Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH EFEK MEDAN MAGNET EKSTERNAL DAN KARBON

AKTIF TERHADAP PERFORMA PIROLISIS MIKROALGA Arthrospira


platensis UNTUK PRODUKSI SYNGAS

TESIS

OLEH
AHMAD YUSRIL AMINULLAH
220516801047

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S2 TEKNIK MESIN
OKTOBER 2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan bakar fosil berupa batu bara, gas alam, dan minyak bumi digunakan
sebagai sumber energi utama dunia sebesar 82% (Ritchie dkk,. 2020), ketersediaan
yang terbatas dan emisi gas karbon dioksida (CO 2) serta zat beracun akibat
pembakaran tidak sempurna berdampak buruk pada lingkungan (Purnami dkk.,
2020). Pemanfaatan bahan bakar fosil dianggap tidak layak untuk dilanjutkan
(Sofi’i dkk., 2020).
Hidrogen (H2) memiliki potensi sebagai sumber energi masa depan,
dimana produk reaksi elektrokimia berupa air (H 2O) (Fan, dkk., 2021), serta
memiliki higher heating value (HHV) sebesar 141,8 MJ/kg (Dawood dkk., 2020).
Namun mayoritas produksi H2 berasal dari gas alam melalui proses steam
methane reforming (SMR) yang menghasilkan gas CO2 (Oni dkk., 2022). Metode
lain yang sering digunakan adalah elektrolisis dimana memanfaatkan arus listrik
untuk memecah ikatan antara atom oksigen dan hidrogen pada air [REF]. Namun,
energi yang digunakan relatif lebih besar dibanding SMR yaitu tujuh kali lipat
untuk volume hydrogen yang sama [REF]. Sehingga diperlukan metode produksi
dari sumber yang bersih dan terbarukan (Leal Pérez dkk., 2021).
Biomassa merupakan sumber energi yang berlimpah serta tidak
memberikan dampak negatif pada lingkungan (Suprianto, Winarto, Wijayanti dan
I. N. G. Wardana, 2021). Konversi biomassa menjadi bahan bakar dapat dilakukan
menggunakan banyak metode diantaranya melalui pirolisis (Escalante dkk., 2022),
dimana produk pirolisis secara umum dibagi menjadi tiga yaitu padatan (char),
cairan (tar), dan gas. Produk gas pirolisis mayoritas terdiri dari metana (CH 4) dan
H2 (Suprianto, Winarto, Wijayanti dan I. N. G. Wardana, 2021) yang berasal dari
pemecahan komponen biomassa seperti selulosa, karbohidrat, atau protein [REF].
Mikroalga merupakan biomassa generasi ke-tiga dengan karakteristik
kepadatan energi tinggi (Godvin Sharmila dkk., 2021), tidak mengganggu
kebutuhan lahan dan pangan manusia (Faraji dan Saidi, 2021), serta mampu
berkembang biak dalam waktu yang relatif singkat (Malode dkk., 2021). Dalam 24
jam mikroalga dapat berlipat ganda [REF]. Arthrospira platensis (AP) adalah
salah satu jenis mikroalga yang memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan
mikroalga lainnya, yaitu mengandung lebih banyak lipid (>XX%) (Sukarni, 2020)
dibanding Chlorella vulgaris dan lebih sedikit mengandung abu (<XX%)
dibanding Nannochloropsis occulata (Binda dkk., 2020). Namun, pemanfaatan
mikroalga AP sebagai sumber gas H2 terkendala penyumbatan reaktor yang
disebabkan oleh akumulasi tar (Adnan dan Hossain, 2019) yang berasal dari
pemecahan protein dan lipid [REF]. Sehingga diperlukan katalis untuk
mempercepat proses degradasi tar (Fernandez dkk., 2021).
Karbon aktif berasal dari arang biomassa yang diaktivasi menggunakan
metode termokimia (Dwiyaniti dkk., 2020), sehingga terbentuk lubang atau
porositas yang berkontribusi terhadap luas permukaan sebesar 1025 m2/g
(Suprianto, Winarto, Wijayanti dan I. N. G. Wardana, 2021). Karbon aktif mampu
mempercepat degradasi tar pada pirolisis melalui gaya elektromagnetik
(Suprianto, Winarto, Wijayanti dan I. N. G. Wardana, 2021). Karbon aktif
memiliki beberapa keunggulan dibanding katalis logam yaitu memiliki stabilitas
termal dan kimia yang baik, murah, serta dapat digunakan kembali (Zhang dkk.,
2020). Namun, berdasarkan temuan Patel dkk., (2020) porositas karbon aktif dapat
tersumbat oleh deposit karbon akibat degradasi tar yang menyebabkan penurunan
aktifitas katalitik.
Zhao dkk., (2021) melaporkan bahwa medan magnet sebesar 80 mT dapat
mempengaruhi aktifitas katalis sehingga meningkatkan produksi gas H2 sebesar
19,78%. Medan magnet mempengaruhi kekuatan molekul biomassa melalui
polarisasi molekul, sehingga kekuatan ikatan antar molekul akan berkurang
[Suprianto, 2021]. Diharapkan penambahan medan magnet eksternal dapat
meningkatkan aktifitas katalitik karbon aktif [mencari apa yang membuat karbon
aktif menjadi reaktif] sehingga meningkatkan efisiensi konversi termal mikroalga
AP.

1.2 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut.
a. Menganalisis jumlah produksi gas hidrogen mikroalga Arthrospira platensis
menggunakan reaktor fixed-bed.
b. Menganalisis pengaruh medan magnet eksternal terhadap performa konversi
termal mikroalga Arthrospira platensis.
c. Menganalisis hubungan antara medan magnet dengan karbon aktif terhadap
performa konversi termal Arthrospira platensis. [harus memunculkan teori
yang bersangkutan di latar belakang]

1.3 Kegunaan Penelitian


Pelaksanaan penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi penulis,
dunia pendidikan, serta dunia industri khususnya bidang teknik mesin antara lain:
a. Bagi Peneliti
Menambah ilmu pengetahuan tentang sumber energi terbarukan berbahan dasar
mikroalga Arthrospira platensis.
b. Bagi Masyarakat
Menjadi acuan dalam pemanfaatan mikroalga Arthrospira platensis untuk
sumber energi masa depan serta menjadi upaya untuk mengurangi penggunaan
bahan bakar fosil.
c. Bagi Industri
Hasil penelitian dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan industri bahan
bakar gas. Sehingga dapat mengurangi jejak karbon dari produksi bahan bakar
gas.

1.4 Definisi Operasional


Definisi operasional bertujuan untuk memfokuskan pembahasan. Beberapa
definisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Pirolisis
Pirolisis merupakan dekomposisi termokimia menggunakan gas inert. Produk
pirolisis adalah padatan (char), cairan (liquid oil), dan gas.
b. Biomassa
Biomassa merupakan substansi yang berasal dari mikroalga dan dapat
digunakan sebagai sumber energi terbarukan.
c. Katalis
Katalis merupakan substansi yang berfungsi untuk menurunkan energi aktivasi
suatu reaksi. Karbon aktif dianggap memiliki efek katalitik karena memiliki
permukaan aktif yang luas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pirolisis
Pirolisis adalah reaksi kimia dimana reaktan dipanaskan menggunakan
atmosfir gas inert [REF]. Produk yang dihasilkan dibagi menjadi tiga yaitu gas,
cair, dan padat. Parameter pirolisis berpengaruh terhadap besaran nilai masing-
masing produk [Rumaihi, 2020]. Optimalisasi produk gas dapat dicapai
menggunakan laju pemanasan yang tinggi (10—200oC) [REF], menggunakan
temperatur kerja yang tinggi (400—800oC) [REF], meminamilisir residence time
[REF], serta menggunakan flowrate gas inert yang optimal [REF].

Gambar 2.x Skema Reaksi Pirolisis


Sumber: https://cdn.shopify.com/s/files/1/0145/8808/4272/files/A4192-006.pdf
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0016236117314862
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0016236120302970
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0304389420311791
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0304389421020641
https://pubs.acs.org/doi/10.1021/cen-09942-cover4
https://www.chemengonline.com/methane-pyrolysis-process-leverages-natural-
gas-for-co2-free-h2-generation/
https://chemistry-europe.onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/cssc.201700959

2.2 Arthrospira platensis


Mikroalga Arthrospira platensis berasal dari filum cyanobacteria yang
berperan dalam konversi karbon dioksida (CO2) menjadi oksigen (O2) melalui
fotosintesis (Kim, 2015). cyanobacteria terdiri atas sel tunggal per individu,
sehingga memiliki efisiensi fotosintesis yang lebih baik (XXX%) jika
dibandingkan tumbuhan biasa (XXX%) [REF]. Performa fotosintesis
berpengaruh kepada kandungan protein, karbohidrat, dan lipid [ragu] [REF].
Komponen Kandungan (%)
Analisis Komposisi
Lipid 27,17
Karbohidrat 7,2
Protein 65,64
Analisis Proximate
Kadar Air 11,83
Kandungan Abu 8,63
Zat Mudah Menguap 67,03
Karbon Tetap 12,51
Tabel 1. Kandungan Mikroalga Arthrospira platensis

Sumber: Sukarni (2020) & Jamilatun dkk. (2017)


Komponen Arthrospira platensis didominasi oleh protein dan karbohidrat.
Pirolisis dapat memecah substansi kompleks menjadi komponen sederhana.
Gambar 2.X menunjukkan mekanisme degradasi karbohidrat dan protein menjadi
levoglucosan, pyrrole, phenol, dan sebagainya. Semakin pendek rantai molekul
maka semakin rendah energi yang diperlukan untuk memulai suatu reaksi [REF].
Sehingga molekul sedernaha sering digunakan sebagai bahan bakar [REF].

Gambar 2.X Mekanisme Degradasi Termal Komponen Arthrospira platensis


Sumber: Chagas dkk. (2016)
Karbohidrat dan protein tersusun oleh beberapa gugus fungsi utama
diantaranya gugus hidroksil (–OH) dan amines (–NH) [Chagas, 2016]. Nitrogen
dan oksigen yang berikatan dengan hidrogen memiliki nilai elektronegatifitas
yang tinggi [REF]. Nilai elektronegatifitas berbanding lurus dengan nilai polaritas
suatu molekul [REF] sehingga karbohidrat dan protein tergolong molekul polar.
Tabel 1. menunjukkan hasil analisis ultimate Arthrospira platensis
mengandung hidrogen sebesar 7,11%. lebih tinggi jika dibandingkan biomassa
lainnya [REF]
Analisis Ultimate (wt,%)
Sampel Referensi
C H N O
Arthrospira platensis (AP) 51.81 7.11 3.95 32.90 [45]
Bambu (B) 54.49 6.15 0.19 37.1 [43]
Kotoran hewan (KH) 27.78 3.98 1.67 20.3 [43]
Pinewood (PW) 74.1 4.95 0.06 20.9 [43]
Walnut shell (WS) 55.3 0.89 0.47 1.6 [43]
Turkey litter (TL) 15.6 0.83 0.78 4.4 [43]
Timothy grass (TG) 67.5 2.3 1.9 28.2 [43]
Sugarcane bagasse (SB) 76.5 2.93 3.03 19.8 [43]
Rice husk (RH) 37.2 1.2 1.3 12.4 [43]
Pine wood sawdust (PWS) 49.33 6.06 0.04 44.57 [46]
Chlorella vulgaris (CVM) 48.16 7.06 9.61 - [44]
Chlorella vulgaris (air-dried basis) (CVM) 47.32 6.90 8.48 36.45 [39]
Nannochloropsis sp. (NOM) 45.34 6.78 6.41 - [44]
Nutshell (WS) 48.3 6.72 0.26 - [44]
Algal waste (dry-basis) (AW) 35.27 4.71 4.44 54.85 [39]
Rhizocolonium sp. (dry-basis) (RM) 38.10 5.90 4.2 51.8 [39]
Spirogyra sp (dry-basis) (SM) 39.26 6.11 6.65 47.41 [39]
Orujillo (O) 60.4 8.2 3.0 - [47]
Raw pine needle (RPN) 47.71 5.60 1.60 45.09 [48]
Water hyacinth (WH) 39.15 5.47 1.48 40.67 [49]
Wood pellets (WP) 46.07 4.97 0.12 40.77 [50]
Forest and fiber processing (FFP) 46.6 5.9 1.4 45.9 [52]
Coconut shell (CSH) 50.19 5.93 0.19 43.69 [53]
Cornstalk (CS) 79.86 5.56 0.16 14.42 [53]
Jatropha cake (JC) 42.48 5.49 10.67 41.36 [54]
Karanj cake (KP) 43.89 5.87 5.48 44.76 [54]
Gambar 2.X Spektrum Produksi Hidrogen
Sumber: Ajanovic dkk. (2022)

Gas hidrogen dapat dibedakan berdasarkan metode produksi yang dipilih.


Gambar 2.X menunjukkan besaran emisi CO2 dari masing-masing metode. Grey
hydrogen adalah metode paling kotor, sedangkan green hydrogen adalah metode
ideal karena tidak memiliki jejak karbon [REF]. Steam methane reforming (SMR)
adalah metode yang sering digunakan untuk produksi hydrogen (>XX%) [REF].
SMR tergolong grey hydrogen karena menggunakan gas alam sebagai bahan baku
yang berakibat pada peningkatan konsentrasi CO2 atmosfer [REF].
Produksi hidrogen melalui pirolisis biomassa dapat digolongkan kepada
green hydrogen dengan catatan menggunakan energi terbarukan sebagai sumber
kalor [REF]. Penggunaan biomassa sebagai feedstock termasuk kedalam bahan
bakar carbon-neutral, jika digabung dengan CCS (carbon capture sequestration)
maka digolongkan sebagai bahan bakar carbon-negative [REF]. Biomassa
memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai sumber hidrogen.

2.3 Karbon Aktif


Gambar 2.X Mekanisme Degradasi Termal Selulosa
Sumber: Zheng dkk. (2016)
Karbon aktif berasal dari arang organik dan/atau non-organik yang
diaktivasi menggunakan metode termal, fisika, atau kimia yang menyebabkan
terbentuknya pori-pori pada arang (Marsh, 2006). Karbon aktif tersusun atas
cincin aromatik yang memiliki tegangan permukaan (surface charges) dimana dap

Gambar 2.X Ilustrasi Interaksi Selulosa Terhadap Karbon Aktif


Sumber: Suprianto dkk. (2021)

Molekul karbohidrat memiliki sifat polar karena banyak mengandung


gugus –OH sehingga dapat dipengaruhi oleh medan listrik dan magnet [REF].
Molekul polar cederung meregang kepada salah satu kutub sehingga menurunkan
gaya intermolekuler [REF]. Peregangan molekul menyebabkan penurunan energi
aktivasi sehingga memudahkan degradasi ketika pirolisis [Suprianto, 2021].

Tipe analisis Nilai Metode


Luas permukaan 800—1500 m2/g Brunauer—Emmett—
Teller
Ukuran pori rata-rata 1—25 nm -
Sumber: Merck (2014)

2.4 Medan Magnet

Gambar 2.X Pengaruh Medan Magnet Terhadap Karbon Aktif


Sumber: Purnami dkk. (2020)

2.5
Adnan, M. A. dan Hossain, M. M. (2019) “Integrated drying and gasification of
wet microalgae biomass to produce H2 rich syngas – A thermodynamic approach
by considering in-situ energy supply,” International Journal of Hydrogen Energy,
44(21), hal. 10361–10373. doi: 10.1016/j.ijhydene.2019.02.165.
Ajanovic, A., Sayer, M. dan Haas, R. (2022) “The economics and the
environmental benignity of different colors of hydrogen,” International Journal
of Hydrogen Energy, 47(57), hal. 24136–24154. doi:
10.1016/j.ijhydene.2022.02.094.
Binda, G. dkk. (2020) “Comprehensive comparison of microalgae-derived biochar
from different feedstocks: A prospective study for future environmental
applications,” Algal Research, 52(June), hal. 102103. doi:
10.1016/j.algal.2020.102103.
Chagas, B. M. E. dkk. (2016) “Catalytic pyrolysis-GC/MS of Spirulina:
Evaluation of a highly proteinaceous biomass source for production of fuels and
chemicals,” Fuel, 179, hal. 124–134. doi: 10.1016/j.fuel.2016.03.076.
Dawood, F., Anda, M. dan Shafiullah, G. M. (2020) “Hydrogen production for
energy: An overview,” International Journal of Hydrogen Energy, 45(7), hal.
3847–3869. doi: 10.1016/j.ijhydene.2019.12.059.
Dwiyaniti, M. dkk. (2020) “Extremely high surface area of activated carbon
originated from sugarcane bagasse,” IOP Conference Series: Materials Science
and Engineering, 909(1). doi: 10.1088/1757-899X/909/1/012018.
Escalante, J. dkk. (2022) “Pyrolysis of lignocellulosic, algal, plastic, and other
biomass wastes for biofuel production and circular bioeconomy: A review of
thermogravimetric analysis (TGA) approach,” Renewable and Sustainable Energy
Reviews, 169(August), hal. 112914. doi: 10.1016/j.rser.2022.112914.
Fan, L., Tu, Z. dan Chan, S. H. (2021) “Recent development of hydrogen and fuel
cell technologies: A review,” Energy Reports, 7, hal. 8421–8446. doi:
10.1016/j.egyr.2021.08.003.
Faraji, M. dan Saidi, M. (2021) “Hydrogen-rich syngas production via integrated
configuration of pyrolysis and air gasification processes of various algal biomass:
Process simulation and evaluation using Aspen Plus software,” International
Journal of Hydrogen Energy, 46(36), hal. 18844–18856. doi:
10.1016/j.ijhydene.2021.03.047.
Fernandez, E. dkk. (2021) “In line upgrading of biomass fast pyrolysis products
using low-cost catalysts,” Fuel, 296(March), hal. 26–29. doi:
10.1016/j.fuel.2021.120682.
Godvin Sharmila, V. dkk. (2021) “Biofuel production from Macroalgae: present
scenario and future scope,” Bioengineered, 12(2), hal. 9216–9238. doi:
10.1080/21655979.2021.1996019.
Jamilatun, S. dkk. (2017) “Non-catalytic slow pyrolysis of spirulina platensis
residue for production of liquid biofuel,” International Journal of Renewable
Energy Research, 7(4), hal. 1901–1908.
Kim, S. (2015) Bioremediation of Heavy Metals by Microalgae [IN:] Handbook
of marine microalgae biotechnology advances. Kim S-K. [ed.], Elsevier.
Leal Pérez, B. J. dkk. (2021) “Methane pyrolysis in a molten gallium bubble
column reactor for sustainable hydrogen production: Proof of concept & techno-
economic assessment,” International Journal of Hydrogen Energy, 46(7), hal.
4917–4935. doi: 10.1016/j.ijhydene.2020.11.079.
Malode, S. J. dkk. (2021) “Recent advances and viability in biofuel production,”
Energy Conversion and Management: X, 10(December 2020). doi:
10.1016/j.ecmx.2020.100070.
Marsh, H. dan Rodríguez-Reinoso, F. (2006) Characterization of Activated
Carbon, Activated Carbon. doi: 10.1016/b978-008044463-5/50018-2.
Oni, A. O. dkk. (2022) “Comparative assessment of blue hydrogen from steam
methane reforming, autothermal reforming, and natural gas decomposition
technologies for natural gas-producing regions,” Energy Conversion and
Management, 254, hal. 115245. doi: 10.1016/j.enconman.2022.115245.
Patel, S. dkk. (2020) “Production of hydrogen by catalytic methane decomposition
using biochar and activated char produced from biosolids pyrolysis,”
International Journal of Hydrogen Energy, 45(55), hal. 29978–29992. doi:
10.1016/j.ijhydene.2020.08.036.
Purnami dkk. (2020) “Strengthening external magnetic fields with activated
carbon graphene for increasing hydrogen production in water electrolysis,”
International Journal of Hydrogen Energy, 45(38), hal. 19370–19380. doi:
10.1016/j.ijhydene.2020.05.148.
Ritchie, H., Roser, M. dan Rosado, P. (2020) “Energy,” Our World in Data.
Sofi’i, Y. K. dkk. (2020) “The role of activated carbon in boosting the activity of
clitoria ternatea powder photocatalyst for hydrogen production,” International
Journal of Hydrogen Energy, 45(43), hal. 22613–22628. doi:
10.1016/j.ijhydene.2020.05.103.
Sukarni, S. (2020) “Thermogravimetric analysis of the combustion of marine
microalgae Spirulina platensis and its blend with synthetic waste,” Heliyon, 6(9).
doi: 10.1016/j.heliyon.2020.e04902.
Suprianto, T., Winarto, Wijayanti, W. dan Wardana, I. (2021) “Effect of activated
carbon catalyst on the cracking of biomass molecules into light hydrocarbons in
biomass pyrolysis,” IOP Conference Series: Materials Science and Engineering,
1034(1), hal. 012079. doi: 10.1088/1757-899x/1034/1/012079.
Suprianto, T., Winarto, Wijayanti, W. dan Wardana, I. N. G. (2021) “Synergistic
effect of curcumin and activated carbon catalyst enhancing hydrogen production
from biomass pyrolysis,” International Journal of Hydrogen Energy, 46(10), hal.
7147–7164. doi: 10.1016/j.ijhydene.2020.11.211.
Zhang, D. dkk. (2020) “Catalytic pyrolysis of wood-plastic composite waste over
activated carbon catalyst for aromatics production: Effect of preparation process
of activated carbon,” Energy, 212, hal. 118983. doi:
10.1016/j.energy.2020.118983.
Zhao, B. dkk. (2021) “Study on hydrogen-rich gas production by biomass catalytic
pyrolysis assisted with magnetic field,” Journal of Analytical and Applied
Pyrolysis, 157(April), hal. 105227. doi: 10.1016/j.jaap.2021.105227.
Zheng, M. dkk. (2016) “Initial reaction mechanisms of cellulose pyrolysis
revealed by ReaxFF molecular dynamics,” Fuel, 177, hal. 130–141. doi:
10.1016/j.fuel.2016.03.008.

Anda mungkin juga menyukai