SISTEM DC
SISTEM DC
RA ini peserta
mampu
SI memaha
mi Sistem
DC
dengan
PE baik dan
benar
TU NY sesuai
JU US dengan
AN UN ketentuan
perusaha
PE an.
LA
JA
RA 6 JP
N
Sete
lah 1. Teddy
men Djunaedi
gikut
i 2. Chadiq
pelaj Dimyati
DU aran
Simple,
Inspiring,
Performin
g,
Phenome
nal i
DAFTAR ISI
TUJUAN PELAJARAN................................................................................................................
i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
ii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................
iv
SISTEM DC ...............................................................................................................................
1
1.
Rectifier /Charger.................................................................................................................
1
1.1.
U mu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1.2.
Prinsip Ke rja . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1.4.
ModeOperasiPengisianpada Cha rg er. . . . . . . . . . . . . . . . .
1.5.
Pengujian eRc r.tif . . . . . . . . . . . . . . . .
7
2.
Batere
......................
14
2.1.
U mu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
14
2.2.
nPsipr
aKe .rj . . . . . . . . . . . . . . . . .
14
2.3............................................................................................
PengukuranTegangan
15
2.4...........................................................................PengukuranBeratJenisElektrolit
16
2.5.....................................................................................
PengukuranSuhuElektrolit
19
2.6...................................................................................
PengukuranArusPengisian
20
2.7...............................................................................................
PengujianKapasitas
21
3. UPS (Uninterupted.....................................................................................PowerSupply)
22
3.1......................................................................................................
PengertianUPS
22
3.2............................................................................................................
FungsiUPS:
22
3.3..............................................................................................
Bagian-BagianUPS
22
3.4....................................................................................................
PrinsipkerjaUPS
23
4.
Sistem.................................................................................................................Otomatis
25
4.2. Tujuan 26
5. Instalasi AC / DC 28
Gambar 13 Hydrometer 17
1. Rectifier /Charger
Umum
Rectifier atau Charger sering disebut juga Konverter adalah suatu rangkaian alat listrik untuk
mengubah arus listrik bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC) yang berfungsi untuk supply
DC dan mengisi Batere agar kapasitasnya tetap terjaga penuh, oleh karena itu Batere tersebut
harus selalu tersambung ke rectifier sehingga keandalan sumber DC pada Gardu Induk
terjamin.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka kapasitas Rectifier harus disesuaikan dengan
kapasitas Batere terpasang, paling tidak kapasitas arusnya harus mencukupi untuk pengisian
batere : Jenis alkali sebesar 0,2 C ( 0,2 X Kapasitas) dan 0,1 C untuk batere asam, ditambah
beban statis Gardu Induk, misalkan kapasitas batere terpasang sebesar 200 Ah maka minimum
Kapasitas arus Rectifier terpasang dengan kapasitas arus sebesar : 0,2 x 200 A = 40 A + I statis
misal 10 A maka minimum kapasitas rectifier 50 A.
Oleh karena sumber AC rectifier tidak boleh padam maka pengecekan tegangan tegangan
input AC maupun tegangan output DC harus diperiksa secara rutin / periodik.
Prinsip Kerja
Sumber AC baik 1 fasa maupun 3 fasa masuk melalui terminal input Rectifier itu ke Trafo step-
down dari tegangan 220 V / 380 V menjadi tegangan 110 V atau 48 V kemudian oleh Diode
penyearah / Thyristor arus bolak balik (AC) tersebut dirubah menjadi arus searah dengan ripple
/ gelombang DC tertentu.
Kemudian untuk memperbaiki ripple / gelombang DC yang terjadi diperlukan suatu rangkaian
penyaring (filter) yang dipasang sebelum ke terminal Output.
THIRISTOR
DC FILTER
TRASFORMER
BRIDGE
A
C
A
LH
TRIGGERING I
RECTIFIER ON
CURRENTSENSING
CONTROL
HIGH RATE
CHARGE G
a
B
UNIT
1
T
COMMON
B
REMOTE
AC FAILURE
Inspiring,
Performing,
Phenomenal
Simple, 2
Gambar 2 Trafo 3 fasa
+
S
Beban
-
T
Rangkaian kontrol elektronik
Filter berfungsi sebagai penyaring tegangan DC yang keluar dari rangkaian penyearah
agar dapat menghasilkan tegangan searah yang murni ( kandungan harmonisa atau
ripple tegangan keluarannya tidak melebihi batas tertentu)
Rangkaian filter ini bisa terdiri dari rangkaian Induktif, kapasitif atau kombinasi dari
keduanya.
Dioda Dropper
FILTER
C
Batere
Beban
Auto Voltage Regulator yang terpasang pada rectifier / charger merupakan modul
elektronik yang berfungsi untuk memberi trigger positif pada gate Thyristor sehingga
pengaturan arus maupun tegangan Output rectifier yang mengalir ke batere maupun ke
beban dapat diset sesuai kebutuhan.
Gambar 5 Modul Elektronik AVR
Suatu perangkat elektronik yang yang berfungsi memberikan informasi ketika terjadi
kondisi abnormal pada sistem kerja Charger antara lain :
Earth Fault Positip (Hubung tanah pada kutub positip pada sumber DC)
Earth Fault Negatip (Hubung tanah pada kutub negatip pada sumber DC)
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
4
1.3.6. Rangkaian Voltage Dropper
Terdiri dari beberapa diode yang terhubung seri yang berfungsi untuk menurunkan
tegangan pada saat rectifier digunakan untuk tujuan pemeliharaan pada batere agar
selalu dalam keadaan penuh (Full Charge). Ketika beroperasi dengan pengisian Boost
atau Equalizing tegangan output rectifier disisi batere maupun beban akan tinggi
sehingga dalam kondisi ini akan merusak peralatan, oleh karena itu supaya tegangan di
sisi beban tetap stabil / rendah, maka dipasang penurun tegangan atau Voltage droper.
Besarnya kapasitas droper akan tergantung kebutuhan besarnya tegangan yang harus
diturunkan pada saat rectifier bekerja dengan pengisian Equalizing atau Boost.
Umumnya pengaturan untuk operasi rectifier agar dapat memenuhi syarat / standar
pengisian Batere sesuai yang diinginkan maka pengaturan seting tegangan atau arus
dapat diatur pada modul kontrol unit, hal ini dapat dilakukan dengan mengatur Variabel
Resistor pada PCB rangkaian elektronik AVR dengan cara memutar kekiri atau
kekanan.
Umumnya jenis pengisian pada rectifier yang diperlukan oleh batere adalah : Floating,
Equalizing dan Boosting.
Adalah jenis pengisian ke batere untuk menjaga batere dalam keadaan full charge dan batere
tidak mengeluarkan maupun menerima arus listrik saat mencapai tegangan floating dan batere
tetap tersambung ke Charger dan beban. Di Gardu Induk umumnya menggunakan sistem
floating. Bila sumber AC hilang atau pengisi batere terganggu, maka beban langsung di supply
dari batere.
Adalah jenis pengisian batere untuk menyamakan / meratakan tegangan karena terjadi
perbedaan tegangan tiap sel.
Adalah jenis pengisian cara cepat yang digunakan untuk initial charge atau pengisian kembali
pada batere setelah batere mengalami pengosongan yang besar atau setelah di test kapasitas.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 6
Pengujian Rectifier
Tujuan pengukuran Tegangan Ripple pada charger untuk mengetahui mutu tegangan DC yang
dihasilkan.
Rangkaian jembatan rectifier (Thyristor) bekerja tidak seimbang, mungkin salah satu Tyristor
bekerja tidak stabil/tidak normal.
Cara Pengukuran
Pengukuran tegangan ripple dilakukan pada titik output charger (sesudah rangkaian filter LC)
dan titik input beban (output voltage dropper). Pengukuran tegangan ripple menggunakan alat
ukur Ripple Voltage Meter atau Osciloscope.
Titik Ukur 1
Titik Ukur 2
DROPPER BEBAN
Standard
Standard tegangan ripple yang diizinkan untuk semua merk/type charger adalah
Pengukuran tegangan dan arus input dilakukan pada titik input charger bertujuan untuk
mengetahui besarnya tegangan dan arus masing-masing fasa.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 7
Cara Pengukuran
Standard
Standard tegangan dan arus input mengacu pada standar IEC no 623
Tegangan output dari charger digunakan untuk mensupply beban DC dan juga
digunakan untuk pengisian battery. Pada rangkaian control charger dilengkapi dengan
rangkaian sensor arus dan tegangan yang akan mendeteksi arus pengisian dan
tegangan output.
mengetahui besaran tegangan dan arus output pada setiap mode operasi
Cara Pengukuran
Pengukuran tegangan dan arus output dilakukan pada saat floating, equalizing dan
boosting. Pengukuran dilakukan pada titik-titik terminal batere dan terminal beban atau
output dropper (lihat gambar 2).
Pengisian floating
Pengisian equalizing
Catatan :
FILTER
BATERE
LOAD
DROPER A
TEGANGAN
Pada untai jembatan Thyristor, ada salah satu thyristor yang penyulutannya tidak
normal.
Rangkaian Pulse Generator tidak bekerja dengan baik.
Standard
Pengukuran tegangan output sangat tergantung pada merek dan type batere
yang dilayani, sehingga secara umum dapat ditentukan sebagai berikut :
Mode operasi Floating
: ( 1,4 s.d 1,42 ) Volt x jumlah sel batere
Mode operasi Equalizing : 1,45 Volt x jumlah sel batere
Mode Operasi Boosting
: (1,5 – 1, 55) Volt x jumlah sel batere
Hal ini dapat terjadi akibat ketidakseimbangan tegangan output charger atau
ketidakseimbangan tegangan pada beban karena adanya hubung singkat antara positif
ke ground atau negatif ke ground.
Cara Pengukuran
Untuk melaksanakan pengukuran ini dilakukan pada titik output charger ke beban,
caranya yaitu dengan mengukur tegangan antara positif dengan ground, kemudian ukur
tegangan negatif dengan ground.
Dari hasil pengukuran ini, perhatikan apakah sudah sama (toleransi dari pabrik) antara
besaran tegangan positif ke ground dengan besaran tegangan negatif ke ground.
Apabila hasil pengukuran diketahui sama, berarti tegangan output charger sudah
seimbang dan tidak terjadi hubung singkat pada beban.
Apabila terjadi ketidakseimbangan maka perlu dilakukan pengecekan lebih lanjut. (lihat
troubleshooting)
Standard
Tujuan pengukuran adalah untuk mengetahui apakah charger masih dapat bekerja
optimal dengan arus output sesuai dengan yang dibutuhkan (kapasitas batere).
Pengukuran arus maksimum juga dilakukan saat komisioning untuk mengetahui apakah
arus maksimum charger sudah sesuai spesifikasi.
Apabila hasil pengukuran terjadi perbedaan antara besaran arus output dengan arus
yang dibutuhkan, maka perlu dilakukan pengaturan ulang (resetting) pada charger.
Cara Pengukuran
Pengukuran arus output maksimum atau sesuai kebutuhan batere dilakukan dengan
cara :
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
10
Lepaskan charger dari batere dan beban
Hubungkan charger dengan batere yang telah dikosongkan atau menggunakan dummy
load.
Apabila terdapat perbedaan antara hasil pengukuran dengan besarnya arus output yang
dibutuhkan (sesuai kapasitas batere), maka lakukan penyetelan arus output charger
sesuai kebutuhan.
Untuk charger type BCT, penyetelan dilakukan pada rangkaian Control Charger, yaitu
dengan mengatur trimpot RV1 dan RV2, (besar arus maksimum yang diizinkan 110 %
dari arus nominal).
Untuk charger type ABB 626 170, penyetelan dilakukan pada circuit card A1, yaitu
pengaturan potensiometer R5.
Standard
Masing-masing type / merk charger telah mempunyai standar kapasitas arus maksimum
yang diizinkan.
Sebagai contoh, charger type ABB 162 170 standar arus maksimum adalah 105 % dari
arus keluaran ( 105 % X 100 A = 105 A ) dan charger dari PT Catudaya Data Prakasa,
mempunyai standar arus maksimum 110 % dari arus keluaran charger ( 110 % X 80 A =
88 A ).
Cara pengukuran
Tentukan besaran tegangan yang diperlukan pada rangkaian ke beban (misalnya 110
volt).
Hubungkan voltmeter pada output charger (sebelum rangkaian dropper) dan rangkaian
ke beban (setelah rangkaian dropper).
Posisikan selector switch pada Floating, amati tegangan pada rangkaian ke beban
(tegangan pada rangkaian ke beban harus tetap).
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
11
Posisikan selector switch pada Equalizing, amati tegangan pada rangkaian ke beban
(tegangan pada rangkaian ke beban harus tetap).
Posisikan selector switch pada Boosting, amati tegangan pada rangkaian ke beban
(tegangan pada rangaian ke beban harus tetap)
Apabila hasil pengukuran tegangan pada rangkaian ke beban saat posisi floating,
equalizing dan boosting tetap (+ 10 %) maka rangkaian dropper bekerja normal.
Standard
charger type ABB 162 170 besarnya tegangan dropper adalah 80 % dari tegangan
keluaran, yaitu sekitar 10 Vdc.
Charger dari PT Catudaya Data Prakasa, menggunakan dropper diode, 3 step, dengan
range tegangan 24 Vdc pada arus 80 A.
Tujuan pengecekan meter adalah untuk mengetahui akurasi dari meter-meter terpasang
(arus batere, arus beban dan tegangan beban).
Pada charger batere umumnya memiliki tiga buah alat ukur terdiri dari meter untuk
pengukuran arus batere, arus beban, dan tegangan beban.
Cara Pengecekan
Ukur besaran tegangan dan arus di terminal meter menggunakan alat ukur standar.
Bandingkan hasil pengukuran alat ukur standar dengan penunjukkan meter terpasang.
Apabila perbedaan hasil pengukuran antara alat ukur standar dengan meter terpasang
di atas 5% dan dibawah – 5 % (sesuai kelas meter), maka meter terpasang harus
dikalibrasi.
Standard
Pemeriksaan secara fisik bertujuan untuk mengetahui kondisi cubicle charger dan fuse
box apakah dalam keadaan baik dan bersih.
Cara Pelaksanaan
Standard
Standard pemeriksaan fisik adalah peralatan dalam kondisi baik dan bersih.
Pengujian indikator pada charger (Low Batere Indicator, AC Power Failure, Over Voltage
Batere, Charger Failure, DC Fuse Failure, Earth Fault dll) bertujuan untuk mengetahui
apakah indikator tersebut bekerja sesuai dengan fungsinya.
Cara Pengujian
3. AC Power Failure
Untuk pengujian dilakukan dengan cara melepas (off) MCB input AC ke charger.
4. Charger Failure
Untuk pengujian dilakukan dengan cara melepas (off) MCB output DC ke batere.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
13
DC Fuse Failure
Untuk pengujian dilakukan dengan cara melepas (off) fuse output DC ke batere.
Earth Fault
Untuk pengujian dilakukan dengan cara mengukur besarnya tegangan antara Positip - Ground
dan Negatip – Ground.
2. Batere
Umum
Batere atau akumulator adalah sebuah sel listrik dimana didalamnya berlangsung proses
elektrokimia yang reversibel (dapat berbalikan) dengan efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud
dengan proses elektrokimia reversibel, adalah didalam batere dapat berlangsung proses
pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (proses pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga
listrik menjadi tenaga kimia ( pengisian kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-
elektroda yang dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas) yang
berlawanan didalam sel.
Jenis sel batere ini disebut juga “ Storage Battery “ , adalah suatu batere yang mana dapat
digunakan berulangkali pada keadaan sumber listrik arus bolak balik (AC) terganggu.
Tiap sel batere ini terdiri dari dua macam elektroda yang berlainan, yaitu elektroda positif dan
elektroda negatif yang dicelupkan dalam suatu larutan kimia.
Stationary (tetap)
Prinsip Kerja
a) Proses discharge pada sel berlangsung menurut skema Gambar 10 Bila sel dihubungkan
dengan beban maka, elektron mengalir dari anoda melalui beban ke katoda, kemudian ion-ion
negatif mengalir ke anoda dan ion-ion positif mengalir ke katoda.
b) Ada proses pengisian menurut skema Gambar 11. Bila sel dihubungkan dengan power
supply maka, Elektroda positif menjadi anoda dan elektroda negatif menjadi katoda dan proses
kimia yang terjadi adalah sbb :
Aliran elektron menjadi terbalik, mengalir dari anoda melalui power suplly ke katoda.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 14
Ion-ion negatif mengalir dari katoda ke anoda
K
Aliran Elektron
A
A
Ion
Pos
Load
KA A
T Ele
O ktr
O olit
DDAA
O
G
Aliran a
m
ba
r
10
Elektrolit Re
D ak
Gambar 11 Reaksi elektrokimia Pada sel si
batere ( discharge ) D
el
ek
Aliran Elektron
tr
ok
im
ia
pa
Alir da
DC
an se
A
Power supply l
ba
A ter
e(
ch
ar
ge
)
Rubah posisi selektor switch pada AVO meter pada skala yang sesuai.
Ukur tegangan sel batere sesuai polaritasnya, warna merah pada kutub positif pada sel no.1
dan warna hitam pada kutub negatif pada sel terakhir.
Koreksi besaran hasil ukur tegangan tersebut dan bandingkan dengan standard tegangan.
Pengukuran
Pengukuran
Pengukuran
Tujuan melakukan pengukuran adalah untuk mengetahui kondisi elektrolit. Hal ini sangat
penting karena elektrolit pada batere berfungsi sebagai konduktor atau sebagai media
pemindah elektron oleh karena itu agar proses kimia didalam sel batere bekerja baik, maka
perlu dilakukan pemeriksaan / pengukuran berat jenis elektrolit.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 16
Alat ukur yang digunakan adalah Hydrometer ( Gambar 13)
1,1
Pompa karet
1,10
1,
1,
10
Silinder kaca
1,3
Areometer
Cairan Elektrolit
Gambar 13 Hydrometer
Keterangan :
Areometer yang biasa dipakai atau yang beredar dipasaran terdiri dari 3 ( tiga ) macam.
Hijau : Half charge , Kapasitas batere 50 % Kuning : Full Charge , Kapasitas batere 90 –
100 % ( buatan china )
Merah : Recharge
Putih : Fair
Cara Pelaksanaan
Gunakan alat / hydrometer sesuai jenis batere yang akan diukur (jangan tertukar
dengan hydrometer untuk batere jenis yang lain.)
Bd ( s ) = Bd ( hs ) + ( ts – 15 ) x 0,001
1,5
Dimana :
BD ( s )
= Harga BJ Sebenarnya
BD ( hs )
= pembacaan BJ pada Hydrometer ( gr/cm3 )
ts
= Temperatur larutan asam belerang ( o C )
BD ( a ) = BD ( ha ) + ( ta – 15 ) X 0,001
Dimana :
Tujuan
Tujuan pengukuran suhu elektrolit adalah untuk mengetahui kondisi elektrolit batere ketika
batere sedang diisi ( charge ) maupun ketika sedang terjadi kondisi tidak normal, mengingat
pengaruhnya sangat besar terhadap operasional batere maka perlu dilakukan pemeriksaan /
pengukuran suhu pada sel batere.
Cara Pelaksanaan
Siapkan alat ukur suhu elektrolit yang bersih dan dianjurkan menggunakan thermometer jenis
alkohol.
Masukan alat ukur ke dalam sel batere sampai terendam cairan elektrolit.
Standar suhu elektrolit pada batere alkali maupun asam adalah sebagai berikut:
Ref : Batere merk Saft Nife, Friwo, Emisa, Fiam, Alcad, Rocket, Lead Line.
Tujuan
untuk mengetahui besarnya arus pengisian dari rectifier ke batere, pada saat batere floating.
Arus pengisian ini mendekati nol.
untuk mengetahui besarnya arus pengisian dari rectifier ke batere, pada saat batere
equalizing.
untuk mengetahui besarnya arus pengisian dari rectifier ke batere, pada saat batere boosting.
Apabila Rectifier tidak dilengkapi dengan Dropper
Cara Pelaksanaan
Untuk melakukan pengukuran arus pengisian pada batere dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
Posisikan saklar atau selector switch untuk pengukuran arus searah (DC )
Cocokan hasil penunjukan tersebut dengan penunjukan arus pada ampere meter yang
terpasang pada rectifier.
Pengukuran arus pada batere dapat dilihat pada Gambar 3.16.
Standar
Pengujian Kapasitas
Kapasitas suatu batere adalah menyatakan besarnya arus listrik (Ampere) batere yang dapat
disupply / dialirkan ke suatu rangkaian luar atau beban dalam jangka waktu (jam) tertentu,
untuk memberikan tegangan tertentu.
C=Ixt
Dimana :
C
=
Kapasitas batere ( Ah )
I
=
Besar arus yang mengalir ( A )
T = Waktu ( jam ).
Pada batere alkali nickel-cadmium ( NiCd ) umumnya kapasitas batere dinyatakan dalam C5
dan untuk batere Asam C10.
C5 dan C10 menyatakan besarnya kapasitas batere dalam Ah yang tersedia selama 5 jam untuk
C5 , dan 10 jam untuk C10.
Pengujian kapasitas batere dilakukan pada :
Pengertian UPS
Uninterrupted Power Supply (UPS) adalah sebuah peralatan back up sumber daya yang
digunakan untuk keperluan peralatan listrik yang harus beroperasi secara kontinyu.
Fungsi UPS:
Merupakan sistem penyedia daya listrik yang sangat penting dan diperlukan sekaligus dijadikan
sebagai back-up dari kegagalan pasokan sumber utama yang tersedia
Dapat memberikan energi listrik sementara ketika terjadi kegagalan daya pada listrik utama.
Perangkat yang biasanya menggunakan batere backup sebagai catuan daya alternatif, untuk
dapat memberikan suplai daya yang tidak terganggu untuk perangkat elektronik yang
terpasang
Memberikan kesempatan waktu yang cukup untuk segera melakukan back up data dan
mengamankan [[sistem operasi] (OS) dengan melakukan shutdown sesuai prosedur ketika
listrik utama padam.
Khususnya di PLN digunakan untuk JCC, RCC, DCC, MCC dan peralatan yang membutuhkan
pasokan kontinyu.
Supply PLN 1, merupakan supply PLN utama yang dapat mensinkronkan dengan sistem ke
beban, melalui switch static.
SUPPLY PLN 2
supply pln 2, merupakan supply pln cadangan dengan ups pada satuan waktu ke beban.
rectifier / charger, merupakan sistem pengisian yang merubah rangkaian ac menjadi dc guna
mengisi pada batere.
UNIT BATERE
batere merupakan suatu alat yang terdiri dari sel-sel positif dan negatif yang berfungsi untuk
menyalurkan tegangan dc (searah) atau menerima tegangan dc searah.
UNIT INVERTER
Inverter merupakan suatu sistem perubahan dari sumber dc (batere) menjadi sumber ac
dengan bantuan trafo daya inverter
Switch static, merupakan suatu kesatuan komponen yang berfungsi mensinkronkan jaringan
jalan pln 1 ke beban dengan mengabaikan fungsi dari ups (by pass sistem)
OUT PUT
Output merupakan suatu rangkaian tertutup yang membutuhkan tegangan yang standby dan
handal.
Pada umumnya ups dipergunakan pada suatu sistem kelistrikan yang membutuhkan
kehandalan dan kurangnya tingkat pemadaman (waktu pemadaman dalam satuan detik), maka
prinsip kerja ups terbagi dari 2 keadaan :
Yang dikatakan normal kerja adalah input power tersedia dan beban mendapat catu daya dari
input 2, (sedangkan input 1 gagal) melalui rectifier (3) yang memberikan
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 23
power ke bettere untuk pengisian, out put tegangan inverter (5) dibutuhkan untuk
mensuplai beban (7).
7
3
5
4
Gambar 18 UPS bekerja normal
Supply 2 mensuply sumber ac ke rectifier yang merubah sumber ac menjadi sumber dc.
Pada saat bersamaan ac juga mengisi ke batere (charger) dan pada saat bersamaan pula
sumber dc dirubah ke sumber ac melalui inverter dan diteruskan ke beban, sesuai
kemampuan kva ups dan batere dalam satuan waktu.
Pada saat input ac (1 dan 2) padam atau diluar toleransi ups, secara otomatis batere akan
memberikan sumber dc yang akan dirubah menjadi sumber ac melalui inverter yang
kemudian di supplykan ke beban (7).
7
3
5
Gambar 19 UPS bekerja dengan Batere
4. Sistem Otomatis
Umum
Supply sumber AC pada suatu instalasi Gardu Induk merupakan fasilitas pendukung yang
mutlak ada dan merupakan peralatan fital bagi kelangsungan operasi suatu Gardu Induk, baik
untuk sistem control maupun untuk sistem-sistem penggerak peralatan di Gardu Induk (tidak
boleh padam/essential bus).
Pada Gardu – gardu Induk 150 kV biasanya supply sumber AC didapat dari trafo pemakaian
sendiri (PS) tetapi pada gardu – gardu Induk 500 KV biasanya dikombinasikan/dilengkapi juga
dengan Generator Set (Diesel Set) yang diperlukan sekali untuk keadaan darurat/emergency
atau pada saat trafo pemakaian sendiri (PS) mengalami kerusakan atau pemeliharaan.
Tujuan
Pada Gardu – gardu Induk 150 kV, supply sumber AC biasanya didapat dari trafo 20 kV
pemakaian sendiri (PS) tetapi pada Gardu – gardu Induk 500 kV biasanya dikombinasi dengan
trafo 66 kV pemakaian sendiri yang diambil dari tertier trafo IBT 500 kV dan dilengkapi juga
dengan Generator Set (Diesel Set) yang diperlukan sekali untuk keadaan darurat/emergency
atau pada saat trafo pemakaian sendiri (PS) mengalami kerusakan atau pemeliharaan. Tujuan
dari pemeriksaan & pemeliharaan suplay AC adalah untuk menjaga dan menjamin bekerjanya
dengan baik sistem supply AC baik manual maupun automatis
Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari sistem changeover switch adalah automatisasi perpindahan beban yang
saling mengunci (interlock) satu sama lain antara supply 1/PS1 (N3), supply 2/PS2 (N4) dan
supply cadangan /Genset (N2).
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 26
Changeover
Switch Gen-Set
Changeover
Switch Trf. PS 2
(Q0)
Changeover
+ N2
+ N3
+ N4
o
o
Q10
•
A
V
A
V
A
S 201
S 401
Q0
Q0
G
o
o
Perpindahan tersebut dapat dilakukan secara manual maupun automatis dengan keterikatan
dari changeover switch yang saling mengunci (interlock) dengan koordinasi control melalui
undervoltage rele pada masing-masing supply (N2, N3, N4).
Serta diamankan/diprotek oleh overcurrent rele (OCR) pada breaker atau changeover switch
N3 & N4 (Q0).
5. Instalasi AC / DC
Untuk mendukung sistem operasi yang handal pada GITET 500 kV perlu didukung oleh power
supply PS yang handal pula, maka untuk itu pada GITET supply AC untuk pemakaian senidiri
dipasang berlapis mulai dari Trafo Earthing 66 kV/ 0.4 kV, Trafo 20 kV/ 0.4 kV dan Genset
dengan pasokan supply AC sebagai berkut :
Pasokan Utama
Pasokan Kedua
Apabila penyediaan listrik terganggu, misalnya Trafo PS mengalami gangguan, dipelihara atau
kondisi sistem black-out, maka genset akan memasok tegangan dengan pola operasi
dirancang otomatis.
Dalam operasi normal supply AC 380/220 volt didapat dari trafo PS 1 atau trafo PS 2 dengan
beban seluruh kebutuhan instalasi, baik commom service maupun essential service.
Apabila PS pemasok beban gangguan maka sumber AC 380 Volt dipasok dari PS yang lain,
demikian juga sebaliknya secara otomatis.
Apabila sistem blackout atau PS1 dan PS2 gangguan maka sumber AC 380V dipasok dari
Gen-Set yang hanya memikul beban essential
Instalasi AC pada sistem tegangan tinggi disupply oleh sebuah trafo yang merubah tegangan
menengah menjadi tegangan rendah tiga fasa yang lazim disebut trafo pemakaian sendiri.
Pasokan catu daya untuk kebutuhan pemakaian sendiri diperoleh dari 1 (satu ) sumber, dimana
sisi primer 20 kV Trafo PS dipasok dari Trafo Distribusi.
Jumlah Trafo PS terpasang akan sangat tergantung dari desain awal pada Gardu Induk
tersebut, misalnya terpasang satu atau dua trafo PS. Pertimbangan terpasang dua Trafo PS
adalah untuk lebih meningkatkan keandalan.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 30
Instalasi AC di Gardu Induk biasanya dibagi dalam beberapa kelompok atau grup yang
dirancang sesuai dengan kebutuhan yaitu :
Kelompok supply AC untuk motor – motor kipas trafo, tap changer, pemisah, pemutus tenaga
dan lain – lain.
Pada Instalasi supply di pembangkit terdapat 2 type yaitu type Grid network dan Type
Grid sistem.
Pada type ini supply AC di Instalasi pembangkit menggunakan 2 Unit trafo Pemakaian sendiri
(PS) dipasok dari beberapa sumber (Generator) seperti Gambar 25.
Simple, Inspiring,
Performing,
Phenomenal 32