Anda di halaman 1dari 7

Teknika 15 (01): 5 – 11

JURNAL TEKNIKA
ISSN: 0854-3143
e-ISSN: 2622-3481
Journal homepage: http://jurnal.polsri.ac.id/index.php/teknika
Journal Email: teknika@polsri.ac.id

Pengolahan Limbah Cair Minyak Bumi Secara


Adsorpsi Menggunakan Karbon Aktif Kulit Singkong
Marhaini, Sri Martini*, Khairil Iksani
Program Pascasarjana Jurusan Teknik Kimia, Universitas Muhammadiyah Palembang
marhainiump@yahoo.co.id, srimartini79@gmail.com*, khairil.iksani.84@gmail.com

Abstrak
Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber energi utama yang digunakan
dalam berbagai aktifitas industri, transportasi dan kegiatan rumah tangga. Hal tersebut
menyebabkan terjadinya peningkatan produksi dan konsumsi bahan bakar dari minyak bumi
yang berdampak langsung pada peningkatan volume limbah cair minyak bumi. Dengan
demikian, dibutuhkan teknologi pengolahan limbah cair yang efektif dan efisien serta ramah
terhadap lingkungan. Dalam penelitian ini, limbah kulit singkong dimanfaatkan sebagai bahan
baku pembuatan karbon aktif, yang akan dipergunakan sebagai adsorben untuk menurunkan
konsentrasi minyak, BOD5, COD, sulfida dan amonia dalam limbah cair dengan
mempertimbangkan waktu kontak sebagai variabel tetap. Data ekperimen menunjukan bahwa
karbon aktif dari kulit singkong dapat meningkatkan kualitas limbah cair minyak bumi, di mana
waktu kontak antara adsorben dan sampel limbah cair berpengaruh pada penurunan
konsentrasi polutan hingga mencapai efisiensi penurunan sebesar 36.95, 10, 7.93, 37.5, dan
30.8 % untuk minyak lemak, BOD 5, COD, sulfide, dan amoniak dengan waktu kontak selama
30 jam.

Kata kunci—kulit singkong (Manihot esculenta), karbon aktif, limbah cair minyak bumi, COD,
amoniak
Abstract
Oil and gas are parts of the main energy sources used in various industry,
transportation, and household activities. This condition has caused the increasing numbers of
petroleum oil production and consumption leading to the increasing amount of petroleum
refinery wastewater directly and indirectly. Therefore, the effective and efficienct wastewater
treatment technologies are needed. In this work, cassava peel waste was valorized as the source
of activated carbon to decrease the concentration of some parameters such as oil grease, BOD 5,
dan COD in raw petroleum wastewater by analyzing the influence of contact time on the
removal profile of those parameters. Based on the experimental work, activated carbon derived
from cassava peel has a reliable ability to increase petroleum wastewater quality to some extent
by reaching removal efficiency of oil grease, BOD 5, COD, sulfide, dan ammonia content by
36.95, 10, 7.93, 37.5, and 30.8 %, respectively in 30 h of contact time.
Keywords—cassava peel (Manihot esculenta), activated carbon, petroleum wastewater, COD,
ammonia.
6

1. PENDAHULUAN menunjukan bahwa adsorben yang terbuat


dari bahan organik seperti kulit pohon,
Minyak dan gas bumi merupakan cangkang kelapa sawit, kulit pisang, kulit
sumber energi yang menjadi pilihan utama buah durian, kulit dan biji buah mangga
pada berbagai kegiatan di sektor industri, menunjukan efisiensi dan efektifitas yang
transportasi dan rumah tangga. Dengan kompetitif terhadap karbon aktif komersil
demikian, kita selalu dihadapkan pada [7-9].
dilema antara peningkatan produksi bahan Secara umum, proses adsorpsi pada
bakar fosil dengan pengendalian limbah adsorben termasuk pada arang aktif terjadi
industri dan pelestarian sumber daya alam. melalui beberapa tahapan dasar, yaitu di
Tidak dapat dipungkiri bahwa mulai dari proses peyerapan partikel
perkembangan industri minyak dan gas polutan pada arang bagian luar, kemudian
merupakan salah satu sumber pencemaran menuju pori-pori arang, dan akhirnya
lingkungan. Pada setiap aktivitas terserap pada dinding bagian dalam arang
perminyakan mulai dari eksplorasi hingga sehingga kadar minyak dan lemak yang
pengilangan minyak, dapat menghasilkan terkandung dalam limbah minyak bumi
limbah cair termasuk limbah berupa lumpur tersebut dapat diturunkan [10, 11].
minyak bumi (oil sludge) yang
mengandung unsur-unsur logam berat Pada penelitian ini, penulis
berbahaya [1]. memanfaatkan limbah kulit singkong
sebagai bahan baku pembuatan karbon
Saat ini terdapat berbagai teknologi aktif. Hal ini didasari beberapa alasan
untuk mengolah limbah cair industri, bahwa singkong merupakan salah satu
termasuk limbah cair minyak bumi seperti bahan pangan yang khas di Indonesia dan
pemanfaatan filtrasi membran, oksidasi memiliki nilai produksi serta konsumsi
tingkat tinggi, koagulasi, ozon, kolam yang relatif tinggi. Hal tersebut menunjang
lumpur aktif dengan bantuan bakteri, dan aspek ketersediaan bahan baku material
proses adsorpsi [2-5]. Meskipun demikian, adsorben yang ekonomis, ramah
pengolahan limbah cair minyak bumi secara lingkungan dan berkelanjutan. Selain itu,
adsorpsi masih menjadi salah satu pilihan beberapa penelitian sebelumnya telah
yang praktis dan efektif, yang dapat melaporkan bahwa adsorben yang terbuat
dilakukan dalam skala kecil maupun besar. dari kulit singkong dapat menurunkan
Air limbah yang terkontaminasi tersebut konsentrasi beberapa polutan termasuk
dikontakkan dengan adsorben, umumnya senyawa organik dan non-organik seperti
berupa karbon aktif, yang bertindak sebagai logam berat [12-14].
penyaring dan penyerap berbagai polutan
seperti senyawa patogen, padatan terlarut,
pewarna sintetis, dan logam berat [6]. 2. METODE PENELITIAN
Penggunaan adsorben karbon aktif dalam
bentuk yang telah digranulasi (granulated 2.1 Alat dan Bahan
activated carbon) atau bentuk karbon aktif Alat yang digunakan dalam penelitian
blok terkompresi dan arang aktif bentuk ini yaitu Oven merk Carbolite PN60,
serbuk dapat dilakukan untuk desikator, pengaduk magnetik, neraca
meningkatkan luas area permukaan karbon analitik, pH meter Portable Eutech, alat-
yang berfungsi sebagai sisi aktif yang alat gelas merk Pyrex, botol semprot,
menangkap partikel polutan. Saat ini, Stopwatch, furnace Carbolite AAF 11/7,
pemanfaatan adsorben dengan bahan dasar dan Spektrofotometer UV VIS merk Varian
yang bersifat ramah terhadap lingkungan UV0909MIII.
makin meningkat karena tingkat Bahan kimia utama yang digunakan
ketersediaan yang stabil, ekonomis, serta dalam penelitian ini yaitu HCl, NaOH,
memiliki efisiensi yang tinggi. Literatur H2SO4, aquades (H2O). Sampel limbah cair

Teknika Vol. 15, No. 01, Juni 2021: 5 –


7

minyak bumi yang diperoleh dari PT. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pertamina EP Asset 1 cabang Pendopo,
Kabupaten Pali Provinsi Sumatera Selatan. 3.1 Karakterisasi Limbah
Kulit singkong sebagai karbon aktif Setelah proses pengambilan dari
PT. Pertamina Pendopo, Kabupaten Pali
2.2 Prosedur Penelitian Provinsi Sumatera Selatan, sample limbah
cair minyak bumi dikarakterisasi agar dapat
2.2.1 Pengambilan Sampel diketahui nilai beberapa parameter awal
Pengambilan sampel air limbah dari limbah tersebut. Hasil analisa
minyak bumi dilakukan di lokasi PT. ditunjukan pada tabel 1.
Pertamina EP Asset 1 cabang Pendopo di
Kabupaten PALI, Propinsi Sumatera Tabel 1. Karakterisasi limbah cair minyak
Selatan. Setelah tiba di lokasi laboratorium, bumi yang digunakan dalam penelitian ini.
tahap karakterisasi sampel limbah cair Parameter Konsentrasi Metode
langsung dilakukan. Hal ini bertujuan untuk pengukuran
menguji kualitas air limbah antara lain BOD 5 29500 SNI 06-2503-
seperti BOD5, COD, minyak & lemak, 1991
COD 74102 SNI 06-6989 : 2-2004
fenol total, temperatur dan pH. Setelah itu, atau SNI 06-6989 :
sampel limbah cair disimpan di dalam 15-2004 atau APHA
5220
lemari pendingin (refrigerator) SNI 06-6989 : 10-
Minyak & 368
laboratorium untuk menghindari kerusakan Lemak 2004
limbah akibat proses biologis dan kimiawi. Sulfida 0.72 SNI 06-2470-1991
Terlarut atau APHA 4500-S2-
2.2.2 Proses pembuatan karbon aktif Amonia 379 SNI 06-6989 : 30-
Kulit singkong terlebih dahulu 2005 atau APHA
4500-NH3
dikupas, lalu dicuci bersih, kemudian Fenol 0.8 SNI 06-6989 : 21-
dipotong kecil memanjang. Kulit singkong 2005
Temperatur 27.6 SNI 06-6989 : 23-
yang telah dipotong memanjang dijemur 2005
dibawah sinar matahari sampai kering. pH 6.03 SNI 06-6989 : 11-
Kulit singkong kering dipatah kecil-kecil, 2004
ditempatkan dalam beberapa cawan
porselin dan ditutup dengan aluminium foil. Kemudian, setelah dilakukan
Kulit singkong kemudian karakterisasi awal pada limbah cair minyak
dimasukkan dalam furnace pada suhu 500 bumi yang diperoleh, maka tahap
o
C selama 1 jam. Arang yang terbentuk selanjutnya adalah proses adsorpsi dengan
dikeluarkan dari tungku pembakaran atau menggunakan adsorben yang terbuat dari
furnace dan didinginkan dalam deksikator. kulit singkong yang telah diaktifkan
Arang yang diperoleh digerus kemudian melalui proses karbonisasi, sebagaimana
diayak dengan ukuran lolos 100 mesh. yang diilustrasikan pada gambar 1 - 3.
Arang dengan ukuran 100 mesh tersebut
dimasukkan kedalam labu erlenmeyer 1000
ml dan ditambahkan H2SO4 0,1 N sampai
arang terendam, kemudian didiamkan
selama 24 jam. Arang kemudian
dinetralkan dengan larutan aquades dan
HCl hingga air hasil pencucian memiliki
pH 7. Arang aktif kemudian dikeringkan
kembali di dalam oven dengan suhu 110 oC.

Gambar 1. Proses pengeringan kulit


singkong

Pengolahan Limbah Cair Minyak Bumi …, Marhaini,


8

lurus dengan penurunan konsentrasi BOD 5.


Meskipun nilai persentase penurunannya
relatif kecil, namun karena nilai BOD 5 awal
dari limbah cair ini sangat tinggi, maka
dapat disimpulkan bahwa penurunan
sebesar 10% atau sekitar 3127 mg/L selama
30 jam masih tergolong efektif dan efisien.

Gambar 2. Proses karbonisasi.

.
Gambar 4. Pengaruh waktu penyerapan
karbon aktif terhadap penurunan
konsentrasi BOD5.

Gambar 3. Proses pemisahan karbon aktif


dari kulit singkong dari limbah cair 3.2 Pengaruh Waktu Penyerapan
minyak bumi Karbon Aktif Terhadap Penurunan Kadar
COD
3.1 Pengaruh Waktu Penyerapan Karbon
Aktif Terhadap Penurunan Kadar BOD5 Gambar 5 menunjukkan pengaruh
pada Limbah Minyak Bumi. waktu penyerapan karbon aktif terhadap
konsentrasi COD pada limbah minyak
Gambar 4 menunjukkan pengaruh bumi, dimana dapat dilihat bahwa pada
waktu kontak karbon aktif terhadap setiap penambahan waktu penyerapan,
penurunan kadar BOD5 pada limbah cair maka turut terjadi penurunan kadar COD.
minyak bumi. Berdasarkan gambar Berdasarkan gambar 5, kadar COD sebelum
tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada dilakukan penyerapan adalah 74102 mg/L,
setiap penambahan waktu penyerapan, setelah proses adsorpsi selama 22 jam,
terjadi penurunan kadar BOD5. konsentrasinya menjadi 71264 mg/L. Pada
Konsentrasi BOD5 sebelum dilakukan waktu 24 jam, kembali menurun menjadi
adsorpsi adalah 29500 mg/L, setelah 70356 mg/L, dan setelah 26 jam nilainya
dilakukan adsorpsi selama 22 jam, nilainya berkisar 70122 mg/L. Akhirnya, setelah 30
berubah menjadi 27420 mg/L, lalu pada jam waktu kontak, konsentrasi COD turun
waktu 24 jam kembali berubah menjadi menjadi 68224 mg/L. Hal ini menunjukan
27068 mg/L. Setelah 26 jam, nilainya bahwa karbon aktif dapat mengurangi kadar
kembali turun menjadi 26850 mg/L, dan COD yang ada didalam limbah minyak
setelah 30 jam, nilainya menjadi 26328 bumi. Dengan demikian, diasumsikan
mg/L atau mengalami penurunan sebesar karbon aktif dari kulit singkong ini
10%. Hal ini menunjukan bahwa semakin memiliki daya serap dan luas permukaan
lama waktu kontak, maka akan berbanding yang cukup baik [15].

Teknika Vol. 15, No. 01, Juni 2021: 5 –


9

Dengan demikian, arang aktif yang


terbuat kulit ubi kayu ini mampu
menurunkan kadar minyak dan lemak pada
limbah minyak bumi. Dibanding parameter
lain, persentase penurunan minyak lemak
tergolong tinggi, hal ini dikarenakan nilai
awal konsentrasi minyak lemak sampel
limbah sebelum proses adsorpsi hanya
sebesar 368 mg/L.

3.4 Pengaruh Waktu Kontak Terhadap


Penurunan Kadar Sulfida Terlarut.

Gambar 7 menunjukkan pengaruh


Gambar 5. Pengaruh waktu kontak terhadap waktu kontak antara adsorben arang aktif
penurunan konsentrasi COD. dan adsorbat sulfida terlarut pada limbah
minyak bumi. Berdasarkan gambar
3.3 Pengaruh Waktu Kontak Terhadap tersebut, dapat dilihat bahwa pada setiap
Penurunan Kadar Minyak dan Lemak penambahan waktu kontak terjadi
penurunan kadar polutan. Dari konsentrasi
Gambar 6 menunjukkan pengaruh sulfida awal yaitu 0.72 mg/L, menurun
waktu kontak terhadap konsentrasi menjadi 0.68 mg/L pada 22 jam pertama.
minyak pada limbah. Pada grafik tersebut Setelah 24 jam, nilainya menjadi 0.64 mg/L
terlihat bahwa kadar polutan sebelum atau menurun sekitar 11.11%. Selanjutnya
dilakukan penyerapan adalah 368 mg/L, pada waktu 26 jam menurun kembali
setelah proses adsorpsi, maka terjadi menjadi 0.52 mg/L, hingga waktu 30 jam
penurunan nilai polutan menjadi 318 mg/L nilai konsentrasi sulfida dalam sampel
atau menurun sebesar 13.59 % pada 22 jam limbah menjadi sebesar 0.45 mg/L atau
pertama. Selanjutnya setelah 24 jam mengalami penurunan sebesar 37.50 %.
menjadi 294 mg/L, dan akhirnya pada
waktu 30 jam, konsentrasi minyak lemak
menjadi 232 mg/L atau menurun sebesar
36.96 %.

Gambar 7. Pengaruh waktu kontak terhadap


penurunan konsentrasi sulfida terlarut.

Meskipun menunjukan penurunan


yang terus menerus seiring penambahan
waktu kontak, kemampuan adsorben dalam
Gambar 6. Pengaruh waktu kontak terhadap menyerap H2S akan semakin berkurang.
penurunan konsentrasi minyak dan lemak. Hal ini dikarenakan adsorben mencapai
titik jenuh. Adsorben dikatakan sudah jenuh
jika gas H2S yang melewati kolom adsorber
tidak bisa teradsorpsi lagi karena pori-pori

Pengolahan Limbah Cair Minyak Bumi …, Marhaini,


10

pada permukaan adsorben sudah tertutupi 4. KESIMPULAN


oleh partikel H2S yang terserap [16].
Asumsi teoritis yang sama berlaku untuk 1. Dalam penelitian ini, limbah kulit
penurunan nilai polutan – polutan lainnya singkong digunakan sebagai bahan
yang terkandung dalam limbah cair. baku pembuatan karbon aktif. Karbon
aktif tersebut diaktifasi secara termal,
lalu dimanfaatkan sebagai adsorben
3.5 Pengaruh Waktu Kontak Terhadap untuk mengolah limbah cair minyak
Penurunan Konsentrasi Amonia bumi secara adsorpsi.
2. Dari hasil penelitian, dapat
Gambar 8 menunjukkan pengaruh disimpulkan bahwa adsorben
waktu kontak terhadap penurunan teraktifasi dapat menurunkan
konsentrasi amonia pada limbah cair konsentrasi minyak, BOD5, COD,
minyak bumi. Pada grafik tersebut sulfida dan amoniak dalam limbah
ditunjukan bahwa kadar amoniak sebelum cair. Peningkatan kualitas limbah cair
dilakukan penyerapan adalah 379 mg/L, minyak bumi ini terkait dengan
dan setelah 22 jam, nilainya menjadi 325 variabel waktu kontak yang memadai
mg/L. Pada saat mencapai waktu 24 jam, ia antara adsorben dan sampel limbah
kembali turun menjadi 304 mg/L atau cair. Dengan demikian, lamanya waktu
menurun sebesar 19,79%. Setelah 26 jam, kontak berpengaruh pada penurunan
nilainya berubah menjadi 285 mg/L, dan konsentrasi polutan hingga mencapai
akhirnya menjadi 265 mg/L atau memiliki efisiensi penurunan sebesar 36.95, 10,
nilai efisiensi penurunan ammonia sebesar 7.93, 37.5, dan 30.8 % untuk minyak
30,08 % setelah 30 jam. lemak, BOD5, dan COD, sulfida dan
amoniak secara berturut – turut dengan
waktu kontak 30 jam.

5. SARAN

Untuk penelitian lebih lanjut,


disarankan menambah variabel tetap seperti
dosis adsorben, pH, dan temperatur dalam
proses adsorpsi. Selain itu, dapat dilakukan
penambahan proses aktifasi lainnya pada
adsorben mentah yang akan dijadikan
karbon aktif.

Gambar 8. Pengaruh waktu kontak


terhadap penurunan konsentrasi ammonia. UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan demikian, kadar amoniak Penulis mengucapkan terima kasih


dalam limbah minyak bumi dapat kepada Tim Redaksi Jurnal Teknika
diturunkan dengan melakukan variasi lama Politeknik Negeri Sriwijaya yang telah
waktu kontak dengan karbon aktif, memberi kesempatan sehingga artikel
meskipun hal ini dipengaruhi oleh beberapa ilmiah ini dapat diterbitkan.
faktor lainnya termasuk kondisi operasi
yang ditetapkan dan karakteristik limbah
yang digunakan [17]. DAFTAR PUSTAKA

[1] S.L. Burks, Review of pollutants in


petroleum refinery wastewaters and effect
upon aquatic organisms, Environment
International, 7 (1982) 271-283.

Teknika Vol. 15, No. 01, Juni 2021: 5 –


1

[2] S. Martini, H.M. Ang, Hybrid [13] L.N. Latifah, Adsorpsi Ion Logam
TiO2/UV/PVDF ultrafiltration membrane Ca2+ dengan arang aktif dari limbah kulit
for raw canola oil wastewater treatment, singkong, in, UIN Sunan Gunung Djati
Desalination and water treatment, 148 Bandung, 2015.
(2019) 51-59. [14] K.E. Hutapea, Penyisihan Kadar
[3] S. Martini, H.M. Ang, H. Znad, Logam Fe dan Mn dari Air Sumur dengan
Integrated ultrafiltration membrane unit for Menggunakan Kulit Singkong Sebagai
efficient petroleum refinery effluent Adsorben, (2018).
treatment, Clean Soil Air Water, 45 (2017) [15] R.C. Bansal, M. Goyal, Activated
1-9. carbon adsorption, CRC press, 2005.
[4] S. Martini, H.T. Znad, H.M. Ang, [16] A. Alwathan, M. Mustafa, R. Thahir,
Photo-assisted fenton process for the Pengurangan kadar H2S dari biogas
treatment of canola oil effluent, Chemeca limbah cair rumah sakit dengan metode
2014: Processing excellence; Powering our adsorpsi, Konversi, 2 (2013) 1-6.
future, (2014) 1519. [17] I. Irmanto, S. Suyata, Penurunan
[5] S. Afroze, T.K. Sen, M. Ang, H. kadar amonia, nitrit, dan nitrat limbah cair
Nishioka, Adsorption of methylene blue dye industri tahu menggunakan arang aktif dari
from aqueous solution by novel biomass ampas kopi, Molekul, 4 (2009) 105-114.
Eucalyptus sheathiana bark: equilibrium,
kinetics, thermodynamics and mechanism,
Desalination and Water Treatment, (2015)
1-21.
[6] N.P. Cheremisinoff, Handbook of water
and wastewater treatment technologies,
Butterworth-Heinemann, 2001.
[7] L. Maulinda, Z. Nasrul, D.N. Sari,
Pemanfaatan Kulit Singkong sebagai
Bahan Baku Karbon Aktif, Jurnal Teknologi
Kimia Unimal, 4 (2017) 11-19.
[8] S. Martini, S. Afroze, K.A. Roni,
Modified eucalyptus bark as a sorbent for
simultaneous removal of COD, oil, and Cr
(III) from industrial wastewater,
Alexandria Engineering Journal, 59 (2020)
1637-1648.
[9] R. Wahi, L.A. Chuah, T.S.Y. Choong,
Z. Ngaini, M.M. Nourouzi, Oil removal
from aqueous state by natural fibrous
sorbent: an overview, Separation and
Purification Technology, 113 (2013) 51-63.
[10] S. Martini, Development of an
Efficient Integrated System for Industrial
Oily Wastewater Treatment, in, Curtin
University, 2016.
[11] R.-L. Tseng, F.-C. Wu, R.-S. Juang,
Liquid-phase adsorption of dyes and
phenols using pinewood-based activated
carbons, Carbon, 41 (2003) 487-495.
[12] H. Wijaya, Pembuatan dan
karakterisasi karbon aktif dari limbah kulit
singkong (Manihot utilissima) denga
aktifator ZnCl2 dan NaCl untuk
mengadsorpsi senyawa fenantrena, (2018).

Pengolahan Limbah Cair Minyak Bumi …, Marhaini,

Anda mungkin juga menyukai