SKRIPSI
Oleh
TEKNIK PERTAMBANGAN
YAYASAN MUHAMMAD YAMIN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI
( STTIND ) PADANG
2017
RANCANGAN STONE CRUSHER ANDESIT
PADA PT. LIMA ENERGI UTAMA
DESA MANGGILANG, KEC. PANGKALAN KOTO BARU,
KAB. LIMAPULUH KOTA
SUMATERA BARAT
SKRIPSI
Oleh:
TEKNIK PERTAMBANGAN
YAYASAN MUHAMMAD YAMIN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI
(STTIND) PADANG
2017
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
NPM : 1210024427025
Pembimbing I Pembimbing II
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat,
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini tepat pada
waktunya.
Dalam penyelesaian Skripsi ini penulis telah dimotivasi dan dibantu oleh
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis dengan tulus hati
1. Ibu Tri Ernita, ST, MP selaku Pelaksana Tugas (PLT) Sekolah Tinggi
5. Bapak Suswanto selaku Kepala Teknik Tambang PT. Lima Energi Utama.
(STTIND) Padang.
8. Dan Teristimewa untuk kedua orang tua penulis yang selalu memberikan
kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat
membangun dari semua pihak. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan
Penulis
RANCANGAN STONE CRUSHER ANDESIT
PADA PT. LIMA ENERGI UTAMA
DESA MANGGILANG, KEC. PANGKALAN KOTO BARU,
KAB. LIMAPULUH KOTA
SUMATERA BARAT
ABSTRAK
PT. Lima Energi Utama adalah sebuah perusahaan tambang yang bergerak
dibidang pertambangan batu andesit. Salah satu Izin Usaha Pertambangan Operasi
Produksi (IUP) IUP-OP yang dimiliki perusahaan berlokasi di Desa Manggilang,
Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera
Barat. Dalam melakukan Operasi Produksi yaitu pada proses penambangan PT.
Lima Energi Utama menggunakan peledakan.
ABSTRACT
PT. Lima Energi Utama is a mining company which is engaged in mining
of stones. One of the Production Operation Mining Business License (IUP) IUP-
OP-owned company located in the village Manggilang, Kecamatan Pangkalan
Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota, West Sumatra. In conducting the
production operation is in the process of mining PT. Lima Energi Utama use
blasting.
There are several problems that certainly looked directly at the company,
including their piles around the boulder in the front area of mining. PT. Lima
Energi Utama has not had a stone crusher. In this study, the author tries to give a
picture of the design of stone crusher in accordance with the problems and the
condition of the company.
Halaman
Abstrak .............................................................................................................
Abstrack ...........................................................................................................
Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.4 Berat Curah, Sudut Balik, Faktor Gesek Bahan Curah ................... 21
Lampiran 6 : Kapasitas Angkut Conveyor (ton/ jam) pada Lebar yang Berbeda
Untuk Kecepatan 100 fpm
PENDAHULUAN
batuan beku berupa batu pecah (batu split) yang banyak. Kondisi tersebut menjadi
peluang usaha yang menjanjikan bagi investor tambang untuk membuka tambang
batu andesit. Salah satunya PT. Lima Energi Utama (LEU) yang terletak di Jorong
Lima Puluh Kota. PT. LEU dalam proses penambangannya menggunakan metode
open pit mining. Dengan target produksi perusahaan sebesar 20.000 ton/bulan.
cukup tinggi. Proses penambangan batu andesit di PT. LEU dilakukan dengan
peledakan paling kecil 15 cm dan paling besar berukuran 30 cm. Dari pengamatan
pecah dengan ukuran gradasi tertentu yang sukar dipenuhi oleh batu alam dalam
jumlah yang besar. Untuk mendapatkan butiran batu pecah tersebut (agregat)
diperlukan alat pecah batu tertentu (stone crusher). Pada pekerjaan crushing ini,
Sampai saat penelitian ini dilakukan, PT. LEU belum memiliki Stone
crusher. Oleh karena itu, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “ Rancangan Stone Crusher Andesit Pada PT. Lima Energi
Utama Desa Manggilang, Kec. Pangkalan Koto Baru, Kab. Limapuluh Kota,
Sumatera Barat”.
diantaranya:
3. Belum adanya Stone Crusher andesit di PT. Lima Energi Utama (LEU).
Agar penelitian ini lebih terarah dan sesuai dengan tujuan penelitian yang
ingin dicapai, maka penulis membatasi pembahasan masalah hanya terfokus pada
usulan rancangan stone crusher andesit pada PT. Lima Energi Utama (LEU).
1. Berapa ukuran inlet material dari jaw crusher beserta kesesuaian dengan
ayakan (screen) dan belt yang tepat digunakan untuk PT. Lima Energi
Utama (LEU) ?
2. Berapa total energi yang dibutuhkan oleh stone crusher untuk PT. Lima
ayakan (screen) dan belt yang tepat digunakan pada PT. Lima Energi
Utama (LEU).
2. Menghitung total energi yang dibutuhkan oleh stone crusher untuk PT.
1. Bagi Perusahaan
2. Bagi Penulis
Dapat dijadikan sebagai salah satu masukan untuk pembuatan laporan dan
dapat dijadikan sebagai referensi dan pedoman bagi mahasiswa yang akan
TINJAUAN PUSTAKA
Kota ini terdapat 2 (dua) badan usaha yang menaungi (CV. ATM - PT. LEU).
CV. Atika Tunggal Mandiri (ATM) merupakan pemilik dari Izin Usaha
Pertambangan (IUP) di lokasi tersebut, sedangkan PT. Lima Energi Utama (LEU)
bidang jasa kontraktor dan trading di lokasi tersebut. PT. Lima Energi Utama
yang lebih dikenal dengan PT. LEU ini, berdiri pada tahun 2009 yang diprakarsai
Pada tahun 2013, PT. Lima Energi Utama (LEU) beralih kebidang
pengelolaan Batu Gunung atau Batu Pecah, pada awal tahun 2013 PT. Lima
Pada akhir tahun 2013 PT Lima Energi Utama (LEU) mulai melakukan
(LEU) ini telah memiliki izin usaha pertambangan operasi produksi dengan No.
65/BPMPPT-LK/2013.
2.1.1.2. Kesampaian Daerah
Sumatera Barat.
Lokasi wilayah IUP PT. Lima Energi Utama (LEU) dapat ditempuh
Adapun peta lokasi kesampaian daerah dari PT. Lima Energi Utama
2.1.1.3. Geomorfologi
morfologi yaitu satuan bentang alam pedataran dan satuan bentang alam
perbukitan, Sungai yang mengaliri wilayah ini termasuk dalam pola aliran sungai
sub-Paralel dengan sungai utama yaitu batang manggilang yang mengalir dari
wilayah utara kebagian selatan. Secara topografi daerah ini berada pada ketinggian
125-650 Mdpl dan pada wilayah izin usaha pertambangan eksplorasi terdapat pada
2.1.1.4. Statigrafi
berikut :
formasi ini merupakan aliran lava yang tak dipisah, breksi, aglomerat dan
serpih napalan abu-biru, konglomerat kuarsa dan pada formasi ini juga
jutatahun.
kasar beraneka ragam dengan beberapa sisipan batupasir. Tebal 600 meter.
10. Formasi Bohorok (Pub) merupakan batuan wake, wake konglomeratik dan
sedimen turbidit.
11. Formasi Kuantan, Anggota Filit dan Serpih (PCks), Batuan yang tersusun
oleh Anggota Filit dan Serpih dari Formasi Kuantan, Formasi ini terdiri
batulanau, rijang abu tua & lava and-basalt. Menjadi sekis, genes dan batu
2.1.1.5. Andesit
bahan peledak yang kuat yang kemudian membentuk arus pyroclastic dan surges
dan suatu kolom letusan yang sangat besar. Andesit terbentuk pada temperatur
piroksin.
mempunyai kuat tekan berkisar antara 600-2400 kg/cm² dan berat jenis antara 2,3-
mengurangi besar batu ke batu yang lebih kecil seperti kerikil atau debu batu.
Crusher terdiri dari beberapa bagian, yaitu crusher primer (primary crusher),
mendapatkan hasil yang diinginkan. Bila hasil crusher sekunder belum memenuhi
spesifikasi yang ditetapkan maka batuan diolah kembali di crusher tersier dan
seterusnya.
batuan adalah jaw, gyratory, dan roll crusher. Impact crusher menghancurkan
batuan dengan tumbukan pada kecepatan yang tinggi. Pada umumnya jaw crusher
Pengoperasian crusher ini dapat dilihat pada Gambar 2.2 yang merupakan
urutan pekerjaan yang dilakukan oleh crusher dalam mengolah batuan untuk
Ya Memenuhi
Spesifikasi ?
Tidak
Penghancuran material dengan crusher sekunder
Memenuhi
Spesifikasi ?
Tidak
Ya
Selesai
Pada saat batuan masuk ke dalam crusher maka terjadi reduksi ukuran
batuan tersebut. Reduksi tersebut ditetapkan dalam rasio reduksi. Pada jaw
crusher, rasio didapat dari jarak crusher di bagian atas dibagi jarak bukaan di
bagian bawah. Sedangkan pada roller crusher, rasio didapat dari ukuran batuan
terbesar yang melewati crusher. Rasio reduksi dapat dilihat pada Tabel 2.1 pada
halaman 13.
Tabel 2.1
Jenis Crusher beserta Rasio Reduksinya
Dari pengalaman dalam industri crusher didapat hasil bahwa pada setiap
pengaturan bukaan tertentu, 15% dari batuan yang melewati bukaan tersebut
mempunyai ukuran lebih besar dari bukaan. Dengan demikian, batuan yang
dihasilkan dari crusher dan kemudian disaring maka 15% dari batuan tidak akan
2.1.2.2. Hopper
dimasukkan ke dalam peremuk batuan (crusher). Biasanya hopper dibuat dari plat
baja yang dibentuk sehingga dapat menampung material yang akan diproses.
Dengan material yang ditampung dulu di dalam hopper, maka pemberian umpan
jaw. Dengan vibrating feeders masuknya batu yang akan dipecah oleh crusher
primer dapat diatur continue. Apabila raw material yang dipakai banyak yang
berukuran kecil, misalnya sirtu kali, di depan feeder dapat ditambahkan grizzly
bar untuk memisahkan batu yang kecil atau pasir supaya tidak masuk ke dalam
crusher. Dengan demikian hanya batuan-batuan yang berukuran besar saja yang
masuk ke dalam crusher untuk dipecah. Pasir dan kotoran-kotoran quarry dapat di
bypass keluar di sekitar primery crusher. Efisiensi crusher akan naik, Djoko
Wilopo (2011).
Cara kerja alat ini adalah dengan menggerakkan salah satu jepit sementara
jepit yang lainnya diam. Tenaga yang dihasilkan oleh bagian yang bergerak
terlemah dari crusher ini adalah toggle yang dapat rusak jika mengenai benda
yang tidak dapat dihancurkan atau mengalami kelebihan kapasitasnya. Bagian atas
jaw crusher sebaiknya minimal 5 cm lebih besar dari batuan terbesar yang akan
dihancurkan.
dan ukuran crusher. Sedangkan pada Tabel 2.3 memberikan persentase batuan
yang melewati atau tertahan saringan dengan ukuran tertentu, Ir. Susy Fatena
yang kendor. Berat fondasi mesin usahakan 5-6 kali berat mesin.
2. Posisi crusher usahakan water level dan sekeliling crusher jangan sampai
Tabel 2.3
Gradasi Hasil Jaw Crusher
adalah Jaw crusher ukuran kecil, Gyratory crusher ukuran kecil, Cone crusher,
hammer mill dan rolls. Umpan yang digunakan berkisar 150 mm, dengan ukuran
antara 12,5 mm sampai 25,4 mm. Produk terbesar yang dihasilkan adalah 75 mm.
pada umumnya material yang datang dari primery, disaring ke dalam vibrator
screen unit dan dipisahkan ke dalam beberapa ukuran. Standar umum vibrator screen
adalah triple deck yang dapat memisahkan 4 (empat) grade agregat: >40 mm, 40-20
masuk ke secondary crusher untuk dikunyah lagi, output dari secondary crusher
Atas : 40 mm
Tengah : 20 mm
Bawah : 5 mm
Getaran : +/- 900 cpm, Metode Konstruksi Dan Alat-Alat Berat, (2011, hal 105).
Sumber : https://id.images.search.yahoo.com
batuan pecah, beton, dan lain-lain. Kapasitas pemindahan material oleh belt
conveyor cukup tinggi karena material dipindahkan secara terus menerus dalam
kecepatan yang relatif tinggi. Bagian dari belt conveyor adalah belt atau ban
berjalan, idler, unit pengendali, pulley, dan struktur penahan. Jika material yang
akan dipindahkan memiliki jarak perpindahan yang relatif pendek maka portable
Belt terdiri dari beberapa lembar (ply) bahan yang disatukan dengan
setiap lapisan adalah 28, 32, 36, 42, oz dan seterusnya. Bagian permukaan belt
ditutupi oleh karet yang berfungsi untuk menghindari terjadinya abrasi akibat
m³/ jam atau lebih), mampu memindahkan bahan dalam jarak yang jauh (500
sampai 1000 m atau bahkan lebih), perencanaan yang sederhana, berat mesin
relatif ringan, dan pemeliharaan dan operasional yang mudah. Kemampuan ini
telah menjadikan belt conveyor secara luas digunakan sebagai mesin pemindah
60 ASW
𝑇= 2000
material (Sq, ft), S kecepatan ban (ft/menit), dan W berat jenis material (lb/cft).
Luas area material tergantung dari lebar belt, kedalaman material, sudut
kemiringan material (angle of repose), lebar ban yang memuat material. (Susy
Sumber: https://id.images.search.yahoo.com
2.1.2.7.1. Idler
Adalah alat yang menahan ban. Idler bagian atas (troughing idler) yang
menahan beban berbentuk trapesium sepertiga lebar di bagian tengah rata dengan
kedua bagian sisi yang miring, sedangkan idler bagian bawah (return idler)
berbentuk rata.
Untuk menentukan daya angkut belt conveyor maka tenaga yang
diperlukan oleh idler untuk bergerak perlu ditetapkan. Tenaga tersebut tergantung
dari tipe dan ukuran idler, berat bagian yang berputar, berat ban, dan berat
material. Idler yang dilengkapi dengan anti friksi memiliki faktor friksi yang
Tabel 2.5
Faktor Friksi
Diameter Idler 4 in 5 in 6 in 7 in
Faktor friksi 0,0375 0,036 0,03 0,025
Sumber : Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi, 2008.
tipe idler, diameter dan jarak antar idler, serta panjang, berat, dan kecepatan belt.
E Energi (ft-lb/ menit), L panjang belt (ft), S kecepatan belt (fpm), C faktor friksi
(dari tabel) dan Q berat bagian yang bergerak untuk setiap 1 ft conveyor. Jika
menjadi :
LSCQ
𝑃ᴋ = 33000 ......................................................................................................... (2)
LSCW
𝑃𝘩 = 33000 .......................................................................................................... (3)
W berat (lb) pada setiap 1 ft belt. Jika berat beban yang dipindahkan dihitung
yang digunakan untuk menghitung tenaga agar material sampai di elevasi yang
dituju adalah:
TH
𝑃𝑣 = 990 ............................................................................................................. (5)
material adalah :
P = Pᴋ + Ph ± Pv
Sebagian besar energi yang dibutuhkan pada mesin peremuk atau mesin
penggiling adalah untuk menggerakkan mesin itu sendiri, dan hanya sebagian
diperlukan adalah :
−Cdx
𝑑𝐸 = .......................................................................................................... (6)
x2
C = Konstanta
n = Konstanta
ukurannya pangkat “n”. Tiga teori mengenai energi kominusi yang dapat
sehingga:
1 1
Eʀ = Cʀ (X₂ − X₁) = Cʀ (σ₂ − σ₁) .................................................... (7)
Cʀ = Konstanta Rittinger
Cᴋ = Konstanta Kick
1,5 sehingga :
1 1
Eᴃ = Cᴃ( − ) ................................................................................. (9)
√ 𝑥₂ √𝑥₁
Cᴃ = Konstanta Bond
Besarnya energi dalam kilowatt jam per ton (KWH per ton) yang
dibutuhkan untuk mereduksi ukuran partikel umpan (F) menjadi produk (P)
yang meloloskan 80 % material) disebut dengan indeks kerja. Atau indeks kerja
kinerja dari jaw crusher dari 190 rpm menjadi 210 rpm, sehingga didapat
sasaran dinaikkan) dengan dan hal ini didukung pula dengan jam kerja
3. Ali Ihsyan, dkk. 2013, mengemukakan material yang tidak lolos pada
direalisasikan.
sehingga didapat target produksi aktual perharinya bisa meningkat. Hal ini
didukung pula dengan jam kerja perhari meningkat dari tingkat efisien
hopper yang terdiri hopper, belt conveyor, dan double roll crusher adalah
101,6 ton, 770 ton/jam, dan 771 ton/jam sedangkan produktivitas teoritis
alat angkut pengumpan unit dump hopper 1 dan 2 adalah 648 ton/jam dan
1.346,083 ton/jam.
ton/jam dan 728,47 ton/jam dengan waktu kerja efektif 17,7 jam/hari dan
produksi hingga 1200 bcm/ hari, excavator harus lebih cepat memasukkan
material ke dalam hopper. Efisiensi kerja crushing plant pada saat ini baru
sebesar 67,166 % untuk bulan agustus ini dikarenakan hari hujan yang
mencapai 10 hari. Jika hari hujan berkurang dalam sebulan maka produksi
serta efisiensi kerja bisa meningkat. Efisiensi ini bisa ditingkatkan dengan
cara kerja alat lebih tepat waktu dan excavator sudah ada di tempat pada
hambatan yang ada dan meningkatkan disiplin kerja agar waktu tidak
banyak terbuang.
8. Chetan D. Borse, dkk. 2015, mengemukakan desain setiap bagian dari sub
operasi perangkaian dan untuk menjadi salah satu urutan optimal dalam
beton dari massa batuan murni, baik untuk penggunaan mobile crushing
yang memadai dari hasil stone crusher. Yang rasional dari penggunaan
crushing memiliki umur lebih panjang dan tingkat kerusakan yang lebih
rendah.
10. Atik Widiyanti, dkk. 2016, mengemukakan perusahaan saat ini mengontrol
secondary, apabila cone terlihat penuh maka operator akan mematikan line
3 atau 4 yang menuju secondary dan akan mematikan line 8 yang menuju
alat crushing plant ini dihasilkan produk siap jual yaitu scalping (-25 mm),
penelitian ini adalah pencarian atau penentuan input berupa ukuran inlet material
dari jaw crusher beserta kesesuaian dengan ayakan, dan belt beserta berapa total
sehingga didapat output berupa desain rancangan stone crusher. Untuk lebih
DATA ANALISA
a.
-I Adanya tumpukan- Primer: a. Penyesuaian
tumpukan boulder a. Ukuran rata-rata boulder. geometri yang
di sekitar area Sekunder: dihasilkan
front a. Densitas batu andesit
crusher dan
penambangan. b. Data tipe dan spesifikasi
b. Terbatasnya nilai alat-alat yang screen sesuai
jual material dibutuhkan dalam kebutuhan
c. Belum adanya pembangunan stone perusahaan.
Stone Crusher crusher b. Melakukan
andesit di PT. c. Ukuran Outlet produk perhitungan
Lima Energi yang ingin dihasilkan lebar dan tinggi
Utama (LEU) berupa sirtu (100 mm)
tumpukan
kisaran 70 %
d. Ukuran Outlet produk material hasil
yang ingin dihasilkan crusher
berupa batu (50 mm) c. Melakukan
kisaran 20% perhitungan
e. Ukuran Outlet produk panjang belt
yang ingin dihasilkan conveyor
berupa splite (25 mm)
d. Melakukan
kisaran 10 %
f. Rencana Produksi perhitungan
Crusher adalah 1000 ton energi kominusi
e. Melakukan
perhitungan
energi untuk
menggerakkan
belt
f. Melakukan
perhitungan total
HASIL
energi
Desain rancangan keseluruhan
stone crusher PT.
Lima Energi Utama
METODOLOGI PENELITIAN
penelitian deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa
interview, angket, observasi, atau dengan teknik test, studi kasus, studi
komperatif, studi waktu dan gerak, analisa kuantitatif, studi kooperatif atau
operasional.
1. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dengan melakukan pengamatan secara
ada di PT. LEU, buku atau studi kepustakaan dan beberapa literatur yang
penambangan.
3. Data tipe dan spesifikasi alat-alat yang dibutuhkan dalam pembangunan stone
crusher.
4. Ukuran outlet produk yang ingin dihasilkan berupa sirtu (100 mm) kisaran 70
%.
5. Ukuran outlet produk yang ingin dihasilkan berupa batu (50 mm) kisaran 20
%.
6. Ukuran outlet produk yang ingin dihasilkan berupa splite (25 mm) kisaran 10
%.
Sumber data yang penulis dapatkan berasal dari pangamatan langsung ataupun
studi kepustakaan serta dari arsip-arsip perusahaan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
4. Profil perusahaan
literatur yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas sehingga dapat
kebutuhan perusahaan.
ℎ
b. Tan α = 𝑟
ℎ
a. Sin α = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑙𝑡
1 1
Eʀ = Cʀ (𝑋 2 − )
𝑋1
Setelah melalui tahap dalam pengumpulan data dan pengolahan data maka
dilakukan analisa data dari pengolahan data yang didapat dengan menghitung
Identifikasi Masalah
1. Adanya tumpukan –tumpukan boulder di sekitar area front
penambangan.
2. Terbatasnya nilai jual material.
3. Belum adanya stone crusher andesit di PT. Lima Energi Utama (LEU)
Pengumpulan
Analisa Data
Menghitung Reduction Ratio
daricrusher
Pada bab ini berisikan data yang diperlukan dalam penelitian rancangan
stone crusher andesit pada penambangan andesit PT. Lima Energi Utama,
Adapun yang menjadi data primer pada penelitian ini adalah sampel
batuan, yang berupa ukuran rata-rata boulder yang ada di front penambangan.
stone crusher.
3. Ukuran Outlet produk yang ingin dihasilkan berupa sirtu (100 mm) kisaran
70 %.
4. Ukuran Outlet produk yang ingin dihasilkan berupa batu (50 mm) kisaran
20%.
5. Ukuran Outlet produk yang ingin dihasilkan berupa splite (25 mm) kisaran
10 %.
kebutuhan perusahaan.
70 % x rencana produksi
70 % x 2.300 m³ = 1.610 m³
Ket :
penambangan.
(Tabel 2.3).
20 % x rencana produksi
20 % x 2.300 m³ = 460 m³
Ket :
2.3).
10 % x rencana produksi
10 % x 2.300 m³ = 230 m³
Ket :
2.3).
crusher.
1
1.368,5 m³ = 3 3,14 𝑥 𝑟² 𝑥 ℎ
ℎ
= 𝑇𝑎𝑛 𝛼
𝑟
12
= 1,6 ~ 𝐴𝑡𝑎𝑛 (1,6) = 57,99
7,5
11
= 1,46 ~ 𝐴𝑡𝑎𝑛 (1,46) = 55,59
7,5
10
= 1,33 ~ 𝐴𝑡𝑎𝑛 (1,33) = 53,06
7.5
9
= 1,2 ~ 𝐴𝑡𝑎𝑛 (1,2) = 50,19 → 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡𝑖 𝛼
7,5
Jadi,
1
1368,5 m³ = 3 3,14 𝑥 𝑟 2 𝑥 ℎ
1
1368,5 m³ = 3 3,14 𝑥 (7,5)2 𝑥 ℎ
1
1368,5 m³ = 3,14 𝑥 56,25 𝑚² 𝑥 ℎ
3
1
1368,5 m³ = 3 176,62 𝑚² 𝑥 ℎ
1368,5 m³ = 58,87 𝑚² 𝑥 ℎ
1368,5 𝑚³
h = 58,87 𝑚²
2. Batu = 596,27 m³
1
596,27 m³ = 3,14 𝑥 𝑟 2 𝑥 ℎ
3
1
596,27 m³ = 3 3,14 𝑥 (5.5)2 𝑥 ℎ
1
596,27 m³ = 3 3,14 𝑥 30,25 𝑚² 𝑥 ℎ
1
596,27 m³ = 3 94,98 𝑚² 𝑥 ℎ
596,27 m³ = 31,66𝑚² 𝑥 ℎ
596,27 𝑚³
h = 31,66 𝑚²
1
284,92 m³ = 3 3,14 𝑥 (4,5)2 𝑥 ℎ
1
284,92 m³ = 3 3,14 𝑥 20,25 𝑚² 𝑥 ℎ
1
284,92 m³ = 3 63,58 𝑚² 𝑥 ℎ
284,92 m³ = 21,19 𝑚² 𝑥 ℎ
284,92 𝑚³
h = 21,19 𝑚²
6,242 𝑚
Sin (18) (Lampiran 6) = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑙𝑡 1
6,242 𝑚
Belt 1 = 0,309 𝑚
Belt 1 = 20,2 m
21,84 𝑚
Belt 2 = 0,309 𝑚
Belt 2 = 70,67 m
1,896 𝑚
Belt 3 = 0,309
Belt 3 = 6,13 m
𝑏𝑒𝑙𝑡 5
Sin (30) = 𝑏𝑒𝑙𝑡 4
5𝑚
Belt 4 = 0,5
Belt 4 = 10 m
Belt 5 = 5 m (asumsi)
17,63 𝑚
Belt 6 = 0,309
Belt 6 = 57,05 m
12,44 𝑚
Belt 7 = 0,309
Belt 7 = 40,25 m
1 1
Eʀ = Cʀ (𝑋 2 − )
𝑋1
1 1
Eʀ = 2 (10 − )
75
Eʀ = 2 (0,1 − 0,013)
Eʀ = 0,174 hp
1 1
Eʀ = Cʀ (𝑋 2 − )
𝑋1
1 1
Eʀ = 2 (5 − )
10
Eʀ = 2 (0,2 – 0,1)
Eʀ = 0,2 hp
1 1
Eʀ = Cʀ (𝑋 2 − )
𝑋1
1 1
Eʀ = 2 (2,5 − )
10
Eʀ = 2 (0,4 – 0,1)
Eʀ = 0,6 hp
= 0,974 hp
1. Belt 1
𝐿𝐶𝑇
Ph = 990
66,27 𝑓𝑒𝑒𝑡 𝑥 0,030 𝑥 595 𝑡𝑜𝑛
Ph = 990
1182,91 ℎ𝑝
Ph = 990
Ph = 1,19 hp
2. Belt 2
𝐿𝐶𝑇
Ph = 990
4138,52 ℎ𝑝
Ph = 990
Ph = 4,18 hp
3. Belt 3
𝐿𝐶𝑇
Ph = 990
156,40 ℎ𝑝
Ph = 990
Ph = 0,15 hp
4. Belt 4
𝐿𝐶𝑇
Ph = 990
180,36 ℎ𝑝
Ph = 990
Ph = 0,18 hp
5. Belt 5
𝐿𝐶𝑇
Ph = 990
Ph = 0,12 hp
6. Belt 6
𝐿𝐶𝑇
Ph = 990
1455,71 ℎ𝑝
Ph = 990
Ph = 1,47 hp
7. Belt 7
𝐿𝐶𝑇
Ph = 990
490,75 ℎ𝑝
Ph = 990
Ph = 0,49 hp
= 7,78 hp
= 0,974 hp + 7,78 hp
= 8,754 hp
BAB V
dilakukan analisa data dari pengolahan data yang didapat dengan menghitung
1. Crusher 1
75 𝑐𝑚
= 10 𝑐𝑚
= 7,5 cm
2. Crusher 2
10 𝑐𝑚
Reduction Ratio = 5 𝑐𝑚
= 2 cm
Reduction Ratio = 2 : 1
3. Crusher 3
10 𝑐𝑚
Reduction Ratio = 2,5 𝑐𝑚
= 4 cm
Reduction Ratio = 4 : 1
1 ukuran crusher yang tidak baik atau tidak memenuhi kriteria seperti yang
5.1 berikut.
Tabel 5.1
Tabel Rekapitulasi Hasil Analisa Data
dapat memberikan solusi terhadap beberapa masalah yang ada diperusahaan saat
ini :
6.1. Kesimpulan
2 buah jaw crusher dengan tipe atau ukuran masing-masing 762’ 1068 dan
254’ 406, 1 ayakan (Screen) yang terdapat 3 ukuran diantaranya 102 mm,
51 mm, dan 25 mm, dan 7 belt yang dibutuhkan dengan panjang sebagai
berikut:
a. Belt 1 = 20,2 m
b. Belt 2 = 70,67 m
c. Belt 3 = 6,13 m
d. Belt 4 = 7,07 m
e. Belt 5 = 5 m
f. Belt 6 = 57,05 m
g. Belt 7 = 40,25 m
6.2. Saran
Ach, Muhib Zainuri, ST, MT, Mesin Pemindah Bahan, Penerbit Andi
Yogyakarta, Yogyakarta, 2008.
Ali Ihsyan Harahap. dkk. 2013. Kajian Kominusi Limestone Pada Area
Penambangan PT. Semen Padang (Persero) Tbk, Bukit Karang Putih,
Indarung, Sumatera Barat.
Andy Aditya Fauzie. dkk. 2013. Upaya Peningkatan Target Produksi Batu Kapur
33.400 Ton/ Hari Pada Pengolahan dan Pengangkutan Area Depan di PT.
Semen Padang Sumatera Barat (Persero) Tbk.
Atik Widiyanti. dkk. 2016. Kajian Produktivitas Crushing Plant di PT. Tarabatuh
Manunggal. Tbk, Kampung Joglo, Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin,
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Prosiding Teknik Pertambangan.
ISSN: 2460-6499.
Borse, Chetan D. dkk. 2015. Design And Analysis Of Fixture For A Stone
Crusher Body. International Journal Of Research In Engineering And
Technology, Volume: 04 ISSUE : 06.
https://id.images.search.yahoo.com
Susy Fatena Rostiyanti, Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi, PT. Rineka
Cipta, Jakarta, 2008.
Ivan. dkk. 2016. Kajian Teknis Peremuk Batuan Unit Pengolahan Batugamping
Untuk Memenuhi Target Produksi Bahan Baku Semen Studi Kasus Unit
Operasi Crushing Plant Tuban-1 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk,
Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur. Prosiding Teknik
Pertambangan. Volume 2, No 2.
Klanfar, Mario. dkk. 2012. Benefits Of Using Mobile Crushing And Screening
Plants In Quarrying Crushed Stone. AGH Journal Of Mining And
Geoengineering, Vol 36, No 3.
M Alvin Syam, dkk. 2014. Kajian Kerja Alat Crushing Plant Untuk Memenuhi
Target Produksi Batubara di PT. Nan Riang Kecamatan Muara Tembesi,
Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi. Prosiding Teknik Pertambangan.
ISSN: 2460-6499.
Mokh Winanto Ajie PH, Dkk, Pengolahan Bahan Galian, Jurusan Teknik
Pertambangan, FTM, UPN “Veteran” Yogyakarta, Yogyakarta, 2001.
Riko Ervil, MT, Dkk, Buku Panduan Penulisan dan ujian skripsi STTIND
Padang, Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang, Padang,
2014.
Taufan Agustiar. dkk. 2015. Analisis Kinerja Alat Crushing Plant pada Tambang
Andesit Untuk Meningkatkan Produksi 125.000 ton/ bulan di PT.
Mandiri Sejahtera Sentra, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegal Waru,
Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Prosiding Penelitian
SPeSIA.
LAMPIRAN
SURAT PERNYATAAN
NPM : 1210024427025
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul:
“Rancangan Stone Crusher Andesit Pada PT. Lima Energi Utama Desa
Manggilang, Kec. Pangkalan Koto Baru, Kab. Limapuluh Kota Sumatera Barat”.
Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat skripsi
orang lain. Apabila kemudian dari pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan
gelar kesarjanaannya).
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Pembuat Pernyataan