3. Steam
Steam digunakan sebagai reaktan dalam primary
reformer yang berfungsi untuk pemecahan rantai C hidrokarbon
dari gas alam sehingga dihasilkan gas H2 (steam reforming).
Steam untuk proses ini disuplai dari boiler pada unit utilitas.
Selain sebagai pereaktan, steam juga digunakan untuk
menggerakkan turbin, pompa, kompresor dalam unit produksi
amonia.
4. Larutan Benfield
Larutan benfield digunakan sebagai absorben untuk
menyerap gas CO2 yang terdapat dalam aliran gas sintesa.
Komposisi larutan benfield adalah sebagai berikut :
K2CO3 dengan konsentrasi 25-30%, berfungsi untuk
menaikkan jumlah penyerapan CO2.
DEA (Di Ethanol Amin) 3-5%, berfungsi sebagai aktivator
yang membantu penyerapan CO2.
V2O5 0,5-0,6% , berfungsi sebagai corrosion inhibitor
dengan cara membentuk lapisan pelindung pada dinding
dalam absorber. Serta menurunkan korosi pada pipa, vessel,
dan pompa.
KNO2, berfungsi untuk mengontrol keadaan oksidasi dari
vanadium.
Air 64,4-71,5%
1. Rich solution
Rich solution merupakan larutan benfield keluaran kolom
absorber yang kaya akan gas CO2 terlarut.
2. Semi-lean solution
Semi-lean solution merupakan larutan yang sudah tergenerasi
sebagian sehingga masih mengandung sedikit gas CO2
terlarut. Semi lean digunakan untuk memperbesar
kemampuan penyerapan terhadap gas CO2.
3. Lean Solution
Lean solution merupakan larutan benfield keluaran kolom
stripper CO2 dengan kemurnian K2CO3 tinggi.
5. Antifoaming Agent
Selama proses absorbsi gas CO2 dengan larutan benfield
terjadi pembentukan busa-busa dari gas. Antifoaming agent
berfungsi untuk mencegah pembentukan busa selama proses
absorbsi tersebut. Jenis antifoaming agent yang digunakan di PT.
Petrokimia Gresik adalah UCON 50 HB-5100 yang dibeli dari
Union Carbide.
6. Katalis
Berbagai jenis katalis yag digunakan di produksi
amoniak PT. Petrokimia Gresik untuk membantu proses reaksi.
Beberapa katalis tersebut antara lain:
Katalis Desulfurizer
Desulfurizer merupakan fixed bed yang terdiri dari 2 bed
katalis. Katalis pada masing-masing bed itu memiliki
spesifikasi yang berbeda. Untuk bed 1 menggunakan jenis
katalis Co-Mo, sedangkan untuk bed 2 menggunakan ZnO.
Katalis Primary Reformer
Pada primary reformer berisi katalis yang berbeda ukuran.
Jenis katalis yang digunakan adalah nickel reforming.
Katalis Secondary Reformer
Secondary reformer terdiri atas dua bagian. Di bagian atas, jenis
katalis yang digunakan adalah Ni-Cr, sedangkan bagian bawah
adalah Cr-UCl.
Katalis High Temperature Shift Converter (HTS)
High Temperature Shift Converter berisi katalis dengan jenis
FeCr.
Katalis Low Temperature Shift Converter (LTS)
Low Temperature Shift Converter berisi katalis dengan jenis Cu-
Zn-Al.
Katalis Methanator
Pada methanator berisi katalis dengan jenis NiO.
4.1.3. Produk
Unit ammonia menghasilkan 2 produk. Produk utama yaitu
ammonia dan produk samping yaitu CO2. Kedua produk ini utamanya
digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan pupuk urea.
1. Ammonia (NH3)
Wujud : Cair dan Gas
NH3 : 99% - 99,5%
Air : 0,5% - 1%
Klasifikasi :
- Ammonia untuk bahan baku urea (bentuk : cair; temperatur :
0 2
30 C; tekanan : 20 kg/cm )
- Ammonia untuk bahan baku ZA (bentuk : gas; temperatur : 1
0 2
C; tekanan: 4 kg/cm )
- Ammonia dingin, disimpan dalam tangki penyimpanan TK
0 2
801 (bentuk : cair; temperatur : -33 C; tekanan : 4,5 kg/cm )
2. Karbon Dioksida (CO2)
Wujud : Gas (suhu : 35˚C tekanan : 0,8 kg/cm2g)
CO2 : maks 150 ppm
H2S : maks 0,1 ppm
CO27,93%, CO 13,83%.
d) Shift Converter
Shift Converter berfungsi untuk mengkonversi CO
menjadi CO2. CO merupakan gas yang beracun bagi katalis
sehingga mampu mengoksidasi Fe pada sintesis ammonia.
Ada dua tahap dalam mengkonversi CO menjadi CO2 yaitu
High Temperature Shift Converter (HTS) dan Low
Temperature Shift Comverter (LTS). Reaksi yang terjadi
pada reaktor HTS dan LTS adalah sebagai berikut :
Reaksi HTS :
CO(g) + H2O(g) → CO2(g) + H2(g) ΔH = -98 kkal/mol
2
( T = 425°C,P = 35,88 kg/cm )
Reaksi LTS :
CO(g) + H2O(g) → CO2(g) + H2(g) ΔH = -98 kkal/mol
2
( T = 200°C - 260°C,P = 35,88 kg/cm )
Kinetika reaksi akan maksimal pada temperatur
tinggi sedangkan konversi tinggi akan tercapai dalam kondisi
operasi bertemperatur rendah. Oleh karena itu, HTS untuk
ᵒ
mereaksikan sebagian besar CO pada suhu tinggi (425 C)
2
bertekanan 35,88 kg/cm dengan katalis besi (Fe2O3),
sedangkan LTS untuk mereaksikan sisa CO sehingga
menghasilkan kadar CO yang rendah yang bisa diterima di
ᵒ ᵒ
proses methanasi. Reaksi LTS terjadi pada suhu 200 C -260 C
dengan katalis Cu-ZnO. Gas outlet HTS akan masuk ke waste
heat boiler (WHB) 103-C1/C2 dengan kadar CO 3,65%
sedangkan gas keluarkan LTS dengan kadar CO 0,3% panas