Anda di halaman 1dari 126

EVALUASI BIAYA PELEDAKANBATU ANDESIT PADA OPERASI

PRODUKSI PT. BUKIT SARI INVESTAMA JORONG SIMPANG TIGA


KECAMATAN PANGKALAN KOTO BARU
KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
PROVINSI SUMATRA BARAT

Oleh

MUHAMMAD IQBAL

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


YAYASAN MUHAMMAD YAMIN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI
(STTIND) PADANG
TAHUN 2017

1
2

EVALUASI BIAYA PELEDAKAN BATU ANDESIT PADA OPERASI


PRODUKSI PT. BUKIT SARI INVESTAMA JORONG SIMPANG TIGA
KECAMATAN PANGKALAN KOTO BARU
KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
PROVINSI SUMATRA BARAT

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan


guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

MUHAMMAD IQBAL
1210024427035

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


YAYASAN MUHAMMAD YAMIN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI
(STTIND) PADANG
TAHUN 2017
3

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul : Evaluasi Biaya Peledakan Batu Andesit Pada Operasi


Produksi PT Bukit Sari Investama Jorong
Simpang Tiga Kecamataan Pangkalan Koto Baru
Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat
Nama : Muhammad Iqbal

NPM : 1210024427035

Program Studi : Teknik Pertambangan

Padang, Juni 2017

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Murad, MS. MT Teguh Ariefianto, ST


NIDN 007116308

Ketua Jurusan Plt Ketua STTIND

Drs.Murad, MS. MT Tri Ernita. ST. MP


NIDN 007116308 NIDN 1028027801
4

RANCANGAN PELEDAKAN
PADA RENCANA OPERASI PRODUKSI ANDESIT PT. BUKIT SARI
INVESTAMA JORONG LUBUK JANTAN, NAGARI MANGGILANG,
KECAMATAN PANGKALAN KOTO BARU, KABUPATEN LIMA PULUH
KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT.

Nama : Muhammad Iqbal


NPM : 1210024427035
Pembimbing I : Drs. Murad MS. MT
Pembimbing II : Teguh Ariefianto, ST

ABSTRAK
PT. Bukit Sari Investama merupakan perusahaan tambang yang bergerak dibidang
batuandesit dan memiliki luas 211 Ha. Perushaan ini baru melakukan kegiatan eksplorasi
dan dalam tahap untuk mendapatkan izin operasi produksi. PT. Bukit Sari Investama akan
melakukan produksi dengan cara pembongkaran batuan menggunakan peledakan,
sebelum melakukan kegiatan peledakan yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah
membuat rancangan peledakan agar kegiatan peledakan dapat terlaksana serta harus
memperhitungkan biaya pemboran dan peledakan yang ekonomis. Skripsi ini yang
mengkaji evaluasi biaya peledakan dengan dua metode serta beberapa alternatif serta
kebutuhan bahan peledak sesuai dengan yang dibutuhkan.
Perhitungan rancangan peledakan menggunakan rancangan Richar L. Ash dengan
diameter 3 inchi, burden 2 m, spacing 2.4 m, stemming 1.4 m, subdrilling 0.6 m,
kedalaman 4 m, jenjang 3.4 m dan jumlah bahan peledak 7172 kg perbulan. Diameter 4
inchi burden 2.7 m, spacing 3.24 m, stemming 1.89 m, subdrilling 0.91 m, kedalaman
5.4 m, jenjang 4.5 m dan jumlah bahan peledak 5880 kg perbulan. Diameter 5 inchi
burden 3.4 m, spacing 4.08 m, stemming 2.38 m, subdrilling 1.02 m, kedalaman 6.8 m,
jenjang 5.7 m dan jumlah bahan peledak 7160 kg perbulan.
Untuk perhitungan biaya peledakan diameter lubang 3 inchi perolehan biaya
pemboran dan peledakan adalah sebesar Rp 655.457.589,5/ bulan serta dengan biaya
peledakan Rp. 19.529,97/ton. Diameter lubang 4 inchi perolehan biaya pemboran dan
peledakan adalah sebesar Rp. 429.452.880.7/bulan serta dengan biaya peledakan Rp.
14.120,00/ ton. Diameter lubang 5 inchi perolehan biaya pemboran dan peledakan adalah
sebesar Rp 388.920.716.9/ bulan serta dengan biaya peledakan Rp. 11.205,24/ton.

Kata Kunci: Metode Richar L. Ash, Geometri peledakan

ABSTRACT
5

EVALUATION THE COST OF BLASTING ANDESITE STONE ON


PRODUCTION OPERATIONS PT. BUKIT SARI INVESTAMA
JORONG SIMPANG TIGA KECEMATAN KOTO BARU
DISTRICT OF LIMA PULUH KOTA
PROVINCE OF WEST SUMATRA

Nama : Muhammad Iqbal


NPM : 1210024427035
Pembimbing I : Drs. Murad MS. MT
Pembimbing II : Teguh Ariefianto, ST

ABSTRACK
PT. Bukit Sari Investama is a mining company engaged in the field of andesite
and has an area 211 hectares. This company is new conducting exploration and in
process to obtain permits production operations. PT. Bukit Sari Investama will
production with demolition rock using blasting, before the conduct explosions to do first
is the draft blasting in order to activity blasting can be done. This thesis examines design
of blasting by two methods as well as some alternatives and the needs of explosives as
required.

Calculation of the design blasting using the design of Richar L. Ash with diameter
of 3 inches, burden 2 m, spacing 2.4 m, stemming 1.4 m, subdrilling 0.6 m, depth of 4 m,
level 3.4 m and the number of explosives 7172 kg monthly. Diameter of 4 inches, burden
2.7 m, spacing 3.24 m, stemming 1.89 m, subdrilling 0.91 m, depth of 5.4 m, level 4.5 m
and the number of explosives 5880 kg monthly. Diameter of 5 inches, burden 3.4 m,
spacing 4.08 m, stemming 2.38 m, subdrilling 1.02 m, depth of 6.8 m, level 5.7 m and the
number of explosives 7160 kg monthly.

For the calculation of the cost of blasting a hole diameter of 3 inches acquisition
cost of drilling and blasting is Rp 593,181,859.5 / month as well as the cost of blasting
Rp. 17.674./ tonase. 4-inch diameter hole drilling and blasting acquisition cost is Rp.
369.177.250.7/bulan and with blasting costs Rp. 12,138. / tonase. 5-inch diameter hole
drilling and blasting acquisition cost is Rp 348.479.777.9/ months and at a cost of Rp
blasting. 10.040. / tonase.

Key Word : Richar L. Ash, Geometry blasting.


6

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini tepat pada waktunya.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis telah dimotivasi dan dibantu oleh berbagai

pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis dengan tulus hati mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan Doa dan dukungan baik

moril maupun materil dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Tri Ernita ST., MP. selaku ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND)

Padang.

3. Bapak Drs. Murad. MS., MT. selaku ketua Prodi Teknik Pertambangan sekaligus

sebagai pembimbing I dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Tegug Ariefianto ST. selaku pembimbing II dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak HM. Adityawarman selaku direktur PT. Bukit Sari Investama.

6. Seluruh dosen dan karyawan/karyawati Sekolah Tinggi Teknologi Industri

(STTIND) Padang.

7. Teman-teman Mahasiswa/mahasiswi Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND)

Padang, khususnya Mahasiswa/Mahasiswi dari jurusan Teknik Pertambangan.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan,

oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari
7

semua pihak. Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini

bermanfaat bagi kita semua.

Padang, Juni 2017

Penulis

Penulis
8

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

1.2. Identifikasi Masalah ...................................................................... 2

1.3. Batasan Masalah............................................................................ 3

1.4. Rumusan Masalah ......................................................................... 3

1.5. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3

1.6. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 5

2.1. Landasan Teori .............................................................................. 5

2.1.1. Pemboran ........................................................................... 5

2.1.2. Pola Pemboran (Drill Patten) ............................................. 6

2.1.3. Arah Pemboran (Drill Derection) ....................................... 6

2.1.4. Rancanagan Geometri Peledakan Richart L.Ash ................ 8

2.1.5. Pengertian Biaya ................................................................. 16


9

2.1.6. Klasifikasi Bahan Peledak .................................................. 19

2.1.7. Karakteristik Detonasi Bahan Peledak .............................. 20

2.1.8. Agen Peledakan ................................................................. 21

2.1.9. Penelitian Sebalumnya ........................................................ 22

2.2. Kerangka Konseptual .................................................................... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 32

3.1. Jenis Penelitian ............................................................................. 32

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 32

3.3. Variabel Penelitian ....................................................................... 35

3.4. Data dan Sumber Data .................................................................. 35

3.5. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 36

3.6. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ........................................... 36

3.7. Kerangka Metodologi ................................................................... 40

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ..................... 41

4.1. Pengumpulan Data ........................................................................ 41

4.1.1. Data Primer ......................................................................... 41

4.1.2. Data Sekunder ..................................................................... 41

4.2. Pengolahan Data ............................................................................ 41

4.2.1. Geometri Peledakan Richar L. Ash .................................... 41

4.2.2. Perhitungan Biaya Peledakan ............................................. 57

4.2.3. Biaya Pengangkutan Bahan Peledakan ............................... 72

4.2.4. Biaya Pemuatan dan Pengangkutan .................................... 72


10

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 79

5.1. Analisis Hasil Pengolahan Data ................................................... 79

5.1.1. Geometri Peledakan Richar L. Ash ..................................... 79

5.1.2. Biaya Pemboran dan Peledakan ......................................... 81

BAB VI PENUTUP………………………………………………………. 91

6.1. Kesimpulan .................................................................................... 91

6.2. Saran ............................................................................................. 92

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN
11

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Geometri Peledakan 3 inchi .......................................................... 39

Tabel 4.2 Geometri Peledakan 4 inchi .......................................................... 44

Tabel 4.3 Geometri Peledakan 5 inchi .......................................................... 49

Tabel 4.4 Biaya Operasional Alat Bor........................................................... 53

Tabel 5.1 Rancagan Peledakan ...................................................................... 79

Tabel 5.2 Parameter-Parameter Peledakan .................................................... 80

Tabel 5.3 Biaya Pemboran Diameter 3 Inchi ................................................ 81

Tabel 5.4 Biaya Peledakan 3 Inchi ................................................................ 82

Tabel 5.5 Biaya Pemboran Diameter 4 Inchi ................................................ 84

Tabel 5.6 Biaya Peledakan 4 Inchi ................................................................ 85

Tabel 5.7 Biaya Pemboran Diameter 5 Inchi ................................................ 86

Tabel 5.8 Biaya Peledakan 5 Inchi ................................................................ 87

Tabel 5.9 Rekapitulasi Biaya Pemboran dan Peledakan ............................... 89

Tabel 5.10 Evaluasi Biaya Peledakan............................................................ 89

Tabel 5.11 Perbandingan Biaya Berdasarkan Studi Kelayakan .................... 90


12

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Arah Pemboran Vertikal dan Miring ..……………………….. 8

Gambar 2.2. Terminologi dan Sketsa Geometri ............................................ 9

Gambar 2.3.Kerangka Konseptual................................................................. 31

Gambar 3.1 Peta kesampaian daerah ............................................................. 33

Gambar 3.2. Peta Geologi Permohonan WIUP PT. Bukit Sari Investama ... 34

Gambar 3.3 Bagan Alir Penelitian ................................................................ 40


13

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Peta Topografi PT. Bukit Sari Investama.

Lampiran 2 : Peta Geologi PT. Bukit Sari Investama

Lampiran 3 : Bahan Peledak dan Spesifikasi Alat Bor

Lampiran 4 : Jadwal Peledakan PT. Bukit Sari Investama

Lampiran 5 : Tabel Interval Waktu Antar Baris

Lampiran 6 : Struktur Organisasi.

Lampiran 7 : Parameter-parameter Fragmentasi.

Lampiran 8 : Densitas Pengisian Bahan Peledak

Lampiran 9 : Dokumentasi.

Lampiran 10 : Cadangan PT. Bukit Sari Investama.

Lampiran 11 : Schedule Penelitian.


14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Industri pertambangan merupakan suatu industri yang mampu menggerakkan

perekonomian suatu bangsa. Kegiatan industri ini mampu menyerap tenaga kerja,

meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memberikan pemasukan bagi negara serta

daerah, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat dicapai. Dalam perkembangannya saat ini

telah banyak komoditas bahan galian berupa batubara, mineral logam, mineral non logam

dan komoditas batuan yang diusahakan dalam kegiatan industri pertambangan.

Salah satu komoditas tambang yang dapat diusahakan dalam bidang industri

pertambangan adalah batu Andesit. Batu andesit adalah salah satu jenis batuan beku yang

terbentuk dari proses pembekuan lelehan lava gunung merapi yang meletus. Lelehan Lava

ini akan membeku ketika temperatur lava turun hingga 900 – 1100 derajat celcius. Karena

terbentuk di permukaan bumi. Batu Andesit biasanya berwarna abu–abu, batu andesit

memiliki tekstur dan permukaan halus namun tidak massive. Artinya baru ini memiliki

rongga atau lubang udara. PT. Bukit Sari Investama adalah salah satu perusahaan yang

bergerak dibidang pertambangan batu Andesit yang terletak di Jorong Simpang Tiga,

Nagari koto Alam, Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi

Sumatera Barat.

Cadangan batu andesit yang ada pada wilayah usaha pertambangan PT. Bukit Sari

Investama, akan ditambang dengan tambang terbuka menggunakan peledakan, PT. Bukit

Sari Investama mempunyai wilayah izin usaha pertambangannya, seluas 136 Ha. PT.
15

Bukit Sari Investama berencana melakukan peledakan di wilayah usaha

pertambangannya. Perusahaan telah memasukan biaya peledakan yang tertuang dalam

study kelayakan namun tidak ada rincian asal usul angka tersebut dan tidak dijelaskan

kegiatan peledakan dilakukan sendiri atau dilakukan pihak ke tiga.

Berdasarkan dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti dan

membahas biaya peledakan batu andesit pada wilayah usaha pertambangan PT. Bukit Sari

Investama, dan penelitian ini diberi judul “Evaluasi Biaya Peledakan Batu Andesit Pada

Operasi Produksi PT.Bukit Sari Investama, Jorong Simpang Tiga, Kecamatan

Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Lima Puluh Koto, Provinsi Sumatra Barat”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas identifikasi masalah dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Rancangan biaya peledakan yang dikeluarkan perusahaan terlalu besar.

2. Pihak perusahaan belum merinci biaya peralatan, biaya perlengkapan, dan jenis bahan

peledak yang digunakan.

3. Pihak perusahaan belum merinci berapa biaya yang di keluarkan PT. Bukit Sari

Investama untuk biaya tenaga kerja

1.3. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, agar lebih terarah dan sesuai tujuannya, maka penelitian ini

diberi batasan yaitu pada perhitungan biaya peledakan, peralatan perledakan,

perlengkapan, dan jenis bahan peledak yang di gunakan.

1.4. Rumusan Masalah


16

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah selanjutnya dapat

dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:

1. Bagaimana geometri peledakan di PT Bukit Sari Investama?

2. Berapakah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan peledakan, peralatan peledakan,

perlengkapan dan jenis bahan peledak di PT. Bukit Sari Investama?

3. Perhitungan biaya peledakan dengan studi kelayakan pada lampiran, peneliti bertujuan

untuk mengevaluasi nilai peledakan pada studi kelayakan sebesar 40.000/ ton.

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang akan dilaksanakan adalah:

1. Menganalisis geometri peledakan, apa saja peralatan, perlengkapan, jenis bahan

peledak yang digunakan PT. Bukit Sari Investama.

2. Menganalisis berapa biaya yang dikeluarkan untuk peralatan peledakan perlengkapan

dan jenis bahan peledak.

3. Perhitungan biaya peledakan dengan studi kelayakan pada lampiran, peneliti bertujuan

untuk mengevaluasi nilai peledakan pada studi kelayakan sebesar 40.000/ ton.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi mahasiswa, menjadi sarana untuk mempraktekkan ilmu pengetahuan yang

didapat selama ini.

2. Bagi perusahaan, menjadi acuan bahan pertimbangan untuk melakukan rencana

peledakan.

3. Bagi STTIND, menjadi bahan referensi bagi mahasiswa dan meningkatkan

kemampuan mahasiswa.
17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini meliputi penjelasan konsep–konsep dan kerangka penelitian yang

didukung oleh teori–teori ilmiah, yang diperoleh kepustakaan.

2.1.Landasan Teori

2.1.1 Pemboran

Pada kegiatan penambangan andesit, pembongkaran batuan dapat dilakukan

dengan cara pemboran dan peledakan. Pemboran erat kaitannya dengan peledakan,

sehingga dalam kegiatan pemboran harus memperhitungkan juga pola peledakan yang

akan digunakan. Pemboran itu sendiri merupakan langkah awal dimana lubang-lubang

ledak yang dibuat akan digunakan sebagai tempat untuk memasukkan bahan peledak.

Prinsip dari pemboran adalah didapatkannya kualitas lubang ledak yang bagus.

Pelaksanaannya sendiri harus melalui proses yang cepat dan dalam posisi tepat, sesuai dengan

kebutuhan peledakan sehingga didapatkan hasil yang optimal. Alat bor dapat dibagi menjadi tiga

jenis berdasarkan prinsip pemborannya, yaitu :

a. Top Hammer Drilling

b. Rotary Drilling

c. Down The Hole Drilling

Dalam pemilihan alat bor, faktor-faktor yang harus diperhatikan antara lain
geometri peledakan yang akan dipakai, jumlah batuan yang akan diledakkan, jenis batuan
dan kondisi lapangan.
2.1.2. Pola Pemboran (Drill Pattern)

Pola pemboran adalah suatu susunan letak lubang ledak dimana pengaturan

disesuaikan dengan ukuran burden dan spacing dari geometri peledakan yang sudah
18

direncanakan. Ada beberapa macam pola pemboran yang biasa diterapkan pada suatu

tambang terbuka, yaitu:

a. Pola pemboran paralel (Parallel pattern)

Pola pemboran paralel ini dibagi menjadi dua jenis yaitu pola bujur sangkar (Square

pattern) bentuk prinsip pola ini adalah jarak antara burden dan spacing adalah sama.

b. Pola persegi panjang (Rectangular pattern)

Bentuk prinsip pola ini adalah jarak spacing dalam satu baris lebih besar daripada

jarak burden.

c. Pola pemboran selang-seling (Stagerred pattern)

Bentuk pola pemboran ini adalah letak baris pertama dan baris kedua tidak sejajar,

akan tetapi selang-seling dan baris ketiga sejajar dengan baris pertama. Pola

pemboran selang-seling ini akan menghasilkan fragmentasi peledakan yang lebih

baik karena penyebaran energi peledakan berjalan lebih merata dan optimal.

2.1.3. Arah Pemboran (Drill Direction)

Arah dari lubang ledak yang umum dipakai dalam peledakan jenjang di tambang
terbuka adalah pemboran vertikal dan pemboran miring (Gambar 2.2). Penggunaan arah
pemboran miring memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan arah pemboran
tegak, antara lain:
a. Hasill tumpukan (muck pile shape) yang tidak terlalu tinggi, sehingga memudahkan

proses penanganan berikutnya.

b. Mengurangi resiko timbulnya tonjolan pada lantai (toe) dan back break.

c. Akan dihasilkan jenjang yang lebih stabil.

d. Mengurangi terjadinya boulder.


19

Sumber :Saptono 2016


Gambar 2.1
Arah Pemboran Vertikal Dan Pemboran Miring

Pada saat peledakkan, posisi lubang ledak miring akan membantu meningkatkan

efisiensi reflektifitas gelombang kejut (shock wave) pada dasar lubang ledak, sehingga

energi peledakkan akan termanfaatkan seluruhnya untuk memecahkan batuan. Dengan

menggunakan pemboran tegak, pada bagian atas jenjang akan kurang bagus karena terjadi

back break. Pada lantai dasar juga dihasilkan fragmentasi yang jelek akibat pengaruh

tidak tersalurnya daya ledak secara penuh.

Penggunaan lubang ledak dengan arah miring juga akan menimbulkan beberapa

masalah, yaitu :

a. Waktu pemboran lebih lama jika dibandingkan dengan pemboran vertikal.

b. Kesulitan dalam melakukan pemboran secara tepat khususnya apabila membor lebih

dalam akibat adanya perubahan arah pemboran (alignment error). Dengan adanya

perubahan arah ini akan memberikan pengaruh terhadap biaya pemboran dan

peledakkan yang cenderung akan tinggi. Akibat yang lain adalah jarak spacing atau

burden akan berubah dari desain yang direncanakan.

c. Harus dilakukan pengawasan yang ketat agar kemiringan antar lubang benar-benar

sama.
20

d. Perlu operator dengan pengalaman khusus.

2.1.4. Rancangan Geometri Peledakan menurut Richart L. Ash

Dengan memahami sejumlah rumus baik yang diberikan oleh para ahli maupun

cara coba-coba akan menambah keyakinan bahwa percobaan untuk mendapatkan

geometri peledakan yang tepat pada suatu lokasi perlu dilakukan karena berbagai rumus

yang diperkenalkan oleh para ahli tersebut merupakan rumus empiris yang berdasarkan

pendekatan suatu model. Seperti yang terdapat pada Gambar 2.2.

Keterangan :
B T B = Burden
S = Spasi
T = Steming
L Pc = Kolom Isian
P = Primer
Pc H J = Subdrilling
H = Kedalaman Lubang Bor
L = Tinggi Jenjang

J P

Sumber : Suverpisor, 1996

Gambar 2.2 Terminologi dan Sketsa Geometri

2.1.4.1. Burden (B)

Burden adalah jarak terdekat lobang ledak kearah bidang bebas (free face) dan

jarak tegak lurus dari kolom isian bahan peledak dengan bidang bebas terdekat, kearah

mana material hasil peledakan akan terlempar. Penentuan burden yang kurang sesuai

akan menyebabkan:

a. Terjadi boulder atau bongkahan dan over break jika burden terlalu besar.
21

b. Terjadi dentuman karena pemecahan batuan akibat gelombang yang sangat cepat serta

lontaran batuan yang sangat jauh dan tidak merata, jika burden terlalu pendek.

c. Terjadi fly rock (batu melayang), jika burden kecil atau terlalu besar.

Untuk mencari nilai burden, terlebih dahulu dicari nilai KB dengan rumus:

KB = KBstd × AF1 × AF2 .............................................................. (2a)

(Sumber : Saptono 2016)

Keterangan:

KB = Nisbah burden yang telah dikoreksi

KBstd = KB standar bernilai 30

AF1= (D 𝐷std )1/3 . ........................................................................ (2b)

𝑆𝐺 . 𝑉𝑒 2
AF2 = ( 𝑆𝐺 𝑠𝑡𝑑. 𝑉𝑒 𝑠𝑡𝑑 2
)1/3........................................................ (2c)

Sehingga didapatkan ukuran burden sebagai berikut:

KB ×De
B ....... = ....................................................................... (2d)
39,30

Keterangan:

B = Burden (m)
De = Diameter lubang ledak (m)

2.1.4.2. Spacing (S)

Spacing adalah jarak antara lubang-lubang tembak yang berdekatan, terangkai

dalam satu baris (row), diukur sejajar dengan jenjang (pit wall) dan tegak lurus burden.

Spacing merupakan fungsi dari burden dan dihitung setelah burden ditetapkan terlebih

dahulu.
22

S = KS × B ....................................................................... (2e)

(Sumber :Supervisor Teknik Peledakan)

Keterangan:

S = Spacing (m)
KS = Nisbah “spacing”

Jika ukuran Spacing lebih kecil dari burden maka cenderung mengakibatkan

stemming ejection lebih dini, gas hasil ledakan disemburkan ke udara bebas (atmosfer)

bersamaan dengan noise dan air blast. Sebaliknya, jika jarak Spacing terlalu besar

diantara lubang tembak maka fragmentasi yang dihasilkan menjadi buruk.

2.1.4.3. Stemming (T)

Stemming adalah bagian lubang tembak yang tidak diisi bahan peledak tetapi diisi

oleh material pemampat seperti pasir, cutting hasil pemboran dan tanah liat. Stemming

berfungsi untuk mengurung gas yang terbentuk akibat reaksi detonasi bahan peledak

didalam lubang tembak dan untuk menjaga keseimbangan tekanan (stress balance)

sehingga gelombang tekan merambat kearah bidang bebas dahulu daripada ke arah

pemampat. Stemming merupakan kunci sukses untuk fragmentasi yang baik.

Pengungkungan akan membuat energi bahan peledak optimal dari lubang ledak, material

dan panjang stemming yang tepat diperlukan untuk membuat energi horizontal dan

vertikal bahan peledakan yang sesuai.

T = KT × B ....................................................................... (2f)

(Sumber :Supervisor Teknik Peledakan)

2.1.4.4. Subdrilling (J)

Subdrilling adalah tambahan kedalaman dari lubang tembak dibawah rencana

lantai jenjang. Pemboran lubang tembak sampai batas bawah dari lantai bertujuan agar
23

seluruh permukaan jenjang bisa secara full face setelah dilakukan peledakan, jadi untuk

menghindari agar pada lantai jenjang tidak terbentuk tonjolan-tonjolan (toe) yang sering

mengganggu operasi pengeboran berikutnya dan menghambat kegiatan pemuatan dan

pengangkutan. Pada kebanyakan KJ tidak boleh lebih kecil dari 0,20 biasanya dipakai

0,30 untuk batuan masif.

J = KJ × B ....................................................................... (2g)

(Sumber :Supervisor Teknik Peledakan)

2.1.4.5. Kedalaman Lubang Tembak (H)

Kedalaman lubang tembak adalah penjumlahan dari dimensi tinggi isian bahan

peledak, stemming dan subdrilling. Jika arah lubang tembak vertikal maka kedalaman

lubang tembak merupakan penjumlahan dari tinggi jenjang dan subdrilling. Kedalaman

lubang tembak dapat dicari dengan menggunakan rumus

H = KH × B....................................................................... (2h)

(Sumber :Supervisor Teknik Peledakan)

Keterangan:

H = Kedalaman lubang tembak (m)


KH = Nisbah Kedalaman Lubang
KH = 1.50 – 4.00

2.1.4.6.Tinggi Jenjang (L)

Tinggi jenjang berhubungan erat dengan parameter geometri peledakan lainnya

dan ditentukan terlebih dahulu atau ditentukan kemudian setelah parameter serta aspek

lainnya diketahui. Tinggi jenjang maksimum biasanya dipengaruhi oleh kemampuan alat

bor dan ukuran mangkok (bucket) serta tinggi jangkauan alat muat. Pertimbangan lainnya
24

adalah kestabilan jenjang jangan sampai runtuh, baik karena daya dukungnya lemah atau

akibat getaran peledakan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jenjang yang pendek memerlukan

diameter lubang yang kecil, sementara untuk diameter lubang besar dapat diterapkan pada

jenjang yang lebih tinggi.

L = H - J ....................................................................... (2i)

(Sumber :Supervisor Teknik Peledakan)

Keterangan:

L = Tinggi jenjang (m)

Selain mempertimbangkan geometri peledakan seperti yang disebutkan diatas,

dalam peledakan ada faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan seperti jumlah

pemakaian bahan peledak, volume peledakan dan penentuan nilai powder factor (PF).

Untuk mencari hal-hal tersebut digunakan rumus sebagai berikut:

2.1.4.7. Loading Density (de)

Loading density adalah jumlah pemakaian bahan peledak dalam satu meter.

Satuan yang digunakan adalah kg/meter. Loading density dicari untuk mengetahui berapa

jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satu lubang tembak. Loading density dapat

dicari dengan rumus oleh Richard L. Ash yaitu:

De = Luas lubang ledak × SGe ................................................ (2j)

= π × r2 × SGe ANFO

((Sumber :Supervisor Teknik Peledakan)

Keterangan:
de = Loading density (kg/mtr)
SG = Specific Gravity bahan peledak yang digunakan
R = Jari-jari lubang bor (m)
25

π = 3,14

2.1.4.8. Powder Column Primary Charge (PC)

Powder column/primary charge adalah panjang lubang isian pada lubang ledak

yang akan diisi bahan peledak. Perhitungan besar powder colum primary charge adalah:

PC = H − T ............................................................................ (2k)

(Sumber:Supervisor Teknik Peledakan)

Keterangan:

PC = Panjang kolom isian (m)


H = Kedalaman lubang ledak (m)
T = Stemming (m)

2.1.4.9. Volume Peledakan

Volume peledakan dapat dicari dengan menggunakan rumus:

V = B × S × (H – J) × n ......................................................... (2l)

(Sumber :Supervisor Teknik Peledakan)

Keterangan:

V = Volume peledakan (m3)


B = Burden
S = Spacing

2.1.4.10. Powder Factor atau Charge Density

Powder factor atau charge density adalah perbandingan antara banyaknya bahan

peledak yang digunakan untuk meledakkan sejumlah batuan. Dalam perhitungan powder

factor atau charge density ada empat cara yang digunakan yaitu:

a. Perbandingan berat penggunaan bahan peledak dengan volume batuan yang akan

diledakkan (kg/mtr3).
26

b. Perbandingan volume batuan yang akan diledakkan dengan berat penggunaan bahan

peledak (m3/ kg).

c. Perbandingan berat penggunaan bahan peledak dengan tonase batuan yang akan

diledakkan (kg/ton).

d. Perbandingan tonase batuan yang akan diledakkan dengan berat bahan peledak yang

digunakan (ton/kg).

Perhitungan yang dipergunakan kali ini adalah perbandingan antara berat

penggunaan bahan peledak dengan volume batuan yang akan diledakkan. Powder factor

dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:


𝑤
Pf = ....................................................................... (2m)
𝐸

(Sumber :Supervisor Teknik Peledakan)

Keterangan:
W = Batuan yang diledakkan (M3)
E = Jumlah bahan peledak (Kg)
PF = Powder factor, Kg/M3

2.1.4.11. Fragmentasi

Fragmentasi adalah istilah umum untuk menunjukan ukuran setiap bongkah batuan

hasil peledakan. Fragmentasi peledakan dapat dicari dengan rumus sebagai berikut ini.

𝑉 0,8 𝐸
X=A x( ) x Q0,17 x ( )−0,63 ............................. (2n)
𝑄 115

Keterangan.

X = Rata – rata ukuran fragmentasi (cm)

A = Faktor batuan ( (6,93) Singgih Saptono”Teknik Peledakan”)

V = volume batuan yang terbongkar ( m3 )

Q = Jumlah bahan peledak pada setiap lubang ledak ( kg)


27

E = Relative weight strength bahan peledak, untuk ANFO = 100

2.1.4.12. Jumlah Bahan Peledak

Jumlah bahan peledak dapat dicari dengan rumus sabagai berikut:

Q = PC × de × n ....................................................................... (2o)

(Sumber :Supervisor Teknik Peledakan)

Keterangan:

Q = Jumlah bahan peledak (kg)


PC = Panjang kolom isian (m)
de = Loading density (kg/m)
n = Jumlah lubang ledak

2.1.5. Pengertian Biaya

Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang atau jasa merupakan

salah satu unsur terpenting dalam pengelolaan perusahaan. Sebab besar kecilnya biaya

akan menentukan besar kecilnya untung yang diperoleh.

Biaya mempunyai pengertiansemua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang,

maupun yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk.

2.1.5.1. Komponen Biaya

Untuk memudahkan perhiungan secara umum biaya dikelompokkan berdasarkan

kriteria tertentu. Antara lain

a. Biaya langsung

Biaya langsung adalah biaya biaya yang timbul akibat kegiatan yg berhubungan

langsung dengan proses produksi.

b. Biaya tak langsung


28

Biaya tak langsung adalah pengeluaran uang yang di sebabkan oleh kegiatan kegiatan

yg tidak berhubungan langsung dengan proses produksi.

c. Biaya komersial

Biaya komersial yaitu biaya langsung digunakan untuk mendukung kegiatan produksi

2.1.5.2. Biaya Peledakan

Biaya peledakan adalah semua komponen biaya yang dikeluarkan untuk

melakukan aktivitas peledakan. Biaya peledakan dalam perhitungannya mencakup biaya

operasi peledakan, harga bahan peledak dan harga perlengkapan serta peralatan

peledakan.

a. Biaya bahan peledakan

Biaya bahan peledak meliputi harga Ammonium Nitrate (AN), biaya pembelian fuel

oil (FO) dan power gel yang akan dipakai sebagai primer.

b. Biaya peralatan dan perlengkapan peledakan

Yang termasuk ke dalam biaya peralatan peledakan antara lain harga blasting

machine, blasting ohmeter, lead wire, tongkat dan cangkul. Sedangkan yang

tergolong dalam biaya perlengkapan peledakan adalah harga detonator listrik, cordtex

dan harga nonel.

c. Biaya tenaga kerja

Tenaga kerja yang dipekerjakan disuatu aktivitas peledakan, menurut tingkat

keahliannya terdiri dari:

a) Tenaga kasar.

b) Tenaga menengah (unskill labour).

c) Tenaga ahli (skill labour)


29

Besarnya biaya tenaga kerja sangat tergantung dari gaji yang diberikan oleh

sebuah perusahaan.

2.1.5.3. Biaya Pemuatan dan Pengangkutan

Untuk biaya pemuatan dan pengangkutan pada PT. Bukit Sari Investasi maka

harus mencari produktifitas terlebih dahulu yaitu.

a. Alat Muat

1. Produksi alat muat/jam


3600
𝑥 (𝑏𝑢𝑐𝑘𝑒𝑡 𝑐𝑎𝑝𝑎𝑐𝑖𝑡𝑦 𝑥 𝑏𝑢𝑐𝑘𝑒𝑡 fill factor) x MA x EU ................(2p)
𝐶𝑇

(Sumber: Yanto Indonesianto 2011)

2. Produksi Alat Muat/hari

Produksi Alat muat/hari x jamkerja/hari


(Sumber: Yanto Indonesianto 2011)

3. Jumlah Alat Muat Yang Bekerja Dilapangan


𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑎𝑡𝑢 𝑎𝑛𝑑𝑒𝑠𝑖𝑡 /𝐻𝑎𝑟𝑖
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑚𝑢𝑎𝑡 /𝐻𝑎𝑟𝑖
(Sumber: Yanto Indonesianto 2011)

4. Jumlah alat muat yang harus disediakan

.........
Alat ...........................................................................................
muat yang bekerja : MA (2q)

(Sumber: Yanto Indonesianto 2011)

b. Jumlah Alat Angkut

1. Jumlah Trip/Jam

60 menit : Cycle Time

(Sumber: Yanto Indonesianto 2011)


30

2. Jumlah Dump Truck Yang Bekerja Melayani Excavator

𝑛𝐿 × 𝐶𝑡𝑇
.................................................................................................... (2r)
𝑁𝑇 =
𝐶𝑡𝐿

(Sumber: Yanto Indonesianto 2011)


Keterangan:

NT : Jumlah Truck
CtL : Waktu Edar Satu Swing
nL : Jumlah Alat Muat
CtT : Watu Edar Dump Truck

3. Jumlah Dump Truck Yang Harus Disediakan

Jumlah Dump Truck Bekerja : MA

(Sumber: Yanto Indonesianto 2011)

4. Jumlah Dump Truck Cadangan

Dump Truck Yang Bekerja- Dump Truck Yang Bekerja

(Sumber: Yanto Indonesianto 2011)

c. Faktor Keserasian (Match Factor)

Menurut Yanto Indonesianto (2011) faktor keserasian adalah sejumlah alat angkut

(Truck) bekerja melayani sejumlah alat muat serasi apabila produksi alat muat = Produksi

alat angkut (Truck).


𝑁𝑇 𝑥 𝐶𝐿
𝑀𝐹 =....................................................................... (2s)
𝑁𝐿 𝑥 𝐶𝑇
(Sumber: Yanto Indonesianto 2011)

Keterangan
NT : Jumlah Truck
CL : Waktu Edar Satu Swing
nL : Jumlah Alat Muat
Ct : Watu Edar Dump Truck
31

2.1.6. Klasifikasi Bahan Peledak

Bahan peledak adalah suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran yang

berbentuk padat, cair, gas maupun campuran yang apabila terkena aksi berupa gesekan,

benturan, panas akan mengalami reaksi kimia yang sangat cepat dengan hasil reaksi

sebagian atau seluruhnya berbentuk gas yang disertai dengan panas yang mempunyai

tekanan yang sangat tinggi. Jenis bahan peledak secara garis besar diklasifikasikan

menjadi 2 golongan (menurut Modul pengetahuan dasar bahan peledak pusdiklat mineral

batubara Bandung (2013) yaitu:

a. Bahan peledak mekanis

b. Bahan peledak kimia

2.1.7. Karakteristik Detonasi Bahan Peledak

Berdasarkan materi diklat pengetahuan bahan peledak 2011 bahwa karakteristik

detonasi menggambarkan prilaku suatu bahan peledak ketika meledak untuk

menghancurkan batuan, terdapat 3 (tiga) karakteristik dotonasi yaitu :

a. Kekuatan (Strength) Bahan Peledak

Kekuatan bahan peledak berkaitan dengan energi yang mampu dihasilkan oleh suatu

bahan peledak.

b. Kecepatan Detonasi (Detonation Velocity)

Kecepatan detonasi merupakan sifat bahan peledak yang sangat penting secara umum

dapat diartikan sebagai laju rambat gelombang detonasi sepanjang bahan peledak

dengan satuan milimeter per sekon (m/s).


32

Kecepatan detonasi ANFO antara 2500-4500 m/s tergantung diameter lubang

ledak, diameter lubang ledak sampai batas tertentu akan menyebabkan gagal ledak

(misfire) karena perambatan tidak dapat berlangsung.

c. Tekanan Detonasi

Tekanan detonasi adalah tekanan yang terjadi sepanjang zona reaksi peledakan

sehingga terbentuk reaksi kimia seimbang.

2.1.8. Agen Peledakan (Blasting Agent)

Agen bahan peledak adalah campuran bahan bahan kimia yang tidak

diklasifikasikan sebagai bahan peledak, dimana campuran bahan tersebut terdiri dari

bahan bakar dan oksida.

a. Ammonium Nitrat (AN)

Ammonium nitrat merupakan bahan dasar yang menyuplai oksida pada bahan peledak

, bewarna putih seperti garam dengan titik lebur sekitar 169,6° C. AN yang sangat

baik adalah yang berbentuk butiran dengan porositas tinggi sehingga dapat

membentuk komposisi tipe ANFO, sifat-sifat AN adalah sebgai berikut.

a) Densitas : butiran berpori 0,74-0,78 gr/cc

b) Porositas : mikroporositas 15%

Makro plus mikroporositas 54%

Butiran tak berpori mempunyai porositas 0-2%.

c) Ukuran Partikel: antara 1 – 2 mm.

b. ANFO

ANFO adalah singkatan dari ammonium nitrat (AN) sebagai zat pengoksida dan fuel

oil (FO) sebagai bahan bakar.


33

Penggunaan solar sebagai bahan bakar lebih menguntungkan dibanding jenis FO

karena beberapa alasan.

a) Harganya relatif murah

b) Pencampuran dengan AN lebih murah untuk mencapai derajat homogenitas.

c) Solar mempunyai viskositas relatif lebih besar dibanding FO lainya.

d) Karena viskositas itu menjadikan ANFO bertambah densitasnya.

Untuk komposisi ANFO yang tepat AN = 94,3% dan FO = 5,7% akan diperoleh zero

oxygen balance. Kelebihan FO disebut dengan overfuelled akan menghasilkan reaksi

peledakan dengan konsentrasi CO berlebih, sedangkan apabila kekurangan akan

menambah jumlah NO2.

c. Slurries (Watergels)

Watergels adalah campuran oksidator, bahan bakar dan pemeka didalam media air

yang dikentalkan memakai gums semacam perekat, sehingga campuran tersebut

berbentuk jeli yang memiliki ketahan terhadap air sempurna. Sebagai oksidator bisa

dipakai sodium nitrat atau ammonium nitrat, bahan bakarnya adalah solar atau

minyak diesel dan bahan pemekanya bisa berupa bahan peledak atau bukan bahan

peledak yang diaduk dalam 15% air.

d. Bahan Peledak Berbasis Emulsi

Bahan peledak berbasis emulsi terbuat dari campuran antara fase larutan oksidator

berbutir sangat halus sekitar 0,001 mm dengan lapisan tipis matrik minyak

hidrokarbonat atau disebut juga dengan tipe “ air-dalam-minyak”.


34

2.1.9. Penelitian Sebelumnya

1. Jurnal Herman dkk, 2015 “ Analisis Pengaruh Kedalaman Lubang Ledak dan Spacing

Terhadap Perolehan Fragmentasi Batugamping”. Berdasarkan dari jurnal geomine

yang ditulis oleh Herman dkk, berdasarkan geometri peledakan akan berpengaruh

terhadap volume peledakan, dari hasil penelitian tersebut terdapat ketidak sesuaian

geometri peledakan yang direncanakan dengan geometri aktual yang diterapkan

dilapangan saat peledakan adalah burden 3,76 m, spacing 3,77 m, kedalaman lubang

ledak 5,3 m, stemming 2,08 m, PC 3,22 m, tinggi jenjang 4,52 m, subdrilling 0,75 m

. Dimana terjadi over size karena hasil fragmentasi yang direncanakan adalah 50,30

cm, namun aktual dilapangan fragmentasi yang dihasilkan 54,47 cm. Hal tersebut

sangat mempengaruhi oleh perbedaaan yang sangat besar antara kedalaman lubang

tembak yang diterapkan sebesar 5,30 cm sedangkan yang direncanakan seharusnya

6,20 cm.

2. Jurnal Saputra Hendryadi, 2015 dkk “ Analisis Powder Factor Terhadap hasil

Fragmentasi Peledakan Pada PT. Semen Bosawa Maros, Sulawesi Selatan”. Powder

Factor merupakan perbandingan jumlah penggunaan ANFO dengan Jumlah

perolehan bongkaran batugamping dengan standar Powder Factor dengan

mengggunakan persamaan RL. Ash adapun data yang dibutuhkan adalah penggunaan

ANFO, jumlah lubang tembak, jumlah bongkaran, ukuran fragmentasi hasil

peledakan. Dengan burden 3,64 m, spacing 3,73 m, kedalaman lubang ledak 5,40 m,

stemming 2,61 m, kolom isian 3,22 m,, tinggi jenjang 4,45 m. Dari hasil geometri

peledakan didapatkan bahwa powder factor yang diterapkan sebesar 0,20-0,30 kg/ton,

kemudian hasil fragmentasinya sebesar rata-rata 80 cm.


35

3. Jurnal Afandi Ahmad, 2015 dkk “Studi Pengaruh Kedalaman Lubang Tembak

Terhadap Fragmentasi Hasil Peledakan PT. Pama Persada Nusantara Kalimantan

Timur”. Berdasarkan penelitian didapatkan geometri peledakan aktual seperti burden

8 m, spacing 9 m, tinggi jenjang 8 m, stemming 4 m, powder factor 0,13-0,25 kg. Dari

hasil penelitian tersebut kedalaman lubang ledak sangat berpengaruh pada

fragmentasi hasil peledakan, untuk data-data yang diperlukan seperti burden, spacing,

tinggi jenjang, stemming, powder factor dan fragmentasi hasil peledakan. Dimana

dapat ditarik kesimpulan semakin dangkal kedalaman lubang ledak maka boulder

yang dihasilkan akan semakin besar.

4. Jurnal Skripsi, Deffi Fitriadi, 2014,”Evaluasi Nilai Powder Factor Untuk Optimalisasi

Produksi Peledakan di CV. Jayabaya Batu Persada, Desa Malimgping, Kabupaten

Lebak, Provinsi banten”.

Berdasarkan perhitungan dari persamaan R.L Ash didapat dalam pemakaian bahan

peledak setiap lubangnya 14,7 kg/lubang dengan nilai PF 0,50 sudah cukup optimal

dengan hasil fragmentasi yang optimal dengan geometri peledakan seperti seperti

burden 2 m, spacing 2,53 m, tinggi jenjang 5,5 m, stemming 2,13 m, subdrilling 0,5

m, pc 3,87 dan diameter 3,5 inchi.

5. Jurnal Skripsi, Moamar Ghadafil Aprilian, 2014, “Kajian Teknis Geometri Peledakan

Berdasarkan Analisis Blastability Dan Digging Rate Alat Gali Muat Di Pit Mt-4

Tambang Air Laya Pt Bukit Asam (Persero) Tbk Tanjung Enim, Sumatera Selatan”

Penentuan geometri peledakan dan powder factor harus memperhatikan karakteristik

massa batuan dan kondisi geologi setempat agar dapat memperoleh fragmentasi

produktif dimana persentase boulder kurang dari 15 % sehingga digging rate dan
36

produktivitas alat gali muat dapat ditingkatkan. Percobaan geometri alternatif

dilakukan untuk mengatasi masalah boulder yang dihasilkan. Rancangan geometri

alternatif ditentukan dengan melakukan penelitian terhadap karakteristik massa

batuan berdasarkan Lilly’s blastability index berupa rockmass description, joint plane

spacing, joint plane orientation, specific gravity influence, dan hardness.

Berdasarkan hasil pembobotan massa batuan yang akan diledakkan maka didapatkan

nilai blastability index di lokasi penelitian sebesar 33,13 sehingga geometri peledakan

yang baik untuk diterapkan untuk lubang bor 6,75 inci adalah burden sebesar 5,5 m,

spasi 8,0 m, kedalaman lubang ledak 8,2 meter, subdrilling 0,3 m, tinggi jenjang 7,9

m, stemming 4,4 m, dan panjang kolom isian 3,8 m serta powder factor 0,20 kg/m3

sedangkan untuk lubang bor 7,875 inci adalah burden sebesar 6,5 m, spasi 9,0 m,

kedalaman lubang ledak 8,3 m, subdrilling 0,3 m, tinggi jenjang 8,0 meter, stemming

4,6 m, dan panjang kolom isian 3,7 m serta powder factor 0,20 kg/m3, dimana dari

kedua geometri usulan tersebut menghasilkan persentase boulder yang lebih kecil

dibandingkan dengan geometri yang diterapkan saat ini.

6. Jurnal Muhammad Armansyah, 2015, dkk, “Modifikasi Geometri Peledakan Dalam

Upaya Mencapai Target Produksi 80.000 Ton/Bulan Dan Mendapatkan Fragmentasi

Yang Diinginkan Pada Tambang Granit PT. Kawasan Dinamika Harmonitama

Kabupaten Karimun Kepulauan Riau”. Peledakan merupakan salah satu faktor

penting dalam menentukan keberhasilan produksi yang didapat dalam kegiatan

penambangan terutama pada penambangan dengan metode quarry. Penerapan

geometri yang kurang tepat dalam proses peledakan akan mengakibatkan

terhambatnya proses produksi, terjadinya flying rock, fragmentasi batuan hasil


37

peledakan yang didapat kurang memuaskan, berkurangnya efisiensi biaya, dan tidak

tercapainya target produksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Potensi perbaikan

fragmentasi dapat dilakukan dengan memperhatikan geometri peledakan. Geometri

peledakan aktual saat ini untuk burden 3,5 meter dan Spacing 4 meter, di lapangan

ternyata masih terdapat boulder dan target volume peledakan belum tercapai.

Selanjutnya dilakukan analisa dan modifikasi terhadap geometri di lapangan, didapat

burden 3 meter dan Spacing 4,2 meter sehingga didapat fragmentasi batuan berukuran

> 100 cm sebesar 3,98 %. Dengan demikian fragmentasi yang didapatkan lebih baik

dibandingkan dengan umlah boulder aktual yang masih >5% . Dengan adanya

perbaikan ini maka kegiatan produksi akan berjalan optimal dan target volume

peledakan tercapai.

7. Jurnal Skripsi Santika Adi Prahada, 2014 “Kajian Teknis Peledakan Pada Kegiatan

Pembongkaran Lapisan Penutup Untuk Meningkatkan Produktivitas Alat Muat Di

PT. Thiess Contractors Indonesia Melak, Kalimantan Timur”, UPN Veteran

Yogyakarta, 2012. Melak Coal Mine Project, merupakan salah satu dari jobsite yang

dimiliki oleh PT. Thiess Contractors Indonesia yang terletak di Melak, Kalimantan

Timur, dengan owner Bayan Group. Pembongkaran lapisan tanah penutup sendiri

dilakukan dengan menggunakan metode pemboran dan peledakan. Kondisi batubara

jobsite ini, merupakan batubara multi seam dengan kemiringan lapisan rata rata

sebesar 450. Kemiringan batubara ini mengakibatkan adanya masalah dalam kegiatan

peledakan., yaitu terdapatnya sebagian daerah dekat lapisan batubara yang tidak

terberai sempurna oleh lubang ledak, sehingga menurunkan produktivitas alat muat

terutama pada potongan terakhir. Penambahan lubang ledak miring digunakan untuk
38

mengatasi masalah ini, terbukti dengan geometri peledakan yang sama, produktivitas

alat muat meningkat dari 1333,5 m3/jam menjadi 1475,55 m3/jam pada potongan

terakhir.

Geometri peledakan yang digunakan saat ini tidak dapat memenuhi ketentuan boulder

di lapangan sebesar < 80 % .yaitu burden dan spasi berkisar 8.5-9 m x 9.5-10 m, tinggi

jenjang berkisar 8-15 m, subdrilling 0.5-1m, serta penggunaan material hasil

pemboran untuk stemming. Berdasarkan teori RL. Ash, burden dan spasi yang

seharusnya diterapkan adalah 8m x 9m, tinggi jenjang sebesar 15 m, dan subdrilling

sebesar 1.6 m. sedangkan untuk material stemming, digunakan material berukuran 10

mm. Perhitungan fragmentasi berdasarkan KURZRAM analisis, untuk geometri

peledakan yang saat ini diterapkan dilapangan, menghasilkan boulder sebesar 23%

secara teoritis, namun berdasarkan perhitungan fragmentasi dilapangan besar

presentase boulder adalah 33-37 %. Untuk geometri peledakan usulan , presentase

boulder menjadi sebesar 14 % dan diharapkan fragmentasi dilapangan untuk ukuran

boulder menjadi kurang dari 20 % dan produktivitas alat muat semakin meningkat

seiring diterapkannya lubang miring tambahan.

8. Jurnal Skripsi Alex Al Hadi dan Taufik Toha, 2015 “Redesign Geometri Peledakan

Untuk Mendapatkan Fragmentasi Batuan Yang Optimal Di Prebench PT. Bukit Asam

(Persero) Tbk”, UNSRI Palembang. Dari hasil penelitian jurnal diatas didapatlah

geometri peledakan yang optimum untuk batuan claystone adalah Burden (B) = 4,6

meter Spacing (S) = 6,5 meter Stemming(T) = 3,68 meter Subdrilling( J) = 0 meter

Bench High (H) = 7,5 meter Coloumn Charge (Pc) = 3,52 meter Powder factor (PF)

= 0,290 kg/m3. Dari perhitungan fragmentasi batuan hasi peledakan yang dilakukan
39

secara teori didapatkan perbaikan fragmentasi untuk geometri peledakan usulan pada

batuan claystone yaitu adanya penurunan 4 % dari 21 % menjadi 17 % fragmenasi

yang berukurun lebih 100 cm, untuk geometri usulan pada batuan sandstone dengan

penurunan yang sangat signifikan yaitu 17 % dari 25 % menjadi 8 %, dan untuk

geometri peledakan usulan pada lapisan transisi ada penurunan dari persentase

fragmentasi sebelumnya yaitu sebesar 15 % dari 23 % menjadi 8 persen

9. Jurnal Skripsi, Ranto Riga Budiawan, “Kajian Teknis Pemboran Dan Peledakan Pada

Tambang Batugamping Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen Padang”, 2014.

Berdasarkan penelitian dari jurnal diatas maka diperoleh geometri peledakan aktual

untuk burden 3,2 m dan spasi 3,7 m, stemming 6 m, subdrilling 1,4 m, tinggi jenjang

8,6 m, kedalaman lubang 10 m, jumlah lubang ledak 31, volume hasil peledakan

sebesar 3.679,4 bcm, powder faktor 0,42 kg/bcm. Fragmentasi batuan yang tertahan

ayakan >30 cm sebesar 55,43%. Hal ini menunjukkan target belum tercapai.

Selanjutnya dilakukan modifikasi terhadap geometri dengan rumusan R.L Ash.

Berdasarkan hasil perhitungan dipilih geometri usulan, maka didapatkan geometri

peledakan untuk burden 3 m, spasi 4 m, subdrilling 0,9 m, stemming 3 m, kedalaman

lubang 10 m, jumlah lubang ledak 46, volume peledakan sebesar 5.520 bcm atau

14.352 ton/hari, powder faktor 0,7 kg/bcm. Fragmentasi batuan tertahan ayakan > 30

cm sebesar 40,25%.

10. Jurnal Munawir dkk, 2015 “Analisis Geometri Peledakan Terhadap Ukuran

Fragmentasi Overburden Pada Tambang Batubara PT. Pamapersada Nusantara

Jobsite Adaro Kalimantan Selatan” UMI Makasar 2015. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui geometri peledakan yang diterapkan di lapangan dan


40

membandingkan dengan geometri secara teoritis menurut (Ash, R.L., 1963) dan

(Konya, C.J., 1995) serta mengetahui ukuran fragmentasi overburden yang dihasilkan

di PT. Pamapersada Nusantara Jobsite Adaro, Kalimantan Selatan. Pada penelitian ini

digunakan metode Kuz-Ram untuk memperkirakan ukuran fragmentasi secara

teoritis, sedangkan untuk mengukur fragmentasi aktual digunakan metode

photographic dengan bantuan program split-desktop. Geometri peledakan yang

diterapkan di lapangan adalah burden 8 m, spasi 9 m, stemming 5,5 m, subdrilling 0,5

m dan kedalaman lubang ledak maksimal 11,5 m untuk bahan peledak ANFO,

sedangkan untuk bahan peledak emulsi burden 9 m, spasi 10 m, stemming 5,5 m,

subdrilling 0,5 m, dan kedalaman lubang ledak maksimal 11,5 m. Prediksi ukuran

fragmentasi dengan metode Kuz–Ram menunjukkan bahwa rancangan peledakan

yang diterapkan di lapangan akan menghasilkan ukuran fragmentasi yang lebih besar

dari 1 meter rata-rata 14,5 % untuk peledakan yang pada daerah high wall, sedangkan

untuk daerah low wall akan menghasilkan fragmentasi yang lebih dari 1 meter sebesar

rata-rata 6,6% setiap peledakannya. Sedangkan hasil perhitungan fragmentasi aktual

dengan split desktop ditemukan bahwa ukuran fragmentasi ±90% lebih kecil dari 75

cm.
41

2.2. Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini terdapat kerangka konseptual yang akan membantu penulis

dalam menyelesaiakan penelitian ini, yang terdiri atas:

2.2.1. Input

Input yaitu data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu.

1. Data primer :

Data primer yang dibutuhkan adalah, wawancara dengan PT. Bukit Sari

Investama.

2. Data sekunder :

Data sekunder yang dibutuhkan adalah data data spesifikasi alat bor, spesifikasi

bahan peledak, peta topografi dan peta geologi.

2.2.2. Proses

Proses yaitu teknik pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini

adalah merencanakan geometri peledakan, biaya peledakan dan menghitung kebutuhan

bahan peledak dengan persamaan Richar L.Ash.

2.2.3. Output

Output yaitu hasil yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu :

4. Menganalisis geometri peledakan, apa saja peralatan, perlengkapan, jenis bahan

peledak yang digunakan PT Bukit Sari Investama

5. Menganalisis berapa biaya yang dikeluarkan untuk peralatan peledakan perlengkapan

dan jenis bahan peledak


42

Input Proses
Data Primer : Proses yaitu teknik pemecahan
Data primer yang dibutuhkan masalah yang digunakan dalam penelitian
adalah, wawancara dengan PT. Bukit Sari
ini dengan persamaan Richar L. Ash.
Investama.
1. Menghitung dan manganalisis biaya
.
Data Sekunder : pemboran PT. Bukit Sari Investama.
Data sekunder yang dibutuhkan 2. Menghitung dan menganalisis
adalah data data spesifikasi alat bor, perlengkapan dan biaya peledakan
spesifikasi bahan peledak, peta topografi peledak
dan peta geologi.

Output

1. Menganalisis geometri peledakan, apa saja


peralatan, perlengkapan, jenis bahan peledak
yang digunakan PT Bukit Sari Investama
2. Menganalisis berapa biaya yang dikeluarkan
untuk peralatan peledakan perlengkapan dan
jenis bahan peledak

Gambar 2.10
Kerangka Konseptual
43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian terapan (applied

research). Penelitian terapan adalah penelitian yang bertujuan untuk hati-hati, sistematik

dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan digunakan segera untuk

keperluan tertentu. Menurut Sugiono (2009: 10-11), penelitian terapan ini digolongkan

dalam penggolongan menurut tujuan.

Penelitian yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan yang secara praktis

dapat diaplikasikan. Walaupun ada kalanya penelitian terapan juga untuk

mengembangkan produk Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menemukan,

mengembangkan dan memvalidasi suatu produk.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat Penelitian

3.2.1.1. Letak Administrasi dan Kesampaian Daerah

Kegiatan penelitian ini dilakukan pada daerah wilayah pertambangan batu andesit

PT. Bukit Sari Investama. Secara administratif lokasi kegiatan terletak di Jorong Simpang

Tiga, Nagari Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Lima Puluh Koto

Propinsi Sumatera Barat.

Akses yang tersedia ke lokasi usaha tambang batuandesit PT. Bukit Sari

Investama, untuk mencapai lokasi rencana operasi produksi andesit PT. Bukit Sari

Investama, dapat dicapai dengan kendaraan roda dua dan empat melalui jalur jalan negara
44

Padang – Payukumbuh (152 km) – Koto Alam ( 28 km) dengan wktu tempuh 4.5 jam

untuk lebih jelsnya hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.4 di bawah ini.

Gambar 3.1
Peta Kesampaian Daerah
(Sumber: PT. Bukit Sari Investama, 2016)

3.2.1.2. Geologi Regional

Geologi regional daerah penelitian termasuk kedalam peta geologi lembar solok.
45

Gambar 3.2
Peta Geologi Permohonan WIUP PT.Bukit Sari Investama
(Sumber: PT. Bukit Sari Investama, 2016)

Dari peta di atas dapat kita lihat jenis batuan yang terdapat pada wilayah

penelitian, diantaranya:

a. Lembar Solok

Andesit sampai Basalt (Ta): aliran lava, breksi, konglomerat, dan batuan

hipapisal.
46

b. Lembar Pekanbaru

Formasi Gunung Api Koto Alam (Qtve): lava menengah, basa, anglomerat, dan

lahar.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2016 sampai dengan

22 Maret 2016.

3.3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang diteliti

yang mempunyai variasi satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut. Sesuai dengan

permasalahan yang diteliti maka variabel penelitian adalah kegiatan perencanaan

tambang pada pengembangan WIUP PT. Bukit Sari Investama.

3.4. Data dan Sumber Data

3.4.1. Data

3.4.1.1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diambil langsung, didalam penelitian ini data

primer yang digunakan adalah wawancara dengan PT. Bukit Sari Investama.

3.4.1.2. Data sekunder

1. Peta topografi dan peta geologi.

2. Data bahan peledak yang di gunakan,

3. Data rencana target produksi PT.Bukit Sari Investama


47

3.4.2. Sumber Data

Sumber data yang didapatkan,arsip-arsip dan dokumentasi dari PT. Bukit Sari

Investama dan studi kepustakaan.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu:

3.5.1. Studi lapangan

Yaitu cara mendapatkan data yang dibutuhkan dengan melakukan survey

langsung di lapangan/tempat kerja.

3.5.2. Studi Pustaka

Yaitu mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan membaca buku-buku literatur

yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dan data-data serta arsip perusahaan

sehingga dapat digunakan sebagai landasan dalam pemecahan masalah.

3.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.6.1. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara dan proses

untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan tujuan yang sudah

ditetapkan. Pada pengolahan data ini ada beberapa hal yang akan dibahas yaitu:

3.6.1.1. Geometri Peledakan

A. Burden (B)

KB = KBstd × AF1 × AF2

(Sumber :Saptono 2016)


48

Keterangan:

KB = Nisbah burden yang telah dikoreksi

KBstd = KB standar bernilai 30

AF1 = (D 𝐷std )1/

𝑆𝐺 . 𝑉𝑒 2
AF2 = ( 𝑆𝐺 𝑠𝑡𝑑. 𝑉𝑒 𝑠𝑡𝑑 2
)1/3

Sehingga didapatkan ukuran burden sebagai berikut:

KB ×De
B = 39,30

Keterangan:

B = Burden (m)
De = Diameter lubang ledak (m)

B. Spacing (S)

S = KS × B

(Sumber :Supervisor Teknik Peledakan)

Keterangan:

S = Spacing (m)
KS = Nisbah “spacing”

C. Stemming (T)

T = KT × B

(Sumber :Supervisor Teknik Peledakan)

D. Subdrilling (J)

J = KJ × B

(Sumber :Supervisor Teknik Peledakan)


49

E. Kedalaman Lubang Tembak (H)

H = KH × B

(Sumber :Supervisor Teknik Peledakan)

F. Tinggi Jenjang (L)

L =H - J

(Sumber :Supervisor Teknik Peledakan)

G. Loading Density (de)

de = Luas lubang ledak × SGe

= π × r2 × SGe ANFO

((Sumber :Supervisor Teknik Peledakan)

H. Powder Column Primary Charge (PC)

PC =H−T

(Sumber:Supervisor Teknik Peledakan)

I. Volume Peledakan

Volume peledakan dapat dicari dengan menggunakan rumus:

V = B × S × (H – J) × n

(Sumber :Supervisor Teknik Peledakan)

J. Powder Factor atau Charge Density


𝑤
Pf =
𝐸
(Sumber :Supervisor Teknik Peledakan)

K. Fragmentasi

𝑉 0,8 𝐸
X=A x( ) x Q0,17 x ( )−0,63
𝑄 115
50

L. Jumlah Bahan Peledak

Jumlah bahan peledak dapat dicari dengan rumus sabagai berikut:

Q = PC × de × n

(Sumber :Supervisor Teknik Peledakan)

3.6.1.2. Kebutuhan Bahan Peledak

A. Jumlah Bahan Peledak

Jumlah bahan peledak dapat dicari dengan rumus sabagai berikut:

Q = PC × de × n

(Sumber :Supervisor Teknik Peledakan)

3.6.1.3. Menghitung Biaya Peledakan.

Pada tahap ini akan dibahas tentang biaya peledakan serta jumlah kebutuhan

bahan peledakan seperti berikut ini.

A. Biaya bahan peledak

B. Biaya peralatan dan perlengkapan peledakan

C. Biaya tenaga kerja

3.6.2. Analisis Data

Setelah melalui tahap dalam pengumpulan data dan pengolahan data

maka dilakukan analisa data dari pengolahan data yang didapat.pada analisa data

nantinya akan terlihat bagaimana, kebutuhan bahan peledak serta biaya peledakan

dari PT. Bukit Sari Investama.


51

3.7. Kerangka Metodologi


Kerangka metodologi yang digunakan adalah seperti diperlihatkan pada gambar

berikut :

Survey Lapangan Studi Literatur

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Pengumpulan data

Data sekunder Data primer

1. Peta topografi dan peta geologi 1. Wawancara dengan PT Bukit Sari

2.Data rencana target produksi PT.Bukit Investama


Sari Investama

3 Data bahan peledak yg di gunakan Analisa Data

Kesimpulan dan Saran

Analisa Data

Kesimpulan dan Saran

Gambar 3.3
Bagan Alir Penelitian
52

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1. Pengumpulan Data

Dari hasil kegiatan penghimpunan data, maka data-data yang didapatkan sebagai

berikut berupa:

4.1.1. Data Primer

Data Primer merupakan data yang didapatkan secara langsung di lapangan berupa

wawancara dengan PT. Bukit Sari Investama.

4.1.2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang sudah ada pada pengembangan wilayah

usaha pertambangan PT. Bukit Sari Investama untuk dilakukan pengolahan data primer

seperti

1. Specifik alat bor. ( Lampiran 5)

2. Peta geologi dan topografi (skala 1 : 5.000). (lampiran 2 & 4)

3. Spesifik bahan peledak. (Lampiran 5)

4.2. Pengolahan Data

Pada pengolahan data akan menggunakan metode Richard L. Ash adalah sebagai

berikut.

4.2.1 Geometri peledakan Richard L. Ash

A. Alternatif Dengan Diameter 3 Inchi

1. Burden (B)
53

KB = KBstd × AF1 × AF2

KB = Nisbah burden yang telah dikoreksi

KBstd = KB standar bernilai 30

D std 1/3
AF1 =( )
𝐷

𝑆𝐺 . 𝑉𝑒 2
AF2 = ( 𝑆𝐺 𝑠𝑡𝑑. )1/3
𝑉𝑒 𝑠𝑡𝑑 2

Dimana:

SG bahan peledak = 0.85 (Lampiran V)

Ve = 11,803 fps (Lampiran V)

SGstd = 1,20 (Lampiran V)

Ve std = 12.000 fps (Lampiran V)

D = 2,30 ton/m3 x 62,5 lb/ft = 143,75 lb/ft

D std = 160 lb/ft

160
AF1 = (143,75 ) 1/3

AF1 = 1,03
𝑆𝐺 . 𝑉𝑒 2
AF2 = ( 𝑆𝐺 𝑠𝑡𝑑. )1/3
𝑉𝑒 𝑠𝑡𝑑 2

0,85 . 11.803 ² 1/3


AF2 = ( )
1,2 . 12.000 ²

AF2 = 0,864

KB = 30 × 1,03 × 0,864
54

KB = 26,69

KB ×De
B = 39,30

De = 3 inchi

B = 26,69 x 3 / 39,30

B =2m

2. Spacing (S)

S = KS × B

Dimana:
KS = 1,20 – 1.80

KS = 1,20

S = 1,20 × 2 m

S = 2,4 m

3. Stemming (T)

T = KT × B
Dimana:
KT = 0.70 (saptono 2016)
T = 0,70 × 2 m
T = 1,4 m
4. Subdrilling (J)

J = KJ × B.
Dimana:
KJ = 0,30
J = 0,30 × 2 m
J = 0,6 m
55

5. Kedalaman Lubang Tembak (H)

H = KH × B
Dimana:
KH = 2,0
H = 2,0 × 2 m
H =4m
6. Tinggi Jenjang (L)

L =H− J
Dimana:
H =4m
J = 0,6 m
L = 4 – 0,6 = 3,4 m

Tabel 4.1 Alternatif Geometri Peledakan Dengan Diameter 3 Inchi

No Geometri Ukuran Satuan

1 Burden (B) 2 Meter

2 Spacing (S) 2.4 Meter

3 Stemming (T) 1.4 Meter

4 Subdrilling (J) 0.6 Meter

5 4 Meter
Kedalaman Lubang
Tembak (H)
6 Tinggi Jenjang (L) 3.4 Meter

7 Diameter Lubang 3 Inchi


Ledak
Sumber: Pengolahan Data
56

Untuk menentukan jumlah bahan peledak yang dibutuhkan PT. BSI adalah

dengan mengetahui volume peledakan dan penentuan nilai powder factor (PF).

Untuk mencari nilai PF digunakan rumus sebagai berikut.

7. Loading Density (de)

De = 3,63 kg/m.................. (lampiran 9)

8. Powder Column / Primary Charge (PC)

PC =H−T
Dimana:
H =4m
T = 1,4 m
PC = 4 m – 1,4 m
PC = 2,6 m

9. Volume Peledakan

Volume peledakan dapat dicari dengan menggunakan rumus:

V = B×S×H

V = 2 m × 2.4 m × 4 m

V = 19,2 m3 x 2,3 (densitas andesit) = 44,16 ton

Pelaksanaan kegiatan peledakan dalam sebulan akan dilaksanakan sebanyak

delapan (8) kali.

V = 44,16 ton x 8 perbulan x 95 lubang ledak

V = 33,561,6 ton/bulan

10. Powder Factor

Powder factor atau charge density adalah perbandingan antara banyaknya bahan
57

peledak yang digunakan untuk meledakkan sejumlah batuan.

de × PC
Pf = V

3.63 𝑥 2.6
Pf = 19.2

Pf = 0,5 kg/m3

11. Fragmentasi

𝑉 0,8 𝐸
X = A x( 𝑄 ) x Q0,17 x ( 115 )−0,63

A = 7,4 ( Saptono, Teknik 2006)

V = 19,2

Q = 17 kg

E = Relative weight strength bahan peledak, untuk ANFO = 100

19.2 0,8 100


X = 7,4 x ( ) x 170,17x ( 115 )−0,63
17

X = 14,41 cm

12. Jumlah Bahan Peledak

Jumlah bahan peledak dapat dicari dengan rumus sabagai berikut:

Q = PC × de × n

Q = PC x de x n ( n untuk jumlah lubang ledak)

Q = 2,6 x 3,63 kg

Q = 9,438 kg/ lubang ledak x 95

Q = 896,61 kg / peledakan x 8/bulan

Q = 7172 kg/ bulan


58

B. Alternatif Dengan Diameter 4 Inchi

1. Burden (B)

KB = KBstd × AF1 × AF2

Keterangan:

KB = Nisbah burden yang telah dikoreksi

KBstd = KB standar bernilai 30

D std 1/3
AF1 =( )
𝐷

𝑆𝐺 . 𝑉𝑒 2
AF2 = ( 𝑆𝐺 𝑠𝑡𝑑. )1/3
𝑉𝑒 𝑠𝑡𝑑 2

Dimana:

SG bahan peledak = 0,85 (Lampiran V)

Ve = 11,803 fps (LampiranV)

SGstd = 1,20 (LampiranV)

Ve std = 12,000 fps (LampiranV)

D = 2.30 ton/m3 = 143,75 lb/ft

D std = 160 lb/ft

160
AF1 = (143,75 ) 1/3

AF1 = 1,03
𝑆𝐺 . 𝑉𝑒 2
AF2 = ( 𝑆𝐺 𝑠𝑡𝑑. )1/3
𝑉𝑒 𝑠𝑡𝑑 2
59

0,85 . 11.803 ² 1/3


AF2 = ( )
1,2 . 12.000 ²

AF2 = 0,864

KB = 30 × 1,03 × 0,864

KB = 26,69
KB ×De
B = 39,30

De = 4 inchi

B = 26,69 x 4 / 39,30

B = 2,7 m

2. Spacing (S)

S = KS × B

Dimana:
KS = 1,20 – 1.80

KS = 1,20

S = 1,20 × 2,7 m

S = 3,24 m

3. Stemming (T)

T = KT × B
Dimana:
KT = 0,70 (saptono, 2016)
T = 0,70 × 2,7 m
T = 1,89 m
4. Subdrilling (J)

J = KJ × B.
60

Dimana:
KJ = 0,30 (Tergolong batu masif)
J = 0,30 × 2,7 m
J = 0,81 m
5. Kedalaman Lubang Tembak (H)

H = KH × B
Dimana:
KH = 2,0
H = 2,0 × 2,7 m
H = 5,4 m
6. Tinggi Jenjang (L)

L =H− J
Dimana:
H = 5,4 m
J = 0,81 m
L = 5,4 – 0,81 = 4,59 m
Tabel 4.2
Rancangan Geometri Peledakan Dengan Diameter 4 Inchi
No Geometri Ukuran Satuan

1 Burden (B) 2,7 Meter

2 Spacing (S) 3,24 Meter

3 Stemming (T) 1,89 Meter

4 Subdrilling (J) 0,81 Meter

5 5,4 Meter
Kedalaman Lubang
Tembak (H)
6 Tinggi Jenjang (L) 4,59 Meter
61

7 Diameter Lubang 4 Inchi


Ledak
Sumber : Pengolahan data

Untuk menentukan jumbah bahan peledak yang dibutuhkan PT. BSI adalah

dengan mengatahui volume peledakan dan penentuan nilai powder factor (PF). Untuk

mencari hal-hal tersebut digunakan rumus sebagai berikut.

7. Loading Density (de)

De = 6,54 kg/m.................. (lampiran 9)

8. Powder Column/Primary Charge (PC)

PC =H−T
Keterangan:
H = 5,4 m
T = 1,89 m
PC = 5,4 m – 1,89 m
PC = 3,51 m

9. Volume Peledakan

Volume peledakan dapat dicari dengan menggunakan rumus:

V = B×S×H

V = 2,7 m × 3,24 m × 5,4 m

V = 47,23 m3 x 2,3 (densitas) = 108,62 ton

Pelaksanaan kegiatan peledakan dilakukan sebulan akan dilaksanakan peledakan

sebanyak delapan (8) kali.

V = 108,62 ton x 35 lubang ledak

V = 3801,7 x 8 perbulan

V = 30413,6 ton/bulan
62

10. Powder Factor

Powder factor atau charge density adalah perbandingan antara banyaknya bahan

peledak yang digunakan untuk meledakkan sejumlah batuan.

de × PC
Pf = V

6.54 𝑥 3,51
Pf = 47.23

Pf = 0,48 kg/m3

11. Fragmentasi

𝑉 0,8 𝐸
X = A x( 𝑄 ) x Q0,17 x ( 115 )−0,63

A = 7,4 ( Singgih Saptono, Teknik Peledakan)

V = 47,23

Q = 28 kg

E = Relative weight strength bahan peledak, untuk ANFO = 100

47.23 0,8 100


X = 7.4 x ( ) x 280,17x ( 115 )−0,63
28

X = 21 cm

12. Jumlah Bahan Peledak

Jumlah bahan peledak dapat dicari dengan rumus sabagai berikut:

Q = PC × de × n

Q = PC x de x n ( n untuk jumlah lubang ledak)

Q = 3.25 x 6.54 kg
63

Q = 21 kg/lubang ledak x 35

Q = 735 kg/peledakan x 8/bulan = 5880 kg/ bulan.

C. Alternatif Dengan Diameter 5 Inchi

1. Burden (B)

KB = KBstd × AF1 × AF2

Keterangan:

KB = Nisbah burden yang telah dikoreksi

KBstd = KB standar bernilai 30

D std 1/3
AF1 =( )
𝐷

𝑆𝐺 . 𝑉𝑒 2
AF2 = ( 𝑆𝐺 𝑠𝑡𝑑. )1/3
𝑉𝑒 𝑠𝑡𝑑 2

Dimana:

SG bahan peledak = 0,85 (Lampiran V)

Ve = 11,803 fps (Lampiran V)

SGstd = 1,20 (Lampiran V)

Ve std = 12,000 fps (Lampiran V)

D = 2,30 ton/m3 = 143,75 lb/ft

D std = 160 lb/ft

160
AF1 = (143,75 ) 1/3

AF1 = 1,03
𝑆𝐺 . 𝑉𝑒 2
AF2 = ( 𝑆𝐺 𝑠𝑡𝑑. )1/3
𝑉𝑒 𝑠𝑡𝑑 2
64

0,85 . 11.803 ² 1/3


AF2 = ( )
1,2 . 12.000 ²

AF2 = 0,864

KB = 30 × 1,03 × 0,864

KB = 26,69
KB ×De
B = 39,30

De = 5 inchi

B = 26,69 x 5 / 39,30

B = 3,4 m

2. Spacing (S)

S = KS × B

Keterangan:

KS = 1,20 – 1,80

KS = 1,20

S = 1,20 × 3,4 m

S = 4,08 m

3. Stemming (T)

T = KT × B
Keterangan:

KT = 0,70 (Saptono, 2016 hal 32)


T = 0,70 × 3,4 m
T = 2,38 m
4. Subdrilling (J)

J = KJ × B.
65

Keterangan:

KJ = 0,30 (Tergolong batu masif)


J = 0,30 × 3,4 m
J = 1,02 m
5. Kedalaman Lubang Tembak (H)

H = KH × B
Keterangan:

KH = 2,0
H = 2,0 × 3,4 m
H = 6,8 m
6. Tinggi Jenjang (L)

L =H− J
Keterangan:

H = 6,8 m
J = 1,02 m
L = 6,8 – 1,02 = 5,78 m

Tabel 4.3
Rancangan Geometri Peledakan Dengan Diameter 5 Inchi
No Geometri Ukuran Satuan

1 Burden (B) 3.4 Meter

2 Spacing (S) 4.08 Meter

3 Stemming (T) 2.38 Meter

4 Subdrilling (J) 1.02 Meter

5 6.8 Meter
Kedalaman Lubang Tembak (H)
6 Tinggi Jenjang (L) 5.78 Meter
66

7 5 Inchi
Diameter Lubang Ledak
Untuk menentukan jumbah bahan peledak yang dibutuhkan PT. BSI adalah

dengan mengatahui volume peledakan dan penentuan nilai powder factor (PF).

Untuk mencari hal-hal tersebut digunakan rumus sebagai berikut.

7. Loading Density (de)

De = 10,13 kg/m.................. (lampiran 9)

8. Powder Column/Primary Charge (PC)

PC =H−T
Keterangan:

H = 6,8 m
T = 2,38 m
PC = 6,8 m – 2,38 m
PC = 4,42 m

9. Volume Peledakan

Volume peledakan dapat dicari dengan menggunakan rumus:

V = B×S×H

V = 3.4 m × 4.08 m × 6.8

V = 94.32 m3 x 2,3 (densitas) = 216,93 ton

Pelaksanaan kegiatan peledakan dilakukan sebulan akan dilaksanakan peledakan

sebanyak delapan (8) kali.

V = 216,93 ton x 20 lubang ledak

V = 4057 x 8 perbulan

V = 34708,8 ton/bulan
67

10. Powder Factor

Powder factor atau charge density adalah perbandingan antara banyaknya bahan

peledak yang digunakan untuk meledakkan sejumlah batuan.

de × PC
Pf = V

10.13 𝑥 4.42
Pf = 94.32

Pf = 0,47 kg/m3

11. Fragmentasi

𝑉 0,8 𝐸
X = A x( 𝑄 ) x Q0,17 x ( 115 )−0,63

A = 7,4 (Saptono, 2016)

V = 94,32

Q = 28,90 kg

E = Relative weight strength bahan peledak, untuk ANFO = 100

94.32 0,8 100


X = 7.4 x ( 28.90 ) x 28.900,17 x ( 115 )−0,63

X = 36 cm

12. Jumlah Bahan Peledak

Jumlah bahan peledak dapat dicari dengan rumus sabagai berikut:

Q = PC × de × n

Q = PC x de x n ( n untuk jumlah lubang ledak)

Q = 4,42 x 10,13 kg

Q = 44,77 kg/ ubang ledak x 20

Q = 895 kg /peledakan x 8/bulan

Q = 7160 kg/bulan
68

4.2.2. Perhitungan Biaya Peledakan

A. Alternatif 3 Inchi

1. Biaya Sewa Alat Bor

Untuk biaya sewa alat bor adalah Rp 85.000.00/bulan (Lampiran 2)

a. Biaya Depresiasi

Umur rata-rata pemakaian:

Mat bor = 2.000 feet = 610 m


Batang bor = 1.500 feet = 457,5 m
Coupling = 1.500 feet = 457,5 m
Shank adaptor = 2.600 feet = 793 m
(1 feet = 0,305 m)
Maka dapat dihitung = 5,4 m × 94 lubang ledak

= 507,6 m
507,6
Depresiasi mata bor = × Rp 6.398.500
610

= Rp. 5.324.391,-

507,6
Depresiasi batang bor = 457,5 × Rp 3.645.586

= Rp 4.044.807,54,-

507,6
Depresiasi coupling = 457,5 × Rp 820.626

= Rp 910.490,16,-

507,6
Depresiasi shank adaptor = × Rp 500.000
793

= Rp 320.050,-
69

Jumlah depresiasi komponen alat bor adalah:

= Rp. 5.324.391 + Rp 4.044.807,54 + Rp 910.490,16 + Rp 320.050,-

= Rp 10.599.738,7,-/hari

Rp 9.221.774,29,−/hari
= = Rp 1.324.967,33 /jam
8 jam/hari

Jadi depresiasi komponen alat bor adalah Rp 1.324.967,33 /jam

2. Biaya operasional

1) Biaya operasional alat bor (harga solar, pelumas, grease dan filter). Terlihat
pada tabel 4.4

Tabel 4.4
Biaya Operasional Alat Bor
Deskripasi Jumlah Harga Satuan (Rp) Total Harga

Pemakaian (liter) (Rp/jam)

Solar 3 8.000 24.000

Pelumas

Engine 0,074 10.450 773,30

Impact 0,136 22.016 2.994,18

Drill 0,136 15.756 2142,82

Final drive 0,0088 12.148 106,90

Hydraulic 0,916 13.950 12.778,20

Grease 1,188 170.048,53 31.969,12

Filter 0,5 50.757,54 25.378,77

Accessories Bor

Button Bit 0,006 7.463.804 44.782,82

Strater pipe 0,001 14.866.963,61 14.866,96


70

DHD 0,001 72.415.512 72.415,51

Spindle sub 0,0004 10.638.560,65 4.255,42

Jumlah 516.064,01

2) Biaya perbaikan (reparasi)

Biaya reparasi = 90% × biaya depresiasi

= 0,9 × Rp 1.152.721,78 /jam

= Rp 1.037.449,60- /jam

Jadi biaya reparasi adalah Rp 1.037.449,60- /jam

3) Upah operator pemboran

Untuk upah operator tiap bulan di ambil rata-rata Rp 3.500.000/ bulan

sedangkan jam kerja per hari 8 jam, dimana dalam satu bulan diambil 25 hari

kerja. Jadi jumlah jam kerja per bulan adalah 200 jam.

𝑢𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛


Upah operator =
𝑗𝑎𝑚 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

𝑅𝑝 3.500.000,−
=
200

= Rp 17.500,-/jam

Jumlah biaya operasional = Rp 516.064,01+ Rp 1.037.449,60- /jam +

Rp 17.500,-

= Rp 1.571.013,6- /jam

Total biaya operasional per jam

= Rp 1.324.967,33 /jam + Rp 1.571.013,6- /jam

= Rp 2.895.980,93 /jam
71

Dalam 1 minggu dilakukan pemboran dan peledakan 2 kali, dalam 1 bulan dilakukan

pemboran dan peledakan 8 kali, maka:

8 × 8 jam/bulan = 64 jam/bulan.

Maka dapat dihitung biaya sewa alat dan operasionl per bulan adalah sebagai

berikut:

Total biaya operasional per bulan :

= Rp 2.895.980,93 /jam × 64 jam/bulan

= Rp 185.342.779,5-/ bulan

Jadi biaya operasional per bulan adalah Rp 185.342.779,5-/ bulan

3. Biaya Peledakan

1. Volume Peledakan

Volume peledakan dapat dicari dengan menggunakan rumus:

V = B×S×H

V = 2 m × 2.4 m × 4 m

V = 19,2 m3 x 2,3 (densitas) = 44,16 ton

Pelaksanaan kegiatan peledakan dalam sebulan akan dilaksanakan sebanyak

delapan (8) kali.

V = 44,16 ton x 95 lubang ledak x 8 perbulan

V = 33,561,6 ton/bulan

2. Jumlah Bahan Peledak

Jumlah bahan peledak dapat dicari dengan rumus sabagai berikut:

Q = PC × de × n
72

Q = PC x de x n ( n untuk jumlah lubang ledak)

Q = 2,6 x 3,63 kg

Q = 9,438 kg/ lubang ledak x 95

Q = 896,61 kg / peledakan x 8/bulan

Q = 7172 kg/ bulan

3. Bahan peledak yang digunakan diantaranya :

Detonator, 1 buah × 13.200,- = Rp 13.200,-

Power Gel, 0,17 kg × 46.717,- = Rp 79.418,-

Booster,1 buah x Rp 17.500 = Rp 17.500,

Pammonium nitrat, 9,438 kg × 9.720,- = Rp 91.000,-

Kabel, 1 rol 500 meter, beratnya 4 kg× 35.000,- = Rp 140.000,-

Jumlah = Rp 341.118.00 /lubang

Didalam kegiatan peledakan jumlah lubang untuk sekali ledak sebanyak 95

lubang, maka dalam sebulan sebanyak 95 x 8 = 760 lubang/ bulan. Maka biaya

peledakan perbulan = Rp 341.118.00 /lubang x 760 = Rp 259.246.680.00,.

1. Perhitungan peralatan peledakan :

Blasting machine = Rp 3.000.000 × 3

= Rp 9.000.000,-

Ohmmeter = Rp 850.000 × 2

= Rp 1.700.000,-

2. Upah tenaga kerja blasting


73

Pengawas peledakan = Rp 7.000.000/ bulan

Juru ledak = Rp 7.000.000/ bulan

Kru blasting = Rp 3.500.000 × 3

= Rp 10.500.000/ bulan

Dari perhitungan diatas didapat biaya peledakan perbulan adalah sebesar.

Total biaya = biaya bahan peledak + biaya peralatan + biaya tenaga

Blasting

Total biaya = Rp 259.246.680.00/ bulan + Rp 1.700.000 + 10.500.000/

= Rp 287.362.000.00.

Maka total biaya peledakan perbulan adalah Rp 287.362.000.00/ bulan.

B. Alternatif 4 Inchi

1. Biaya sewa

Untuk biaya sewa alat bor adalah Rp 85.000.00/bulan (Lampiran 2)

Umur rata-rata pemakaian:

Mat bor = 2.000 feet = 610 m


Batang bor = 1.500 feet = 457,5 m
Coupling = 1.500 feet = 457,5 m
Shank adaptor = 2.600 feet = 793 m
(1 feet = 0,305)
Maka dapat dihitung = 5,4 m × 35 lubang ledak

= 189 m
74

189
Depresiasi mata bor = 610 × Rp 6.398.500

= Rp. 1.982.486,-
189
Depresiasi batang bor = 457,5 × Rp 3.645.586

= Rp 1.506.045,36,-
189
Depresiasi coupling = 457,5 × Rp 820.626

= Rp 339.012,70,-
189
Depresiasi shank adaptor = 793 × Rp 500.000

= Rp 119.167,71,-

Jumlah depresiasi komponen alat bor adalah:

= Rp. 1.982.486,-+ Rp 1.506.045,36 + Rp 339.012,70+ Rp 119.167,71,-

= Rp 3.946.711,77,-/hari

Rp 3.946.711,77,−/hari
= = Rp 493.338,97 /jam
8 𝑗𝑎𝑚/ℎ𝑎𝑟𝑖

Jadi depresiasi komponen alat bor adalah Rp 493.338,97 /jam

2. Biaya operasional

1.) Biaya operasional alat bor (harga solar, pelumas, grease dan filter). Terlihat
pada tabel 4.5

Tabel 4.5
Biaya Operasional Alat Bor
Deskripasi Jumlah Harga Satuan (Rp) Total Harga

Pemakaian (liter) (Rp/jam)

Solar 3 8.000 24.000

Pelumas
75

Engine 0,074 10.450 773,30

Impact 0,136 22.016 2.994,18

Drill 0,136 15.756 2142,82

Final drive 0,0088 12.148 106,90

Hydraulic 0,916 13.950 12.778,20

Grease 1,188 170.048,53 31.969,12

Filter 0,5 50.757,54 25.378,77

Accessories Bor

Button Bit 0,006 7.463.804 44.782,82

Strater pipe 0,001 14.866.963,61 14.866,96

DHD 0,001 72.415.512 72.415,51

Spindle sub 0,0004 10.638.560,65 4.255,42

Jumlah 516.064,01

2.) Biaya perbaikan (reparasi)


Biaya reparasi = 90% × biaya depresiasi

= 0,9 × Rp 493.338,97 /jam

= Rp 444.005.- /jam

Jadi biaya reparasi adalah Rp 444.005.- /jam

3.) Upah operator pemboran


Untuk upah operator tiap bulan di ambil rata-rata Rp 3.500.000/ bulan

sedangkan jam kerja per hari 8 jam, dimana dalam satu bulan diambil 25 hari

kerja. Jadi jumlah jam kerja per bulan adalah 200 jam.
76

𝑢𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛


Upah operator =
𝑗𝑎𝑚 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

𝑅𝑝 3.500.000,−
=
200

= Rp 17.500,-/jam

Jumlah biaya operasional = Rp 516.064,01 /jam + Rp 444.005/jam + Rp 17.500,-

= Rp 977.569,01 /jam

Total biaya operasional per jam

= Rp 493.338,97 /jam + Rp 977.569,01 /jam

= Rp 1.470.907,98 /jam

Dalam 1 minggu dilakukan pemboran dan peledakan 2 kali, dalam 1 bulan dilakukan

pemboran dan peledakan 8 kali, maka:

8× 8 jam/bulan = 64 jam/bulan.

Maka dapat dihitung biaya sewa alat dan operasionl per bulan adalah sebagai

berikut:

Total biaya operasional per bulan :

= Rp 1.470.907,98 /jam × 64 jam/bulan

= Rp 94.138.110,72.,-/ bulan

3. Biaya Peledakan

1. Volume Peledakan

Volume peledakan dapat dicari dengan menggunakan rumus:

V = B×S×H
77

V = 2,7 m × 3,24 m × 5,4 m

V = 47,23 m3 x 2,3 (densitas) = 108,62 ton

Pelaksanaan kegiatan peledakan dilakukan sebulan akan dilaksanakan peledakan

sebanyak delapan (8) kali.

V = 108,62 ton x 35 lubang ledak

V = 3801,7 x 8 perbulan

V = 30413,6 ton/bulan

2. Jumlah Bahan Peledak

Jumlah bahan peledak dapat dicari dengan rumus sabagai berikut:

Q = PC × de × n

Q = PC x de x n ( n untuk jumlah lubang ledak)

Q = 3.25 x 6.54 kg

Q = 21 kg/lubang ledak x 35

Q = 735 kg/peledakan x 8/bulan = 5880 kg/ bulan.

3. Bahan peledak yang digunakan diantaranya :

Detonator, 1 buah × 13.200,- = Rp 13.200,-

Power Gel, 0,17 kg × 46.717,- = Rp 79.418,-

Booster,1 buah x Rp 17.500 = Rp 17.500,

Pammonium nitrat, 21 kg × 9.720,- = Rp 204.120,-

Kabel, 1 rol 500 meter, beratnya 4 kg× 35.000,- = Rp 140.000,-

Jumlah = Rp 454.238.00 /lubang


78

Didalam kegiatan peledakan jumlah lubang untuk sekali ledak sebanyak 35

lubang, maka dalam sebulan sebanyak 35 x 8 = 280 lubang/ bulan. Maka biaya

peledakan perbulan = Rp 454.238.00 /lubang x 280 = Rp 127.186.640.00,.

4. Perhitungan peralatan peledakan :

Blasting machine = Rp 3.000.000 × 3

= Rp 9.000.000,-

Ohmmeter = Rp 850.000 × 2

= Rp 1.700.00,-

5. Upah tenaga kerja blasting

Pengawas peledakan = Rp 7.000.000/ bulan

Juru ledak = Rp 7.000.000/ bulan

Kru blasting = Rp 3.500.000 × 3

= Rp 17.500.000/ bulan

Dari perhitungan diatas didapat biaya peledakan perbulan adalah sebesar.

Total biaya = biaya bahan peledak + biaya peralatan + biaya tenaga

blasting

Total biaya = Rp 127.186.640.00/ bulan + Rp 10.700.000 + 17.500.000/

= Rp 155.386.640.00.

Maka total biaya peledakan perbulan adalah Rp 155.386.640.00.


79

C. Alternatif 5 Inchi

1. Biaya sewa

Untuk biaya sewa alat bor adalah Rp 85.000.00/bulan (Lampiran 2)

Umur rata-rata pemakaian:

Mat bor = 2.000 feet = 610 m


Batang bor = 1.500 feet = 457,5 m
Coupling = 1.500 feet = 457,5 m
Shank adaptor = 2.600 feet = 793 m
(1 feet = 0,305)
Maka dapat dihitung = 5,4 m × 20lubang ledak

= 108 m
108
Depresiasi mata bor = 610 × Rp 6.398.500

= Rp. 1.132.849,18-
108
Depresiasi batang bor = 457,5 × Rp 3.645.586

= Rp 860.597,35,-
108
Depresiasi coupling = 457,5 × Rp 820.626

= Rp 193.721,54,-
108
Depresiasi shank adaptor = 793 × Rp 500.000

= Rp 68.095,83,-

Jumlah depresiasi komponen alat bor adalah:

= Rp. 1.132.849,18 + Rp 860.597,35 + Rp 193.721,54 + Rp 68.095,83

= Rp 2.252.263,9,-/hari
80

Rp 2.252.263,9,−/hari
= = Rp 281.907,98 /jam
8 𝑗𝑎𝑚/ℎ𝑎𝑟𝑖

Jadi depresiasi komponen alat bor adalah Rp 281.907,98 /jam

2. Biaya operasional

1.) Biaya operasional alat bor (harga solar, pelumas, grease dan filter). Terlihat
pada tabel 4.6

Tabel 4.6
Biaya Operasional Alat Bor
Deskripasi Jumlah Harga Satuan (Rp) Total Harga

Pemakaian (liter) (Rp/jam)

Solar 3 8.000 24.000

Pelumas

Engine 0,074 10.450 773,30

Impact 0,136 22.016 2.994,18

Drill 0,136 15.756 2142,82

Final drive 0,0088 12.148 106,90

Hydraulic 0,916 13.950 12.778,20

Grease 1,188 170.048,53 31.969,12

Filter 0,5 50.757,54 25.378,77

Accessories Bor

Button Bit 0,006 7.463.804 44.782,82

Strater pipe 0,001 14.866.963,61 14.866,96

DHD 0,001 72.415.512 72.415,51

Spindle sub 0,0004 10.638.560,65 4.255,42

Jumlah 516.064,01
81

2.) Biaya perbaikan (reparasi)


Biaya reparasi = 90% × biaya depresiasi

= 0,9 × Rp 281.907,98 /jam

= Rp 253.717.18- /jam

Jadi biaya reparasi adalah Rp 253.717.18- /jam

3.) Upah operator pemboran


Untuk upah operator tiap bulan di ambil rata-rata Rp 3.500.000/ bulan sedangkan

jam kerja per hari 8 jam, dimana dalam satu bulan diambil 25 hari kerja. Jadi

jumlah jam kerja per bulan adalah 200 jam.

𝑢𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛


Upah operator =
𝑗𝑎𝑚 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

𝑅𝑝 3.500.000,−
=
200

= Rp 17.500,-/jam

Jumlah biaya operasional = Rp 516.064,01 + Rp 253.717.18 + Rp 17.500

= Rp 787.281,19 /jam

Total biaya operasional per jam

= Rp 281.907,98 /jam + Rp 787.281,19 /jam

= Rp 1.069.189,98 /jam

Dalam 1 minggu dilakukan pemboran dan peledakan 2 kali, dalam 1 bulan dilakukan

pemboran dan peledakan 8 kali, maka:

8× 8 jam/bulan = 64 jam/bulan.

Maka dapat dihitung biaya sewa alat dan operasionl per bulan adalah sebagai

berikut
82

Total biaya sewa alat dan operasional per bulan

= Rp 1.069.189,98 /jam × 64 jam/bulan

= Rp 68.428.106,88.,-/ bulan

3. Biaya Peledakan

1. Volume Peledakan

Volume peledakan dapat dicari dengan menggunakan rumus:

V = B×S×H

V = 3.4 m × 4.08 m × 6.8

V = 94.32 m3 x 2,3 (densitas) = 216,93 ton

Pelaksanaan kegiatan peledakan dilakukan sebulan akan dilaksanakan peledakan

sebanyak delapan (8) kali.

V = 216,93 ton x 20 lubang ledak

V = 4057 x 8 perbulan

V = 34708,8 ton/bulan

2. Jumlah Bahan Peledak

Jumlah bahan peledak dapat dicari dengan rumus sabagai berikut:

Q = PC × de × n

Q = PC x de x n ( n untuk jumlah lubang ledak)

Q = 4,42 x 10,13 kg

Q = 44,77 kg/ ubang ledak x 20

Q = 895 kg /peledakan x 8/bulan

Q = 7160 kg/bulan
83

3. Bahan peledak yang digunakan diantaranya :

Detonator, 1 buah × 13.200,- = Rp 13.200,-

Power Gel, 0,17 kg × 46.717,- = Rp 79.418,-

Booster,1 buah x Rp 17.500 = Rp 17.500,

Pammonium nitrat, 44,77 kg × 9.720,- = Rp 435.164,-

Kabel, 1 rol 500 meter, beratnya 4 kg× 35.000,- = Rp 140.000,-

Jumlah = Rp 685.278.00 /lubang

Didalam kegiatan peledakan jumlah lubang untuk sekali ledak sebanyak 20

lubang, maka dalam sebulan sebanyak 20 x 8 = 160 lubang/ bulan. Maka biaya

peledakan perbulan = Rp 685.278.00 /lubang x 160 = Rp 109.644.480.00,

4. Perhitungan peralatan peledakan :

Blasting machine = Rp 3.000.000 × 3

= Rp 9.000.000,-

Ohmmeter = Rp 850.000 × 2

= Rp 1.700.00,-

5. Upah tenaga kerja blasting

Pengawas peledakan = Rp 7.000.000/ bulan

Juru ledak = Rp 7.000.000/ bulan

Kru blasting = Rp 3.500.000 × 3

= Rp 17.500.000/ bulan

Dari perhitungan diatas didapat biaya peledakan perbulan adalah sebesar.


84

Total biaya = biaya bahan peledak + biaya peralatan + biaya tenaga

blasting

Total biaya = Rp 109.644.480.00/ bulan + Rp 10.700.000 + 17.500.000/

= Rp 137.586.000.00.

Maka total biaya peledakan perbulan adalah Rp 137.586.000.00.

4.2.3. Biaya Pengangkutan Bahan Peledak

Untuk biaya pengangkutan bahan peledak dari lokasi pabrik sampai ke gudang

bahan peledak yaitu:

Tabel 4.4
Biaya Pengangkutan Bahan Peledak
No Diameter Jumlah Bahan Biaya Perton Rp
Lubang peledak 2.000.000
1 3 7172 kg/ bulan Rp 14.340.000
2 4 5880 kg/ bulan Rp 11.600.000
3 5 7160 kg/ bulan Rp 14.320.000
Sumber:Pengolahan Data

4.2.4. Sekuriti atau Keamanan

Pada saat peledakan akan ada pengamanan dilakukan oleh pihak kepolisian dan

security.

Biaya keamanan = Rp 500.00. perorang /peledakan

= Rp 500.00. x 7 orang

= Rp 3.500.000 x 4 ( sebulan 4 kali peledakan)

= Rp 14.000.000
85

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisa Hasil Pengolahan Data

5.1.1. Geometri Peledakan Richar L. Ash

1. Geometri Peledakan

Dari hasil perhitungan dengan metode R.L. Ash (1967) pada rencana

WIUP PT. Bukit Sari Investama, maka didapatkan rancangan geometri peledakan

seperti sebagai berikut ini.

Tabel 5.1
Rancangan Peledakan

No Geometri Diamter Lubang (Inchi) Satuan

3 4 5

1 Burden (B) 2 2,7 3,4 Meter

2 Spacing (S) 2,4 3,24 4,08 Meter

3 Stemming (T) 1,4 1,89 2,38 Meter

4 Subdrilling (J) 0,6 0,81 1,02 Meter

5 4 5,4 6,8 Meter


Kedalaman Lubang
Tembak (H)
6 Tinggi Jenjang (L) 3,4 4,5 5,78 Meter

Sumber: Pengolahan data


86

Berdasarkan geometri peledakan di atas didapatlah rancangan geometri

peledakan dengan beberapa alternatif yang dibedakan dengan diameter lubang

ledak, dimana dengan diameter yang berbeda maka akan didapatkan burden,

stemming, spacing, subdrilling, kedalaman lubang, tinggi jenjang yang berbeda.

Untuk penggunaanya disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat laju produksi dari

perusahaan.

2. Parameter Kebutuhan Bahan Peledak

Dari hasil pengolahan data tentang kebutuhan bahan peledak, yang harus

diketahui terlebih dahulu adalah, loading density, powder colum/primary change,

volume peledakan, jumlah bahan peledak, powder factor serta fragmentasi dari

peledakan seperti berikut ini.

Tabel 5.2
Parameter – Parameter Peledakan
No Parameter Jumlah Satuan

3 4 5

1 Loading density 3,63 6,54 10,13 kg/m

2 Powder Column 2,6 3,15 4,42 meter

3 Volume Peledakan 33561 30413 34708 Ton/bulan

4 Jumlah Bahan Peledak 7172 5880 7160 kg

5 Powder Factor 0,5 0,58 0,47 kg/m3

6 Fragmentasi 14,41 21 36 cm

Sumber : Pengolahan Data

Dari tabel di atas dapat disimpulkan dengan diameter 4 inchi

membutuhkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dibading dengan diameter


87

3 dan 5 inchi. Namun, dengan diameter semakin kecil maka fragmentasi yang

dihasilkan semakin kecil.

5.1.2. Biaya Pemboran dan Peledakan

5.1.2.1. Alternatif 3 Inchi

1. Biaya Pemboran

Biaya pemboran terdiri dari biaya sewa alat dan biaya operasional. Biaya operasional

adalah penjualan dari biaya bahan bakar, pelumas, perbaikan, upah operator dan acsesoris

No Deskripsi Satuan Keterangan Biaya Perbulan (Rp)

A Sewa alat bor Perbulan Furukawa pc 200 85.000.000

B Biaya operasional
1 Biaya operasional alat Perjam Rp 516.064,01
bor
2 Biaya perbaikan Perjam Rp 1.037.449,60
3 Biaya depriasi Perjam Rp 1.324.967,33
3 Upah operator Perjam Rp 17.500 x 3 52.500
Total biaya perjam (64 jam) Rp 2.895.980,93
Biaya perbulan Rp 185.342.779,5
Total Biaya Rp 270.395.279,5
bor, berdasarkan perhitungan besarnya biaya operasional alat bor adalah sebagai berikut

ini.

Tabel 5.3
Biaya Pemboran Diameter 3 Inchi
88

Berdasarkan perhitungan diatas untuk diameter 3 inchi biaya pemboran adalah

sebesar Rp 270.3395.279,5

2. Biaya Peledakan

Biaya Peledakan ini meliputi biaya bahan peledak, biaya peralatan dan perlengkapan serta

biaya tenaga kerja. Bahan peledak utama yang di gunakan adalah PANFO, sedangkan

bahan peledaknya adalah 7172. Jumlah lubang ledak yang dihasilkan sebanyak 760

lubang per bulan dengan menghasilkan volume

peledakan sebesar 30413 ton perbulan.

Berdasarkan perhitungan untuk biaya peledakan adalah sebagai berikut ini.

Tabel 5.4
Biaya Peledakan 3 Inchi

No Deskripsi Jumlah Satuan Harga Satuan Biaya (Rp)


(Rp)

A Bahan Peledak
1 power gel 0.17 kg 46.717 7.948.9,
2 pammonium Nitrat 9.438 kg 9.720,00 91.000,
3 Detonator 1 buah 13.200,- 13.200,
4 Booster 1 buah 17.500, 17.500,
5 Kabel 4 kg 35.000, 140.000,
Jumlah biaya bahan peledak per lubang Rp 341.118.00 /lubang
Biaya Bahan Peledak x 760 lubang/ bulan Rp 259.246.680.00/
bulan

B Peralatan Peledakan
1 Blasting machine 3 unit 3.000.000, 9.000.000,
89

2 Ohmmeter 2 unit 850.000, 1.700.000,


Jumlah Biaya Peralatan Rp 10.700.000,

C Gaji Karyawan
1 Pengawas peledakan 1 orang 7.000.000/ bulan
2 Juru ledak 1 orang 7.000.000/ bulan
3 kru blasting 3 orang Rp 10.500.000/ bulan
3.500.000/bulan
Total Gaji Karyawan Rp 24.500.000

D Biaya Pengangkutan 7172 kg/bulan Rp 2.000.000/ton Rp 14.340.000


Bahan Peledak

E Securiti dan 7 Orang Rp 500.000/orang Rp Rp 3.500.000 x 4


Keamanan
Total Biaya Securiti Rp. 14.000.000

Total Biaya Kegiatan Peledakan Perbulan Rp 322.786.680,


Sumber:Pengolahan Data

5.1.2.2. Alternatif 4 Inchi

1. Biaya Pemboran

Biaya pemboran terdiri dari biaya sewa alat dan biaya operasional. Biaya operasional

adalah penjualan dari biaya bahan bakar, pelumas, perbaikan, upah operator dan acsesoris

bor, berdasarkan perhitungan besarnya biaya operasional alat bor adalah sebagai berikut

ini.

Tabel 5.5

Biaya Pemboran 4 Inchi


90

No Deskripsi Satuan Keterangan Biaya Perbulan (Rp)

A Sewa alat bor Perbulan Furukawa pc 200 85.000.000

B Biaya operasional
1 Biaya operasional alat Perjam Rp 516.064,01
bor
2 Biaya perbaikan Perjam Rp 444.005
3 Biaya depriasi Perjam Rp 493.338,97
3 Upah operator Perjam Rp 17.500 x 3 52.500
91

Total biaya perjam (64 jam) Rp 1.470.907,98


Biaya perbulan Rp 94.138.110,72
Total Biaya Rp 179.190.610,7
Sumber:Pengolahan Data

Berdasarkan perhitungan diatas untuk diameter 4 inchi biaya pemboran adalah

sebesar Rp 179.190.610,7

2. Biaya Peledakan

Biaya Peledakan ini meliputi biaya bahan peledak, biaya peralatan dan perlengkapan serta

biaya tenaga kerja. Bahan peledak utama yang digunakan adalah PANFO, sedangkan

bahan peledak adalah 5880 kg. Jumlah lubang ledak yang dihasilkan sebanyak 280 lubang

per bulan, dengan menghasilkan volume peledakan sebesar 30413 ton perbulan.

Berdasarkan perhitungan untuk biaya peledakan adalah sebagai berikut ini.

Tabel 5.6

Biaya Peledakan 4 inchi

No Deskripsi Jumlah Satuan Harga Satuan Biaya (Rp)


(Rp)

A Bahan Peledak
1 power gel 0.17 kg 46.717 7.948.9,
2 pammonium Nitrat 9.438 kg 9.720,00 91.000,
3 Detonator 1 buah 13.200,- 13.200,
4 Booster 1 buah 17.500, 17.500,
5 Kabel 4 kg 35.000, 140.000,
Jumlah biaya bahan peledak per lubang Rp 454.238,00
Biaya Bahan Peledak x 280 lubang/ bulan Rp 127.186.640,00

B Peralatan Peledakan
1 Blasting machine 3 unit 3.000.000, 9.000.000,
92

2 Ohmmeter 2 unit 850.000, 1.700.000,


Jumlah Biaya Peralatan Rp 10.700.000,

C Gaji Karyawan
1 Pengawas peledakan 1 orang 7.000.000/ bulan
2 Juru ledak 1 orang 7.000.000/ bulan
3 kru blasting 3 orang Rp 10.500.000/ bulan
3.500.000/bulan
Total Gaji Karyawan Rp 24.500.000

D Biaya Pengangkutan 5880 kg/bulan Rp 2.000.000/ton Rp 11.600.000


Bahan Peledak

E Securiti dan Keamanan 7 Orang Rp 500.000/orang Rp Rp 3.500.000 x 4


Total Biaya Securiti Rp. 14.000.000

Total Biaya Kegiatan Peledakan Perbulan Rp 187.986,640


Sumber: Pengolahan Data

5.1.2.3. Alternatif 5 Inchi

1. Biaya Pemboran

Biaya pemboran terdiri dari biaya sewa alat dan biaya operasional. Biaya operasional

adalah penjualan dari biaya bahan bakar, pelumas, perbaikan, upah operator dan acsesoris

bor, seperti pada tabel berikut ini.


93

Tabel 5.7

Biaya Pemboran Dengan 5 Inchi

No Deskripsi Satuan Keterangan Biaya Perbulan (Rp)

A Sewa alat bor Perbulan Furukawa pc 200 85.000.000

B Biaya operasional
1 Biaya operasional alat Perjam Rp 516.064,01
bor
2 Biaya perbaikan Perjam Rp 253.717.18
3 Biaya depriasi Perjam Rp 281.907,98
3 Upah operator Perjam Rp 17.500 x 3 52.500
Total biaya perjam (64 jam) Rp 1.069.189,98
Biaya perbulan Rp 68.428.106,88
Total Biaya Rp 153.480.606,9
Sumber:Pengolahan Data

Berdasarkan perhitungan diatas untuk diameter 4 inchi biaya pemboran adalah

sebesar Rp 153.480.606,9 perbulan

Sumber: Pengolahan Data

2. Biaya Peledakan

Biaya Peledakan ini meliputi biaya bahan peledak, biaya peralatan dan perlengkapan serta

biaya tenaga kerja. Bahan peledak utama yang digunakan adalah PANFO, sedangkan

bahan peledak adalah 7160 kg. Jumlah lubang ledak yang dihasilkan sebanyak 160 lubang

per bulan, dengan menghasilkan volume peledakan sebesar 34708,8 ton/bulan.

Berdasarkan perhitungan untuk biaya peledakan adalah sebagai berikut ini.


94

Tabel 5.8
Biaya Peledakan 5 inchi
No Deskripsi Jumlah Satuan Harga Satuan (Rp) Biaya (Rp)

A Bahan Peledak
1 power gel 0.17 kg 46.717 7.948.9,
2 pammonium Nitrat 9.438 kg 9.720,00 91.000,
3 Detonator 1 buah 13.200,- 13.200,
4 Booster 1 buah 17.500, 17.500,
5 Kabel 4 kg 35.000, 140.000,
Jumlah biaya bahan peledak per lubang Rp 685.278.00 /lubang
Biaya Bahan Peledak x 160 lubang/ bulan Rp 109.644.480.00,

B Peralatan Peledakan
1 Blasting machine 3 unit 3.000.000, 9.000.000,
2 Ohmmeter 2 unit 850.000, 1.700.000,
Jumlah Biaya Peralatan Rp 10.700.000,

C Gaji Karyawan
1 Pengawas peledakan 1 orang 7.000.000/ bulan
2 Juru ledak 1 orang 7.000.000/ bulan
3 kru blasting 3 orang Rp 3.500.000/bulan 10.500.000/ bulan
Total Gaji Karyawan Rp 24.500.000
Biaya Pengangkutan
D 7160 kg/bulan Rp 2.000.000/ton Rp 14.320.000
Bahan Peledak

E Securiti dan Keamanan 7 Orang Rp 500.000/orang Rp Rp 3.500.000 x 4


Total Biaya Securiti Rp. 14.000.000

Total Biaya Kegiatan Peledakan Perbulan Rp 173.164.480,


Sumber:Pengolahan Data
Berdasarkan pershitungan di atas maka diperoleh biaya pemboran dan peledakan

dalam satu bulan dengan menghasilkan volume peledakan sebesar 30413 ton perbulan.
95

Tabel 5.9
Tabel Rekaputasi Biaya Pemboran dan Peledakan Berdasarkan Rancangan
Diameter Lubang Ledak

Diameter Katerangan
No Deskripsi 3 4 5
Jumlah Lubang 760 280 160 Perbulan
1
Ledak
2 Biaya Pemboran Rp.270.395.279,5 Rp 179.190.610,7 Rp 175.315.297,92 Perbulan
3 Biaya Peledakan Rp 322.786.680 Rp 187.986,640 Rp 173.164.480. Perbulan
Total Biaya Rp 593.181.859,5 Rp 369.177.250,7 Rp 348.479.777,9 Perbulan
1 Target produksi 33.561,62 30.413,6 34.708,84 Ton/rbulan
2 Biaya perton Rp. 17.674 Rp. 12.138 Rp. 10.040 perton
Sumber:Pengolahan Data

Tabel 5.10
Evaluasi Biaya Peledakan

No Deskripsi Diameter Katerangan

3 4 5
1 Jumlah Lubang 760 280 160 Perbulan
Ledak
2 Biaya Pemboran Rp.270.395.279,5 Rp 179.190.610,7 Rp 153.480.606,9 Perbulan

3 Biaya Peledakan Rp 322.786.680 Rp 187.986,640 Rp 173.164.480 Perbulan

Total Biaya Rp 593.181.859,5 Rp 369.177.250,7 Rp 348.479.777,9 Perbulan

Sumber:Pengolahan Data

Berdasarkan perhitungan dari rancangan Richar L.Ash dengan beberapa alternatif


diameter lubang 3,4 dan 5 inchi dengan studi kelayakan maka dapat perbandinganya pada
table 5.9 berikut ini.
96

Tabel 5.11
Perbandingan Biaya Peledakan Berdasarkan Studi Kelayakan Dan Rancangan

No Studi Rancangan Peledakan


Kelayakan
Geometri 5,5 Inchi 3 Inchi 4 Inchi 5 Inchi
Geometri Geometri Geometri Geometri
I 1 Burden (m) 1,8 2 2,7 3,4
2 Spacing (m) 3,2 2,4 3,24 4,08
3 Stemming (m) 1,26 1,4 1,89 2,38
4 Subdrilling (m) 0,5 0,6 0,81 1,02
5 Kedalaman Lubang 6,5 4 5,4 6,8
(m)
6 Tinggi Jenjang (m) 6 3,4 4,59 5,78
II 1 Produksi Perbulan 30.000 ton 30.000 ton 30.000 ton 30.000 ton

III 1
Biaya Peledakan 40.000,00 17.674 12.138 10.040
Perton Rp
Sumber:Pengolahan Data

5.2 pembahasan

5.2.1 hasil analisa geometri peledakan

Dari hasil penelitian mengenai geometri peledakan dan biaya pemboran dan

peledakan, geometri peleakan ada beberapa alternatif dimana:

a. Diameter lubang 3 inchi didapat geometri dengan burden 2 m, spacing 2,4 m,

stemming 1,4 m, subdrilling, 6 m, kedalaman lubang ledak 4 m, tinggi jenjang 3,4

meter, jumlah bahan peledak 7172 kg perbulan, jumlah lubang ledak 760 lubang/

bulan.

b. Diamter lubang 4 inchi dengan burden 2,7 m, spacing 3,24 m, stemming 189 m,

subdrilling 0.,81 m, kedalaman lubang ledak 5,4 m, tinggi jenjang 4,5 meter,

jumlah bahan peledak 5880 kg perbulan, jumlah lubang ledak 280 lubang/ bulan.
97

c. Diamter lubang 5 inchi dengan burden 3,4 m, spacing 4,08 m, stemming 2,38 m,

subdrilling 1,02 m, kedalaman lubang ledak 6,8 m, tinggi jenjang 5,78 meter,

jumlah bahan peledak 7160 kg perbulan, jumlah lubang ledak 160 lubang/ bulan.

5.2.2 hasil analisa biaya pemboran

a. Diameter lubang 3 inchi perolehan biaya pemboran dan peledakan adalah sebesar

Rp 593.181.859,5/ bulan serta dengan biaya peledakan Rp. 17.674/ton.Diameter

lubang 4 inchi perolehan biaya pemboran dan peledakan adalah sebesar Rp

369.177.250,7/ bulan serta dengan biaya peledakan Rp. 12.138/ ton.

b. Diameter lubang 5 inchi perolehan biaya pemboran dan peledakan adalah

10.040/ton.

c. Standar harga yang di gunakan Berdasarkan dari study kelayakan peledakan dan

pemboran adalah 40.000/ ton.


98

BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

4. Rancangan geometri peledakan pada rencana operasi produksi andesit PT. Bukit

Sari Investama dengan menggunakan metode Richar L. Ash adalah sebagai

berikut:

a. Diameter lubang 3 inchi didapat geometri dengan burden 2 m, spacing 2,4

m, stemming 1,4 m, subdrilling, 6 m, kedalaman lubang ledak 4 m, tinggi

jenjang 3,4 meter, jumlah bahan peledak 7172 kg perbulan, jumlah lubang

ledak 760 lubang/ bulan.

b. Diamter lubang 4 inchi dengan burden 2,7 m, spacing 3,24 m, stemming

189 m, subdrilling 0.,81 m, kedalaman lubang ledak 5,4 m, tinggi jenjang

4,5 meter, jumlah bahan peledak 5880 kg perbulan, jumlah lubang ledak

280 lubang/ bulan.

c. Diamter lubang 5 inchi dengan burden 3,4 m, spacing 4,08 m, stemming

2,38 m, subdrilling 1,02 m, kedalaman lubang ledak 6,8 m, tinggi jenjang

5,78 meter, jumlah bahan peledak 7160 kg perbulan, jumlah lubang ledak

160 lubang/ bulan.

5. Untuk biaya pemboran dan peledakan pada operasi produksi PT. Bukit Sari

Investama dengan beberapa alternatif adalah sebagai berikut:


99

d. Diameter lubang 3 inchi perolehan biaya pemboran dan peledakan adalah

sebesar Rp 593.181.859,5/ bulan serta dengan biaya peledakan Rp.

17.674/ton.

e. Diameter lubang 4 inchi perolehan biaya pemboran dan peledakan adalah

sebesar Rp 369.177.250,7/ bulan serta dengan biaya peledakan Rp.

12.138/ ton.

f. Diameter lubang 5 inchi perolehan biaya pemboran dan peledakan adalah

sebesar Rp 348.479.777,9/ bulan serta dengan biaya peledakan Rp.

10.040/ton.

6.2. Saran

1. Diperlukan pengawasan khusus terhadap jam kerja alat bor dan perawatan

yang lebih intensif agar efisiensi kerja lebih baik.

2. Untuk pemakaian bahan peledak dan pelaksanaan peledakan dalam

implementasinya lebih dioptimalkan serta harus menerapkan SOP yang ada

agar kegiatan peledakan berjalan dengan semestinya.


100

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ahmad Afandi, dkk “Studi Pengaruh Kedalaman Lubang Tembak Terhadap


Fragmentasi Hasil Peledakan Pada PT. Pama Persada Nusantara Site PT.
Kideco Kalimantan Timur”, Jurnal Skripsi, Universitas Hasanudin 2015.

Alek Al Hadi dan Taufik Toha, ”Redesign Geometri Peledakan Untuk Mendapatkan
Fragmentasi Batuan Yang Optimal Di Prebench PT. Bukit Asam (Persero)”
Universitas Sriwijaya, 2015.

Deffi Fitriadi, “ Evaluasi Nilai Powder Faktor Untuk Optimalisasi Produksi


Peledakan di CV Jayabaya Batu Persada, Desa Malingping Utara, Kec.
Malimping, Kab. Lebak, Provinsi Banten”, Jurnal Skripsi, UNISBA,
2014.

Herdy Saputra dkk, “Analisis Pengaruh Powder Factor Terhadap Hasil Fragmentasi
Peledakan Pada PT. Semen Bosawa Maros Sulawesi Selatan”, Jurnal
Geomine, Vol 03, Desember 2015.

Herman, dkk “ Analisis Pengaruh Kedalaman Lubang Ledak, Burden Dan


Spacing Terhadap Perolehan Batugamping”, Jurnal Geomine, Vol 03,
Desember 2015.

Muhammad Armansyah, dkk. Modifikasi Geometri Peledakan Dalam Upaya


Mencapai Target Produksi 80.000 Ton/Bulan Dan Mendapatkan
Fragmentasi Yang Diinginkan Pada Tambang Granit PT. Kawasan
Dinamika Harmonitama Kabupaten Karimun Kepulauan Riau, Jurnal
Skripsi, UNSRI, 2008.

Munawir, dkk “ Analisis Geometri Peledakan Terhadap Ukuran Fragmentasi


Overburden PT. Pamapersada Nusantara Jobsite Kalimantan Selatan”
Jurnal Geomine, Vol 01, April 2015.

Pusdiklat Mineral dan Batubara Bandung, “ Modul Pengetahuan Bahan peledak”


Bandung 2011.

Pusdiklat Mineral dan Batubara Bandung,”Supervisor Teknik Peledakan”, Bandung


1996.

Riga R.B. ”Kajian Teknis Pemboran dan Peledakan Pada Tambang Batugamping
Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen padang”, Jurnal Skripsi, 2014.

Riko Ervil dkk, “Buku Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi STTIND Padang”,
Sekolah Tinggi Teknolgi Industri Padang, Padang, 2016.
101

Santika Adi Pradhana Kajian Teknis Peledakan pada kegiatan Pembongkaran


Lapisan Penutup Untuk Meningkatkan Produktivitas Alat Muat Di
PT. Theis Contractors Indonesia Kalimantan Timur Jurnal Skripsi,
UPN Veteran, 2013.

Singgih Saptono, “Teknik Peledakan“ Yogyakarta, 2006.

Sugiono, “Metode Penelitian Pendidikan”, Alfabeta, Bandung, 2009.

Syamsul Komar, dkk. Kajian Teknis Geometri Peledakan Berdasarkan Analisis


Blastability Dan Digging Rate Alat Gali Muat Di Pit Mt-4 Tambang Air Laya
PT Bukit Asam (Persero) Tbk Tanjung Enim, Jurnal Skripsi UNSRI, Sumatera
Selatan, 2014

Yanto. Indonesianto. Pemindahan Tanah Mekanis. Jurusan Teknik Pertambangan. UPN


“Veteran”, Jogyakarta, 2011.
102

Lampiran 1
WAWANCARA PENELITIAN
RANCANGAN PELEDAKAN PADA RENCANA OPERASI PRODUKSI
ANDESIT PT. BUKIT SARI INVESTAMAJORONG LUBUK JANTAN,
NAGARI MANGGILANG, KECAMATAN PANGKALAN KOTO BARU,
KABUPATEN LIMA PULUH KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT.
KepadaYth :

Bapak/IbuResponden

di-

tempat

DenganHormat,

Dalam rangka Tinggi Teknologi Industri STTIND Padang, Jurusan Teknik

Pertambangan, maka dengan segala kerendahan hati saya sangat menghargai tanggapan

bapak/ Ibu terhadap beberapa pertanyaan yang tersedia dalam kuesioner in mengenai

biaya peledakan Pada Rencana Operasi Produksi PT. Bukit Sari Investama, Jorong Lubuk

Jantan, Nagari Manggilang, Kecematan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Lima Puluh

Kota, Provinsi Sumatra Barat”. Pengumpulan data ini semata-mata hanya akan digunakan

untuk maksud penyususnan tugas akhir saya.

Akhir kata saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besar nya atas bantuan

dan kesedian Bapak/ Ibu yang telah meluangkan waktunya dalam pengisian kuesioner ini.

Hormat Saya

Muhammad Iqbal
103

KUESIONER PENELITIAN

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama :

2. PendidikanTerakhir :

3. Jabatan :

4. Alamat :

5. Usia :

DAFTAR PERTANYAAN SKALA LINKERT


No

1. Berapa cadangan dan target produksi perbulan di A. 10.000 – 20.000 ton

perusahhan ini?

B. 21.000 – 30.000 ton

C. 31.0000 – 40.000 ton

2. Berapa ukuran fragmentasi yang di inginkan oleh A. 20 – 30 cm

perusahaan ini?

B. 30 – 40 cm

C. > 50 cm

3. Berapa kali peledakan di lakukan dalam 1 bulan ? A. 5 Kali/bulan

B. 4. Kali/bulan

C. 6 Kali/bulan
104

4. Bahan peledak yang digunakan bahan peledak A. FANFO dan Powergel


jenis apa?
B. ANFO

C. TNT

5. Kemana saja pemasaran yang akan di lakukan A. Jambi, Riau dan Sumbar

oleh perusahaan ini? B. Medan

C. Padang

6. Peledakan dilakukan sendiri atau dilakukan oleh A. Pihak Ketiga

kontraktor lain?
B. Sendiri

C. Semua Benar

7. Berapa harga sewa alat bor per bulan? A. 85 Juta

B. 90 Juta

C. 100 Juta

8. Apa saja perlatan peledakan yang digunakan? A. Kabel induk, palstik


kondom, inhol, leg wire,
dll

B. Kabel induk, palstik


kondom

C. inhol, leg wire


105

9. Berapa harga FANFO? A. 10.000/kg

B. 9.720 / kg

C. 8.000/kg

10. Berapa harga detonator? A. 13.200/ pcs

B. 12.000/pcs

C. 10.000/pcs

11. Berapa harga booster? A. 17.500/ pcs

B. 20.000/pcs

C. 19.500/pcs

12. Berapa harga plastik linier ? A. 500.000 per rol/ 8 kg

B. 450.000 per rol/ 8 kg

C. 350.000 per rol/ 8 kg

Berapa pemakain oli untuk alat bor?

13. A. 5 liter/jam
106

B. 8 liter/jam

C. 3 liter / jam

14. Berapa gaji karyawan per bulan? A. Pengawas Rp.7.000.000,


Juru ledak Rp. 7.000.000
Kru Rp.3.000.000

B. Pengawas Rp.10.000.000,
Juru ledak Rp. 7.000.000
Kru Rp.5.000.000

C. Pengawas Rp.5.000.000,
Juru ledak Rp. 5.000.000
Kru Rp.5.000.000

Lampiran II

Peta Topografi Lokasi Penelitian


107

Lampiran III

Peta Geologi Lokasi Penelitian


108

Lampiran IV
109

Spesifikasi Bahan Peledak dan Alat Bor

1. Bahan Peledak

Merek : Purouse Prilled

Bentuk ukuran : 6 – 20 mesh

Komposisi beret : NH4NO3

VOD : 3.000 m/s

Densitas Bahan Peledak (SGe) : 0,83 gr/cm3

Kec rambat ledak ANFO (Ve) : 3500 m/s

Ketahanan terhadap air : buruk

Berat/sak : 25 kg

Densitas Batuan (SGr) : 2,3-2,8 ton/m3

Relative Weight Strength ANFO (E) : 100

Kecepatan detonasi : 12.000 fps atau 367.6 m/s

Bahan peledak standar ( SG std) : 1,20 gr/cm

Densitas batuan standar (Dstd) : 2,50 ton/m3

Kec detonasi (Vstd) : 3657,6 m/s

2. Dynamite Daya Gel

Buatan : PT. Dahana Tasikmalaya-Indonesia

Ukuran Catridge : 18,5 cm x 32 mm

Berat Cartridge : 200 gr

Kekuatan : 80 % “Srtength”
110

Berat jenis : 1,4 gr/cc

Kertas pembungkus : Parafine

Berat per peti : 21 kg

Berat per peti netto : 20 kg

Isi per peti : 110 Cartridge

3. Alat Bor

Merek : FURUKAWA HCR

Type : HCR1500-D2011

System : Percussive Rotary

Mesin : Caterpillar

Rod : Panjang 6 meter,

Bit : diameter 3, 3 ½ , 4, 4 ½ , 5, 5 ½ inchi


111

Lampiran V

Tabel Jadwal Peledakan PT.Bukit Sari Investama

No Minggu Hari Keterangan

1 Rabu Kepala Teknik Tambang


I
2 Jum'at Kepala Teknik Tambang

3 Rabu Kepala Teknik Tambang


II
4 Jum'at Kepala Teknik Tambang

5 Rabu Kepala Teknik Tambang


III
6 Jum'at Kepala Teknik Tambang

7 Rabu Kepala Teknik Tambang


IV
8 Jum'at Kepala Teknik Tambang

Keterangan :

Untuk hari peledakan dapat berubah sesuai dengan kondisi di lapangan.


112

Lampiran VI

STRUKTUR ORGANISASI DAN TENAGA KERJA PT. BUKIT SARI


INVESTAMA

MANEGER

KEPALA
TEKNIK
TAMBANG

PENGAWAS PENGAWAS PENGAWAS PENGAWAS ADMINISTRASI


OPERASIONALT OPERASIONAL OPERASIONAL TAMBANG KEUANGAN
AMBANG CRUSHER AMP

STAF STAF STAF STAF STAF


113

Lampiran VII

Parameter – parameter Fragmentasi


Sr fragmentation Airblast Flyrock Vibration Komentar
1 Buruk Besar Besar Besar Banyak muncul back-
break di bagian toe.
Jangan dilakukan dan
rancang ulang
2 Sedang Sedang Sedang Sedang Bila memungkinkan
rancang ulang
3 Baik Kurang Kurang Kurang Control dan
fragmentasi baik
4 Memuaskan Sangat Sangat Sangat Tidak menambah
kurang kurang kurang keuntungan jika
Stifness ratio diatas 4.

Sumber: Singgih Saptono


114

Lampiran VIII

Tabel Densitas Pengisian Untuk Berbagai Diameter dan Densitas Batuan dalam kg/m

Sumber : Supervisor Teknik Peledakan


115

Lampiran IX

Sumberdaya Terukur Andesit pada Rencana WIUP PT. BUKIT SARI


INVESTAMA

 Sumberdaya Terukur Andesit Blok I Rencana Wilayah Operasi Produksi PT.


BUKIT SARI INVESTAMA

Nilai Interval Kontur


Lokasi No Luas (m2) Volume (m3)
Kontur (m2)

648 471.9
1 2 1,746.60
646 1,274.7

646 1,274.7
2 2 3,707.60
644 2,432.90

644 2,432.90
3 2 6,120.90
642 3,688.00

642 3,688.00
4 2 8,467.00
640 4,779.00

640 4,779.00
5 2 10,849.00
638 6,070.00

638 6,070.00
6 2 14,236.00
636 8,166.00

636 8,166.00
7 2 16,834.00
634 8,668.00

634 8,668.00
8 2 17,821.00
632 9,153.00

632 9,153.00
9 2 18,827.00
630 9,674.00
116

630 9,674.00
10 2 19,904.00
628 10,230.00

628 10,230.00
11 2 21,070.00
626 10,840.00

626 10,840.00
12 2 22,330.00
624 11,490.00

624 11,490.00
13 2 23,580.00
622 12,090.00

622 12,090.00
14 2 24,890.00
620 12,800.00

620 12,800.00
15 2 26,590.00
618 13,790.00

618 13,790.00
16 2 28,470.00
616 14,680.00

616 14,680.00
17 2 30,350.00
614 15,670.00

614 15,670.00
18 2 32,210.00
612 16,540.00

612 16,540.00
19 2 34,010.00
610 17,470.00

610 17,470.00
20 2 35,960.00
608 18,490.00

608 18,490.00
21 2 38,070.00
606 19,580.00

606 19,580.00
22 2 40,560.00
604 20,980.00

604 20,980.00
23 2 43,800.00
602 22,820.00
117

602 22,820.00
24 2 47,730.00
600 24,910.00

600 24,910.00
25 2 51,800.00
598 26,890.00

598 26,890.00
26 2 55,960.00
596 29,070.00

596 29,070.00
27 2 60,230.00
594 31,160.00

594 31,160.00
28 2 64,290.00
592 33,130.00

592 33,130.00
29 2 68,290.00
590 35,160.00

590 35,160.00
30 2 72,460.00
588 37,300.00

588 37,300.00
31 2 76,700.00
586 39,400.00

586 39,400.00
32 2 80,900.00
584 41,500.00

584 41,500.00
33 2 85,140.00
582 43,640.00

582 43,640.00
34 2 89,350.00
580 45,710.00

580 45,710.00
35 2 93,370.00
578 47,660.00

578 47,660.00
36 2 97,200.00
576 49,540.00

576 49,540.00
37 2 101,020.00
574 51,480.00
118

574 51,480.00
38 2 104,890.00
572 53,410.00

572 53,410.00
39 2 108,970.00
570 55,560.00

570 55,560.00
40 2 113,500.00
568 57,940.00

568 57,940.00
41 2 118,470.00
566 60,530.00

566 60,530.00
42 2 123,390.00
564 62,860.00

564 62,860.00
43 2 128,220.00
562 65,360.00

562 65,360.00
44 2 133,230.00
560 67,870.00

560 67,870.00
45 2 138,120.00
558 70,250.00

558 70,250.00
46 2 142,810.00
556 72,560.00

556 72,560.00
47 2 147,670.00
554 75,110.00

554 75,110.00
48 2 153,090.00
552 77,980.00

552 77,980.00
49 2 159,290.00
550 81,310.00

550 81,310.00
48 2 165,080.00
548 83,770.00

548 83,770.00
49 2 170,150.00
546 86,380.00
119

546 86,380.00
50 2 175,490.00
544 89,110.00

544 89,110.00
51 2 181,270.00
542 92,160.00

542 92,160.00
52 2 187,730.00
540 95,570.00

540 95,570.00
53 2 194,740.00
538 99,170.00

538 99,170.00
54 2 201,370.00
536 102,200.00

536 102,200.00
55 2 206,900.00
534 104,700.00

534 104,700.00
56 2 211,900.00
532 107,200.00

532 107,200.00
57 2 216,400.00
530 109,200.00

530 109,200.00
58 2 220,700.00
528 111,500.00

528 111,500.00
59 2 225,800.00
526 114,300.00

526 114,300.00
60 2 231,100.00
524 116,800.00

524 116,800.00
61 2 235,500.00
522 118,700.00

522 118,700.00
62 2 239,000.00
520 120,300.00

520 120,300.00
63 2 242,200.00
518 121,900.00
120

518 121,900.00
64 2 245,000.00
516 123,100.00

516 123,100.00
65 2 257,600.00
514 134,500.00

514 134,500.00
66 2 272,200.00
512 137,700.00

512 137,700.00
67 2 277,300.00
510 139,600.00

510 139,600.00
68 2 283,900.00
508 141,200.00

508 141,200.00
69 2 283,900.00
506 142,700.00

506 142,700.00
70 2 289,900.00
504 144,100.00

504 144,100.00
71 2 289,900.00
502 145,800.00

502 145,800.00
72 2 295,600.00
500 147,800.00

73 500 147,800.00 2 295,600.00

Jumlah Total Sumberdaya Batuan Andesit Blok I 9,224,532.10

Tingkat Ketelitian 80 % 7,379,618.48

Sumberdaya Terukur 7,379,618.48

Dibulatkan Menjadi 7,300,000.00


121

LAMPIRAN X
SCHEDULE PENELITIAN
Bulan
No Keterangan Februari Maret April Mei Juni Juli Agustu
Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Mingg
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Pengajuan tugas akhir x x

2 Permohonan penelitian x x
ke Perusahaan
3 Pengenalan lingkungan x
tempat penelitian
4 Pengenalan lingkungan x x
tempat penelitian
5 Penyusunan proposal x x x
penelitian
6 Bimbingan dan x x x x x x x
perbaikan proposal
7 Seminar proposal x
8 perbaikan proposal x x x
9 Pengambilan data x x
lapangan
10 Bimbingan, pengolahan
data dan pembahasan x x x x x
11 Seminar hasil
122

Bulan
No Keterangan Desembe Januari Februari Maret April
r
Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
10 Bimbingan, pengolahan x x x x x x x x x x x x
data dan pembahasan
11 Seminar Hasil x

12 Bimbingan Sidang x x x x
13 Sidang Komprehenship x

(Sumber : Data Peneliti)

Rencana Schedule Penelitian


123

LAMPIRAN XI

DOKUMENTASI LAPANGAN

Morpologi WIUP PT.Bukit Sari Investama

Akses jalan menuju PT Bukit Sari Investama


124

Singkapan batu andesit Pengambilan titik kordinat singkapan


batu andesit

Kordinat singkapan batu andesit Singkapan dan palu geologi.


125

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Iqbal

NPM : 1210024427053

Program Studi : Teknik Pertambangan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul:

“EVALUASI BIAYA PELEDAKAN BATU ANDESIT PADA OPERASI


PRODUKSI ANDESIT PT BUKIT SARI INVESTAMA JORONG LUBUK
JANTAN NAGARI MANGGILANG KECAMATAN PANGKALAN KOTO
BARU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA PROVINSI SUMATERA BARAT”

Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat
skripsi orang lain. Apabila kemudian dari pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan gelar
kesarjanaannya).
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat digunakan

sebagaimana mestinya.

Padang, Juni 2017


Pembuat Pernyataan

(Muhammad Iqbal)
126

BIODATA

Nama : Muhammad Iqbal


Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/ Tanggal Lahir : Jambi/ 27 Mei 1994
Nomo Pokok
: 1210024427035
Mahasiswa
Program Studi : Teknik Pertambangan
Tanggal Lulus : 11 April 2017
IPK : 2,93
Predikat Lulus : Memuaskan
Evaluasi Biaya Peledakan Batu Andesit
Pada Operasi Produksi PT. Bukit Sari
Investama di Jorong Lubuk Jantan
Judul Skripsi :
Nagari Manggilang Kecamatan
Pangkalan Koto Baru Kabupaten Lima
Puluh Kota Provinsi Sumatra Barat
1. Drs. Murad.MS.MT
Dosen Pembimbing :
2. Teguh Ariefianto, ST

Asal SMA : SMA N 7 Sarolangun


Nama Ortu : Ayah : M. Sholeh Kadir
Kelurahan Limbur Tembesi
Kecematan Batin VIII Kabupaten
Alamat :
Sarolangun Provinsi Jambi

085375564301
Telp/HP /Email :
Iqbal_Muhammad@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai