR)
Merchant CO2 sales
Bahan baku produksi
Monoethanoloamine (MEA) adalah bahan baku utama untuk EFG solvten. Formulasi
solvent khusus didesain untuk menangkap CO2 pada tekanan rendah dan aliran yang
mengandung oksigen. Pada umumnya amina akan mudah terdegradasi dengan adanya
kandungan oksigen. Beberapa keuntungan dari teknologi EFG adalah:
Proses khusus didesain untuk menangkap gas CO2 dari gas buang pada
Proses Flow Diagram EFG umumnya ditampilkan pada Gambar 2.1 dan 2.1
14
15
Gambar 2.3 Lisensi Teknologi PCC Linde untuk Unit Pemurnian CO2
Sumber: Linde Engineering Dresden GmbH, 2012
16
bunag
dari
PLTU
batu
bara
umumnya
mengandung
jumlah
Kapasitas
1 Ton / hari
Customer
-
Start up
April 1999
10 Ton/hari
Juli 2006
U.S.A.
Southern Company Plant Barry
500 Ton/hari
Electric Power
Development Co.
(J-Power)
Southern
Company
Juni 2011
17
Gambar 2.4 Lisensi Teknologi KM CDR Process untuk unit pemurnian CO2
Sumber: Sandhya Eswaran, Song Wu, Robert Nicolo, 2010.