I. PENDAHULUAN
Industri plastik pada umumnya dipahami sebagai kelompok industri akhir
dari industri petrokimia yang memanfaatkan gas bumi dan produk-produk minyak
bumi seperti nafta, kondensat, dan lain-lain sebagai bahan baku utamanya melalui
proses teknologi kimia untuk menghasilkan produk-produk berbasis plastik dari
Industri petrokimia. Perkembangan yang terjadi di dunia pada saat ini, terkait
dengan makin tingginya harga minyak dan gas bumi dunia dan langkanya bahan
baku untuk industri petrokimia, memungkinkan pemanfaatan bahan baku lain yang
bukan merupakan produk-produk langsung dari industri minyak dan gas bumi. Hal
ini makin ditunjang dengan perkembangan teknologi proses yang diaplikasikan di
industri petrokimia yang memungkinkan memanfaatkan bahan baku lain yang
bukan merupakan turunan minyak dan gas bumi.
Sumber-sumber bahan baku industri petrokimia yang bukan merupakan
turunan minyak dan gas bumi pada dasarnya dapat dihasilkan dari sumber bahan
baku batubara, gas-gas dari lapangan marginal, coal bed methane, bahan baku
renewable (berbasis biomass), serta bahan baku yang berasal dari hasil daur
ulang limbah plastic. Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang no 18 tahun
2008 tentang pengelolaan sampah untuk mengurangi dampak terhadap
lingkungan. Dengan Undang-Undang tersebut maka semua jenis sampah harus
diolah sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Metode yang
dipergunakan dalam pengelolaan sampah tersebut adalah reuse, recycle dan
reduce yang dikenal dengan sistem 3R. Sistem pengelolaan sampah 3R akan
1
dapat mengurangi dampak sampah terhadap lingkungan termasuk sampah plastik
yang dihasilkan dari kegiatan sehari-sehari.
Saat ini, definisi istilah Industri Petrokimia diperluas mencakup kelompok industri
kimia yang bertumpu tidak hanya pada minyak dan gas bumi, tetapi juga diperkaya
dengan batu bara, gas alam yang berasal dari lapangan marjinal dan CBM, serta
biomassa yang berasal dari hasil pertanian, perkebunan, atau hasil hutan sebagai
bahan baku untuk menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai tambah lebih
tinggi dari pada bahan bakunya. Secara garis besar, industri petrokimia dapat
digolongkan sebagai berikut:
a. Secara horisontal
2
II. BAHAN BAKU INDUSTRI PLASTIK
Cadangan total Minyak Bumi Indonesia pada tahun 2004 adalah sebesar 8,6
milyar barel (billion barrels oil, BBO) yang terdiri atas cadangan terbukti sebesar
4,3 BBO dan cadangan potensial sebesar 4,3 BBO. Besarnya cadangan ini tidak
banyak mengalami perubahan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2004,
produksi minyak bumi Indonesia mencapai 401 juta barel yang dialokasikan untuk
input kilang minyak sebesar 375 juta barel dan ekspor sebesar 149 juta barel.
Dengan tingkat kemampuan lapangan-lapangan minyak yang ada pada saat ini
yang cenderung menurun dan kapasitas kilang di dalam negeri yang tidak berubah
karena tidak ada penambahan kilang baru maka pemenuhan permintaan BBM di
dalam negeri yang makin tinggi di masa yang akan datang dilakukan dengan
mengimpor BBM dari negara lain sebagai minyak mentah (crude oil) maupun BBM.
Hampir setiap orang di muka bumi akan berhubungan dengan plastik yang
dapat mempermudah serta memberikan gaya hidup tersendiri. Material plastik
telah berkembang pesat dan sekarang mempunyai peranan yang sangat penting
dibidang elektronika, pertanian, tekstil, transportasi, furniture, konstruksi, kemasan
kosmetik, mainan anak – anak dan produk – produk industri lainnya. Dengan
banyaknya kegunaan tersebut maka plastik menjadi barang yang sangat
dibutuhkan terutama bagi masyarakat perkotaan yang ingin sesuatu menjadi lebih
mudah, cepat dan tersedia. Perkembangan penggunaan plastik juga semakin
3
meluas karena plastik merupakan material yang ringan, murah serta kuat. Sifat
plastic yang tahan korosi, low konduktivitas sebagai isolator, mudah dibentuk serta
penggunaan yang luas karena mudah diwarnai serta jernih sehingga produk-
produk yang dihasilkan dari bahan plastic memiliki keindahan bentuk dan warna.
Kekuatan plastic juga semakin meningkat dengan membuat plastic sebagai
komposit dengan kekuatan seperti logam tetapi bahannya ringan.
Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar
biasa. Kata plastik didapatkan dari kata yunani Plasticos yang mempunyai arti
dapat dibentuk dengan menggunakan panas. Pengertian tersebut merupakan
dasar dari plastik bahwa panas yang diberikan pada material plastic akan
memberikan bentuk sesuai dengan cetakan. Polimer adalah suatu bahan yang
terdiri dari unit molekul yang disebut monomer. Jika monomernya sejenis disebut
homopolimer, dan jika monomernya berbeda akan menghasilkan kopolimer.
Polimer alam yang telah kita kenal antara lain : selulosa, protein, karet alam dan
sejenisnya. Pada mulanya manusia menggunakan polimer alam hanya untuk
membuat perkakas dan senjata, tetapi keadaan ini hanya bertahan hingga akhir
abad 19 dan selanjutnya manusia mulai memodifikasi polimer menjadi plastik.
Plastik yang pertama kali dibuat secara komersial adalah nitroselulosa.
4
3. Plastik sintetik yang dihasilkan dari pemrosesan material carbon yang ada
di minyak bumi, batubara atau gas alam dengan mengubah struktur molekul
menjadi polimer. Produk-produk plastic yang ada saat ini dibuat dari plastic
polimer yang dihasilkan dari pengolah minyak bumi.
Berdasarkan reaksi dengan panas maka Plastik dapat dibagi dalam 2 kelompok,
yaitu:
IV. Thermoplastics.
Plastik jenis ini dapat dilunakan dan dibentuk menggunakan panas dan ketika
didinginkan akan membentuk sesuatu dengan cetakan. Bahan yang sudah jadi
tersebut bila dipanaskan kembali akan menjadi lunak dan dapat dicetak dalam
bentuk yang lain dan sering disebut plastic yang tidak tahan terhadap panas
Polietilena (PE) = Botol plastik, mainan, bahan cetakan, ember, drum, pipa
saluran, isolasi kawat dan kabel, kantong plastik dan jas hujan
5
DAFTAR PUSTAKA
Miltz, J., 1992. Food Packaging. In: Handbook of Food Engineering, D.R.Heldman
and D.B.Lund (Ed). Marcel Dekker, Inc. New York.