Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nandia Salsa Restu Mulyani

NIM : 4311419019
Rombel : Kimia 19B
Mata kuliah : Kimia Anorganik Fisik
Latihan soal
1. Urutkan kenaikan kelarutan pada senyawa berikut :
a). Garam (Li, Na, K, Cs) nitrat
b) Garam Cs (F, Cl, Br, I).
Berikan penjelasan!
Jawab : Diketahui bahwa kelarutan senyawa alkali halida dipengaruhi oleh energi kisi.
Semakin kecil energi kisi yang dimiliki suatu senyawa maka energi tarik menarik antar
muatan ion yg berlawanan lebih kecil sehingga mudah larut dalam air.
a. Berdasarkan ukuran atomnya, Li < Na < K < Cs (nitrat) sehingga energi kisi terbesar
adalah dari Li. Dikarenakan energi kisi berbanding terbaik dengan kelarutan, maka
urutan kenaikan kelarutan adalah Cs > K > Na > Li (nitrat).
b. Berdasarkan ukuran atomnya, (Cs)F<Cl<Br<I sehingga energi kisi terbesar adalah
dari Li. Dikarenakan energi kisi berbanding terbaik dengan kelarutan, maka urutan
kenaikan kelarutan adalah (Cs ) I >Br >Cl>F.

2. Prediksikan spesies mana yang mudah terhidrasi dalam fasa padatannya antara NaCl dan
MgCl2 ? Jelaskan!
Jawab : Spesies yang lebih mudah terhidrasi adalah NaCl yang mana memiliki energi kisi
yang lebih rendah, yang mana energi kisi berbanding terbalik dengan energi hidrasi.
Energi kisi MgCl2 lebih besar dibanding NaCl dikarenakan Mg memiliki muatan 2+ yaitu
ion Mg2+ sedangkan Na hanya memiliki muatan 1+ yang mana semakin besar muatan ion
maka energi kisi yg terkandung juga semakin banyak. Selain itu, magnesium kurang larut
karena dibutuhkan lebih banyak energi untuk memisahkan ion positif dan negatif dalam
garam tersebut.

3. Jelaskan spesies mana yang mempunyai titik leleh lebih tinggi dari antara pasangan-
pasangan spesies berikut :
(1) NaCl-NaI ;
(2) NaCl-KCl
Jawab : Ada korelasi antara energi kisi dan titik lebur. Semakin besar energi kisi, semakin
stabil zat padat dan semakin kuat memegang ion. Dibutuhkan lebih banyak energi untuk
melelehkan padatan yang demikian, sehingga padatan memiliki titik lebur yang lebih
tinggi daripada padatan dengan energi kisi yang lebih kecil. Pada dua senyawa diatas,
(NaCl-NaI)memiliki perbedaan ukuran yg lebih besar sehingga energi kisinya lebih besar
pula dibandingkan dengan (NaCl-KCl). Karena memiliki energi kisi lebih besar, maka
yang memiliki titik leleh lebih tinggi adalah (NaCl-NaI).
4. Jelaskan pasangan senyawa manakah yang memiliki titik leleh lebih tinggi
a) CuO atau Cu2O,
b) LiCl atau KCl.
c) PbCl2 atau PbCl4 ,
d) sodium borohidrida atau potasium borohidrida ?
Jawab : Seperti yang sudah dijelaskan pada nomor 3. Bahwa semakin besar energi kisi yg
dimiliki oleh suatu padatan ionik maka muatan ion yang berlawanan akan saling
berikatan lebih kuat yang mana mengakibatkan padatan ionik tersebut lebih sulit meleleh.
Dari ke 4 pasangan senyawa tersebut maka dapat dibuktikan
a. CuO > Cu2O
Karena muatan Cu pada CuO lebih tinggi daripada muatan Cu pada Cu2O
b. LiCI < KCl
Kedua nya memiliki muatan ion yang sama untuk setiap molekulnya dan jari - jari
kation meningkat kebawah dari tiap group ((r) K>LI). Tetapi, LICI memiliki ukuran
atau jarak yang kecil karena polarisasi yang berlebihan (fajan's rules) menunjukkan
karakter kovalen yang tinggi berbeda dengan KCI yang ionik. Dan KCI yang
ukurannya serupa dengan ion klorida tidak mengalami banyak polarisasi, maka dari
itu titik leleh KCI lebih tinggl
c. PbCl2 < PbCl4
Karena adanya inert pair effect. Inert pair effect adalah kecenderungan dua elektron
di orbital atom terluar untuk tetap tidak terikat atau tidak bersama dalam senyawa
logam pasca transisi, di mana (Pb) timbal adalah satu. Istilah efek pasangan inert
sering digunakan dalam kaitannya dengan peningkatan kestabilan bilangan oksidasi,
yaitu dua lebih kecil dari valensi golongan untuk unsur yang lebih berat dari golongan
13, 14, 15 dan 16. Elektron s terikat lebih erat ke inti atom dan karena itu lebih sulit
terionisasi. Karena efek pasangan inert, tingkat oksidasi yang lebih tinggi dari suatu
unsur tidak stabll saat kita bergerak ke bawah golongan tersebut. Dengan kata lain Pb
+4 kurang stabil dibandingkan Pb +2, sehingga PbCl4 juga kurang stabil.
d. Sodium borohidrat < Potassium borohidrat
Karena ukuran ion K+ lebih besar dari ion Na+. Hal ini dikarenakan ukuran kation
yang semakin kecil (ukuran ion K+ lebih besar dari ion Na+) maka daya
mempolarisasi semakin tinggi yang mana menyebabkan titik leleh semakin rendah
dan dikarenakan adanya selisih perbedaan ukuran kation dan anion yang semakin
besar mengakibatkan persinggungan sehingga Ikatan loniknya lemah dan titik leleh
rendah.

5. ZnCl2 is more volatile than MgCl2 and more soluble in organic solvents due to increased
covalence. Why?
Jawab : Diketahui bahwa kelarutan berbanding terbalik dengan energi kisi. Semakin
besar energi kisi suatu padatan ionik maka gaya tarik menarik antar molekul semakin
kuat sehingga ion – ion tersebut sulit terdisosiasi. MgCl2 memiliki energi kisi yang lebih
besar dibandingkan dengan ZnCl2 hal ini dikarenakan MgCl2, perbedaan EN adalah 1,2
(Mg) - 3 (CI) atau -1,8 sedangkan untuk ZnCI 2, selisih EN adalah 1,6 (Zn) - 3 (CI) atau
-1,4. Semakin kecil perbedaannya (dalam perbedaan absolut) semakin kovalen ikatannya
dan karenanya lebih larut dalam pelarut organik (non-polar).

6. CuX, AgX and AuX (X = Cl, Br and I) are insoluble in water whereas similar sized alkali
metal halides are freely soluble as the former group of halides are more covalent. Give
the reasons!
Jawab : Sesuai denganaturan Fajans yang ke tiga, kationn yang mempunyai konfigurasi
elektronik bukan gas mulia seperti kation Ag +, Cu+dan Au2+. Senyawa tersebut memiliki
titik leleh lebih rendah dari pada titik leleh logam alkali halida. Dengan demikian, kation
Cu, Ag maupun Au mempunyai daya mempolarisasi yang lebih kuat daripada kation alkil
logam halida) sehingga senyawa Cu, Ag dan Au lebih bersifat kovalen dari pada senyawa
logam halida. Petunjuk lain perihal sifat kovalensi CuX, AgX dan AuX tersebut
mengakibatkan senyawaan tsb sukar larut dalam air. Proses pelarutan dalam pelarut
polar disebabkan adanya interaksi antara molekul air (polar) dengan muatan ion;
menurunnya sifat ionik atau naiknya sifat kovalen mengakibatkan melemahnya interaksi
tersebut hingga cenderung sukar larut.
7. Why is NaCl a better conductor of electricity in a molten state or in solution, even though
it is made up of ions in the solid state itself?
Jawab: Dalam keadaan padat, senyawa ionik seperti NaCl memiliki ion-ionnya yang tetap
pada posisinya dan oleh karena itu ion-ion ini tidak dapat bergerak sehingga senyawa
ionik padat tidak dapat menghantarkan listrik. Namun dalam keadaan cair, ion dalam
senyawa ionik bebas mengalir dan oleh karena itu NaCl cair dapat menghantarkan listrik

8. Jelaskan mengapa a). kelarutan dalam air garam MgSO4 lebih besar dibandingkan
BaSO4! b). kelarutan dalam air BaO lebih besar dibandingkan MgO
Jawab:
a. MgSO4 larut dalam air tetapi BaSO4 tidak karena ukuran ion Ba2+ dan SO42- sangat
besar yang menyebabkan energi kisi lebih tinggi daripada energi hidrasi. Oleh karena
itu, BaSO4 tidak larut dalam air. Dan juga energi hidrasi di suatu golongan akan
mengalami penurunan atau degradasi dari atas ke bawah.
b. Menurut aturan Fajans semakin besar ukuran kation maka daya polarisasi semakin
kecil dan sifat kovalen semakin kecil, atau karakter ioniknya meningkat. Oleh karena
itu Ba memiliki keelektronegatifan lebih rendah daripada Mg, sehingga perbedaan
keelektronegatifan akan lebih besar untuk BaO yang berarti lebih ionik dan dengan
demikian BaO menjadi lebih polar. Oleh karena itu, BaO lebih larut dalam air
dibandingkan MgO.

Anda mungkin juga menyukai