Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Persiapan magang merupakan suatu kegiatan yang saya lakukan untuk
menunjang teori yang di ajarkan di sekolah yang akan di terapkan di lapangan.
Persiapan magang merupakan salah satu syarat kelulusan oleh setiap siswa kelas
XIII Geologi Pertambangan. Merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan singkron
progam pendidikan di sekolah. Progam ini menekan pada penguasahan keahlian,
melalui kegiatan kerja langsung di dunia kerja baik di instansi pemerintahan,
lembaga keuangan maupun perusahaan.
Adapun perusahaan di tempat saya magang bergerak di bidang tambang
batu andesit yang berguna sebagai kontrusi jalan ataupun pengeras lainnya selain
itu pengukuran iup tambang adalah salah satu pekerjaan atau kegiatan yang di
lakukan selama 2 bulan sekali sebagai laporan perusahaan tentang perubahan
tambang dan informasi tentang pengambilan bahan galian oleh sebab itu sya
tertarik membahas sebuah judul dari devisi tersebut ialah pengukuran iup tambang
PT. ANSHAR TERANG CRUSINDO untuk mendalami dan memperluas ilmu
survey saya sendiri dimana akan berguna untuk masa yang akan datang contoh
nya di dunia kerja maupun kuliah.

1.2 Identifikasi Masalah


Adapun latar belekang penelitian yang ssaya bahas ini identifikasi masalah
nya adalah antar lain sebagai berikut :
1. melihat perubahan permukaan yang sudah di tambang dari data bulan
lalu dan data yang baru.
2. menghitung berapa kubik tanah yang sudah di kupas dan berapa lama
untuk menuju ke bahan galian.

1
3. melihat perubahan elevasi di tiap-tiap perbatasan lahan yang sudah di
clearing dan yang sudah di tambang.
4. Melihat tempat pembuangan tanah kupasan atau disposal apakah sudah
banyak dan sebanding tanah yang di kupas dengan tanah yang dibuang.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah dapat di identifikasikan beberapa masalah
diantaranya adalah:
1. Apakah pengukuran topografi memerlukan APD dalam berlangsung nya
kegiatan itu?
2. Bagaimana tahapan pengukuran topografi dalam pekerjaan ataupun dalam
dunia tambang
3. Apa saja peralatan yang digunakan dalam melakakukan kegiatan
pengukuran topografi iup tambang?
4. Bagaimana cara pengambilan data pengukuran tambang sesuai kondisi
lapangan nya?

1.4 Batasan Masalah


Agar penelitian ini lebih terarah dan tepat selesai pada waktunya, maka di
tetapkan batsan masalah itu iyalah:
1. Pengukuran akan dilakukan dengan waktu yang sudah di tentukan
perusahaan karna data sedang dibutuhkan adalah 10 hari.
2. Dan harap memberhentikan kegiatan pengukurann ketika cuaca hujan
karna jika mengabaikan hal itu alat akan mengembun dan akan
memperburuk keadaan jika alat yang kita gunakan mengalami kerusakan
karna lanjut mengukur dalam kondisi hujan.

1.5 Tujuan Penelitian


adapun tujuan penelitian ini ada beberapa point yaitu:
Mengetahui APD yang digunakan dalam pekerjaan pemetaan topografi di
PT.ANSHAR TERANG CRUSINDO.

2
Mengetahui tahapan persiapan pengukuran topografi di PT.ANSHAR
TERANG CRUSINDO.
Mengetahui peralatan dan perlengkapan pemetaan topografi di PT.
ANSHAR TERANG CRUSINDO.
Mengetahui pengambilan data pengukuran di PT. ANSHAR TERANG
CRUSINDO.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan


PT. ANSAR TERANG CRUSHINDO merupakan salah satu perusahaan di
provinsi sumatra barat yang bergerak di bidang pertambangan dan crusher.PT.
ANSAR TERANG CRUSHINDO lebih di kenal dengan nama PT. ATC didirikan
oleh Ir. M Saleh Z. Sebagai direktur utama dan Thedy Antoni Sebagai Dewan
Komisaris. Pada tahun 2009, PT. Ansar Terang Crushindo melalui usahanya dari
bawah dengan bekerja penambangan batu gunung (GalianC) dan membuka
StoneCrusher. Penambangan dengan berbekal pengalaman, dan di dukung oleh
para staff ahli yang profesional dan berlatar belakang pendidikan sarjana teknik
sipil.
PT. ANSAR TERANG CRUSHINDO mulai di kenal di Sumatra Barat dan
Riau semenjak membuka pertambangan batu gunung golongan C. Dan kegiatan
penambangan bahan galian batuan Andesit PT. ANSAR TERANG CRUSHINDO
menggunakan sistem terbuka, maka resiko dapat di perkecil dan biaya yang di
keluarkan lebih ekonomis.

2.2 Profil Perusahaan

Gambar 2.1 : Lambang PT.ATC

4
Alamat: Pangkalan, Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Lima Puluh Kota,
Sumatera Barat 26272.
Provinsi: Sumatera Barat.
Telepon: 0813-7878-5518
Tentang PT. ANSAR TERANG CRUSHINDO
PT. Ansar Terang Crushindo adalah salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang pertambangan bahan galian batu gunung (Batu Andesit) Memiliki
cadangan yang mencakup potensial untuk di produksi dan di kembangkan.
Luas kuasa pertambangannya sekitar 25,28 hektar, dari tahun ke tahun.
Perusahaan ini terus berupaya untuk mengoptimalkan produksi batu andesit nya.
Sekitar 10 tahun/lebih beroperasi PT. Ansar Terang Crushindo telah membuka
satu tambang baru, yaitu PT. Ansar Terang Crushindo II yang memiliki kualitas
batu andesit yang ekonomis dan telah beroperasi sekitar 6 tahun/lebih.

2.3 Visi dan Misi Perusahaan


a) Visi Perusahaan
“Dalam kapasitasnya sebagai perusahaan nasional yang bergerak di bidang
pertambangan dan crusher bermaksud untuk bisa ikut berperan aktif menciptakan
lahan – lahan usaha serta menciptakan lapangan pekerjaan mendukung setiap
usaha pembangunan dan pengembangan wilayah di indonesi, khusunya Sumatra
Barat”
b) Misi Perusahaan
1. Memuaskan Kebutuhan Pelanggan.
2. Membuka Lowongan Kerja.
3. Mengembangkan Karyawan.
4. Menjalin kemitraan dengan Konsumen
5. Mendukung pembangunan masyarakat dan Negara.
6. Mengutamakan keselamatan, kelesatarian dan keserasian
Lingkungan.

5
2.4 Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT. Ansar Terang Crushindo

KOMISARIS

DIREKTUR UTAMA

GENERAL MANAGER

KEPALA TEKNIK
TAMBANG

Kep. GUDANG SUPERVISOR


HANDAK

SECURITY
Foreman
Drill and Blast Enginer

Operator alat
Blaster berat
Driller

Helper Drilling Blasting Crew

Gambar 2.2 : Struktur Organisasi

6
2.5 Jam Kerja

Tabel 2.5. Jam Kerja PT. ATC


JAM KERJA
Hari Jam masuk Jam istirahat Jam kerja siang –
kerja pulang
Senin 08:00 – 12:00 12:00– 13:00 13:00 - 17 : 00
Selasa 08:00 – 12:00 12:00– 13:00 13:00 - 17 : 00
Rabu 08:00 – 12:00 12:00– 13:00 13:00 - 17 : 00
Kamis 08:00 – 12:00 12:00– 13:00 13:00 - 17 : 00
Jum'at 08:00 - 11:30 11:30 - 13:30 13:30 - 17 : 00
Sabtu 08:00 – 12:00 12:00– 13:00 13:00 - 17 : 00
Minggu 08:00 – 12:00 12:00– 13:00 13:00 - 17 : 00

2.6 Ketenaga Kerjaan


PT. ANSAR TERANG CRUSHINDO yang berkantor pusat di jalan MH.
Thamrin No.88 Kel.Belakang Pondok Padang, Mempunyai Dua devisi yakni
Devisi tambang, Devisi stoner crusher.

1. Divisi Tambang
Devisi ini berfungsi sebagai bagian dair PT. Ansar Terang Crushindo yang
di bentuk untuk melakukan penambangan (golongan C) :
1. Tambang ATC I
Jorong Pauh Anok, Nagari Pangkalan, Kec. Pangkalan Koto Baru.
IUP : NO. 544-1-2018.
2. Tambang ATC II
Jorong Lubuk Jantan, Nagari Manggilang, Kec. Pangkalan Koto Baru.
IUP : NO.544-30-2017
Cara Pengembangannya dengan menggunakan system terbuka.
3. Stone Crusher
Jorong Lubuk Jantan, Nagari Manggilang, Kec. Pangkalan Koto Baru.

7
Nomor IUP : 544 – 94 – 2018 STONE CRUSHE
2. Divisi Stone Crusher
Devisi ini didirikan untuk menjalankan fungsinya sebagai bagian dari
perusahaan untuk menindak lanjuti proses dari hasil tambang (galian C) yang saat
ini berkedudukan Di Jorong Lubuk Jantan, Nagari Manggilang Kec. Pangkalan
Koto Baru, Kab. Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatra Barat.
Unit pengolahan stone Crusher PT. Ansar Terang Crushindo memiliki kapasitas
60 ton/jam dengan produktif kerja selama 8 jam dengan hasil 12.000 Ton
perbulan.
Unit crusher terdiri dari :
1 Unit Jaw Primary tipe 600 x 900
1 Unit Jaw Secundery tipe 1.200 x 250

2.7 Kondisi Topografi


1. Tambang I
IUP Produksi PT. ANSAR TERANG CRUSDHINDO Seluas 20 Ha dan
cadangan 5 Juta Ton Material Batuan Andesit.
2. Tambang II
IUP Produksi PT. ANSAR TERANG CRUSHINDO Seluas 25,28 Ha dan
cadangan 20 Juta Ton Material Batuan Andesit.

2.8 Kondisi Morfologi


berdasarkan analisa yang terlihat selama magang industry dilakukan di PT.
ANSHAR TERANG CRUSINDO itu terlihat beberapa pohon antara lain:
1. Pohon getah karet/biasa disebut rambung di area perkebunan karet dekat
jalan arah masuk kedalam area tambang.
2. Beberapa pohon durian yang di tanam oleh pemilik lahan.
3. Dan berbagai macam tumbuhan alam seperti anak kayu yang tinggi nya
lebih kurang 2,5 meter karna ada lokasi yang belum di lakukan
pembersihan lahan dan bisa di sebut itu masih hutan.

8
2.9 Keadaan Geologi

Berdasarkan analisis selama magang industry itu dilakukan, kondisi


geologi yang ada di PT. ANSHAR TERANG CRUSINDO ialah antara lain:
1. Kondisi permukaan di daerah desa lubuk jantan hingga ke area tambang itu
identik dengan perbukitan, dikarenakan disana banyak hamparan batuan
gunung sehingga kondisi nya menjadi perbukitan.
2. Lapisan tanah penutup sebelum menemui bahan galian andesit itu ialah ada
top soil dan sub soil.
3. Dan kondisi kemenerusan bahan galian nya disana ialah menurun dari atas
puncak kebawah dan tebal lapisan tanah penutup pasti berbeda dari puncak
hingga kebawah.

Gambar 2.3. Kondisi Geologi

9
BAB III
DASAR TEORI

3.1 Topografi
Topografi adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain
seperti planet, satelit alami (bulan dan sebaginya) dan asteroid. Topografi
umumnya menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan identitas jenis
lahan. Relief adalah bantuk permukaan suatu lahan yang dikelompokkan atau
ditentukan berdasarkan perbedaan ketinggian (amplitude) dari permukaan bumi
(bidang datar) suatu bentuk bentang lahan (landform). Sedang secara kualitatif
adalah bentang lahan (landform) dan secara kuantitatif dinyatakan dalam satuan
kelas lereng, arah lereg, panjang lereng dan bentuk lereng.

Gambar 3.1 bentuk topografi

Perkembangan sebagian besar didorong karena suatu kebutuhan militer saat


ini. Operasi taktis dan kegiatan tentara yang sangat kompleks.Sehingga sangat
penting bagi semua prajurit untuk dapt membaca dan menafsirkan peta, agar dapat
bergerak cepat dan efektif di medan perang. Pengenalan medan dapat memberikan
perbedaan nyata dalam medan pertempuran. Kemampuan membaca peta sangat
dibutuhkan jika ingin memenangkan pertempuran. Tidak hanya dalam medan
pertemputan, hal ini juga berlaku untuk keperluan sipil untuk berburu, menempuh

10
rimba, menyusuri rawa, mendaki gunung,bukit atau penggunaan lainnya dimana
ketepatan navigas darat diperlukan.

3.2 Pengertian Peta Topografi


suatu peta yang memperlihatkan keadaan bentuk dengan penyebaran roman
muka bumi dan dimensinya. Sebuah peta topografi biasanya terdiri dari dua atau
lebih peta yang tergabung untuk membentuk keseluruhan peta. Sebuah garis
kontur merupakan kombinasi dari dua segmen garis yang berhubungan namun
tidak berpotongan, ini merupakan titik elevasi pada peta topografi.

Dalam pembuatan peta topografi dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu :
A. Survei langsung :
Survei yang dilakukan secara langsung menggunakan peralatan survei untuk
memastikan keadaan fisik lokasi secara tiga dimensi, jarak, ketinggian dan sudut
secara lebih akurasi suatu permukaan.
B. Survei tidak langsung :
Survei yang dilakukan dengan pengumpilan data bumi dari gsebuah ambar
satelit, gambar yang diambil dari pesawat, radar, dan sonar (bawah air).

3.3 Tujuan Peta Topografi


Peta ini dibuat untuk memberikan informasi mengenai Keberadaan suatu
lokasi dan jarak, seperti sebuah lokasi penduduk, rute perjalanan dan sebuah
komunikasi. Peta topografi juga dapat menampilkan variasi daerah, ketinggian
kontur, dan tingkat tutupan vegetasi.

Kategori :
Peta topografi dapat di kategorkan berdasarkan skala dan jenis, sebagai berikut :
1. Skala kecil pada peta standar memiliki skala 1:1.000.000 dan lebih kecil
digunakan untuk perncanaan umum. Peta ini meliputi area yang sangat
besar dengan mengorbankan detail.
2. Skala menengah pada peta standar memiliki skala 1:250.000 dan lebih
kecil digunakan untuk perencanaan operasional. Peta ini mengandung
detail dengan jumlah sedang.
11
3. Skala besar pada peta standarnya memiliki skala 1:50.000 atau lebih
seringnya dengan skala 1:25.000 dan lebih kecil digunakan untuk
perencanaan taktis, administrasi, dan logistik. Peta ini sering ditemukan
dan digunakan pihak militer.

3.4 list Perlengkapan Pemetaan Topografi


Dalam melakukan survey dan pemetaan banyak hal hal yang perlu
diperhatikan dengan teliti agar survey yang akan kita lakulan berjalan dengan baik
dan menghasilkan hasil sesuai yang di harapkan. Salah satu hal yang paling
penting adalah mempersiapkan alat-alat survey itu sendiri.

Berikut beberapa alat survei yang perlu dibawa saat melakukan pengukuran
dan pemetaan topografi.

1. Peta lokasi ini penting untuk mengetahui lokasi pemetaan ada di mana.
Disamping itu, dengan mengetahui kawasan yang akan dipetakan akan
memudahkan dalam perencanaan survei seperti peletakan bench mark (BM),
backsight (BS), foresight (FS), hingga transek peletakan titik pengukuran
detilnya (P).
2. Global Position System (GPS). GPS dibutuhkan untuk mengetahui lokasi titik
pengukuran acuan (BM). Dengan diketahui lokasi absolut titik ikat
pengukuran maka pengukuran lainnya akan mudah untuk dihitung.
Penggunaan GPS dala survey dapat digunakan tipe hand held, namun pada
kasus tertentu yang membutuhkan kedetilan rinci dibutuhkan GPS geodetik.
Salah satu contohnya adalah perencanaan pembuatan jalur pipa, pengukuran
topografi yang dilakukan harus skala detil sehingga membutuhkan GPS
geodetik karena selisih 1 cm saja akan berperngaruh terhadap tekana air
dalam pipa yang akan dibangun nantinya.
3. Pita ukur. Nama lainnya adalah meteran, digunakan untuk melakukan
pengukuran tinggi alat ukur yang dipasang terhadap tanah. Tinggi ini penting
untuk mengetahui selisih tinggi alat yang ditembakkan.

12
4. Alat ukur topografi. Banyak jenis yang digunakan, antara lain waterpass,
theodolite, kompas survey, ataupun total station. Masing – masing memiliki
kelebihan dan kekurangan. Setiap jenis alat survey memiliki tingkat ketelitian
yang berbeda pula. Metode yang digunakan juga berbeda – beda, sehingga
bagi surveyor yang melakukan pengukuran harus sudah paham di luar kepala
mengenai karakteristik alat survey beserta metodenya.
5. Prisma. Peletakan prisma ada dua, ada yang diletakkan diatas statif untuk
penentuan titik utama dan ada yang diletakkan diatas yalon untuk pengukuran
detil.
6. Statif. Biasa disebut dengan tripod atau kaki tiga. ALat ini digunakan untuk
memberdirikan alat survey dan prisma pembalik.
7. Unting – unting. Digunakan untuk meposisikan kelurusan alat dengan patok
pengukuran di bawahnya.

Metode dalam melakukan pengukuran pun bermacam – macam. Penentuan


pemilihan metode juga perlu mempertimbangkan kondisi wilayah yang dipetakan
serta kedetilan informasi yang ingin diperoleh. Untuk itu, sebagian besar orang
memilih menggunakan jasa survey untuk membantu dalam melakukan pemetaan
dan perencanaan sebelum pembangunan untuk meminimalkan resiko kesalahan
dalam pengukuran dan penggambaran topografi suatu tempat.
Pada awal perencanaan, sebaiknya dilakukan dengan observasi umum
mengenai wilayah yang akan dipetakan. Dengan mengetahui batasan wilayah
hingga bentuk secara umum akan memudahkan perencanaan pengukuran dan
penghematan waktu, tenaga, serta biaya. Lantas bagaimana cara untuk
mendapatkan gambaran umum tersebut ?
Caranya mudah, yaitu dengan menggunakan data spasial dapat berupa
pemotretan udara maupun citra satelit. Untuk kawasan yang lingkupnya relatif
kecil, disarankan untuk menggunakan foto udara. Alasannya adalah memiliki
tingkat kedetilan lebih baik dan resolusinya juga besar. Dengan menggunakan jasa
pemetaan dari TechnoGIS Indonesia, pengukuran topografi yang dilakukan juga

13
difasilitasi dengan pemotretan udara dengan menggunakan drone sehingga titik
terluar area kajian akan lebih mudah ditentukan.
Untuk melakukan survey pemetaan memang membutuhkan persiapan dan
perencanaan yang matang. Pengenalan medan hingga penentuan rule yang
digunakan untuk mendaptkan data perlu diperhatikan. Bahkan dalam
pelaksanaannya, tim survey harus memiliki banyak rencana cadangan dan dituntut
harus bisa memberikan keputusan terbaik untuk mendapatkan data optimal.
Sehingga tidak heran jika banyak pemilik kepentingan memilih untuk
menggunakan jasa survey pemetaan karena cost yang dibutuhkan akan jauh lebih
rendah jika dibandingkan dengan melakukan survey pemetaan sendiri.
Jika Anda bingung mencari jasa survey dan pemetaan atau permasalah
pemetaan lainnya, segera hubungi kami. TechnoGIS Indonesia telah lama
menggeluti ranah spasial dan kami selalu memberikan pelayanan terbaik dengan
harga yang kompetitif.
Bahan yang diperlukan pada survey topografi antara lain:
1) Benck Mrk (BM): adalah patok beton yang dibuat dan ditanam ada dua
jenis, yang pertama patok beton yang berukuran 20 cm x 20 cm x 100 cm

Sumber: peralatan dan perlengkapan topo


Gambar 3.2. Patok Benck Mark

2) Control Point (CP):adalah patok beton yang mempunyai ukuran 10 cm x


10 cm x 80 cm atau yang lebih sering disebut dengan Control Point (CP)

14
3.5 Pengukuran Pengikatan
Salah satu kegiatan survei topografi adalah pengukuran pengikatan yaitu
pengukuran untuk mendapatkan titik-titik referensi posisi horisontal dan posisi
vertikal.
1) Peralatan Peralatan yang digunakan untuk kegiatan survei pengukuran
pengikatan adalah:

1 unit Theodolite T2 (untuk posisi horisontal)


1 unit waterpass NAK (untuk posisi vertikal)
1 buah pita baja 50 m
2 set bak ukur

2) Metoda Pelaksanaan
Titik Referensi Posisi Horisontal/Koordinat (X,Y) Untuk pekerjaan ini
dibuat dua buah BM. Dalam proses pemetaan BM.1 dipakai sebagai referensi
horisontal (X,Y). BM ini harus diikatkan terlebih dahulu terhadap BM yang ada
dilapangan (milik PT Timah) yang sudah memiliki nilai koordinat global. BM
yang lain diikatkan terhadap BM.1 ini. Titik-titik referensi ini dilalui atau
termasuk dalam jaringan pengukuran poligon, sehingga merupakan salah satu titik
poligon.
Titik Referensi Posisi Vertikal (Z) Sebagai referensi ketinggian digunakan
elevasi yang sudah tersimpan pada BM di lapangan, yang juga digunakan pada
pekerjaan terdahulu, yang mempunyai datum (elevasi 0.00 m) pada Lowest Low
Water Level (LLWL) pasang surut. 3.2.2 Pemasangan BM Sebagai titik
pengikatan dalam pengukuran topografi perlu dibuat bench mark (BM) dibantu
dengan control point (CP) yang dipasang secara teratur dan mewakili kawasan
secara merata. Kedua jenis titik ikat ini mempunyai fungsi yang sama, yaitu untuk
menyimpan data koordinat, baik koordinat (X,Y) maupun elevasi (Z). Mengingat
fungsinya tersebut maka patok-patok beton ini diusahakan ditanam pada kondisi
tanah yang stabil dan aman. Kedua jenis titik ikat ini diberi nomenklatur atau
kode,untuk memudahkan pembacaan peta yang dihasilkan.

15
3.6 Metoda pengukuran secara umum
1. pengukuran detail situasi
Pengukuran detail situasi adalah pengukuran suatu daerah dengan cara
menentukan objek-objek penting berdasarkan unsur sudut dan jarak dalam jumlah
yang cukup sehingga dapat mewakili atau menggambarkan daerah tersebut beserta
isinya secara jelas dan dituang kedalam skala tertentu.
2. pengukuran polygon

Poligon Tertutup

Sumber; metode pengukuran 2014


Gambar 3.3. poligon tertutup

Adalah kerangka dasar pengukuran yang membentuk poligon segi banyak


yang menutup. Yang dimaksud menutup adalah apabila mulai dari titik 1
kemudian ke titik 2 dan seterusnya akan kembali ke titik 1 lagi. Sehingga akan
membentuk segi banyak. Fungsi dari kembali ke titik awal adalah digunakan
untuk mengkoreksi besaran sudut pada tiap segi banyak tersebut. Pada gambar di
atas terlihat semua sudut teratur namun pada pengukuran di lapangan semua sudut
mempunyai besaran yang berbeda-beda. lalu bagaimana cara menerapkan di
lapangannya? Pada prinsipnya yang perlu diingat adalah penentuan jumlah titik
disesuaikan dengan kondisi lapangan. Misalkan yang diukur lahan yang sangat
luas maka membutuhkan banyak titik poligon. Usahakan menggunakan sedikit
titik poligon yang terpenting menutup. Semakin banyak titik poligon maka tingkat
kesalahan sudut semakin besar. Gambar di atas mempunyai segi 6 artinya apabila

16
kita menghitung jumlah keseluruhan sudut dalam bisa menggunakan rumus (n-
2)x180.
Jumlah sudut dalam total = (6-2)x180 = 720 derajat. Hasil hitungan
tersebut adalah sudut tersebut benar-benar menutup. tapi tahukah anda bahwa
pengukuran di lapangan tidak bisa seperti itu. biasanya ada sedikit kesalahan
jumlah sudut dalam karena beberapa faktor di lapangan. Misalkan saya
bandingkan hasil pengukuran dari lapangan sebelum dikoreksi didapat jumlah
sudut dalam sebesar 720d54’43” (720 derajat 54 menit 43 detik). Maka hasil
pengukuran saya ini ada kesalahan atau kelebihan sudut sebesar 54’43”. Maka
yang harus dikoreksi adalah sebesar 54’43” agar sudut dalam sesuai dengan hasil
rumus di atas. Selain untuk mengkoreksi sudut dalam, fungsi dari poligon tertutup
ini adalah untuk mengkoreksi elevasi. Misalkan saat kita mulai pengukuran dari
titik awal atau titik 1 dengan elevasi awal 100 m dari permukaan laut. Maka saat
kita kembali ketitik awal lagi setelah melalui titik poligon 2,3,4,5, dan 6 harusnya
elevasi akhir adalah 100 m juga. apabila lebih atau kurang dari itu maka harus
dikoreksi.
Poligon Terbuka

Sumber; metode pengukuran 2014


Gambar 3.4 poligon terbuka

Pengukuran poligon terbuka biasa digunakan untuk mengukur jalan,


sungai, maupun irigasi. Tapi kenyataannya bisa digunakan untuk mengukur luas
lahan terbuka. namun tetap disarankan untuk menggunakan poligon tertutup
apabila mengukur luas lahan. Yang dimaksud terbuka disini adalah poligon
tersebut tidak mempunyai sudut dalam seperti pada tertutup. jadi pengukuran di

17
mulai dari titik awal tapi tidak kembali ke titik awal seperti pada gambar di bawah
ini.
Poligon terbuka sendiri terbagi menjadi 2 yaitu terikat sempurna dan tidak
terikat sempurna. Dikatakan terikat sempurna apabila kita mempunyai data-data
koordinat pada titik awal dan titik akhir berupa data koordinat dan elevasi (x,y,z).
Sedangkan terikat tidak sempurna adalah hanya mempunyai data koordinat dan
elevasi pada titik awal saja. Data koordinat tersebut bisa didapatkan dari
benchmark. apa yang dimaksud dengan benchmark? silakan baca artikel saya
sebelumnya. Poligon terbuka tidak terikat sempurna ini tidak bisa dikoreksi
sehingga hanya surveyor-surveyor handal dan berpengalaman banyak lah yang
bisa menggunakan ini karena yakin ketelitian dan kesalahan sudut hanya kecil.
Tingkat kesalahan pada pengukuran sangat tergantung dari pengukurnya sendiri
seberapa akurat bisa melakukannya.

3.7. Prosedur Pengukuran Lapangan


Adapun beberapa prosedur di lapangan yaitu sebagai berikut:
1. Persiapan Peralatan Dan Personil Lapangan
2. Koordinasi Dengan Pihak Terkait
3. Orientasi Lapangan
4. Pengukuran Poligon ( Bm )
5. Pembuatan Tugu Bm
6. Pengukuran Baseline
7. Pengukuran Existing ( Detil )
8. Perhitungan Kordinat Poligon
9. Perhitungan Kordinat Baseline
10. Perhitungan Kordinat Detil
11. Dokumentasi Lapangan
12. Laporan Pekerjaan

18
1. Persiapan Peralatan Dan Personil Lapangan

A. Persiapan peralatan survey seperti:


· Total Station ( theodolite ) dan aksesorisnya
· Meteran @ 50m
· Meteran @ 5m
· Radio HT
· Laptop
· Program pengolahan data
· Program pengambaran
B. Persiapan Personil
· Kordinator lapangan
· Surveyor
· Ast.Surveyor
· Tenaga pembantu

2. Koordinasi Dengan Pihak Terkait


Kordinasi dengan pihak pemberi kerja mengenai luasan atau batas daerah
yang akan di ukur, serta detail apa saja yang harus diambil atau di tampilkan.
Kordinasi mengenai surat tugas dan Surat Izin untuk memasuki lokasi pekerjaan.
Semua ijin yang berkaitan dengan lingkup pekerjaan ini menjadi tanggung jawab
pemberi kerja.

3. Orientasi Lapangan
Orientasi lapangan di lakukan sebelum team melakukan pekrjaan pengukuran
dan pekerjaan lainya yang masih berkaitan dengan pekerjaan pengukuran.
Orientasi lapangan bertujuan mendapakan gambaran secara umum mengenai
lokasi pekerjaan pengukuran sehingga memudahkan perencanaan dan cara yang
efektif dalam pengambilan data pengukuran.

19
4. Pengukuran Poligon ( Bm )
Pengukuran kerangka Poligon bertujuan sebagai acuan ataau titik control
untuk semua pengukuran deti-detil yang akan di ukur.
Metode pengukuran Poligon menggunakan metode satu serie dengan ketelitian
jarak 1:5000.
Dan ketelitian pengukuran sudut √10”detik. Pengukuran polygon mengikuti
Boundari areal yang akan di ukur/di petakan. Alat yang dipakai Total Station dan
perlengkapanya, dengan jumlah satu team pengukuran.

5. Pembuatan Tugu Bm
ada saat pengukuran polygon dibuat juga beberapa BM ( tugu ) sebagai acuan
pengukuran saat ini dan dikemudian hari untuk titik acuan pekerjaan selanjutnya

6. Pengukuran Baseline
Pengukuran Baseline adalah garis pengukuran yang secara umum
membentang di tengah areal pengukuran. Garis-garis baseline ini di pasang per
100m atau lebih di sesuaikan dengan kondisi lapangan dan detil-detil yang akan di
ukur. Patok-Patok baseline ini digunakan agar pengambilan data detil lebih efesien
dan memudahkan penggambaran detil-detil yang akan diukur serta untuk
memonitor kemajuan pekerjaan.

7. Pengukuran Existing ( Detil )


Detil-detil yang akan di ukur antara lain :
 Spot height ( ketinggian tanah )
 Jalan Utama, jalan masuk,jalan setapak,jogging track, dll
 Sungai, selokan, saluran, main drain, dll.
 Bangunan, pondok, dll.
 Pohon-pohon,taman, dll.
 Jaringan utilitas seperti, jalur pipa, jalur kabel, tiang listri, tiang
telepon,tiang lampu,rambu-rambu, dll.

20
Metode pengukuran detil dengan cara berdiri di patok-patok baseline dan
pengambilan data secara radial.

8. Perhitungan Kordinat Poligon


Setelah Patok-patok polygon diukur selanjutnya dilakukan perhitungan
kordinat poligon dari data hasil pengukuran lapangan. Perhitungan data ini
menggunakan program perhitungan dengan metode perataan Bowdich. Hasi
perhitunga data polygon ini berupa kordinat tiga dimensi ( X,Y,Z ). Data-data
kordinat ini selanjutnya diplot/digambar menggunakan software CAD ( autocad ).

9. Perhitungan Kordinat Baseline


Cara perhitungan kordinat baseline sama dengan perhitungan kordinat
Polygon.Kordinata baseline mengacu ke kordinat polygon hasil perhitungan
sebelumnya.

10. Perhitungan Kordinat Detil


Raw data dan Kordinat titik-titik detil pada saat pengukuran secara otomatis
dihitung dan di rekam di dalam memori alat pengukuran ( Total station ). Pada
saat di Basecamp data-data pengukuran tersebut di download dengan software
tertentu dan di editing. Selanjutnya data-data titik detil yang sudah dalam bentuk
koordinat tiga dimensi di plot di software CAD.

11. Dokumentasi Lapangan


Dokumentasi lapangan berupa data-data pengukuran dan Foto-foto selama
kegiatan pengukuran dilaksanakan.

12. Laporan Pekerjaan


Laporan pekerjaan berisi uraian tahapan pengukuran,metode pekerjaan serta
hasil pengukuran berupa data kordinat dan peta, serta gambar-gambar pengukuran.

21
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian


Adapun jenis penelitian yang dilakukan disana iyalah penelitian Deskriptif
pemetaan topografi iup tambang di PT. ANSHAR TERANG CRUSINDO yang
mana di perusahaan tersebut mempunyai dua tambang jadi untuk pengukuran
pertama di tambang 1 (satu) ialah seluas 20 ha dengan cadangan bahan galian
sebesar 5 juta ton.
Sedangkan yang di tambang 2(dua) itu seluas 25,28 ha dengan cadangan
bahan galian sebesar 20 juta ton batu andesit dan melakukan pengukuran kedua
tambang tersebut dengan jangka waktu 1(satu) bulan.

Gambar 4.1 Pemetaan Topografi

4.2 Metode Penelitian


Berdasarkan analisis dari kegiatan yang berlangsung metode penelitian yang
di gunakan pada saat pengukuran iup lahan adalah:
1. Detail situasi
2. Polygon terbuka
3. Poygon tertutup

22
4.3 Waktu dan Tempat Penelitian
Kegiatan magang dilaksanakan pada tanggal 22 januari 2021 sampai tanggal
23 april 2021 yang bertempat di PT. ANSAR TERANG CRUSHINDO SITE
LUBUK JANTANNAGARI MANGGILAN KECAMATAN PANGKALAN
KOTO BARU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA.

4.4 Pengambilan Data


Adapun data yang di ambil dari lapangan harus sesuai dengan SOP dan
tidak ada kesalahan saat pembuatan peta nanti nya, berikut adalah point-point
pengambilan data yang benar sebagai berikut:
1. Posisi alat dan penyentringan harus sesuai dengan koordinat yang telah
ditentukan.
2. Titik yang diambil untuk data pengukuran harus sesuai dengan kondisi
lapangan dan akan di terterakan di peta nantinya.
3. Penembakan ke titik data yang akan di ambil melalui alat pengukuran
harus tepat.
4. Penulisan data back tidak boleh salah.

Gambar 4.2. Pengambilan Data Pengukuran.

23
4.4.1 Data Primer
Adapun data yang saya dapat langsung dari lapangan. Adalah data back
untuk koordinat hasil pengukuran yang di catat ke buku kecil agar tidak ada
kesalahan ataupun kelupaan pada saat pengukuran berlangsung.

4.4.2 Data Sekunder


Dan data sekunder/data perusahaan yang saya dapatkan iyalah peta
topografi iup tambang PT. ANSHAR TERANG CRUSINDO 1 berikut gambar
peta topografi tersebut:

4.5 Teknik Pengolahan Data


A. Hasil Data Pengukuran
Hasil data pengukuran pada pengukuran topografi ini ialah berbentuk
koordinat horizontal, vertical dan elevasi. Dimana pada hasil data pengukuran
topografi ini dapat dilihat pada table dibawah ini.
Tabel 4.1. Hasil Data Pengukuran
Koordinat Elevasi
No BM
X Y Z
1 693356.7 8304.741 108.565
2 693350.9 8306.937 108.519
3 693352.1 8297.87 110.6
4 693363 8295 110.44
5 693372 8292.826 110.361
6 693384 8290.482 109.775
7 693382.7 8283.685 111.464
8 693372.3 8284.708 112.593
9 693363.1 8286.444 112.541
10 693354.5 8286.645 113.067
11 693355.2 8276.89 114.516
12 FS 112 693364.2 8279.921 114.004
13 693373.6 8279.511 113.895
14 693389.2 8279.669 111.678
15 693386.5 8271.089 114.444
16 693373.2 8272.989 115.242
17 693363.2 8273.142 115.397
18 693355.2 8272.91 116.014
19 693385.9 8260.628 115.976
20 693375.2 8258.664 117.032
21 693366.3 8258.312 117.623
22 693394.2 8281.547 109.61
23 693389.7 8274.575 109.937
24 693394.9 8264.054 109.706
25 693396.5 8255.752 109.892
26 693397.3 8246.499 110.271
27 693399.3 8237.073 110
28 693408.9 8236.628 109.669
FS128
29 693416.7 8236.47 109.799
30 693413.7 8259.259 110.169
31 693405.2 8259.655 109.925
32 693404.1 8272.09 109.612
33 693413 8289.656 107.98 24
B. Input Data Pengukuran
Setelah selesai melakukan pengukuran dan sudah mendapatkan hasil data
pengukuran langkah selanjutnya adalah mengimput data pengukuran itu di exel
agar bisa di ekspor di aplikasi software dan akan dijadikan kontur dan dibuat ke
seebuah peta topografi yang di butuhkan.

Gambar 4.4. Input Data Pengukuran

25
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Alat Pelindung Diri


Adapun alat pelindung diri yang di gunakan pada saat pengukuran iup
tambang berlangsung ialah :
1. Sepatu Safety (Agar lebih aman untuk digunakan karna kondisi lapangan
banyak terdapat serpihan batuan hasil dari peledakan yang tajam)
2. Helmet (Melindungi kepala agar terhindar dari terkena nya material yang
jatuh dari atas tebing secara langsung maka sebab itu harus menggunakan
helm)
3. Rompi (Agar terlihat oleh operator alat berat yang ada di tambang dan
sebagai penanda bahwa sedang melakukan pengukuran dan alat berat
memberikan waktu sementara untuk pengambilan titik nya)

Gambar 5.1 Alat pelindung diri.

26
5.2 Tahapan Persiapan Pemetaan Topografi
Berikut beberapa prosedur pengukuran yang dilakukan adalah:
1. Persiapan perlatan dan personil lapangan
a. Persiapan perlatan
· Total Station dan aksesorisnya
· Meteran @ 50m
· Meteran @ 5m
· Radio HT
· Laptop (satu buah laptop merek asus core i5)
· Program pengolahan data (aplikasi exel)
· Program pengambaran (software ArcGis)
b. Persiapan Personil
· Kordinator lapangan(satu orang kordinator lapangan devisi ineering)
· Ast.Surveyor(empat orang asisten survey dari siswa magang asal
SMKN 3 MANDAU)

2. Koordinasi Dengan Pihak Terkait


Pihak perusahaan yang harus koordinasi terlebih dahulu dengan pemilik lahan
dan pihak perusahaan itu sendiri agar ada persetujuan pada saat pengukuran dan
tidak ada kesalah pahaman.
3. Orientasi Lapangan
Pengecekan lokasi pengukuran untuk penentuan titik semu atau pengeplotan
titik sementara sebelum pengukuran agar dapat menentukan titik tegak alat untuk
pengukuran yang akan berlangsung.
4. Pengukuran Existing ( Detil )
Adapun pengukuran existing (detail) Pada saat pengukuran topografi
berlangsung dan pengukuran detail situasi lah yang di gunakan pada saat
pengukuran berlangsung karna untuk mengambil data situasi yang ada dilapangan
dan akan di jadikan sebuah peta untuk laporan perusahaan tentang perubahan pada
lokasi tambang.

27
5. Pengukuran Kordinat Poligon
Pengukuran koordinat polygon digunakan pada saat pemetaan topografi iup
tambang di pt.anshar terang crusindo 2 ini ialah ketika melakukan pengukuran di
dalam hutan yang belum di clearing, karna jika tidak menggunakan metoda
pengukuran polygon akan menyulitkan team survey dalam kegiatan pengukuran
karna banyak halangan pohon-pohon dan tumbuh tumbuhan yang ada di dalam
hutan.
6. Dokumentsi lapangan
Adapun guna dokumentasi lapangan ini ialah untuk membandingkan dengan
hasil pengukuran apakah singkron dengan data pengukuran atau tidak kah
dokumentasi lapangan tersebut
7. Laporan pekerjaan
Adapun laporan pekerjaan ini di berikan keperusahaan untuk seberapa habis
dana yang di gunakan pada saat pengukuran topografi berlangsung mulai dari
persiapan alat yang kurang ataupun konsumsi anggota team survey pada saat
pengukuran.

5.3 Peralatan Dan Perlengkapan


Adapun alat dan bahan yang di gunakan pada saat pengukuran iup tambang
berlangsung adalah:
A. Peralatan
1. Total Station
Menggunakan satu alat ukur topografi jenis foif yang mana alat ini adalah
alat seri terbaru dan mode penyentringan nya menggunakan laser tidak lagi
meneropong untuk menempatkan alat tepat pada titik/patok.

28
Gambar 5.2. Total Station(jenis FOIF)
2. Statif
Menggunakan tiga statif untuk pengukuran topografi di PT.ANSHAR
TERANG CRUSINDO yang mana alat ini digunakan untuk pengukuran topografi
sebagai dudukan dari alat ukur yaitu total station.

Gambar 5.3. Statif / Tripod

3. Prisma Statif
Menggunakan dua alat prisma statif untuk titik Back Sight(BS) dan Fore
Sight(FS), jadi prisma yang menggunakan statif sebagai tempat kedudukannya
adalah prisma yang di gunakan untuk di titik BS yang mana titik BS ini adalah
titik balik pengukuran untuk mengecek apakah sudah benar berdiri nya alat pada
titik yang sudah di tentukan.

Gambar 5.4. Prisma Statif

29
4. Prisma Stick
Pada pengukuran topografi iup tambang di PT. ANSHAR TERANG CRUSINDO
menggunakan 2 prisma stick sebagai alat pengambilan titik langsung dilapangan
yang bisa kita lihat dari gambar berikut.

Gambar 5.5. Prisma Stick

5. Meteran
Pada pengukuran topografi iup tambang PT.ANSHAR TERANG
CRUSINDO menggunakan 2 meteran sebagai alat untuk mengukur tinggi alat
dari permukaan menuju ke alat yang sudah di tegakkan.

Gambar 5.6. Meteran / Pita Ukur

30
6. Global Position System (GPS)
Menggunakan satu alat GPS untuk melihat dan menetukan batas iup yang
akan diukur.
B. Bahan
1. Banch Mark (BM)
Satu titik awal pengikat pengukuran yang telah di tentukan perusahan untuk
titik pengikat awal dan koordinat awal yang di ambil dari data alat geodetic.

Gambar 5.7. Banch Mark

2. Pita Penanda
Sebagai penanda suatu patok yang digunakan dalam pengukuran dilapangan.

Gambar 5.8. Pita Penanda

31
5.4 Tahapan Pengambilan Data Pengukuran
5.4.1. Penentuan titik awal pengukuran atau Banch Mark maupun titik semu.
Adapun penentuan titik awal atau banch mark ini adalah titik awal yang
berupa koordinat dan koordinat itu di tentukan oleh alat berupa geodetik agar
koordinat yang digunakan lebih akurat oleh sebab itu koordinat itu di ambil oleh
alat berupa geodetic.
Dan titik semu adalah titik dimana titik bm sementara yang di ambil dari
alat ukur topografi yaitu total station, titik ini digunakan untuk perpindahan alat
agar lokasi yang awal nya tidak kelihatan pada saat di ukur bisa dilakukan
pengukuran selanjutnya untuk pengukuran detail situasi.
5.4.2. Pengeplotan Titik Semu Pengukuran
Adapun pengeplotan titik semu ini adalah sebuah pendirian titik baru
sementara guna untuk dijadikan perpindahan alat selanjutnya agar bisa mengukur
lokasi selanjutnya yang mungkin tidak kelihatan di titik sebelumnya.

Gambar 5.9. PengeplotanTitik Semu Pengukuran

5.4.3 Detail Situasi Pengukuran


Adapun detail situasi pengukuran yang dilakukan pada saat pengukuran
adalah menentukan titik-titik yang seharusnya akan diukur untuk mengetahui
bentuk atau situasi saat ini pada pengukuran itu

32
Gambar 5.10. Detail Situasi Pengukuran

5.4.4. Mengoreksi Hasil Pengukuran dan Menghitung Detail Titik Situasi


Adapun data hasil pengukuran juga harus di koreksi apakah ada
permasalahan pada data itu atau tidak karna jika tidak di koreksi dan ternyata ada
data yang salah maka data itu akan berserak/rusak ketika akan di olah di aplikasi
software untuk dijadikan sebuah kontur maka dari itu harus di koreksi terlebih
dahulu.

Gambar 5.11. Mengoreksi Hasil Pengukuran

33
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari magang ini adalah:
 Siswa/I mengetahui APD yang digunakan pada kegiatan pengukuran antara
lain; helmet, safety shoes, rompi.
 Siswa/I mengetahui tahapan pengukuran topografi mulai dari ; persiapan alat,
orientasi lapangan, metode pengukuran, hingga pengolahan data hasil
pengukuran.
 Siswa/I mengetahui peralatan yang digunakan pada kegiatan pengukuran
topografi iup tambang antara lain; total station, prisma, statif/tripod, stick,
meteran.
 Siswa/I mengetahui cara pengambilan data pengukuran topografi sesuai
kondisi lapangan contoh nya dibagian hutan yang harus menggunakan metode
polygon terbuka di karenakan banyak halangan seperti pohon-pohon alam dan
anak kayu lainnya yang mengganggu penglihatan para personil pengukuran
topografi.

5.2. Saran
Adapun saran dari saya pada kegiatan pemetaan topografi iup tambang di
lapangan adalah:
a) Di lapangan terdapat beberapa berm/tanggul yang terlalu pendek bahkan
tidak ada sama sekali, maka saran saya adalah untuk memeperhatikan hal
tersebut dan menanganinya agar tidak terjadi insiden pada saat pengukuran
berlangsung.
b) Jalan bergelombang akibat lalu lintas unit berbuatan, saran dari saya
adalah untuk memperhatikan hal ini dan menanganinya agar unit tidak
tersangkut ataupun agar tidak terjadi insiden.
c) Pada saat pengukuran berlangsung ada baik nya alat yang sedang bekerja
di area tambang memberikan waktu sejenak untuk pengambilan data di
34
area tersebut agar team bisa bekerja dengan baik dan mungkin tidak
mengalami resiko yang tinggi.

35
DAFTAR PUSTAKA

Akmaludin . 2018. Buku panduan siswa praktek kerja industry.Teknik Geologi


Pertambangan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Perminyakan
Mandau(jum’at 15-02-2019)
Anonym.2021.materidetailsituasi.https://www.google.com/search?safe=strict&ei=
gpBPYLGSHZrfz7sP8fqoGA&q=pengukuran+situasi+dan+ditail+adalah&oq
=pengukuran+situasi+dan+ditail+ (03 maret 2021)
Anonym.2021.materi-peralatan-dan-perlengkapan-pengukuran-topografi-iup-
tambang-https://www.technogis.co.id/list-perlengkapan-untuk-survey-dan-
pemetaan-topografi/ (03 maret 2021)
Anonym.2021.dasar-dasar-pemetaan-topografi-http://sejahtera15.com/pengertian-
dasar,topograf,iadalah/#:~:text=Topografi%20adalah%20studi%20tentang%2
0bentuk,dimensi%2C%20dan%20identitas%20jenis%20lahan.(03maret 2021)
Anonym.2021.metodepengukurantopografihttps://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstre
am/handle/11617/286/8.%20GATOT.pdf?sequence=1&isAllowed=y(03
maret 2021)
PT. ANSHAR TERANG CRUSINDO, (2021). Data lapangan lubuk jantan ,
Sumatra barat.(03 maret 2021)
Ryogi Hikmahzi. 2019. Laporan PRAKERIN di PT. CBP teknik geologi
pertambangan sekolah menengah kejuruan negri 3 perminyyakan
Mandau(senin 05-04-2021)

36
LAMPIRAN

Bahan peledak jenis dynamite, sebagai dokumentasi bahwasannya telah


mengikuti kegiatan blasting secara baik.

Mengikuti kegiatan pengeboran lubang ledak dengan baik

37
Mengikuti kegiatan pemetaan iup tambang site lubuk jantan nagari manggilang di
PT ANSHAR TERANG CRUSINDO 2 dengan baik selama 1 bulan

Kegiatan pemotongan Plastik Linear untuk blasting ketika lubang ber air atau
basah

38

Anda mungkin juga menyukai