Abstrak
Polimer merupakan molekul besar yang terbentuk dari unit-unit berulang sederhana. Nama ini diturunkan
dari bahasa Yunani Poly, yang berarti “banyak” dan mer, yang berarti “bagian” . Polimer juga diartikan
sebagai molekul besar yang dibangun oleh pengulangan unit kimia kecil dan sederhana.
Tujuan Percobaan ini adalah mampu mengklasifikasi jenis-jenis polimer tekstil berdasarkan hasil uji dan
untuk menganalisis perubahan sampel polimer tekstil berdasarkan uji nyala dan uji kimia.
Prosedur Percobaan pada praktikum ini adalah langkah pertama praktikum didahulukan dengan uji nyala
dengan menggunakan gunting tang untuk menahan kain di atas api selama 2 detik, amati bau kain yang
terbakar serta karaktersitik residu setelah uji nyala. Kemudian, sampel kain yang telah ditentukan diperlakukan
dengan uji uji lainnya, seperti uji nitrogen, uji sulfur, uji selulosa, ujiprotein, uji asam formiat, dan uji aseton.
Hasil pengamatan yang didapatkan adalah pada uji nyala dapat diketahui perbedaan dan karakteristik tiap
sampel kain melalui jenis pembakaran, bau pembakaran, dan juga residu yang dihasilkan. Didapatkan hasil
bahwa jenis tekstil bisa dibedakan. Jenis tekstil yang dimaksud adalah tekstil sintetis dan alami. Jenis
pembakaran dan aroma yang dihasilkan sangat menggambarkan jelas dan sesuai dengan literatur yang ada
bahwa tekstil alami mengalami jenis pembakaran dengan api cepat melahap sementara tekstil buatan
mengalami jenis pembakaran meleleh. Aroma yang dihasilkan saat proses pembakaran pun berbeda, hasil yang
didapatkan juga sesuai dengan literatur di mana tekstil alami beraroma sangat menyengat seperti daun yang
terbakar, sementara tekstil sintetis beraroma seperti plastik.
Pada Uji kimia, untuk uji nitrogen, diketahui jenis kain sampel yang memiliki kandungan nitrogen adalah
polyester, katun, spunbound, asetat, nylon, semi wol, dan kain mix, hal tersebut sesuai dengan literatur karena
kain tersebut memiliki ikatan rantai nitrogen. Sementara untuk Uji sulfur, semua jenis sampel kain memiliki
unsur sulfur di dalamnya. Kemudian uji selulosa, jenis kain sampel yang mengandung selulosa adalah kain
asetat yang berubah menjadi coklat setelah penambahan iodin, hal tersebut sesuai dengan literatur bahwa kain
asetat mengandung selulosa. Lalu, uji protein, jenis kain sampel yang memiliki kandungan protein adalah kain
asetat, kain katun, dan kain semi wol, hal tersebut sesuai dengan literatur bahwa kain tersebut tersusun atas
rantai protein.
Pada uji kelarutan, untuk uji asam formiat, kain sampel yang terlarut adalah kain asetat, kain katun, kain
oxford, kain satin, polyester, kain nylon, kain semi wol, dan kain mix. Sementara untuk uji aseton, jenis kain
sampel yang terlarut adalah kain asetat, kain katun, kain oxford, kain satin, dan kain semi wol, hal tersebut
sesuai dengan literatur, dimana kain tersebut dapat terlarut pada asam formiat dan aseton
2. Polimer Bercabang, yaitu polimer yang terbentuk jika beberapa unit ulang
membentuk cabang pada rantai utama.
2.3.2 Sutera
Serat yang diperoleh dari sejenis serangga yang disebut lepidoptera. Serat
sutera adalah satu-satunya serat alam yang berbentuk filament dihasilkan dari
kepompong ulat sutera. Jenis serat sutera yang terbaik ialah yang berasal dari
kepompong ulat sutera jenis bombyx mori. Jenis serat sutera lain diperoleh dari
ulat sutera liar yaitu jenis ulat sutera tusah, serat sutera yang dihasilkan lebih
kasar dan sulit diwarnai (Maulidna, 2017)
2.3.3 Serat Kapas
Serat kapas adalah sel tunggal terbesar (terpanjang) di alam. Serat adalah
pertumbuhan berjarak tunggal dari sel epidermal individu pada integumen luar
ovule dalam buah kapas. Sekitar satu dari empat sel epidermal membedakan
menjadi sel serat yang dimulai pada satu hari sebelum dua hari setelah antesis
(berbunga) (Graves dan Stewart, 1988).Empat tahap tumpang tindih tetapi
berbeda terlibat dalam pengembangan serat kapas: inisiasi, pemanjangan,
penebalan dinding sekunder, dan pematangan (Naithani et al., 1982).
2.3.4 Nilon
Nama generik yang merujuk pada serangkaian poliamida aliphatik.Polimer
ini mengandung kelompok amide berulang, -C0NH-. Metode yang biasa untuk
menggambarkan jenis nilon tertentu adalah dengan melampirkan penunjukan
angka ke kata nilon yang mewakili jumlah karbon dalam unit berulang dari stok
mentah. Misalnya, nilon 6,6 terbuat dari heksaetilendiamine dan asam adipik -
masing-masing mengandung 6 karbon. Ada empat metode yang tersedia untuk
produksi nilon (Braun, 1986):
a) polimerisasi hidrolistik
b) polimerisasi anionic
c) polimerisasi antarumat negara
d) polimerisasi solid-state.
2.3.5 Poliester
Serat poliester dibuat dari asam tereftalat dan etilena glikol. Poliester pertama
yang dibuat adalah terylene, kemudian menyusul dacron. Asam tereftalat dan
etilena glikol diolah dalam tempat hampa udara dan dengan suhu yang tinggi,
4.2 Pembahasan
Tujuan dari percobaan praktikum identifikasi polimer adalah untuk
mengklasifikasikan jenis-jenis polimer tekstil berdasarkan hasil uji dengan jenis kain
5.0 Kesimpulan
1. Pada uji nyala dapat diketahui perbedaan dan karakteristik tiap sampel kain melalui
jenis pembakaran, bau pembakaran, dan juga residu yang dihasilkan. Didapatkan hasil
bahwa jenis tekstil bisa dibedakan. Jenis tekstil yang dimaksud adalah tekstil sintetis
dan alami. Jenis pembakaran dan aroma yang dihasilkan sangat menggambarkan jelas
dan sesuai dengan literatur yang ada bahwa tekstil alami mengalami jenis pembakaran
dengan api cepat melahap sementara tekstil buatan mengalami jenis pembakaran
meleleh. Aroma yang dihasilkan saat proses pembakaran pun berbeda, hasil yang
didapatkan juga sesuai dengan literatur di mana tekstil alami beraroma sangat
menyengat seperti daun yang terbakar, sementara tekstil sintetis beraroma seperti
plastik.
2. Pada Uji kimia, untuk uji nitrogen, diketahui jenis kain sampel yang memiliki
kandungan nitrogen adalah polyester, katun, spunbound, asetat, nylon, semi wol, dan
kain mix, hal tersebut sesuai dengan literatur karena kain tersebut memiliki ikatan
rantai nitrogen. Sementara untuk Uji sulfur, semua jenis sampel kain memiliki unsur
sulfur di dalamnya. Kemudian uji selulosa, jenis kain sampel yang mengandung
selulosa adalah kain asetat yang berubah menjadi coklat setelah penambahan iodin,
hal tersebut sesuai dengan literatur bahwa kain asetat mengandung selulosa. Lalu, uji
protein, jenis kain sampel yang memiliki kandungan protein adalah kain asetat, kain
katun, dan kain semi wol, hal tersebut sesuai dengan literatur bahwa kain tersebut
tersusun atas rantai protein.
3. Pada uji kelarutan, untuk uji asam formiat, kain sampel yang terlarut adalah kain
asetat, kain katun, kain oxford, kain satin, polyester, kain nylon, kain semi wol, dan
kain mix. Sementara untuk uji aseton, jenis kain sampel yang terlarut adalah kain
Daftar Pustaka
Siburian, dkk. 2017. Polimer : Ilmu Material. USU Press. Universitas Sumatera Utara.
Medan. Indonesia.
Billmeyer Fred W. 1984. Textbook of Polymer Science. John Wiley and Sons. Rensselaer
Polytechnic Instztute, Troy, New York.
Galuh, dkk. 2009. Kimia Polimer. In: Gambaran Umum tentang Polimer. Universitas
Terbuka, Jakarta.
Naithani, S. C., Rama Rao, N. and Singh, Y. D. (1982). Physiological and biochemical
changes associated with cotton fiber development,
Graves, D. A. and Stewart, J. M. (1988), Chronology of the differentiation of cotton
(Gossypium hirsutum L.)
Braun, E, Levin B. 1986. Nylons: A Review of the Literature on Products of Combustion and
Toxicity. U S. DEPARTMENT OF COMMERCE National Bureau of Standards.
Alan et al. 2020. Reviewing the Production Process, Physical and Chemical Properties of
Spandex Fibers. Department of Textile Machinery Design and Maintenance, Bangladesh
University of Textiles, Bangladesh
Pramulia, Ibram and , Ir. Haryanto A.R ., M.S. and , Rois Fatoni S.T., M.Sc.,
Ph.D. (2016) Prarancangan Pabrik Asam Format Dengan Proses Hidrolisis Metil Format
Kapasitas 25.000 Ton/Tahun. Diploma thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Gellner, Jonah. 2017. Forensic Science ch.6. Coatesville Area School District.
Jabbari,dkk. 2018. New Solvent for Polyamide 66 and Its Use for Preparing a SinglePolymer
Composite-Coated Fabric. Swedish Centre for Resource Recovery, University of Borås,
Borås, Sweden.
J.M.G. Cowie. 1971. The dissolution and stability of cellulose triacetate in acetone. 1971
Hüthig & Wepf Verlag, Basel
HMC Polymers. 2012. Polypropylene Chemical Resistance Guide. Thungmahamek. Thailand
LEMBAR REVISI