Oleh
MUHAMMAD IQBAL
1
2
SKRIPSI
MUHAMMAD IQBAL
1210024427035
NPM : 1210024427035
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
RANCANGAN PELEDAKAN
PADA RENCANA OPERASI PRODUKSI ANDESIT PT. BUKIT SARI
INVESTAMA JORONG LUBUK JANTAN, NAGARI MANGGILANG,
KECAMATAN PANGKALAN KOTO BARU, KABUPATEN LIMA PULUH
KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT.
ABSTRAK
PT. Bukit Sari Investama merupakan perusahaan tambang yang bergerak dibidang
batuandesit dan memiliki luas 211 Ha. Perushaan ini baru melakukan kegiatan eksplorasi
dan dalam tahap untuk mendapatkan izin operasi produksi. PT. Bukit Sari Investama akan
melakukan produksi dengan cara pembongkaran batuan menggunakan peledakan,
sebelum melakukan kegiatan peledakan yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah
membuat rancangan peledakan agar kegiatan peledakan dapat terlaksana serta harus
memperhitungkan biaya pemboran dan peledakan yang ekonomis. Skripsi ini yang
mengkaji evaluasi biaya peledakan dengan dua metode serta beberapa alternatif serta
kebutuhan bahan peledak sesuai dengan yang dibutuhkan.
Perhitungan rancangan peledakan menggunakan rancangan Richar L. Ash dengan
diameter 3 inchi, burden 2 m, spacing 2.4 m, stemming 1.4 m, subdrilling 0.6 m,
kedalaman 4 m, jenjang 3.4 m dan jumlah bahan peledak 7172 kg perbulan. Diameter 4
inchi burden 2.7 m, spacing 3.24 m, stemming 1.89 m, subdrilling 0.91 m, kedalaman
5.4 m, jenjang 4.5 m dan jumlah bahan peledak 5880 kg perbulan. Diameter 5 inchi
burden 3.4 m, spacing 4.08 m, stemming 2.38 m, subdrilling 1.02 m, kedalaman 6.8 m,
jenjang 5.7 m dan jumlah bahan peledak 7160 kg perbulan.
Untuk perhitungan biaya peledakan diameter lubang 3 inchi perolehan biaya
pemboran dan peledakan adalah sebesar Rp 655.457.589,5/ bulan serta dengan biaya
peledakan Rp. 19.529,97/ton. Diameter lubang 4 inchi perolehan biaya pemboran dan
peledakan adalah sebesar Rp. 429.452.880.7/bulan serta dengan biaya peledakan Rp.
14.120,00/ ton. Diameter lubang 5 inchi perolehan biaya pemboran dan peledakan adalah
sebesar Rp 388.920.716.9/ bulan serta dengan biaya peledakan Rp. 11.205,24/ton.
ABSTRACT
5
ABSTRACK
PT. Bukit Sari Investama is a mining company engaged in the field of andesite
and has an area 211 hectares. This company is new conducting exploration and in
process to obtain permits production operations. PT. Bukit Sari Investama will
production with demolition rock using blasting, before the conduct explosions to do first
is the draft blasting in order to activity blasting can be done. This thesis examines design
of blasting by two methods as well as some alternatives and the needs of explosives as
required.
Calculation of the design blasting using the design of Richar L. Ash with diameter
of 3 inches, burden 2 m, spacing 2.4 m, stemming 1.4 m, subdrilling 0.6 m, depth of 4 m,
level 3.4 m and the number of explosives 7172 kg monthly. Diameter of 4 inches, burden
2.7 m, spacing 3.24 m, stemming 1.89 m, subdrilling 0.91 m, depth of 5.4 m, level 4.5 m
and the number of explosives 5880 kg monthly. Diameter of 5 inches, burden 3.4 m,
spacing 4.08 m, stemming 2.38 m, subdrilling 1.02 m, depth of 6.8 m, level 5.7 m and the
number of explosives 7160 kg monthly.
For the calculation of the cost of blasting a hole diameter of 3 inches acquisition
cost of drilling and blasting is Rp 593,181,859.5 / month as well as the cost of blasting
Rp. 17.674./ tonase. 4-inch diameter hole drilling and blasting acquisition cost is Rp.
369.177.250.7/bulan and with blasting costs Rp. 12,138. / tonase. 5-inch diameter hole
drilling and blasting acquisition cost is Rp 348.479.777.9/ months and at a cost of Rp
blasting. 10.040. / tonase.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini tepat pada waktunya.
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis telah dimotivasi dan dibantu oleh berbagai
pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis dengan tulus hati mengucapkan terima
1. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan Doa dan dukungan baik
2. Ibu Tri Ernita ST., MP. selaku ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND)
Padang.
3. Bapak Drs. Murad. MS., MT. selaku ketua Prodi Teknik Pertambangan sekaligus
4. Bapak Tegug Ariefianto ST. selaku pembimbing II dalam penulisan skripsi ini.
(STTIND) Padang.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan,
oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari
7
semua pihak. Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini
Penulis
Penulis
8
DAFTAR ISI
Halaman
BAB VI PENUTUP………………………………………………………. 91
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
11
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.2. Peta Geologi Permohonan WIUP PT. Bukit Sari Investama ... 34
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 9 : Dokumentasi.
BAB I
PENDAHULUAN
perekonomian suatu bangsa. Kegiatan industri ini mampu menyerap tenaga kerja,
meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memberikan pemasukan bagi negara serta
daerah, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat dicapai. Dalam perkembangannya saat ini
telah banyak komoditas bahan galian berupa batubara, mineral logam, mineral non logam
Salah satu komoditas tambang yang dapat diusahakan dalam bidang industri
pertambangan adalah batu Andesit. Batu andesit adalah salah satu jenis batuan beku yang
terbentuk dari proses pembekuan lelehan lava gunung merapi yang meletus. Lelehan Lava
ini akan membeku ketika temperatur lava turun hingga 900 – 1100 derajat celcius. Karena
terbentuk di permukaan bumi. Batu Andesit biasanya berwarna abu–abu, batu andesit
memiliki tekstur dan permukaan halus namun tidak massive. Artinya baru ini memiliki
rongga atau lubang udara. PT. Bukit Sari Investama adalah salah satu perusahaan yang
bergerak dibidang pertambangan batu Andesit yang terletak di Jorong Simpang Tiga,
Nagari koto Alam, Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi
Sumatera Barat.
Cadangan batu andesit yang ada pada wilayah usaha pertambangan PT. Bukit Sari
Investama, akan ditambang dengan tambang terbuka menggunakan peledakan, PT. Bukit
Sari Investama mempunyai wilayah izin usaha pertambangannya, seluas 136 Ha. PT.
15
study kelayakan namun tidak ada rincian asal usul angka tersebut dan tidak dijelaskan
Berdasarkan dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti dan
membahas biaya peledakan batu andesit pada wilayah usaha pertambangan PT. Bukit Sari
Investama, dan penelitian ini diberi judul “Evaluasi Biaya Peledakan Batu Andesit Pada
Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Lima Puluh Koto, Provinsi Sumatra Barat”.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas identifikasi masalah dari penelitian ini
2. Pihak perusahaan belum merinci biaya peralatan, biaya perlengkapan, dan jenis bahan
3. Pihak perusahaan belum merinci berapa biaya yang di keluarkan PT. Bukit Sari
Dalam penelitian ini, agar lebih terarah dan sesuai tujuannya, maka penelitian ini
3. Perhitungan biaya peledakan dengan studi kelayakan pada lampiran, peneliti bertujuan
untuk mengevaluasi nilai peledakan pada studi kelayakan sebesar 40.000/ ton.
3. Perhitungan biaya peledakan dengan studi kelayakan pada lampiran, peneliti bertujuan
untuk mengevaluasi nilai peledakan pada studi kelayakan sebesar 40.000/ ton.
peledakan.
kemampuan mahasiswa.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Landasan Teori
2.1.1 Pemboran
dengan cara pemboran dan peledakan. Pemboran erat kaitannya dengan peledakan,
sehingga dalam kegiatan pemboran harus memperhitungkan juga pola peledakan yang
akan digunakan. Pemboran itu sendiri merupakan langkah awal dimana lubang-lubang
ledak yang dibuat akan digunakan sebagai tempat untuk memasukkan bahan peledak.
Prinsip dari pemboran adalah didapatkannya kualitas lubang ledak yang bagus.
Pelaksanaannya sendiri harus melalui proses yang cepat dan dalam posisi tepat, sesuai dengan
kebutuhan peledakan sehingga didapatkan hasil yang optimal. Alat bor dapat dibagi menjadi tiga
b. Rotary Drilling
Dalam pemilihan alat bor, faktor-faktor yang harus diperhatikan antara lain
geometri peledakan yang akan dipakai, jumlah batuan yang akan diledakkan, jenis batuan
dan kondisi lapangan.
2.1.2. Pola Pemboran (Drill Pattern)
Pola pemboran adalah suatu susunan letak lubang ledak dimana pengaturan
disesuaikan dengan ukuran burden dan spacing dari geometri peledakan yang sudah
18
direncanakan. Ada beberapa macam pola pemboran yang biasa diterapkan pada suatu
Pola pemboran paralel ini dibagi menjadi dua jenis yaitu pola bujur sangkar (Square
pattern) bentuk prinsip pola ini adalah jarak antara burden dan spacing adalah sama.
Bentuk prinsip pola ini adalah jarak spacing dalam satu baris lebih besar daripada
jarak burden.
Bentuk pola pemboran ini adalah letak baris pertama dan baris kedua tidak sejajar,
akan tetapi selang-seling dan baris ketiga sejajar dengan baris pertama. Pola
baik karena penyebaran energi peledakan berjalan lebih merata dan optimal.
Arah dari lubang ledak yang umum dipakai dalam peledakan jenjang di tambang
terbuka adalah pemboran vertikal dan pemboran miring (Gambar 2.2). Penggunaan arah
pemboran miring memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan arah pemboran
tegak, antara lain:
a. Hasill tumpukan (muck pile shape) yang tidak terlalu tinggi, sehingga memudahkan
b. Mengurangi resiko timbulnya tonjolan pada lantai (toe) dan back break.
Pada saat peledakkan, posisi lubang ledak miring akan membantu meningkatkan
efisiensi reflektifitas gelombang kejut (shock wave) pada dasar lubang ledak, sehingga
menggunakan pemboran tegak, pada bagian atas jenjang akan kurang bagus karena terjadi
back break. Pada lantai dasar juga dihasilkan fragmentasi yang jelek akibat pengaruh
Penggunaan lubang ledak dengan arah miring juga akan menimbulkan beberapa
masalah, yaitu :
b. Kesulitan dalam melakukan pemboran secara tepat khususnya apabila membor lebih
dalam akibat adanya perubahan arah pemboran (alignment error). Dengan adanya
perubahan arah ini akan memberikan pengaruh terhadap biaya pemboran dan
peledakkan yang cenderung akan tinggi. Akibat yang lain adalah jarak spacing atau
c. Harus dilakukan pengawasan yang ketat agar kemiringan antar lubang benar-benar
sama.
20
Dengan memahami sejumlah rumus baik yang diberikan oleh para ahli maupun
geometri peledakan yang tepat pada suatu lokasi perlu dilakukan karena berbagai rumus
yang diperkenalkan oleh para ahli tersebut merupakan rumus empiris yang berdasarkan
Keterangan :
B T B = Burden
S = Spasi
T = Steming
L Pc = Kolom Isian
P = Primer
Pc H J = Subdrilling
H = Kedalaman Lubang Bor
L = Tinggi Jenjang
J P
Burden adalah jarak terdekat lobang ledak kearah bidang bebas (free face) dan
jarak tegak lurus dari kolom isian bahan peledak dengan bidang bebas terdekat, kearah
mana material hasil peledakan akan terlempar. Penentuan burden yang kurang sesuai
akan menyebabkan:
a. Terjadi boulder atau bongkahan dan over break jika burden terlalu besar.
21
b. Terjadi dentuman karena pemecahan batuan akibat gelombang yang sangat cepat serta
lontaran batuan yang sangat jauh dan tidak merata, jika burden terlalu pendek.
c. Terjadi fly rock (batu melayang), jika burden kecil atau terlalu besar.
Untuk mencari nilai burden, terlebih dahulu dicari nilai KB dengan rumus:
Keterangan:
𝑆𝐺 . 𝑉𝑒 2
AF2 = ( 𝑆𝐺 𝑠𝑡𝑑. 𝑉𝑒 𝑠𝑡𝑑 2
)1/3........................................................ (2c)
KB ×De
B ....... = ....................................................................... (2d)
39,30
Keterangan:
B = Burden (m)
De = Diameter lubang ledak (m)
dalam satu baris (row), diukur sejajar dengan jenjang (pit wall) dan tegak lurus burden.
Spacing merupakan fungsi dari burden dan dihitung setelah burden ditetapkan terlebih
dahulu.
22
S = KS × B ....................................................................... (2e)
Keterangan:
S = Spacing (m)
KS = Nisbah “spacing”
Jika ukuran Spacing lebih kecil dari burden maka cenderung mengakibatkan
stemming ejection lebih dini, gas hasil ledakan disemburkan ke udara bebas (atmosfer)
bersamaan dengan noise dan air blast. Sebaliknya, jika jarak Spacing terlalu besar
Stemming adalah bagian lubang tembak yang tidak diisi bahan peledak tetapi diisi
oleh material pemampat seperti pasir, cutting hasil pemboran dan tanah liat. Stemming
berfungsi untuk mengurung gas yang terbentuk akibat reaksi detonasi bahan peledak
didalam lubang tembak dan untuk menjaga keseimbangan tekanan (stress balance)
sehingga gelombang tekan merambat kearah bidang bebas dahulu daripada ke arah
Pengungkungan akan membuat energi bahan peledak optimal dari lubang ledak, material
dan panjang stemming yang tepat diperlukan untuk membuat energi horizontal dan
T = KT × B ....................................................................... (2f)
lantai jenjang. Pemboran lubang tembak sampai batas bawah dari lantai bertujuan agar
23
seluruh permukaan jenjang bisa secara full face setelah dilakukan peledakan, jadi untuk
menghindari agar pada lantai jenjang tidak terbentuk tonjolan-tonjolan (toe) yang sering
pengangkutan. Pada kebanyakan KJ tidak boleh lebih kecil dari 0,20 biasanya dipakai
J = KJ × B ....................................................................... (2g)
Kedalaman lubang tembak adalah penjumlahan dari dimensi tinggi isian bahan
peledak, stemming dan subdrilling. Jika arah lubang tembak vertikal maka kedalaman
lubang tembak merupakan penjumlahan dari tinggi jenjang dan subdrilling. Kedalaman
H = KH × B....................................................................... (2h)
Keterangan:
dan ditentukan terlebih dahulu atau ditentukan kemudian setelah parameter serta aspek
lainnya diketahui. Tinggi jenjang maksimum biasanya dipengaruhi oleh kemampuan alat
bor dan ukuran mangkok (bucket) serta tinggi jangkauan alat muat. Pertimbangan lainnya
24
adalah kestabilan jenjang jangan sampai runtuh, baik karena daya dukungnya lemah atau
diameter lubang yang kecil, sementara untuk diameter lubang besar dapat diterapkan pada
L = H - J ....................................................................... (2i)
Keterangan:
dalam peledakan ada faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan seperti jumlah
pemakaian bahan peledak, volume peledakan dan penentuan nilai powder factor (PF).
Loading density adalah jumlah pemakaian bahan peledak dalam satu meter.
Satuan yang digunakan adalah kg/meter. Loading density dicari untuk mengetahui berapa
jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satu lubang tembak. Loading density dapat
= π × r2 × SGe ANFO
Keterangan:
de = Loading density (kg/mtr)
SG = Specific Gravity bahan peledak yang digunakan
R = Jari-jari lubang bor (m)
25
π = 3,14
Powder column/primary charge adalah panjang lubang isian pada lubang ledak
yang akan diisi bahan peledak. Perhitungan besar powder colum primary charge adalah:
PC = H − T ............................................................................ (2k)
Keterangan:
V = B × S × (H – J) × n ......................................................... (2l)
Keterangan:
Powder factor atau charge density adalah perbandingan antara banyaknya bahan
peledak yang digunakan untuk meledakkan sejumlah batuan. Dalam perhitungan powder
factor atau charge density ada empat cara yang digunakan yaitu:
a. Perbandingan berat penggunaan bahan peledak dengan volume batuan yang akan
diledakkan (kg/mtr3).
26
b. Perbandingan volume batuan yang akan diledakkan dengan berat penggunaan bahan
c. Perbandingan berat penggunaan bahan peledak dengan tonase batuan yang akan
diledakkan (kg/ton).
d. Perbandingan tonase batuan yang akan diledakkan dengan berat bahan peledak yang
digunakan (ton/kg).
penggunaan bahan peledak dengan volume batuan yang akan diledakkan. Powder factor
Keterangan:
W = Batuan yang diledakkan (M3)
E = Jumlah bahan peledak (Kg)
PF = Powder factor, Kg/M3
2.1.4.11. Fragmentasi
Fragmentasi adalah istilah umum untuk menunjukan ukuran setiap bongkah batuan
hasil peledakan. Fragmentasi peledakan dapat dicari dengan rumus sebagai berikut ini.
𝑉 0,8 𝐸
X=A x( ) x Q0,17 x ( )−0,63 ............................. (2n)
𝑄 115
Keterangan.
Q = PC × de × n ....................................................................... (2o)
Keterangan:
Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang atau jasa merupakan
salah satu unsur terpenting dalam pengelolaan perusahaan. Sebab besar kecilnya biaya
a. Biaya langsung
Biaya langsung adalah biaya biaya yang timbul akibat kegiatan yg berhubungan
Biaya tak langsung adalah pengeluaran uang yang di sebabkan oleh kegiatan kegiatan
c. Biaya komersial
Biaya komersial yaitu biaya langsung digunakan untuk mendukung kegiatan produksi
operasi peledakan, harga bahan peledak dan harga perlengkapan serta peralatan
peledakan.
Biaya bahan peledak meliputi harga Ammonium Nitrate (AN), biaya pembelian fuel
oil (FO) dan power gel yang akan dipakai sebagai primer.
Yang termasuk ke dalam biaya peralatan peledakan antara lain harga blasting
machine, blasting ohmeter, lead wire, tongkat dan cangkul. Sedangkan yang
tergolong dalam biaya perlengkapan peledakan adalah harga detonator listrik, cordtex
a) Tenaga kasar.
Besarnya biaya tenaga kerja sangat tergantung dari gaji yang diberikan oleh
sebuah perusahaan.
Untuk biaya pemuatan dan pengangkutan pada PT. Bukit Sari Investasi maka
a. Alat Muat
.........
Alat ...........................................................................................
muat yang bekerja : MA (2q)
1. Jumlah Trip/Jam
𝑛𝐿 × 𝐶𝑡𝑇
.................................................................................................... (2r)
𝑁𝑇 =
𝐶𝑡𝐿
NT : Jumlah Truck
CtL : Waktu Edar Satu Swing
nL : Jumlah Alat Muat
CtT : Watu Edar Dump Truck
Menurut Yanto Indonesianto (2011) faktor keserasian adalah sejumlah alat angkut
(Truck) bekerja melayani sejumlah alat muat serasi apabila produksi alat muat = Produksi
Keterangan
NT : Jumlah Truck
CL : Waktu Edar Satu Swing
nL : Jumlah Alat Muat
Ct : Watu Edar Dump Truck
31
Bahan peledak adalah suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran yang
berbentuk padat, cair, gas maupun campuran yang apabila terkena aksi berupa gesekan,
benturan, panas akan mengalami reaksi kimia yang sangat cepat dengan hasil reaksi
sebagian atau seluruhnya berbentuk gas yang disertai dengan panas yang mempunyai
tekanan yang sangat tinggi. Jenis bahan peledak secara garis besar diklasifikasikan
menjadi 2 golongan (menurut Modul pengetahuan dasar bahan peledak pusdiklat mineral
Kekuatan bahan peledak berkaitan dengan energi yang mampu dihasilkan oleh suatu
bahan peledak.
Kecepatan detonasi merupakan sifat bahan peledak yang sangat penting secara umum
dapat diartikan sebagai laju rambat gelombang detonasi sepanjang bahan peledak
ledak, diameter lubang ledak sampai batas tertentu akan menyebabkan gagal ledak
c. Tekanan Detonasi
Tekanan detonasi adalah tekanan yang terjadi sepanjang zona reaksi peledakan
Agen bahan peledak adalah campuran bahan bahan kimia yang tidak
diklasifikasikan sebagai bahan peledak, dimana campuran bahan tersebut terdiri dari
Ammonium nitrat merupakan bahan dasar yang menyuplai oksida pada bahan peledak
, bewarna putih seperti garam dengan titik lebur sekitar 169,6° C. AN yang sangat
baik adalah yang berbentuk butiran dengan porositas tinggi sehingga dapat
b. ANFO
ANFO adalah singkatan dari ammonium nitrat (AN) sebagai zat pengoksida dan fuel
Untuk komposisi ANFO yang tepat AN = 94,3% dan FO = 5,7% akan diperoleh zero
c. Slurries (Watergels)
Watergels adalah campuran oksidator, bahan bakar dan pemeka didalam media air
berbentuk jeli yang memiliki ketahan terhadap air sempurna. Sebagai oksidator bisa
dipakai sodium nitrat atau ammonium nitrat, bahan bakarnya adalah solar atau
minyak diesel dan bahan pemekanya bisa berupa bahan peledak atau bukan bahan
Bahan peledak berbasis emulsi terbuat dari campuran antara fase larutan oksidator
berbutir sangat halus sekitar 0,001 mm dengan lapisan tipis matrik minyak
1. Jurnal Herman dkk, 2015 “ Analisis Pengaruh Kedalaman Lubang Ledak dan Spacing
yang ditulis oleh Herman dkk, berdasarkan geometri peledakan akan berpengaruh
terhadap volume peledakan, dari hasil penelitian tersebut terdapat ketidak sesuaian
dilapangan saat peledakan adalah burden 3,76 m, spacing 3,77 m, kedalaman lubang
ledak 5,3 m, stemming 2,08 m, PC 3,22 m, tinggi jenjang 4,52 m, subdrilling 0,75 m
. Dimana terjadi over size karena hasil fragmentasi yang direncanakan adalah 50,30
cm, namun aktual dilapangan fragmentasi yang dihasilkan 54,47 cm. Hal tersebut
sangat mempengaruhi oleh perbedaaan yang sangat besar antara kedalaman lubang
6,20 cm.
2. Jurnal Saputra Hendryadi, 2015 dkk “ Analisis Powder Factor Terhadap hasil
Fragmentasi Peledakan Pada PT. Semen Bosawa Maros, Sulawesi Selatan”. Powder
mengggunakan persamaan RL. Ash adapun data yang dibutuhkan adalah penggunaan
peledakan. Dengan burden 3,64 m, spacing 3,73 m, kedalaman lubang ledak 5,40 m,
stemming 2,61 m, kolom isian 3,22 m,, tinggi jenjang 4,45 m. Dari hasil geometri
peledakan didapatkan bahwa powder factor yang diterapkan sebesar 0,20-0,30 kg/ton,
3. Jurnal Afandi Ahmad, 2015 dkk “Studi Pengaruh Kedalaman Lubang Tembak
fragmentasi hasil peledakan, untuk data-data yang diperlukan seperti burden, spacing,
tinggi jenjang, stemming, powder factor dan fragmentasi hasil peledakan. Dimana
dapat ditarik kesimpulan semakin dangkal kedalaman lubang ledak maka boulder
4. Jurnal Skripsi, Deffi Fitriadi, 2014,”Evaluasi Nilai Powder Factor Untuk Optimalisasi
Berdasarkan perhitungan dari persamaan R.L Ash didapat dalam pemakaian bahan
peledak setiap lubangnya 14,7 kg/lubang dengan nilai PF 0,50 sudah cukup optimal
dengan hasil fragmentasi yang optimal dengan geometri peledakan seperti seperti
burden 2 m, spacing 2,53 m, tinggi jenjang 5,5 m, stemming 2,13 m, subdrilling 0,5
5. Jurnal Skripsi, Moamar Ghadafil Aprilian, 2014, “Kajian Teknis Geometri Peledakan
Berdasarkan Analisis Blastability Dan Digging Rate Alat Gali Muat Di Pit Mt-4
Tambang Air Laya Pt Bukit Asam (Persero) Tbk Tanjung Enim, Sumatera Selatan”
massa batuan dan kondisi geologi setempat agar dapat memperoleh fragmentasi
produktif dimana persentase boulder kurang dari 15 % sehingga digging rate dan
36
batuan berdasarkan Lilly’s blastability index berupa rockmass description, joint plane
Berdasarkan hasil pembobotan massa batuan yang akan diledakkan maka didapatkan
nilai blastability index di lokasi penelitian sebesar 33,13 sehingga geometri peledakan
yang baik untuk diterapkan untuk lubang bor 6,75 inci adalah burden sebesar 5,5 m,
spasi 8,0 m, kedalaman lubang ledak 8,2 meter, subdrilling 0,3 m, tinggi jenjang 7,9
m, stemming 4,4 m, dan panjang kolom isian 3,8 m serta powder factor 0,20 kg/m3
sedangkan untuk lubang bor 7,875 inci adalah burden sebesar 6,5 m, spasi 9,0 m,
kedalaman lubang ledak 8,3 m, subdrilling 0,3 m, tinggi jenjang 8,0 meter, stemming
4,6 m, dan panjang kolom isian 3,7 m serta powder factor 0,20 kg/m3, dimana dari
kedua geometri usulan tersebut menghasilkan persentase boulder yang lebih kecil
peledakan yang didapat kurang memuaskan, berkurangnya efisiensi biaya, dan tidak
tercapainya target produksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Potensi perbaikan
peledakan aktual saat ini untuk burden 3,5 meter dan Spacing 4 meter, di lapangan
ternyata masih terdapat boulder dan target volume peledakan belum tercapai.
burden 3 meter dan Spacing 4,2 meter sehingga didapat fragmentasi batuan berukuran
> 100 cm sebesar 3,98 %. Dengan demikian fragmentasi yang didapatkan lebih baik
dibandingkan dengan umlah boulder aktual yang masih >5% . Dengan adanya
perbaikan ini maka kegiatan produksi akan berjalan optimal dan target volume
peledakan tercapai.
7. Jurnal Skripsi Santika Adi Prahada, 2014 “Kajian Teknis Peledakan Pada Kegiatan
Yogyakarta, 2012. Melak Coal Mine Project, merupakan salah satu dari jobsite yang
dimiliki oleh PT. Thiess Contractors Indonesia yang terletak di Melak, Kalimantan
Timur, dengan owner Bayan Group. Pembongkaran lapisan tanah penutup sendiri
jobsite ini, merupakan batubara multi seam dengan kemiringan lapisan rata rata
sebesar 450. Kemiringan batubara ini mengakibatkan adanya masalah dalam kegiatan
peledakan., yaitu terdapatnya sebagian daerah dekat lapisan batubara yang tidak
terberai sempurna oleh lubang ledak, sehingga menurunkan produktivitas alat muat
terutama pada potongan terakhir. Penambahan lubang ledak miring digunakan untuk
38
mengatasi masalah ini, terbukti dengan geometri peledakan yang sama, produktivitas
alat muat meningkat dari 1333,5 m3/jam menjadi 1475,55 m3/jam pada potongan
terakhir.
Geometri peledakan yang digunakan saat ini tidak dapat memenuhi ketentuan boulder
di lapangan sebesar < 80 % .yaitu burden dan spasi berkisar 8.5-9 m x 9.5-10 m, tinggi
pemboran untuk stemming. Berdasarkan teori RL. Ash, burden dan spasi yang
peledakan yang saat ini diterapkan dilapangan, menghasilkan boulder sebesar 23%
boulder menjadi kurang dari 20 % dan produktivitas alat muat semakin meningkat
8. Jurnal Skripsi Alex Al Hadi dan Taufik Toha, 2015 “Redesign Geometri Peledakan
Untuk Mendapatkan Fragmentasi Batuan Yang Optimal Di Prebench PT. Bukit Asam
(Persero) Tbk”, UNSRI Palembang. Dari hasil penelitian jurnal diatas didapatlah
geometri peledakan yang optimum untuk batuan claystone adalah Burden (B) = 4,6
meter Spacing (S) = 6,5 meter Stemming(T) = 3,68 meter Subdrilling( J) = 0 meter
Bench High (H) = 7,5 meter Coloumn Charge (Pc) = 3,52 meter Powder factor (PF)
= 0,290 kg/m3. Dari perhitungan fragmentasi batuan hasi peledakan yang dilakukan
39
secara teori didapatkan perbaikan fragmentasi untuk geometri peledakan usulan pada
yang berukurun lebih 100 cm, untuk geometri usulan pada batuan sandstone dengan
geometri peledakan usulan pada lapisan transisi ada penurunan dari persentase
9. Jurnal Skripsi, Ranto Riga Budiawan, “Kajian Teknis Pemboran Dan Peledakan Pada
Tambang Batugamping Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen Padang”, 2014.
Berdasarkan penelitian dari jurnal diatas maka diperoleh geometri peledakan aktual
untuk burden 3,2 m dan spasi 3,7 m, stemming 6 m, subdrilling 1,4 m, tinggi jenjang
8,6 m, kedalaman lubang 10 m, jumlah lubang ledak 31, volume hasil peledakan
sebesar 3.679,4 bcm, powder faktor 0,42 kg/bcm. Fragmentasi batuan yang tertahan
ayakan >30 cm sebesar 55,43%. Hal ini menunjukkan target belum tercapai.
lubang 10 m, jumlah lubang ledak 46, volume peledakan sebesar 5.520 bcm atau
14.352 ton/hari, powder faktor 0,7 kg/bcm. Fragmentasi batuan tertahan ayakan > 30
cm sebesar 40,25%.
10. Jurnal Munawir dkk, 2015 “Analisis Geometri Peledakan Terhadap Ukuran
Jobsite Adaro Kalimantan Selatan” UMI Makasar 2015. Tujuan dari penelitian ini
membandingkan dengan geometri secara teoritis menurut (Ash, R.L., 1963) dan
(Konya, C.J., 1995) serta mengetahui ukuran fragmentasi overburden yang dihasilkan
di PT. Pamapersada Nusantara Jobsite Adaro, Kalimantan Selatan. Pada penelitian ini
m dan kedalaman lubang ledak maksimal 11,5 m untuk bahan peledak ANFO,
subdrilling 0,5 m, dan kedalaman lubang ledak maksimal 11,5 m. Prediksi ukuran
yang diterapkan di lapangan akan menghasilkan ukuran fragmentasi yang lebih besar
dari 1 meter rata-rata 14,5 % untuk peledakan yang pada daerah high wall, sedangkan
untuk daerah low wall akan menghasilkan fragmentasi yang lebih dari 1 meter sebesar
dengan split desktop ditemukan bahwa ukuran fragmentasi ±90% lebih kecil dari 75
cm.
41
Dalam penelitian ini terdapat kerangka konseptual yang akan membantu penulis
2.2.1. Input
1. Data primer :
Data primer yang dibutuhkan adalah, wawancara dengan PT. Bukit Sari
Investama.
2. Data sekunder :
Data sekunder yang dibutuhkan adalah data data spesifikasi alat bor, spesifikasi
2.2.2. Proses
Proses yaitu teknik pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini
2.2.3. Output
Input Proses
Data Primer : Proses yaitu teknik pemecahan
Data primer yang dibutuhkan masalah yang digunakan dalam penelitian
adalah, wawancara dengan PT. Bukit Sari
ini dengan persamaan Richar L. Ash.
Investama.
1. Menghitung dan manganalisis biaya
.
Data Sekunder : pemboran PT. Bukit Sari Investama.
Data sekunder yang dibutuhkan 2. Menghitung dan menganalisis
adalah data data spesifikasi alat bor, perlengkapan dan biaya peledakan
spesifikasi bahan peledak, peta topografi peledak
dan peta geologi.
Output
Gambar 2.10
Kerangka Konseptual
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
research). Penelitian terapan adalah penelitian yang bertujuan untuk hati-hati, sistematik
dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan digunakan segera untuk
keperluan tertentu. Menurut Sugiono (2009: 10-11), penelitian terapan ini digolongkan
Kegiatan penelitian ini dilakukan pada daerah wilayah pertambangan batu andesit
PT. Bukit Sari Investama. Secara administratif lokasi kegiatan terletak di Jorong Simpang
Tiga, Nagari Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Lima Puluh Koto
Akses yang tersedia ke lokasi usaha tambang batuandesit PT. Bukit Sari
Investama, untuk mencapai lokasi rencana operasi produksi andesit PT. Bukit Sari
Investama, dapat dicapai dengan kendaraan roda dua dan empat melalui jalur jalan negara
44
Padang – Payukumbuh (152 km) – Koto Alam ( 28 km) dengan wktu tempuh 4.5 jam
untuk lebih jelsnya hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.4 di bawah ini.
Gambar 3.1
Peta Kesampaian Daerah
(Sumber: PT. Bukit Sari Investama, 2016)
Geologi regional daerah penelitian termasuk kedalam peta geologi lembar solok.
45
Gambar 3.2
Peta Geologi Permohonan WIUP PT.Bukit Sari Investama
(Sumber: PT. Bukit Sari Investama, 2016)
Dari peta di atas dapat kita lihat jenis batuan yang terdapat pada wilayah
penelitian, diantaranya:
a. Lembar Solok
Andesit sampai Basalt (Ta): aliran lava, breksi, konglomerat, dan batuan
hipapisal.
46
b. Lembar Pekanbaru
Formasi Gunung Api Koto Alam (Qtve): lava menengah, basa, anglomerat, dan
lahar.
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2016 sampai dengan
22 Maret 2016.
Variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang diteliti
yang mempunyai variasi satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut. Sesuai dengan
3.4.1. Data
Data primer merupakan data yang diambil langsung, didalam penelitian ini data
primer yang digunakan adalah wawancara dengan PT. Bukit Sari Investama.
Sumber data yang didapatkan,arsip-arsip dan dokumentasi dari PT. Bukit Sari
yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dan data-data serta arsip perusahaan
Teknik pengolahan data bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara dan proses
untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan tujuan yang sudah
ditetapkan. Pada pengolahan data ini ada beberapa hal yang akan dibahas yaitu:
A. Burden (B)
Keterangan:
𝑆𝐺 . 𝑉𝑒 2
AF2 = ( 𝑆𝐺 𝑠𝑡𝑑. 𝑉𝑒 𝑠𝑡𝑑 2
)1/3
KB ×De
B = 39,30
Keterangan:
B = Burden (m)
De = Diameter lubang ledak (m)
B. Spacing (S)
S = KS × B
Keterangan:
S = Spacing (m)
KS = Nisbah “spacing”
C. Stemming (T)
T = KT × B
D. Subdrilling (J)
J = KJ × B
H = KH × B
L =H - J
= π × r2 × SGe ANFO
PC =H−T
I. Volume Peledakan
V = B × S × (H – J) × n
K. Fragmentasi
𝑉 0,8 𝐸
X=A x( ) x Q0,17 x ( )−0,63
𝑄 115
50
Q = PC × de × n
Q = PC × de × n
Pada tahap ini akan dibahas tentang biaya peledakan serta jumlah kebutuhan
maka dilakukan analisa data dari pengolahan data yang didapat.pada analisa data
nantinya akan terlihat bagaimana, kebutuhan bahan peledak serta biaya peledakan
berikut :
Identifikasi Masalah
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Pengumpulan data
Analisa Data
Gambar 3.3
Bagan Alir Penelitian
52
BAB IV
Dari hasil kegiatan penghimpunan data, maka data-data yang didapatkan sebagai
berikut berupa:
Data Primer merupakan data yang didapatkan secara langsung di lapangan berupa
Data sekunder merupakan data yang sudah ada pada pengembangan wilayah
usaha pertambangan PT. Bukit Sari Investama untuk dilakukan pengolahan data primer
seperti
Pada pengolahan data akan menggunakan metode Richard L. Ash adalah sebagai
berikut.
1. Burden (B)
53
D std 1/3
AF1 =( )
𝐷
𝑆𝐺 . 𝑉𝑒 2
AF2 = ( 𝑆𝐺 𝑠𝑡𝑑. )1/3
𝑉𝑒 𝑠𝑡𝑑 2
Dimana:
160
AF1 = (143,75 ) 1/3
AF1 = 1,03
𝑆𝐺 . 𝑉𝑒 2
AF2 = ( 𝑆𝐺 𝑠𝑡𝑑. )1/3
𝑉𝑒 𝑠𝑡𝑑 2
AF2 = 0,864
KB = 30 × 1,03 × 0,864
54
KB = 26,69
KB ×De
B = 39,30
De = 3 inchi
B = 26,69 x 3 / 39,30
B =2m
2. Spacing (S)
S = KS × B
Dimana:
KS = 1,20 – 1.80
KS = 1,20
S = 1,20 × 2 m
S = 2,4 m
3. Stemming (T)
T = KT × B
Dimana:
KT = 0.70 (saptono 2016)
T = 0,70 × 2 m
T = 1,4 m
4. Subdrilling (J)
J = KJ × B.
Dimana:
KJ = 0,30
J = 0,30 × 2 m
J = 0,6 m
55
H = KH × B
Dimana:
KH = 2,0
H = 2,0 × 2 m
H =4m
6. Tinggi Jenjang (L)
L =H− J
Dimana:
H =4m
J = 0,6 m
L = 4 – 0,6 = 3,4 m
5 4 Meter
Kedalaman Lubang
Tembak (H)
6 Tinggi Jenjang (L) 3.4 Meter
Untuk menentukan jumlah bahan peledak yang dibutuhkan PT. BSI adalah
dengan mengetahui volume peledakan dan penentuan nilai powder factor (PF).
PC =H−T
Dimana:
H =4m
T = 1,4 m
PC = 4 m – 1,4 m
PC = 2,6 m
9. Volume Peledakan
V = B×S×H
V = 2 m × 2.4 m × 4 m
V = 33,561,6 ton/bulan
Powder factor atau charge density adalah perbandingan antara banyaknya bahan
57
de × PC
Pf = V
3.63 𝑥 2.6
Pf = 19.2
Pf = 0,5 kg/m3
11. Fragmentasi
𝑉 0,8 𝐸
X = A x( 𝑄 ) x Q0,17 x ( 115 )−0,63
V = 19,2
Q = 17 kg
X = 14,41 cm
Q = PC × de × n
Q = 2,6 x 3,63 kg
1. Burden (B)
Keterangan:
D std 1/3
AF1 =( )
𝐷
𝑆𝐺 . 𝑉𝑒 2
AF2 = ( 𝑆𝐺 𝑠𝑡𝑑. )1/3
𝑉𝑒 𝑠𝑡𝑑 2
Dimana:
160
AF1 = (143,75 ) 1/3
AF1 = 1,03
𝑆𝐺 . 𝑉𝑒 2
AF2 = ( 𝑆𝐺 𝑠𝑡𝑑. )1/3
𝑉𝑒 𝑠𝑡𝑑 2
59
AF2 = 0,864
KB = 30 × 1,03 × 0,864
KB = 26,69
KB ×De
B = 39,30
De = 4 inchi
B = 26,69 x 4 / 39,30
B = 2,7 m
2. Spacing (S)
S = KS × B
Dimana:
KS = 1,20 – 1.80
KS = 1,20
S = 1,20 × 2,7 m
S = 3,24 m
3. Stemming (T)
T = KT × B
Dimana:
KT = 0,70 (saptono, 2016)
T = 0,70 × 2,7 m
T = 1,89 m
4. Subdrilling (J)
J = KJ × B.
60
Dimana:
KJ = 0,30 (Tergolong batu masif)
J = 0,30 × 2,7 m
J = 0,81 m
5. Kedalaman Lubang Tembak (H)
H = KH × B
Dimana:
KH = 2,0
H = 2,0 × 2,7 m
H = 5,4 m
6. Tinggi Jenjang (L)
L =H− J
Dimana:
H = 5,4 m
J = 0,81 m
L = 5,4 – 0,81 = 4,59 m
Tabel 4.2
Rancangan Geometri Peledakan Dengan Diameter 4 Inchi
No Geometri Ukuran Satuan
5 5,4 Meter
Kedalaman Lubang
Tembak (H)
6 Tinggi Jenjang (L) 4,59 Meter
61
Untuk menentukan jumbah bahan peledak yang dibutuhkan PT. BSI adalah
dengan mengatahui volume peledakan dan penentuan nilai powder factor (PF). Untuk
PC =H−T
Keterangan:
H = 5,4 m
T = 1,89 m
PC = 5,4 m – 1,89 m
PC = 3,51 m
9. Volume Peledakan
V = B×S×H
V = 3801,7 x 8 perbulan
V = 30413,6 ton/bulan
62
Powder factor atau charge density adalah perbandingan antara banyaknya bahan
de × PC
Pf = V
6.54 𝑥 3,51
Pf = 47.23
Pf = 0,48 kg/m3
11. Fragmentasi
𝑉 0,8 𝐸
X = A x( 𝑄 ) x Q0,17 x ( 115 )−0,63
V = 47,23
Q = 28 kg
X = 21 cm
Q = PC × de × n
Q = 3.25 x 6.54 kg
63
Q = 21 kg/lubang ledak x 35
1. Burden (B)
Keterangan:
D std 1/3
AF1 =( )
𝐷
𝑆𝐺 . 𝑉𝑒 2
AF2 = ( 𝑆𝐺 𝑠𝑡𝑑. )1/3
𝑉𝑒 𝑠𝑡𝑑 2
Dimana:
160
AF1 = (143,75 ) 1/3
AF1 = 1,03
𝑆𝐺 . 𝑉𝑒 2
AF2 = ( 𝑆𝐺 𝑠𝑡𝑑. )1/3
𝑉𝑒 𝑠𝑡𝑑 2
64
AF2 = 0,864
KB = 30 × 1,03 × 0,864
KB = 26,69
KB ×De
B = 39,30
De = 5 inchi
B = 26,69 x 5 / 39,30
B = 3,4 m
2. Spacing (S)
S = KS × B
Keterangan:
KS = 1,20 – 1,80
KS = 1,20
S = 1,20 × 3,4 m
S = 4,08 m
3. Stemming (T)
T = KT × B
Keterangan:
J = KJ × B.
65
Keterangan:
H = KH × B
Keterangan:
KH = 2,0
H = 2,0 × 3,4 m
H = 6,8 m
6. Tinggi Jenjang (L)
L =H− J
Keterangan:
H = 6,8 m
J = 1,02 m
L = 6,8 – 1,02 = 5,78 m
Tabel 4.3
Rancangan Geometri Peledakan Dengan Diameter 5 Inchi
No Geometri Ukuran Satuan
5 6.8 Meter
Kedalaman Lubang Tembak (H)
6 Tinggi Jenjang (L) 5.78 Meter
66
7 5 Inchi
Diameter Lubang Ledak
Untuk menentukan jumbah bahan peledak yang dibutuhkan PT. BSI adalah
dengan mengatahui volume peledakan dan penentuan nilai powder factor (PF).
PC =H−T
Keterangan:
H = 6,8 m
T = 2,38 m
PC = 6,8 m – 2,38 m
PC = 4,42 m
9. Volume Peledakan
V = B×S×H
V = 4057 x 8 perbulan
V = 34708,8 ton/bulan
67
Powder factor atau charge density adalah perbandingan antara banyaknya bahan
de × PC
Pf = V
10.13 𝑥 4.42
Pf = 94.32
Pf = 0,47 kg/m3
11. Fragmentasi
𝑉 0,8 𝐸
X = A x( 𝑄 ) x Q0,17 x ( 115 )−0,63
V = 94,32
Q = 28,90 kg
X = 36 cm
Q = PC × de × n
Q = 4,42 x 10,13 kg
Q = 7160 kg/bulan
68
A. Alternatif 3 Inchi
a. Biaya Depresiasi
= 507,6 m
507,6
Depresiasi mata bor = × Rp 6.398.500
610
= Rp. 5.324.391,-
507,6
Depresiasi batang bor = 457,5 × Rp 3.645.586
= Rp 4.044.807,54,-
507,6
Depresiasi coupling = 457,5 × Rp 820.626
= Rp 910.490,16,-
507,6
Depresiasi shank adaptor = × Rp 500.000
793
= Rp 320.050,-
69
= Rp 10.599.738,7,-/hari
Rp 9.221.774,29,−/hari
= = Rp 1.324.967,33 /jam
8 jam/hari
2. Biaya operasional
1) Biaya operasional alat bor (harga solar, pelumas, grease dan filter). Terlihat
pada tabel 4.4
Tabel 4.4
Biaya Operasional Alat Bor
Deskripasi Jumlah Harga Satuan (Rp) Total Harga
Pelumas
Accessories Bor
Jumlah 516.064,01
= Rp 1.037.449,60- /jam
sedangkan jam kerja per hari 8 jam, dimana dalam satu bulan diambil 25 hari
kerja. Jadi jumlah jam kerja per bulan adalah 200 jam.
𝑅𝑝 3.500.000,−
=
200
= Rp 17.500,-/jam
Rp 17.500,-
= Rp 1.571.013,6- /jam
= Rp 2.895.980,93 /jam
71
Dalam 1 minggu dilakukan pemboran dan peledakan 2 kali, dalam 1 bulan dilakukan
8 × 8 jam/bulan = 64 jam/bulan.
Maka dapat dihitung biaya sewa alat dan operasionl per bulan adalah sebagai
berikut:
= Rp 185.342.779,5-/ bulan
3. Biaya Peledakan
1. Volume Peledakan
V = B×S×H
V = 2 m × 2.4 m × 4 m
V = 33,561,6 ton/bulan
Q = PC × de × n
72
Q = 2,6 x 3,63 kg
lubang, maka dalam sebulan sebanyak 95 x 8 = 760 lubang/ bulan. Maka biaya
= Rp 9.000.000,-
Ohmmeter = Rp 850.000 × 2
= Rp 1.700.000,-
= Rp 10.500.000/ bulan
Blasting
= Rp 287.362.000.00.
B. Alternatif 4 Inchi
1. Biaya sewa
= 189 m
74
189
Depresiasi mata bor = 610 × Rp 6.398.500
= Rp. 1.982.486,-
189
Depresiasi batang bor = 457,5 × Rp 3.645.586
= Rp 1.506.045,36,-
189
Depresiasi coupling = 457,5 × Rp 820.626
= Rp 339.012,70,-
189
Depresiasi shank adaptor = 793 × Rp 500.000
= Rp 119.167,71,-
= Rp 3.946.711,77,-/hari
Rp 3.946.711,77,−/hari
= = Rp 493.338,97 /jam
8 𝑗𝑎𝑚/ℎ𝑎𝑟𝑖
2. Biaya operasional
1.) Biaya operasional alat bor (harga solar, pelumas, grease dan filter). Terlihat
pada tabel 4.5
Tabel 4.5
Biaya Operasional Alat Bor
Deskripasi Jumlah Harga Satuan (Rp) Total Harga
Pelumas
75
Accessories Bor
Jumlah 516.064,01
= Rp 444.005.- /jam
sedangkan jam kerja per hari 8 jam, dimana dalam satu bulan diambil 25 hari
kerja. Jadi jumlah jam kerja per bulan adalah 200 jam.
76
𝑅𝑝 3.500.000,−
=
200
= Rp 17.500,-/jam
= Rp 977.569,01 /jam
= Rp 1.470.907,98 /jam
Dalam 1 minggu dilakukan pemboran dan peledakan 2 kali, dalam 1 bulan dilakukan
8× 8 jam/bulan = 64 jam/bulan.
Maka dapat dihitung biaya sewa alat dan operasionl per bulan adalah sebagai
berikut:
= Rp 94.138.110,72.,-/ bulan
3. Biaya Peledakan
1. Volume Peledakan
V = B×S×H
77
V = 3801,7 x 8 perbulan
V = 30413,6 ton/bulan
Q = PC × de × n
Q = 3.25 x 6.54 kg
Q = 21 kg/lubang ledak x 35
lubang, maka dalam sebulan sebanyak 35 x 8 = 280 lubang/ bulan. Maka biaya
= Rp 9.000.000,-
Ohmmeter = Rp 850.000 × 2
= Rp 1.700.00,-
= Rp 17.500.000/ bulan
blasting
= Rp 155.386.640.00.
C. Alternatif 5 Inchi
1. Biaya sewa
= 108 m
108
Depresiasi mata bor = 610 × Rp 6.398.500
= Rp. 1.132.849,18-
108
Depresiasi batang bor = 457,5 × Rp 3.645.586
= Rp 860.597,35,-
108
Depresiasi coupling = 457,5 × Rp 820.626
= Rp 193.721,54,-
108
Depresiasi shank adaptor = 793 × Rp 500.000
= Rp 68.095,83,-
= Rp 2.252.263,9,-/hari
80
Rp 2.252.263,9,−/hari
= = Rp 281.907,98 /jam
8 𝑗𝑎𝑚/ℎ𝑎𝑟𝑖
2. Biaya operasional
1.) Biaya operasional alat bor (harga solar, pelumas, grease dan filter). Terlihat
pada tabel 4.6
Tabel 4.6
Biaya Operasional Alat Bor
Deskripasi Jumlah Harga Satuan (Rp) Total Harga
Pelumas
Accessories Bor
Jumlah 516.064,01
81
= Rp 253.717.18- /jam
jam kerja per hari 8 jam, dimana dalam satu bulan diambil 25 hari kerja. Jadi
𝑅𝑝 3.500.000,−
=
200
= Rp 17.500,-/jam
= Rp 787.281,19 /jam
= Rp 1.069.189,98 /jam
Dalam 1 minggu dilakukan pemboran dan peledakan 2 kali, dalam 1 bulan dilakukan
8× 8 jam/bulan = 64 jam/bulan.
Maka dapat dihitung biaya sewa alat dan operasionl per bulan adalah sebagai
berikut
82
= Rp 68.428.106,88.,-/ bulan
3. Biaya Peledakan
1. Volume Peledakan
V = B×S×H
V = 4057 x 8 perbulan
V = 34708,8 ton/bulan
Q = PC × de × n
Q = 4,42 x 10,13 kg
Q = 7160 kg/bulan
83
lubang, maka dalam sebulan sebanyak 20 x 8 = 160 lubang/ bulan. Maka biaya
= Rp 9.000.000,-
Ohmmeter = Rp 850.000 × 2
= Rp 1.700.00,-
= Rp 17.500.000/ bulan
blasting
= Rp 137.586.000.00.
Untuk biaya pengangkutan bahan peledak dari lokasi pabrik sampai ke gudang
Tabel 4.4
Biaya Pengangkutan Bahan Peledak
No Diameter Jumlah Bahan Biaya Perton Rp
Lubang peledak 2.000.000
1 3 7172 kg/ bulan Rp 14.340.000
2 4 5880 kg/ bulan Rp 11.600.000
3 5 7160 kg/ bulan Rp 14.320.000
Sumber:Pengolahan Data
Pada saat peledakan akan ada pengamanan dilakukan oleh pihak kepolisian dan
security.
= Rp 500.00. x 7 orang
= Rp 14.000.000
85
BAB V
1. Geometri Peledakan
Dari hasil perhitungan dengan metode R.L. Ash (1967) pada rencana
WIUP PT. Bukit Sari Investama, maka didapatkan rancangan geometri peledakan
Tabel 5.1
Rancangan Peledakan
3 4 5
ledak, dimana dengan diameter yang berbeda maka akan didapatkan burden,
Untuk penggunaanya disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat laju produksi dari
perusahaan.
Dari hasil pengolahan data tentang kebutuhan bahan peledak, yang harus
volume peledakan, jumlah bahan peledak, powder factor serta fragmentasi dari
Tabel 5.2
Parameter – Parameter Peledakan
No Parameter Jumlah Satuan
3 4 5
6 Fragmentasi 14,41 21 36 cm
3 dan 5 inchi. Namun, dengan diameter semakin kecil maka fragmentasi yang
1. Biaya Pemboran
Biaya pemboran terdiri dari biaya sewa alat dan biaya operasional. Biaya operasional
adalah penjualan dari biaya bahan bakar, pelumas, perbaikan, upah operator dan acsesoris
B Biaya operasional
1 Biaya operasional alat Perjam Rp 516.064,01
bor
2 Biaya perbaikan Perjam Rp 1.037.449,60
3 Biaya depriasi Perjam Rp 1.324.967,33
3 Upah operator Perjam Rp 17.500 x 3 52.500
Total biaya perjam (64 jam) Rp 2.895.980,93
Biaya perbulan Rp 185.342.779,5
Total Biaya Rp 270.395.279,5
bor, berdasarkan perhitungan besarnya biaya operasional alat bor adalah sebagai berikut
ini.
Tabel 5.3
Biaya Pemboran Diameter 3 Inchi
88
sebesar Rp 270.3395.279,5
2. Biaya Peledakan
Biaya Peledakan ini meliputi biaya bahan peledak, biaya peralatan dan perlengkapan serta
biaya tenaga kerja. Bahan peledak utama yang di gunakan adalah PANFO, sedangkan
bahan peledaknya adalah 7172. Jumlah lubang ledak yang dihasilkan sebanyak 760
Tabel 5.4
Biaya Peledakan 3 Inchi
A Bahan Peledak
1 power gel 0.17 kg 46.717 7.948.9,
2 pammonium Nitrat 9.438 kg 9.720,00 91.000,
3 Detonator 1 buah 13.200,- 13.200,
4 Booster 1 buah 17.500, 17.500,
5 Kabel 4 kg 35.000, 140.000,
Jumlah biaya bahan peledak per lubang Rp 341.118.00 /lubang
Biaya Bahan Peledak x 760 lubang/ bulan Rp 259.246.680.00/
bulan
B Peralatan Peledakan
1 Blasting machine 3 unit 3.000.000, 9.000.000,
89
C Gaji Karyawan
1 Pengawas peledakan 1 orang 7.000.000/ bulan
2 Juru ledak 1 orang 7.000.000/ bulan
3 kru blasting 3 orang Rp 10.500.000/ bulan
3.500.000/bulan
Total Gaji Karyawan Rp 24.500.000
1. Biaya Pemboran
Biaya pemboran terdiri dari biaya sewa alat dan biaya operasional. Biaya operasional
adalah penjualan dari biaya bahan bakar, pelumas, perbaikan, upah operator dan acsesoris
bor, berdasarkan perhitungan besarnya biaya operasional alat bor adalah sebagai berikut
ini.
Tabel 5.5
B Biaya operasional
1 Biaya operasional alat Perjam Rp 516.064,01
bor
2 Biaya perbaikan Perjam Rp 444.005
3 Biaya depriasi Perjam Rp 493.338,97
3 Upah operator Perjam Rp 17.500 x 3 52.500
91
sebesar Rp 179.190.610,7
2. Biaya Peledakan
Biaya Peledakan ini meliputi biaya bahan peledak, biaya peralatan dan perlengkapan serta
biaya tenaga kerja. Bahan peledak utama yang digunakan adalah PANFO, sedangkan
bahan peledak adalah 5880 kg. Jumlah lubang ledak yang dihasilkan sebanyak 280 lubang
per bulan, dengan menghasilkan volume peledakan sebesar 30413 ton perbulan.
Tabel 5.6
A Bahan Peledak
1 power gel 0.17 kg 46.717 7.948.9,
2 pammonium Nitrat 9.438 kg 9.720,00 91.000,
3 Detonator 1 buah 13.200,- 13.200,
4 Booster 1 buah 17.500, 17.500,
5 Kabel 4 kg 35.000, 140.000,
Jumlah biaya bahan peledak per lubang Rp 454.238,00
Biaya Bahan Peledak x 280 lubang/ bulan Rp 127.186.640,00
B Peralatan Peledakan
1 Blasting machine 3 unit 3.000.000, 9.000.000,
92
C Gaji Karyawan
1 Pengawas peledakan 1 orang 7.000.000/ bulan
2 Juru ledak 1 orang 7.000.000/ bulan
3 kru blasting 3 orang Rp 10.500.000/ bulan
3.500.000/bulan
Total Gaji Karyawan Rp 24.500.000
1. Biaya Pemboran
Biaya pemboran terdiri dari biaya sewa alat dan biaya operasional. Biaya operasional
adalah penjualan dari biaya bahan bakar, pelumas, perbaikan, upah operator dan acsesoris
Tabel 5.7
B Biaya operasional
1 Biaya operasional alat Perjam Rp 516.064,01
bor
2 Biaya perbaikan Perjam Rp 253.717.18
3 Biaya depriasi Perjam Rp 281.907,98
3 Upah operator Perjam Rp 17.500 x 3 52.500
Total biaya perjam (64 jam) Rp 1.069.189,98
Biaya perbulan Rp 68.428.106,88
Total Biaya Rp 153.480.606,9
Sumber:Pengolahan Data
2. Biaya Peledakan
Biaya Peledakan ini meliputi biaya bahan peledak, biaya peralatan dan perlengkapan serta
biaya tenaga kerja. Bahan peledak utama yang digunakan adalah PANFO, sedangkan
bahan peledak adalah 7160 kg. Jumlah lubang ledak yang dihasilkan sebanyak 160 lubang
Tabel 5.8
Biaya Peledakan 5 inchi
No Deskripsi Jumlah Satuan Harga Satuan (Rp) Biaya (Rp)
A Bahan Peledak
1 power gel 0.17 kg 46.717 7.948.9,
2 pammonium Nitrat 9.438 kg 9.720,00 91.000,
3 Detonator 1 buah 13.200,- 13.200,
4 Booster 1 buah 17.500, 17.500,
5 Kabel 4 kg 35.000, 140.000,
Jumlah biaya bahan peledak per lubang Rp 685.278.00 /lubang
Biaya Bahan Peledak x 160 lubang/ bulan Rp 109.644.480.00,
B Peralatan Peledakan
1 Blasting machine 3 unit 3.000.000, 9.000.000,
2 Ohmmeter 2 unit 850.000, 1.700.000,
Jumlah Biaya Peralatan Rp 10.700.000,
C Gaji Karyawan
1 Pengawas peledakan 1 orang 7.000.000/ bulan
2 Juru ledak 1 orang 7.000.000/ bulan
3 kru blasting 3 orang Rp 3.500.000/bulan 10.500.000/ bulan
Total Gaji Karyawan Rp 24.500.000
Biaya Pengangkutan
D 7160 kg/bulan Rp 2.000.000/ton Rp 14.320.000
Bahan Peledak
dalam satu bulan dengan menghasilkan volume peledakan sebesar 30413 ton perbulan.
95
Tabel 5.9
Tabel Rekaputasi Biaya Pemboran dan Peledakan Berdasarkan Rancangan
Diameter Lubang Ledak
Diameter Katerangan
No Deskripsi 3 4 5
Jumlah Lubang 760 280 160 Perbulan
1
Ledak
2 Biaya Pemboran Rp.270.395.279,5 Rp 179.190.610,7 Rp 175.315.297,92 Perbulan
3 Biaya Peledakan Rp 322.786.680 Rp 187.986,640 Rp 173.164.480. Perbulan
Total Biaya Rp 593.181.859,5 Rp 369.177.250,7 Rp 348.479.777,9 Perbulan
1 Target produksi 33.561,62 30.413,6 34.708,84 Ton/rbulan
2 Biaya perton Rp. 17.674 Rp. 12.138 Rp. 10.040 perton
Sumber:Pengolahan Data
Tabel 5.10
Evaluasi Biaya Peledakan
3 4 5
1 Jumlah Lubang 760 280 160 Perbulan
Ledak
2 Biaya Pemboran Rp.270.395.279,5 Rp 179.190.610,7 Rp 153.480.606,9 Perbulan
Sumber:Pengolahan Data
Tabel 5.11
Perbandingan Biaya Peledakan Berdasarkan Studi Kelayakan Dan Rancangan
III 1
Biaya Peledakan 40.000,00 17.674 12.138 10.040
Perton Rp
Sumber:Pengolahan Data
5.2 pembahasan
Dari hasil penelitian mengenai geometri peledakan dan biaya pemboran dan
meter, jumlah bahan peledak 7172 kg perbulan, jumlah lubang ledak 760 lubang/
bulan.
b. Diamter lubang 4 inchi dengan burden 2,7 m, spacing 3,24 m, stemming 189 m,
subdrilling 0.,81 m, kedalaman lubang ledak 5,4 m, tinggi jenjang 4,5 meter,
jumlah bahan peledak 5880 kg perbulan, jumlah lubang ledak 280 lubang/ bulan.
97
c. Diamter lubang 5 inchi dengan burden 3,4 m, spacing 4,08 m, stemming 2,38 m,
subdrilling 1,02 m, kedalaman lubang ledak 6,8 m, tinggi jenjang 5,78 meter,
jumlah bahan peledak 7160 kg perbulan, jumlah lubang ledak 160 lubang/ bulan.
a. Diameter lubang 3 inchi perolehan biaya pemboran dan peledakan adalah sebesar
10.040/ton.
c. Standar harga yang di gunakan Berdasarkan dari study kelayakan peledakan dan
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
4. Rancangan geometri peledakan pada rencana operasi produksi andesit PT. Bukit
berikut:
jenjang 3,4 meter, jumlah bahan peledak 7172 kg perbulan, jumlah lubang
4,5 meter, jumlah bahan peledak 5880 kg perbulan, jumlah lubang ledak
5,78 meter, jumlah bahan peledak 7160 kg perbulan, jumlah lubang ledak
5. Untuk biaya pemboran dan peledakan pada operasi produksi PT. Bukit Sari
17.674/ton.
12.138/ ton.
10.040/ton.
6.2. Saran
1. Diperlukan pengawasan khusus terhadap jam kerja alat bor dan perawatan
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Alek Al Hadi dan Taufik Toha, ”Redesign Geometri Peledakan Untuk Mendapatkan
Fragmentasi Batuan Yang Optimal Di Prebench PT. Bukit Asam (Persero)”
Universitas Sriwijaya, 2015.
Herdy Saputra dkk, “Analisis Pengaruh Powder Factor Terhadap Hasil Fragmentasi
Peledakan Pada PT. Semen Bosawa Maros Sulawesi Selatan”, Jurnal
Geomine, Vol 03, Desember 2015.
Riga R.B. ”Kajian Teknis Pemboran dan Peledakan Pada Tambang Batugamping
Kuari Bukit Karang Putih PT. Semen padang”, Jurnal Skripsi, 2014.
Riko Ervil dkk, “Buku Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi STTIND Padang”,
Sekolah Tinggi Teknolgi Industri Padang, Padang, 2016.
101
Lampiran 1
WAWANCARA PENELITIAN
RANCANGAN PELEDAKAN PADA RENCANA OPERASI PRODUKSI
ANDESIT PT. BUKIT SARI INVESTAMAJORONG LUBUK JANTAN,
NAGARI MANGGILANG, KECAMATAN PANGKALAN KOTO BARU,
KABUPATEN LIMA PULUH KOTA, PROVINSI SUMATERA BARAT.
KepadaYth :
Bapak/IbuResponden
di-
tempat
DenganHormat,
Pertambangan, maka dengan segala kerendahan hati saya sangat menghargai tanggapan
bapak/ Ibu terhadap beberapa pertanyaan yang tersedia dalam kuesioner in mengenai
biaya peledakan Pada Rencana Operasi Produksi PT. Bukit Sari Investama, Jorong Lubuk
Jantan, Nagari Manggilang, Kecematan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Lima Puluh
Kota, Provinsi Sumatra Barat”. Pengumpulan data ini semata-mata hanya akan digunakan
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besar nya atas bantuan
dan kesedian Bapak/ Ibu yang telah meluangkan waktunya dalam pengisian kuesioner ini.
Hormat Saya
Muhammad Iqbal
103
KUESIONER PENELITIAN
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. PendidikanTerakhir :
3. Jabatan :
4. Alamat :
5. Usia :
perusahhan ini?
perusahaan ini?
B. 30 – 40 cm
C. > 50 cm
B. 4. Kali/bulan
C. 6 Kali/bulan
104
C. TNT
5. Kemana saja pemasaran yang akan di lakukan A. Jambi, Riau dan Sumbar
C. Padang
kontraktor lain?
B. Sendiri
C. Semua Benar
B. 90 Juta
C. 100 Juta
B. 9.720 / kg
C. 8.000/kg
B. 12.000/pcs
C. 10.000/pcs
B. 20.000/pcs
C. 19.500/pcs
13. A. 5 liter/jam
106
B. 8 liter/jam
C. 3 liter / jam
B. Pengawas Rp.10.000.000,
Juru ledak Rp. 7.000.000
Kru Rp.5.000.000
C. Pengawas Rp.5.000.000,
Juru ledak Rp. 5.000.000
Kru Rp.5.000.000
Lampiran II
Lampiran III
Lampiran IV
109
1. Bahan Peledak
Berat/sak : 25 kg
Kekuatan : 80 % “Srtength”
110
3. Alat Bor
Type : HCR1500-D2011
Mesin : Caterpillar
Lampiran V
Keterangan :
Lampiran VI
MANEGER
KEPALA
TEKNIK
TAMBANG
Lampiran VII
Lampiran VIII
Tabel Densitas Pengisian Untuk Berbagai Diameter dan Densitas Batuan dalam kg/m
Lampiran IX
648 471.9
1 2 1,746.60
646 1,274.7
646 1,274.7
2 2 3,707.60
644 2,432.90
644 2,432.90
3 2 6,120.90
642 3,688.00
642 3,688.00
4 2 8,467.00
640 4,779.00
640 4,779.00
5 2 10,849.00
638 6,070.00
638 6,070.00
6 2 14,236.00
636 8,166.00
636 8,166.00
7 2 16,834.00
634 8,668.00
634 8,668.00
8 2 17,821.00
632 9,153.00
632 9,153.00
9 2 18,827.00
630 9,674.00
116
630 9,674.00
10 2 19,904.00
628 10,230.00
628 10,230.00
11 2 21,070.00
626 10,840.00
626 10,840.00
12 2 22,330.00
624 11,490.00
624 11,490.00
13 2 23,580.00
622 12,090.00
622 12,090.00
14 2 24,890.00
620 12,800.00
620 12,800.00
15 2 26,590.00
618 13,790.00
618 13,790.00
16 2 28,470.00
616 14,680.00
616 14,680.00
17 2 30,350.00
614 15,670.00
614 15,670.00
18 2 32,210.00
612 16,540.00
612 16,540.00
19 2 34,010.00
610 17,470.00
610 17,470.00
20 2 35,960.00
608 18,490.00
608 18,490.00
21 2 38,070.00
606 19,580.00
606 19,580.00
22 2 40,560.00
604 20,980.00
604 20,980.00
23 2 43,800.00
602 22,820.00
117
602 22,820.00
24 2 47,730.00
600 24,910.00
600 24,910.00
25 2 51,800.00
598 26,890.00
598 26,890.00
26 2 55,960.00
596 29,070.00
596 29,070.00
27 2 60,230.00
594 31,160.00
594 31,160.00
28 2 64,290.00
592 33,130.00
592 33,130.00
29 2 68,290.00
590 35,160.00
590 35,160.00
30 2 72,460.00
588 37,300.00
588 37,300.00
31 2 76,700.00
586 39,400.00
586 39,400.00
32 2 80,900.00
584 41,500.00
584 41,500.00
33 2 85,140.00
582 43,640.00
582 43,640.00
34 2 89,350.00
580 45,710.00
580 45,710.00
35 2 93,370.00
578 47,660.00
578 47,660.00
36 2 97,200.00
576 49,540.00
576 49,540.00
37 2 101,020.00
574 51,480.00
118
574 51,480.00
38 2 104,890.00
572 53,410.00
572 53,410.00
39 2 108,970.00
570 55,560.00
570 55,560.00
40 2 113,500.00
568 57,940.00
568 57,940.00
41 2 118,470.00
566 60,530.00
566 60,530.00
42 2 123,390.00
564 62,860.00
564 62,860.00
43 2 128,220.00
562 65,360.00
562 65,360.00
44 2 133,230.00
560 67,870.00
560 67,870.00
45 2 138,120.00
558 70,250.00
558 70,250.00
46 2 142,810.00
556 72,560.00
556 72,560.00
47 2 147,670.00
554 75,110.00
554 75,110.00
48 2 153,090.00
552 77,980.00
552 77,980.00
49 2 159,290.00
550 81,310.00
550 81,310.00
48 2 165,080.00
548 83,770.00
548 83,770.00
49 2 170,150.00
546 86,380.00
119
546 86,380.00
50 2 175,490.00
544 89,110.00
544 89,110.00
51 2 181,270.00
542 92,160.00
542 92,160.00
52 2 187,730.00
540 95,570.00
540 95,570.00
53 2 194,740.00
538 99,170.00
538 99,170.00
54 2 201,370.00
536 102,200.00
536 102,200.00
55 2 206,900.00
534 104,700.00
534 104,700.00
56 2 211,900.00
532 107,200.00
532 107,200.00
57 2 216,400.00
530 109,200.00
530 109,200.00
58 2 220,700.00
528 111,500.00
528 111,500.00
59 2 225,800.00
526 114,300.00
526 114,300.00
60 2 231,100.00
524 116,800.00
524 116,800.00
61 2 235,500.00
522 118,700.00
522 118,700.00
62 2 239,000.00
520 120,300.00
520 120,300.00
63 2 242,200.00
518 121,900.00
120
518 121,900.00
64 2 245,000.00
516 123,100.00
516 123,100.00
65 2 257,600.00
514 134,500.00
514 134,500.00
66 2 272,200.00
512 137,700.00
512 137,700.00
67 2 277,300.00
510 139,600.00
510 139,600.00
68 2 283,900.00
508 141,200.00
508 141,200.00
69 2 283,900.00
506 142,700.00
506 142,700.00
70 2 289,900.00
504 144,100.00
504 144,100.00
71 2 289,900.00
502 145,800.00
502 145,800.00
72 2 295,600.00
500 147,800.00
LAMPIRAN X
SCHEDULE PENELITIAN
Bulan
No Keterangan Februari Maret April Mei Juni Juli Agustu
Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Mingg
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Pengajuan tugas akhir x x
2 Permohonan penelitian x x
ke Perusahaan
3 Pengenalan lingkungan x
tempat penelitian
4 Pengenalan lingkungan x x
tempat penelitian
5 Penyusunan proposal x x x
penelitian
6 Bimbingan dan x x x x x x x
perbaikan proposal
7 Seminar proposal x
8 perbaikan proposal x x x
9 Pengambilan data x x
lapangan
10 Bimbingan, pengolahan
data dan pembahasan x x x x x
11 Seminar hasil
122
Bulan
No Keterangan Desembe Januari Februari Maret April
r
Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
10 Bimbingan, pengolahan x x x x x x x x x x x x
data dan pembahasan
11 Seminar Hasil x
12 Bimbingan Sidang x x x x
13 Sidang Komprehenship x
LAMPIRAN XI
DOKUMENTASI LAPANGAN
SURAT PERNYATAAN
NPM : 1210024427053
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul:
Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat
skripsi orang lain. Apabila kemudian dari pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan gelar
kesarjanaannya).
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
(Muhammad Iqbal)
126
BIODATA
085375564301
Telp/HP /Email :
Iqbal_Muhammad@yahoo.com