Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan material, terdapat 3 bahan yang umum diketahui. Antara lain, polimer
keramik, dan komposit. Dalam pengaplikasiannya, masing-masing jenis bahan atau material
memiliki sifat dan kegunaan masing-masing sesuai kebutuhan dan kemampuan material itu
sendiri. Seperti polimer untuk gelas plastik, karet, dan lain-lain karna terbentuknya dari minyak
bumi. Lalu komposit yang contohnya adalah fiber seperti untuk pembuatan kapal. Dan keramik
yang sering kita jumpai di lantai rumah ataupun kelas, yang memiliki sifat keras dan getas.

Untuk pengertian dan pengetahuan lebih dalam tentang material antara lain, polimer,
keramik, komposit, sesuai dengan rumusan masalah dibawah ini. Akan dibahas di makalah ini,
agar bisa mengetahui material mana yang cocok untuk pembuatan suatu benda atau alat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Polimer?
2. Beberapa macam Polimer?
3. Apa kegunaan Polimer?
4. Apakah yang dimaksud dengan keramik ?
5. Bagaimana sifat dari bahan keramik?
6. Apa saja jenis-jenis bahan keramik ?
7. Bagaimana metoda uji bahan keramik ?
8. Apa saja kegunaan dan manfaat dari keramik
9. Apakah material komposit itu?
10. Bagaimana klasifikasi komposit ?
11. Apa saja faktor yang menentukan sifat-sifat dari material komposit?
12. Apa bahan utama komposit?
13. Apa kelebihan dan kekurangan material komposit itu?
14. Apa kegunaan dari komposit ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.1 Pengertian Polymer


Seringkali kita mendengarnya, namun mungkin belum tahu apa yang dimaksud secara
mendetail. Kadang bayangan kita, polimer identik dengan plastik. Lebih jauh ingin tahu tentang
polimer.
Polimer berasal dari bahasa Yunani, yaitu
poly yang berarti “many” (banyak) dan meros yang
berarti “part” (bagian). Dari sini dapat kita katakan
bahwa polimer adalah susunan dari bagian-bagian
yang banyak.

Lengkapnya, Polimer ialah rangkaian atom


yang panjang dan berulang-ulang dan dihasilkan
dari sambungan beberapa molekul lain yang
dinamakan monomer. Monomer-monomer ini
mungkin serupa, atau mungkin juga mempunyai
satu atau lebih kumpulan kimia yang diganti.

Polimer kadang disebut pula dengan plastik. Namun plastik sebenarnya hanya sebagian
saja dari polimer karena polimer begitu banyak ragamnya. Di antara polimer ada yang alami dan
adapula yang sintetik.

2.1.2 Berbagai macam polimer


Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti banyak menggunakan polimer buatan ataupun
polimer alami. Berikut ini beberapa contoh polimer buatan di sekitar kita:

2
1. Karet Sintesis
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan ban mobil dan motor, ahli-ahli kimia
organic telah mengembangkan pembuatan karet sintetis untuk mempercepat perolehan
kebutuhan tersebut.
Karet-karet sintetis tersebut dibuat dengan menggunakan bahan dasar monomer, seperti
butadiene dan stirena dengan cara kopolimerisasi.
Polibutadiena-stirena disebut juga dengan Buna atau nama dagangnya SBR (stirena-
butadiena rubber). Ada dua jenis Buna, yaitu Buna-N dan Buna-S. tidak seperti polimer lain
yang monomernya 1:1, pada Buna-N perbandingan antara 1,3- butadiena dan stirena adalah
3:1, sedangkan Buna-S perbandingan antara 1,3-butadiena dan stirena adalah 7:3. polimer
tersebut merupakan karet sintetis yang kuat hampir menyamai karet alam karena resisten
oksidasi dan abrasi dibandingkan karet alam. SBR mengandung ikatan rangkap dan dapat
dicross-linked kan dengan sulfur dengan proses vulkanisasi. Saat ini Buna banyak digunakan
sebagai ban mobil.
Jika karet yang divulkanisasi ini diregangkan, jembatan belerang menahan rantai-rantai
polimer sehingga tidak mudah putus, kemudian karet tersebut akan kembali pada bentuk
semula setelah meregang. Karet sintetis lain adalah neoprene yang berasal dari monomer
kloropropena, polibutadiena, dan Thiokol.

2. Serat Sintetis
Kapas merupakan serat alam yang merupakan polimer dari karbohidrat (selulosa), dan
polimer dari protein (wol dan sutera). Seperti halnya karet, serat memiliki polimer sintetis,
yaitu nilon dan poliester (dakron).
Dakron atau tetoron merupakan polyester. Polimer ini yang sangat kuat, sangat lentur dan
transparan. Polimer ini juga digunakan untuk membuat sintetis dan membuat lembaran film
tipis yang dalam perdagangan disebut mylar. Mylar banyak digunakan untuk pita rekam
magnetic dan untuk membuat gelembung balon yang dimanfaatkan dalam penelitian cuaca di
atmosfer.
Nilon-66 merupakan serat polimer yang titik leburnya tinggi. Disebut nilon-66 karena
polimernya tersusun dari enam atom C dari 1,6-heksametilena diamina dan enam atom C
darimolekul asam 1,6 heksanadioat. Nilon-66 digunakan untuk serat kain.

3
3. Orlon

Orlon merupakan polimer adisi dari monomer akrilonitril. Polimer ini merupakan serat
sintetis, seperti wol digunakan dalam tekstil sebagai campuran wol, karpet, dan kaus kaki.

4. Plastik
Plastik merupakan polimer sintetis yang paling populer karena banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan jenis monomernya, ada beberapa jenis plastik yaitu sebagai berikut :
a) Polietena (Polietilena)
Polietilena merupakan polimer plastik yang sifatnya ulet (liat), massa jenis rendah,
lentur, sukar rusak apabila lama dalam keadaan terbuka di udara maupun apabila terkena
tanah lumpur, tetapi tidak tahan panas. Polietena adalah plastik yang banyak diproduksi,
dicetak lembaran untuk kantong plastik, pembungkus halaman, ember, dsb.
b) Polipropena (Polipropilena)
Polipropena mempunyai sifat yang sama dengan polietena. Oleh karena plastik ini
juga banyak diproduksi, hanya kekuatannya lebih besar dari polietena dan lebih tahan
panas serta tahan terhadap reaksi asam dan basa. Plastik ini juga digunakan untuk
membuat botol plastik, karung, bakair, tali, dan kanel listrik (insulator).
c) PVC (Polivinil Klorida)
PVC mempunyai sifat keras dan kaku digunakan untuk membuat pipa plastik, pipa
paralon, pipakabel listrik, kulit sintetis, dan ubin plastik.
d) Teflon (Tetrafluoroetena)
Teflon merupakan lapisan tipis yang sangat tahan panas dan tahan terhadap bahan
kimia. Teflon digunakan untuk pelapis wajan (panic anti lengket), pelapis tangki di
pabrik kimia, pipa antipatah, dan kabel listrik.
e) Bakelit (Fenol Formaldehida)
Bakelit adalah suatu jenis polimer yang dibuat dari dua jenis monomer, yaitu fenol
dan formaldehida. Polimer ini sangat keras, titik leburnya sangat tinggi dantahan api.
Bakelit digunakan untuk instalasi listrik dan alat-alat yang tahan suhu tinggi, misalnya
asbak dan fiting lampu listrik.

4
f) Flexiglass (Polimetil Metakrilat)
Polimetil Metakrilat disingkat PMMA mempunyai nama dagang flexiglass. Polimetil
metakrilat merupakan polimerisasi adisi dari monomer metil metakrilat (H2C = CH-
COOH3). PMMA merupakan plastik yang kuat dan transparan. Polimer ini digunakan
untuk jendela pesawat terbang dan lampu belakang mobil.
2.1.3 Kegunaan Polimer
Beberapa kegunaan polimer dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut :
a) Plastik Polietilentereftalat (PET)
Plastik PET merupakan serat sintetik poliester (dakron) yang transparan dengan daya
tahan kuat, tahan terhadap asam, kedap udara, fleksibel, dan tidak rapuh. Dalam hal
penggunaannya, plastik PET menempati urutan pertama. Penggunannya sekitar 72 % sebagai
kemasan minuman dengan kualitas yang baik. Plastik PET merupakan poliester yang dapat
dicampur dengan polimer alam seperti: sutera, wol dan katun untuk menghasilkan bahan
pakaian yang bersifat tahan lama dan mudah perawatannya.
b) Plastik Polietena/Polietilena (PE)
Terdapat dua jenis plastik PE, yaitu Low Density
Polyethylene (LDPE) dan High Density Polyethylene
(HDPE). Plastik LDPE banyak digunakan sebagai
kantung plastik serta pembungkus makanan dan barang.
Plastik HDPE banyak digunakan sebagai bahan dasar
membuat mainan anak-anak, pipa yang kuat, tangki korek
api gas, badan radio dan televisi, serta piringan hitam.
c) Polivinil Klorida (PVC)
Plastik PVC bersifat termo plastik dengan daya tahan kuat. Plastik ini juga bersifat tahan
serta kedap terhadap minyak dan bahan organik. Ada
dua tipe plastik PVC yaitu bentuk kaku dan bentuk
fleksibel. Plastik bentuk kaku digunakan untuk
membuat konstruksi bangunan, mainan anak-anak,
pipa PVC (paralon), meja, lemari, piringan hitam,
dan beberapa komponen mobil. Adapun plastic
bentuk fleksibel, jenis ini digunakan untuk membuat

5
selang plastik dan isolasi listrik. Dalam hal penggunaannya, plastic PVC menempati urutan
ketiga dan sekitar 68% digunakan untuk konstruksi bangunan (pipa saluran air).
d) Plastik Nilon
Plastik nilon merupakan polimer poliamida (proses pembentukannya seperti
pembentukan protein). Plastik Nilon ditemukan pada tahun 1934 oleh Wallace Carothers dari
Du Pont Company. Ketika itu, Carothers mereaksikan asam adipat dan heksametilendiamin.
Plastik yang bersifat sangat Kuat (tidak cepat rusak) dan halus ini banyak digunakan untuk
pakaian, peralatan kemah dan panjat tebing, peralatan rumah tangga serta peralatan
laboratorium.
e) Karet Sintetik
Karet Sintetik yang terkenal adalah Styrene Butadiene Rubber (SBR),
suatu polimer yang terbentuk dari reaksi polemerisasi antara stirena dan
1,3-butadiena. Karet sintetik ini banyak digunakan untuk membuat ban
kendaraan karena memiliki kekuatan yang baik dan tidak mengembang
apabila terkena minyak atau bensin.
f) Wol
Wol adalah serat alami dari protein hewani (keratin) yang tidak larut. Struktur protein
wol yang lentur menghasilkan kain yang baik. Oleh karena itu, wol dicampur dengan PET
untuk menghasilkan kain yang bermutu baik dan tidak mengerut pada saat pencucian.

g) Kapas
Kapas merupakan serat alami dari bahan nabati (selulosa) yang paling banyak digunakan
(hampir 50% pemakaian serat alami berasal dari kapas). Kain katun dibuat dari serat kapas
dengan perlakuan kimia sehingga menghasilkan kain yang kuat, enak dipakai, dan mudah
perawatannya.
h) PTFE (Polytetrafluoroethylene)
Teflon merupakan lapisan tipis yang sangat
tahan panas dan tahan terhadap bahan kimia. Teflon
digunakan untuk pelapis wajan (panic anti lengket),
pelapis tangki di pabrik kimia, pipa anti patah, dan
kabel listrik.

6
Proses pembuatan polimer

Pengantar Pengolahan Polimer

Konversi polimer mentah menjadi produk jadi melibatkan serangkaian langkah.Langkah pertama
terdiri dari mencampur aditif ke dalam polimer untuk mencapai modifikasi yang diperlukan pada
sifat polimer mentah.

Tahap kedua adalah menciptakan bentuk yang diinginkan. Inheren dalam tahap pembentukan
adalah persyaratan untuk mengatur atau mempertahankan bentuk itu.

Pembentukan dapat dibagi menjadi dua dimensi, dimana produk memiliki geometri yang relatif
sederhana, dan formasi tiga dimensi dengan geometri kompleks.

Pada kebanyakan manufaktur akan ada sejumlah langkah finishing namun keuntungan dari
pemrosesan polimer di atas manufaktur dengan bahan yang lebih tradisional adalah bahwa ada
peluang penghematan biaya melalui proses finishing yang minimal.

1. MIXING
Bubuk, meleleh, dispersi, larutan
(compounding)

2. PEMBENTUKAN

2.1 PEMBENTUKAN 2-D Ekstrusi, calendering, coating

Thermoforming Moulding: kompresi, transfer, injeksi,


2.2 PEMBENTUKAN 3-D
pukulan; rotasi

3. FINISHING Machining, dekorasi, perakitan

Pembuatan produk tertentu mungkin memerlukan lebih dari satu proses pembentukan.

Fitur penting dari sebagian besar proses polimer adalah pembuatan bahan polimer dalam keadaan
melunak yang sesuai dengan tahap pembentuk.Biasanya keadaan yang melunak dicapai dengan
memanaskan polimer.

Pengaturan bentuk dicapai dengan pendinginan atau melakukan proses kimiawi (crosslinking)
untuk mencapai stabilitas dimensi yang diperlukan.

Proses dapat dibagi menjadi proses kontinu dan proses batch. Dalam proses kontinyu dimana
bahan baku diumpankan secara terus menerus dan produk tampak terus menerus misalnya

7
ekstrusi, ada penggunaan energi yang lebih efisien dan lebih mudah mempertahankan kualitas
yang konsisten.

Untuk proses batch atau siklik, seperti proses pencetakan, ada kemungkinan variasi batch-to-
batch yang lebih tinggi dan efisiensi yang lebih rendah karena bagian siklus yang tidak produktif
(down time).

Fitur umum dari pemrosesan polimer adalah:

1. Transfer massa
2. Transfer energi (terutama energi panas)
3. Aliran dan deformasi (rheologi)

Perpindahan panas

Bahan polimer ditandai dengan panas spesifik tinggi dan konduktivitas termal rendah yang
membuat mereka tidak cocok untuk pemanasan dengan konduksi pada bagian tebal. Akibatnya
bentuk pakan terbaik adalah butiran terbagi halus atau bubuk.

Dalam pemanasan konduksi, konduktivitas termal yang buruk menghasilkan gradien suhu yang
tidak diinginkan dan pemanasan geser (gesekan) lebih cepat dan memberikan suhu yang lebih
seragam.

Energi yang dibutuhkan untuk menaikkan massa satuan polimer dari suhu kamar hingga suhu
proses didefinisikan sebagai entalpi. Termoplastik semi-kristal memiliki enthalpies yang hampir
dua kali lipat dari pasangan amorf mereka.

Karena kerentanannya terhadap dekomposisi termal, disarankan untuk memanaskan polimer


dengan cepat, membentuk dengan cepat dan mendingin sesegera mungkin dan hindari lama
tinggal pada suhu tinggi.

Rheologi

Dalam keadaan termoplastik lelehan menunjukkan berbagai ketahanan (viskositas) terhadap


tegangan aliran yang diterapkan.
Viskositas (daya tahan terhadap arus):

menurun seiring dengan meningkatnya suhu


meningkat dengan tekanan yang meningkat

8
menurun dengan meningkatnya laju regangan geser (shear thinning, pseudoplastic)
meningkat dengan bertambahnya ukuran molekul (MW)

berkurang dengan meningkatnya kandungan pelumas


meningkat dengan bertambahnya kandungan pengisi

Polimer dispersi (lateks, plastisols) dapat menunjukkan kedua geser penipisan (pseudolplasticity)
dan penebalan geser (dilatancy).

Karena viskositas tinggi mereka, lelehan termoplastik jarang menunjukkan aliran


turbulen. Dalam kebanyakan situasi dapat diasumsikan bahwa aliran adalah laminar.

Pada saluran isotermal, seperti die ekstrusi dimana dinding berada pada suhu yang sama dengan
meleleh, front arus akan menjadi parabola, dengan kecepatan tertinggi di tengah saluran dan
mengurangi ke nol pada dinding.

Dalam cetakan injeksi, di mana lelehan panas mengalir ke saluran pendingin, lapisan kulit
"beku" terbentuk di dinding dengan meleleh yang mengalir di dalam kulit di depan meleleh
("aliran air mancur").

Ekstrusi

Ekstrusi adalah proses di mana bahan polimer, dalam bentuk bubuk, butiran, perjalanan atau
lelehan, diubah menjadi produk penampang silang yang terkontrol secara terus menerus, dengan
melembutkan (plasticising) bahan menggunakan panas dan / atau tekanan, pemaksaan bahan
melunak melalui dan lubang (die) dan mempertahankan penampang yang diinginkan dengan
pendinginan atau dengan reaksi kimia.

1. Extruded produk

Profil: batang, strip edging, bingkai jendela, rel gorden

Bagian berongga: tubing, ducting, pipe

Bagian Flat: lembaran, film cor, film tubular, tape, film berorientasi

Monofilamen: Serat

Lapisan: penutup kawat, pelapis lembaran

Co-ekstrusi: film, lembaran

Percampuran: peracikan, palletising, daur ulang

9
2. Desain Extruder

2.1 Ram Extruder

Dalam bentuknya yang paling sederhana, alat pengekstrusi sama dengan icing cake. Polimer
diumpankan ke silinder (barrel) dalam keadaan plasticised. Silinder dipanaskan untuk
mempertahankan keadaan yang melunak.

Tumor yang digerakkan secara hidrolik (plunger) memaksa material melalui die clamped ke
ujung silinder. Sebuah ram extruder tidak benar-benar kontinyu namun sesuai untuk panjang
produk pendek, misalnya strip untuk ban tapak.Juga distribusi suhu, dan karenanya distribusi
viskositas, buruk.

2.2 Gear Pump Extruder

Mekanisme Gear Pump, meshing cogs, bekerja dengan baik pada bahan-bahan viskositas pra-
plastik dan viskositas rendah, memberikan throughput positif namun buruk untuk
plastisisasi. Gear pumps sekarang digunakan di antara extruder sekrup tunggal dan die untuk
mempertahankan throughput konstan.

2.3 Ekstrak Sekrup Single

Sebuah sekrup Archimedean yang berputar di dalam silinder memastikan perpindahan material
yang terus menerus dari umpan (hopper) berakhir ke akhir.Panas dipasok dari pita pemanas
eksternal atau jaket.

Dengan desain sekrup sederhana yang dilakukan, heat set up gradien suhu yang tidak diinginkan
dalam material dan silinder panjang akan dibutuhkan untuk beroperasi pada throughput yang
masuk akal.

Faktor pembatasnya adalah panjang sekrup yang dibatasi oleh torsi drive yang dapat
dipertahankannya. Pada rasio pengekangan yang lebih kecil (rasio diameter 35 mm) diameter /
diameter (L / D) naik sampai 35: 1 namun pada rasio pengekangan yang lebih besar (diameter
200 mm) rasio L / D 40: 1.

2.3.1 Screw Design

Untuk memaksimalkan masukan panas dan menghasilkan suhu yang lebih seragam, pemanasan
gesekan (geser), yang dihasilkan di antara sekrup putar dan silinder stasioner, dimaksimalkan
dengan meletakkan bahan di bawah tekanan. Kompresi dicapai dengan mengurangi volume yang
tersedia (volume penerbangan) di sepanjang sekrup dengan semakin meningkatkan diameter akar
sekrup.

10
2.2.1 Definisi Keramik

Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani, keramikos, yang artinya suatu
bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiclopedia
tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk
menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar seperti gerabah, genteng, porselin, dan
sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian
keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat.
(Yusuf, 1998;2)

2.2.2 Sifat

Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral
bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi di mana
bahan diperoleh. sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis
keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti
barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat
dari keramik bandingkan dengan piring dari logam, pasti keramik mudah pecah, walaupun
sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan
campuran sintering antara keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan suhu tinggi,
sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan sampai
dengan suhu 1200 C, keramik engineering seperti keramik oksida mampu tahan sampai
dengan suhu 2000 C. kekuatan tekan tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor yang
membuat penelitian tentang keramik terus berkembang. Secara umum sifat keramik meliputi:

1. Keras, kuat, tetapi bersifat getas atau mudah pecah.

2. Tahan terhadap korosi.

3. Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.

4. Sifat listriknya dapat menjadi isolator, semikonduktor, konduktor bahkan


superkonduktor.

5. Dapat bersifat magnetik dan non magnetik.

11
2.2.3 Jenis-jenis Keramik

Pada prinsipnya keramik terbagi menjadi dua, yaitu:

2.2.3.1 Keramik tradisional

Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam,
seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah
(dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory).

2.2.3.2 Keramik halus

Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced
ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan
menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2,
MgO,dll). Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada
bidang medis. (Joelianingsih, 2004)

2.2.3.3 Jenis Keramik Menurut Kepadatan

1. Gerabah (Earthenware)
Dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis dan mudah dibentuk dan
dibakar pada suhu maksimum 1000°C. Keramik jenis ini struktur dan teksturnya sangat
rapuh, kasar dan masih berpori. Agar supaya kedap air, gerabah kasar harus dilapisi
glasir, semen atau bahan pelapis lainnya. Gerabah termasuk keramik berkualitas rendah
apabila dibandingkan dengan keramik batu (stoneware) atau porselin. Bata, genteng,
paso, pot, anglo, kendi, gentong dan sebagainya termasuk keramik jenis gerabah.
Genteng telah banyak dibuat berglasir dengan warna yang menarik sehingga menambah
kekuatannya.

2. Keramik Batu (Stoneware)


Dibuat dari bahan lempung plastis yang dicampur dengan bahan tahan api
sehingga dapat dibakar pada suhu tinggi (1200°-1300°C). Keramik jenis ini mempunyai

12
struktur dan tekstur halus dan kokoh, kuat dan berat seperti batu. Keramik jenis
termasuk kualitas golongan menengah.

3. Porselin (Porcelain)
Adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan lempung
murni yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh karena badan porselin
jenis ini berwarna putih bahkan bisa tembus cahaya, maka sering disebut keramik
putih. Pada umumnya, porselin dipijar sampai suhu 1350°C atau 1400°C, bahkan ada
yang lebih tinggi lagi hingga mencapai 1500°C. Porselin yang tampaknya tipis dan
rapuh sebenarnya mempunyai kekuatan karena struktur dan teksturnya rapat serta
keras seperti gelas. Oleh karena keramik ini dibakar pada suhu tinggi maka dalam bodi
porselin terjadi penggelasan atau vitrifikasi. Secara teknis keramik jenis ini
mempunyai kualitas tinggi dan bagus, disamping mempunyai daya tarik tersendiri
karena keindahan dan kelembutan khas porselin. Juga bahannya sangat peka dan
cemerlang terhadap warna-warna glasir.

4. Keramik Baru (New Ceramic)


Keramik yang secara teknis, diproses untuk keperluan teknologi tinggi seperti
peralatan mobil, listrik, konstruksi, komputer, cerobong pesawat, kristal optik, keramik
metal, keramik multi lapis, keramik multi fungsi, komposit keramik, silikon,
bioceramic, dan keramik magnit. Sifat khas dari material keramik jenis ini disesuaikan
dengan keperluan yang bersifat teknis seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan
panas, tahan karat, tahan suhu kejut seperti isolator, bahan pelapis dan komponen
teknis lainnya.

2.2.4 Teknik Pengukuran


2.2.4.1 Resistivitas
Menurut Xiangdong (1996) dalam Indiani (2009) resistivitas adalah besarnya
tegangan yang diberikan terhadap luas penanmpang suatu bahan tertentu dibagi besarnya
arus yang mengalir dan panjang tersebut.

ρ=RAl

13
dengan ρ merupakan resistivitas bahan (Ωcm), l merupakan panjang bahan (cm), R
merupakan hambatan bahan (Ω), dan A merupakan luas penampang bahan (cm2).

Untuk menentukan resistivitas berbentuk silinder dapat menggunakan (Griffiths,


1986):

ρ=2πRLln⁡(a)

Resistivas listrik suatu bahan merupakan ukuran kemampuan bahan tersebut unutk
memindahkan muatan listrik dibawah pengaruh medan listrik. Standar isolator untuk
tengan rendah berdasarkan resistivitasnya memiliki resistivitas ~ 107 Ωcm, untuk isolator
tegangan menengah maka harus memiliki resistivitas 109-1014 Ωcm, dan untuk isolator
tegangan tinggi maka resistivitasnya harus lebih dari 1014 Ωcm.

2.2.4.2 Densitas
Densitas merupakan suatu ukuran massa per unit volume dan dinyatakan dalam
gram per centimeter kubik (g/cm3) atau pound per inch kuadrat (lb/in2). Pengukuran
densitas yang dilakukan adalah jenis densitas ruah (bulk density) berdasarkan metode
Archimedes dimana menghitung ruah diberikan pada persamaan (Yusup, 1998):

ρb=mkmb-(mg-mkw)ρair

dengan ρb merupakan bulk density (g/cm3), ρair merupakan densitas air (1g/cm3),
mb merupakan masa basah (g), mk merupakan massa kering (g), mg merupakan massa
ketika beban digantung dalam air (g), dan mkw merupakan massa kawat penggantung.

2.2.4.3 Kuat Tekan


Kuat tekan didefinisikan sebagai ketahana suatu bahan terhadap beban yang
dilakukan sampai bahan tersebut pecah. Secara umum dapat diketahui hubungan antara
kekuatan terhadap tekanan (pembebanan yang diberikan) adalah sebagai berikut:

P=FA

14
dimana P = kekuatan tekan (Pa), F adalah pembebanan dalam satuan newton (N) dan A
adalah luas penampang dalam satuan m2.

2.2.4.4 Susut Bakar


Pengukuran susut bakar dilakukan pada sampel uji berbentuk silinder. Susut bakar ini
terdiri dari dua bagian yaitu:

a. Susut bakar volum adalah perbandingan perubahan volum dengan volum(∆V)


sampel sebelum dilakukan pempakaran yang dinyatakan sebagai berikut:
% susut bakar volum = V0-V1V0x 100% dengan Vo volume sampel yang belum
dibakar (cm3), V1 adalah volume sampel yang telah dibakar (cm3)

b. Susut bakar volum adalah perbandingan perubahan massa ∆m dengan massa


sampel sebelum dilakukan pembakaran (m0)yang dinyatakan sebagai berikut:
% susut bakar volum = m-m1m0x 100% dengan mo massa sampel yang belum
dibakar (gram), m1 adalah massa sampel yang telah dibakar (gram).

Susut bakar umumnya terjadi akibat hilangnya air karena penguapan dan terjadinya
reaksi cat aditif dalam keramik dan butiran menyatu aktif terhadap butiran besar.
Kekosongan yang terjadi akan diisi oleh fluks (pelebur), hal inilah yang mungkin dapat
menyebabkan kekurangan massa dan sampel.

Dalam kehidupan sehari-hari, karamik memiliki banyak kegunaan, misalnya saja dapat
dibuat sebagai guci, genteng, maupun peralatan lainnya. Agar peralatan yang di buat
dapat bertahan lama dan memiliki kualitas yang baik, oleh karena itu proses pembuatan
dan juga bahan baku yang digunakan harus sesuai dengan standar yang ada, di Indonesia
ini standar yang digunakan adalah SNI ( Standar Nasional Indonesia ).

2.2.5 Kegunaan Keramik

Hampir sebagian besar orang telah menggunakan produk-produk yang terbuat dari
keramik, entah itu untuk kebutuhan rumah tangga seperti mangkok, piring, cangkir, teko,
tempayan dll. Atau keramik yang digunakan untuk bahan bangunan, seperti batu-bata,
genteng keramik, tegel keramik , pipa-pipa keramik untuk pembuangan. Ada juga keramik

15
yang digunakan untuk keperluan keperluan khusus dan dibuat secara khusus pula misalnya
keramik isolator yang digunakan untuk kebutuhan industri perlistrikkan.

Dengan berkembangnya teknologi maka kini bahkan keramik telah digunakan didalam
berbagai keperluan bidang science seperti bidang kedokteran yang dikenal dengan bio
ceramics, misalnya beberapa organ tubuh manusia yang rusak ternyata dapat digantikan
dengan bahan keramik seperti tulang dan gigi. Keramik juga banyak digunakan di dalam
dunia elektronik. Ternyata banyak bagian dari dari produk elektronik yang dibuat dari bahan
keramik .

Dalam bidang teknologi kedirgantaraan maupun antariksa, ternyata bagian-bagian


tertentu dari pesawat terbang maupun pesawat luar angkasa terbuat dari bahan keramik.
Sebagai contoh, pesawat antariksa ulang alik Columbia dan Discovery ternyata seluruh badan
pesawat bagian luarnya dilapisi dengan mantel yang tahan api yang terbuat dari keramik
yang ringan (light refractory brick) yang tahan terhadap suhu yang sangat tinggi. Tanpa
dilapisi bahan keramik tersebut maka pesawat antariksa tidaklah mungkin dapat terbang
menjelajah luar angkasa, karena ketika kembali ke bumi akan mengalami gesekan dengan
atmosfir yang mengakibatkan terjadinya suhu yang sangat tinggi itu.

Bahan keramik juga digunakan dibidang teknologi nuklir. Hal ini disebabkan karena
bahan keramik, selain tahan terhadap suhu yang sangat tinggi, juga sekaligus penghantar
panas yang sangat buruk . Bahkan bahan keramik merupakan bahan satu satunya yang tahan
terhadap radiasi nuklir,sehingga reactor nuklir dimanapun menggunakan bahan keramik
sebagai pelindung, agar radiasi tidak menyebar kemana-mana karena sangat membahayakan .

Tahap-tahap membuat keramik

Ada beberapa tahapan proses yang harus dilakukan untuk membuat suatu produk keramik, yaitu:
1. Pengolahan Bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai material yang
belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap pakai. Pengolahan bahan dapat
dilakukan dengan metode basah maupun kering, dengan cara manual ataupun masinal. Didalam
pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu yang harus dilakukan antara lain pengurangan
ukuran butir, penyaringan, pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air.
Pengurangan ukuran butir dapat dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan dengan
ballmill. Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak

16
seragam. Ukuran butir biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim digunakan
adalah 60 – 100 mesh.

Pencampuran dan pengadukan bertujuan untuk


mendapatkan campuran bahan yang homogen/seragam.
Pengadukan dapat dilakukan dengan cara manual
maupun masinal dengan blunger maupun mixer.

Pengurangan kadar air dilakukan pada proses basah,


dimana hasil campuran bahan yang berwujud lumpur
dilakukan proses lanjutan, yaitu pengentalan untuk
mengurangi jumlah air yang terkandung sehingga
menjadi badan keramik plastis. Proses ini dapat
dilakukan dengan diangin-anginkan diatas meja gips
atau dilakukan dengan alat filterpress.

Tahap terakhir adalah pengulian. Pengulian dimaksudkan untuk menghomogenkan massa badan
tanah liat dan membebaskan gelembung-gelembung udara yang mungkin terjebak. Massa badan
keramik yang telah diuli, disimpan dalam wadah tertutup, kemudian diperam agar didapatkan
keplastisan yang maksimal.

2. Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis menjadi benda-
benda yang dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam membentuk benda keramik:
pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik putar (throwing), dan teknik cetak
(casting).

Pembentukan langsung
Dalam membuat keramik dengan teknik pembentukan tangan langsung, ada beberapa metode
yang dikenal selama ini: teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling), dan teknik lempeng
(slabbing).

Pembentukan dengan teknik putar


Pembentukan dengan teknik putar adalah keteknikan yang paling mendasar dan merupakan
kekhasan dalam kerajinan keramik. Karena kekhasannya tersebut, sehingga keteknikan ini
menjadi semacam icon dalam bidang keramik. Dibandingkan dengan keteknikan yang lain,
teknik ini mempunyai tingkat kesulitan yang paling tinggi. Seseorang tidak begitu saja langsung
bisa membuat benda keramik begitu mencobanya. Diperlukan waktu yang tidak sebentar untuk

17
melatih jari-jari agar terbentuk ’feeling’ dalam membentuk sebuah benda keramik. Keramik
dibentuk diatas sebuah meja dengan kepala putaran yang berputar. Benda yang dapat dibuat
dengan keteknikan ini adalah benda-benda yang berbentuk dasar silinder: misalnya piring,
mangkok, vas, guci dan lain-lain. Alat utama yang digunakan adalah alat putar (meja putar).
Meja putar dapat berupa alat putar manual mapupun alat putar masinal yang digerakkan dengan
listrik.

Secara singkat tahap-tahap pembentukan dalam teknik putar adalah: centering (pemusatan),
coning (pengerucutan), forming (pembentukan), rising (membuat ketinggian benda), refining the
contour (merapikan).

Pembentukan dengan teknik cetak


Dalam keteknikan ini, produk keramik tidak dibentuk secara langsung dengan tangan; tetapi
menggunakan bantuan cetakan/mold yang dibuat dari gipsum. Teknik cetak dapat dilakukan
dengan 2 cara: cetak padat dan cetak tuang (slip). Pada teknik cetak padat bahan baku yang
digunakan adalah badan tanah liat plastis sedangkan pada teknik cetak tuang bahan yang
digunakan berupa badan tanah liat slip/lumpur. Keunggulan dari teknik cetak ini adalah benda
yang diproduksi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama persis. Berbeda dengan teknik putar
atau pembentukan langsung,

3. Pengeringan
Setelah benda keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah pengeringan. Tujuan
utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada badan keramik.
Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses penting: (1) Air pada lapisan
antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap, sampai akhirnya partikel-partikel
saling bersentuhan dan penyusutan berhenti; (2) Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan (3)
air yang terserap pada permukaan partikel hilang. Tahap-tahap ini menerangkan mengapa harus
dilakukan proses pengeringan secara lambat untuk menghindari retak/cracking terlebih pada
tahap 1 (Norton, 1975/1976). Proses yang terlalu cepat akan mengakibatkan keretakkan
dikarenakan hilangnya air secara tiba-tiba tanpa diimbangi penataan partikel tanah liat secara
sempurna, yang mengakibatkan penyusutan mendadak.
Untuk menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal benda keramik diangin-
anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak terjadi penyusutan, pengeringan dengan sinar matahari
langsung atau mesin pengering dapat dilakukan.

4. Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang
rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah
tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran:
suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang terlibat (Magetti, 1982).
Selama pembakaran, badan keramik mengalami beberapa reaksi-reaksi penting, hilang/muncul
fase-fase mineral, dan hilang berat (weight loss). Secara umum tahap-tahap pembakaran maupun

18
kondisi api furnace dapat dirinci dalam tabel.

Pembakaran biskuit
Pembakaran biskuit merupakan tahap yang sangat penting karena melalui pembakaran ini suatu
benda dapat disebut sebagai keramik. Biskuit (bisque) merupakan suatu istilah untuk menyebut
benda keramik yang telah dibakar pada kisaran suhu 700 – 1000oC. Pembakaran biskuit sudah
cukup membuat suatu benda menjadi kuat, keras, kedap air. Untuk benda-benda keramik
berglasir, pembakaran biskuit merupakan tahap awal agar benda yang akan diglasir cukup kuat
dan mampu menyerap glasir secara optimal.

5. Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir. Benda
keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk
benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara dicelup dan dituang; untuk
benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk
keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek-
efek tertentu sesuai keinginan.

Kesemua proses dalam pembuatan keramik akan menentukan produk yang dihasilkan. Oleh
karena itu kecermatan dalam melakukan tahapan demi tahapan sangat diperlukan untuk
menghasilkan produk yang memuaskan.

Teknik Pembentukan: Dasar-dasar Pembentukan Logam

1. Proses pengecoran (casting)


Suatu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian
dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli dari produk cor yang akan
dibuat.

2. Proses pemesinan (machining)


Proses pemotongan logam disebut sebagai proses pemesinan adalah proses pembuatan dengan
cara membuang material yang tidak diinginkan pada benda kerja sehingga diperoleh produk akhir
dengan bentuk, ukuran, dan surface finish yang diinginkan.
3. Proses pembentukan logam (metal forming)

Proses metal forming adalah melakukan perubahan bentuk pada benda kerja dengan cara
memberikan gaya luar sehingga terjadi deformasi plastis.
4. Proses pengelasan (welding)
Proses penyambungan dua bagian logam dengan jalan pencairan sebagian dari daerah yang akan
disambung. Adanya pencairan dan pembekuan didaerah tersebut akan menyebabkan terjadinya
ikatan sambungan.
5. Proses perlakuan panas (heat treatment)
Heat treatment adalah proses untuk meningkatkan kekuatan material dengan cara perlakuan

19
panas.
6. Surface treatment

Proses surface treatment adalah proses perlakuan yang diterapkan untuk mengubah sifat
karakteristik logam pada bagian permukaan logam dengan cara proses thermokimia, metal
spraying.
Teknik Pembentukan Plastik polimer

Fabrikasi polimer plastik biasanya diselesaikan dengan pembentukan material pada bentuk
molten pada temperatur tertentu menggunakan teknik molding, seperti: compression, transfer,
injection, blow moding. Extrusion dan pengecoran juga memungkinkan.

etoda Pembuatan Komposit


Secara Garis besar metoda pembuatan material komposit terdiri dari atas dua cara,yaitu :

1.  Proses Cetakan Terbuka (Open-Mold Process)


2.  Proses Cetakan Tertutup (Closed mold Processes)

1. Proses Cetakan Terbuka (Open-Mold Process)


a) Contact Molding/ Hand Lay Up
Hand lay-up adalah metoda yang paling sederhana dan merupakan proses dengan metode terbuka
dari proses fabrikasi komposit.Adapun proses dari pembuatan dengan metoda ini adalah dengan
cara menuangkan resin dengan tangan kedalam serat berbentuk anyaman, rajuan atau kain,
kemudian memberi takanan sekaligus meratakannya menggunakan rol atau kuas. Proses tersebut
dilakukan berulang-ulang hingga ketebalan yang diinginkan tercapai. Pada proses ini resin
langsung berkontak dengan udara dan biasanya proses pencetakan dilakukan pada temperatur
kamar.
Kelebihan penggunaan metoda ini:
o Mudah dilakukan
o Cocok di gunakan untuk komponen yang besar
o Volumenya rendah

Pada metoda hand lay up ini resin yang paling banyak di gunakan adalah polyester dan epoxies.

20
Aplikasi dari pembuatan produk komposit menggunakan hand lay up ini biasanya di gunakan pada
material atau komponen yang sangat besar, seperti pembuatan kapal, bodi kendaraan, bilah turbin
angin, bak mandi,perahu.

b) Vacuum Bag
Proses vacuum bag merupakan penyempurnaan dari hand lay-up, penggunaan dari proses vakum
ini adalah untuk menghilangkan udara terperangkap dan kelebihan resin..
Pada proses ini digunakan pompa vacuum untuk menghisap udara yang ada dalam wadah tempat
diletakkannya komposit yang akan dilakukan proses pencetakan. Dengan divakumkan udara
dalam wadah maka udara yang ada diluar penutup plastic akan menekan kearah dalam. Hal ini
akan menyebabkan udara yang terperangkap dalam specimen komposit akan dapat
diminimalkan.
Dibandingkan dengan hand lay-up, metode vakum memberikan penguatan konsentrasi yang
lebih tinggi, adhesi yang lebih baik antara lapisan, dan kontrol yang lebih resin / rasio kaca.
Aplikasi dari metoda vacuum bag ini adalah pembuatan kapal pesiar, komponen mobil
balap,perahu.

c) Pressure Bag
Pressure bag memiliki kesamaan dengan metode vacuum bag, namun cara ini tidak memakai
pompa vakum tetapi menggunakan udara atau uap bertekanan yang dimasukkan malalui suatu
wadah elastis Wadah elastis ini yang akan berkontak pada komposit yang akan dilakukan proses.
Biasanya tekanan basar tekanan yang di berikan pada proses ini adalah sebesar 30 sampai 50 psi.
Aplikasi dari metoda vacuum bag ini adalah pembuatan tangki,wadah,turbin angin,vessel.
d) Spray-Up
Spray-up merupakan metode cetakan terbuka yang dapat menghasilkan bagian-bagian yang lebih
kompleks ekonomis dari hand lay-up.
Proses spray-up dilakukan dengan cara penyemprotan serat (fibre) yang telah melewati tempat
pemotongan (chopper). Sementara resin yang telah dicampur dengan katalis juga disemprotkan
secara bersamaan Wadah tempat pencetakan spray- up telah disiapkan

21
sebelumnya. Setelah itu proses selanjutnya adalah dengan embiarkannya mengeras pada kondisi
atsmosfer standar.
Spray-up telah sangat sedikit aplikasi di ruang angkasa. Teknologi ini menghasilkan struktur
kekuatan yang rendah yang biasanya tidak termasuk pada produk akhir. Spray-up sedang
digunakan untuk bergabung dengan struktur back-up untuk lembaran wajah komposit pada alat
komposit. Spray-up ini juga digunakan terbatas untuk mendapatkan fiberglass splash dari alat
transfer.
Aplikasi penggunaan dari proses ini adalah panel-panel, bodi karavan,bak mandi,
sampan,sampan.
e) Filament Winding
Fiber tipe roving atau single strand dilewatkan melalui wadah yang berisi resin, kemudian fiber
tersebut akan diputar sekeliling mandrel yang sedang bergerak dua arah, arah radial dan arah
tangensial. Proses ini dilakukan berulang, sehingga cara ini didapatkan lapisan serat dan fiber
sesuai dengan yang diinginkan. Resin termoseting yang biasa di gunakan pada proses ini adalah
poliester, vinil ester, epoxies, dan fenolat.
Proses ini terutama digunakan untuk komponen belah berlubang, umumnya bulat atau oval,
seperti pipa dan tangki. Serat TOWS dilewatkan melalui mandi resin sebelum ke Mandrel dalam
berbagai orientasi, dikendalikan oleh mekanisme serat, dan tingkat rotasi mandrel tersebut.
Adapun aplikasi dari proses filament winding ini digunakan untuk menghasilkan bejana tekan,
motor roket, tank, tongkat golf dan pipa.
2. Proses Cetakan Tertutup (Closed mold Processes)
a) Proses Cetakan Tekan (Compression Molding)
Proses cetakan ini menggunakan hydraulic sebagai penekannya. Fiber yang telah dicampur
dengan resin dimasukkan ke dalam rongga cetakan, kemudian dilakukan penekanan dan
pemanasan. Resin termoset khas yang digunakan dalam proses cetak tekan ini adalah poliester,
vinil ester, epoxies, dan fenolat.
Aplikasi dari proses compression molding ini adalah alat rumah, kontainer besar, alat listrik, untuk
panel bodi kendaraan rekreasi seperti ponsel salju, kerangka sepeda dan jet ski

22
Gambar produk dengan filament winding

b). Injection Molding


Metoda injection molding juga dikenal sebagai reaksi pencetakan cairan atau pelapisan tekanan
tinggi. Fiber dan resin dimasukkan kedalam rongga cetakan bagian atas, kondisi temperature
dijaga supaya tetap dapat mencairkan resin. Resin cair beserta fiber akan mengalir ke bagian
bawah, kemudian injeksi dilakukan oleh mandrel ke arah nozel menuju cetakan.
Pada proses ini resin polimer reaktif yang di gunakan seperti poliol, isosianat, poliuretan, dan
poliamida menyediakan siklus pencetakan cepat cocok untuk aplikasi otomotif dan furnitur.
Aplikasi secara umum meliputi bumper otomotif, komponen fender dan panel, alat rumah, dan
komponen mebel.
c). Continuous Pultrusion
Fiber jenis roving dilewatkan melalui wadah berisi resin, kemudian secara kontinu dilewatkan ke
cetakan pra cetak dan diawetkan (cure), kemdian dilakukan pengerolan sesuai dengan dimensi
yang diinginkan. Atau juga bisa di sebut sebagai penarikan serat dari suatu jaring atau creel

23
melalui bak resin, kemudian dilewatkan pada cetakan yang telah dipanaskan. Fungsi dari cetakan
tersebut ialah mengontrol kandungan resin,

melengkapi pengisian serat, dan mengeraskan bahan menjadi bentuk akhir setelah melewati
cetakan.
Aplikasi penggunaan proses ini digunakan untuk pembuatan batang digunakan pada struktur
atap, jembatan. Adapun contohnya adalah Round Rods, Rectangles, Squares, ‘I’ sections, ‘T’
sections, Angles, Channels, Dog Bone Profiles, Dove Tail Sticks and Spacers, Corner Profiles,
Hallow Sections

2.3.1 Definisi Komposit


Menurut definisi, komposit adalah struktur yang dibuat dari bahan-bahan yang
berbeda-beda, ciri-cirinya pun tetap terbawa setelah komponen terbentuk sepenuhnya.
Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material
sehingga dihasilkan material komposit yang mempunyai sifat mekanik dan karakteristik
yang berbeda dari material pembentuknya.
Komposit memberikan suatu pengertian yang sangat luas dan berbeda-beda, serta
mengikuti situasi dan perkembangan bahan itu sendiri. Gabungan dua atau lebih bahan
merupakan suatu konsep yang diperkenalkan untuk menerangkan definisi komposit.
Walaupun demikian definisi ini terlalu umum, karena komposit ini merangkumi semua

24
bahan termasuk plastik yang diperkuat dengan serat, logam alloy, keramik, kopolimer,
plastik berpengisi atau apa saja campuran dua bahan atau lebih untuk mendapatkan suatu
bahan yang baru.
Komposit memiliki sifat mekanik yang lebih bagus dari logam, kekakuan jenis
(modulus Young/density) dan kekuatan jenisnya lebih tinggi dari logam. Beberapa lamina
komposit dapat ditumpuk dengan arah orientasi serat yang berbeda, gabungan lamina ini
disebut sebagai laminat.

2.3.2 Klasifikasi Bahan


Klasifikasi bahan komposit dapat dibentuk dari sifat dan sturkturnya. Bahan
komposit dapat diklasifikasikan kedalam beberapa jenis. Secara umum klasifikasi komposit
yang sering digunakan antara lain seperti :
a. Klasifikasi menurut kombinasi material utama, seperti metal-organic atau metal
anorganic.
b. Klasifikasi menurut karakteristik bult-from, seperti system matrik atau laminate.
c. Klasifikasi menurut istribusi unsure pokok, seperti continous dan disontinous.
d. Klasifikasi menurut fungsinya, seperti elektrikal atau structural.
Secara garis besar ada 3 macam jenis komposit berdasarkan penguat yang digunakannya,
yaitu :
a. Fibrous Composites (Komposit Serat).
Merupakan jenis komposit yang hanya terdiri dari satu lapisan yang menggunakan
penguat berupa serat (fiber). Serat (fiber) yang digunakan bisa berupa glass fibers,
carbon fibers, aramid fibers (poly aramide), dan sebagainya.
b. Laminated Composites (Komposit Laminat).
Merupakan jenis komposit yang terdiri dari dua lapis atau lebih yang digabung
menjadi satu dan setiap lapisnya memiliki karakteristik sifat sendiri.
c. Particulalate Composites (Komposit Partikel).
Merupakan komposit yang menggunakan partikel atau serbuk sebagai penguatnya
dan terdistribusi secara merata dalam matriksnya.

Ada tiga faktor yang menentukan sifat-sifat dari material komposit, yaitu:

25
1. Material pembentuk. Sifat-sifat intrinsik material pembentuk memegang peranan yang
sangat penting terhadap pengaruh sifat kompositnya.
2. Susunan struktural komponen. Dimana bentuk serta orientasi dan ukuran tiaptiap
komponen penyusun struktur dan distribusinya merupakan faktor penting yang
memberi kontribusi dalam penampilan komposit secara keseluruhan.
3. Interaksi antar komponen. Karena komposit merupakan campuran atau kombinasi
komponen-komponen yang berbeda baik dalam hal bahannya maupun bentuknya, maka
sifat kombinasi yang diperoleh pasti akan berbeda.
Secara umum material komposit tersusun dari dua komponen utama yaitu matrik (bahan
pengikat) dan filler (bahan pengisi). Filler adalah bahan pengisi yang digunakan dalam
pembuatan komposit, biasanya berupa serat atau serbuk. Gibson (1984) mengatakan bahwa
matrik dalam struktur komposit bisa berasal dari bahan polimer, logam, maupun keramik.
Matrik secara umum berfungsi untuk mengikat serat menjadi satu struktur komposit.

2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Komposit


2.3.3.1 Kelebihan Material Komposit
Material komposit mempunyai beberapa kelebihan berbanding dengan bahan
konvensional seperti logam. Kelebihan tersebut pada umumnya dapat dilihat dari beberapa
sudut yang penting seperti sifat-sifat mekanikal dan fisikal dan biaya. Seperti yang diuraikan
dibawah ini :
a. Sifat-sifat mekanikal dan fisikal
Pada umumnya pemilihan bahan matriks dan serat memainkan peranan penting
dalam menentukan sifat-sifat mekanik dan sifat komposit. Gabungan matriks dan serta dapat
menghasilkan komposit yang mempunyai kekuatan dan kekakuan yang lebih tinggi dari
bahan konvensional seperti keluli.
b. Biaya
Faktur biaya juga memainkan peranan yang sangat penting dalam membantu
perkembangan industri komposit. Biaya yang berkaitan erat dengan penghasilan suatu
produk yang seharusnya memperhitungkan beberapa aspek seperti biaya bahan mentah,
pemrosesan, tenaga manusia, dan sebagainya.

26
2.3.3.2 Kekurangan Material Komposit
a. Tidak tahan terhadap beban shock (kejut) dan crash (tabrak) dibandingkan
dengan metal.
b. Kurang elastis.
c. Lebih sulit dibentuk secara plastis.

2.3.4 Kegunaan Komposit


a. Angkasa luar ; Komponen kapal terbang, Komponen Helikopter, Komponen satelit.
b. Kesehatan ; Kaki palsu, Sambungan sendi pada pinggang.
c. Marine / Kelautan ; Kapal layar, Kayak
d. Industri Pertahanan ; Komponen jet tempur, Peluru, Komponen kapal selam
e. Industri Pembinaan ; Jembatan, Terowongan, Rumah, Tanks.
f. Olah raga dan rekreasi ; Sepeda, Stick golf, Raket tenis, Sepatu olah raga
g. Automobile ; Komponen mesin, Komponen kereta
h. Angkasa luar ; Komponen kapal terbang, Komponen Helikopter, Komponen satelit.

27
Metoda Pembuatan Komposit

Secara Garis besar metoda pembuatan material komposit terdiri dari atas dua cara,yaitu :

1. · Proses Cetakan Terbuka (Open-Mold Process)

2. · Proses Cetakan Tertutup (Closed mold Processes)

1. Proses Cetakan Terbuka (Open-Mold Process)

a) Contact Molding/ Hand Lay Up

Hand lay-up adalah metoda yang paling sederhana dan merupakan proses denganmetode terbuka dari
proses fabrikasi komposit.Adapun proses dari pembuatan dengan metoda ini adalah dengan cara
menuangkan resin dengan tangan kedalam serat berbentuk anyaman, rajuan atau kain, kemudian
memberi takanan sekaligus meratakannya menggunakan rol atau kuas. Proses tersebut dilakukan
berulang-ulang hingga ketebalan yang diinginkan tercapai. Pada proses ini resin langsung berkontak
dengan udara dan biasanya proses pencetakan dilakukan pada temperatur kamar.

Kelebihan penggunaan metoda ini:

o Mudah dilakukan

o Cocok di gunakan untuk komponen yang besar

o Volumenya rendah

Pada metoda hand lay up ini resin yang paling banyak di gunakan adalah polyester dan epoxies. Proses
ini dapat kita lihat pada gambar berikut :

Gambar Proses Hand Lay Up

28
Aplikasi dari pembuatan produk komposit menggunakan hand lay up ini biasanya di gunakan pada
material atau komponen yang sangat besar, seperti pembuatan kapal, bodi kendaraan, bilah turbin
angin, bak mandi,perahu.

Gambar Produk yang menggunakan proses hand lay up

b) Vacuum Bag

Proses vacuum bag merupakan penyempurnaan dari hand lay-up, penggunaan dari proses vakum ini
adalah untuk menghilangkan udara terperangkap dan kelebihanresin..

Pada proses ini digunakan pompa vacuum untuk menghisap udara yang ada dalam wadah tempat
diletakkannya komposit yang akan dilakukan proses pencetakan. Dengan divakumkan udara dalam
wadah maka udara yang ada diluar penutup plastic akan menekan kearah dalam. Hal ini akan
menyebabkan udara yang terperangkap dalam specimen komposit akan dapat diminimalkan.

Dibandingkan dengan hand lay-up, metode vakum memberikan penguatankonsentrasi yang lebih
tinggi, adhesi yang lebih baik antara lapisan, dan kontrol yang lebih resin / rasio kaca.

29
Gambar Proses Pencetakan dengan Vacuum Bag

Aplikasi dari metoda vacuum bag ini adalah pembuatan kapal pesiar, komponen mobil balap,perahu.

30
Gambar Produk yang menggunakan proses vacuum bag

c) Pressure Bag

Pressure bag memiliki kesamaan dengan metode vacuum bag, namun cara ini tidak memakai pompa
vakum tetapi menggunakan udara atau uap bertekanan yang dimasukkan malalui suatu wadah elastis
Wadah elastis ini yang akan berkontak pada komposit yang akan dilakukan proses. Biasanya tekanan
basar tekanan yang di berikan pada proses ini adalah sebesar 30 sampai 50 psi.

Gambar Proses Pencetakan dengan Pressure Bag

Aplikasi dari metoda vacuum bag ini adalah pembuatan tangki,wadah,turbin angin,vessel.

31
Gambar produk dengan Pressure Bag

d) Spray-Up

Spray-up merupakan metode cetakan terbuka yang dapat menghasilkan bagian-bagian yang lebih
kompleks ekonomis dari hand lay-up.

Proses spray-up dilakukan dengan cara penyemprotan serat (fibre) yang telah melewati tempat
pemotongan (chopper). Sementara resin yang telah dicampur dengan katalis juga disemprotkan secara
bersamaan Wadah tempat pencetakanspray- up telah disiapkan sebelumnya. Setelah itu proses
selanjutnya adalah dengan embiarkannya mengeras pada kondisi atsmosfer standar.

Gambar Proses Pencetakan dengan Spray-Up

32
Spray-up telah sangat sedikit aplikasi di ruang angkasa. Teknologi ini menghasilkan struktur
kekuatan yang rendah yang biasanya tidak termasuk pada produk akhir. Spray-up sedang digunakan
untuk bergabung dengan struktur back-up untuk lembaran wajah komposit pada alat komposit. Spray-
up ini juga digunakan terbatas untuk mendapatkan fiberglass splash dari alat transfer.

Aplikasi penggunaan dari proses ini adalah panel-panel, bodi karavan,bak mandi, sampan,sampan.

Gambar produk dengan Spray Up

e) Filament Winding

Fiber tipe roving atau single strand dilewatkan melalui wadah yang berisi resin, kemudian fiber tersebut
akan diputar sekeliling mandrel yang sedang bergerak dua arah, arah radial dan arah tangensial. Proses
ini dilakukan berulang, sehingga cara ini didapatkan lapisan serat dan fiber sesuai dengan yang
diinginkan. Resin termoseting yang biasa di gunakan pada proses ini adalah poliester, vinil ester,
epoxies, dan fenolat.

33
Gambar Proses Pencetakan dengan Filament Winding

Proses ini terutama digunakan untuk komponen belah berlubang, umumnya bulatatau oval, seperti pipa
dan tangki. Serat TOWS dilewatkan melalui mandi resinsebelum ke Mandrel dalam berbagai orientasi, di
kendalikan oleh mekanismeserat, dan tingkat rotasi mandrel tersebut. Adapun aplikasi dari proses
filament winding ini digunakan untuk menghasilkan bejana tekan, motor roket, tank,tongkat golf
dan pipa.

34
Gambar produk dengan filament winding

2. Proses Cetakan Tertutup (Closed mold Processes)

a) Proses Cetakan Tekan (Compression Molding)

Proses cetakan ini menggunakan hydraulic sebagai penekannya. Fiber yang telah dicampur dengan resin
dimasukkan ke dalam rongga cetakan, kemudian dilakukan penekanan dan pemanasan. Resin termoset
khas yang digunakan dalam proses cetak tekan ini adalah poliester, vinil ester, epoxies, dan fenolat.

Gambar Proses Pencetakan dengan Compression Molding

Aplikasi dari proses compression molding ini adalah alat rumah, kontainer besar, alat listrik, untuk panel
bodi kendaraan rekreasi seperti ponsel salju,kerangka sepeda dan jet ski

35
Gambar produk dengan filament winding

b). Injection Molding

Metoda injection molding juga dikenal sebagai reaksi pencetakan cairan atau pelapisan tekanan tinggi.
Fiber dan resin dimasukkan kedalam rongga cetakan bagian atas, kondisi temperature dijaga supaya
tetap dapat mencairkan resin. Resin cair beserta fiber akan mengalir ke bagian bawah, kemudian injeksi
dilakukan oleh mandrel ke arah nozel menuju cetakan.

36
Gambar Proses Pencetakan dengan Injection Molding

Pada proses ini resin polimer reaktif yang di gunakan seperti poliol, isosianat, poliuretan, dan poliamida
menyediakan siklus pencetakan cepat cocok untuk aplikasi otomotif dan furnitur. Aplikasi secara umum
meliputi bumper otomotif, komponen fender dan panel, alat rumah, dan komponen mebel.

37
Gambar produk dengan filament winding

c). Continuous Pultrusion

Fiber jenis roving dilewatkan melalui wadah berisi resin, kemudian secara kontinu dilewatkan ke cetakan
pra cetak dan diawetkan (cure), kemdian dilakukan pengerolan sesuai dengan dimensi yang diinginkan.
Atau juga bisa di sebut sebagai penarikan serat dari suatu jaring atau creel melalui bak resin, kemudian
dilewatkan pada cetakan yang telah dipanaskan. Fungsi dari cetakan tersebut ialah mengontrol
kandungan resin, melengkapi pengisian serat, dan mengeraskan bahan menjadi bentuk akhir setelah
melewati cetakan.

38
Gambar Proses Pencetakan dengan Continuous Pultrusion

Aplikasi penggunaan proses ini digunakan untuk pembuatan batang digunakan pada struktur atap,
jembatan. Adapun contohnya adalah Round Rods, Rectangles, Squares, ‘I’ sections, ‘T’ sections, Angles,
Channels, Dog Bone Profiles, Dove Tail Sticks and Spacers, Corner Profiles, Hallow Sections

39
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Polimer merupakan suatu golongan kimia penting dalam kehidupan kita sehari-hari
maupun dalam industry. Polimer meliputi plastik, karet, serat, dan nilon. Beberapa senyawa
penting dalam tubuh makhluk hidup, yaitu karbohidrat (polisakarida), protein, dan asam
nukleat juga merupakan polimer. Kita akan melihat bahwa polimer adalah suatu makro
molekul yang terbentuk dari molekul-molekul sederhana yang kita sebut sebagai monomer.

Proses pembentukan polimer dari monomernya kita sebut sebagai polimerisasi. Dalam
makalah ini akan dibahas tentang reaksi pembantukan polimer, penggolongan polimer, serta
kegunaan dan dampak polimer.

Keramik merupakan suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses
pembakaran yang pada umumnya terbuat dari tanah liat, kwarsa, feldsfar, dan serbuk kaca.
Sifat keramik ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral bawaannya yang
secara umum meiliki sifat :

1. Keras, kuat, tetapi bersifat getas atau mudah pecah.


2. Tahan terhadap korosi.
3. Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
4. Sifat listriknya dapat menjadi isolator, semikonduktor, konduktor bahkan
superkonduktor.
5. Dapat bersifat magnetik dan non magnetik.
Keramik biasanya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga seperti mangkok, piring,
cangkir, teko, tempayan dll. Atau keramik yang digunakan untuk bahan bangunan, seperti
batu-bata, genteng keramik, tegel keramik , pipa-pipa keramik untuk pembuangan.

Material komposit merupakan material yang terbentuk dari kombinasi antara dua atau
lebih material pembentuknya melalui pencampuran yang tidak homogen, dimana sifat
mekanik dari masing-masing material pembentuknya berbeda. Material komposit memiliki

40
sifat mekanik yang lebih bagus dari pada logam, memiliki kekuatan bisa diatur yang tinggi
(tailorability), memiliki kekuatan lelah (fatigue) yang baik, memiliki kekuatan jenis
(strength/weight) dan kekakuan jenis (modulus Young/density) yang lebih tinggi daripada
logam, tahan korosi, memiliki sifat isolator panas dan suara, serta dapat dijadikan sebagai
penghambat listrik yang baik, dan dapat juga digunakan untuk menambal kerusakan akibat
pembebanan dan korosi.

3.2 Saran

Dengan adanya tugas tentang materi polymer yang telah diberikan oleh bapak dosen.
Dapat menambah dan mengembangkan wawasan mahasiswa tentang pengertian polymer,
penggolongan polimer, macam-macam polimer dan lain-lain. Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, mohon kritik dan saran dari pembaca.

41
BAB IV
Daftar Pustaka

1. http://www.docstoc.com/docs/26656042/SENYAWA-POLIMER
2. http://www.scribd.com/doc/111908626/polimer-makalah-1
3. http://andrikurniawan8.blogspot.com/2013/11/makalah-polimer-xii-smka.html
4. http://terupdatedanterbaru.blogspot.com/2014/06/macam-macam-polimer-dan-
contohnya.html
5. Aninom. 2013. ”Keramik”. http://id.wikipedia.org/wiki/Keramik [20 Oktober 2013]
6. Eko. 2013. “Kliping Seni Rupa Terapan Keramik”.
http://www.slideshare.net/eko123/kliping-seni-rupa-terapan-keramik [20 Oktober 2013]
7. SNI 15-1325-1989 “BATUAN PIROPILIT UNTUK PEMBUATAN KERAMIK HALUS”
8. SNI 03-2095-1998 “GENTENG KERAMIK”
9. SNI 1147-1989-A “MASSA BADAN KERAMIK GERABAH HALUS KERAS PLAT
TETES PORSELIN”

10. Anonim. (2010, Nopember 11). Sifat-Sifat Komposit. Retrieved November 18, 2015, from
Blogspot: http://decilix.blogspot.co.id/2010/11/sifat-fisika-dan-kimia-baja.html

11. Nugroho, A. F. (2014, Februari 03). Komposit. Retrieved November 18, 2015, from
Blogspot: http://forestmaknyus.blogspot.co.id/2014/02/sekilas-tentang-baja.html

12. Santa, M. (2015, Juni 15). Makalah Kimia. Retrieved November 18, 2015, from Blogspot:
http://mardhawaspj.blogspot.co.id/2015/06/makalah-kimia-padat.html?m=1

42

Anda mungkin juga menyukai