PENDAHULUAN
1
3. melihat perubahan elevasi di tiap-tiap perbatasan lahan yang sudah di
clearing dan yang sudah di tambang.
4. Melihat tempat pembuangan tanah kupasan atau disposal apakah sudah
banyak dan sebanding tanah yang di kupas dengan tanah yang dibuang.
2
Mengetahui tahapan persiapan pengukuran topografi di PT.ANSHAR
TERANG CRUSINDO.
Mengetahui peralatan dan perlengkapan pemetaan topografi di PT.
ANSHAR TERANG CRUSINDO.
Mengetahui pengambilan data pengukuran di PT. ANSHAR TERANG
CRUSINDO.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4
Alamat: Pangkalan, Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Lima Puluh Kota,
Sumatera Barat 26272.
Provinsi: Sumatera Barat.
Telepon: 0813-7878-5518
Tentang PT. ANSAR TERANG CRUSHINDO
PT. Ansar Terang Crushindo adalah salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang pertambangan bahan galian batu gunung (Batu Andesit) Memiliki
cadangan yang mencakup potensial untuk di produksi dan di kembangkan.
Luas kuasa pertambangannya sekitar 25,28 hektar, dari tahun ke tahun.
Perusahaan ini terus berupaya untuk mengoptimalkan produksi batu andesit nya.
Sekitar 10 tahun/lebih beroperasi PT. Ansar Terang Crushindo telah membuka
satu tambang baru, yaitu PT. Ansar Terang Crushindo II yang memiliki kualitas
batu andesit yang ekonomis dan telah beroperasi sekitar 6 tahun/lebih.
5
2.4 Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT. Ansar Terang Crushindo
KOMISARIS
DIREKTUR UTAMA
GENERAL MANAGER
KEPALA TEKNIK
TAMBANG
SECURITY
Foreman
Drill and Blast Enginer
Operator alat
Blaster berat
Driller
6
2.5 Jam Kerja
1. Divisi Tambang
Devisi ini berfungsi sebagai bagian dair PT. Ansar Terang Crushindo yang
di bentuk untuk melakukan penambangan (golongan C) :
1. Tambang ATC I
Jorong Pauh Anok, Nagari Pangkalan, Kec. Pangkalan Koto Baru.
IUP : NO. 544-1-2018.
2. Tambang ATC II
Jorong Lubuk Jantan, Nagari Manggilang, Kec. Pangkalan Koto Baru.
IUP : NO.544-30-2017
Cara Pengembangannya dengan menggunakan system terbuka.
3. Stone Crusher
Jorong Lubuk Jantan, Nagari Manggilang, Kec. Pangkalan Koto Baru.
7
Nomor IUP : 544 – 94 – 2018 STONE CRUSHE
2. Divisi Stone Crusher
Devisi ini didirikan untuk menjalankan fungsinya sebagai bagian dari
perusahaan untuk menindak lanjuti proses dari hasil tambang (galian C) yang saat
ini berkedudukan Di Jorong Lubuk Jantan, Nagari Manggilang Kec. Pangkalan
Koto Baru, Kab. Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatra Barat.
Unit pengolahan stone Crusher PT. Ansar Terang Crushindo memiliki kapasitas
60 ton/jam dengan produktif kerja selama 8 jam dengan hasil 12.000 Ton
perbulan.
Unit crusher terdiri dari :
1 Unit Jaw Primary tipe 600 x 900
1 Unit Jaw Secundery tipe 1.200 x 250
8
2.9 Keadaan Geologi
9
BAB III
DASAR TEORI
3.1 Topografi
Topografi adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain
seperti planet, satelit alami (bulan dan sebaginya) dan asteroid. Topografi
umumnya menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan identitas jenis
lahan. Relief adalah bantuk permukaan suatu lahan yang dikelompokkan atau
ditentukan berdasarkan perbedaan ketinggian (amplitude) dari permukaan bumi
(bidang datar) suatu bentuk bentang lahan (landform). Sedang secara kualitatif
adalah bentang lahan (landform) dan secara kuantitatif dinyatakan dalam satuan
kelas lereng, arah lereg, panjang lereng dan bentuk lereng.
10
rimba, menyusuri rawa, mendaki gunung,bukit atau penggunaan lainnya dimana
ketepatan navigas darat diperlukan.
Dalam pembuatan peta topografi dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu :
A. Survei langsung :
Survei yang dilakukan secara langsung menggunakan peralatan survei untuk
memastikan keadaan fisik lokasi secara tiga dimensi, jarak, ketinggian dan sudut
secara lebih akurasi suatu permukaan.
B. Survei tidak langsung :
Survei yang dilakukan dengan pengumpilan data bumi dari gsebuah ambar
satelit, gambar yang diambil dari pesawat, radar, dan sonar (bawah air).
Kategori :
Peta topografi dapat di kategorkan berdasarkan skala dan jenis, sebagai berikut :
1. Skala kecil pada peta standar memiliki skala 1:1.000.000 dan lebih kecil
digunakan untuk perncanaan umum. Peta ini meliputi area yang sangat
besar dengan mengorbankan detail.
2. Skala menengah pada peta standar memiliki skala 1:250.000 dan lebih
kecil digunakan untuk perencanaan operasional. Peta ini mengandung
detail dengan jumlah sedang.
11
3. Skala besar pada peta standarnya memiliki skala 1:50.000 atau lebih
seringnya dengan skala 1:25.000 dan lebih kecil digunakan untuk
perencanaan taktis, administrasi, dan logistik. Peta ini sering ditemukan
dan digunakan pihak militer.
Berikut beberapa alat survei yang perlu dibawa saat melakukan pengukuran
dan pemetaan topografi.
1. Peta lokasi ini penting untuk mengetahui lokasi pemetaan ada di mana.
Disamping itu, dengan mengetahui kawasan yang akan dipetakan akan
memudahkan dalam perencanaan survei seperti peletakan bench mark (BM),
backsight (BS), foresight (FS), hingga transek peletakan titik pengukuran
detilnya (P).
2. Global Position System (GPS). GPS dibutuhkan untuk mengetahui lokasi titik
pengukuran acuan (BM). Dengan diketahui lokasi absolut titik ikat
pengukuran maka pengukuran lainnya akan mudah untuk dihitung.
Penggunaan GPS dala survey dapat digunakan tipe hand held, namun pada
kasus tertentu yang membutuhkan kedetilan rinci dibutuhkan GPS geodetik.
Salah satu contohnya adalah perencanaan pembuatan jalur pipa, pengukuran
topografi yang dilakukan harus skala detil sehingga membutuhkan GPS
geodetik karena selisih 1 cm saja akan berperngaruh terhadap tekana air
dalam pipa yang akan dibangun nantinya.
3. Pita ukur. Nama lainnya adalah meteran, digunakan untuk melakukan
pengukuran tinggi alat ukur yang dipasang terhadap tanah. Tinggi ini penting
untuk mengetahui selisih tinggi alat yang ditembakkan.
12
4. Alat ukur topografi. Banyak jenis yang digunakan, antara lain waterpass,
theodolite, kompas survey, ataupun total station. Masing – masing memiliki
kelebihan dan kekurangan. Setiap jenis alat survey memiliki tingkat ketelitian
yang berbeda pula. Metode yang digunakan juga berbeda – beda, sehingga
bagi surveyor yang melakukan pengukuran harus sudah paham di luar kepala
mengenai karakteristik alat survey beserta metodenya.
5. Prisma. Peletakan prisma ada dua, ada yang diletakkan diatas statif untuk
penentuan titik utama dan ada yang diletakkan diatas yalon untuk pengukuran
detil.
6. Statif. Biasa disebut dengan tripod atau kaki tiga. ALat ini digunakan untuk
memberdirikan alat survey dan prisma pembalik.
7. Unting – unting. Digunakan untuk meposisikan kelurusan alat dengan patok
pengukuran di bawahnya.
13
difasilitasi dengan pemotretan udara dengan menggunakan drone sehingga titik
terluar area kajian akan lebih mudah ditentukan.
Untuk melakukan survey pemetaan memang membutuhkan persiapan dan
perencanaan yang matang. Pengenalan medan hingga penentuan rule yang
digunakan untuk mendaptkan data perlu diperhatikan. Bahkan dalam
pelaksanaannya, tim survey harus memiliki banyak rencana cadangan dan dituntut
harus bisa memberikan keputusan terbaik untuk mendapatkan data optimal.
Sehingga tidak heran jika banyak pemilik kepentingan memilih untuk
menggunakan jasa survey pemetaan karena cost yang dibutuhkan akan jauh lebih
rendah jika dibandingkan dengan melakukan survey pemetaan sendiri.
Jika Anda bingung mencari jasa survey dan pemetaan atau permasalah
pemetaan lainnya, segera hubungi kami. TechnoGIS Indonesia telah lama
menggeluti ranah spasial dan kami selalu memberikan pelayanan terbaik dengan
harga yang kompetitif.
Bahan yang diperlukan pada survey topografi antara lain:
1) Benck Mrk (BM): adalah patok beton yang dibuat dan ditanam ada dua
jenis, yang pertama patok beton yang berukuran 20 cm x 20 cm x 100 cm
14
3.5 Pengukuran Pengikatan
Salah satu kegiatan survei topografi adalah pengukuran pengikatan yaitu
pengukuran untuk mendapatkan titik-titik referensi posisi horisontal dan posisi
vertikal.
1) Peralatan Peralatan yang digunakan untuk kegiatan survei pengukuran
pengikatan adalah:
2) Metoda Pelaksanaan
Titik Referensi Posisi Horisontal/Koordinat (X,Y) Untuk pekerjaan ini
dibuat dua buah BM. Dalam proses pemetaan BM.1 dipakai sebagai referensi
horisontal (X,Y). BM ini harus diikatkan terlebih dahulu terhadap BM yang ada
dilapangan (milik PT Timah) yang sudah memiliki nilai koordinat global. BM
yang lain diikatkan terhadap BM.1 ini. Titik-titik referensi ini dilalui atau
termasuk dalam jaringan pengukuran poligon, sehingga merupakan salah satu titik
poligon.
Titik Referensi Posisi Vertikal (Z) Sebagai referensi ketinggian digunakan
elevasi yang sudah tersimpan pada BM di lapangan, yang juga digunakan pada
pekerjaan terdahulu, yang mempunyai datum (elevasi 0.00 m) pada Lowest Low
Water Level (LLWL) pasang surut. 3.2.2 Pemasangan BM Sebagai titik
pengikatan dalam pengukuran topografi perlu dibuat bench mark (BM) dibantu
dengan control point (CP) yang dipasang secara teratur dan mewakili kawasan
secara merata. Kedua jenis titik ikat ini mempunyai fungsi yang sama, yaitu untuk
menyimpan data koordinat, baik koordinat (X,Y) maupun elevasi (Z). Mengingat
fungsinya tersebut maka patok-patok beton ini diusahakan ditanam pada kondisi
tanah yang stabil dan aman. Kedua jenis titik ikat ini diberi nomenklatur atau
kode,untuk memudahkan pembacaan peta yang dihasilkan.
15
3.6 Metoda pengukuran secara umum
1. pengukuran detail situasi
Pengukuran detail situasi adalah pengukuran suatu daerah dengan cara
menentukan objek-objek penting berdasarkan unsur sudut dan jarak dalam jumlah
yang cukup sehingga dapat mewakili atau menggambarkan daerah tersebut beserta
isinya secara jelas dan dituang kedalam skala tertentu.
2. pengukuran polygon
Poligon Tertutup
16
kita menghitung jumlah keseluruhan sudut dalam bisa menggunakan rumus (n-
2)x180.
Jumlah sudut dalam total = (6-2)x180 = 720 derajat. Hasil hitungan
tersebut adalah sudut tersebut benar-benar menutup. tapi tahukah anda bahwa
pengukuran di lapangan tidak bisa seperti itu. biasanya ada sedikit kesalahan
jumlah sudut dalam karena beberapa faktor di lapangan. Misalkan saya
bandingkan hasil pengukuran dari lapangan sebelum dikoreksi didapat jumlah
sudut dalam sebesar 720d54’43” (720 derajat 54 menit 43 detik). Maka hasil
pengukuran saya ini ada kesalahan atau kelebihan sudut sebesar 54’43”. Maka
yang harus dikoreksi adalah sebesar 54’43” agar sudut dalam sesuai dengan hasil
rumus di atas. Selain untuk mengkoreksi sudut dalam, fungsi dari poligon tertutup
ini adalah untuk mengkoreksi elevasi. Misalkan saat kita mulai pengukuran dari
titik awal atau titik 1 dengan elevasi awal 100 m dari permukaan laut. Maka saat
kita kembali ketitik awal lagi setelah melalui titik poligon 2,3,4,5, dan 6 harusnya
elevasi akhir adalah 100 m juga. apabila lebih atau kurang dari itu maka harus
dikoreksi.
Poligon Terbuka
17
mulai dari titik awal tapi tidak kembali ke titik awal seperti pada gambar di bawah
ini.
Poligon terbuka sendiri terbagi menjadi 2 yaitu terikat sempurna dan tidak
terikat sempurna. Dikatakan terikat sempurna apabila kita mempunyai data-data
koordinat pada titik awal dan titik akhir berupa data koordinat dan elevasi (x,y,z).
Sedangkan terikat tidak sempurna adalah hanya mempunyai data koordinat dan
elevasi pada titik awal saja. Data koordinat tersebut bisa didapatkan dari
benchmark. apa yang dimaksud dengan benchmark? silakan baca artikel saya
sebelumnya. Poligon terbuka tidak terikat sempurna ini tidak bisa dikoreksi
sehingga hanya surveyor-surveyor handal dan berpengalaman banyak lah yang
bisa menggunakan ini karena yakin ketelitian dan kesalahan sudut hanya kecil.
Tingkat kesalahan pada pengukuran sangat tergantung dari pengukurnya sendiri
seberapa akurat bisa melakukannya.
18
1. Persiapan Peralatan Dan Personil Lapangan
3. Orientasi Lapangan
Orientasi lapangan di lakukan sebelum team melakukan pekrjaan pengukuran
dan pekerjaan lainya yang masih berkaitan dengan pekerjaan pengukuran.
Orientasi lapangan bertujuan mendapakan gambaran secara umum mengenai
lokasi pekerjaan pengukuran sehingga memudahkan perencanaan dan cara yang
efektif dalam pengambilan data pengukuran.
19
4. Pengukuran Poligon ( Bm )
Pengukuran kerangka Poligon bertujuan sebagai acuan ataau titik control
untuk semua pengukuran deti-detil yang akan di ukur.
Metode pengukuran Poligon menggunakan metode satu serie dengan ketelitian
jarak 1:5000.
Dan ketelitian pengukuran sudut √10”detik. Pengukuran polygon mengikuti
Boundari areal yang akan di ukur/di petakan. Alat yang dipakai Total Station dan
perlengkapanya, dengan jumlah satu team pengukuran.
5. Pembuatan Tugu Bm
ada saat pengukuran polygon dibuat juga beberapa BM ( tugu ) sebagai acuan
pengukuran saat ini dan dikemudian hari untuk titik acuan pekerjaan selanjutnya
6. Pengukuran Baseline
Pengukuran Baseline adalah garis pengukuran yang secara umum
membentang di tengah areal pengukuran. Garis-garis baseline ini di pasang per
100m atau lebih di sesuaikan dengan kondisi lapangan dan detil-detil yang akan di
ukur. Patok-Patok baseline ini digunakan agar pengambilan data detil lebih efesien
dan memudahkan penggambaran detil-detil yang akan diukur serta untuk
memonitor kemajuan pekerjaan.
20
Metode pengukuran detil dengan cara berdiri di patok-patok baseline dan
pengambilan data secara radial.
21
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
22
4.3 Waktu dan Tempat Penelitian
Kegiatan magang dilaksanakan pada tanggal 22 januari 2021 sampai tanggal
23 april 2021 yang bertempat di PT. ANSAR TERANG CRUSHINDO SITE
LUBUK JANTANNAGARI MANGGILAN KECAMATAN PANGKALAN
KOTO BARU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA.
23
4.4.1 Data Primer
Adapun data yang saya dapat langsung dari lapangan. Adalah data back
untuk koordinat hasil pengukuran yang di catat ke buku kecil agar tidak ada
kesalahan ataupun kelupaan pada saat pengukuran berlangsung.
25
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
26
5.2 Tahapan Persiapan Pemetaan Topografi
Berikut beberapa prosedur pengukuran yang dilakukan adalah:
1. Persiapan perlatan dan personil lapangan
a. Persiapan perlatan
· Total Station dan aksesorisnya
· Meteran @ 50m
· Meteran @ 5m
· Radio HT
· Laptop (satu buah laptop merek asus core i5)
· Program pengolahan data (aplikasi exel)
· Program pengambaran (software ArcGis)
b. Persiapan Personil
· Kordinator lapangan(satu orang kordinator lapangan devisi ineering)
· Ast.Surveyor(empat orang asisten survey dari siswa magang asal
SMKN 3 MANDAU)
27
5. Pengukuran Kordinat Poligon
Pengukuran koordinat polygon digunakan pada saat pemetaan topografi iup
tambang di pt.anshar terang crusindo 2 ini ialah ketika melakukan pengukuran di
dalam hutan yang belum di clearing, karna jika tidak menggunakan metoda
pengukuran polygon akan menyulitkan team survey dalam kegiatan pengukuran
karna banyak halangan pohon-pohon dan tumbuh tumbuhan yang ada di dalam
hutan.
6. Dokumentsi lapangan
Adapun guna dokumentasi lapangan ini ialah untuk membandingkan dengan
hasil pengukuran apakah singkron dengan data pengukuran atau tidak kah
dokumentasi lapangan tersebut
7. Laporan pekerjaan
Adapun laporan pekerjaan ini di berikan keperusahaan untuk seberapa habis
dana yang di gunakan pada saat pengukuran topografi berlangsung mulai dari
persiapan alat yang kurang ataupun konsumsi anggota team survey pada saat
pengukuran.
28
Gambar 5.2. Total Station(jenis FOIF)
2. Statif
Menggunakan tiga statif untuk pengukuran topografi di PT.ANSHAR
TERANG CRUSINDO yang mana alat ini digunakan untuk pengukuran topografi
sebagai dudukan dari alat ukur yaitu total station.
3. Prisma Statif
Menggunakan dua alat prisma statif untuk titik Back Sight(BS) dan Fore
Sight(FS), jadi prisma yang menggunakan statif sebagai tempat kedudukannya
adalah prisma yang di gunakan untuk di titik BS yang mana titik BS ini adalah
titik balik pengukuran untuk mengecek apakah sudah benar berdiri nya alat pada
titik yang sudah di tentukan.
29
4. Prisma Stick
Pada pengukuran topografi iup tambang di PT. ANSHAR TERANG CRUSINDO
menggunakan 2 prisma stick sebagai alat pengambilan titik langsung dilapangan
yang bisa kita lihat dari gambar berikut.
5. Meteran
Pada pengukuran topografi iup tambang PT.ANSHAR TERANG
CRUSINDO menggunakan 2 meteran sebagai alat untuk mengukur tinggi alat
dari permukaan menuju ke alat yang sudah di tegakkan.
30
6. Global Position System (GPS)
Menggunakan satu alat GPS untuk melihat dan menetukan batas iup yang
akan diukur.
B. Bahan
1. Banch Mark (BM)
Satu titik awal pengikat pengukuran yang telah di tentukan perusahan untuk
titik pengikat awal dan koordinat awal yang di ambil dari data alat geodetic.
2. Pita Penanda
Sebagai penanda suatu patok yang digunakan dalam pengukuran dilapangan.
31
5.4 Tahapan Pengambilan Data Pengukuran
5.4.1. Penentuan titik awal pengukuran atau Banch Mark maupun titik semu.
Adapun penentuan titik awal atau banch mark ini adalah titik awal yang
berupa koordinat dan koordinat itu di tentukan oleh alat berupa geodetik agar
koordinat yang digunakan lebih akurat oleh sebab itu koordinat itu di ambil oleh
alat berupa geodetic.
Dan titik semu adalah titik dimana titik bm sementara yang di ambil dari
alat ukur topografi yaitu total station, titik ini digunakan untuk perpindahan alat
agar lokasi yang awal nya tidak kelihatan pada saat di ukur bisa dilakukan
pengukuran selanjutnya untuk pengukuran detail situasi.
5.4.2. Pengeplotan Titik Semu Pengukuran
Adapun pengeplotan titik semu ini adalah sebuah pendirian titik baru
sementara guna untuk dijadikan perpindahan alat selanjutnya agar bisa mengukur
lokasi selanjutnya yang mungkin tidak kelihatan di titik sebelumnya.
32
Gambar 5.10. Detail Situasi Pengukuran
33
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari magang ini adalah:
Siswa/I mengetahui APD yang digunakan pada kegiatan pengukuran antara
lain; helmet, safety shoes, rompi.
Siswa/I mengetahui tahapan pengukuran topografi mulai dari ; persiapan alat,
orientasi lapangan, metode pengukuran, hingga pengolahan data hasil
pengukuran.
Siswa/I mengetahui peralatan yang digunakan pada kegiatan pengukuran
topografi iup tambang antara lain; total station, prisma, statif/tripod, stick,
meteran.
Siswa/I mengetahui cara pengambilan data pengukuran topografi sesuai
kondisi lapangan contoh nya dibagian hutan yang harus menggunakan metode
polygon terbuka di karenakan banyak halangan seperti pohon-pohon alam dan
anak kayu lainnya yang mengganggu penglihatan para personil pengukuran
topografi.
5.2. Saran
Adapun saran dari saya pada kegiatan pemetaan topografi iup tambang di
lapangan adalah:
a) Di lapangan terdapat beberapa berm/tanggul yang terlalu pendek bahkan
tidak ada sama sekali, maka saran saya adalah untuk memeperhatikan hal
tersebut dan menanganinya agar tidak terjadi insiden pada saat pengukuran
berlangsung.
b) Jalan bergelombang akibat lalu lintas unit berbuatan, saran dari saya
adalah untuk memperhatikan hal ini dan menanganinya agar unit tidak
tersangkut ataupun agar tidak terjadi insiden.
c) Pada saat pengukuran berlangsung ada baik nya alat yang sedang bekerja
di area tambang memberikan waktu sejenak untuk pengambilan data di
34
area tersebut agar team bisa bekerja dengan baik dan mungkin tidak
mengalami resiko yang tinggi.
35
DAFTAR PUSTAKA
36
LAMPIRAN
37
Mengikuti kegiatan pemetaan iup tambang site lubuk jantan nagari manggilang di
PT ANSHAR TERANG CRUSINDO 2 dengan baik selama 1 bulan
Kegiatan pemotongan Plastik Linear untuk blasting ketika lubang ber air atau
basah
38