Anda di halaman 1dari 35

PT PLN (Persero)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

4. HIGIENE INDUSTRI

4.1. PENDAHULUAN

Pada waktu lampau kesehatan kerja dianggap problem yang kurang berarti
dibanding keselamatan kerja. Kecelakaan kerja terjadi secara tiba-tiba dan
biasanya disertai efek traumatik yang begitu nyata sehingga mudah
mendiagnosa hal tersebut. Berlawanan dengan gangguan kesehatan atau
penyakit akibat kerja, sering memerlukan paparan bertahun-tahun untuk bisa
menimbulkan efek nyata. Lamanya efek yang timbul membuat orang lupa
pada paparannya, padahal pada saat efek tersebut timbul, umumnya sudah
sangat terlambat untuk pemberian pertolongan. Seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, para ahli di bidang
kesehatan kerja dapat membuktikan adanya faktor lingkungan kerja yang
mengakibatkan gangguan kenyamanan hidup, gangguan kesehatan atau
penyakit akibat kerja.

Tempat kerja dapat mengandung sejumlah bahaya bagi pekerja, baik bahaya
keselamatan maupun bahaya kesehatan, dimana efek kombinasi kedua
faktor tersebut dapat mengakibatkan dampak yang lebih buruk bagi pekerja.
Bahaya kesehatan sering mendapat perhatian yang lebih kecil dibanding
bahaya keselamatan karena pada umumnya dampak negatif pada tubuh
baru terlihat setelah paparan bertahun-tahun sehingga hal itu tidak terlihat
sebagai masalah yang nyata dan besar. Berkembangnya teknologi industri
membuat masalah kesehatan menjadi terlihat lebih nyata dan higiene
indrustri menjadi hal mutlak yang hams diterapkan dalam dalam indrustri.

Higiene industri dilaksanakan melalui tahap antisipasi, recognition, evaluasi


serta kontrol terhadap faktor lingkungan atau exposure yang timbul dalam

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 53


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

lingkungan kerja yang dapat menyebabkan sakit, gangguan kesehatan dan


kenyamanan hidup pada pekerja. Di Indonesia masalah pelaksanaan
higiene industri yang baik menjadi semakin kompleks karena adanya faktor
iklim, tidak adanya data, bahaya import akibat investasi pendirian bermacam-
macam pabrik dan negara maju dan belum disesuaikannya nilai ambang
batas paparan dengan pekerja dan kondisi di Indonesia.

Untuk dapat mengatasi masalah-masalah dalam menerapkan higiene indrustri


yang baik semua pihak (pemerintah, pengusaha dan pekerja) harus berperan
aktif sehingga tercipta lingkungan yang aman dan sehat bagi pekerja. Juga
diharapkan sumbangan pikiran dan tenaga dan para ahli dari berbagai
disiplin ilmu yang berkaitan dengan higiene indrustri.

4.2. OVERVIEW HIGIENE INDUSTRI

Higiene industri adalah ilmu pengetahuan dan seni tentang antisipasi dan
(recognition) pengenalan, evaluasi serta kontrol terhadap faktor lingkungan
atau exposure yang tirnbul dalam lingkungan kerja yang dapat menyebabkan
sakit, gangguan kesehatan dan kenyamanan hidup (well-being), atau
ketidaknyamanan yang signifikan dan in-efisiensi pada pekerja atau
masyarakat dalam sebuah komunitas. (American industrial Hygiene
Association).

Beberapa dasar pemikiran dalam menerapkan higiene industri adalah:

a) Pemaparan di tempat kerja dapat diukur secara kuantitatif dan


dinyatakan dengan istilah yang sesuai dengan tingkat paparan
tersebut.

b) Pemaparan di tempat kerja menunjukkan hubungan dosis - respon


(dose response relationship). Dosis mempunyai variabel konsentrasi/

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 54


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

intensitas dan lama papapan. Jika dosis meningkat, respon biologis


akan bertambah buruk.

c) Tubuh manusia mempunyai mekanisme pertahanan tubuh yang


kompieks baik dalam mem-prevensi bahaya yang akan masuk tubuh
maupun bahaya yang sudah masuk tubuh, hal ini berlaku untuk
semua jenis bahaya. Pada umumnya tubuh dapat mentolerir bahaya
tadi dalam level tertentu selama dia bekerja tanpa menyebabkan
gangguan kesehatan.

d) Bahaya di lingkungan kerja harus dipertahankan lebih rendah dari batas


yang diperkenankan melalui penerapan higiene industri dan cara kerja
yang baik.

e) Bahaya tertentu dalam level yang tergolong rendah dapat


menimbulkan respon biologis yang serius bagi sebagian kecil
pekerja. Oleh karena itu harus diupayakan mengontrol bahaya
sampai mencapai level serendah-rendahnya.

f) Langkah pertama dalam mengeliminasi bahan berbahaya di lingkungan


kerja adalah melalui disain proses dan subsitusi bahan berbahaya
dengan bahan yang kurang berbahaya. Jika hal ini tidak bisa
terlaksana, dapat menggunakan kontrol teknik atau administratif untuk
mempertahankan tingkat paparan yang diperkenankan. Dan bila
cara tersebut belum cukup, pemakaian alat pelindung diri dapat
dipertimbangkan.

g) Melakukan surveillance lingkungan kerja dan pekerja secara berkala


untuk menjamin lingkungan kerja tetap sehat.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 55


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

Tujuan dilaksanakan higiene industri adalah menjamin lingkungan kerja


yang sehat bagi pekerja. Untuk itu, program operasional harus
komprehansif, meliputi :

a) Kegiatan teknis terkoordinasi sehingga dapat mendeteksi bahaya


kesehatan kerja dalam setiap bagian proses.

b) Mampu melakukan pengukuran dan evaluasi bahaya di lingkungan


kerja.

c) Mampu menentukan kontrol secara teknik dan administratif yang efektif

d) Turut memonitor data kesehatan kerja akibat paparan lingkungan kerja


untuk mendeteksi adanya bahaya kesehatan (health hazards) akibat
kontrol bahaya yang tidak terpenuhi.

e) Turut melakukan riset termasuk studi toksikologi dan epidemiologi


untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penentuan batas
paparan yang aman.

f) Mengumpulkan dan menyimpan data-data guna mempelajari efek


paparan jangka panjang.

g) Menjamin relevansi data yang dikumpulkan.

4.3. GAMBARAN HIGIENE INDUSTRI Dl INDONESIA

Seorang hygienist biasanya seorang ahli kimia, teknik, fisika atau dokter
yang mendapat pelatihan khusus atau memperdalam higiene industri
melalui jenjang pendidikan master atau doktor. Di Indonesia pada umumnya
berasal dari macam-macam disiplin ilmu dari jenjang pendidikan diploma
sampai S3 dan belum ada pemisahan keahlian yang spesialistik seperti di
negara-negara maju dimana sudah terjadi pemisahan keahlian spesialistik
antara ahli kesehatan kerja dan ahli keselamatan kerja.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 56


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

Untuk hygenist yang bekerja sendirian misalnya seorang ahli teknik yang
ditunjang ahli kimia atau medis disarankan untuk memilih instrumen
pengukuran yang sederhana dan tidak memerlukan analisis kimia yang rumit
dengan prosedur yang mudah, milih instrumen yang tahan lama, memilih
supplier peralatan yang bonafid yang sanggup memelihara, memperbaiki,
mengkalibrasi peralatan secara berkala, peralatan disimpan di ruang ber-AC
dengan kelembaban tidak tinggi untuk menghindari tumbuhnya jamur.

Masalah higiene industri di Indonesia sangat kompleks sehingga seolah-olah


higiene industri bukan merupakan suatu masalah; sebagai contoh kita
selalu menemukan angka gangguan kesehatan atau penyakit akibat kerja
yang sangat rendah. Masalah tersebut antara lain :
a) Perhatian pemerintah tertuju pada masalah ekonomi sehingga
masalah kesehatan kerja mendapat perhatian yang lebih kecil.
belum adanya Peraturan Pemerintah mengenai standar keamanan
tempat kerja sehingga pengusaha merasa tidak perlu mematuhinya
karena tidak ada sanksi. Hal ini-tentu saja berdampak sangat luas.
Paparan bahan berbahaya tidak terkontrol seperti yang diharapkan,
jam kerja lebih panjang yang dapat meningkatkan dosis paparan dan
shift yang tidak sesuai yang dianjurkan adalah sebagian contoh
masalah tersebut.
b) Masih tingginya pravalensi penyakit menular yang dapat menjadi
underlying diseases atau dapat memperburuk terjadinya penyakit
akibat kerja.
c) Malnutrisi akan mempengaruhi performa pekerja dan daya tahan
tubuh terhadap berbagai faktor di lingkungan kerja. selain itu
kekurangan zat gizi tertentu dalam tubuh dapat meningkatkan
absorbsi bahan berbahaya.
d) Masih kurangnya sumber daya manusia yang ahli dalam pelaksanaan
hygiene industri.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 57


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

e) Biaya untuk instrumen monitoring lingkungan dan biologis tinggi.


Tidak adanya dana karena sumber daya yang minim maka kondisi
kesehatan kerja tidak dimonitor secara adekwat (baik monitoring
biologis maupun lingkungan) sehingga penyakit akibat kerja tidak
terdiagnosa dan seolah-olah tidak ada masalah kesehatan.
f) Standar NAB yang ditetapkan belum dikaji untuk disesuaikan dengan
pekerja dan kondisi di Indonesia.

4.4. TEKNIK PENDEKATAN HIGIENE INDUSTRI

Seperti telah diungkapkan dalam definisi higiene industri yang bertujuan


untuk antisipasi, mengenal, mengontrol, serta evaluasi. Potential hazard
yang menyebabkan sakit, gangguan kesehatan atau ketidaknyamanan
pekerja dan rnasyarakat maka diperlukan teknik pendekataan yang dilakukan
oleh Industrial Hygienist. Untuk itu perlu dapat mengetahui organ tubuh
serta cara masuknya potenzial hazard ke dalam organ tubuh. Teknik
pendekatan dalam higiene industri dikenal sebagai:
 antisipasi
 recognition / pengenalan
 kontrol
evaluasi

4.4.1. Antisipasi

Berdasarkan cara masuknya potenzial hazard ke dalam organ tubuh


manusia perlu dipahami anatomi dari faal organ tubuh yang rentan
terhadap masuknya potenzial hazard. Organ tubuh tersebut adalah:
- paru-paru
- telinga

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 58


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

- kulit
- mata

Sedangkan cara potenzial hazard ke dalam organ tubuh manusia adalah


dengan cara :
- inhalasi (pernapasan)
- ingestion (pencernaan)
- kontak langsung
- injeksi

Anatomi Dan Faal Organ Tubuh Tersebut Dibahas Seperti


Dibawah Ini.
Masuk zat berbahaya ke dalam organ tubuh
 Jalan Pernapasan (inhalasi)

Manusia bernapas dan menghirup udara sebanyak 4 - 7 liter dan


menghembuskan keluar CO2 yang diolah dalam tubuhnya. Jika
bekerja lebih keras diperlukan O2 lebih banyak, dan penarikan
napas kadang-kadang mencapai 50 liter setiap menit.

Organ pernapasan adalah sebagaimana digambarkan pada gambar


dibawah. Udara yang dihirup sampai pada organ berbentuk seperti
kantong yang disebut alveoli melalui trachea, bronchus dan bronchiole,
dan oksigen diserap oleh kapiler-kapiler yang mengelilingi alveolus.
Karbon dioksida ketuar dan darah dan mengalir ke dalam kapiler
kemudian kedalam alveoli.

Ukuran diameter dari alveoli adalah 0,1 - 0,3 mm. Jumlah alveoli
dalam paru-paru kanan dan kiri ada sebanyak 700 sampai 1500
juta. Kesemuanya menutupi permukaan seluas 90 - 140 m2.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 59


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

Butiran partikel dengan diameter aerodinamik sebesar 10 µm atau


lebih, lekat pada lubang hidung atau ditelan akan dikeluarkan dari tubuh
berupa dahak. Sebagian besar dari partikel dengan diameter ± 5 µm
melekat pada silia dari saluran udara dan tertutup oleh mucus, dan
dikeluarkan melalui tenggorokan lewat esofagus. Partikel-partikel
yang tinggal di alveolus adalah yang berdiameter aerodinamik sebesar
1-2 µm.

Bila zat berbahaya merupakan gas atau uap, sebagian larut kedalam
mucus dari saluran udara, sedangkan sebagian besar mencapai
alveoli. Sebagian dari zat yang mencapai alveoli itu dikeluarkan melalui
pernapasan.

Ini berarti bahwa zat berbahaya yang dihirup mengadakan kontak


dengan darah dalam wilayah yang luas dalam paru-paru. Karena jumlah
udara yang dihirup bertambah jika bekerja dengan tenaga intensif,
maka jumlah dari zat berbahaya yang masuk kedalam tubuh
manusia melalui pernapasan bertambah juga.

 Jalur Pencernaan (ingestion)

Uap dan debu dari zat-zat berbahaya masuk kedalam mulut melalui
tarikan napas atau melalui kontak langsung. Kemudian zat itu larut
kedalam air liur atau ditelan dan sampai ke sistem pencernaan
makanan. Zat berbahaya yang larut dalam cairan pencernaan terserap
melalui vilus dari usus kecil. Tetapi yang tidak larut dibuang bersama
dengan kotoran tubuh.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 60


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

mulut kerongkongan lambung, usus halus, usus besar


disereksi
vena porta

hati jantung ........................................ keseluruh tubuh

(aliran darah)

 Jalur Kulit (kontak langsung)


struktur kulit :
 Kulit menutupi seluruh tubuh dan meliputi iuas + 1,6 m2 .
 Lapisan luar kuiit dinamakan epidermis yang tebalnya 0,1 - 0,3 mm,
 Permukaan kulit tertutup oleh lapisan kasar.
 Epidermis mempunyai pori-pori untuk folikel rambut, kelenjar
keringat dan kelenjar minyak.
 Dibawah epidermis terdapat dermis seteba! 0,3 - 2,4 mm
dimana mengalir kapiler darah.

Zat-zat kimia larut dan terserap kedalam tubuh melalui folikel-folikel,


kelenjar keringat dan kelenjar minyak, masuk kedalam darah melalui
kapiler dan kemudian beredar ke seluruh tubuh.

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa zat kimia yang mudah larut
kedalam minyak atau air akan lebih mudah larut ke dalam tubuh. Jika
kondisi kerja panas, seseorang akan berkeringat. Kelenjar minyaknya
akan terbuka dan zat-zat kimia akan lebih mudah masuk kedalamnya.

 Injeksi
Potensi bahaya dapat juga masuk ke dalam organ tubuh melalui trauma,
intra muskuler, intra dermal dan sub kuntan misalnya jarum suntik, jarum
infus bahkan kecelakaan teriris atau tertusuk pisau cukur / jarum. Pada

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 61


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

umumnya kejadian injeksi ini karena kecelakaan, misalnya perawat


rumah sakit tertusuk jarum suntik yang habis dipakai oieh pasien H!V.
Contoh lain, kejadian mendapat transfusi dari donor yang mengandung
HIV. Cara masuknya ke dalam tubuh seperti yang terjadi pada jalan
kontak langsung melalui kulit.

4.4.2. Recognition ( Mengenal Potensi Bahaya)

Setelah antisipasi terhadap potensi bahaya lingkungan kerja diketahui,


baik organ tubuh yang potensial mendapat paparan maupun jalan masuk ke
dalam tubuh maka perlu diketahui jenis potensi bahaya di lingkungan kerja.
Untuk mudahnya, potensi bahaya lingkungan kerja dibagi menjadi :
 faktor kimia
 faktor fisik
 faktor biologi
 faktor psiko-sosial

a. Faktor kimia

Bahan kimia yang mengalami biotransformasi dengan dosis dan suasana


yang kondusif dapat menimbulkan keadaan toksik yang merugikan pada
sistem biologis. llmu pengetahuan yang mempelajari efek yang merugikan
organ tubuh akibat paparan benda kimia disebut TOXICOLOGI.

Dalam lingkungan kimia, masalah-masalah yang ditimbul adalah :


- pencemaran udara
- kontak bahan kimia dengan kulit
- kekurangan oksigen.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 62


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

Penyebab pencemaran udara adalah :


- debu partikel
- gas
- uap
- fumes
- mists

Masing-masing zat kimia perlu diketahui sifat-sifat fisio-kimianya


karena zat-zat berbahaya tersebut memberikan akibat yang berbeda pada
tubuh manusia. Melalui pernapasan:

- Partikel yanq tidak bisa larut


bila telah menetap difolikel, tidak bisa dikeluarkan dari tubuh dengan
mudah karena dalam folikel tidak ada aliran udara ataupun cilium. Bila
partikel tersebut menetap dalam folikel dalam waktu lama, dampak
bahayanya akan berlangsung terus menerus untuk jangka waktu yang
lama.

- Partikel yanq dapat larut


akan larut dalam folikel dan masuk kedaiam kapiler darah. Sebagian
partikel akan mengendap pada organ-organ dengan daya tarik yang
kuat bagi zat kimia melalui limpa atau fagosit, dan secara berangsur
dikeluarkan sebagai kotoran.

- Gas dan uap


tidak hanya masuk melalui saluran udara, tetapi juga melalui kulit. Gas
dan uap yang masuk melalui saluran udara, masuk kedalam kapiler
melalui folikel dan beredar keseluruh tubuh.

Zat kimia seperti partikel, gas atau uap sesudah masuk kedalam tubuh
manusia, zat tersebut berpindah melalui jalur pernapasan, jalur

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 63


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

pencernaan dan aliran darah, kemudian mengendap di jaringan atau organ


atau sebagian terbuang sesudah melalui proses metabolisme.

Banyak bahan pelarut organik yang larut dalam minyak. Zat tersebut mudah
menumpuk pada jaringan kaya lemak, yaitu pada sistem syaraf pusat.
Bahan pelarut organik yang masuk ke dalam tubuh diproses melalui
detoksikasi, dengan oksidasi reduksi, hidrolisis atau konyugasi dan
kemudian bertumpuk dan dibuang.

Dosis respon
Zat kimia yang diserap melalui sistem pencernaan sampai di hati melalui
pembuluh darah halus dan beredar ke seluruh tubuh dalam bentuk
metabolit lewat dekomposisi / detoksikasi atau dalam bentuk asalnya.

Jenis paparan zat berbahaya berbeda satu sama lain, tergantung pada
proses kerja dan metode kerja. Jika dibagi berdasarkan tingkatan
konsentrasi dari zat-zat berbahaya, dapat diklasifikasi menjadi :
- paparan konsentrasi tinggi
- paparan konsentasi rendah
cara terjadinya gangguan kesehatan karena kedua paparan tersebut tidak
sama.

Paparan konsentrasi tinggi antara lain disebabkan oleh paparan rutin dari zat
konsentrasi tinggi dari pekerjaan rutin harian yang menghasilkan banyak zat
berbahaya dimana konsentrasi zat berbahaya tersebut meningkat di tempat
kerja. Banyaknya jumlah zat-zat berbahaya yang diserap tubuh para
pekerja pada umumnya atau secara lokal menimbulkan gangguan
kesehatan sesuai dengan sifat dari zat berbahaya yang dihadapi pekerja.

Paparan konsentrasi rendah disebabkan antara lain karena melakukan


pekerjaan rutin harian yang sama kecuali metode kerja dirubah. Gangguan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 64


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

kesehatan bisa terjadi karena terpapar zat berbahaya dalam waktu lama,
walaupun konsentrasinya rendah. Gangguan kesehatan yang terjadi
jarang menunjukkan gejala yang khas, namun sering menyebabkan
metabolisme enzim dari suatu organ tubuh yang tidak normal.

Efek bahan kimia berbahaya bagi tubuh


 Pada percobaan binatang, ahli toksikologi membagi paparan akibat zat
kimia menjadi empat kategori, yaitu :
 akut
- paparan terjadi kurang dari 24 jam
- jalan masuknya melalui intra venba dan injeksi sub kutan
 sub akut
- paparan terjadi berulang untuk waktu satu bulan atau kurang
 sub kronis
- paparan berulang antara satu sampai tiga bulan
 kronis
- paparan berulang lebih dari tiga bulan
- dapat terjadi apabila bahan kimia terakumulasi dalam sistem biologi
- bersifat permanen, karena sistem biologi tidak mempunyai cukup
waktu untuk pulih akibat paparan terus menerus

 Pembagian efek zat kimia berdasarkan cspat dan lambat.


 toksisitas cepat
merupakan manifestasi yang segera timbu! setelah pemberian zat
kimia.
 toksisitas lambat
merupakan manifestasi yang timbul akibat bahan kimia seiang
beberapa waktu dari waktu pemberian.

 Pembagian efek zat kimia berdasarkan lokasi manifestasi.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 65


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

Untuk menentukan ada tidaknya bahaya berdasarkan hasil pengamatan dan


pengukuran yang sudah dilakukan, higienis harus membandingkan dengan :
 literature ilmiah
 nilai ambang batas yang telah ditetapkan pemerintah
 hasil diskusi dengan tenaga kesehatan profesional yang telah
mengevaluasi status kesehatan pekerja yang terpapar.

Jika paparan tidak melebihi (literatur atau NAB (nilai ambang batas) tapi
terjadi respon biologis maka hygienist harus mengevaluasi apakah fakta
tersebut konsisten. Jika faktanya konsisten maka hygienist harus
berasumsi bahwa ada hubungan antara hubungan antara paparan tersebut
dengan respon yang terjadi karena batasan paparan diberikan untuk
mencegah efek negatif paparan bagi sebagian besar pekerja; bukan batasan
absolut bahwa di bawah angka tersebut efek negatif tidak terjadi. Disamping
itu data-data tentang nilai ambang batas paparan kadang-kadang tidak
sempurna dan sudah kadaluwarsa serta kadang hanya
memperhitungkan efek toksiknya saja, tidak memperhitungkan efek
karsinogenitasnya, metagenisitas atau teratogenisitasnya, apalagi di
Indonesia dimana NAB diadopsi dari ACGIH

Teknik pengukuran
Secara garis besar teknik pengukuran dibagi dua, yaitu :

 Direct reading instrument


Mempunyai sensor yang bisa mendeteksi secara langsung kadar
bahan dalam udara.
Alat ini mahal dan butuh perawatan secara hati-hati dan kalibrasi
yang cermat.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 66


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

 Sample collector

Alat ini mengambil bahan yang akan diukur dari udara kemudian
dianalisa dilaboratorium.
Harganya lebih murah dibanding yang pertama.
Contoh: personal sampling

Strategi Sampling
Setelah paparan udara toksik sudah diidentifikasi dan sudah ditetapkan
teknik pengukurannya, hygienist harus merancang strategi/cara
pengambilan sample. Misalnya pengukuran perorangan akan menunjukkan
akumulasi paparan dari bermacam-macam sumber bahaya (kadang-
kadang paparan terjadi pada proses operasi tertentu). Variasi konsentrasi
kontaminan dalam udara selama beberapa hari harus dicatat,
membandingkan dengan pekerja lainnya dalam pekerjaan yang sama
untuk mengetahui pengaruh kebiasaan pekerjaan (habit) dan cara
kerjanya; dan harus mempertimbangkan pengambilan sampel pada
pekerja yang berdekatan dengan area tersebut karena udara
terkontaminasi dapat mengalir ke area lain.

Pengambilan sampel kadang dilakukan di lokasi-lokasi tertentu dengan


tujuan identifikasi karakteristik pada sumber kontaminan dan untuk
mengevaluasi keefektifan kontrol yang telah dilakukan terhadap emisi bahan
kontaminan, misalnya menilai efektifitas local exhaust ventilation untuk
paparan debu kapas.

Evaluasi paparan melalui kontak kulit (misalnya paparan pestisida pada


pekerja industri pertanian) sulit dilakukan dengan mengambil sampel
lingkungan karena walaupun kontaminasi pada kulit dapat ditentukan,
tetapi tetap tidak mungkin mengetahui seberapa banyak kontaminan pada

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 67


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

kulit yang sudah penetrasi ke dalam tubuh juga tidak diketahui berapa
lama waktu dibutuhkan untuk penetrasi tersebut.
Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan :
 cloth patches;
untuk menghitung kontaminan per unit area selama waktu paparan;
dengan mengambil lokasi pada kulit dahi, leher belakang, punggung
tangan dan lengan
 wipe sampling;
kulit dicuci dengan pefarut yang sesuai untuk menentukan besar
kontaminan.

Kedua cara ini hanya untuk mengestimasi resiko relatif seseorang


terhadap orang lain pada area kerja yang sama atau antar tetapi tetap
sukar untuk mengetahui jumlah absolut kontaminan yang telah masuk
tubuh dan menyebabkan gangguan kesehatan.

Monitoring biologts dapat mendeteksi efek negatif akibat paparan, misalnya


monitoring cholinesterase sel darah merah pada pekerja yang terpapar
insektisida. Artinya kita dapat mendeteksi telah terjadi paparan
berlebihan setelah terjadi efek negatif. Biological monitoring juga dapat
menjelaskan bahwa paparan telah terkontrol tetapi tidak mendeteksi
tingginya paparan. Cara ini juga diperlukan bila jalan masuk kontaminan ke
tubuh (port d' entry) lebih dari satu (misalnya melalui inhalasi dan kontak
kulit)." Jadi cara ini dapat digunakan untuk membuktikan bahwa paparan
telah terkontrol tetapi bukan untuk mendeteksi tingginya paparan.

b. Faktor Fisik

Dalam lingkungan fisik, masalah potensial adalah :


- suhu dan kelembaban yang tidak normal
- tekanan udara

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 68


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

- penerang dan pencahayaan


- kebisingan
- getaran

Suhu dan kondisi panas

Suhu dan kondisi panas suatu lingkungan kerja pada dasarnya


dikendalikan oleh iklim suatu daerah dimana lingkungan kerja itu berada.
Untuk mempertahankan panas badan pada 35,5°C maka diperlukan
lingkungan kerja dengan temperatur antara 18° - 24°C dimana beban pada
jantung kita masih seimbang. Bila berada pada temperatur diatas 24°C,
maka jantung kita harus bekerja keras untuk mempertahankan temperatur
badan normal.

Pada lingkungan bersuhu tinggi, suhu badan kita meningkat dan kita dapat
menderita demam panas. Hal tersebut dikarenakan ketidaknyamanan
sementara menuju ke kondisi panas.

Perasaan panas adalah perasaan kita terhadap temperatur. Kita


merasakan panas dengan perasaan ini. Perasaan ini berhubungan dengan
pembangkitan dan penyebaran panas atau tergantung pada
keseimbangan panas yang dikeluarkan badan dan adanya panas di dalam
lingkungan kita.

Perasaan panas dipengaruhi oleh empat kondisi, yaitu :


 temperatur
merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi perasaan panas

 kelembaban
pada temperatur yang sama, penyebaran panas kita berbeda
menurut kelembapan dna perasaan panas kita berbeda secara mutlak
 bila temperatur tinggi - kelembapan tinggi

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 69


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

- penyebaran panas badan kita dengan pengeluaran keringat


terganggu dan kita merasa lengket
 bila temperatur tinggi - kelembapan rendah
- penyebaran panas badan menjadi aktif dan kita merasa
kurang panas
 bila temperatur rendah - kelembapan tinggi
- penyebaran panas badan melalui konduksi meningkat dan
kita agak dingin
 bila temperatur rendah - kelembapan rendah
- penyebaran panas badan kita melalui konduksi
berkurang dan kita merasa lebih panas

 aliran udara
- bila temparatur dan kelembapan berada pada tingkat yang
sama, perasaan panas kita berbeda bila keadaan aliran udara
berbeda. Bila ada angin, penguapan dari keringat dipercepat
dan konduksi bertambah, dengan demikian kita merasa Iebih
sejuk atau Iebih dingin
- bila temparatur sangat tinggi dan kelembapan tinggi juga,
angin akan membuat kita merasa pengap.
 radang dingin (frostbite)
- bisa terjadi bila temperatur rendah, kelembapan tinggi dan
aliran udara kencang
- pakaian yang basah mempercepat kondisi ini.
- bisa juga terjadi pada pekerja yang menangani obyek
bertemperatur rendah
- untuk mencegah, organ tubuh antara lain seperti telinga, jari-
jari, tumit harus digosok guna merangsang aliran darah
- untuk menjaga badan tetap hangat harus memakai pakaian
yang sesuai dengan lingkungan
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 70
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

- harus mengkonsumsi makanan berkalori tinggi

Pencahayaan dan Penerangan


Penerangan yang kurang di lingkungan kerja dapat menyebabkan
kelelahan, rendahnya produktivitas dan penyakit. Akibat yang dapat
ditimbulkan karena penerangan yang kurang adalah :

 rabun dekat

disebabkan karena penerangan kurang, pekerja makin


mendekatkan matanya kepada obyek.
 pembengkokan tulang punggung
disebabkan karena untuk melihat obyek dengan lebih baik.
pekerja mencondongkan tubuhnya. Akibatnya tulang punggung
membengkok.
 Iain-Iain
pada pekerja yang menangani gas berbahaya, pekerja harus
mendekatkan obyek supaya dapat melihat lebih jeias. Pada saat itu, dia
menyerap zat-zat berbahaya begitu banyak atau mengadakan kontak
atau terkena racun.

Penerangan memiliki lima kategori, yaitu :


- penerangan langsung
- penerangan tidak langsung
- penerangan semi iangsung
- penerangan menyeluruh
- penerangan lokal

Penerangan yang ideal sebaiknya :


- kualitas, kuantitas dan intensitas harus dapat diganti secara bebas
- intensitas penerangan harus cukup untuk setiap pekerjaan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 71


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

- penerangan tidak boleh menyilaukan pekerja dalam kondisi kerja


normal
- sumber cahaya harus dijaga agar telap
- perbedaaan yang besar antara penerangan pada perrnukaan, benda
kerja dan sekitarnya harus dihindari
- hindari membuat bayangan gelap pada permukaan pekerjaan dan pada
lantai
- warna cahaya hams sesuai dengan tipe pekerjaan

Kebisingan
Kebisingan adalah :
- suara-suara yang terlalu tinggi atau keras
- nada-nada yang tidak disenangi
- suara yang mengganggu pendengaran atas suara

Kebisingan menyebabkan kelelahan mental pada pekerja, sejak


mereka merasa tidak nyaman dan harus mencoba lebih keras untuk
mendengar suara yang diperlukan. Sebagai akibatnya, kecelakaan akan
bertambah dan gangguan pendengaran (Termed Bradyacusia disebabkan
oleh suara bising) akan terjadi.

Trauma disebabkan oleh suara berbeda menurut intensitas dan


kekerasannya. Intensitas suara dinyatakan dalam desibel (dB) atau phons.
Kekerasan suara dinyatakan dalam hertz (Hz). Tingkat. suara diukur
dengan suatu Sound Level Meter. Derajat berkurangnya pendengaran
diukur dengan Audiometer.

Rusaknya pendengaran tergantung pada lamanya waktu paparan dan


penggunaan alat-alat pelindung. Bila suara bising meningkat diatas 85
dB, ada kemungkinan terjadinya kehilangan pendengaran.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 72


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

Suara bising yang terdiri dari frekuensi tinggi lebih menyebabkan kesulitan
mendengar suara daripada yang berfrekuensi yang rendah. Suara bising
dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan kehilangan kemampuan
mendengar lebih besar.

Getaran
Getaran yang menyebabkan masalah kesehatan kerja karena
menggunakan peralatan yang bergetar dan disalurkan ke seluruh tubuh.
Getaran dapat rnenimbulkan pengaruh fisiologi seperti:
- fungsi syaraf autonomi
- meningkatkan tekanan darah
- menaikkan urat nadi
- meningkatkan volume ventilasi dalam pernapasan
- menaikkan tekanan udara dalam perut dan usus dalam sistem
pencernaan
- menyebabkan thoracoynia (pada getaran yang dengan akselerasi
tinggi)

Untuk mengurangi transmisi getaran dari alat-alat yang bergetar tinggi para
pekerja, maka perlu dipertimbangkan seleksi alat-alat, waktu kerja, metode
kerja, penggunaan aiat peiindung diri, kondisi lingkungan kerja.

c. Faktor biologis

Aktifitas industri khususnya sehubungan dengan majunya memiliki potensi


terhadap penularan penyakit dan penyebaran penyakit. Interaksi
wisatawan lokal maupun mancanegara dari satu daerah ke daerah lain
merupakan suatu dampak penting bagi kesehatan masyarakat melalui
vektor maupun penularan penyakit secara langsung.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 73


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

Fasilitas kantin perusahaan dimana faktor kebersihan sangat penting,


mengingat kantin merupakan tempat memasak dan menghidangkan
makanan bagi para tamu pekerja. Masalah hygiene kantin erat kaitannya
dengan Food and Water Borne Diseases. Karena itu, di kantin tidak boleh
tercium bau yang aneh, busuk dan anyir yang ditimbulkan oleh bau
makanan maupun sisa makanan dan sampah kantin. Koki dan pelayan
kantin harus sehat dan tidak sebagai carrier penyakit.

Fasilitas kolam renang perusahaan dimana kebersihan sangat penting,


mengingat kolam renang erat kaitannya dengan penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui Food and Water Borne Diseases yang berhubungan
dengan manusia yang berenang, misalnya :
- penyakit mata
- pemyakit kulit
- penyakit radang hati (hepatitis)
- penyakit pencernaan (muntaber)

Fasilitas pengolahan air buangan termasuk air bekas industri, bekas


pencucian alat, maupun cuci perabot dan bahan makanan. Air ini
tentunya banyak mengandung deterjen dan mikroba. Selain itu ada air
buangan yang mengandung ekskreta, tinja dan urine manusia. Dibanding
dengan air bekas cuci, maka air buangan ekskreta dan urine lebih
berbahaya karena mengandung kuman patogen.

Bila tidak dilakukan tata laksana yang benar, maka potensi bahaya
biologi tersebut dapat memberikan dampak negatif bagi tamu
perusahaan, karyawan dan masyarakat sekitar pabrik.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 74


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

4.5. KONTROL LINGKUNGAN KERJA

Jika suatu bahaya telah diidentifikasi dan besarnya masalah telah diukur,
langkah berikutnya adalah:
- Mendesain strategi kontrol/ planning
- Menurunkan paparan ke level yang diperkenankan, dengan cara:
 Merubah proses industri atau subsitusi bahan berbahaya

 Mengisolasi sumber bahaya dan mencegah penyebarannya,


misalnya pemasangan local exhaust ventilation disekitar
titik emisi akan menangkap dan memindahkan bahan emisi
sebelum mencapai breathing zone pekerja. Alat yang baik dapat
menangkap 80% - 90% emisi yang jelek hanya dapat menangkap
50% atau kurang.

 Membuat kebijakan administratif untuk menurunkan jumlah


paparan yang diterima pekerja, misalnya membatasi lama paparan
di tempat potensial bahaya atau dengan pemakaian APD sebagai
upaya terakhir. Pendekatan ini kurang dapat diandalkan karena
hasilnya tergantung manajemen, pelaksanaannya, dan
kecermatan pemakainya. Pemakaian APD bukan suatu cara
pendekatan kontrol yang mudah dan murah, contoh pemakai
masker akan merasa tidak nyaman apalagi jika lingkungan
kerjanya panas, penerimaan pekerja terhadap alat pelindung diri
masih rendah dan kualitas perlindungan tiap alat sangat variatif.
Harus diperhatikan ketepatan respirator dengan wajah pemakai
karena kalau tidak tepat benar akan terjadi kebocoran melalui
tepi/sisi masker.

Pada umumnya strategi control mengunakan kombinasi ketiga pendekatan


tersebut dan yang tidak kalah penting adalah pendidikan bagi pekerja
dan supervisornya akan bahaya serta cara penanggulangannya. Perlu
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 75
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

diperhatikan juga paparan bahan toksik dapat terjadi melalui lingkungan


pekerja yang terkontaminasi. Pakaian kerja tidak boleh dibawa pulang ke
rumah, karena dapat membawa kontaminan kerja ke keluarga. Dan
diusahakan ada fasilitas shower untuk membersihkan seluruh,bagian..tubuh
pekerja dari bahan kontaminan.

Penggunaan bahan haku dan pengurangan penggunaan

Sering terjadi bahwa pemakaian bahan baku yang berbahaya dilakukan


demi sudut pandang untuk mengurangi biaya dan waktu
pembuatannya. Hal ini terjadi pada pemberian pewarnaan makanan sering
dipakai warna yang berbahaya bagi kesehatan manusia, misalnya Azo
Benzana dengan Di Chior Bendina. Contoh lain yaitu mengganti Tri Chlor
Etylena dengan zat aktif lainnya.

Monitoring lingkungan kerja

Untuk tempat kerja yang sudah beroperasi, pengukuran berkala pada


lingkungan kerja harus diambil untuk mengetahui kadar dan faktor-faktor
berbahaya dalam lingkungan. Dan apabila dikhawatirkan adanya akibat
merugikan pada kesehatan pekerja, harus diadakan pemeriksaan dan
tindakan untuk memberantas faktor-faktor iingkungan kerja dalam fasilitas
atau metode kerja yang semakin buruk.

Kontrol Iingkungan kerja adalah untuk mengurangi secara luas


kemungkinan terpaparnya para pekerja oleh faktor-faktor berbahaya dalam
Iingkungan dimana mereka bekerja. Oleh karena itu, meskipun didalam
lingkungan kerja yang rata-rata sudah terkontrol baik, jika kalau gerakan kerja
atau sikap tubuh dari pekerja tidak dapat, maka kesehatan mereka bisa
terpengaruh.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 76


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

Kemungkinan terdapat kasus dimana paparan zat dengan konsentrasi tinggi


tidak bisa dihindari, meskipun baik sikap tubuh maupun geraknya tidak
salah. Umpamanya dalam pekerjaan las dengan muka pekerja tepat diatas
alat las yang dipegangnya, maka ia pasti akan terkena konsentrasi tinggi
terlepas dari konsentrasi di Iingkungan kerja.

Gangguan kesehatan karena zat kimia

Gangguan kesehatan berdasarkan jenis :

 Debu kimia yang tidak bisa larut


Pada umumnya debu mineral yang menyebabkan penyakit paru bersifat
tidak larut dalam air dan secara kimia bersifat lamban, karena itu debu
kimia ini akan terperangkap dalam organ dan memberi gejala dalam
waktu lama.
 debu kimia yang bisa larut
Gangguan atas tubuh manusia tidak sama dan tergantung dari:
- jumlah masukan
- kondisi kesehatan
- umur
- faktor lain dari manusia

Suatu zat kimia dapat menyebabkan lebih dari satu penyakit, tergantung
dari jumlah yang masuk terus menerus, banyak penyelidikan dilakukan
terhadap paparan zat kimia jumlah banyak. Namun paparan dalam jumlah
sedikit dalam waktu lama hanya beberapa zat yang jelas pengaruhnya.

Gangguan kesehatan karena faktor fisik

Penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh temperatur dan kondisi panas
serta pencegahannya.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 77


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

a. Demam panas
Penyakit ini timbul kepada pekerja yang melakukan pekerjaan dibawah
temperatur tinggi, terutama mereka yang berada dalam panas yang
tinggi dan pekerjaan yang menggunakan tenaga besar.

Bila bekerja dibawah temepratur tinggi, temperatur kulit kita juga akan
meningkat, pernapasan kita meningkat dan mengeluarkan keringat,
dengan demikian jumlah panas yang dipancarkan oleh tubuh kita menjadi
lebih besar. Jika penyebaran panas dari badan kita tidak mencukupi,
panas secara perlahan-lahan bertumpuk didalam badan kita, maka kita
mengumpulkan panas dan akibatnya kita mulai menderita demam panas.
Penyebab utama dari penyakit ini adalah hilangnya air dan kandungan
garam dalam jumlah yang besar dari badan kita dikarenakan situasi kerja
dan pakaian yang dipakai di tempat kerja dengan panas tinggi dimana
pada gilirannya mengganggu fungsi psikologi. Kelelahan, perut kpsong,
kurang tidur, gangguan perut dan pencernaan dan ketidaknormalan
kondisi fisik akan meningkatkan penyakit ini.

Langkah-langkah pencegahan:
 perbaikan ventilasi udara
 pemasangan peralatan untuk menutup panas radiasi
 pengurangan beban kerja
- mekanisme kerja
- pengurangan jam kerja yang kontinyu
- pemberian waktu istirahat yang cukup
- pengurangan beban kerja bagi pekerja yang tidak terampil dan
yang dalam masa penyembuhan
 pembatasan atas penggunaan pekerja yang tidak cocok untuk
bertemperatur tinggi (misalnya pekerja gemuk dan mereka yeng
memiliki gangguan pada organ-organ peredaran darah)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 78


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

 penyediaan garam, vitamin B, C dan air


 penggunaan pakaian kerja yang sesuai dan peralatan pelindung
panas
 mentaati peraturan perundangan tentang kesehatan yang berlaku

b. Kebisingan
Untuk merencanakan langkah untuk mengurangi kebisingan, pertama
harus diukur tingkat kebisingan dan menganalisa frekuensinya.

Langkah-langkah untuk mengatasi kebisingan :


 amati standar kebisingan yang diijinkan
 melakukan tindakan teknis berupa :
- kurangi kebisingan dari sumbernya
- redamkan sumber kebisingan atau pisahkan dengan bengkel
kerja
- dalam hal pembangkitan suara yang tidak dapat dihindari,
ambil langkah untulk menutup atau menyerap suara untuk
mencegah kebisingan mencapai telinga pekerja.
 penggunaan alat penahan suara, termasuk sumbat telinga dan
penutup telinga

Alat pelindung diklasifikasi dalam dua tipe, yaitu :


- klasifikasi 1 : peralatan yang menutup suara lemah
- klasifikasi 2 : peralatan yang menutup suara yang keras saja

Para supervisor hendaknya meminta kepada atasan untuk mengambil tindakan


dalam mengatasi kebisingan sesuai dengan keadaan pekerjaan. Pada waktu
yang sama mereka mengecek tingkat gangguan kesehatan pekerja dan
memerintah mereka menggunakan peralatan penahan suara.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 79


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

4.6. EVALUASI

Pemeliharaan Dan Seleksi Kesehatan

Kita ketahui bahwa ada hubungan antara besar paparan bahaya potensial
serta akibatnya pada kesehatan, dan bahwa akibatnya pada tubuh manusia
berbeda satu sama lain. Ini berarti bahwa meskipun kadar bahaya potensial
ditempat kerja sudah diturunkan sampai tingkat serendah-rendahnya melalui
kontrol lingkungan kerja dan manajemen pekerjaan, masih ada
kemungkinan adanya gangguan kesehatan pekerja yang sensitif. Dalam
pencegahan gangguan demikian, perlu sekali untuk melaksanakan
pemeliharaan kesehatan dengan cara pemeriksaan medis dan sebagainya,
sebagai tambahan pada kontrol lingkungan kerja dan standar work practice.

Sebagai cara pemeliharaan kesehatan demikian, pertama-tama perlu untuk


tidak rnenerima pekerja yang diperkirakan bersifat peka bawaan atau
rentan terhadap faktor-faktor tersebut, karena usia atau penyakit yang diderita
sebelumnya. Untuk maksud demikian diadakan seleksi pemeriksaan
kesehatan pada saat penerimaan tenaqa kerja. Tetapi mengingat bahwa
kepekaan dari seseorang terhadap faktor bahaya tidaklah konstan, mungkin
akan timbul kasus bahwa kesehatan akan terpengaruh sesudah mulai
bekerja. Jadi perlu sesegera mungkin untuk menemukan akibat demikian
dan untuk mengambil tindakan medis yang tepat. Untuk maksud ini
diadakan pemeriksaan kesehatan secara berkala.

Selanjutnya, yang mernpengaruhi kesehatan pekerja bukan hanya lingkungan


kerja dan faktor-faktor lain yang berkaitan dengan pekerjaan, tetapi juga
faktor-faktor lingkungan dalam kehidupan pribadinya seperti faktor internal
misalnya menjadi tua yang mengakibatkan melemahnya kesehatan. Tuiuan
dari kesehatan kerja adalah untuk mempertahankan kesehatan dari semua
pekerja. Meskipun melemahnya kesehatan yang disebabkan oleh faktor-faktor

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 80


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

yang tidak langsung berhubungan dengan pekerjaan, salah satu tugas


penting dari manaiemen kesehatan kerja adalah untuk menemukan secara
dini dan mengambil tindakan medis yang tepat.

Perbaikan Dari Metode Kerja Dan Rekayasa Engineering


Dengan mengadakan perubahah sebagian dari proses atau metode kerja,
atau dengan pertukaran perintah, zat berbahaya bisa dihilangkan, atau
pancarannya bisa dihambat atau dikurangi.
Contoh-contoh perbaikan metode kerja dan rekayasa engineering:
a. penggunaan sistem basah
- pada tempat kerja yang berdebu merubah ke sistem basah atau lembap
- sistem ini sangat efektif
- bisa digunakan air, minyak atau cairan lain yang cocok. Kadang-kadang
tambahan zat aktif lain bisa efektif
- misainya dalam membersihkan lantai
b. Dengan menggunakan alat transport ban berjalan memindahkan
barang bubuk, barang debu yang menyebabkan masalah dalam
pemuatan, pemuatan kembali dan pembongkaran jika dilakukan
dengan ban berjalan bisa dikurangi.
c. Dengan menggunakan tungku tertutup dalam dapur; bertebaran-
nya debu ketika bahan dimasukkan atau dikeluarkan dari tungku bisa
dikurangi.
d. Dengan menggunakan metode cetak-rangka atau cetak-logam
dalam pekerjaan pencetakan, pembangkitan tebu dalam pemadaman
cetakan, bisa dikurangi.
e. Pengecatan semprot yang memakai pelarut bisa dirubah menjadi
penyemprotan tanpa udara, pelapisan bubuk atau pengecatan
elektrostatis.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 81


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

Pengendalian Administrasi

Kerja secara sitem shift dapat mengurangi paparan bahan-bahan


paparan. Namun efek negatif kerja shift karena masalah arcadian
rhytm (perubahan ritme kehidupan) masih terjadi.

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Penggunaan alat pelindung diri tidak bisa efektif kecuali bila diadakan upaya
untuk peningkatan keadaan lingkungan. Sementara itu diantara semua
tindakan dasar kontrol lingkungan tersebut, mungkin terdapat satu kasus
dimana dihasilkan pengaruh lengkap jika ditetapkan satu jenis saja, tetapi
dalam banyak kasus pemakaian suatu kombinasi seperti dibawah ini biasanya
digunakan :
- ukuran butiran dari bahan bubuk dibuat lebih besar untuk
mengurangi penyebaran
- sumber dart debu diatasi dengan ventilasi lokal
- pekerjaan pengecatan diotomatisasi dengan memakai robot
sehingga pekerja terisolasi
- ruang pengecatan diberi ventilasi lokal
- penyebaran dari sumber pancaran ke daerah sekitarnya ditekan
dengan penghispan lokal
- debu yang sudah tersebar dipasangi dengan ventilasi umum
untuk mengurangi konsentrasinya

Penggunaan alat pelindung diri adalah pilihan terakhir, karena sudah menjadi
kodrat manusia untuk menolak memakai APD dengan alasan tidak nyaman
dipakai.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 82


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

PENUTUP
Untuk dapat mengatasi masalah higiene industri di Indonesia, maka semua pihak
harus berpartisipasi. Pemerintah harus lebih peduli tentang masalah kesehatan
kerja yang dapat diawali dengan membuat Peraturan Pemerintah pelaksanaan
Undang-Undang tentang kondisi lingkungan yang aman untuk pekerja dengan
sanksi tegas, menyiapkan sarana dan prasarana untuk memonitor
pelaksanaannya. Pengusaha harus lebih peduli terhadap hak pekerja untuk
bekerja di lingkungan yang aman, menganggap pekerja sebagai aset perusahaan
yang harus dijaga dan dilindungi, berperan secara aktif demi terwujudnya higiene
industri yang baik dalam industrinya. Pekerja dengan serikat pekerjanya harus lebih
berperan dalam mewujudkan higiene industri yang lebih baik. Berikut dibawah ini
daftar periksa untuk memudahkan pelakasanaan higiene industri dalam praktek.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 83


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

Lembaran Kerja Higiene Industri


Nama perusahaan : ………………………………………………………………...
Bidang usaha …………………………………………………………………
Tahun didirikan …………………………………………………………………
Assessment Action
Tingkatan Strategi
TUJUAN YANG HARUS DICAPAI Ya/tidak ingt B untuk
A B C D
cata C rnemenuhi
1. Kewaspadaan terhadap bahaya kesehatan nD
a. Apakah pekerja di perusahaan anda
terpapar dengan bahaya kesehatan
berikut : kimia
- hazard
- hazard flsik
- hazard bioiogis
- hazard ergonomic
b. Lembar MSDS
- apakah telah memiliki lembar MSDS
- apakah lembar MSDS mencakup
segala bahaya kimia di perusahaan
saudara
- apakah semua bahan kimia telah
diberi label
c. apakah informasi tersebut diatas telah
benar-benar dipenuhi oleh bagian
pembelian dan bagian produksi,
pemakai
d. apakah potensi bahaya tersebut
dimonitor secara teratur

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 84


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

Assessment Action
Tingkatan Strategi
TUJUAN YANG HARUS DICAPAI Ya/tidak untuk
A B C D
memenuhi
2. Program higiene industri
a. apakah ada program higiene industri
di perusahaan anda
b. apakah manajemen mematuhi
dan terlibat dalam program ini
c. apakah ada ahli higiene industri
dan pekerja yang terlibat dalam
program ini
d. apakah program ini dievaluasi dan
dikaji ulang

3. Evaluasi /sistem monitoring


a. apakah staf yang bersangkutan memiliki
pengetahuan mengenai toksikologi
seperti hubungan dosis-respon, dlsb
b. apakah perusahaan anda memakai
sistem monitoring yang memadai
- sistem monitoring personal
- montoring lingkungan
- monitoring medis/biologis
c. apakah teknik sampling yang digunakan
sesuai untuk mengevaiuasi tingkat
bahaya

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 85


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

Assessment Action
Ya/tidak Tingkatan Strategi
TUJUAN YANG HARUS DICAPAI untuk
A B C D
memenuhi
4. Metode control
a. apakah perusahaan menggunakan
teknik berikut ini secara berurutan
untuk mengurangi dan mengontrol
bahaya kesehatan
- produksi
- administrasi
- APD
5. Peraturan perundangan
a. apakah memenuhi dan sesuai dengan
peraturan perundangan yang ada
- tentang B3
- tentang SMK3
- tentang NAB
-lainnya (tuliskan)

Keterangan
A: Sangat memenuhi
B : Memenuhi
C : Kurang memenuhi
D : Tidak memenuhi

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 86


PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri

LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA


Nomor : KEP - 51 / MEN /1999
Tanggal : 16 April 1999

NILAI AMBANG BATAS KEBISINGAN.


Waktu Pemajanan Per Hari Intensitas Kebisingan Dalam dBA

8 jam 85
4 88
2 91
1 94

30 menit 97
15 100
7,5 103
3,75 106
1,88 109
0,94 112

28,12 detik 115


14,06 118
7,03 121
3,52 124
1,76 127
0,88 130
0,44 133
0,22 136
0,11 139

Catatan : TIDAK BOLEH TERPAJAN LEBIH DARI 140 dBA WALAUPUN


SESAAT
Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 16 April 1999

Menteri Tenaga Kerja Rl

FAHMI IDRIS

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 87

Anda mungkin juga menyukai