Anda di halaman 1dari 88

AKTIVITAS PENGOLAHAN BATU ANDESIT PADA UNIT

CRUSHING PLANT DI PT NURMUDA CAHAYA


DESA BATUJAJAR TIMUR, KECAMATAN BATUJAJAR
KABUPATEN BANDUNG BARAT, PROVINSI JAWA BARAT

LAPORAN KERJA PRAKTIK (TTA-300)

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mata Kuliah


Kerja Praktik (TTA-300) pada Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung

Oleh :
Kevin Erwansyah Akbar
(100.701.10.012)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2020 M / 1441 H
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Evaluasi Aktivitas Pengolahan Batu Andesit pada Unit Crushing Plant
di PT Nurmuda Cahaya, Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar,
Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat

Nama : Kevin Erwansyah Akbar


NPM : 100.701.10.012

Bandung, Februari 2020


Menyetujui,

Elfida Moralista, S.Si., M.T. Elfida Moralista, S.Si., M.T.


Pembimbing Koordinator Kerja Praktik

Mengetahui,

Ir. Dono Guntoro, M.T.


Ketua Program Studi Teknik Pertambangan
AKTIVITAS PENGOLAHAN BATU ANDESIT PADA UNIT
CRUSHING PLANT DI PT NURMUDA CAHAYA
DESA BATUJAJAR TIMUR, KECAMATAN BATUJAJAR
KABUPATEN BANDUNG BARAT, PROVINSI JAWA BARAT

SARI

PT Nurmuda Cahaya merupakan salah satu perusahaan tambang andesit


(quarry) yang melakukan kegiatan penambangan hingga pengolahan guna mereduksi
batu andesit untuk memenuhi permintaan konsumen akan kebutuhan bahan baku
material sebagai penunjang kegiatan pembangunan, dimana untuk memenuhi
kebutuhan permintaan tersebut ditetapkan target produksi yang telah di rekomendasikan
oleh Kementrian ESDM sebanyak 550 ton per harinya. Material didapatkan melalui
proses pemberaian gunung andesit dengan peledakan untuk mendapatkan batuan
andesit ukuran bongkah yang kemudian di reduksi dalam tiga tahap pada unit crushing
plant untuk mendapatkan ukuran yang dibutuhkan oleh permintaan konsumen.
Pada proses produksinya material batu andesit yang masih berukuran bongkah
hasil peledakan dimuat oleh Excavator R220LC-9S pada dua unit alat angkut Truk Hino
Super Ranger FF-173NA yang kemudian dibawa menuju crushing plant. Dalam kegiatan
pereduksian pada unit crushing plant dilakukan tahap primary crushing menggunakan
alat Jaw Crusher merk Otsuka tipe FS-4230 single toggle, dilanjutkan dengan tahap
secondary crushing menggunakan alat Cone Crusher merk Otsuka tipe CEC-1200 yang
kemudian dilakukan tahap sizing menggunakan vibrating screen dan dilanjutkan pada
tahap tertiary crushing menggunakan alat Cone Crusher merk Otsuka tipe CSH-900.
Dalam kegiatan produksi kenyataannya selalu terdapat masalah yang timbul baik
disebabkan oleh faktor alat, cuaca, sumber daya manusia, dan kegiatan perusahaan,itu
sendiri. Maka berdasarkan pengamatan dan perhitungan secara aktual didapatkan
efisiensi kerja pada unit primary crusher yaitu jaw crusher adalah 57,6%, sementara
pada unit secondary crusher dan tertiary crusher yaitu cone crusher adalah 82,4%.
Sementara untuk produksi pada kegiatan pengolahan di unit crushing plant adalah
sebesar 468,51 ton per hari, dengan produkta berupa Split 2-3 (-30+20 mm), Split 1-2
(-20+10 mm), Split 1-1 (-10+5 mm), Abu Batu (-5 mm). Nilai reduction ratio didapatkan
dengan membandingkan antara nilai open side setting dan closed side setting dari
spesifikasi setiap unit alatnya yaitu didapat nila 6 untuk jaw crusher, 5,6 untuk secondary
cone crusher, 3,5 untuk tertiary cone crusher.
Nilai efisiensi kerja yang didapatkan perusahaan perlu meminimalisir waktu
hambatan yang timbul akibat buruknya fragmentasi material batu andesit hasil
peledakan yang dapat menyebabkan tersangkutnya umpan pada unit jaw crusher
karena ukuran umpan terlalu besar. Kontrol terhadap perawatan setiap alat juga perlu
diperhatikan agar tidak terjadinya kerusakan ketika kegiatan produksi berlangsung.
Semakin efisien alat bekerja maka semakin tinggi juga hasil produksi sehingga dapat
tercapainya target produksi yang telah ditetapkan.

Kata Kunci: Primary Crushing, Secondary Crushing, Tertiary Crushing, Jaw Crusher,
Cone Crusher, Reduction Ratio.

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan dan haturkan kehadirat Allah SWT, tuhan Yang
Maha Esa, tiada daya maupun upaya bagi penulis karena atas kehendak dan ridha-Nya
pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktik yang berjudul
“Aktivitas Pengolahan Batu Andesit Pada Unit Crushing Plant di
PT Nurmuda Cahaya, Desa Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar,
Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat” ini dengan baik.
Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat penilaian dalam memenuhi mata
kuliah Kerja Praktik (TTA-300) serta untuk memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan
bagi pembaca mengenai kegiatan pengolahan batu andesit pada crushing plant yang
ada di dalam industri pertambangan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih pada seluruh pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyusunan serta pembuatan laporan ini, sehingga laporan ini dapat
terselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih ini penulis berikan kepada:
1. Bapak Dono Guntoro, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung yang telah
memberikan izin bagi penulis dalam melakukan kegiatan Kerja praktik.
2. Ibu Elfida Moralista, S.Si., M.T., selaku Koordinator Kerja Praktik yang telah
membimbing, membantu serta memberikan semangat kepada penulis dalam
pelaksanaan kerja praktik, sehingga selama kegiatan kerja praktik berlangsung
dapat berjalan dengan lancar.
3. Ibu Elfida Moralista, S.Si., M.T., sebagai dosen pembimbing proposal Kerja
Praktik, yang telah memberikan berbagai ilmunya kepada penulis serta telah
membimbing dan memberikan arahannya dalam penyusunan proposal serta
membuka wawasan umum pada kegiatan lapangan.
Kemudian penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak
PT Nurmuda Cahaya atas kesempatan serta dukungan yang telah diberikan kepada
penulis, sehingga kegiatan kerja praktik yang penulis lakukan dapat berjalan dengan
lancar. Ucapan ini penulis sampaikan diantaranya kepada:

iv
1. Bapak Taufan, S.T., Selaku Kepala Teknik Tambang PT Nurmuda Cahaya,
yang telah memberikan izin, memfasilitasi, membimbing, membantu kegiatan
kerja praktik penulis selama di lapangan serta telah memberikan berbagai saran
dan ilmunya.
2. Bapak Devi Diansyah, S.T., Selaku Wakil Kepala Teknik Tambang
PT Nurmuda Cahaya, yang telah memfasilitasi, membimbing, dan membantu
kegiatan kerja praktik penulis selama di lapangan serta telah memberikan
berbagai saran dan ilmunya.
3. Bapak Fauzi, selaku kepala produksi yang telah membantu selama kegiatan
pengamatan pada Unit Crushing Plant berlangsung.
4. Seluruh staff dan karyawan PT Nurmuda Cahaya.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
maka dari itu penulis memohon kritik serta saran dari pembaca, sehingga dalam
pembuatan laporan berikutnya akan lebih baik lagi dari sebelumnya.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Bandung, Januari 2020

Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman
SARI ....................................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2
Perumusan Masalah ......................................................................... 2
1.2.1 Identifikasi Masalah .................................................................. 2
1.2.2 Batasan Masalah ...................................................................... 2
1.2.3 Masalah Penelitian ................................................................... 2
1.3 Tujuan Kerja Praktik .......................................................................... 3
1.4 Metode Pengamatan ......................................................................... 3
1.5 Sistematika Penulisan ....................................................................... 4
BAB II TINJAUAN UMUM ....................................................................................... 6
2.1
Profil Singkat Perusahaan ................................................................. 6
2.2
Lokasi dan Kesampaian Daerah ....................................................... 6
2.3
Keadaan Geografi ............................................................................. 8
2.3.1 Topografi .................................................................................. 8
2.3.2 Vegetasi ................................................................................. 10
2.4 Keadaan Iklim dan Cuaca ............................................................... 10
2.5 Kedaan Geologi .............................................................................. 12
2.5.1 Geologi Regional .................................................................... 12
2.5.2 Geologi Lokal ......................................................................... 12
BAB III LANDASAN TEORI ................................................................................... 13
3.1 Batuan Andesit ................................................................................ 13
3.1.1 Definisi Andesit....................................................................... 13
3.1.2 Keterbentukan dan Mineralogi Andesit ................................... 13
3.1.3 Sifat Fisika Andesit ................................................................. 14
3.2 Pengolahan Andesit ........................................................................ 14
3.3 Peralatan Pengolahan ..................................................................... 15
3.3.1 Primary Crusher ..................................................................... 15
3.3.2 Secondary Crusher................................................................. 18
3.4 Produktivitas Alat Pengolahan......................................................... 21
3.5 Peralatan Pada Crushing Plant ....................................................... 22
3.5.1 Screen .................................................................................... 22
3.5.2 Belt Conveyor ......................................................................... 24
3.5.3 Hopper ................................................................................... 26
3.5.4 Feeder .................................................................................... 27
3.6 Efisiensi Kerja dan Efektifitas Alat ................................................... 29

vi
BAB IV KEGIATAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN........................................ 30
4.1
Kegiatan Lapangan ......................................................................... 30
4.1.1 Pelumasan Jaw Crusher ........................................................ 30
4.1.2 Pemeriksaan Belt Conveyor ................................................... 30
4.1.3 Pemeriksaan Cone Crusher ................................................... 31
4.1.4 Pembersihan Debu ................................................................. 32
4.1.5 Pemeriksaan Screen .............................................................. 32
4.2 Peralatan dan Tahapan Pengolahan ............................................... 33
4.2.1 Hopper ................................................................................... 33
4.2.2 Pengumpanan (Vibrating Grizzly Feeder) ............................... 34
4.2.3 Primary Crushing (Jaw Crusher) ............................................. 35
4.2.4 Secondary Crushing (Secondary Cone Crusher) .................... 36
4.2.5 Sizing (Vibrating Screen) ........................................................ 37
4.2.6 Tertiary Crushing (Tertiary Cone Crusher) .............................. 38
4.2.7 Belt Conveyor ......................................................................... 39
4.3 Efisiensi dan Efektifitas Kerja Alat ...................................................... 42
4.3.1 Perhitungan Waktu Produktif .................................................. 42
4.3.2 Waktu Efektif dan Efisiensi Kerja Alat ..................................... 43
4.3.3 Perhitungan Efektivitas Kerja Alat........................................... 47
4.4 Pengumpanan Andesit ..................................................................... 49
4.4.1 Kapasitas Alat Gali - Muat ...................................................... 49
4.4.2 Perhitungan Produktivitas Pengumpanan ............................... 51
4.5 Produktivitas Alat dan Jumlah Produksi Produkta ........................... 52
4.6 Perhitungan Losses pada Crushing Plant........................................ 56
4.7 Reduction Ratio............................................................................... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 58
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 58
5.2 Saran .............................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 60
LAMPIRAN ............................................................................................................ 61

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Diagram Alir Metodologi Penilitian .................................................................. 5


2.1 Peta Lokasi PT Nurmuda Cahaya .................................................................. 6
2.2 Peta Topografi PT Nurmuda Cahaya .............................................................. 7
2.3 Grafik Iklim Desa Batujajar Timur ................................................................... 8
2.4 Grafik Temperatur Udara Desa Batujajar Timur.............................................. 9
3.1 Batu Andesit ................................................................................................... 11
3.2 Bagian - Bagian Blake Type Jaw Crusher ...................................................... 15
3.3 Bagian - Bagian Cone Crusher ....................................................................... 17
3.4 Bagian - Bagian Vibrating Screen ................................................................... 18
3.5 Bagian - Bagian Belt Conveyor ....................................................................... 19
3.6 Disassambled Hopper .................................................................................... 20
3.7 Bagian - Bagian Vibrating Grizzly Feeder ....................................................... 20
4.1 Diagram Alir Pengolahan ............................................................................... 33
4.2 Persentase Waktu Hambatan Primary Crusher Unit ....................................... 36
4.3 Persentase Waktu Hambatan Secondary Crusher Unit .................................. 37
4.4 Grafik Close Setting Terhadap Produktivitas Teoritis ..................................... 40
4.1 Pengisian Oli pada Jaw Crusher..................................................................... 22
4.2 Pemeriksaan Belt Conveyor ........................................................................... 23
4.3 Pengecekan Cone Crusher ............................................................................ 23
4.4 Pembersihan Debu ......................................................................................... 24
4.5 Pemeriksaan Screen ...................................................................................... 24
4.6 Hopper pada Jaw Crusher ............................................................................. 25
4.7 Dimensi Hopper.............................................................................................. 26
4.8 Vibrating Grizzly Feeder ................................................................................. 27
4.9 Primary Crusher (Jaw Crusher) ...................................................................... 27
4.10 Secondary Crusher (Cone Crusher) ............................................................... 28
4.11 Vibrating Screen ............................................................................................ 29
4.12 Tertiary Crusher (Cone Crusher).................................................................... 30
4.13 Belt Conveyor (CV-1) ..................................................................................... 31

viii
4.14 Pengumpanan Andesit pada Hopper ............................................................. 41
4.15 Pengamatan Faktor Pengisian ....................................................................... 42

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1 Iklim Desa Batujajar Timur................................................................................ 9
3.1 Klasifikasi Crushing ........................................................................................ 12
4.1 Dimensi Hopper ............................................................................................. 25
4.2 Spesifikasi Jaw Crusher ................................................................................. 28
4.3 Spesifikasi Secondary Cone Crusher ............................................................. 29
4.4 Produkta Hasil Sizing ..................................................................................... 30
4.5 Spesifikasi Belt Conveyor............................................................................... 32
4.6 Jadwal Kerja PT Nurmuda Cahaya ................................................................. 34
4.7 Waktu Produktif PT Nurmuda Cahaya ............................................................ 35
4.8 Waktu Hambatan Primary Crusher Unit .......................................................... 36
4.9 Waktu Hambatan Secondary Crusher Unit ..................................................... 37
4.10 Waktu Efektif & Efisiensi Kerja Alat ................................................................ 38
4.11 Efektivitas Kerja Alat....................................................................................... 40
4.12 Faktor Pengisian Mangkok Alat Gali – Muat .................................................. 42
4.13 Waktu Pengisian Ember ................................................................................. 45
4.14 Produktivitas Produkta ................................................................................... 45
4.15 Produksi Produkta .......................................................................................... 46
4.16 Reduction Ratio Class .................................................................................... 48

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
A. Peta - Peta ....................................................................................................61
B. Spesifikasi Jaw Crusher ................................................................................64
C. Spesifikasi Cone Crusher ..............................................................................65
D. Data Waktu Hambatan Primary Crusher .......................................................66
E. Data Waktu Hambatan Secondary Crusher...................................................67
F. Jumlah Pengisian, Ritase, dan Produksi Feed ..............................................68
G. Waktu Hambatan Crushing Plant ..................................................................69
H. Waktu Efektif dan Efisiensi Kerja Alat ............................................................70
I. Produktivitas dan Produksi ............................................................................72
J. Material Balance, Reduction Ratio, dan Belt Conveyor .................................75
K. Volume Hopper dan Fill Factor ......................................................................78
L. Efektivitas Kerja Alat dan Waktu Produktif .....................................................80

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pertambangan merupakan kegiatan dalam rangka upaya pencarian,
penambangan, pengolahan, pemanfaatan, dan penjualan bahan galian. Kegiatan
penambangan adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk mengambil endapan
bahan galian dari dalam dan luar permukaan bumi berupa batuan atau material yang
berharga kemudian dapat dimanfaatkan secara ekonomis. Seiring makin pesatnya
pembangunan, kebutuhan konsumen terhadap pembangunan pun kian naik terhadap
pembangunan seperti pembuatan jalan raya, gedung-gedung, perumahan maupun
lapangan terbang dan untuk keperluan pembangunan lainnya, yang tentunya dalam hal
ini akan terjadi peningkatan akan permintaan bahan-bahan baku penunjang yang salah
satu diantaranya adalah material utama batu andesit serta tanah galian yang nantinya
diproses kembali menjadi batu split hingga abu batu.
Meningkatnya kegiatan pembangunan nasional maka kebutuhan material split
juga akan meningkat, melihat hal tersebut perusahaan tambang andesit harus mampu
meningkatkan produksi guna memenuhi kebutuhan material tersebut. Salah satu
perusahaan tambang batu andesit yang masih aktif pada saat ini yaitu
PT Nurmuda Cahaya yang berlokasi di Jalan Raya Batujajar, Kampung Babakan Pari,
Desa Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat,
Propinsi Jawa Barat merupakan lokasi kegiatan kerja praktik penulis.
Luasnya kegiatan penambangan yang diusahakan oleh perusahan ini, maka
kegiatan pengamatan dilapangan maupun dalam pembahasan hasil pengamatan hanya
membahas mengenai aktivitas pengolahan andesit dari unit Primary Crusher, Secondary
Crusher dan Screening hingga menghasilkan beberapa produk seperti Split.
Melihat pada profil PT Nurmuda Cahaya yang mendukung latar belakang dalam
Kerja Praktik kami khususnya pengolahan batu andesit. Dengan melalui Kerja Praktik,
kami bermaksud melakukan pengamatan dan penelitian mengenai cara pengolahan
batuan andesit.

1
2

1.2 Perumusan Masalah


1.2.1 Identifikasi Masalah
Dari kegiatan kerja praktek yang dilakukan penulis mengidentifikasi masalah
dengan tujuan untuk mempermudah dalam proses penyelesaian masalah. Dalam
masalah pada aktivitas pengolahan batu andesit dititik beratkan pada faktor yang
mempengaruhi nilai produksi batu andesit. Berikut ini beberapa identifikasi masalah
yang ada antara lain:
1. Efisiensi kerja pada pengolahan batu andesit yang rendah dapat disebabkan dari
kondisi alat dan kondisi cuaca.
2. Efisiensi kerja pada pengolahan batu andesit yang rendah dapat disebabkan dari
buruknya proses peledakan sehingga ukuran umpan terlalu besar yang
mengakibatkan alat yang berhenti bekerja, kekosongan material, waktu tunggu
alat angkut terlalu lama.
3. Efisiensi kerja pada pengolahan batu andesit yang rendah dapat disebabkan dari
keahlian serta kedisiplinan operator.

1.2.2 Batasan Masalah


Batasan masalah yang akan dibahas pada kegiatan keja praktik mengenai
pengolahan batu andesit ini meliputi pengamatan terhadap tahapan atau proses dalam
kegiatan pereduksian ukuran batuan sehigga menjadi produkta yang tersedia, serta
pengambilan data seperti jumlah alat dan tipe alat yang digunakan, waktu hambatan,
jumlah pemuatan pada alat angkut, jumlah ritase pengumpanan, volume aktual
pengisian bucket alat muat, durasi pengisian ember produksi setiap produkta.
Dari pengambilan data-data tersebut selanjutnya akan digunakan untuk
memperoleh besarnya persentase efisiensi kerja alat dan jumlah produksi pada unit
crushing plant tersebut, sehingga akan diketahui ketercapaian dari target produksi yang
telah ditentukan.

1.2.3 Masalah Penelitian


Pada kegiatan kerja praktik yang dilakukan di PT Nurmuda Cahaya ini, lebih
menekankan pengamatan serta kajian terhadap aktivitas kegiatan pengolahan batuan
andesit yang dilakukan pada unit crushing plant. Dari kegiatan ini maka adapun batasan-
batasan masalah yang akan diamati pada kerja praktik ini meliputi:
3

1. Bagaimana tahapan-tahapan pengolahan batu andesit dan apa saja peralatan


mekanis yang digunakan pada kegiatan pengolahan?
2. Berapa persentase efisiensi dan efektivitas kerja alat mekanis?
3. Berapa jumlah produksi setiap produk hasil pengolahan batu andesit?
4. Berapa jumlah looses material pada kegiatan pengolahan?
5. Berapa nilai reduction ratio dari tiap alat pengolahan?

1.3 Tujuan Kerja Praktik


Tujuan dari dilakukannya kerja praktik ini adalah bertujuan untuk mengetahui
aktivitas pengolahan andesit yang meliputi:
1. Mengetahui tahapan-tahapan dalam pengolahan batu andesit serta peralatan
mekanis yang digunakan pada pengolahan batu andesit.
2. Mengetahui persentase efisiensi dan efektivitas kerja Jaw Crusher, Cone
Crusher dan Tertiary Cone Crusher yang digunakan pada pengolahan batu
andesit
3. Mengetahui jumlah produksi dari setiap produkta hasil kegiatan pengolahan.
4. Mengetahui jumlah Looses Material pada kegiatan pengolahan.
5. Mengetahui nilai Reduction Ratio dari alat Jaw Crusher, Cone Crusher dan
Tertiary Cone Crusher.

1.4 Metode Pengamatan


Metodologi penelitian yang digunakan pada pengambilan data serta pengamatan
data yang dilakukan pada kegiatan kerja praktik di PT Nurmuda Cahaya, yaitu:
1. Pengambilan Data Primer
Metoda primer dilakukan dengan pengamatan secara langsung pada objek
kegiatan yang akan dilakukan, seperti mengamati dan mencatat data hasil
pengukuran secara aktual berdasarkan studi yang ada di lapangan yang
ditunjang oleh penjelasan dari kegiatan wawancara dengan pekerja.
2. Pengambilan Data Sekunder
Metoda sekunder dilakukan dengan menggunakan studi literatur dan
kepustakaan yang ada seperti manualbook alat mekanis, laporan pengujian lab,
dan data perusahaan yang berkaitan dengan tema objek penilitian sehingga
menunjang untuk kelengkapan pada data primer.
4

1.5 Sistematika Penulisan


Dalam pembuatan laporan kerja praktik ini terbagi menjadi beberapa bagian bab
dalam sistematika penulisannya. Berikut adalah beberapa bagian bab dalam sistematika
penulisan laporan ini:
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab ini menjelaskan tentang Latar Belakang penulisan, Maksud dan
Tujuan dari pembuatan laporan, Ruang Lingkup Masalah yang akan dibahas
serta batasan pada permasalahan yang akan dikaji dalam laporan ini,
Metodologi Penelitian yang digunakan dalam perolehan dan pengolahan data
dalam laporan dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan
laporan ini.

BAB II TINJAUAN UMUM


Pada Bab ini menjelaskan tentang gambaran secara umum mengenai lokasi
dari daerah kegiatan serta berisikan beberapa hal yang berkaitan dengan
kondisi lingkungan dari daerah kegiatan penilitian, seperti diantaranya : (a)
Profil Perusahaan (b) Lokasi dan Kesampaian Daerah; (c) Keadaan Geografi;
(d) Keadaan vegetasi; (e) Keadaan Geologi; (g) Keadaan Sosial, Ekonomi dan
Budaya.

BAB III LANDASAN TEORI


Pada Bab ini menjelaskan tentang teori dasar, yang merupakan teori penunjang
dari pembuatan laporan akhir kegiatan kerja praktik, maka dari itu dalam bab
ini akan berisikan teori–teori yang terkait dengan pengolahan bahan galian
seperti, tahapan pengolahan bahan galian, genesa atau keterbentukan dari
bahan galian tersebut, peralatan yang digunakan dan parameter yang
digunakan dalam beberapa faktor kehilangan serta beberapa rumus yang
digunakan dalam pengolahan data yang ada.

BAB IV KEGIATAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN


Pada Bab ini menjelaskan tentang prosedur percobaan yang akan dilakukan
meliputi tata cara serta parameter yang akan digunakan dalam pengukuran.
Kemudian Pada Bab ini menjelaskan tentang pembahasan dari data yang telah
diperoleh sebelumnya, serta pembahasan mengenai data yang sudah diolah.
5

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Pada Bab ini menjelaskan tentang hasil akhir dari kegiatan kerja praktik yang
telah dilakukan, serta saran yang diberikan agar pada kegiatan ini dapat lebih
baik lagi.

Gambar 1.1
Diagram Alir Metodologi Penilitian
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Profil Singkat Perusahaan


PT Nurmuda Cahaya berdiri sejak tahun 1990 dan bergerak di bidang usaha
pertambangan (quarry) batu andesit yang belokasi di kaki Gunung Padakasih, tepatnya
berada di Jalan Raya Batujajar, Kampung Babakan Pari, Desa Batujajar Timur,
Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi jawa Barat. PT Nurmuda
Cahaya memiliki total luas wilayah sebesar 10 Ha dengan target produksi sebesar
165.000 ton, dan mampu menghasilkan produksi bulanan sekitar 5.000 ton/bulan.

2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah


Lokasi Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) PT Nurmuda Cahaya yang
berlokasi di Jalan Raya Batujajar, Kampung Babakan Pari, Desa Batujajar Timur,
Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, berjarak 30 km
dari Bandung dan dapat ditempuh melalui kendaraan roda empat dengan waktu tempuh
±60 menit maupun dengan roda dua dengan waktu tempuh ±45 menit.

6
Sumber: PT Nurmuda Cahaya, 2016
Gambar 2.1
Peta Lokasi PT Nurmuda Cahaya

7
8

2.3 Keadaan Geografi


Secara geografis, lokasi perusahaan berada di Kampung Babakan Pari, Desa
Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat
yang terletak diantara 06° 54' 11" – 06° 54' 24" Lintang Selatan dan 107° 30' 20" – 106°
30' 30" Bujur Timur.

2.3.1 Topografi
Daerah penelitian berada ±25 km di sebelah barat daya Kota Cimahi dengan
potensi batuan andesit yang terdapat pada Gunung Padakasih yang merupakan intrusi
magma yang membentuk gunung andesit. Terletak pada kaki gunung di daerah lembah
dengan ketinggian 600 mdpl hingga 800 mdpl.
Sumber: PT Nurmuda Cahaya, 2017
Gambar 2.2
Peta Topografi PT Nurmuda Cahaya

9
10

2.3.2 Vegetasi
Keadaan vegetasi di sekitar lokasi perusahaan umumnya ditunjukan dengan
tumbuhnya variasi tumbuh - tumbuhan tropis seperti pohon pisang, pohon rotan, pohon
bambu, pohon petai, semak belukar, dan rumput ilalang yang tumbuh liar.

2.4 Keadaan Iklim dan Cuaca


Desa Batujajar Timur memiliki iklim tropis, dan sebagian besar curah hujan
sepanjang tahun. Hal ini berlaku bahkan untuk bulan terkering. Menurut Köppen dan
Geiger, iklim ini diklasifikasikan sebagai Hutan Hujan Tropis. Suhu rata-rata di
Kecamatan Batujajar Timur adalah 22.8 °C sementara curah hujan tahunan rata–rata
adalah 2314 mm.

Sumber: Climate-Data.org
Gambar 2.3
Grafik Iklim Desa Batujajar Timur
Bulan terkering untuk Desa Batujajar Timur menurut gambar diatas terdapat
pada bulan Juli dengan curah hujan 77 mm. Dengan rata–rata 302 mm, dan hampir
semua presipitasi jatuh pada Desember.
11

Sumber: Climate-Data.org
Gambar 2.4
Grafik Temperatur Udara Desa Batujajar Timur
Suhu terhangat sepanjang tahun pada Kecamatan Batujajar Timur adalah bulan
April, dengan suhu rata-rata 23.4 °C. Pada bulan Juli memiliki suhu rata–rata terendah
dalam setahun adalah 22 °C.
Tabel 2.1
Iklim Desa Batujajar Timur
January February March April May June July August September October November December
Avg. Temperature
22.8 22.8 23.1 23.4 23.1 22.3 22 22.2 22.8 23.3 23 23.1
(°C)
Min. Temperature
18.9 18.7 18.7 18.8 18.4 17 16.4 16.3 16.9 17.8 18.2 18.7
(°C)
Max. Temperature
26.7 26.9 27.5 28 27.9 27.6 27.6 28.2 28.8 28.8 27.9 27.5
(°C)
Avg. Temperature
73.0 73.0 73.6 74.1 73.6 72.1 71.6 72.0 73.0 73.9 73.4 73.6
(°F)
Min. Temperature
66.0 65.7 65.7 65.8 65.1 62.6 61.5 61.3 62.4 64.0 64.8 65.7
(°F)
Max. Temperature
80.1 80.4 81.5 82.4 82.2 81.7 81.7 82.8 83.8 83.8 82.2 81.5
(°F)
Precipitation /
249 226 264 268 184 85 77 83 96 192 288 302
Rainfall (mm)
Sumber: Climate-Data.org
12

2.5 Kedaan Geologi


2.5.1 Geologi Regional
Berdasarkan ciri-ciri dari pembagian fisiografi Jawa Barat (Van Bemmelen,
1939), Kecamatan Batujajar termasuk kedalam Zona Bandung dan Zona Gunungapi
Kuarter. Kecamatan Batujajar Timur merupakan bagian dari terobosan andesit yang
tersingkap di beberapa lokasi seperti antara Cililin dengan Soreang dan antara
Pameungpeuk dengan Ciparay. Secara umum pada Zona Bandung terdiri dari litologi
endapan aluvial dan endapan sedimen berumur miosen. Endapan terhampar kearah
timur sampai Cicalengka dan selatan sampai Banjaran, Ciparay, dan Majalaya yang
disusun dari lempung, lanau, pasiran, dan material piroklastik. Sementara endapan
sedimen berumur miosen tersingkap antara Banjaran dan Ciparay yang tersusun dari
batupasir, lempung, lanau, dan batugamping.

2.5.2 Geologi Lokal


Berdasarkan genesanya, endapan andesit yang membentuk Gunung Padakasih
merupakan terobosan magma yang diperkirakan berumur tersier. Batuan breksi bersifat
andesit, basal, lava, batupasir tufaan, dan konglomerat, berwarna abu – abu hingga
hitam dengan sedikit bintik putih, holokristalin berbutir halus sedang dngan tekstur
porfiritik yang disusun oleh pirokristalin, plagioklas berwarna putih kelabu dan mineral
mafik piroksin dalam masa dasar uni klorit plagioklas.
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Batuan Andesit


3.1.1 Definisi Andesit
Andesit termasuk jenis batuan beku kategori menengah sebagai hasil bentukan
lelehan magma diorit. Nama andesit sendiri diambil berdasarkan tempat ditemukan,
yaitu di daerah Pegunungan Andes, Amerika Selatan. Peranan bahan galian ini penting
sekali di sektor konstruksi, terutama dalam pembangunan infrastruktur, seperti jalan
raya, gedung, jembatan, saluran air/irigasi dan lainnya. Dalam pemanfaatannya dapat
berbentuk batu belah, split dan abu batu. Sebagai negara yang sedang membangun,
Indonesia membutuhkan bahan galian ini yang terus setiap tahun.

Sumber: Geology.com
Gambar 3.1
Batu Andesit

3.1.2 Keterbentukan dan Mineralogi Andesit


Jenis magma diorit merupakan salah satu magma terpenting dalam golongan
kapur alkali sebagai sumber terbentuknya andesit. Lelehan magma tersebut merupakan
kumpulan mineral silikat yang kemudian menghablur akibat pendinginan magma pada
temparatur antara 1500 - 2500°C membentuk andesit berkomposisi mineral felspar
plagioklas jenis kalium felspar natrium plagioklas, kuarsa, felspatoid serta mineral
tambahan berupa hornblenda, biotit dan piroksen. Andesit bertekstur afanitik mikro
kristalin dan berwarna gelap.

13
14

Mineral yang ada dalam andesit ini berupa kalium felspar dengan jumlah kurang
10% dari kandungan feldspar total, natrium plagioklas, kuarsa kurang dari 10%,
felspatoid kurang dari 10%, hornblenda, biotit dan piroksen. Penamaan andesit
berdasarkan kepada kandungan mineral tambahannya yaitu andesit hornblenda, andesit
biotit dan andesit piroksen.

3.1.3 Sifat Fisika Andesit


Komposisi kimia dalam batuan andesit terdiri dari unsur-unsur, silikat,
alumunium, besi, kalsium, magnesium, natrium, kalium, titanium, mangan, fosfor dan
air. Persen kandungan unsur-unsur tersebut sangat berbeda di beberapa tempat.
Andesit berwarna abu-abu kehitaman, sedangkan warna dalam keadaan lapuk
berwarna abu-abu kecoklatan. Berbutir halus sampai kasar, andesit mempunyai kuat
tekan berkisar antara 600 - 2400 kg/cm2 dan berat jenis antara 2,3 - 2,7 kg/cm3
bertekstur porfiritik, keras dan kompak.

3.2 Pengolahan Andesit


Pengolahan andesit yaitu bertujuan untuk mereduksi ukuran yang sesuai dengan
berbagai kebutuhan. Untuk kegiatan ini dilaksanakan melalui unit peremukan.
Tabel 3.1
Klasifikasi Crushing
Klasifikasi Alat Umpan Produkta
1. Jaw Crusher 12 - 60 in 4 - 6 in
1. Primay Crushing
2. Gyratory Crusher 12 - 60 in 4 - 6 in
1. Gyratory Cone Crusher
2. Secondary Crushing 2. Roll Crusher 6 - 8 in 1/2 - 3/8 in
3. Cone Crusher
1. Ball Mill
3. Tertiary Crushing
2. Tube Mill 3 in 50 - 200 mesh
(Fine Grinding)
3. Rod Mill
Sumber: David.J.Spottiswood, Errot.G.Kelly. 1982. Introduction to Mineral Processing. John Willey and So

Sedangkan secara singkat, tahapan pengolahan meliputi :


1. Peremukan dengan Primary Crusher seperti Jaw Crusher, Cone Crusher atau
Gyratory Crusher yang dilanjutkan dengan Secondary Crusher.
2. Setelah melalui tahap peremukan, dilanjutkan dengam proses pengangkutan
menggunakan ban berjalan;
3. Pemisahan menggunakan pengayak (Screen);
4. Penghalus ukuran dengan Rotopactor.
15

3.3 Peralatan Pengolahan


3.3.1 Primary Crusher
Primary Crushing merupakan salah tahap awal dalam pengolahan bahan galian,
dimana bahan galian dari hasil penambangan yang berasal ROM (Run of Mine) akan
dilakukan proses peremukan atau pereduksian awal dahulu, hingga mencapai ukuran
tertentu. Salah satu alat Primary Crushing yang sering digunakan adalah Jaw Crusher.
Jaw Crusher merupakan suatu alat pengolahan yang terdiri dari dua plat
(Crushing Face) yang terbuat dari pelat baja, yang berhadap-hadapan, membentuk
sudut kecil ke arah bawah, dimana salah satu pelat diam dan yang satu lagi dapat
bergerak membuka dan menutup seperti rahang binatang (Jaw). Pelat Jaw yang diam
ditahan pada Crusher Frame (rangka Jaw Crusher) disebut: Fix Crusher.
Plat jaw yang satu lagi ditahan pada sumbunya sebelah atas dan dapat bergerak
sedikit mendekat dan menjauh dari fix jaw, disebut swing jaw. Sedangkan Pengaturan
Jaw Crusher meliputi lebar discharge, throw dan kecepatan. Cara paling baik untuk
menaksir biaya operasi alat Jaw Crusher adalah dari data yang diberikan oleh
pemakaian power, perawatan dan keausan. Ketiga komponen tersebut mencakup
kurang lebih 90% dari biaya total. Efisiensi alat Jaw Crusher dinyatakan dengan HP per
ton atau KWH per ton produksi atau sebaliknya ton produksi per HP atau KWH.
1. Klasifikasi Jaw Crusher
Jaw Crusher dibagi menjadi beberapa klasifikasi, diantaranya yaitu:
a. Blake Type Jaw Crusher
Swing Jaw tertahan pada porosnya sebelah atas, sehingga apabila swing
jaw bergerak membuka dan menutup, maka amplitudo terbesar terdapat
sebelah bawah. Lubang penerimaan di bagian atas tetap ukurannya, sedang
lubang pengeluaran sebelah bawah berubah-ubah, sehingga produk nya
bervariasi.
b. Dodge Type Jaw Crusher
Swing jaw tertahan pada porosnya sebelah bawah, sehingga amplitudo
terbesar sebelah atas. Jadi lubang penerimaannya berubah-ubah, sehingga
lubang pengeluaran hampir tetap ukurannya, sehingga produknya pun lebih
rata ukurannya.
c. Universal Type Jaw Crusher
Swing jaw tertahan dan berporos dibagian tengah, sehingga lubang
pengeluaran dapat berubah-ubah.
16

2. Karakteristik Jaw Crusher


Adapun karakteristik pada alat Jaw Crusher, yaitu:
a. Ukuran Jaw Crusher biasanya ditentukan oleh ukuran dari receiving opening
(lubang penerimaan), yaitu gape x panjang receiving opening (dalam inci,
kecuali disebutkan satuan yang lain)
b. Semua Jaw Crusher mempunyai lubang pengeluaran (discharge opening)
yang dapat di atur, minimum closed setting biasanya 1/6 sampai 1/8 gape.
c. Ukuran umpan yang masuk ke dalam Jaw Crusher ditentukan oleh ukuran
gape, dimana tebal bongkahan terbesar yangmasuk ke lubang penerimaan
sebaiknya tidak melebihi 80 – 90 % dari gape agar tidak ada proses
pengeluaran yang lepas dari gigitan jaw.
d. Kapasitas Jaw Crusher adalah produk hasil pemecahan yang melalui
discharge opening per satuan waktu, dinyatakan dalam ton per jam, dan
secara empiris dinyatakan dengan rumus (Taggart):
T = 0,6 × Lr × So ........................................................................................ (3.1)
Keterangan:
T = Kapasitas (ton/jam)
Lr = Panjang receiving opening (in)
So = Lebar discharge opening (in)
Sumber: 911 Metalurgist, 2015
Gambar 3.2
Bagian - Bagian Blake Type Jaw Crusher

17
18

3. Faktor yang Mempengaruhi Kapasitas Jaw Crusher


Selain dari karakteristik tersebut, dalam kinerja alat Jaw Crusher ini terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi terhadap kapasitas Jaw Crusher, yaitu
a. Luas discharge opening pada open setting
b. Sifat-sifat batuan
c. Moisture content (kadar air)
d. Throw
e. Frekuensi dari swing jaw
f. Nip anggle
g. Bentuk dan sifat permukaan Jaw plate
h. Cara memberi umpan (feeding)
i. Size reduction
3.3.2 Secondary Crusher
Secondary crusher merupakan tahap penghancuran kelanjutan dari primary
crushing, dimana umpan berukuran lebih kecil dari 6 inchi dan produkta berukuran 0.5
inchi. Alat yang digunakan pada secondary crusher ini adalah Cone Crusher. Cone
Crusher adalah semacam mesin penghancur yang biasa digunakan dalam
pertambangan, metalurgi, konstruksi pembangunan industri, jalan dan industri kimia. Hal
ini dapat digunakan untuk menghancurkan mineral keras dan menengah, batu, besi bijih,
batu kapur, bijih tembaga, kuarsa, granit, batu pasir dan lain-lain.
Sumber: 911 Metalurgist, 2017
Gambar 3.3
Bagian - Bagian Cone Crusher

19
20

1. Karakteristik Cone Crusher:


a. Cone Crusher memiliki karakteristik kekuatan tarik besar, efisiensi tinggi,
kapasitas crushing tinggi, biaya operasi yang rendah dan umur panjang. Hal
ini mudah untuk beroperasi dan ekonomis.
b. Bahan hancur adalah dengan ukuran yang sama, sehingga mengurangi
beban beredar.
c. Penghancur besar dan menengah mengadopsi hidrolik ruang pembersih
sistem, yang akan membantu mengurangi down time.
d. Cone Crusher dengan kamar yang berbeda yang tersedia, untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan kami.
e. Segel Grease efektif dapat menghindari penyumbatan sistem air makan dan
sistem drainase, serta pencampuran air dan minyak.
f. Sebagai perangkat perlindungan overload, alat pengaman pegas
memungkinkan benda asing dan potongan besi untuk melewati ruang
menghancurkan tanpa membahayakan mesin.
2. Prinsip Kerja Cone Crusher:
a. Ketika kerucut crusher bekerja, motor lengan eksentrik berputar. Lengan
eksentrik menggerakkan poros transmisi dan bagian kerucut untuk membuat
gerakan ayunan. Ketika akan berayun sampai permukaan dinding
menghancurkan dengan dinding mortir gulungan, batuan dan bijih yang
ditekan dan dihancurkan.
b. Bersama antara lengan dan frame dikompresi dengan logam. Ketika blok
logam dan bahan lainnya yang tidak dapat hancur jatuh ke crusher, logam
akan keluar dari penghancur dan debit objek.
c. Ketika bahan yang tidak dapat dihancurkan melewati ruang menghancurkan
atau overload mesin, sistem keselamatan logam membuat lubang kerucut
pemakaian menjadi lebih besar. Saat objek keluar dari ruang
menghancurkan, lubang pemakaian secara otomatis akan reset. Cone
Crusher melanjutkan operasi normal.
d. Permukaan menghancurkan ruang ditutupi dengan memakai pelat baja,
menolak lapisan tinggi. Ukuran pemakaian lubang dapat disesuaikan hidrolik
atau manual.
21

3.4 Produktivitas Alat Pengolahan


Dunia pertambangan sangat erat sekali ketergantungannya dengan alat
mekanis. Kegiatan utama dalam dunia pertambangan adalah gali-muat-angkut dimana
pada kegiatan tersebut menggunakan alat berat yang memiliki spesifikasi maupun harga
yang bervariasi. Maka perhitungan akan produktivitas alat merupakan modal penting
dalam manajemen suatu proyek pertambangan.
Dalam perhitungan produktivitas alat mekanis di dunia pertambangan satuan
yang umum digunakan adalah ton/jam, jika dihasilkan perhitungan dengan satuan yang
tidak sesuai atau tidak diinginkan maka perlu dikonversi. Hal ini berkaitan dengan jumlah
cadangan yang akan ditambang, sehingga akan diketahui umur tambang.
Dalam menghitung produktivitas dari alat Jaw Crusher dapat digunakan
produktivitas pengumpanan oleh alat angkut dengan rumus:
nr x Haa
PJC = Wp
− Pbc ...................................................................................... (3.2)

keterangan:
PJC = Produktivitas Jaw Crusher (ton/jam)
nr = jumlah pengumpanan (ritase)
Haa = Kapasitas alat angkut aktual, (ton)
PBC = Produktivitas Base Course, (ton/jam)
Wp = Waktu produktif, (jam)
Untuk kapasitas alat angkut aktual dapat dicari dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Haa = np × Hmt × FF× ρ ................................................................................ (3.3)
Keterangan:
Haa = Kapasitas alat angkut aktual, (ton)
Hmt = Kapasitas alat muat teoritis, (m3)
FF = Faktor Pengisian Mangkok Alat Muat, (%)
np = jumlah pengisian pada alat angkut
ρl = densitas material (loose), (ton/m3)
22

Sementara untuk menghitung produktivitas dari alat Cone Crusher dapat


digunakan produktivitas pengumpanan oleh alat angkut dengan rumus:
Vs
PCC = tf
× 3600 × ρ .................................................................................... (3.4)

Keterangan:
Pcc = Produktivitas Cone Crusher, (ton/jam)
Vs = Volume conto, (m3)
tf = waktu pengisian conto, (detik)
ρl = densitas material lepas, (ton/m3)

3.5 Peralatan Pada Crushing Plant


3.5.1 Screen
Screen adalah suatu alat pengayakan yang permukaannya memiliki celah-celah
atau lubang yang banyak, dimana tingkat efisiensinya ditentukan berdasarkan
kesempurnaan proses pemisahan material yang diinginkan di atas permukaan Screen
tersebut. Proses pemisahan material ini dikatakan baik bila perbandingan antara jumlah
Undersize dan jumlah Oversize yang dihasilkan dari proses tersebut sesuai dengan yang
diinginkan untuk proses selanjutnya. Dalam industri pengolahan material hasil tambang,
screen digunakan untuk:
1. Mengatur masuknya Oversize kedalam Crusher
2. Menyiapkan ukuran umpan yang diinginkan pada psoses selanjutnya
3. Menghasilkan produk akhir yang sesuai dengan kebutuhan
Sumber: Haver & Boecker, 2014
Gambar 3.4
Bagian - Bagian Vibrating Screen

23
24

3.5.2 Belt Conveyor


Belt conveyor atau ban berjalan adalah salah satu alat yang mendukung
kelancaran proses produksi serta memiliki peran dalam meningkatkan dan mencapai
sasaran produksi yang diinginkan. Untuk itu, pemilihan belt conveyor harus sesuai
dengan kondisi peralatan lainnya. Agar kapasitas dapat tercapai, hal paling penting yang
harus diperhatikan dalam pemilihan belt conveyor adalah kecepatan dan lebar belt.
Sumber: 911 Metalurgist, 2017
Gambar 3.5
Bagian - Bagian Belt Conveyor

25
26

Untuk mengetahui produktivitas belt conveyor dapat ditentukan dengan rumus


sebagai berikut:
Pibc = W L× V × 3,6 .......................................................................................... (3.5)
Keterangan:
Pibc = Produktivitas belt conveyor, (ton/jam)
W = Berat Material (kg)
V = Kecepatan belt (m/detik)
L = Panjang belt (m)

3.5.3 Hopper
Merupakan suatu alat untuk menampung material sebelum material dimasukkan
ke dalam alat peremuk batu (crusher). Biasanya hopper dibuat dari pelat baja yang
dibentuk sehingga dapat menampung material yang akan di proses. Dengan material
yang ditampung lebih dahulu di dalam hopper, maka pemberian umpan pada crusher
dapat diatur secara kontinu oleh feeder.

Sumber: Integrated Publishing


Gambar 3.6
Disassambled Hopper
27

3.5.4 Feeder
Feeder adalah suatu alat yang berfungsi untuk memberikan umpan (feed)
kepada alat crusher secara teratur dan kontinu. Penggunaan feeder pada dasarnya
disesuaikan dengan anjuran yang diberikan oleh pabrik penghasil feeder itu sendiri, agar
hasil yang diperoleh bisa semaksimal mungkin.
Sumber: Beijing HOT Mining Tech Co., Ltd, 2016
Gambar 3.7
Bagian - Bagian Vibrating Grizzly Feeder

28
29

3.6 Efisiensi Kerja dan Efektifitas Alat


Efisiensi kerja merupakan perbandingan antara waktu kerja efektif dengan waktu
yang tersedia. Sedangkan, waktu kerja produktif adalah waktu yang digunakan untuk
mengahasilkan produksi, berarti terdapat waktu-waktu yang seharusnya karena adanya
hambatan.
Pada umumnya efisiensi kerja dipengaruhi oleh keahlian operator, kondisi
peralatan, kondisi tempat kerja, cuaca, jarak dari front penambangan ke crushing plant
dan kondisi material. Efisiensi kerja selalu berubah - ubah tergantung faktor-faktor di
atas dan jarang sekali waktu yang digunakan dengan sebenar-benarnya.
Dengan demikian untuk menghitung efisiensi kerja dapat menggunakan rumus
sebagai berikut:
We
E= × 100% ........................................................................................... (3.6)
Wp

Keterangan:
We = Waktu kerja efektif (menit/hari)
Wp = Waktu kerja Produktif (menit/hari)
Untuk mencari waktu kerja efektif bisa dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
We = Wp – Wt ........................................................................................... (3.7)

Keterangan:
We = Waktu kerja efektif (menit/hari)
Wp = Waktu kerja produktif (menit/hari)
Wt = Waktu hambatan total (menit/hari)
Untuk menghitung efektifitas alat pengolahan dapat menggunakan rumus
sebagai berikut:
We = Wp – Wt ........................................................................................... (3.8)

Keterangan:
We = Waktu kerja efektif (menit/hari)
Wp = Waktu kerja Produktif (menit/hari)
BAB IV
KEGIATAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Kegiatan Lapangan


Kegiatan pemeriksaan pada unit Crushing Plant PT Nurmuda Cahaya
dilakukan setiap hari pada pukul 07.30 – 08.00 WIB, pada kegiatan pemeriksaan
tersebut dilakukan pada setiap alat mekanis yang terdapat pada crushing plant.
4.1.1 Pelumasan Jaw Crusher
Untuk kegiatan pengisian oli biasanya dilakukan pada mesin jaw crusher, cone
crusher, serta pada ayakan setelah kegiatan sebelum kegiatan produksi dilakukan,
dengan menggunakan oli gemuk yang diberi tekanan untuk memasukan kepada
masing-masing mesin, untuk kapasitas oli gemuk sendiri biasanya diberikan sekitar ± 1
liter per mesin.

Gambar 4.1
Pengisian Oli pada Jaw Crusher

4.1.2 Pemeriksaan Belt Conveyor


Pemeriksaan belt conveyor dilakukan sebelum kegiatan produksi dilakukan,
dalam kegiatan pengecekan ini biasanya suatu belt conveyor dibersihkan kemudian
diperiksa mulai dari alas belt serta roller nya. Biasanya pada belt diperiksa pada bagian
sambungan yang mana biasanya mengakibatkan kerusakan.

30
31

Gambar 4.2
Pemeriksaan Belt Conveyor

4.1.3 Pemeriksaan Cone Crusher


Pemeriksaan pada cone crusher dilakukan sebelum kegiatan produksi
dilakukan, biasanya pemeriksaan dilakukan dengan melihat pada komponen seperti
baut-baut yang ada pada mesin. Pemeriksaan cone crusher juga dilakukan pada bagian
dalamnya, yang mana biasanya mesin dilihat untuk memastikan apakah terdapat
komponen pada bagian dalam mesin yang rusak sehingga dapat diketahui komponen
apa saja yang perlu diganti atau dilakukan perbaikan.

Gambar 4.3
Pengecekan Cone Crusher
32

4.1.4 Pembersihan Debu


Kegiatan pembersihan debu ini biasanya dilakukan disekitar mesin dan belt
conveyor, agar tidak mengganggu kinerja mesin dan belt conveyor, ataupun dapat juga
berguna agar daerah sekitar unit crushing plant tidak terjadi penumpakan debu.

Gambar 4.4
Pembersihan Debu

4.1.5 Pemeriksaan Screen


Pemeriksaan ini biasanya dilakukan sebelum kegiatan produksi dimulai dengan
meriksa pengapian pada motor screen yang biasanya menyebabkan screen rusak,
dimana hal tersebut dapat menyebabkan screen tidak dapat bergetar atau mati
sehingga perlu dilakukan perbaikan. Kerusakan kecil yang terjadi pada screen biasanya
terjadi pada deck dimana memerlukan pengelasan untuk memperbaikinya.

Gambar 4.5
Pemeriksaan Screen
33

4.2 Peralatan dan Tahapan Pengolahan


Kegiatan pegolahan andesit di PT Nurmuda Cahaya terdiri dari beberapa
tahapan yaitu primary crushing, secondary crushing, tertiary crushing dan sizing. Pada
setiap tahapan tersebut terdapat berbagai macam peralatan yang digunakan untuk
menunjang proses reduksi umpan menjadi produkta yang siap dipasarkan.

4.2.1 Hopper
Hopper adalah peralatan yang berfungsi sebagai tempat penampungan material
batu andesit yang di umpankan menuju crusher. Material batu andesit hasil peledakan
dari Run of Mine yang selanjutnya dimuat dengan alat gali-muat Excavator merk Hyundai
tipe R220LC-9S ke dalam alat angkut Dump Truck Hino Super Rager FF-173NA.
Kemudian alat angkut yang membawa material batu andesit melakukan dumping ke
dalam hopper sebagai pengumpanan untuk jaw crusher.

Gambar 4.6
Hopper pada Jaw Crusher
Dilakukan pengukuran dimensi hopper sesuai dengan bentuk aktual dimana
volume hopper memiliki bentuk prisma trapesium, sehingga kapasitas hopper
didapatkan dengan perhitungan volume hasil pengukuran dimensi hopper.
Tabel 4.1
Dimensi Hopper
Dimensi Mulut (m) Dimensi Pusher (m) Volume (m3)
Panjang Lebar Tinggi Panjang Lebar Tinggi Atas Bawah Total
4,5 4,4 2,5 4,0 2,0 1,2 33,65 9,60 43,25
34

Tinggi Mulut

Tinggi Pusher

Gambar 4.7
Dimensi Hopper
Perhitungan Kapasitas Hopper (m3)
Vtot = (Volume Atas + Volume Bawah)
T
= {( m) × [(Pm × Lm )+ (Pp × Lp ) + √(Pm × Lm ) × (Pp × Lp )] } + (Pp × Lp × Tp )
3

2,4
= {( ) × [(4,5 × 4,4 ) + (4 × 2) + √(4,5 × 4,4) × (4 × 2)] } + (4 × 2 × 1,2)
3

= (33,65 m3 + 9,60 m3 )
= 43,25 m3

4.2.2 Pengumpanan (Vibrating Grizzly Feeder)


Vibrating Grizzly Feeder merupakan perlatan yang terdapat pada bagian primary
crusher unit yang terdapat setelah hopper dan sebelum mulut jaw crusher. Merupakan
salah satu jenis feeder yang memiliki dimensi 1400 mm x 4200 mm. Berguna untuk
mendorong masuk umpan menuju jaw crusher dimana umpan tersebut berasal dari
material yang di dumping ke hopper. Feeder jenis ini alasnya terdiri dari batangan besi
yang dibuat berjarak dengan spasi sekitar 9 cm sehingga menyebabkan alas feeder
berlubang – lubang yang berguna untuk memisahkan material umpan yang memiliki
ukuran -90 mm menjadi produkta berupa base course yang ditransportasi menggunakan
belt conveyor no.02 menuju base course stockpile ketika feeder bergetar untuk
mendorong umpan masuk ke jaw crusher.
35

Gambar 4.8
Vibrating Grizzly Feeder

4.2.3 Primary Crushing (Jaw Crusher)


Pada proses pengolahan tahap peremukan atau pereduksian primer alat yang
digunakan di PT Nurmuda Cahaya adalah Jaw Crusher merk Otsuka tipe FS-4230
dengan ukuran umpan yang masuk -750 mm menyesuaikan dengan spesifikasi feed
opening yaitu 1050 x 750 mm dimana produkta yang dihasilkan berukuran -175 mm
meneysuaikan spesifikasi closed side setting. Produkta hasil peremukan oleh jaw crusher
diberi nama oleh pihak perusahaan dengan sebutan Crop 5-7 yang di transportasikan
dengan belt conveyor no.01 menuju bunker.

Gambar 4.9
Primary Crusher (Jaw Crusher)
36

Cara kerja jaw crusher ini adalah swing jaw crusher bergerak hanya pada satu
sisinya saja karena hanya memiliki single toggle. Memiliki daya motor sebesar 75 kW
hingga maksimum 110 kW yang secara teoritis bekerja secara optimal dengan kapasitas
produksi 198 - 305 ton per jam.
Tabel 4.2
Spesifikasi Jaw Crusher
Crusher Model FS-4230 Single Toggle
Feed Opening (mm) 1050 x 750
Motor (kW) 75 - 110
Closed Side Setting (mm) 80 - 175
Capacity (t/h) 198 - 305
Sumber: Otsuka Single Toggle Jaw Crusher Manual Book by Otsuka Iron Works, LTD

4.2.4 Secondary Crushing (Secondary Cone Crusher)


Pada proses pengolahan tahap peremukan atau pereduksian sekunder alat yang
digunakan di PT Nurmuda Cahaya adalah Cone Crusher merk Otsuka tipe CEC-1200
dengan ukuran umpan yang masuk -175 mm merupakan umpan yang berasal dari bunker
kemudian di umpankan oleh vibrating feeder menuju belt conveyor no.03, lalu
ditransportasikan menuju secondary cone crusher. Produkta hasil peremukan oleh
secondary cone crusher diberi nama Split 3-5 berukuran -40 mm sesuai dengan closed
side setting. Produkta Split 3-5 hasil peremukan langsung di transportasikan dengan belt
conveyor no.04 menuju vibrating screen untuk dilakukan proses sizing.

Gambar 4.10
Secondary Crusher (Cone Crusher)
37

Cara kerja cone crusher ini adalah shaft (poros) yang terdapat di tengah berputar
secara ecentrics atau tidak berputar secara sempurna pada porosnya yang menggerus
dan menumbuk material hingga berukuran lebih kecil. Memiliki daya motor sebesar 110
KW atau setara dengan 150 HP yang secara teoritis bekerja secara optimal dengan
kapasitas produksi 10 – 240 ton per jam menyesuaikan dengan outlet clearance.
Tabel 4.3
Spesifikasi Secondary Cone Crusher
Crusher Model CEC-1200
Inlet Dimension (mm) 220 - 240
Motor (kW) 110
Closed Side Setting (mm) 16 - 40
Capacity (t/h) 10 - 240
Sumber: Otsuka Symons Type Conecrusher Manual Book by Otsuka Iron Works, LTD

4.2.5 Sizing (Vibrating Screen)


Vibrating Screen merupakan bagian dari alat pengolahan yang digunakan
sebagai alat ayak material hasil pereduksian atau produkta dari secondary crushing dan
tertiary crushing. Dimana material atau produkta yang telah melewati screen akan
terpisahkan sesuai dengan ukuran lubang - lubang pada vibrating screen deck. Vibrating
screen yang digunakan memiliki dimensi 7000 x 2400 mm dengan empat deck.
Digerakan oleh dua buah motor sehingga screen dapat bergetar dan melakukan
pengelompokan ukuran produkta.

Gambar 4.11
Vibrating Screen
38

Produk hasil pengelompokan ukuran dari masing – masing deck di


transportasikan oleh belt conveyor menuju stockpile. Sementara untuk produk yang tidak
terayak pada deck pertama dengan ukuran +30 mm akan langsung dijatuhkan menuju
tertiary cone crusher untuk dilakukan proses peremukan tersier.
Tabel 4.4
Produkta Hasil Sizing
Deck Mengayak Produkta Ukuran (mm)
1 Split 2-3 -30 +20
2 Split 1-2 -20 +10
3 Split 1-1 -10 +05
4 Abu Batu -05

4.2.6 Tertiary Crushing (Tertiary Cone Crusher)


Pada proses pengolahan tahap peremukan atau pereduksian tersier alat yang
digunakan di PT Nurmuda Cahaya adalah Cone Crusher merk Otsuka tipe CSH-900
dengan ukuran umpan yang masuk -40 +30 mm merupakan umpan yang tertahan pada
deck satu vibrating screen karena material dengan ukuran tersebut tidak terayak ketika
melalui tahapan sizing. Produkta hasil peremukan oleh tertiaty cone crusher memiliki
ukuran -20 mm sesuai dengan closed side setting pada tertiary cone crusher. Produkta
hasil peremukan langsung di transportasikan dengan belt conveyor no.05 menuju belt
conveyor no.04 (return) untuk di transportasikan menuju vibrating screen dan dilakukan
pengayakan kembali.

Gambar 4.12
Tertiary Crusher (Cone Crusher)
39

Cara kerja cone crusher ini adalah shaft (poros) yang terdapat di tengah berputar
secara ecentrics atau tidak berputar secara sempurna pada porosnya yang menggerus
dan menumbuk material hingga berukuran lebih kecil. Memiliki daya motor sebesar 55
kW yang secara teoritis bekerja secara optimal dengan kapasitas produksi 36 - 90 ton
per jam.
Tabel 4.4
Spesifikasi Tertiary Cone Crusher
Crusher Model CSH-900
Inlet Dimension (mm) 50 - 70
Motor (kW) 55
Closed Side Setting (mm) 8 - 20
Capacity (t/h) 36 - 90
Sumber: Otsuka Symons Type Conecrusher Manual Book by Otsuka Iron Works, LTD

4.2.7 Belt Conveyor


Belt conveyor adalah suatu alat transportasi atau alat angkut yang berfungsi
untuk memindahkan material dari suatu tempat ke suatu tempat lainnya. Maka pada Belt
conveyor yang beroperasi pada unit crushing plant di PT Nurmuda Cahaya digunkana
untuk memindahkan material batu andesit yang telah di reduksi pada setiap unit crusher
dimana terdapat sebanyak sembilan unit pada desain crushing plant di perushaan. Belt
conveyor yang digunakan memilki spesifikasi yang berbeda dari setiap unitnya dengan
dimensi, kemiringan dan kecepatan yang berbeda - beda.

Gambar 4.13
Belt Conveyor (CV-1)
40

Sembilan unit belt conveyor yang terdapat pada desain crushing plant
memindahkan material batuan andesit dengan jarak, kecepatan dan kemiringan yang
berbeda – beda pada setiap titik tujunya.
Tabel 4.5
Spesifikasi Belt Conveyor
Length Width Slope Velocity
No Keterangan
(m) (cm) (°) (m/s)

CV-1 40 80 15 1,55 Jaw Crusher menuju Bunker

Vibrating Grizzly Feeder menuju


CV-2 14 60 16 1,41
Base Course Stockpile
Vibrating Feeder menuju
CV-3 40 80 12 1,52
Secondary Cone Crusher
Secondary Cone Crusher menuju
CV-4 20 55 12 1,78
Vibrating Screen
Tertiary Cone Crusher menuju CV-
CV-5 10 50 13 1,6
4 (Kembali ke Vibrating Screen)
Deck 1 (+20mm -30mm) menuju
CV-6 14 40 11 1,42
Split 2-3 Stockpile
Deck 2 (+10mm -20mm) menuju
CV-7 14 40 19 1,49
Split 1-2 Stockpile
Vibrating Screen menuju Abu Batu
CV-8 14 40 17 1,44
Stockpile
Deck 3 (+5mm -10mm) menuju
CV-9 14 40 22 1,37
Split 1-1 Stockpile
Gambar 4.1
Diagram Alir Pengolahan

41
42

4.3 Efisiensi dan Efektifitas Kerja Alat


4.3.1 Perhitungan Waktu Produktif
Efisiensi kerja merupakan perbandingan antara waktu kerja efektif dengan waktu
kerja produktif. Waktu kerja produktif merupakan waktu yang ditetapkan dalam
melakukan kegiatan produksi yang didalamnya terdapat waktu hambatan selama
kegiatan produksi berlangsung. Sedangkan waktu kerja efektif merupakan waktu yang
digunakan secara aktual dalam menyelesaikan kegiatan produksi. Maka efisiensi kerja
merupakan penilaian penggunaan waktu terhadap optimasi pelaksanaan produksi.
Dalam melakukan kegiatan penambangan, PT Nurmuda Cahaya menetapkan
jadwal kerja yang terdiri dari satu shift per hari.
Tabel 4.6
Jadwal Kerja PT Nurmuda Cahaya
Hari Jam Kegiatan Durasi (menit)
07.00 Masuk Kerja 0
07.00 - 08.00 Apel Pagi 30
07.30 - 08.00 Persiapan Kerja 30
Senin 08.00 - 12.00 Waktu Produktif 1 240
12.00 - 13.00 Istirahat 60
13.00 - 16.00 Waktu Produktif 2 180
16.00 Pulang Kerja 0
07.30 Masuk Kerja 0
07.30 - 08.00 Persiapan Kerja 30
08.00 - 12.00 Waktu Produktif 1 240
Selasa - Kamis
12.00 - 13.00 Istirahat 60
13.00 - 16.00 Waktu Produktif 2 180
16.00 Pulang Kerja 0
07.30 Masuk Kerja 0
07.30 - 08.00 Persiapan Kerja 30
08.00 - 11.00 Waktu Produktif 1 180
Jumat
11.00 - 13.00 Istirahat 120
13.00 - 16.00 Waktu Produktif 2 180
16.00 Pulang Kerja 0
07.30 Masuk Kerja 0
07.30 - 08.00 Persiapan Kerja 30
08.00 - 12.00 Waktu Produktif 1 240
Sabtu
12.00 - 13.00 Istirahat 60
13.00 - 15.00 Waktu Produktif 2 120
15.00 Pulang Kerja 0
Sumber: PT Nurmuda Cahaya, 2019
43

Jika dilihat dari jadwal kerja yang telah ditetapkan oleh PT Nurmuda Cahaya
maka akan didapatkan rata - rata durasi kerja mingguan yang tersedia adalah
400 menit/hari atau 6,7 jam/ hari.
Tabel 4.7
Waktu Produktif PT Nurmuda Cahaya
Waktu Kerja Waktu Tersedia Waktu Produktif Waktu Produktif
Hari
(jam) (menit) (menit) (jam)
08.00 - 12.00 240
Senin 420 7
13.00 - 16.00 180
08.00 - 12.00 240
Selasa 420 7
13.00 - 16.00 180
08.00 - 12.00 240
Rabu 420 7
13.00 - 16.00 180
08.00 - 12.00 240
Kamis 420 7
13.00 - 16.00 180
08.00 - 11.00 180
Jumat 360 6
13.00 - 16.00 180
08.00 - 12.00 240
Sabtu 360 6
13.00 - 15.00 120
Total 2400 40
Rata - Rata 400 6.7

Perhitungan Waktu Produktif (Wp)


(total Wp senin s.d. kamis) + (total Wp jumat s.d. sabtu)
Rata - rata Wp (jam/hari) = 60 menit⁄jam
⁄ hari kerja
(4 × 420 menit) + (2 × 360 menit)
= 60 menit⁄jam
⁄ 6 hari
(1680 + 720) menit
= ⁄ 6 hari
60 menit⁄jam
2400 menit
= 60 menit⁄jam
⁄ 6 hari

= 40 jam⁄6 hari
= 6,7 jam⁄hari

4.3.2 Waktu Efektif dan Efisiensi Kerja Alat


Waktu kerja efektif merupakan waktu kerja yang digunakan untuk menghasilkan
produksi, dimana dalam proses pelaksanaannya ini terdapat waktu hambatan yang
dapat mempengaruhi efisiensi kerja. Alat crusher yang digunakan yaitu jaw crusher dan
cone crusher. Waktu hambatan yang dihitung meliputi kinerja dari unit crusher secara
terpisah yaitu jaw crusher yang terdapat pada primary crusher unit dengan rata - rata
100,55 menit/hari, sementara secondary cone crusher dan tertiary cone crusher terdapat
pada secondary crusher unit dengan rata - rata 37,44 menit/hari.
44

Tabel 4.8
Waktu Hambatan Primary Crusher Unit
Waktu Hambatan Primary Crusher (menit)

Hari Ke Hari Tanggal


Batu Kerusakan Berhenti Kekosongan Keperluan
Hujan Total
Tersangkut Jaw Crusher Produksi Umpan Operator

1 Selasa 29/10/19 67.13 0.00 0.00 0.00 35.36 12.18 114.67


2 Rabu 30/10/19 23.17 0.00 0.00 0.00 35.71 11.22 70.10
3 Kamis 31/10/19 0.00 0.00 180.00 150.00 6.07 0.00 336.07
4 Jumat 01/11/19 0.00 0.00 360.00 0.00 0.00 0.00 360.00
5 Sabtu 02/11/19 0.00 0.00 360.00 0.00 0.00 0.00 360.00
6 Rabu 13/11/19 31.26 79.30 0.00 0.00 31.84 6.45 148.85
7 Kamis 14/11/19 0.00 0.00 0.00 120.00 34.60 5.22 159.82
8 Jumat 15/11/19 0.00 0.00 0.00 360.00 0.00 0.00 360.00
9 Sabtu 16/11/19 0.00 0.00 0.00 360.00 0.00 0.00 360.00
10 Senin 18/11/19 7.42 0.00 0.00 0.00 50.65 8.47 66.54
11 Selasa 19/11/19 0.00 0.00 0.00 420.00 0.00 0.00 420.00
12 Rabu 20/11/19 0.00 0.00 0.00 140.00 27.62 3.35 170.97
13 Kamis 21/11/19 13.50 0.00 0.00 0.00 51.30 4.35 69.15
14 Jumat 22/11/19 0.00 0.00 0.00 0.00 37.56 5.78 43.34
15 Sabtu 23/11/19 8.70 0.00 0.00 0.00 32.60 7.10 48.40
16 Senin 25/11/19 25.80 0.00 0.00 0.00 42.00 10.73 78.53
17 Selasa 26/11/19 0.00 0.00 0.00 0.00 59.00 11.71 70.71
18 Rabu 27/11/19 0.00 0.00 0.00 0.00 49.05 7.92 56.97
19 Kamis 28/11/19 0.00 0.00 0.00 0.00 50.82 25.42 76.24
20 Jumat 29/11/19 0.00 0.00 0.00 0.00 43.34 5.75 49.09
21 Sabtu 30/11/19 10.20 0.00 0.00 0.00 31.33 7.84 49.37
Total 187.18 79.30 900.00 1550.00 618.85 133.50 3468.83
Rata - Rata 8.91 3.78 42.86 73.81 29.47 6.36 165.18

Rata - Rata Waktu Hambatan Primary Crusher

2%
4% 5%

18%
Batu Tersangkut
Hujan
26%
Kerusakan Jaw Crusher
Berhenti Produksi
Kekosongan Umpan
Keperluan Operator

45%

Gambar 4.2
Persentase Waktu Hambatan Primary Crusher Unit
45

Tabel 4.9
Waktu Hambatan Secondary Crusher Unit
Waktu Hambatan Secondary Crusher (menit)

Hari Ke Hari Tanggal Kerusakan Kerusakan


Batu Kerusakan Berhenti
Hujan Tertiary Cone Vibrating Total
Tersangkut Belt Conveyor Produksi
Crusher Screen
1 Selasa 29/10/19 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2 Rabu 30/10/19 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
3 Kamis 31/10/19 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 150.00 150.00
4 Jumat 01/11/19 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
5 Sabtu 02/11/19 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
6 Rabu 13/11/19 0.00 79.30 41.00 0.00 0.00 0.00 120.30
7 Kamis 14/11/19 37.00 0.00 0.00 180.00 0.00 0.00 217.00
8 Jumat 15/11/19 0.00 0.00 0.00 360.00 0.00 0.00 360.00
9 Sabtu 16/11/19 0.00 0.00 0.00 360.00 0.00 0.00 360.00
10 Senin 18/11/19 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
11 Selasa 19/11/19 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
12 Rabu 20/11/19 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 140.00 140.00
13 Kamis 21/11/19 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
14 Jumat 22/11/19 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
15 Sabtu 23/11/19 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
16 Senin 25/11/19 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
17 Selasa 26/11/19 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
18 Rabu 27/11/19 0.00 0.00 0.00 0.00 84.00 0.00 84.00
19 Kamis 28/11/19 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
20 Jumat 29/11/19 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
21 Sabtu 30/11/19 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Total 37.00 79.30 41.00 900.00 84.00 290.00 1431.30
Rata - Rata 1.76 3.78 1.95 42.86 4.00 13.81 68.16

Rata - Rata Waktu Hambatan Secondary Crusher

3%
3%
5%
20%
Batu Tersangkut
Hujan
6% Kerusakan Belt Conveyor
Kerusakan Tertiary Cone Crusher
Kerusakan Vibrating Screen
Berhenti Produksi
63%

Gambar 4.3
Persentase Waktu Hambatan Secondary Crusher Unit
46

Setelah diketahui waktu produktif dan waktu hambatan yang terjadi maka dapat
diketahui waktu efektif kerja alat pada primary crusher unit adalah 3,9 jam/hari dan pada
secondary crusher unit 5,5 jam/hari sehingga didapatkan nilai efisiensi kerja alat pada
primary crusher unit adalah 57,6 % dan pada secondary crusher unit 82,4 %.
Tabel 4.10
Waktu Efektif & Efisiensi Kerja Alat
Primary Crusher Secondary Crusher
Hari Ke Hari Tanggal Waktu Efektif Waktu Efektif
Efisiensi (%) Efisiensi (%)
Menit Jam Menit Jam
1 Selasa 29/10/19 305.33 5.09 72.70 420.00 7.00 100.00
2 Rabu 30/10/19 349.90 5.83 83.31 420.00 7.00 100.00
3 Kamis 31/10/19 83.93 1.40 19.98 270.00 4.50 64.29
4 Jumat 01/11/19 0.00 0.00 0.00 360.00 6.00 100.00
5 Sabtu 02/11/19 0.00 0.00 0.00 360.00 6.00 100.00
6 Rabu 13/11/19 271.15 4.52 64.56 299.70 5.00 71.36
7 Kamis 14/11/19 260.18 4.34 61.95 203.00 3.38 48.33
8 Jumat 15/11/19 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
9 Sabtu 16/11/19 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
10 Senin 18/11/19 353.46 5.89 84.16 420.00 7.00 100.00
11 Selasa 19/11/19 0.00 0.00 0.00 420.00 7.00 100.00
12 Rabu 20/11/19 249.03 4.15 59.29 280.00 4.67 66.67
13 Kamis 21/11/19 350.85 5.85 83.54 420.00 7.00 100.00
14 Jumat 22/11/19 316.66 5.28 87.96 360.00 6.00 100.00
15 Sabtu 23/11/19 311.60 5.19 86.56 360.00 6.00 100.00
16 Senin 25/11/19 341.47 5.69 81.30 420.00 7.00 100.00
17 Selasa 26/11/19 349.29 5.82 83.16 420.00 7.00 100.00
18 Rabu 27/11/19 363.03 6.05 86.44 336.00 5.60 80.00
19 Kamis 28/11/19 343.76 5.73 81.85 420.00 7.00 100.00
20 Jumat 29/11/19 310.91 5.18 86.36 360.00 6.00 100.00
21 Sabtu 30/11/19 310.63 5.18 86.29 360.00 6.00 100.00
Rata - Rata /hari (21 hari) 231.96 3.87 57.59 328.99 5.48 82.41

1. Perhitungan Waktu Efektif Kerja Alat


a. Primary Crusher
Waktu Efektif (We) = Wp - Wt
= Waktu Produktif - Waktu Hambatan
165,18 menit⁄hari
= 6,7 jam⁄hari - 60 menit⁄jam

= (6,7 - 2,8) jam⁄hari


= 3,9 jam⁄hari
47

b. Secondary Crusher
Waktu Efektif (We) = Wp - Wt
= Waktu Produktif - Waktu Hambatan
68,16 menit⁄hari
= 6,7 jam⁄hari -
60 menit⁄jam

= (6,7 - 1,2) jam⁄hari


= 5,5 jam⁄hari
2. Perhitungan Efisiensi Kerja Alat
a. Primary Crusher
We
Efisiensi Kerja (E) = Wp
× 100 %
Waktu Efektif
= Waktu Produktif
× 100 %
3,9 jam⁄hari
= 6,7 jam⁄hari
× 100 %

= 0,576 × 100 %
= 57,6 %
b. Secondary Crusher
We
Efisiensi Kerja (E) = × 100 %
Wp
Waktu Efektif
= × 100 %
Waktu Produktif
5,5 jam⁄hari
= 6,7 jam⁄hari
× 100 %

= 0,824 × 100 %
= 82,4 %

4.3.3 Perhitungan Efektivitas Kerja Alat


Suatu alat pengolahan memiliki kapasitas produksi secara teoritis berdasarkan
spesifikasi closed side setting, dimana kapasitas produksi terebut merupakan
produktivitas suatu alat yang secara teori berkerja 100 % penuh dengan tepat guna
dalam kondisi maksimal. Sementara secara aktual terdapat banyak parameter yang
mempengaruhi kinerja suatu alat pengolahan sehingga alat tidak dapat bekerja tepat
guna dengan maksimal.
Menghitung efektivitas kerja suatu alat dengan melakukan perbandingan
produksi aktual dengan teoritis dapat mengetahui seberapa efektif alat pengolahan
melakukan kegiatan produksi. Sehingga diketahui nilai efektivitas pada jaw crusher
adalah 16,84 % dan efektivitas cone crusher adalah 26,59%
48

Tabel 4.11
Efektivitas Kerja Alat
Produktivitas (ton/jam) Efektivitas
Crusher Model
by Close Setting (mm) Average Aktual (%)
Otsuka FS-4230 80 100 125 150 175
58,59 23,44
Jaw Crusher 198 221 249 277 305 250
Otsuka CEC-1200 16 18 20 22 24 26 28 30 35 40
Cone Crusher 110 120 130 140 155 165 175 185 215 240 164
60,18 26,59
Otsuka CSH-900 8 10 12 14 16 18 20
Cone Crusher 36 45 55 64 70 80 90 63

Perhitungan efektivitas kerja alat (EU)


1. Jaw Crusher
Produktivitas Aktual Jaw Crusher
EU = Produktivitas Teoritis Jaw Crusher
× 100 %
58,59 ton⁄jam
= × 100 %
250 ton⁄jam

= 0,2344 × 100 %
= 23,44 %
2. Cone Crusher
Produktivitas Aktual Cone Crusher
EU = × 100 %
Produktivitas Teoritis Cone Crusher
60,18 ton⁄jam
= (164 + 63) ton⁄jam
× 100 %
60,18 ton⁄jam
= × 100 %
227 ton⁄jam

= 0,2659 × 100 %
= 26,59 %

Gambar 4.4
Grafik Close Setting Terhadap Produktivitas Teoritis
49

4.4 Pengumpanan Andesit


Terdapat beberapa parameter yang harus diamati dan dilakukan pengumpulan
data dalam menentukan produktivitas pengumpanan batuan andesit yang di dumping
oleh alat angkut ke dalam Hopper yang akan diumpankan masuk menuju Jaw Crusher.
Kemudian data hasil pengamatan parameter - parameter bersangkutan akan diolah dan
dihitung sehingga mengetahui produksi pengolahan dan produktivitas pengumpanan.

Gambar 4.14
Pengumpanan Andesit pada Hopper

4.4.1 Kapasitas Alat Gali - Muat


Setiap alat mekanis memilki kapasitas teoritis yang terdapat pada buku panduan
alat mekanis. Karena material batuan andesit hasil peledakan dari front penambangan
menghasilkan fragmentasi yang sangat beragam menyebabkan kapasitas aktual
pengisian mangkok alat gali – muat (excavator bucket) berbeda dengan kapasitas
teoritis yang terdapat pada buku panduannya.
Maka diperlukannya nilai faktor pengisian pada alat gali - muat sehingga dapat
diketahui kapasitas aktual dari pengisian mangkok alat gali - muat yang digunakan.
Pengamatan faktor pengisian dilakukan dengan cara menumpahkan isi dari excavator
bucket kemudian membagi tumpahan material andesit kedalam 16 semen dengan cara
membuat grid empat kali empat, lalu dilakukan pengukuran dimensi pada setiap grid
untuk mengetahui rata – rata volume setiap segemen dari tumpahan material batu
andesit oleh excavator bucket.
50

Gambar 4.15
Pengamatan Faktor Pengisian
Berdasarkan pengamatan didapatkan hasil pengukuran dimensi dari setiap
segmen yang kemudian dilakukan perhitungan untuk mendapatkan volume sehingga
didapatkan nilai faktor pengisian 74,31% yang merupakan hasil perbandingan
kapasitas excavator bucket aktual dengan kapasitas excavator bucket teoritis.
Kemudian diketahui kapasitas aktual excavator bucket dengan mengkali kapasitas
teoritis bucket excavator, faktor pengisian, dan loose density material andesit maka
didapatkan kapasitas aktual excavator bucket 1,18 ton.
Tabel 4.12
Faktor Pengisian Mangkok Alat Gali – Muat
∑ Bucket Fill
Panjang (m) Lebar (m) Tebal (m)
No Volume Capacity Factor
Grid 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 (LCM) (LCM) (%)
1 0,39 0,50 0,54 0,45 0,30 0,32 0,33 0,31 0,13 0,18 0,20 0,16
2 0,40 0,52 0,55 0,47 0,38 0,39 0,40 0,37 0,21 0,36 0,47 0,25
0,685 0,92 74,51
3 0,38 0,54 0,53 0,49 0,36 0,37 0,40 0,37 0,20 0,32 0,43 0,21
4 0,37 0,50 0,54 0,48 0,34 0,36 0,38 0,34 0,10 0,17 0,22 0,14
1 0,35 0,48 0,52 0,46 0,30 0,32 0,31 0,29 0,18 0,22 0,20 0,15
2 0,36 0,52 0,51 0,47 0,36 0,39 0,38 0,37 0,27 0,49 0,38 0,23
0,685 0,92 74,43
3 0,38 0,50 0,52 0,45 0,36 0,39 0,36 0,35 0,23 0,45 0,34 0,22
4 0,38 0,48 0,52 0,43 0,33 0,37 0,35 0,33 0,16 0,24 0,19 0,12
1 0,44 0,53 0,49 0,38 0,28 0,30 0,31 0,29 0,15 0,20 0,22 0,18
2 0,46 0,54 0,51 0,39 0,36 0,37 0,38 0,35 0,23 0,38 0,49 0,27
0,681 0,92 73,98
3 0,48 0,52 0,53 0,37 0,34 0,35 0,38 0,35 0,22 0,34 0,45 0,23
4 0,47 0,53 0,49 0,36 0,32 0,34 0,36 0,32 0,12 0,19 0,24 0,16
Rata - Rata 0,684 0,92 74,31
51

1. Perhitungan Faktor Pengisian (FF)


Rata - Rata Kapasitas Aktual Excavator Bucket
FF (%) = × 100 %
Kapasitas Teoritis Excavator Bucket
0,684 LCM
= 0,920 LCM
× 100 %

= 0,7431 × 100 %
= 74,31 %
2. Perhitungan Kapasitas Aktual Excavator Bucket (Hma)
Hma (ton) = Bucket Capacity Teoritis × Faktor Pengisian × loose density
= Hmt × FF × ρl
= 0,92 LCM × 74,31 % × 1,73 ton⁄LCM
= 1,18 ton

4.4.2 Perhitungan Produktivitas Pengumpanan


Pada alat angkut (dump truck) terdapat kapasitas teoritis sesuai dengan
spesifikasi pada buku panduan alat angkut tersebut. Pada kenyataannya jumlah
material batu andesit yang dimuat kedalam dump truck memiliki banyak pemuatan yang
berbeda - beda dari setiap ritasenya, sehingga dilakukan pengamatan dan perhitungan
secara aktual untuk mengetahui rata - rata jumlah produksi material batuan andesit
yang di dumping oleh dump truck kedalam hopper sebagai umpan untuk jaw crusher.
Rata - rata material andesit yang diangkut oleh dump truck didapatkan dari
pengamatan rata - rata jumlah pemuatan material batuan andesit oleh excavator
kedalam dump truck sehingga diketahui rata - rata kapasitas dump truck pada satu
ritase mengangkut material andesit sebanyak 12,6 ton.
Untuk mengetahui jumlah produksi batuan andesit yang diolah pada unit
crushing plant yaitu dengan menghitung banyaknya ritase pengumpanan alat angkut
pada hopper dalam satu hari sehingga didapatkan rata - rata produksi pengumpanan
adalah 472 ton/hari, sementara produktivitasnya disesuaikan dengan waktu produktif
yang tersedia maka didapatkan produktivitas pengumpanan adalah 70 ton/jam.
1. Perhitungan rata - rata kapasitas aktual dump truck (Haa)
Haa (ton/rit) = rata - rata jumlah pemuatan × kapasitas aktual excavator bucket
= np × Hma
= 11⁄rit × 1,18 ton
= 12,6 ton⁄rit
52

2. Perhitungan rata - rata produksi pengumpanan per hari (PF)


PF (ton/hari) = rata - rata jumlah ritase × rata - rata kapasitas aktual dump truck
= nr × Haa
= 37 rit⁄hari × 12,6 ton⁄rit
= 470 ton⁄hari
3. Perhitungan rata - rata produktivitas pengumpanan (Pf)
rata - rata produksi pengumpanan per hari
Pf (ton/jam) = rata - rata waktu efektif
PF
= Wp
470 ton⁄hari
= 3,9 jam⁄hari

= 92 ton⁄jam

4.5 Produktivitas Alat dan Jumlah Produksi Produkta


Produktivitas setiap alat pengolahan dapat diketahui melalui pengamatan secara
aktual pada pengambilan data di unit crushing plant. Setelah diketahui produktivitas
suatu alat pengolahan maka dapat diketahui juga berapa jumlah produksi setiap
produkta hasil dari pereduksian ukuran material batuan andesit pada kegiatan
pengolahan di unit crushing plant.
Terdapat lima jenis produkta hasil dari pereduksian ukuran material batuan
andesit pada kegiatan pengolahan di unit crushing plant yang di pasarkan kepada
konsumen. Produkta pertama adalah base course hasil dari pemisahan material
berukuran -90 mm pada tahap pengumpanan oleh vibrating grizzly feeder. Kemudian
terdapat empat jenis produkta dari hasil pereduksian di unit crushing plant adalah:
1. Split 2-3 dengan ukuran -30 +20 mm
2. Split 1-2 dengan ukuran -20 +10 mm
3. Split 1-1 dengan ukuran -10 +5 mm
4. Abu Batu dengan ukuran -5 mm
Produktivitas alat pengolahan diketahui dengan pengambilan data
menggunakan metode penampungan produkta yang jatuh dari belt conveyor menuju
stockpile dengan ember dan mengamati waktu pengisian ember hingga terisi penuh
dengan volume ember yang digunakan adalah 0,00856 m3. Jumlah produksi dapat
dikethaui dengan menghitung produktivitas dan waktu kerja efektif. Rata - rata
produktivitas alat dan rata - rata jumlah produksi pada Tabel 4.8 dan Tabel 4.9
53

Tabel 4.13
Waktu Pengisian Ember
Durasi Ember Penuh (detiik)
Hari Ke Hari Tanggal Abu Batu Split 1x1 Split 1x2 Split 2x3 Base
(-5mm) (+5 -10mm) (+10 -20mm) (+20 -30mm) Course
1 Selasa 29/10/19 4,0 5,1 7,3 1,5 3,3
2 Rabu 30/10/19 3,7 4,6 6,8 1,5 3,6
3 Kamis 31/10/19 3,9 4,9 5,9 1,5 0,0
4 Jumat 01/11/19 3,5 5,8 6,2 1,5 0,0
5 Sabtu 02/11/19 4,5 4,6 7,7 1,6 0,0
6 Rabu 13/11/19 4,0 4,3 7,4 1,5 3,1
7 Kamis 14/11/19 4,5 4,2 6,0 1,5 3,7
8 Jumat 15/11/19 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
9 Sabtu 16/11/19 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
10 Senin 18/11/19 3,6 5,2 7,0 1,6 3,1
11 Selasa 19/11/19 3,5 4,8 7,1 1,5 0,0
12 Rabu 20/11/19 4,0 5,5 6,6 1,6 3,2
13 Kamis 21/11/19 3,8 4,6 7,1 1,5 3,4
14 Jumat 22/11/19 5,0 5,3 7,0 1,7 3,5
15 Sabtu 23/11/19 4,2 5,1 7,6 1,7 3,8
16 Senin 25/11/19 4,0 5,1 5,8 1,5 3,2
17 Selasa 26/11/19 3,7 5,2 6,8 1,6 3,4
18 Rabu 27/11/19 3,9 4,7 6,6 1,5 3,3
19 Kamis 28/11/19 4,2 5,9 7,5 1,7 3,6
20 Jumat 29/11/19 3,9 4,9 6,0 1,6 3,4
21 Sabtu 30/11/19 4,1 4,6 6,5 1,5 3,5
Rata - Rata /hari (21 hari) 3,6 4,5 6,1 1,4 2,4

Tabel 4.14
Produktivitas Produkta
Produktivitas (ton/jam)
Hari Ke Hari Tanggal Abu Batu Split 1x1 Split 1x2 Split 2x3 Base
Total
(-5mm) (+5 -10mm) (+10 -20mm) (+20 -30mm) Course
1 Selasa 29/10/19 13,33 10,55 7,27 35,56 16,00 82,71
2 Rabu 30/10/19 14,41 11,71 7,86 35,56 14,88 84,42
3 Kamis 31/10/19 13,68 10,88 9,05 35,56 0,00 69,16
4 Jumat 01/11/19 15,24 9,25 8,65 35,56 0,00 68,69
5 Sabtu 02/11/19 11,85 11,71 6,89 33,33 0,00 63,78
6 Rabu 13/11/19 13,33 12,49 7,25 35,56 16,98 85,61
7 Kamis 14/11/19 11,85 12,77 8,85 35,56 14,30 83,33
8 Jumat 15/11/19 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00
9 Sabtu 16/11/19 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00
10 Senin 18/11/19 14,81 10,26 7,66 33,33 17,13 83,20
11 Selasa 19/11/19 15,24 11,11 7,51 35,56 0,0 69,42
12 Rabu 20/11/19 13,33 9,65 8,06 33,33 16,68 81,06
13 Kamis 21/11/19 14,04 11,50 7,47 35,56 15,83 84,39
14 Jumat 22/11/19 10,67 10,06 7,66 31,37 15,32 75,08
15 Sabtu 23/11/19 12,70 10,41 7,00 31,37 14,01 75,48
16 Senin 25/11/19 13,33 10,47 9,25 35,56 16,68 85,29
17 Selasa 26/11/19 14,41 10,26 7,86 33,33 15,66 81,53
18 Rabu 27/11/19 13,68 11,30 8,06 35,56 16,34 84,92
19 Kamis 28/11/19 12,70 9,05 7,08 31,37 14,64 74,84
20 Jumat 29/11/19 13,68 10,88 8,85 33,33 15,49 82,23
21 Sabtu 30/11/19 13,01 11,71 8,25 35,56 15,15 83,68
Rata - Rata /hari (21 hari) 12,16 9,81 7,17 31,04 11,19 71,37

Tabel 4.15
Produksi Produkta
54

Produksi (ton/hari)
Hari Ke Hari Tanggal Abu Batu Split 1x1 Split 1x2 Split 2x3 Base
Total
(-5mm) (+5 -10mm) (+10 -20mm) (+20 -30mm) Course
1 Selasa 29/10/19 93,33 73,85 50,91 248,89 81,43 548,42
2 Rabu 30/10/19 100,90 81,99 55,01 248,89 86,76 573,56
3 Kamis 31/10/19 61,54 48,96 40,72 160,00 0,00 311,22
4 Jumat 01/11/19 91,43 55,50 51,90 213,33 0,00 412,16
5 Sabtu 02/11/19 71,11 70,28 41,32 200,00 0,00 382,71
6 Rabu 13/11/19 66,60 62,40 36,22 177,60 76,72 419,54
7 Kamis 14/11/19 40,10 43,21 29,94 120,30 62,01 295,55
8 Jumat 15/11/19 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
9 Sabtu 16/11/19 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
10 Senin 18/11/19 103,70 71,84 53,64 233,33 100,89 563,41
11 Selasa 19/11/19 106,67 77,78 52,58 248,89 0,00 485,91
12 Rabu 20/11/19 62,22 45,05 37,59 155,56 69,24 369,66
13 Kamis 21/11/19 98,25 80,53 52,28 248,89 92,57 572,51
14 Jumat 22/11/19 64,00 60,36 45,98 188,24 80,86 439,43
15 Sabtu 23/11/19 76,19 62,46 41,98 188,24 72,75 441,61
16 Senin 25/11/19 93,33 73,28 64,75 248,89 94,94 575,19
17 Selasa 26/11/19 100,90 71,84 55,01 233,33 91,17 552,26
18 Rabu 27/11/19 76,58 63,25 45,11 199,11 98,88 482,94
19 Kamis 28/11/19 88,89 63,34 49,56 219,61 83,88 505,27
20 Jumat 29/11/19 82,05 65,28 53,09 200,00 80,27 480,70
21 Sabtu 30/11/19 78,05 70,28 49,52 213,33 78,44 489,62
Rata - Rata /hari (21 hari) 74,09 59,12 43,20 187,92 59,56 423,89

1. Perhitungan rata - rata produktivitas produkta


volume ember
a. Base Course = × 3600 detik⁄jam × losses density
waktu pengisian ember

0,00856 m3
= 2,4 detik
× 3600 detik⁄jam × 1,73 ton⁄m3

= 11,19 ton⁄jam
volume ember
b. Split 2-3 = × 3600 detik⁄jam × losses density
waktu pengisian ember

0,00856 m3
= 1,4 detik
× 3600 detik⁄jam × 1,73 ton⁄m3

= 31,04 ton⁄jam
volume ember
c. Split 1-2 = waktu pengisian ember
× 3600 detik⁄jam × losses density

0,00856 m3
= 6,1 detik
× 3600 detik⁄jam × 1,73 ton⁄m3

= 7,17 ton⁄jam
volume ember
d. Split 1-1 = waktu pengisian ember
× 3600 detik⁄jam × losses density

0,00856 m3
= 4,5 detik
× 3600 detik⁄jam × 1,73 ton⁄m3

= 9,81 ton⁄jam
55

volume ember
e. Abu Batu = waktu pengisian ember
× 3600 detik⁄jam × losses density

0,00856 m3
= 3,6 detik
× 3600 detik⁄jam × 1,73 ton⁄m3

= 12,16 ton⁄jam
2. Perhitungan rata - rata produktivitas Jaw Crusher (PJC)
PJC (ton/jam) = Produktivitas Pengumpanan - Produktivitas Base Course
= (92 - 11,19) ton⁄jam
= 80,81 ton⁄jam
3. Perhitungan rata - rata produktivitas Cone Crusher (PCC)
PCC (ton/jam) = Produktivitas (Split 2-3 + Split 1-2 + Split 1-1 + Abu batu)
= (31,04 + 7,17 + 9,81 + 12,16) ton⁄jam
= 60,18 ton⁄jam
4. Perhitungan rata - rata produksi produkta
a. Base Course = Produktivitas Base Course × Waktu Efektif Jaw Crusher
= PBC × WeJC
= 11,19 ton⁄jam × 3,9 jam⁄hari
= 59,56 ton⁄hari
b. Split 2-3 = Produktivitas Split 2-3 × Waktu Efektif Cone Crusher
= P23 × WeCC
= 34,31 ton⁄jam × 5,5 jam⁄hari
= 187,92 ton⁄hari
c. Split 1-2 = Produktivitas Split 1-2 × Waktu Efektif Cone Crusher
= P12 × WeCC
= 7,92 ton⁄jam × 5,5 jam⁄hari
= 43,20 ton⁄hari
d. Split 1-1 = Produktivitas Split 1-1 × Waktu Efektif Cone Crusher
= P11 × WeCC
= 10,84 ton⁄jam × 5,5 jam⁄hari
= 59,12 ton⁄hari
e. Abu Batu = Produktivitas Abu Batu × Waktu Efektif Cone Crusher
= PAB × WeCC
= 13,44 ton⁄jam × 5,5 jam⁄hari
= 74,09 ton⁄hari
56

4.6 Perhitungan Losses pada Crushing Plant


Kegiatan pengolahan batuan andesit pada unit crushing plant menghasilkan
produkta akhir yang merupakan hasil dari pereduksian umpan berupa batuan andesit itu
sendiri. Untuk mengetahui jumlah material yang hilang pada kegiatan pengolahan di unit
crushing plant digunakan metode material balance atau kesetimbangan material dimana
jumlah umpan adalah jumlah produkta dan jumlah material yang hilang. Untuk
mengetahui jumlah material yang hilang didapatkan melalui perhitungan jumlah umpan
yang dikurangi dengan jumlah produksi seluruh produkta kemudian diketahui persentase
losses sebesar 0,74 % dengan kerugian sebanyak 3,5 ton.
1. Perhitungan rata - rata losses (L)
L (ton/hari) = rata - rata jumlah produksi(pengumpanan - produkta)
= [470 - (59,56 + 187,92 + 43,20 + 59,12 + 74,09)] ton⁄hari
= (470 - 468,51) ton⁄hari
= 3,49 ton⁄hari
2. Persentase rata - rata losses
rata - rata losses
L (%) = × 100 %
rata - rata jumlah produksi umpan
3,49 ton⁄hari
= 470 ton⁄hari
× 100 %

= 0,0074 × 100 %
= 0,74 %

4.7 Reduction Ratio


Reduction ratio merupakan rasio perbandingan antara spesifikasi ukuran umpan
maksimal yang dapat masuk ke dalam crusher dengan spesifikasi closed setting pada
crusher. Pada nilai rasio perbandingan dari kedua parameter spesifikasi alat tersebut
artinya menyatakan nilai kemampuan suatu alat pengolahan dalam mereduksi ukuran
suatu material batuan andesit, dimana nilai reduction ratio di kelompokan pada kelas
buruk, sedang, dan baik sesuai Tabel 4.10.
Tabel 4.16
Reduction Ratio Class
Reduction Ratio Kelas
1-2 buruk
2-4 sedang
>4 bagus
Sumber: Metso - Basics In Mineral Processing, 2008
57

1. Perhitungan Reduction Ratio pada Jaw Crusher Otsuka FS-4230


open setting
RR = closed side setting
1050 mm
=
175 mm

= 6,0
2. Perhitungan Reduction Ratio pada Cone Crusher Otsuka CEC-1200
open setting
RR =
closed side setting
225 mm
= 40 mm

= 5,6
3. Perhitungan Reduction Ratio pada Cone Crusher Otsuka CSH-900
open setting
RR =
closed side setting
70 mm
=
20 mm

= 3,5
Dari nilai tersebut kita dapat menganalisa beberapa hal mengenai alat yang
digunakan oleh PT Nurmuda Cahaya. Berdasarkan perhitungan didapatkan nilai
reduction ratio sebesar 9,4 untuk Jaw Crusher Otsuka tipe FS-4230, nilai reduction ratio
sebesar 8,1 untuk Cone Crusher Otsuka tipe CEC-1200, dan nilai reduction ratio sebesar
lima untuk Cone Crusher Otsuka tipe CSH-900. Secara teoritis alat yang digunakan pada
kegiatan pengolahan di unit crushing plant PT Nurmuda Cahaya memilki nilai diatas
empat yang di klasisifikasikan memilki reduction ratio yang bagus.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan selama kerja praktik mengenai
pengolahan batuan andesit di PT Nurmuda Cahaya, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pengolahan batuan andesit yang dilakukan terdapat empat tahap, yaitu tahap
primary crushing, tahap secondary crushing, tahap tertiary crushing, dan tahap
sizing, sementara alat yang digunakan adalah Jaw Crusher merk Otsuka tipe FS-
4230, Cone Crusher merk Otsuka tipe CEC-1200, dan Cone Crusher merk
Otsuka tipe CSH-900.
2. Rata - rata efisiensi kerja untuk primary crusher yang menggunakan jaw crusher
sebesar 57,6% dengan rata - rata efektivitas kerja sebesar 23,44%, sementara
efisiensi kerja secondary crusher yang menggunakan secondary cone crusher
dan tertiary cone crusher sebesar 82,4% dengan rata - rata efektivitas kerja
sebesar 26,69%
3. Rata - rata total jumlah produksi adalah 468,51 ton/hari dengan rata - rata
produksi setiap produktanya adalah:
a. Base Course dengan ukuran -90 mm = 59,56 ton/hari
b. Split 2-3 dengan ukuran -30 +20 mm = 187,92 ton/hari
c. Split 1-2 dengan ukuran -20 +10 mm = 43,20 ton/hari
d. Split 1-1 dengan ukuran -10 +5 mm = 59,12 ton/hari
e. Abu Batu dengan ukuran -5 mm = 74,09 ton/hari
4. Rata - rata jumlah material yang hilang (losses material) hasil pereduksian
material batuan andesit pada kegiatan pengolahan di unit crushing plant adalah
3,49 ton/hari dengan persentase losses sebesar 0,74%
5. Berdasarkan spesifikasi alat yang digunakan diketahui nilai reduction ratio
sebesar 6 untuk jaw crusher, 5,6 untuk secondary cone crusher, dan 3,5 untuk
tertiary cone crusher.

58
59

5.2 Saran
Berdasarkan penarikan kesimpulan dari hasil kegiatan kerja praktik di
PT Nurmuda Cahaya terdapat beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai
rekomendasi bagi perusahaan, diantaranya adalah:
1. Melakukan penjadwalan kegiatan peledakan yang teratur agar tidak terjadinya
kekosongan material sebagai umpan.
2. Menggunakan kontraktor peledakan yang lebih berkualitas yang menggunakan
desain geometri peledakan untuk menghindari fragmentasi yang buruk
dikarenkan kegiatan peledakan yang kurang baik.
3. Penambahan jumlah alat gali-muat pada front penambangan, untuk
menserasikan banyaknya alat angkut yang digunakan sehingga akan
mengurangi waktu tunggu alat angkut yang menyebabkan tingginya waktu
kekosongan umpan pada primary crusher.
4. Melakukan kontrol dan perawatan secara berkala untuk setiap peralatan
pengolahan yang digunakan pada unit crushing plant agar menghindari
terjadinya kerusakan ditengah kegitan produksi.
5. Memperhatikan keamanan pekerja secara lebih disiplin terutama dalam
penggunaan alat pelindung diri yang memenuhi standar yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

1. Ajie, M. Winanto, dkk. “Pengolahan Bahan Galian”. Jurusan Teknik


Pertambangan, FTM, UPN “Veteran” Yogyakarta.

2. David, Spottiswood, Errot.G.Kelly,. 1982. “Introduction to Mineral


Processing”. John Willey and Sons. Publisher: Wiley.

3. Gaudin, A.M, 1939, “Principles of Mineral Dressing”. Mcgraw-hill book


company, inc.

4. Graha, Deddy Stia, 1987. “Batuan dan Mineral”, Pelita, Jakarta.

5. Prodjosumarto, Partanto, 1993, “Pemindahan Tanah Mekanis”, Institut


Teknologi Bandung, Bandung.

6. Sudarsono, Arief, 1989, “Pengolahan Bahan Galian Umum”. Institut Teknologi


Bandung, Bandung.

7. Taggart, AF, 1953, “Handbook of Mineral Dressing”, John Willey and Son, Inc,
New York, London and Sidney

8. Tobing, Safif, 2002, “Prinsip Dasar Pengolahan Bahan Galian”, Teknik


Pertambangan Unisba, Bandung.

9. Wills, B.A, 1980, “Mineral Processing Technology”. Camborne School of


Mines, England.

60
LAMPIRAN

LAMPIRAN A

61
62
63
LAMPIRAN B

The sectional view


Feed inlet Flywheel

Swing jaw plate

Fixed jaw plate

Toggle block
Flame

Product
outlet
Toggle plate

Specifications

Feed opening Approx. Capacity (t/h) by Close setteng (mm) Pulley rpm Motor kW
No. (mm) 40 50 60 80 100 125 150 175 200 225 250
FS-3020 750 × 500 58 68 78 98 117 138 250 39-45
FS-3624 900 × 600 115 138 160 186 250 55-75
FS-4230 1050 × 750 198 221 249 277 305 230 75-110
FS-4840 1200 × 1000 297 333 368 403 200 110-130
FS-5442 1350 × 1050 355 396 437 479 520 190 130-150
FS-6048 1500 × 1200 455 492 528 564 601 637 190 150-190
FS-7254 1800 × 1350 630 680 725 770 809 845 180 200-250
FS-8460 2100 × 1500 850 910 955 ### ### ### 150 350-300
Capacities are based on ordinary limestone not containing wet fine particles.

64
LAMPIRAN C

OTSUKA IRON WORKS, LTD


Specifications
Inlet dimension (mm) of Maximum feed size Motor Approx. Capacity (t/h)
Size Type set 0 (mm) Outlet clearance (closed setting - mm)
Closing Opening TxWxL (kW) 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 35 40
CSH 35 50 30 x 40 x 60 20 25 30 35
CF 60 70 40 x 60 x 85 20 23 26 30 35 40 42 45 46
600 CC 85 95 53 x 75 x 105 30 20 23 26 30 35 40 42 45 46 48 50
CEC 100 110 65 x 90 x 130 23 26 30 35 40 42 45 46 48 50
CSH 50 70 40 x 60 x 85 36 45 55 64 70 80 90
CF 90 105 60 x 85 x 120 37 42 48 55 65 75 80
900 CC 125 140 80 x 115 x 160 55 42 48 55 65 75 80 90 95 100 110 120 130
CEC 155 170 85 x 140 x 190 55 65 75 80 90 95 100 110 120 130
CSH 70 100 85 x 80 x 115 74 86 100 114 126 140
CF 120 140 80 x 115 x 160 60 75 85 100 110 120 125 135 140 150 155 175 190
1200 CC 170 190 110 x 155 x 220 110 80 95 105 120 130 140 155 165 175 185 215 240
CEC 205 225 130 x 180 x 255 10 120 130 140 155 165 175 185 215 240
CSH 75 110 65 x 90 x 130 82 100 116 130 145 160
CF 130 150 85 x 120 x 170 90 105 120 130 140 150 160 170 180 190 210 225
1300 CC 180 200 120 x 160 x 225 130 135 145 155 165 175 190 200 210 235 260
CEC 220 240 135 x 195 x 270 155 165 175 190 200 210 235 260
CSH 90 130 75 x 105 x 150 100 120 140 160 175 190
CF 150 175 100 x 140 x 200 145 155 170 180 195 205 220 230 250 270
1500 CC 210 235 135 x 190 x 270 150 175 190 205 220 235 250 275 300
CEC 255 280 160 x 225 x 315 205 220 235 250 275 300
SEC 300 325 180 x 260 x 365 245 260 285 320
CSH 100 140 80 x 115 x 160 125 148 170 190 208 225
CF 170 200 120 x 160 x 225 165 180 200 220 240 260 275 290 315 340
1680 CC 235 265 150 x 215 x 300 190 200 220 245 270 295 320 360 400
CEC 290 320 180 x 260 x 365 245 270 295 320 360 400
SEC 340 370 205 x 295 x 415 305 325 365 400
CSH 130 180 105 x 145 x 205 220 260 296 330 360 390 414 438 460
CF 210 245 140 x 200 x 280 340 380 410 450 480 525 600 680
2100 CC 300 335 190 x 270 x 380 300 525 560 585 620 700 775
CEC 360 395 230 x 320 x 445 620 700 775
Capacities are based on ordinary sandstone not containing wet fine particles.

65
LAMPIRAN D

Sum of Total Menit Column Labels


Faktor Alat Faktor Alat Total Faktor Manusia Faktor Manusia Total Grand Total
Row Labels Batu Tersangkut Hujan Kerusakan Jaw Crusher Berhenti Produksi Kekosongan Umpan Keperluan Operator
29/10/19 67,13 67,13 35,36 12,18 47,54 114,67
30/10/19 23,17 23,17 35,71 11,22 46,93 70,10
31/10/19 180,00 180,00 150,00 6,07 156,07 336,07
01/11/19 360,00 360,00 360,00
02/11/19 360,00 360,00 360,00
13/11/19 31,26 79,30 110,56 31,84 6,45 38,29 148,85
14/11/19 120,00 34,60 5,22 159,82 159,82
15/11/19 360,00 360,00 360,00
16/11/19 360,00 360,00 360,00
18/11/19 7,42 7,42 50,65 8,47 59,12 66,54
19/11/19 420,00 420,00 420,00
20/11/19 140,00 27,62 3,35 170,97 170,97
21/11/19 13,50 13,50 51,30 4,35 55,65 69,15
22/11/19 37,56 5,78 43,34 43,34
23/11/19 8,70 8,70 32,60 7,10 39,70 48,40
25/11/19 25,80 25,80 42,00 10,73 52,73 78,53
26/11/19 59,00 11,71 70,71 70,71
27/11/19 49,05 7,92 56,97 56,97
28/11/19 50,82 25,42 76,24 76,24
29/11/19 43,34 5,75 49,09 49,09
30/11/19 10,20 10,20 31,33 7,84 39,17 49,37
Grand Total 187,18 79,30 900,00 1166,48 1550,00 618,85 133,50 2302,35 3468,83

66
LAMPIRAN E

Sum of Total Menit Column Labels


Faktor Alat Faktor Alat Total Faktor Manusia Grand Total
Row Labels Batu Tersangkut Hujan Kerusakan Belt Conveyor Kerusakan Tertiary Cone Crusher Kerusakan Vibrating Screen
29/10/19
30/10/19
31/10/19 150 150
01/11/19
02/11/19
13/11/19 79,3 41 120,3 120,3
14/11/19 37 180 217 217
15/11/19 360 360 360
16/11/19 360 360 360
18/11/19
19/11/19
20/11/19 140 140
21/11/19
22/11/19
23/11/19
25/11/19
26/11/19
27/11/19 84 84 84
28/11/19
29/11/19
30/11/19
Grand Total 37 79,3 41 900 84 1141,3 290 1431,3

67
LAMPIRAN F

Data X̅ Pengisian Ritase X̅ Dumping


Total Produksi Total Produksi
29/10/19 10 41 Hari Ke Hari Tanggal (ton/dump Keterangan
(ton) (ton/jam)
30/10/19 10 40 truck)
31/10/19 10 9 1 Selasa 29-Okt 11,95 489,75 69,96
01/11/19 2 Rabu 30-Okt 11,27 450,71 64,39
02/11/19 3 Kamis 31-Okt 11,96 107,65 15,38 Peledakan
4 Jumat 01-Nov 0,00 0,00 0,00 Jaw Crusher Rusak
13/11/19 11 34
5 Sabtu 02-Nov 0,00 0,00 0,00 Jaw Crusher Rusak
14/11/19 11 28
6 Rabu 13-Nov 12,66 430,60 61,51
15/11/19 7 Kamis 14-Nov 12,42 347,79 49,68 Cone Crusher Rusak
16/11/19 8 Jumat 15-Nov 0,00 0,00 0,00 Cone Crusher Rusak
18/11/19 11 45 9 Sabtu 16-Nov 0,00 0,00 0,00 Cone Crusher Rusak
19/11/19 10 Senin 18-Nov 13,56 610,41 87,20
20/11/19 11 27 11 Selasa 19-Nov 0,00 0,00 0,00 Material Kosong
21/11/19 11 45 12 Rabu 20-Nov 12,75 344,24 49,18 Peledakan
22/11/19 10 36 13 Kamis 21-Nov 12,75 573,74 81,96
23/11/19 10 31 14 Jumat 22-Nov 11,99 431,78 71,96
25/11/19 11 44 15 Sabtu 23-Nov 11,98 371,45 61,91
26/11/19 12 50 16 Senin 25-Nov 12,85 565,46 80,78
27/11/19 12 48 17 Selasa 26-Nov 13,75 687,30 98,19
28/11/19 11 47 18 Rabu 27-Nov 13,63 654,18 93,45
29/11/19 11 37 19 Kamis 28-Nov 12,69 596,21 85,17
20 Jumat 29-Nov 12,72 470,82 78,47
30/11/19 11 33
21 Sabtu 30-Nov 12,73 419,95 69,99
Grand Total 11 595
9,60 359,62 53,30 (selama 21 hari)
Rata - Rata
12,60 472,00 69,95
Total 201,66 7552,05 ton/bulan

68
LAMPIRAN G

Waktu Hambatan Primary Crusher (menit)

Hari Ke Hari Tanggal Batu Kerusakan Berhenti Kekosongan Keperluan Ketereangan


Hujan Total
Tersangkut Jaw Crusher Produksi Umpan Operator

1 Selasa 29/10/19 67,13 0,00 0,00 0,00 35,36 12,18 114,67


2 Rabu 30/10/19 23,17 0,00 0,00 0,00 35,71 11,22 70,10
3 Kamis 31/10/19 0,00 0,00 180,00 150,00 6,07 0,00 336,07 PELEDAKAN
4 Jumat 01/11/19 0,00 0,00 360,00 0,00 0,00 0,00 360,00
5 Sabtu 02/11/19 0,00 0,00 360,00 0,00 0,00 0,00 360,00
6 Rabu 13/11/19 31,26 79,30 0,00 0,00 31,84 6,45 148,85
7 Kamis 14/11/19 0,00 0,00 0,00 120,00 34,60 5,22 159,82
8 Jumat 15/11/19 0,00 0,00 0,00 360,00 0,00 0,00 360,00
9 Sabtu 16/11/19 0,00 0,00 0,00 360,00 0,00 0,00 360,00
10 Senin 18/11/19 7,42 0,00 0,00 0,00 50,65 8,47 66,54
11 Selasa 19/11/19 0,00 0,00 0,00 420,00 0,00 0,00 420,00 MATERIAL KOSONG
12 Rabu 20/11/19 0,00 0,00 0,00 140,00 27,62 3,35 170,97 PELEDAKAN
13 Kamis 21/11/19 13,50 0,00 0,00 0,00 51,30 4,35 69,15
14 Jumat 22/11/19 0,00 0,00 0,00 0,00 37,56 5,78 43,34
15 Sabtu 23/11/19 8,70 0,00 0,00 0,00 32,60 7,10 48,40
16 Senin 25/11/19 25,80 0,00 0,00 0,00 42,00 10,73 78,53
17 Selasa 26/11/19 0,00 0,00 0,00 0,00 59,00 11,71 70,71
18 Rabu 27/11/19 0,00 0,00 0,00 0,00 49,05 7,92 56,97
19 Kamis 28/11/19 0,00 0,00 0,00 0,00 50,82 25,42 76,24
20 Jumat 29/11/19 0,00 0,00 0,00 0,00 43,34 5,75 49,09
21 Sabtu 30/11/19 10,20 0,00 0,00 0,00 31,33 7,84 49,37
Total 187,18 79,30 900,00 1550,00 618,85 133,50 3468,83 /bulan
8,91 3,78 42,86 73,81 29,47 6,36 165,18 /hari (21 hari)
Rata - Rata
11,70 4,96 11,25 25,63 38,68 8,34 100,55 /hari

69
Waktu Hambatan Secondary Crusher (menit)
Kerusakan Kerusakan
Hari Ke Hari Tanggal Batu Kerusakan Berhenti Ketereangan
Hujan Tertiary Cone Vibrating Total
Tersangkut Belt Conveyor Produksi
Crusher Screen
1 Selasa 29/10/19 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2 Rabu 30/10/19 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3 Kamis 31/10/19 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 150,00 150,00 PELEDAKAN
4 Jumat 01/11/19 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5 Sabtu 02/11/19 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6 Rabu 13/11/19 0,00 79,30 41,00 0,00 0,00 0,00 120,30
7 Kamis 14/11/19 37,00 0,00 0,00 180,00 0,00 0,00 217,00
8 Jumat 15/11/19 0,00 0,00 0,00 360,00 0,00 0,00 360,00
9 Sabtu 16/11/19 0,00 0,00 0,00 360,00 0,00 0,00 360,00
10 Senin 18/11/19 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
11 Selasa 19/11/19 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 MATERIAL KOSONG
12 Rabu 20/11/19 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 140,00 140,00 PELEDAKAN
13 Kamis 21/11/19 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
14 Jumat 22/11/19 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
15 Sabtu 23/11/19 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
16 Senin 25/11/19 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
17 Selasa 26/11/19 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
18 Rabu 27/11/19 0,00 0,00 0,00 0,00 84,00 0,00 84,00
19 Kamis 28/11/19 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
20 Jumat 29/11/19 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
21 Sabtu 30/11/19 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Total 37,00 79,30 41,00 900,00 84,00 290,00 1431,30 /bulan
1,76 3,78 1,95 42,86 4,00 13,81 68,16 /hari (21 hari)
Rata - Rata
1,95 4,17 2,16 9,47 4,42 15,26 37,44 /hari

70
LAMPIRAN H

Primary Crusher Secondary Crusher


Hari Ke Hari Tanggal Waktu Efektif Waktu Efektif
Efisiensi (%) Efisiensi (%)
Menit Jam Menit Jam
1 Selasa 29/10/19 305,33 5,09 72,70 420,00 7,00 100,00
2 Rabu 30/10/19 349,90 5,83 83,31 420,00 7,00 100,00
3 Kamis 31/10/19 83,93 1,40 19,98 270,00 4,50 64,29
4 Jumat 01/11/19 0,00 0,00 0,00 360,00 6,00 100,00
5 Sabtu 02/11/19 0,00 0,00 0,00 360,00 6,00 100,00
6 Rabu 13/11/19 271,15 4,52 64,56 299,70 5,00 71,36
7 Kamis 14/11/19 260,18 4,34 61,95 203,00 3,38 48,33
8 Jumat 15/11/19 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
9 Sabtu 16/11/19 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
10 Senin 18/11/19 353,46 5,89 84,16 420,00 7,00 100,00
11 Selasa 19/11/19 0,00 0,00 0,00 420,00 7,00 100,00
12 Rabu 20/11/19 249,03 4,15 59,29 280,00 4,67 66,67
13 Kamis 21/11/19 350,85 5,85 83,54 420,00 7,00 100,00
14 Jumat 22/11/19 316,66 5,28 87,96 360,00 6,00 100,00
15 Sabtu 23/11/19 311,60 5,19 86,56 360,00 6,00 100,00
16 Senin 25/11/19 341,47 5,69 81,30 420,00 7,00 100,00
17 Selasa 26/11/19 349,29 5,82 83,16 420,00 7,00 100,00
18 Rabu 27/11/19 363,03 6,05 86,44 336,00 5,60 80,00
19 Kamis 28/11/19 343,76 5,73 81,85 420,00 7,00 100,00
20 Jumat 29/11/19 310,91 5,18 86,36 360,00 6,00 100,00
21 Sabtu 30/11/19 310,63 5,18 86,29 360,00 6,00 100,00
/hari (21 hari) 231,96 3,87 57,59 328,99 5,48 82,41
Rata - Rata
/hari 304,45 5,07 75,59 363,62 6,06 91,09

71
LAMPIRAN I

Durasi Ember Penuh (detiik)


Hari Ke Hari Tanggal Abu Batu Split 1x1 Split 1x2 Split 2x3 Base
(-5mm) (+5 -10mm) (+10 -20mm) (+20 -30mm) Course
1 Selasa 29/10/19 4,0 5,1 7,3 1,5 3,3
2 Rabu 30/10/19 3,7 4,6 6,8 1,5 3,6
3 Kamis 31/10/19 3,9 4,9 5,9 1,5 0,0
4 Jumat 01/11/19 3,5 5,8 6,2 1,5 0,0
5 Sabtu 02/11/19 4,5 4,6 7,7 1,6 0,0
6 Rabu 13/11/19 4,0 4,3 7,4 1,5 3,1
7 Kamis 14/11/19 4,5 4,2 6,0 1,5 3,7
8 Jumat 15/11/19 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
9 Sabtu 16/11/19 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
10 Senin 18/11/19 3,6 5,2 7,0 1,6 3,1
11 Selasa 19/11/19 3,5 4,8 7,1 1,5 0,0
12 Rabu 20/11/19 4,0 5,5 6,6 1,6 3,2
13 Kamis 21/11/19 3,8 4,6 7,1 1,5 3,4
14 Jumat 22/11/19 5,0 5,3 7,0 1,7 3,5
15 Sabtu 23/11/19 4,2 5,1 7,6 1,7 3,8
16 Senin 25/11/19 4,0 5,1 5,8 1,5 3,2
17 Selasa 26/11/19 3,7 5,2 6,8 1,6 3,4
18 Rabu 27/11/19 3,9 4,7 6,6 1,5 3,3
19 Kamis 28/11/19 4,2 5,9 7,5 1,7 3,6
20 Jumat 29/11/19 3,9 4,9 6,0 1,6 3,4
21 Sabtu 30/11/19 4,1 4,6 6,5 1,5 3,5
/hari (21 hari) 3,6 4,5 6,1 1,4 2,4
Rata - Rata
/hari 4,0 5,0 6,8 1,6 3,4

72
Produktivitas (ton/jam)
Hari Ke Hari Tanggal Abu Batu Split 1x1 Split 1x2 Split 2x3 Base
Total
(-5mm) (+5 -10mm) (+10 -20mm) (+20 -30mm) Course
1 Selasa 29/10/19 13,33 10,55 7,27 35,56 16,00 82,71
2 Rabu 30/10/19 14,41 11,71 7,86 35,56 14,88 84,42
3 Kamis 31/10/19 13,68 10,88 9,05 35,56 0,00 69,16
4 Jumat 01/11/19 15,24 9,25 8,65 35,56 0,00 68,69
5 Sabtu 02/11/19 11,85 11,71 6,89 33,33 0,00 63,78
6 Rabu 13/11/19 13,33 12,49 7,25 35,56 16,98 85,61
7 Kamis 14/11/19 11,85 12,77 8,85 35,56 14,30 83,33
8 Jumat 15/11/19 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00
9 Sabtu 16/11/19 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00
10 Senin 18/11/19 14,81 10,26 7,66 33,33 17,13 83,20
11 Selasa 19/11/19 15,24 11,11 7,51 35,56 0,0 69,42
12 Rabu 20/11/19 13,33 9,65 8,06 33,33 16,68 81,06
13 Kamis 21/11/19 14,04 11,50 7,47 35,56 15,83 84,39
14 Jumat 22/11/19 10,67 10,06 7,66 31,37 15,32 75,08
15 Sabtu 23/11/19 12,70 10,41 7,00 31,37 14,01 75,48
16 Senin 25/11/19 13,33 10,47 9,25 35,56 16,68 85,29
17 Selasa 26/11/19 14,41 10,26 7,86 33,33 15,66 81,53
18 Rabu 27/11/19 13,68 11,30 8,06 35,56 16,34 84,92
19 Kamis 28/11/19 12,70 9,05 7,08 31,37 14,64 74,84
20 Jumat 29/11/19 13,68 10,88 8,85 33,33 15,49 82,23
21 Sabtu 30/11/19 13,01 11,71 8,25 35,56 15,15 83,68
/hari (21 hari) 12,16 9,81 7,17 31,04 11,19 71,37
Rata - Rata
/hari 13,44 10,84 7,92 34,31 15,67 78,89
Total 255,29 206,04 150,52 651,89 235,09 1498,84

73
Produksi (ton/hari)
Hari Ke Hari Tanggal Abu Batu Split 1x1 Split 1x2 Split 2x3 Base
Total
(-5mm) (+5 -10mm) (+10 -20mm) (+20 -30mm) Course
1 Selasa 29/10/19 93,33 73,85 50,91 248,89 81,43 548,42
2 Rabu 30/10/19 100,90 81,99 55,01 248,89 86,76 573,56
3 Kamis 31/10/19 61,54 48,96 40,72 160,00 0,00 311,22
4 Jumat 01/11/19 91,43 55,50 51,90 213,33 0,00 412,16
5 Sabtu 02/11/19 71,11 70,28 41,32 200,00 0,00 382,71
6 Rabu 13/11/19 66,60 62,40 36,22 177,60 76,72 419,54
7 Kamis 14/11/19 40,10 43,21 29,94 120,30 62,01 295,55
8 Jumat 15/11/19 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
9 Sabtu 16/11/19 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
10 Senin 18/11/19 103,70 71,84 53,64 233,33 100,89 563,41
11 Selasa 19/11/19 106,67 77,78 52,58 248,89 0,00 485,91
12 Rabu 20/11/19 62,22 45,05 37,59 155,56 69,24 369,66
13 Kamis 21/11/19 98,25 80,53 52,28 248,89 92,57 572,51
14 Jumat 22/11/19 64,00 60,36 45,98 188,24 80,86 439,43
15 Sabtu 23/11/19 76,19 62,46 41,98 188,24 72,75 441,61
16 Senin 25/11/19 93,33 73,28 64,75 248,89 94,94 575,19
17 Selasa 26/11/19 100,90 71,84 55,01 233,33 91,17 552,26
18 Rabu 27/11/19 76,58 63,25 45,11 199,11 98,88 482,94
19 Kamis 28/11/19 88,89 63,34 49,56 219,61 83,88 505,27
20 Jumat 29/11/19 82,05 65,28 53,09 200,00 80,27 480,70
21 Sabtu 30/11/19 78,05 70,28 49,52 213,33 78,44 489,62
/hari (21 hari) 74,09 59,12 43,20 187,92 59,56 423,89
Rata - Rata
/hari 81,89 65,34 47,74 207,71 83,39 468,51
Total 1555,84 1241,49 907,13 3946,41 1250,80 8901,67

74
LAMPIRAN J

Rata - Rata Rata - Rata Losses


Umpan (ton) Produksi tonase %
472,00 468,51 3,49 0,74029744

Crushing Max. Feed Size Closed Setting Reduction


Crusher Unit Kelas Reduction Ratio Kelas
Plant (mm) (mm) Ratio
Primary Jaw Crusher 1050 175 6,0 bagus 1-2 buruk
Secondary
225 40 5,6 bagus 2-4 sedang
Cone Crusher
Secondary
Tertiary
70 20 3,5 sedang >4 bagus
Cone Crusher

No Length (m) Width (cm) Slope (°) Velocity (m/s) Keterangan


CV-1 40 80 15 1,55 Jaw Crusher menuju Bunker
CV-2 14 60 16 1,41 Vibrating Grizzly Feeder menuju Base Coarse Stockpile
CV-3 40 80 12 1,52 Vibrating Feeder menuju Secondary Cone Crusher
CV-4 20 55 12 1,78 Secondary Cone Crusher menuju Vibrating Screen
CV-5 10 50 13 1,6 Tertiary Cone Crusher menuju CV-4 (Kembali ke Vibrating Screen )
CV-6 14 40 11 1,42 Deck 1 (+ 20mm -30mm) menuju Split 2-3 Stockpile
CV-7 14 40 19 1,49 Deck 2 (+ 10mm -20mm) menuju Split 1-2 Stockpile
CV-8 14 40 17 1,44 Vibrating Screen menuju Abu Batu Stockpile
CV-9 14 40 22 1,37 Deck 3 (+ 5mm -10mm) menuju Split 1-1 Stockpile

75
LAMPIRAN K

Dimensi Mulut Hopper (m) Dimensi Pusher Hopper (m) Volume (m3)
Panjang Lebar Tinggi Panjang Lebar Tinggi Atas Bawah Total
4,5 4,4 2,5 4 2 1,2 33,65 9,60 43,25

∑ Bucket Fill
Panjang (m) Lebar (m) Tebal (m) Volume (LCM)
No Volume Capacity Factor
Grid 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 (LCM) (LCM) (%)
1 0,39 0,50 0,54 0,45 0,30 0,32 0,33 0,31 0,13 0,18 0,20 0,16 0,02 0,03 0,04 0,02
2 0,40 0,52 0,55 0,47 0,38 0,39 0,40 0,37 0,21 0,36 0,47 0,25 0,03 0,07 0,10 0,04
0,685 0,92 74,51
3 0,38 0,54 0,53 0,49 0,36 0,37 0,40 0,37 0,20 0,32 0,43 0,21 0,03 0,06 0,09 0,04
4 0,37 0,50 0,54 0,48 0,34 0,36 0,38 0,34 0,10 0,17 0,22 0,14 0,01 0,03 0,05 0,02
1 0,35 0,48 0,52 0,46 0,30 0,32 0,31 0,29 0,18 0,22 0,20 0,15 0,02 0,03 0,03 0,02
2 0,36 0,52 0,51 0,47 0,36 0,39 0,38 0,37 0,27 0,49 0,38 0,23 0,03 0,10 0,07 0,04
0,685 0,92 74,43
3 0,38 0,50 0,52 0,45 0,36 0,39 0,36 0,35 0,23 0,45 0,34 0,22 0,03 0,09 0,06 0,03
4 0,38 0,48 0,52 0,43 0,33 0,37 0,35 0,33 0,16 0,24 0,19 0,12 0,02 0,04 0,03 0,02
1 0,44 0,53 0,49 0,38 0,28 0,30 0,31 0,29 0,15 0,20 0,22 0,18 0,02 0,03 0,03 0,02
2 0,46 0,54 0,51 0,39 0,36 0,37 0,38 0,35 0,23 0,38 0,49 0,27 0,04 0,08 0,09 0,04
0,681 0,92 73,98
3 0,48 0,52 0,53 0,37 0,34 0,35 0,38 0,35 0,22 0,34 0,45 0,23 0,04 0,06 0,09 0,03
4 0,47 0,53 0,49 0,36 0,32 0,34 0,36 0,32 0,12 0,19 0,24 0,16 0,02 0,03 0,04 0,02
Rata - Rata 0,684 0,92 74,31

76
LAMPIRAN L

Produktivitas (ton/jam) Efektivitas


Crusher Model
by Close Setting (mm) Average Aktual (%)
Otsuka FS-4230 80 100 125 150 175
58,59 23,44
Jaw Crusher 198 221 249 277 305 250
Otsuka CEC-1200 16 18 20 22 24 26 28 30 35 40
Cone Crusher 110 120 130 140 155 165 175 185 215 240 164
60,18 26,59
Otsuka CSH-900 8 10 12 14 16 18 20
Cone Crusher 36 45 55 64 70 80 90 63

Waktu Kerja Waktu Tersedia Waktu Produktif Waktu Produktif


Hari Kegiatan
(jam) (menit) (menit) (jam)
08.00 - 12.00Produksi 1 240
Senin 420 7
13.00 - 16.00Produksi 2 180
08.00 - 12.00Produksi 1 240
Selasa 420 7
13.00 - 16.00Produksi 2 180
08.00 - 12.00Produksi 1 240
Rabu 420 7
13.00 - 16.00Produksi 2 180
08.00 - 12.00Produksi 1 240
Kamis 420 7
13.00 - 16.00Produksi 2 180
08.00 - 11.00Produksi 1 180
Jumat 360 6
13.00 - 16.00Produksi 2 180
08.00 - 12.00Produksi 1 240
Sabtu 360 6
13.00 - 15.00Produksi 2 120
Total 2400 40
Rata - Rata 400 6,7

77

Anda mungkin juga menyukai