4. HIGIENE INDUSTRI
4.1. PENDAHULUAN
Pada waktu lampau kesehatan kerja dianggap problem yang kurang berarti
dibanding keselamatan kerja. Kecelakaan kerja terjadi secara tiba-tiba dan
biasanya disertai efek traumatik yang begitu nyata sehingga mudah
mendiagnosa hal tersebut. Berlawanan dengan gangguan kesehatan atau
penyakit akibat kerja, sering memerlukan paparan bertahun-tahun untuk bisa
menimbulkan efek nyata. Lamanya efek yang timbul membuat orang lupa
pada paparannya, padahal pada saat efek tersebut timbul, umumnya sudah
sangat terlambat untuk pemberian pertolongan. Seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, para ahli di bidang
kesehatan kerja dapat membuktikan adanya faktor lingkungan kerja yang
mengakibatkan gangguan kenyamanan hidup, gangguan kesehatan atau
penyakit akibat kerja.
Tempat kerja dapat mengandung sejumlah bahaya bagi pekerja, baik bahaya
keselamatan maupun bahaya kesehatan, dimana efek kombinasi kedua
faktor tersebut dapat mengakibatkan dampak yang lebih buruk bagi pekerja.
Bahaya kesehatan sering mendapat perhatian yang lebih kecil dibanding
bahaya keselamatan karena pada umumnya dampak negatif pada tubuh
baru terlihat setelah paparan bertahun-tahun sehingga hal itu tidak terlihat
sebagai masalah yang nyata dan besar. Berkembangnya teknologi industri
membuat masalah kesehatan menjadi terlihat lebih nyata dan higiene
indrustri menjadi hal mutlak yang hams diterapkan dalam dalam indrustri.
Higiene industri adalah ilmu pengetahuan dan seni tentang antisipasi dan
(recognition) pengenalan, evaluasi serta kontrol terhadap faktor lingkungan
atau exposure yang tirnbul dalam lingkungan kerja yang dapat menyebabkan
sakit, gangguan kesehatan dan kenyamanan hidup (well-being), atau
ketidaknyamanan yang signifikan dan in-efisiensi pada pekerja atau
masyarakat dalam sebuah komunitas. (American industrial Hygiene
Association).
Seorang hygienist biasanya seorang ahli kimia, teknik, fisika atau dokter
yang mendapat pelatihan khusus atau memperdalam higiene industri
melalui jenjang pendidikan master atau doktor. Di Indonesia pada umumnya
berasal dari macam-macam disiplin ilmu dari jenjang pendidikan diploma
sampai S3 dan belum ada pemisahan keahlian yang spesialistik seperti di
negara-negara maju dimana sudah terjadi pemisahan keahlian spesialistik
antara ahli kesehatan kerja dan ahli keselamatan kerja.
Untuk hygenist yang bekerja sendirian misalnya seorang ahli teknik yang
ditunjang ahli kimia atau medis disarankan untuk memilih instrumen
pengukuran yang sederhana dan tidak memerlukan analisis kimia yang rumit
dengan prosedur yang mudah, milih instrumen yang tahan lama, memilih
supplier peralatan yang bonafid yang sanggup memelihara, memperbaiki,
mengkalibrasi peralatan secara berkala, peralatan disimpan di ruang ber-AC
dengan kelembaban tidak tinggi untuk menghindari tumbuhnya jamur.
4.4.1. Antisipasi
- kulit
- mata
Ukuran diameter dari alveoli adalah 0,1 - 0,3 mm. Jumlah alveoli
dalam paru-paru kanan dan kiri ada sebanyak 700 sampai 1500
juta. Kesemuanya menutupi permukaan seluas 90 - 140 m2.
Bila zat berbahaya merupakan gas atau uap, sebagian larut kedalam
mucus dari saluran udara, sedangkan sebagian besar mencapai
alveoli. Sebagian dari zat yang mencapai alveoli itu dikeluarkan melalui
pernapasan.
Uap dan debu dari zat-zat berbahaya masuk kedalam mulut melalui
tarikan napas atau melalui kontak langsung. Kemudian zat itu larut
kedalam air liur atau ditelan dan sampai ke sistem pencernaan
makanan. Zat berbahaya yang larut dalam cairan pencernaan terserap
melalui vilus dari usus kecil. Tetapi yang tidak larut dibuang bersama
dengan kotoran tubuh.
(aliran darah)
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa zat kimia yang mudah larut
kedalam minyak atau air akan lebih mudah larut ke dalam tubuh. Jika
kondisi kerja panas, seseorang akan berkeringat. Kelenjar minyaknya
akan terbuka dan zat-zat kimia akan lebih mudah masuk kedalamnya.
Injeksi
Potensi bahaya dapat juga masuk ke dalam organ tubuh melalui trauma,
intra muskuler, intra dermal dan sub kuntan misalnya jarum suntik, jarum
infus bahkan kecelakaan teriris atau tertusuk pisau cukur / jarum. Pada
a. Faktor kimia
Zat kimia seperti partikel, gas atau uap sesudah masuk kedalam tubuh
manusia, zat tersebut berpindah melalui jalur pernapasan, jalur
Banyak bahan pelarut organik yang larut dalam minyak. Zat tersebut mudah
menumpuk pada jaringan kaya lemak, yaitu pada sistem syaraf pusat.
Bahan pelarut organik yang masuk ke dalam tubuh diproses melalui
detoksikasi, dengan oksidasi reduksi, hidrolisis atau konyugasi dan
kemudian bertumpuk dan dibuang.
Dosis respon
Zat kimia yang diserap melalui sistem pencernaan sampai di hati melalui
pembuluh darah halus dan beredar ke seluruh tubuh dalam bentuk
metabolit lewat dekomposisi / detoksikasi atau dalam bentuk asalnya.
Jenis paparan zat berbahaya berbeda satu sama lain, tergantung pada
proses kerja dan metode kerja. Jika dibagi berdasarkan tingkatan
konsentrasi dari zat-zat berbahaya, dapat diklasifikasi menjadi :
- paparan konsentrasi tinggi
- paparan konsentasi rendah
cara terjadinya gangguan kesehatan karena kedua paparan tersebut tidak
sama.
Paparan konsentrasi tinggi antara lain disebabkan oleh paparan rutin dari zat
konsentrasi tinggi dari pekerjaan rutin harian yang menghasilkan banyak zat
berbahaya dimana konsentrasi zat berbahaya tersebut meningkat di tempat
kerja. Banyaknya jumlah zat-zat berbahaya yang diserap tubuh para
pekerja pada umumnya atau secara lokal menimbulkan gangguan
kesehatan sesuai dengan sifat dari zat berbahaya yang dihadapi pekerja.
kesehatan bisa terjadi karena terpapar zat berbahaya dalam waktu lama,
walaupun konsentrasinya rendah. Gangguan kesehatan yang terjadi
jarang menunjukkan gejala yang khas, namun sering menyebabkan
metabolisme enzim dari suatu organ tubuh yang tidak normal.
Jika paparan tidak melebihi (literatur atau NAB (nilai ambang batas) tapi
terjadi respon biologis maka hygienist harus mengevaluasi apakah fakta
tersebut konsisten. Jika faktanya konsisten maka hygienist harus
berasumsi bahwa ada hubungan antara hubungan antara paparan tersebut
dengan respon yang terjadi karena batasan paparan diberikan untuk
mencegah efek negatif paparan bagi sebagian besar pekerja; bukan batasan
absolut bahwa di bawah angka tersebut efek negatif tidak terjadi. Disamping
itu data-data tentang nilai ambang batas paparan kadang-kadang tidak
sempurna dan sudah kadaluwarsa serta kadang hanya
memperhitungkan efek toksiknya saja, tidak memperhitungkan efek
karsinogenitasnya, metagenisitas atau teratogenisitasnya, apalagi di
Indonesia dimana NAB diadopsi dari ACGIH
Teknik pengukuran
Secara garis besar teknik pengukuran dibagi dua, yaitu :
Sample collector
Alat ini mengambil bahan yang akan diukur dari udara kemudian
dianalisa dilaboratorium.
Harganya lebih murah dibanding yang pertama.
Contoh: personal sampling
Strategi Sampling
Setelah paparan udara toksik sudah diidentifikasi dan sudah ditetapkan
teknik pengukurannya, hygienist harus merancang strategi/cara
pengambilan sample. Misalnya pengukuran perorangan akan menunjukkan
akumulasi paparan dari bermacam-macam sumber bahaya (kadang-
kadang paparan terjadi pada proses operasi tertentu). Variasi konsentrasi
kontaminan dalam udara selama beberapa hari harus dicatat,
membandingkan dengan pekerja lainnya dalam pekerjaan yang sama
untuk mengetahui pengaruh kebiasaan pekerjaan (habit) dan cara
kerjanya; dan harus mempertimbangkan pengambilan sampel pada
pekerja yang berdekatan dengan area tersebut karena udara
terkontaminasi dapat mengalir ke area lain.
kulit yang sudah penetrasi ke dalam tubuh juga tidak diketahui berapa
lama waktu dibutuhkan untuk penetrasi tersebut.
Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan :
cloth patches;
untuk menghitung kontaminan per unit area selama waktu paparan;
dengan mengambil lokasi pada kulit dahi, leher belakang, punggung
tangan dan lengan
wipe sampling;
kulit dicuci dengan pefarut yang sesuai untuk menentukan besar
kontaminan.
b. Faktor Fisik
Pada lingkungan bersuhu tinggi, suhu badan kita meningkat dan kita dapat
menderita demam panas. Hal tersebut dikarenakan ketidaknyamanan
sementara menuju ke kondisi panas.
kelembaban
pada temperatur yang sama, penyebaran panas kita berbeda
menurut kelembapan dna perasaan panas kita berbeda secara mutlak
bila temperatur tinggi - kelembapan tinggi
aliran udara
- bila temparatur dan kelembapan berada pada tingkat yang
sama, perasaan panas kita berbeda bila keadaan aliran udara
berbeda. Bila ada angin, penguapan dari keringat dipercepat
dan konduksi bertambah, dengan demikian kita merasa Iebih
sejuk atau Iebih dingin
- bila temparatur sangat tinggi dan kelembapan tinggi juga,
angin akan membuat kita merasa pengap.
radang dingin (frostbite)
- bisa terjadi bila temperatur rendah, kelembapan tinggi dan
aliran udara kencang
- pakaian yang basah mempercepat kondisi ini.
- bisa juga terjadi pada pekerja yang menangani obyek
bertemperatur rendah
- untuk mencegah, organ tubuh antara lain seperti telinga, jari-
jari, tumit harus digosok guna merangsang aliran darah
- untuk menjaga badan tetap hangat harus memakai pakaian
yang sesuai dengan lingkungan
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 70
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Higiene Industri
rabun dekat
Kebisingan
Kebisingan adalah :
- suara-suara yang terlalu tinggi atau keras
- nada-nada yang tidak disenangi
- suara yang mengganggu pendengaran atas suara
Suara bising yang terdiri dari frekuensi tinggi lebih menyebabkan kesulitan
mendengar suara daripada yang berfrekuensi yang rendah. Suara bising
dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan kehilangan kemampuan
mendengar lebih besar.
Getaran
Getaran yang menyebabkan masalah kesehatan kerja karena
menggunakan peralatan yang bergetar dan disalurkan ke seluruh tubuh.
Getaran dapat rnenimbulkan pengaruh fisiologi seperti:
- fungsi syaraf autonomi
- meningkatkan tekanan darah
- menaikkan urat nadi
- meningkatkan volume ventilasi dalam pernapasan
- menaikkan tekanan udara dalam perut dan usus dalam sistem
pencernaan
- menyebabkan thoracoynia (pada getaran yang dengan akselerasi
tinggi)
Untuk mengurangi transmisi getaran dari alat-alat yang bergetar tinggi para
pekerja, maka perlu dipertimbangkan seleksi alat-alat, waktu kerja, metode
kerja, penggunaan aiat peiindung diri, kondisi lingkungan kerja.
c. Faktor biologis
Bila tidak dilakukan tata laksana yang benar, maka potensi bahaya
biologi tersebut dapat memberikan dampak negatif bagi tamu
perusahaan, karyawan dan masyarakat sekitar pabrik.
Jika suatu bahaya telah diidentifikasi dan besarnya masalah telah diukur,
langkah berikutnya adalah:
- Mendesain strategi kontrol/ planning
- Menurunkan paparan ke level yang diperkenankan, dengan cara:
Merubah proses industri atau subsitusi bahan berbahaya
Suatu zat kimia dapat menyebabkan lebih dari satu penyakit, tergantung
dari jumlah yang masuk terus menerus, banyak penyelidikan dilakukan
terhadap paparan zat kimia jumlah banyak. Namun paparan dalam jumlah
sedikit dalam waktu lama hanya beberapa zat yang jelas pengaruhnya.
Penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh temperatur dan kondisi panas
serta pencegahannya.
a. Demam panas
Penyakit ini timbul kepada pekerja yang melakukan pekerjaan dibawah
temperatur tinggi, terutama mereka yang berada dalam panas yang
tinggi dan pekerjaan yang menggunakan tenaga besar.
Bila bekerja dibawah temepratur tinggi, temperatur kulit kita juga akan
meningkat, pernapasan kita meningkat dan mengeluarkan keringat,
dengan demikian jumlah panas yang dipancarkan oleh tubuh kita menjadi
lebih besar. Jika penyebaran panas dari badan kita tidak mencukupi,
panas secara perlahan-lahan bertumpuk didalam badan kita, maka kita
mengumpulkan panas dan akibatnya kita mulai menderita demam panas.
Penyebab utama dari penyakit ini adalah hilangnya air dan kandungan
garam dalam jumlah yang besar dari badan kita dikarenakan situasi kerja
dan pakaian yang dipakai di tempat kerja dengan panas tinggi dimana
pada gilirannya mengganggu fungsi psikologi. Kelelahan, perut kpsong,
kurang tidur, gangguan perut dan pencernaan dan ketidaknormalan
kondisi fisik akan meningkatkan penyakit ini.
Langkah-langkah pencegahan:
perbaikan ventilasi udara
pemasangan peralatan untuk menutup panas radiasi
pengurangan beban kerja
- mekanisme kerja
- pengurangan jam kerja yang kontinyu
- pemberian waktu istirahat yang cukup
- pengurangan beban kerja bagi pekerja yang tidak terampil dan
yang dalam masa penyembuhan
pembatasan atas penggunaan pekerja yang tidak cocok untuk
bertemperatur tinggi (misalnya pekerja gemuk dan mereka yeng
memiliki gangguan pada organ-organ peredaran darah)
b. Kebisingan
Untuk merencanakan langkah untuk mengurangi kebisingan, pertama
harus diukur tingkat kebisingan dan menganalisa frekuensinya.
4.6. EVALUASI
Kita ketahui bahwa ada hubungan antara besar paparan bahaya potensial
serta akibatnya pada kesehatan, dan bahwa akibatnya pada tubuh manusia
berbeda satu sama lain. Ini berarti bahwa meskipun kadar bahaya potensial
ditempat kerja sudah diturunkan sampai tingkat serendah-rendahnya melalui
kontrol lingkungan kerja dan manajemen pekerjaan, masih ada
kemungkinan adanya gangguan kesehatan pekerja yang sensitif. Dalam
pencegahan gangguan demikian, perlu sekali untuk melaksanakan
pemeliharaan kesehatan dengan cara pemeriksaan medis dan sebagainya,
sebagai tambahan pada kontrol lingkungan kerja dan standar work practice.
Pengendalian Administrasi
Penggunaan alat pelindung diri tidak bisa efektif kecuali bila diadakan upaya
untuk peningkatan keadaan lingkungan. Sementara itu diantara semua
tindakan dasar kontrol lingkungan tersebut, mungkin terdapat satu kasus
dimana dihasilkan pengaruh lengkap jika ditetapkan satu jenis saja, tetapi
dalam banyak kasus pemakaian suatu kombinasi seperti dibawah ini biasanya
digunakan :
- ukuran butiran dari bahan bubuk dibuat lebih besar untuk
mengurangi penyebaran
- sumber dart debu diatasi dengan ventilasi lokal
- pekerjaan pengecatan diotomatisasi dengan memakai robot
sehingga pekerja terisolasi
- ruang pengecatan diberi ventilasi lokal
- penyebaran dari sumber pancaran ke daerah sekitarnya ditekan
dengan penghispan lokal
- debu yang sudah tersebar dipasangi dengan ventilasi umum
untuk mengurangi konsentrasinya
Penggunaan alat pelindung diri adalah pilihan terakhir, karena sudah menjadi
kodrat manusia untuk menolak memakai APD dengan alasan tidak nyaman
dipakai.
PENUTUP
Untuk dapat mengatasi masalah higiene industri di Indonesia, maka semua pihak
harus berpartisipasi. Pemerintah harus lebih peduli tentang masalah kesehatan
kerja yang dapat diawali dengan membuat Peraturan Pemerintah pelaksanaan
Undang-Undang tentang kondisi lingkungan yang aman untuk pekerja dengan
sanksi tegas, menyiapkan sarana dan prasarana untuk memonitor
pelaksanaannya. Pengusaha harus lebih peduli terhadap hak pekerja untuk
bekerja di lingkungan yang aman, menganggap pekerja sebagai aset perusahaan
yang harus dijaga dan dilindungi, berperan secara aktif demi terwujudnya higiene
industri yang baik dalam industrinya. Pekerja dengan serikat pekerjanya harus lebih
berperan dalam mewujudkan higiene industri yang lebih baik. Berikut dibawah ini
daftar periksa untuk memudahkan pelakasanaan higiene industri dalam praktek.
Assessment Action
Tingkatan Strategi
TUJUAN YANG HARUS DICAPAI Ya/tidak untuk
A B C D
memenuhi
2. Program higiene industri
a. apakah ada program higiene industri
di perusahaan anda
b. apakah manajemen mematuhi
dan terlibat dalam program ini
c. apakah ada ahli higiene industri
dan pekerja yang terlibat dalam
program ini
d. apakah program ini dievaluasi dan
dikaji ulang
Assessment Action
Ya/tidak Tingkatan Strategi
TUJUAN YANG HARUS DICAPAI untuk
A B C D
memenuhi
4. Metode control
a. apakah perusahaan menggunakan
teknik berikut ini secara berurutan
untuk mengurangi dan mengontrol
bahaya kesehatan
- produksi
- administrasi
- APD
5. Peraturan perundangan
a. apakah memenuhi dan sesuai dengan
peraturan perundangan yang ada
- tentang B3
- tentang SMK3
- tentang NAB
-lainnya (tuliskan)
Keterangan
A: Sangat memenuhi
B : Memenuhi
C : Kurang memenuhi
D : Tidak memenuhi
8 jam 85
4 88
2 91
1 94
30 menit 97
15 100
7,5 103
3,75 106
1,88 109
0,94 112
FAHMI IDRIS