Anda di halaman 1dari 5

PEMANFAATAN MIKROALGA DALAM MENGURANGI EMISI KARBON (CO 2)

DI UDARA
Utilization of Microalgae in Reducing Carbon (CO2) Emissions in The Air
Muh. suaifullah1), Misrahairah2), Syamsinar3), Rara aqilah salasabila4), Putri nurafani5), Riska
Nurjannah6), Nurfaizah7)
Mahasiswa Program Srudi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar Jl.
Perintis Kemerdekaan Km.10 Makassar, 90245, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Telp. 0411-586200
Email: Syamsinar18082@gmail.com

ABSTRAK
Proses penyerapan CO2 oleh mikroalga terjadi pada saat fotosintesis, dimana CO2 digunakan
untuk reproduksi sel-sel tubuhnya. Pada proses fotosintesis tersebut selain memfiksasi gas
CO, juga memanfaatkan nutrien yang ada dalam air. Tujuan penelitian adalah untuk
mengurangi peningktan CO2 diudara dengan memanfaatkan mikroalga sebagai bahan utama
dalam proses penelitian. Praktikum ini dilaksanankan di Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin, Makassar. Praktikum ini berlangsung dari tanggal 04-22 November 2022.
Rangkaian pembuatan lampu taman dengan memanfaatkan penggunaan mikroalga yaitu
dengan melakukan percobaan dalam perlakuan pengukuran tingkat penyerapan CO2 di udara
dengan proses fotosintesisi pada mikroalga. Hasil yang didapatkan pada percobaan
pengukuran kandungan CO2 awal dan akhir memiliki nilai yang berbeda dimana nilai awal
didapatkan hasil yaitu 78 ppm nilai akhir sebanyak 52 ppm pengujian dilakukan selama 10
menit. Nilai kandungan CO2 setelah dan sesuda diberi perlakuan pengaruh fotosintesis
mikroalga memiliki perbeda dimana pada perlakuan tanpa adanya pengaruh fotosintesis
mikroalga tingkat CO2 Lebih tinggi dibandingkan setelah diberikan pengaruh fotosintesis
mikroalga. Tingkat keestetikan juga didapatkan pada alat yang dibuat dimana selain
memanfaatkan mikroalga untuk menyerap CO2 pada siang hari juga difungsihkan sebagai
lampu taman pada malam hari.
Kata Kunci: CO2, mikroalga, pemanfaatan.
ABSTRAC
The process of absorption of CO2 by microalgae occurs during photosynthesis, where CO2 is
used for the reproduction of body cells. In the process of photosynthesis, apart from fixing
CO gas, it also utilizes the nutrients in the water. The aim of the research is to reduce the
increase in CO2 in the air by utilizing microalgae as the main ingredient in the research
process. This practicum was held at the Faculty of Agriculture, Hasanuddin University,
Makassar. This practicum will take place from 4-22 November 2022. The series for making
garden lamps utilizes the use of microalgae, namely by conducting experiments in the
treatment of measuring the level of CO2 absorption in the air by the process of
photosynthesis in microalgae. The results obtained in the initial and final CO2 content
measurement experiments have different values where the initial value is 78 ppm, the final
value is 52 ppm, the test is carried out for 10 minutes. The value of CO2 content after and
after being treated with the effect of microalgae photosynthesis had a difference where in the
treatment without the influence of microalgae photosynthesis the CO2 level was higher than
after being given the influence of microalgae photosynthesis. The level of aesthetics is also
found in the tools that are made which besides using microalgae to absorb CO2 during the
day they also function as garden lights at night.
Keywords: CO2, microalgae, utilization

179
PENDAHULUAN gas CO2 sekaligus memperbaiki kulitas
Carbon capture storage (CCS) telah (Gultom, 2018).
menjadikan perhatian utama dikalangan Alga yang hidup diperairan pantai
ilmuwan dan akademisi dalam kurung khususnya berkadar garam, membutuhkan
waktu 5-10 tahun kedepan. Topik ini cahaya guna mengolah klorofil sehingga
pada tahun-tahun mendatang diprediksi dapat melakukan proses fotosintesis.
semakin banyak pihak yang tertarik Proses fotosintesis secara kimia akan
pada teknologi ini dalam upaya menghasilkan oksigen guna kepentingan
pencegahan terhadap gejala pemanasan hidunya, adanya cahaya yang mempu
global (Benemann, 2003). Gas menerobos pada lledalamn tertentu yang
karbondioksida (CO2) merupakan salah digunakan sebagai subtrat yang ditumbuhi
satu gas rumah kaca yang dominan diduga oleh algae tersebut atau organisme lainnya.
sebagai penyebab didalam permasalahan Alga memberikan keuntungan bagi
pemanasan global. Secara luas telah organisme lainnya, seperti zooplankton,
diketahui bahwa setiap aktivitas fitoplankton dan nanoplankton yang dapat
pembakaran bahan bakar fosil, khususnya digunakan sebagai pakan organisme
dari industri, akan menghasilkan emisi lainnya seperti ikan (Rahmania et al.,
CO2 dalam konsentrasi yang cukup 2011).
tinggi (10-12%), yang membutuhkan Chlorophya merupakan alga yang
penanganan yang serius. Karena itulah mampu mensintesa makanan sendiri
dibutuhkan solusi teknologi untuk dengan bantuan sinar matahari karena
mengurangi tingginya emisi CO2 di mempunyai klorofil. Biasanya berwama
atmosfer. Berbagai metode dalam hijau sehingga seringkali disebut sebagai
teknologi CCS telah diterapkan di dunia, alga hijau (Green Algae) (contohnya pada
seperti penstabilan emisi CO2 menjadi spesies; Ulothrix sp, Chlomydomonas sp,
bentuk cair untuk diinjeksikan ke formasi Scenedesmus sp, Pediastrum sp, Eudorina
geologi, pengoksidasian emiosi gas CO2 Sp, Ankistrodesmus sp (Elystia et al.,
menjadi senyawa lain melalui sebuah 2020).
artifical tree, dan beberapa upaya Alga terdiri dari alga multiseluler
fisika/kimia lainnya. seperti ganggang hingga alga mikroskopik
Proses penyerapan CO2 oleh yang hanya terdiri dari satu sel. Alga hijau
mikroalga terjadi pada saat fotosintesis, (chlorophlrta) tidak memiliki struktur
dimana CO2 digunakan untuk reproduksi sekompleks tumbuhan darat, tetapi
sel-sel tubuhnya. Pada proses fotosintesis fotosintesis terjadi dengan cara yang sama
tersebut selain memfiksasi gas CO, juga dengan lumbuhan darat. Alga memiliki
memanfaatkan nutrien yang ada dalam air. berbagai jenis pigmen dalam kloroplasnya,
Nutrien dalam proses ini dapat berasal sehingga panjang gelombang cahaya yang
dari material yang sengaja ditambahkan diserapnya pun lebih bervariasi. Semua
atau dapat juga berasal dari material alga menghasilkan oksigen dan
limbah cair. Penggunaan limbah cair kebanyakan bersifat autotrof. Hanya
sebagai input nutrien akan mengurangi sebagian kecil saja yang bersifat heterotrof
biaya operasional sekaligus meningkatkan yang berarti bergantung pada materi yang
performance FBR sebagai penyerap emisi dihasilkan oleh organisme lain
(Sahabuddin, 2011).

180
Pertumbuhan mikroalga terjadi pada berlangsung dari tanggal 04-22 November
tiga kondisi yang berbeda, yaitu kondisi 2022.
fototropik (photropihic condition). kondisi Alat dan bahan yang digunkana
heterotropik (heterotrophic condition dan dalam praktikum adalah LCD 16X2,
kondisi mixotropik (mixotropich arduino nano, kabel jumper, kabel mini
condition). USB, sensor I2C module, sensor MQ 135
Pada kondisi tumbuh secara aerator, lem lilin, isolasi, toples, pipa
fototropik mikroalga sangat bergantung paralon, plastik bening, pipa paralon, balok
cahaya matahari sebagai sumber energi ukuran 120 cm, bohlam, fitting, mikro alga
dan CO2 sebagai sumber karbon. Kondisi dan air.
ini sering disebut juga autotropik Rangkaian pembuatan lampu
fotosintesis (autotrophic photosynthesis). taman dengan memanfaatkan penggunaan
Kondisi heterotropik pertumbuhan mikroalga yaitu dengan melakukan
mikroalga membutuhkan substrat karbon percobaan dalam perlakuan pengukuran
organik sebagai sumber energi. Beberapa tingkat penyerapan CO2 di udara dengan
sumber substrat karbon organik yang proses fotosintesisi pada mikroalga.
umum digunakan antara lain: glukosa, Pengukuran kandungan CO2 pada
asetat dan gliserol. Berdasarkan beberapa lingkungan dapat dilakukan dengan
hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan alat rakitan sendiri
sebelumnya dilaporkan bahwa produksi menggunakan arduino nano dan sensor
biomassa serta kandungan lipid pada MQ 135. Pada percobaan yang dilakukan
mikroalga yang tumbuh dengan kondisi didapatkan hasil bahwa mikroalga yang di
heterotropik lebih tinggi dari yang tumbuh sinari dengan cahaya merah dan diberikan
pada kondisi fototropik (Benemann, 2003 aerator dapat menurunkan kandungan CO2
). Pada kondisi ini juga densitas sel di tempat kedap udara yang telah
mikroalga yang dicapai lebih tinggi dari dikondisikan. Pengukuran penurunan CO2
kondisi fototropik sehingga biaya yang pada proses fotosintesis mikroalga
dibutuhkan untuk pemanenan lebih rendah. menggunakan rancangan alat arduino nano
Beberapa jenis mikroalga juga mampu dan sensor MQ 135.
tumbuh pada kondisi mixotropik yang HASIL DAN PEMBAHASAN
merupakan perpaduan atara fototropik dan Hasil yang didapatkan yaitu pada
heterotropik. Jenis mikroalga tersebut perlakuan pemberian cahaya merah dan
dapat mengasimilasi cahaya matahari dan aerator dapat mempercepat fotosintesis
karbon organik sebagai sumber energinya pada mikroalga sehingga dapat
baik secara bersamaan maupun secara menurunakan tingkat CO2. Percobaan
bergantian. pengukuran kandungan CO2 awal dan akhir
Tujuan penelitian adalah untuk memiliki nilai yang berbeda dimana nilai
awal didapatkan hasil yaitu 78
mengurangi peningktan CO2 diudara
ppm nilai akhir sebanyak 52 ppm
dengan memanfaatkan mikroalga sebagai
pengujian dilakukan selama 10
bahan utama dalam proses penelitian.
menit dengan memberikan cahaya merah
METODE PRAKTIKUM didapatkan penurunan CO2 sebanyak 20
Praktikum ini dilaksanankan di ppm dalam waktu 10 menit. Nilai yang
Fakultas Pertanian, Universitas didapatkan setelah fotosintesis mikroalga
Hasanuddin, Makassar. Praktikum ini yaitu dapat menurunkan CO2 pada daerah
181
kedap udara yang telah dirancang. Hal ini
sesuai dengan pendapa Rahmania et al
(2011) yang menyatkan bahwa mikroalga
dapat menyerap CO2 di udara melalui
proses fotosintesis.
Penggunaan mikroalga dalam perlakuan
ini karena mikroalga lebih efekif dalam
penyerapan CO2 selain memanfaatkan
mikroalga dalam penyerapan CO2 juga
digunakan sebagai penghias taman dimana
dijadikan sebagai lampu taman. Sehingga
pemanfaatan mikroala dapat digunakan
secara efesien.
KESIMPULAN
Nilai kandungan CO2 setelah dan sesuda
diberi perlakuan pengaruh fotosintesis
`````````````````

182
DAFTAR PUSTAK
Benemann, J. 2003. Bio Fixation of CO2
and Greenhouse Gas Abatement
With Microalgae Technology
Readmap. Final Report Submitted
To The U.S. Department of
Energy. Energy Technology
Laboratory.

Elystia, S., Amelia, D. A, dan Murni, R.


S. 2020. Pengaruh Variasi Laju
Alir Gas CO2 Terhadap Penyisihan
dan Penyerapan CO2 oleh
Chlorella Sp. Menggunakan Flat-
Photobioreactor Pada Pome. Jurnal
Teknologi Pertanian Andalas. 24
(1): 44-53.

Gultom, S. O. 2018. Mikroalga Sebagai


Sumber Energi Terbarukan Masa
Depan. Jurnal Kelautan, 11(1): 96-
103.

Rahmania, A., Santoso, A. W dan


Joko P. S. 2011. Mikro Alga untuk
Penyerapan Emisi CO2 dan
Pengolahan Limbah Cair di Lokasi
Industri. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Kelautan Tropis, 3(2): 62-70.

Sahabuddin, S. 2011. Penambatan


Karbon Dioksida dan Pengaruh
Densitas Alga Air Tawar
(Chlorella Sp.) terhadap
Pengurangan Emisi Karbon
Dioksida. Skripsi. Program Studi
Kimia Fakultas Sains dan
Teknologi.Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah.
Jakarta.

183

Anda mungkin juga menyukai