Anda di halaman 1dari 56

AKTIVITAS PERTAMBANGAN BATUBARA DAN

OPTIMALISASI KINERJA ALAT GALI MUAT DAN ANGKUT


PADA KEGIATAN PENGUPASAN LAPISAN OVERBURDEN
DI PT AKAT SRIDA AMRI (PT ASARI) DESA RANTAU
PANDAN, KECAMATAN RANTAU PANDAN, KABUPATEN
MUARO BUNGO

LAPORAN MAGANG

ABD. RAHMAN
F1D119069

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2023
AKTIVITAS PERTAMBANGAN BATUBARA DAN
OPTIMALISASI KINERJA ALAT GALI MUAT DAN ANGKUT
PADA KEGIATAN PENGUPASAN LAPISAN OVERBURDEN
DI PT AKAT SRIDA AMRI (PT ASARI) DESA RANTAU
PANDAN, KECAMATAN RANTAU PANDAN, KABUPATEN
MUARO BUNGO

LAPORAN MAGANG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program S-1
Teknik Pertambangan

ABD. RAHMAN
F1D119069

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK LEBUMIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2023
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan magang ini benar-benar karya
sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang
ditulis oleh orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang baik dan benar.

Tandatangan yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli. Jika


tidak asli, saya siap menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Jambi, Februari 2023


Yang menyatakan,

ABD.RAHMAN
F1D119069

i
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan magang dengan judul AKTIVITAS PERTAMBANGAN BATUBARA
DAN OPTIMALISASI KINERJA ALAT GALI MUAT DAN ANGKUT
PADA KEGIATAN PENGUPASAN LAPISAN OVERBURDEN DI PT
AKAT SRIDA AMRI (PT ASARI) DESA RANTAU PANDAN,
KECAMATAN RANTAU PANDAN, KABUPATEN MUARO BUNGO. yang
disusun oleh ABD. RAHMAN, F1D119069

Susunan Tim Penguji

Ketua : Yosa Megasukma, S.T., M.T.


Anggota : Yudi Arista Yulanda, S.T., M.T.

Disetujui :
Dosen Pembimbing

Muhammad El Hakim, S.T., M.T.


NIP. 199306252022031012

Diketahui :

Ketua Jurusan Teknik Kebumian Koordinator Program Studi


Fakultas Sains dan Teknologi Teknik Pertambangan
Universitas Jambi

Dr. Lenny Marlinda, S.T., M.T. Muhammad Ikrar Lagowa, S.T., M.Eng.Sc.

NIP 197907062008122002 NIP.198902142019031011

ii
RINGKASAN
PT. Akat Srida Amri (PT ASARI) adalah salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang pertambangan batubara. Pada PT. Akat Srida Amri, sistem
penambangan yang dilakukan yaitu Surface Mining dengan metode penambangan
Strip Mine karena endapan batubara yang berada dilokasi tambang sedikit miring .
Pengupasan tanah penutup (overburden) dan penggalian batubara dilakukan
dengan sistem jenjang dan untuk sistem penimbunan yang dilakukan adalah Back
filling. Tahap kegiatan pertambangan batubara pada PT. Akat Srida Amri adalah
dimulai dari kegiatan pembersihan lahan, pengupasan tanah pucuk (top soil),
pengupasan tanah penutup (overburden), penambangan batubara, pengangkutan
batubara, pengolahan batubara, dan pemasaran.

Setelah kelapangan maka didapatkan permasalahan yang dihadapi oleh


perusaha yaitu tidak tercapainya target produksi overburden yang telah
direncanakan dalam kegiatan pengupasan overburden PT Akat Srida Amri. Target
produksi overburden pada pit.A di PT. Akat Srida Amri adalah 23.529 bcm/bulan
tetapi pada kenyataannya dilapangan produksi overdurden tidak mencapai target.
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada kegiatan pengupasan lapisan
tanah penutup (overburden) kemampuan produksi alat itu sebesar 21.715-21,930
bcm/bulan, sehingga perlu dilakukan perbaikan agar mencapai target produksi
yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas alat gali muat dan angkut


adalah faktor waktu kerja, match factor dan skill operator, Sedangkan parameter
yang menyebabkan target produksi yang ditetapkan perusahaan tidak tercapai
yaitu factor Cuaca, dan Alat gali muat dan angkut yang dipakai. Upaya
penanggulangan yang dapat dilakukan agar dapat meningkatkan produksi adalah
dengan memperbaiki Efisiensi kerja alat dengan menghindari hambatan yang
dapat dihindari, melakukan perbaikan waktu kerja, menambah pengalaman serta
skill operator dan memperbaiki match factor. Setelah dilakukan perbaikan maka
tercapailah target produksi Overburden yang ditargetkan oleh perusahaan yaitu
23.529 bcm perbulan dan yang tercapai itu 23.861-23.902 bcm/bulan.

Kata kunci :produktivitas,overburden,alat gali muat dan angkut

iii
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap ABD. RAHMAN, lahir di Desa
Munse, Kec.Wawonii Timur, Kab.Konawe Kepulauan,
Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (SULTRA)
pada tanggal 02 Desember 2001 sebagai anak ke empat
dari 5 bersaudara oleh pasangan suami istri Hanapi dan
Nuryamin. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah
dasar di SD Negeri 1 Wawonii Barat pada tahun 2013,
dilanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Wawonii
Barat pada tahun 2016, penulis melanjutkan jenjang sekolah menengah atas di
SMA Negeri 1 Wawonii dan selesai pada tahun 2019. Tahun 2019 penulis masuk
menjadi mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Sains dan
Teknologi di Universitas Jambi, penulis aktif pada organisasi Himpunan
Mahasiswa Teknik Pertambangan Universitas Jambi (HMTP UNJA).

iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya serta kemudahan pada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan magang yang berjudul AKTIVITAS
PERTAMBANGAN BATUBARA DAN OPTIMALISASI KINERJA ALAT
GALI MUAT DAN ANGKUT PADA KEGIATAN PENGUPASAN
LAPISAN OVERBURDEN DI PT. AKAT SRIDA AMRI (PT.ASARI) DESA
RANTAU PANDAN, KECAMATAN RANTAU PANDAN, KABUPATEN
MUARO BUNGO. Laporan ini merupakan salah satu syarat guna menyelesaikan
Mata Kuliah Magang. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam
menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, perkenankan penulis mengucapkan
terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jefri Marzal, M.Sc., D.I.T, selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Jambi

2. Bapak Muhammad Ikrar Lagowa, S.T, M.Eng.Sc, selaku Ketua Program Studi
Teknik Pertambangan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi

3. Bapak Muhammad El Hakim, S.T., M.T, selaku pembimbing magang

4. Bapak Sigit Alik Bayu Saputra, S.T. selaku Pembimbing Laporan dan
Pembimbing Lapangan di PT. KBPC

5. Seluruh karyawan di PT. KBPC

6. Orangtua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan dan doa dalam
penyelesaian kegiatan magang

Semoga bantuan, bimbingan, dan petunjuk yang bapak/ibu dan rekan-rekan


berikan menjadi amal ibadah dan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari
Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat
kekurangan dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki.
Semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

v
DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

RINGKASAN ........................................................................................................ iii

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Maksud dan Tujuan .................................................................................. 2

1.3 Manfaat ..................................................................................................... 2

BAB II. TINJAUAN UMUM ................................................................................. 3

2.1. Sejarah Perusahaan ................................................................................... 3

2.2. Struktur Organisasi Perusahaan ................................................................ 3

2.3. Lokasi dan Kesampaian Daerah ............................................................... 5

2.4. Geologi Regional ...................................................................................... 6

BAB III. KEGIATAN OPERASIONAL .............................................................. 10

4.1 Pembersihan Lahan (Land clearing) ...................................................... 10

4.2 Pengupasan tanah pucuk (top soil) ......................................................... 11

4.3 Pengupasan tanah penutup (overburden) ............................................... 12

4.4 Penambangan Batubara (Coal Getting) ................................................. 13

vi
4.5 Proses Pengangkutan dan Penumpukan Batubara .................................. 14

4.6 Pengolahan Batubara .............................................................................. 15

4.7 Pemasaran ............................................................................................... 16

BAB IV. OPTIMALISASI KINERJA ALAT GALI MUAT DAN ANGKUT


PADA KEGIATAN PENGUPASAN LAPISAN OVERBURDEN DI PIT.A PT.
AKAT SRIDA AMRI ........................................................................................... 17

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 32

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 32

5.2 Saran ....................................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 34

LAMPIRAN .......................................................................................................... 35

vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Akat Srida Amri ............................................ 4

Gambar 2. Peta Kesampaian ................................................................................... 5

Gambar 3. Peta geologi PT. Akat Srida Amri ......................................................... 6

Gambar 4. Pembersihan Lahan (Land Clearing) .................................................. 10

Gambar 5. Pengupasan tanah pucuk (Top soil)..................................................... 11

Gambar 6. Pengupasan Overburden ..................................................................... 12

Gambar 7. Penambangan Batubara (Coal Getting ).............................................. 13

Gambar 8. Pengangkutan Batubara ....................................................................... 14

Gambar 9. Pengolahan Batubara dengan Crusher ................................................ 16

Gambar 10. Batubara setelah di Crusher .............................................................. 16

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Curah Hujan PT. Akat Srida Amri ................................................... 8

Tabel 2. Match Factor........................................................................................... 24

Tabel 3. Target produksi PT. Akat Srida Amri tahun 2022 .................................. 25

Tabel 4. Komposisi alat mekanis .......................................................................... 26

Tabel 5. Distribusi hambatan waktu kerja Harian (menit/hari)............................. 26

Tabel 6. Waktu standby, repair dan work ............................................................. 27

Tabel 7. Efisiensi kerja alat mekanis..................................................................... 28

Tabel 8. Cycle time alat gali muat ........................................................................ 28

Tabel 9. Cycle time alat angkut............................................................................. 28

Tabel 10. Produktivitas aktual alat mekanis ......................................................... 29

Tabel 11. Match factor .......................................................................................... 29

Tabel 12. Distribusi hambatan waktu kerja setelah diperbaiki ............................. 31

Tabel 13. Produktivitas alat mekanis setelah perbaikan efisiensi kerja ................ 31

ix
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT. Akat Srida Amri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang pertambangan dan telah berinvestasi di Kabupaten Bungo, bahan galian
yang di gali adalah Batubara. Kegiatan penambangan yang diterapkan adalah
sistem tambang terbuka (Surface mining) dan pada akhirnya penambangannya
akan dilakukan sistem Back filling terhadap lahan bekas tambang. Produksi
merupakan salah satu hal yang begitu penting dalam kegiatan penambangan.
Dalam produksi ada target produksi, seperti target produksi overburden.
Pengupasan lapisan tanah penutup (overburden) adalah satu kegiatan yang
memiliki peran penting dalam pencapaian suatu target produksi.

Dalam melakukan pertambangan batubara terdapat beberapa jenis lapisan


tanah yaitu lapisan pertama top soil, lapisan kedua overburden, dan lapisan
terakhir adalah batubara. Dalam hal ini lapisan tanah penutup (Overburden)
merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh kontraktor untuk
mendapatkan batubara. Tanah penutup (overburden) adalah semua lapisan
tanah/batuan yang berada diatas dan langsung menutupi lapisan bahan galian
berharga sehingga perlu disingkirkan terlebih dahulu sebelum dapat menggali
bahan galian berharga tersebut. Pengupasan tanah penutup (overburden) yang
diawali dengan penggalian di front dan pengangkutan ke disposal area
menggunakan peralatan mekanis, berupa alat excavator Komatsu PC 200 dan alat
angkut Dump Truck Hino 500 FM 260 TI.

Pada sistem tambang terbuka pengupasan lapisan penutup (Overburden)


merupakan kegiatan yang sangat berpengaruh terhadap pencapaian target
produksi, untuk itu diperlukan kinerja alat mekanis yang optimal pula. Oleh
karena itu alat gali muat dan angkut sangat berperan penting dalam kegiatan
pengupasan overburden, maka dari itu objek penelitian ini ditekankan untuk dapat
meningkatkan produksi alat gali muat dan angkut berdasarkan analisa waktu edar
(Cycle time), dan bagaimana cara meningkatkan produktivitas alat gali muat dan
angkut pada kegiatan pengupasan lapisan overburden.

1
Berdasarkan perhitungan produktivitas alat gali muat dan angkut yang
dilakukan.peneliti mendapatkan nilai produktivitas overburden untuk alat gali
muat 100,07 Bcm/jam dan alat angkut 24,48 bcm/jam, serta didapatkan nilai
match factor lebih besar dari 1, berarti faktor kerja alat gali muat itu 100% dan
faktor kerja alat angkut kurang dari 100%. Maka diketahui bahwa kemampuan
alat angkut lebih besar dari kemampuan alat muat, yang mengakibatkan terjadi
waktu tunggu pada alat angkut, dengan jumlah alat yang bekerja berjumlah 1 unit
excavator melayani 4 unit dump truck, sehingga disarankan untuk menggunakan
1 unit excavator melayani 3 unit dump truck.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dilakukannya kerja praktek pada kegiatan ini
adalah :

1. Mengetahui dan memahami tahapan-tahapan pertambangan batubara yang


terdapat pada PT. Akat Srida Amri (PT. ASARI)
2. Mengetahui dan menghitung produktivitas alat gali muat dan angkut dalam
pengupasan lapisan penutup (Overburden) di Pit.A PT. ASARI
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya produksi
Overburden pada alat gali muat dan angkut
4. Melakukan pengoptimalan kinerja alat pada PT Akat Srida Amri

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari laporan maganag ini yaitu :

1. Menambah pengetahuan penulis mengenai aktivitas pertambangan secara


keseluruhan
2. Memberikan referensi dalam pembuatan laporan selanjutnya baik untuk
mahasiswa ataupun referensi untuk perusahaan
3. Mengasah kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi di dalam lingkungan
kerja

2
BAB II. TINJAUAN UMUM

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Akat Srida Amri (ASARI) adalah perusahaan yang bergerak dalam
bidang pertambangan batubara. PT. Akat Srida Amri sebagai salah satu
perusahaan penanaman modal dalam negeri yang melakukan usaha dibidang
pertambangan batubara dengan status Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi
seluas 36 hektar di Dusun Rantau Pandan, Kecamatan Rantau Panda, Kabupaten
Bungo, Provinsi Jambi.

Sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan


Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jambi No : 42/KEP.KA.DPM-PTSP-
6.1/IUPOP/II/2020 tentang Persetujuan Perpanjangan Izin Usaha Pertambangan
Operasi Produksi Kepada PT. Akat Srida Amri yang diterbitkan tanggal 17
februari 2020. PT. Akat Srida Amri memiliki luas IUP OP seluas 36 Hektar.

2.2. Struktur Organisasi Perusahaan

Untuk malaksanakan proyek penambangan, PT. Akat Srida Amri (PT.


ASARI) mempunyai sistem organisasi dalam operasionalnya. Organisasi
penambangan batubara PT. Akat Srida Amri (PT. ASARI) dipimpin oleh seorang
Manager Operasional diikuti dengan Kepala Teknik Tambang yang bertanggung
jawab secara langsung kepada Direksi. Kepala Teknik Tambang merupakan
pimpinan tertinggi di lokasi penambangan.

Struktur organisasi kegiatan penambangan PT. Akat Srida Amri


(PT. ASARI) dapat dilihat pada gambar diatas (gambar 1). Pada PT.
ASARI terdapat direktur operasional (YANDI), kepala teknik tambang
(Sigit Alik Bayu, S.T.), manager ekplorasi (Achad Afandy, S.T.), dan
manager produksi (Ahmad fauzi). Adapun struktur organisasi PT ASARI
dapat dilihat pada gambar 1.

3
Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Akat Srida Amri

Gambar 1. Struktur organisasi


(Sumber : PT. Akat Srida Amri,2022)

4
2.3. Lokasi dan Kesampaian Daerah

PT. Akat Srida Amri (ASARI) terletak di Desa Rantau Pandan, Kecamatan
Rantau Pandan, Kabuupaten Bungo, Provinsi Jambi. Untuk menjangkau lokasi
PT. ASARI ditempuh dari kota Jambi menggunakan kendaraan roda empat atau
roda dua menuju di Kabupaten Bungo selama ± 6 jam perjalanan. Dari Kota
Bungo menuju kekantor ±30 menit, sedangkan ke lokasi tambang di Desa Rantau
Pandan, Kec.Rantau Pandan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan
roda dua dan roda empat selama ± 1 jam. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada
gambar peta berikut :

Gambar 2. Peta Kesampaian


(Sumber : Penulis ,2022)

Peta kesampaian diatas bertujuan untuk menunjukan jarak dan lokasi serta
waktu yang dapat ditempuh dari lokasi tambang ke tempat penampungan batubara
yang mana nantinya batubara tersebut akan dipasarkan (dijual).

5
2.4. Geologi Regional

1. Geologi

Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu
daerah/wilayah/kawasan dengan tingkat berdasarkan skala. Peta geologis adalah
peta yang dibuat dengan tujuan untuk menunjukan kenampakan geologis. Satuan
batuan dan strata geologis ditunjukkan dengan warna atau lambang untuk
menunjukkan letaknya di permukaan. Berikut ini dapat dilihat peta geologi dari
PT. Akat Srida Amri :

Gambar 3. Peta geologi PT. Akat Srida Amri


(Sumber : PT. Akat Srida Amri,2022)

Pada gambar peta diatas dapat dilihat formasi yang terdapat di PT Akat
Srida Amri yaitu formasi rantaukil. Untuk formasi pembawa batubara pada PT
Akat Srida Amri adalah formasi rantaukil. Menurut Jioni dan Muhammad (2019)
formasi rantaukil ini berupa batu pasir lempungan, batu pasir gampingan, batu
lempung pasiran, sisipan sisipan batubara dan lensa-lensa tipis batu gamping.

6
2. Stratigrafi

Menurut (Jioni dan Muhammad, 2019) formasi rantaukil berumur masa


oligosen akhir sampai miosen awal. Tebal formasi ini sekurang-kurangnya 1000
meter.

3. Iklim dan Cuaca

Berdasarkan tipe iklim di Provinsi Jambi, Kabupaten Bungo termasuk


kedalam daerah yang beriklim tropis. Suhu udara rata - rata diwilayah studi
berkisar antara 23ºC sampai dengan 32ºC. Pernyataan iklim tropis ini
digambarkan oleh beberapa ahli dengan berbagai istilah: Termasuk (iklim hujan
tropis), Termasuk iklim (daerah sangat basah) dan Termasuk iklim (daerah
dengan 7 sampai 9 buIan basah dan dua bulan kering). Untuk curah hujan dapat
dilihat pada tabel dibawah.

Curah hujan merupakan jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar
selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi milimeter (mm) di atas
permukaan horizontal. Hujan juga dapat diartikan sebagai ketinggian air hujan
yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap dan tidak
mengalir (Suroso 2006). Pengertian curah hujan dapat juga dikatakan sebagai air
hujan yang memiliki ketinggian tertentu yang terkumpul dalam suatu penakar
hujan, tidak meresap, tidak mengalir, dan tidak menyerap (tidak terjadi
kebocoran). Tinggi air yang jatuh ini biasanya dinyatakan dengan satuan
milimeter. Curah hujan dalam 1 (satu) millimeter artinya dalam luasan satu meter
persegi, tempat yang datar dapat menampung air hujan setinggi satu mm atau
sebanyak 1 liter.

7
Tabel 1. Data Curah Hujan PT. Akat Srida Amri

Curah hujan Frekuensi hujan


Tanggal Klasifikasi Curah
(mm) (jam)

01-Agu-22 127 1,5 Sangat Lebat

02-Agu-22 - - -

03-Agu-22 - - -

04-Agu-22 - - -

05-Agu-22 21 0,6 Sedang

06-Agu-22 - - -

07-Agu-22 - - -

08-Agu-22 - - -

09-Agu-22 23 0,5 Sedang

10-Agu-22 12 0,25 Ringan

11-Agu-22 17 0,4 Ringan

12-Agu-22 97 1,25 Lebat

13-Agu-22 - - -

14-Agu-22 - - -

15-Agu-22 - - -

16-Agu-22 - - -

17-Agu-22 33 0,75 Sedang

18-Agu-22 78 1 Lebat

19-Agu-22 27 0,7 Sedang

20-Agu-22 - - -

8
21-Agu-22 - - -

22-Agu-22 26 0,65 Sedang

23-Agu-22 - - -

24-Agu-22 - - -

25-Agu-22 114 1,5 Sangat Lebat

26-Agu-22 - - -

27-Agu-22 - - -

28-Agu-22 - - -

29-Agu-22 - - -

30-Agu-22 - - -

31-Agu-22 - - -

(Sumber : PT. Akat Srida Amri, 2022)

Kabupaten muaro bungo, musim panas biasanya pendek dan panas; musim
dingin biasanya pendek dan hangat; dan umumnya menyengat, hujan, dan
mendung sepanjang tahun. Sepanjang tahun, suhu biasanya bervariasi dari 23º
hingga 32ºC dan jarang dibawah 22ºC atau diatas 34ºC. Data iklim di peroleh dari
hasil pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika kabupaten
bungo.

9
BAB III. KEGIATAN OPERASIONAL

PT. Akat Srida Amri merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri
pertambangan batubara dengan luas wilayah izin usaha pertambangan operasi
produksi 36 hektar berlokasi di desa rantau pandan, kecamatan rantau pandan,
kabupaten bungo, provinsi jambi.

Adapun kegiatan operasional PT. Akat Srida Amri meliputi pembersihan


lahan (land clearing), pengupasan tanah pucuk (top soil), pengupasan tanah
penutup (overburden), penambangan batubara (coal getting), pengangkutan
batubara dan penimbunan bekas pengambilan batubara, pengolahan batubara dan
pemasaran.

4.1 Pembersihan Lahan (Land clearing)

Land clearing adalah kegiatan yang dilakukan dengan membersihkan


lahan yang nantinya akan ditambang seperti memotong pepohanan disekitar
lokasi, membabat, hingga membakar hutan. Alat yang digunakan untuk operasi
pembersihan lahan yaitu menggunakan Bulldozer D85E SS serta Excavator
Komatsu PC 200 untuk lebih efisien sesuai dengan kondisi tanah yang ada diarea
tambang. Land clearing biasanya membutuhkan waktu yang tidak lama sehingga
proses pengupasan tanah penutup dapat dilakukan setelahnya kegiatan land
clearing tersebut. Berikut adalah gambar dari kegiatan land clearing :

Gambar 4. Pembersihan Lahan (Land Clearing)


(Sumber : PT. Akat Srida Amri,2022)

10
Gambar diatas adalah kegiatan dari land clearing, kegiatan land clearing
sangat jarang dilakukan. Land clearing biasanya dilakukan pada awal kegiatan
pembukaan lahan yang nantinya akan ditambang, sehingga kegiatan tersebut
sangat jarang dijumpai.

4.2 Pengupasan tanah pucuk (top soil)

Pengupasan top soil ini dikerjakan secara khusus dikarenakan top soil
mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman yang nantinya akan dipakai
untuk kegiatan reklamasi. Pada PT. ASARI tanah pucuk dikupas menggunakan
excavator komatsu PC 200 kemudian dimuat menggunakan dump truck Hino 500
FM 260 TI seperti yang terlihat pada gambar 5, untuk ditimbun dilokasi yang
telah disediakan di dekat area tambang. Berikut adalah gambar dari kegiatan
pengupasan top soil pada PT. ASARI :

Gambar 5. Pengupasan tanah pucuk (Top soil)


(Sumber : Dokumentasi Penulis)

Hal ini dimaksudkan agar tanah pucuk dapat dikembalikan dengan mudah
setelah lokasi tambang di lakukan reklamasi, sehingga lahan bekas tambang
tersebut dapat dimanfaatkan kembali untuk kepentingan masyarakat. Kandungan
tanah pucuk banyak mengandung unsur hara yang tinggi untuk kesuburan tanah
sehingga proses penutupan kembali lahan bekas tambang, lapisan paling atas akan
diisi oleh top soil atau lapisan tanah pucuk.

11
4.3 Pengupasan tanah penutup (overburden)

Setelah dilakukan pengupasan top soil, maka kegiatan selanjutnya


dilakukan pengupasan tanah penutup (overburden). Alat yang dipakai untuk
pengupasan overburden yaitu Excavator Komatsu PC 200 dan Dump Truck Hino
500 FM 260 TI yang digunakan untuk pengupasan tanah penutup (overburden).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar gambar dibawah ini.

Gambar 6. Pengupasan Overburden


(Sumber : Dokumentasi Penulis)

Gambar diatas merupakan kegiatan pengupasan lapisan overburden, yang


mana overburden nya ini akan dipindahkan dan diangkut ke area yang telah
disediakan khusus (disposal) yang nantinya overburden tersebut itu akan
digunakan kembali untuk menimbun bekas tambang (back filling).

Target pengupasan overburden PT Akat Srida Amri di tahun 2022 sebesar


23.529 bcm/tahun. Pada bulan agustus target produksi overburden dari
perusahaan PT. Akat Srida Amri sebesar 23.529 bcm/bulan, tetapi realisasi
produksi overburden pada bulan agustus itu tidak mencapai target produksi
23.529 bcm/bulan. Kemampuan produksi alat pada kegiatan pengupasan
overburden dari PT. Akat Srida Amri yang terealisasi yaitu sebesar 21.715-
21,930 Bcm/bulan, ini berdasarkan hasil perhitungan dari penulis (perhitungan
dapat dilihat pada lampiran 8).

12
4.4 Penambangan Batubara (Coal Getting)

Kegiatan penambangan batubara di PT Akat Srida Amri menggunakan


sistem tambang terbuka (Surface mining ) dan metode penambangan yang
digunakan adalah motode Strip Mine. PT Akat Srida Amri memiliki sumberdaya
batubara sebesar 2.500.000 ton, dengan cadangan batubara sebesar 640.115 ton.
Untuk target prdouksi batubara pada tahun 2022 sebesar 120.00 ton.
Penambangan batubara dilakukan sesuai dengan pembagian blok penambangan
yang telah disusun. Pembagian blok penambangan didasarkan pada : luas
penyebaran dan ketebalan batubara, kemenurusan penyebaran batubara dan lokasi
awal penambangan dekat dengan jalan angkutan utama ke tempat penimbunan
akhir batubara siap jual. Berikut adalah gambar dari penambangan batubara di PT.
ASARI :

Gambar 7. Penambangan Batubara (Coal Getting )


(Sumber : Dokumentasi Penulis)

Lapisan batubara yang sudah terpisah dari overburden, selanjutnya digali


menggunakan Excavator Komatsu PC 200 dan Excavator CAT 329 dan dimuat
kedalam dump truck Hino 500 FM 260 TI untuk diangkut ke tempat pengolahan
sebelum dibawa ke pihak konsumen.Sesuai dengan sistem penimbunan back
filling maka penimbunan kembali bekas tambang (back filling) dilakukan sesuai
dengan kemajuan tambang, penimbunan kembali bekas tambang di usahakan dan
disesuaikan kepada bentuk topografi awal.

13
4.5 Proses Pengangkutan dan Penumpukan Batubara

Pengangkutan batubara merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk


mengangkut endapan bahan galian batubara dari suatu operasi penambangan.
PT.ASARI melakukan penambangan batubara dan setelah ditambang batubara
akan diangkut dan ditampung di stockpile yang berlokasi di Desa Tanjung Agung
menggunakan jalan khusus (jalan hauling) tambang dengan jarak ±35 km. Untuk
gambar pengangkutan batubara dapat dilihat dibawah ini.

Gambar 8. Pengangkutan Batubara


(Sumber : Dokumentasi Penulis)

Pengangkutan batubara dari tambang menuju ke Stockpile menggunakan


dump truck Hino 500 FM 260 TI (mobil lohan) dengan kapasitas 20 ton.
Selanjutnya batubara yang telah diangkut dari tambang akan ditumpuk di area
yang telah disediakan khusus yaitu di stockpile. Proses penimbunan batubara
dilakukan di Stockpile sijau yang berada di dusun Tanjung Agung, Kecamatan
Muko-muko Bathin Tujuh dengan luas ± 80 ha.

14
4.6 Pengolahan Batubara

Menurut (Edy dkk, 2015), Pengolahan bahan galian batubara adalah suatu
proses yang bertujuan untuk menghilangkan mineral pengotor di dalam batubara.
Pengotor yang terdapat di dalam batubara berupa mineral yang antara lain
lempung, pasir, kwarsa dan lain-lain.

Pengolahan bahan galian termasuk pengolahan batubara pada umumnya


dilakukan dengan melalui beberapa tahap, yaitu: Preparasi , Konsentrasi, dan
Dewatering.

Preparasi pada batubara merupakan operasi persiapan yang dilakukan


untuk mereduksi ukuran butir dengan tujuan untuk memenuhi ukuran sesuai
dengan penggunaannya. Reduksi ukuran butir biasanya dilakukan dengan alat
peremuk yang antara lain alat crusher atau grinder. Proses peremukan atau
crushing biasanya dikerjakan dalam tiga tahapan, yakni : Primary crushing,
Secondary crushing, dan Grinding atau fine crushing.

Konsentrasi pada batubara adalah suatu operasi pemisahan antara batubara


dengan pengotornya. Konsentrasi ini diantaranya bisa berdasarkan warna atau
kilap dan juga berdasarkan specific gravity (SG). Pada specific gravity cara
konsentrasinya disebut gravity concentration yang meliputi : Flowing film
concentration, Jigging, dan Sifat permukaan mineral.

Dewatering merupakan operasi pemisahan antara cairan dengan padatan


dan biasanya dilakukan setelah proses konsentrasi. Dewatering ini dikelompokkan
dalam tiga tahapan, yaitu : Thickening merupakan tahapan pertama pemisahan
padatan dengan cairan yang mendasarkan atas kecepatan mengendap batubara
dalam suatu pulp, Filtrasi merupakan operasi pemisahan padatan dengan cairan
dengan cara menyaring, dan Drying adalah operasi penghilangan air dengan jalan
pemanasan sehingga padatan ini bebas dari cairan.

Pengolahan batubara yang dilakukan PT. Akat Srida Amri adalah proses
pengecilan material dengan menggunakan crusher. Ukuran material akan
disesuaikan dengan permintaan konsumen yaitu 2-3 cm. Terdapat 2 buah crusher
bertipe roll crusher yang bertujuan untuk digunakan pada proses pengecilan
ukuran batubara.

15
Perhatikan gambar proses pengolahan batubara dengan cara crusher :

Gambar 9. Pengolahan Batubara dengan Crusher


(Sumber : Dokumentasi Penulis)

Gambar 10. Batubara setelah di Crusher


(Sumber : Dokumentasi Penulis)

4.7 Pemasaran

Setelah melalui proses pengecilan ukuran batubara sesuai dengan


permintaan konsumen, produk akhir langsung diangkut menggunakan excavator
ke dalam dump truck untuk dikirim ke lokasi konsumen. Sebelum berangkat,
produk akhir ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui tonase yang akan
dibawa oleh dump truck. Produk akhir batubara dipasarkan ke Semen Padang Tbk
dan PLTU Sumatera Utara.

16
BAB IV. OPTIMALISASI KINERJA ALAT GALI MUAT DAN ANGKUT
PADA KEGIATAN PENGUPASAN LAPISAN OVERBURDEN DI PIT.A
PT. AKAT SRIDA AMRI

Overburden merupakan lapisan tanah maupun batuan yang berada diatas


batubara dan menutupi batubara itu sendiri secara langsung. Overburden terbagi
menjadi dua (2) macam yaitu dengan material tanah dan material batuan.
Umumnya kegiatan pengupasan overburden pada tambang terbuka dilakukan
dengan menggunakan excavator namun, pada tingkat kekerasan batuan tertentu
biasanya kegiatan pengupasan overburden juga dilakukan dengan menggunakan
sistem peledakan.

Dalam kegiatan penambangan batubara ada tiga pekerjaan pokok yang


harus dilakukan yaitu penggalian (digging), pemuatan (loading), dan
pengangkutan (hauling). Kegiatan penambangan tersebut dapat untuk mengangkut
material batubara maupun material lapisan tanah penutup. Kegiatan pokok
tersebut dilakukan oleh manusia (operator) dengan menggunakan alat mekanis,
alat mekanis tersebut ada yang memiliki dua (2) fungsi sekaligus seperti alat gali
muat contohnya Excavator dan alat angkut umumnya berupa Dump truck. Untuk
jenis alat-alat tersebut memiliki nilai produktivitas tersendiri pada saat digunakan
dan produktivitas alat tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : cuaca,
lokasi kerja, sifat bahan galian, kapasitas alat, efisiensi kerja, cycle time ,dan skill
operator

Magang ini dilakukan pada kegiatan pengupasan overburden. Tujuan pada


magang ini yaitu untuk mengoptimalkan kinerja alat, Karena masalah faktor cuaca
yang tidak menentu dan juga tidak disiplinnya operator, sehingga hal ini
menyebabkan beberapa alat mekanis yang mengganggur dan hanya beberapa kali
beroperasi dalam jangka waktu satu bulan. Hal ini menjadi hal yang buruk bagi
owner, perusahaan, dan bagi pekerja. Terdapat beberapa masalah yang
menyebabkan tidak tercapainya target produksi pada kegiatan pengupasan
overburden, seperti kondisi cuaca terjadi hujan dan menyebabkan slippery,
efisiensi kerja kurang, pada beberapa segmen jalan terdapat beberapa masalah
kondisi jalan yang belum memenuhi standar, seperti grade jalan, lebar jalan,

17
terjadinya antrian alat angkut pada saat pemuatan hal ini disebabkan karena nilai
match factor besar dari 1 sehingga menyebabkan komposisi alat tidak serasi.
Untuk itu perlu adanya suatu upaya untuk memperbaiki keserasian alat akibat
antrian tersebut.

Cara pengambilan data dilapangan yaitu dengan langsung mengamati dan


mencatat waktu edar (cycle time) dari alat yang sedang beroperasi pada kegiatan
pengupasan lapisan tanah penutup (overburden) dengan menggunakan Stopwatch
handpone. Adapun data waktu edar (cycle time) yang diambil dilapangan yaitu
data waktu pergerakan dari alat gali muat berupa Excavator Komatsu PC 200 dan
dump truck Hino 500 FM 260 TI sebanyak 30 sampel dari data setiap siklus
pergerakannya, dan mengamati distribusi waktu kerja dari alat yang sedang
digunakan untuk beroperasi pada kegiatan penambangan lapisan tanah penutup
(overburden).

IV.I Tinjauan Pustaka

Produktivitas adalah kemampuan alat dalam satuan waktu (m3/jam),


Produktivitas alat tergantung pada kapasitas, waktu siklus alat, dan efisiensi alat.
Siklus kerja dalam pemindahan material merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan berulang. Waktu yang diperlukan dalam siklus kegiatan diatas disebut
waktu siklus. Waktu siklus sendiri terdiri dari beberapa unsur, waktu yang
diperlukan di dalam siklus kegiatan disebut waktu siklus atau Cycle Time
(Rostiyanti, 1999).

Produktivitas alat berat yang kurang optimal dapat merugikan perusahaan.


Produktivitas alat berat tergantung pada kapasitas bucket, bucket factor, cycle
time, dan faktor koreksi produksi. Optimalisasi produksi di pertambangan bisa
dilakukan dengan berbagai cara yaitu melakukan optimalisasi kemampuan
produksi alat berat, efisiensi waktu kerja, dll (Rostiyanti, 1999).

4.2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Produksi

A. Waktu Kerja
Waktu kerja adalah waktu total kerja di direncanakan, meliputi waktu kerja
dan waktu istirahat.

18
B. Efisiensi Kerja
Menurut (Ilahi dkk, 2013) Efisiensi kerja adalah penilaian terhadap
pelaksanaan suatu pekerjaan atau merupakan perbandingan antara waktu yang
dipakai untuk bekerja (waktu kerja efektif), dengan waktu kerja yang tersedia.
Waktu kerja efektif adalah banyaknya waktu tersedia dikurangi jumlah waktu
hambatan-hambatan, baik hambatan yang dapat dihindari maupun hambatan
yang tidak dapat dihindari nilai Wke dapat dicari dengan persamaan berikut:

Wke = Wkt – (Wdh + Wtdh + Wr)


Ket :
Wke: Waktu kerja efektif
Wkt: Waktu kerja total/rencana
Wdh: Waktu total hambatan yang dapat dihindari
Wtdh : Waktu total hambatan yang tidak dapat dihindari
Wr: Waktu total Repair / perbaikan alat
C. Ketersediaan Alat
Menurut Nadia & Yulhendra (2020), Ada beberapa pengertian yang dapat
menunjukkan keadaan peralataan sesungguhnya dan efektifitas pengoperasian
nya antara lain (perhitungan dapat dilihat pada lampiran 4).

Mechanical availability (MA)

Mechanical availability adalah suatu cara untuk mengetahui kondisi peralatan


yang sesungguhnya dari alat yang dipergunakan. Persamaannya adalah

MA =
Keterangan :
W = Jam Kerja Efektif Alat
R = Jam Perbaikan Alat

S = Jam Standby Alat


Physical Availability (PA)
Physical availability adalah catatan ketersediaan mengenai keadaan fisik dari
alat yang sedang dipergunakan. Persamaannya adalah

PA =

19
Use of Availability (UA)
Angka Use of availability dapat memperlihatkan seberapa efektif suatu alat
yang sedang tidak rusak untuk dapat dimanfaatkan, hal ini dapat dijadikan
suatu ukuran seberapa baik pengelolaan pemakaian peralatan. Persamaannya
adalah :

UA =

Effective Utilization (EU)


Effective Utilization merupakan cara untuk menunjukkan berapa persen dari
seluruh waktu kerja yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk kerja produktif.
Persamaannya adalah:

EU =

D. Waktu Edar (Cycle Time)


Menurut (Isgianda dkk, 2018) Waktu edar adalah jumlah waktu yang
diperlukan oleh alat mekanis baik alat muat maupun alat angkut untuk
melakukan satu siklus kegiatan produksi dari awal sampai akhir dan siap
untuk memulai lagi. Besarnya waktu edar dari alat-alat mekanis akan berbeda
antara material yang satu dengan yang lainnya, hal ini tergantung dari jenis
alat dan jenis serta sifat dari material yang ditangani.

1. Cycle time Excavator

Menurut (Isgianda dkk, 2018), Waktu edar alat gali – muat merupakan
total waktu pada alat muat, yang dimulai dari saat pengisian bucket sampai
pada saat menumpahkan muatan ke dalam alat angkut dan kembali berputar
dengan bucket kosong. Rumus perhitungan waktu edar alat gali muat yaitu:
(perhitungan dapat dilihat pada lampiran 5)

Ctm = Tm1 +Tm2 +Tm3 +Tm4

Keterangan :
Ctm = Waktu edar alat gali-muat (detik)
Tm1 = Waktu menggali material (detik)
Tm2 = Waktu putar dengan bucket terisi (detik)

20
Tm3 = Waktu menumpahkan material (detik)
Tm4 = Waktu putar dengan bucket kosong(detik)

a) Digging (waktu gali) merupakan waktu yang dibutuhkan ketika bucket


dalam posisi menggali material hingga bucket penuh. Hal ini tergantung
dari karakteristik batuannya. Jika material itu lunak akan lebih mudah
dalam menggalinya sedangkan jika material berbentuk bongkah akan lebih
lama.

b) Swing isi merupakan waktu ketika bucket penuh dan memutar kearah bak
alat angkut sampai posisi bucket siap menumpahkan.

c) Dumping (menumpahkan material) merupakan waktu yang dibutuhkan


ketika bucket menumpahkan material pada bak alat angkut.

d) Swing kosong, merupakan waktu setelah proses menumpahkan material


selesai sampai bucket siap menggali material lagi pada posisi semula.

2. Cycle time Dump truck

Menurut (Isgianda dkk, 2018), waktu edar alat angkut adalah penjumlahan
dari waktu tunggu kosong, waktu manuver kosong, waktu isi muatan, waktu
perjalanan, waktu manuver isi, dumping time, dan waktu kembali kosong.

Berikut urutan waktu edar alat angkut dalam satu siklus sebagai berikut :

a) Waktu tunggu kosong adalah waktu yang dibutuhkan oleh alat angkut pada
saat menunggu antrian untuk melakukan pemuatan. Waktu ini tergantung
kepada jenis alat pemuat dan seberapa cepat alat gai-muat bekerja dalam
melakukan pengisian, posisi alat muat, dan banyaknya alat angkut yang
digunakan.

b) Waktu manuver kosong adalah waktu yang dibutuhkan untuk alat angkut
berpindah posisi atau mengatur posisi dalam keadaan bak kosong. Waktu
ini tergantung dari lebar jalan untuk melakukan manuver.

c) Waktu isi adalah waktu yang dibutuhkan kembali alat gali- muat
melakukan pengisian material yang dimuatkan sampai bak alat angkut
penuh.

21
d) Waktu perjalanan (hauling) adalah waktu yang dimulai saat alat angkut
meninggalkan loading point menuju ke disposal. Lama waktu ini sangat
berpengaruh pada kondisi jalan dan jarak dari loading point ke disposal.

e) Waktu manuver dumping adalah waktu yang dibutuhkan alat angkut untuk
memposisikan posisinya dumping yang dihitung dari mulai memposisikan
bak hingga siap menumpahkan muatan di disposal.

f) Waktu menumpahkan material (dumping time) adalah waktu yang dimulai


dari saat alat angkut berhenti manuver dan mengangkat bak sampai alat
angkut siap bergerak maju setelah selesai menumpahkan.

g) Waktu berangkat kosong (back) merupakan waktu yang digunakan untuk


perjalanan alat angkut kembali ke loading point.

Cta = Ta1 + Ta2 + Ta3 + Ta4 + Ta5 + Ta6

Keterangan :

CTa = Total waktu edar alat angkut (detik)


Ta1 = Waktu mengatur posisi kosong (detik)
Ta2 = Waktu diisi muatan (detik)
Ta3 = Waktu mengangkut muatan (detik)
Ta4 = Waktu mengatur posisi isi (detik)
Ta5 = Waktu menumpahan muatan (detik)
Ta6 = Waktu kembali kosong (detik)

E. Swell Factor

Swell factor adalah pengembangan volume suatu material setelah digali dari
tempatnya. Material dialam (insitu) ditemukan dalam keadaan padat dan
terkonsolidasi dengan baik, tetapi bila digali atau diberai akan terjadi
pengembangan volume. Perbandingan antara volume alami (insitu) dengan
volume berai (loose volume) dikenal dengan istilah faktor pengembangan
atau swell factor (Tenriajeng, 2003).

22
F. Fill Factor

Fill factor adalah nilai yang menggambarkan isian dari bucket alat muat.
Besarnya nilai faktor mangkuk (bucket fill factor) tergantung dari jenis
materialnya yang akan digali (Tenriajeng, 2003).

G. Jumlah Pengisian Bucket (n)

Jumlah pengisian bucket berpengaruh terhadap tingkat produktivitas alat


angkut. Jumlah pengisian bucket harus berpedoman terhadap kemampuan
optimum dari alat angkut (Rostiyanti, 1999).

4.2.2 Kemampuan Produktivitas Alat Mekanis Aktual

1. Produktivitas alat gali muat

Kemampuan produktivitas alat gali maut dapat dihitung dengan


menggunakan rumus sebagai berikut (Rostiyanti, 1999).

Q=

Keterangan :

Q = Produktivitas alat gali muat (Bcm/jam)

Kb = Kapasitas bucket (m3)


Sf = Swell factor (%)
Ff = Fill factor
Ef = Efisiensi kerja alat (%)
Ctm = Cycle time (detik)
2. Produktivitas alat angkut

Kemampuan produktivitas alat angkut dapat dihitung dengan menggunakan


rumus sebagai berikut :

Q=

Keterangan :

23
n : Jumlah pemuatan bucket
Kb : Kapasitas Bucket (m3)
Sf : Swell factor (%)
FF : Fill Factor (%)
Eff : Efisiensi kerja (%)
Cta : waktu edar alat angkut (detik)

4.2.3 Faktor Keserasian Kerja (Match Factor)


Match Factor adalah faktor keselarasan kerja antara alat gali muat dengan
alat angkut. Match factor dihitung dengan persamaan sebagai berikut (Rostiyanti,
1999)

MF =

Keterangan :
MF : Faktor keselarasan (Match Factor)
n : Jumlah pemuatan bucket/ pengisian
nH : Jumlah alat angkut
Ctm : Waktu edar alat muat (detik)
nM : Jumlah alat muat
Cta : Waktu edar alat angkut (detik)

Tabel 2. Match Factor


Keterangan
Nilai Match Factor
Dalam keadaan sibuk, faktor kerja alat muat
MF>1
100 % sedangkan alat angkut kurang dari 100 %
sehingga alat angkut menunggu

Dalam eadaan sibuk, alat muat bekerja kurang dari


MF<1
100 % sehingga alat muat menunggu keadaan ini dan
menunjuk kan faktor kerja akat angkut 100 %

Keserasian kerja yang sempurna sehingga


MF=1
tidak ada waktu tunggu diantara keduanya

(Rostiyanti, 1999)

24
IV.II Hasil dan Pembahasan

Target produksi dan hasil produksi PT. Akat Srida Amri dapat dilihat pada
tabel berikut :

Tabel 3. Target produksi PT. Akat Srida Amri tahun 2022

Bulan Rencana Tahun 2022 Realisasi Tahun 2022

Januari 23.529 bcm _

Februari 23.529 bcm _

Maret 23.529 bcm _

April 23.529 bcm _

Mei 23.529 bcm _

Juni 23.529 bcm _

Juli 23.529 bcm _

Agustus 23.529 bcm 21.000 bcm

September 23.529 bcm _

Oktober 23.529 bcm _

November 23.529 bcm _

Desember 23.529 bcm _

(Sumber : PT. Akat Srida Amri)

4.2.1 Produktivitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut Aktual

Pada proses pengupasan overburden di PT. Akat Srida Amri menggunakan


4 buah alat angkut dan 1 buah alat gali muat untuk 1 fleet. Pada 1 fleet
menggunakan alat gali muat excavator Komatsu pc 200 dan dump truck Hino 500
FM 260 TI. Untuk lebih jelasnya komposisi alat mekanis yang digunakan di PT.
Akat Srida Amri dalam kegiatan pengupasan overburden dapat dilihat pada tabel
berikut :

25
Tabel 4. Komposisi alat mekanis
Lokasi Alat Kapasitas alat Jumlah

Excavator Komatsu PC 200 1,1 m3 1

1 Fleet Dump Truck Hino 500 FM 260 TI 20 ton 4

(Sumber : PT. Akat Srida Amri)

A. Efisiensi Kerja

Dalam kegiatan pengupasan tanah penutup di lokasi PT. Akat Srida Amri
telah menetapkan jadwal waktu kerja dalam 1 (satu) hari adalah 1 shift dengan
total jam kerja 8 jam dan waktu istirahat 1 jam. Jam kerja dimulai dari pukul
08.00-17.00 wib, dan jam istirahat dimulai dari jam 12.00-13.00 wib. Waktu kerja
tersedia Senin-Minggu.

Tabel 5. Distribusi hambatan waktu kerja Harian (menit/hari)


Waktu (menit/hari)
Excavator Dump Truck Hino
Distribusi Waktu Komatsupc200 500 FM 260 TI
Waktu Kerja Tersedia(menit) 480 480
Waktu Istirahat 60 60
Hambatan Breakdown 19,28 25,71
yang tidak Isi bahan bakar 10,27 15,93
dapat Pindah lokasi 7,28 8,43
dihindari Hujan 17,86 17,61
(1)Total 54,69 67,68
Terlambat mulai 5,43 6,14
Hambatan Terlalu cepat 10,14 11,57
yang dapat istirahat
dihindari Terlambat mulai 15,16 16,14
setelah istirahat
Terlalu cepat selesai 5,14 5,86
(2)Total 35,87 39,71
Waktu Hambatan (1+2) 90,56 107,39

Waktu Kerja Efektif (wkt-wh) 389,44 372,61


Efisiensi Kerja (wke/wkt) 81% 78%

(Sumber : Pengolahan Data Penulis)

26
Ada beberapa penyebab hilangnya waktu kerja, yaitu alat-alat mekanis di
lapangan mengalami perbaikan sehingga memerlukan waktu untuk repair. Selain
itu disebabkan juga oleh tindakan indisiplin dari operator sehingga memangkas
waktu kerja dan mengakibatkan waktu kerja aktualnya 78-81% artinya kurang
optimal, perhitungan distrubusi Waktu hambatan dapat dilihat pada lampiran 1
dan hambatannya dapat dilihat pada tabel diatas.

B. Perhitungan MA, PA, UA dan EU

Untuk menghitung nilai MA, UA, PA dan EU terlebih dahulu


ditentukan waktu standby, repair dan work alat mekanis. Untuk
menentukan waktu standby, repair dan work digunakan tabel distribusi
hambatan diatas.Rencana kerja (T) ialah waktu kerja tersedia, standby
(S) adalah waktu hambatan yang dapat dan tidak dapat dihindari, Repair (R)
adalah waktu perbaikan alat dan Work (W) adalah waktu kerja efektif alat
mekanis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 6. Waktu standby, repair dan work


Rencana Standby (S) Repair (R) Work (W)
Nama Alat
Kerja (T) (jam/bulan) (jam/bulan) (jam/bulan)
(jam/bulan)
Excavator
279 46,8 15 217,2
Komatsu pc 200
Dump Truck
279 55,49 31 192,51
Hino 500
(Sumber : Pengolahan Data Penulis)

Untuk menghitung efisiensi kerja alat mekanis dapat menggunakan rumus


efisiensi kerja, perhitungan tingkat prestasi kerja dari setiap alat mekanis dapat
dilihat pada lampiran 4. Tingkat prestasi kerja alat mekanis dapat dilihat pada
tabel berikut ini :

27
Tabel 7. Efisiensi kerja alat mekanis
Nama Alat MA UA EU PA
Excavator Komatsu 93% 82% 77% 94%
PC 200
Dump Truck Hino 86% 77% 69% 88%
500 FM 260 TI

(Sumber : Pengolahan Data Penulis)


Tabel diatas merupakan hasil perhitungan efisiensi kerja alat
mekanis. Untuk perhitungannya dapat dilihat pada lampiran4.

C. Waktu Edar (cycle time)

Berdasarkan pengolahan data penulis lampiran5 dapat dilihat rata-


rata waktu edar dari alat gali muat pada tabel berikut:

Tabel 8. Cycle time alat gali muat


Digging Swing Dumping Swing CycleTime
No Alat (s) isi (s) (s) Kosong(s) (s)
Excavator
1 7.54 5.99 4.98 5.85 24.36
Komatsu
PC 200
(Sumber : Pengolahan Data Penulis)

Tabel 9. Cycle time alat angkut


Manuver Waktu Hauling Manuver Dumping Back (s) Cycle
No Alat kosong (s) isi (s) (s) Dumping (s) Time (s)
(s)

Dump Truck
1 Hino 500 69,86 174,43 156,45 67,30 54,56 136,69 781,83

(Sumber : Pengolahan Data Penulis)


D. Swell Factor

Berdasarkan pengamatan material di lapangan pada PIT.A


merupakan tanah biasa kering yang memiiki nilai swell factor 80%.
Untuk nilai swell factor dari material dapat dilihat pada lampiran 6.

28
E. Fill Factor

Berdasarkan pengamatan loading material di lapangan pada PIT.A


diketahui nilai bucket fill factor yaitu 95%

F. Jumlah Pengisian Bucket

Berdasarkan hasil pengamatan penulis dilapangan, jumlah


pengisian bucket alat gali muat untuk mengisi vessel alat angkut itu 8
kali pengisian.

G. Produktivitas aktual alat mekanis

Perhitungan produktivitas aktual dapat dilihat pada lampiran 8,


hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 10. Produktivitas aktual alat mekanis


Lokasi Alat Produktivitas Produksi aktual Produksi hasil Target produksi
(bcm/bulan) (bcm/bulan) perhitungan
(bcm/bulan)
(bcm/bulan)
PIT. A 1 Excavator 100,07
Komatsu PC 200 21.000 21.715
4 DT Hino500 FM 28,48 23,529
260 TI 21.930

(Sumber : Pengolahan Data Penulis)


Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui target produksi tidak
tercapai, maka perlu diidentifikasi faktor-faktor penyebab tidak tercapainya target
produksi, selanjutnya dilakukan perbaikan dari masalah tersebut agar target
produksi per bulan tercapai.

H. Match factor
Faktor keserasian kerja (match factor) merupakan keserasian kerja antara
alat gali muat dengan alat angkut. Perhitungan match factor dapat dilihat pada
lampiran 9 dan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 11. Match factor
Lokasi Alat MF
Excavator Komatsu PC 200 1,18
PIT.A Dump Truck Hino 500
(Sumber : Pengolahan Data Penulis)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa MF > 1, berarti factor kerja alat

29
gali muat 100%, dan factor kerja alat angkut kurang dari 100% atau kemampuan
alat gali muat lebih besar dari kemampuan alat angkut, akibatnya terjadi antrian
pada alat angkut.

4.2.2 Identifikasi dan perbaikan Faktor yang menghambat produktivitas

A. Perbaikan Waktu Kerja Efektif

Meminimalisir waktu hambatan yang dapat dihindari adalah solusi untuk


meningkatkan waktu kerja efektif sehingga nilai efisiensi kerja juga akan
meningkat. Hal tersebut dapat diketahui dari faktor penyebabnya. Seperti pada
saat memulai pekerjaan, seharusnya operator sudah dalam keadaan siap (standby)
pada saat pukul 08.00 ataupun 13.00 tepat untuk memulai pekerjaannya. Dan
selesai tepat waktu pada jam 12.00 dan 17.00 wib.

Kedisiplinan operator menjadi kunci untuk meminimalisir waktu mulai


dan selesai. Harus ada pengawas yang senantiasa mencatat kedisplinan waktu para
operator. Untuk operator yang tidak disiplin bisa diberikan teguran maupun sanksi
dan juga keterlambatan maupun kecepatan mengakhiri pekerjaan masih dapat
ditolerir apabila masih sekitar 1-5 menit. Sehingga pada tabel distribusi hambatan
diberikan nilai mewakili toleransi tersebut dan loss time dapat diminimalisir
sampai setengahnya.

Dari hasil tersebut maka akan didapatkan waktu kerja hambatan


yang baru yang diharapkan dengan meningkatnya efisiensi ini akan
mencapai target produksi yang diharapkan oleh perusahaan. Seperti
yang terlampir pada tabel 12 berikut.

30
Tabel 12. Distribusi hambatan waktu kerja setelah diperbaiki
Waktu (menit/hari)
Excavator Dump Truck Hino
Distribusi Waktu Komatsupc200 500 FM 260 TI
Waktu Kerja Tersedia(menit) 480 480
Waktu Istirahat 60 60
Hambatan Breakdown 19,28 25,71
yang tidak Isi bahan bakar 10,27 15,93
dapat Pindah lokasi 7,28 8,43
dihindari Hujan 17,86 17,61
(1)Total 54,69 67,68
Terlambat mulai 1,00 5,00
Hambatan Terlalu cepat istirahat 1,00 5,10
yang dapat Terlambat mulai 1,00 5,00
dihindari setelah istirahat
Terlalu cepat selesai 1,00 5,10
(2)Total 4 20,2
Waktu Hambatan (1+2) 58,69 87,88

Waktu Kerja Efektif (wkt-wh) 421,31 392,12

Efisiensi Kerja (wke/wkt) 89% 85%

(Sumber : Pengolahan Data Penulis)

Setelah dilakukan perbaikan waktu kerja efektif, yang awalnya nilai efisiensi
kerja 78%-81% dan setelah dilakukan perbaikan nilai efisiensi kerjanya itu
meningkat menjadi 85%-89%.

Setelah dilakukan perbaikan efisiensi kerja, selanjutnya dilakukan perhitungan


produktivitas alat mekanis dari perbaikan tersebut. Untuk hasilnya dapat dilihat
pada tabel berikut.

Tabel 13. Produktivitas alat mekanis setelah perbaikan efisiensi kerja


Lokasi Alat Produktivitas Produksi aktual Produksi hasil Target Produksi
(bcm/jam) (bcm/bulan) perhitungan (bcm/bulan)
(bcm/bulan)
PIT.A 1 Excavator 109,96
Komatsu PC 200 21.000 23.861 23,529
4 DT Hino500 FM 31,04 23.902
260 TI
(Sumber : Pengolahan Data Penulis)

31
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat penulis ambil, yaitu :


1. Tahapan pertambangan yang ada di PT. Akat Srida Amri (PT. ASARI) yaitu
pembersihan lahan (land clearing), pengupasan top soil, pengupasan
overburden, penambangan batubara (coal getting), proses pengangkutan dan
penimbunan batubara, pengelolaan batubara, dan pemasaran
2. Setelah dilakukan perhitungan didapatkan hasil produktivitas alat gali muat
sebesar 100,07 bcm/jam dan alat angkut sebesar 24,48 bcm/jam, dan tidak
mencapai mencapai target produksi 23.529 bcm/bulan. Sehingga perlu
dilakukan upaya perbaikan untuk mencapai target produksi, setelah
dilakukan perbaikan maka didapatkanlah hasil produktivitas alat gali muat
sebesar 109,96 bcm/jam dan alat angkut sebesar 31,04 bcm/jam, dengan
kempuan produksi alat muat 23.861 dan angkut 23.902 bcm/bulan sehingga
telah mencapai target produksi yang ditetapkan perusahaan.
3. Faktor yang dapat meningkatkan produktivitas yaitu dengan meningkatkan
efisiensi kerja dengan cara mengurangi waktu hambatan yang dapat
dihindari seperti waktu terlambat kerja sebelum dan setelah istirahat,
meningkatkan skill dari operator dan memperbaiki nilai Match factor.
4. Kinerja dari alat gali muat dan angkut belum optimal karena belum
mencapai produksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan, factor ini
disebabkan oleh hambatan-hambatan yang ada dan tidak efisiennya kerja
alat sehingga alat tidak bekerja secara maksimal. Maka dari itu perlu
perbaikan efisiensi kerja alat, serta pengurangan hambatan yang dapat
dihindari. Setelah dilakukan perbaikan maka kinerja alat gali muat dan
angkut telah efisien dan maksimal dan juga telah mencapai target produksi
perusahaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa kerja alat telah optimal.

32
5.2 Saran

Adapun saran dari penulis adalah :


1. Perlu dilakukan pengawasan terhadap operator agar lebih mengoptimalkan
jam kerja yang tersedia sehingga tidak ada keterlambatan kerja, istirahat
sebelum jam istirahat, dan berhenti kerja sebelum jam berhenti kerja.
2. Meminimalisir waktu hambatan dan memperkecil cycle time. Seperti
mengurangi waktu pembicaraan 2 menit (P2M), melakukan perawatan jalan
tambang dengan membuat pembatuan, memperlebar jalan tambang sehingga
mengurangi waktu tunggu slippery dan pembuatan paritan pada pinggir
jalan untuk pengaliran air hujan agar air hujan tidak tergenang dijalan.

33
DAFTAR PUSTAKA

De-coster. 1974. The geology of the centraland south sumatera basins.


Edy, N., Sudaryanto dan Sukamto, U. 2015. “Pengolahan batubara dan
pemanfaatannya untuk energi”. Jurnal teknik pertambangan UPN.
Isgianda, F., Sumarya and Prabowo, H. (2018). Evaluasi biaya dan kebutuhan alat
angkut dan alat muat pengupasan lapisan tanah penutup (overburden) Pit
B PT. Bina Bara Sejahtera Kecamatan ulok kupai, Kabupaten bengkulu
utara, Provinsi bengkulu. Jurnal Bina Tambang, Vol. 3, No. 3.
Ilahi, R.R., Ibrahim, E., dan Swardi, F.R (2013). Kajian teknis produktivitas alat
gali muat (excavator) dan alat angkut (dump truck) pada pengupasan
tanah penutup bulan september 2013 di pit 3 Banko barat PT. BUKIT
ASAM (PERSERO) TBK UPTE. Jurnal teknik pertambangan universitas
sriwijaya.
Manurung, N. E.(2015). Estimasi factor pengisian mangkuk excavator
berdasarkan volume angkut dump truck di PT. Agincourt resources.
Nadia, F., & Yulhendra, D. (2020). Optimalisasi Produksi Alat Gali Muat
Komatsu PC 400-18 dengan Metode Overall Equipment Effectiveness
(OEE) pada Pengupasan Lapisan Overburden di PT. Surya Global
Makmur Jobsite Pemusiran, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.
Jurnal Bina Tambang,
Oemiati, N., Revisdah, & Rahmawati. (2020). Analisa Produktivitas Alat Gali
Muat Dan Alat Angkut Dan Alat Angkut Pada Pengupasan Lapisan Tanah
Penutup (Overburden). Jurnal Penelitian dan Kajian Teknik Sipil, 6(3),
194-207.
Pramana, D. G. (2016). Kajian teknis produksi alat gali muat dan alat angkut
untuk memenuhi target produksi pengupasan overburden penambangan
batubara PT. Citra tobindo sukses perkasa.
Rostiyanti (1999) Produktivitas Alat Berat Pada Proyek Konsturksi.Jakarta:
Rineka Cipta
Tenriajeng, A. T. (2003). Pemindahan Tanah Mekanis. Jakarta: Universitas
Gunadarma.

34
LAMPIRAN

Lampiran 1. Spesifikasi Excavator Komatsu PC 200 dan Dump Truck


Hino 500 FM 260 TI

(Sumber : PT Akat Srida Amri)

35
Lampiran 2. Distribusi Waktu Kerja Alat

1. Distribusi Waktu Kerja Excavator Komatsu Pc200

Distribusi Waktu Kerja Excavator Komatsu Pc200


Hari Kerja (menit/hari)
Keterangan 1-ags- 2-ags- 3-ags- 4-ags- 5-ags- 6-ags- 7-ags- Total Rata-rata Jam/ Jam/
22 22 22 22 22 22 22 (menit) (menit/ hari bulan
hari)
Waktu Tersedia 540 540 540 540 540 540 540 3.780 540 9 279

Waktu Istirahat 60 60 60 60 60 60 60 420 60 1 31


Waktu Kerja 480 480 480 480 480 480 480 3.360 480 8 248
Isi Bahan 10 10 9 12 11 11 9 72 10.28 0,17 5,27
Hambatan Bakar
yang tidak Breakdown 0 90 0 0 0 0 45 135 19,28 0,32 9,92
dapat Pindah lokasi 9 8 5 7 6 7 9 51 7,28 0,12 3,72
dihindari
Hujan 0 80 0 0 0 0 35 125 17,86 0,29 8,99
TerlambatMulai 4 7 5 4 6 5 7 38 5,43 0,09 2,79
Terlalu Cepat 10 9 10 8 5 15 14 71 10,14 0,17 5,27
Hambatan Istirahat
yang dapat Terlambat 15 12 17 16 15 16 15 106 15,16 0,25 7,75
dihindari mulai Setelah
Istirahat
Terlalu cepat 5 8 4 6 5 5 3 36 5,14 0,08 2,48
selesai

(Sumber : Pengolahan Data Penulis)

2. Distribusi Waktu Kerja Dump Truck Hino 500 FM 260 TI

Distribusi Waktu Kerja Dump Truck Hino 500 FM 260 TI


Hari Kerja (menit/hari)
Keterangan 1-ags- 2-ags- 3-ags- 4-ags- 5-ags- 6-ags- 7-ags- Total Rata-rata Jam/ Jam/
22 22 22 22 22 22 22 (menit) (menit/ hari bulan
hari)
Waktu Tersedia 540 540 540 540 540 540 540 3.780 540 9 279

Waktu Istirahat 60 60 60 60 60 60 60 420 60 1 31


Waktu Kerja 480 480 480 480 480 480 480 3.360 480 8 248
Isi Bahan 10 10 9 12 11 11 9 72 15,93 0,17 5,27
Hambatan Bakar
yang tidak Breakdown 30 90 0 0 0 0 60 180 25,71 0,43 13,33
dapat Pindah lokasi 9 8 10 7 6 10 9 51 8,43 0,14 4,34
dihindari
Hujan 0 80 0 0 0 0 35 125 17,86 0,29 8,99
TerlambatMulai 4 7 6 4 7 5 10 43 6,14 0,10 3,1
Terlalu Cepat 15 9 10 8 10 15 14 71 11,57 0,19 5,89
Hambatan Istirahat
yang dapat Terlambat mulai 15 12 17 16 15 18 20 113 16,14 0,27 8,37
dihindari Setelah Istirahat
Terlalu cepat 5 8 4 6 5 7 6 41 5,86 0,09 2,79
selesai

(Sumber : Pengolahan Data Penulis)

36
Lampiran 3. Perhitungan Efisiensi kerja

1. excavator

Wke = Wkt – (Wdh + Wtdh + Wr)


= 480 – (90,56)
Wke = 389,44
Eff = Wke/Wkt x 100%
= 389,44 / 480 x 100%
Eff = 81%
2. Dump Truck

Wke = Wkt – (Wdh + Wtdh + Wr)


= 480 – (107,39)
Wke = 372,61
Eff = Wke/Wkt x 100%
= 372,61 / 480 x 100%
Eff = 78%
Lampiran 4. Perhitungan Ketersedian Alat

1. Excavator Komatsu PC 200

W (Jam kerja efektif alat) = 217,2 jam/bulan

S (Jam standby alat) = 46,8 jam/bulan

R (Jam perbaikan alat) = 15 jam/bulan

1) Mechanical Availability (M.A)

x 100% = x 100% = 93 %

2) Use of Availability (U.A)

x 100% = x 100% = 82 %

3) Effective Utiliation (E.U)

x 100% = x 100% = 77 %

37
4) Physical Availability (P.A)

x 100% = x 100% = 94 %

2. Dump truck Hino 500 FM 260 TI

W (Jam kerja efektif alat) = 192,51 jam/bulan

S (Jam standby alat) = 55,49 jam/bulan

R (Jam perbaikan alat) = 31 jam/bulan

1) Mechanical Availability (M.A)

x 100% = x 100% = 86 %

2) Use of Availability (U.A)

x 100% = x 100% = 77 %

3) Effective Utiliation (E.U)

x 100% = x 100% = 69 %

4) Physical Availability (P.A)

x 100% = x 100% = 88 %

38
Lampiran 5. Perhitungan Cycle Time

1. Cycle Time Excavator

No Digging Swing isi Waktu tuang Swing kosong cycle time


1 8.58 7.37 4.32 6.23 26.5
2 7.51 6.29 3.36 4.53 21.69
3 6.3 9.84 3.65 7.94 27.73
4 9.63 6.09 6.69 5.5 27.91
5 8.3 5.65 5.24 6.68 25.87
6 7.12 6.22 6.51 5.4 25.25
7 8.88 5.23 7.11 5.48 26.7
8 6.47 4.48 5.28 4.1 20.33
9 7.89 7.21 3.57 6.85 25.52
10 8.62 4.33 6.2 4.34 23.49
11 6.31 5.4 3.88 6.25 21.84
12 5.73 5.62 6.16 4.59 22.1
13 7.59 6.38 3.21 7.71 24.89
14 8.48 5.34 5.35 5.65 24.82
15 7.36 7.4 6.12 7.53 28.41
16 9.75 5.56 5.6 8.31 29.22
17 5.37 4.87 4.29 6.05 20.58
18 6.51 5.19 3.38 5.62 20.7
19 6.2 6.27 4.43 7.55 24.45
20 6.6 5.37 3.41 5.43 20.81
21 7.11 8.41 4.31 3.66 23.49
22 7.68 6.43 5.37 5.19 24.67
23 6.42 4.77 4.29 6.37 21.85
24 8.52 5.38 6.38 4.94 25.22
25 7.75 6.22 3.47 6.14 23.58
26 8.38 7.88 5.18 5.28 26.72
27 6.87 5.63 7.21 5.4 25.11
28 8.79 4.45 3.36 6.38 22.98
29 7.93 6.15 6.43 4.93 25.44
30 7.73 4.39 5.79 5.56 23.47
Total 226.38 179.82 149.55 175.59 731.34
Rata-rata 7.54 5.99 4.98 5.85 24.36

(Sumber : Pengolahan Data Penulis)

Ctm = Tm1 +Tm2 +Tm3 +Tm4

= 7,54 + 5,99 + 4,98 + 5,85

= 24,36

39
2. Cycle Time Dump Truck

N0 Delay Emanuver kosong Waktu isi Hauling Maneuver dumping Dumping Back Cycle time
1 157.43 67.13 135.83 120.84 54.31 34.42 123.41 693.37
2 178.11 50.41 120.85 167.83 63.91 56.74 134.85 772.7
3 167.51 89.33 129.48 163.72 54.73 45.64 143.21 793.62
4 93.87 49.28 158.84 176.81 63.74 48.84 134.84 726.22
5 111 70.31 184.95 127.87 89.84 54.23 128.37 655.57
6 201.31 64.82 156.85 153.74 64.82 60.31 147.32 849.17
7 165.12 54.94 186.95 164.73 56.94 46.85 128.31 803.84
8 177.42 58.39 168.95 137.31 65.87 53.84 131.45 793.23
9 123.71 83.95 159.58 131.38 76.74 64.72 129.41 769.49
10 145.91 85.99 175.96 143.45 80.12 46.85 130.58 808.86
11 110 73.22 170.93 161.43 67.84 53.95 131.48 658.85
12 181.11 53.87 208.32 143.72 83.48 66.21 146.73 883.44
13 121.12 74.21 189.53 131.47 76.76 49.84 139.85 782.78
14 98.21 49.23 196.83 201.31 67.89 75.21 128.41 817.09
15 110 54.21 193.94 190.29 84.31 42.76 145.83 711.34
16 181.31 86.32 138.85 132.35 64.12 58.65 137.84 799.44
17 145.81 56.86 163.84 154.43 46.81 76.89 142.51 787.15
18 132.41 91.11 199.97 129.75 74.92 43.52 137.36 809.04
19 99.74 67.49 207.65 164.72 64.42 52.84 124.41 781.27
20 151.51 68.23 179.98 148.92 45.87 58.42 148.33 801.26
21 89.41 87.37 192.67 167.83 55.84 41.42 127.73 762.27
22 120 58.96 179.86 165.83 63.52 64.1 132.41 664.68
23 159.31 85.32 175.89 146.93 65.86 52.52 153.22 839.05
24 183.41 79.25 169.39 163.94 76.84 63.51 134.12 870.46
25 171.6 75.82 189.43 154.84 56.86 54.74 145.98 849.27
26 185.21 82.94 175.86 173.28 65.43 58.31 126.24 867.27
27 198.21 67.94 197.47 167.31 58.53 47.85 145.31 882.62
28 167.41 86.12 149.66 183.74 84.53 42.87 156.36 870.69
29 130 64.09 173.41 168.83 76.39 58.82 138.85 680.39
30 112 58.81 201.31 154.76 67.84 61.84 125.83 670.39
Total 3676.17 2095.92 5233.03 4693.36 2019.08 1636.71 4100.55 23454.82
Ratarata 122.54 69.86 174.43 156.45 67.30 54.56 136.69 781.83
(Sumber : Pengolahan Data Penulis)

40
Cta = Ta1 + Ta2 + Ta3 + Ta4 + Ta5 + Ta6

= 69,86 + 174,43 + 156,45 + 67,30 + 54,56 + 136,69

= 659,29

Lampiran 6. Perhitungan Swell Factor

Macam Material Swell factor


Bauksit 0,75
Tanah liat, kering 0,85
Tanah liat, basah 0,80-0,82
Batubara (antrasit –bituminus) 0,74
BijihTembaga 0,74
Tanah Biasa, kering 0,80
Tanah biasa, basah 0,85
Tanah biasa bercampur kerikil 0,90
Kerikil kering 0,89
Kerikil basah 0,88
Granit,pecah-pecah 0,56-0,67
Hematite,pecah-pecah 0,45
Bijihbesi,pecah-pecah 0,45
Batu kapur,pecah-pecah 0,57-0,60
Lumpur 0,83
Lumpur,sudahditekan 0,83
Pasir kering 0,89
Pasir basah 0,88
Serpih (shale) 0,75
Batu sabak 0.77
(Tenriajeng, 2003).

Jadi untuk nilai Swell factornya adalah 0,80

41
Lampiran 7. Perhitungan Fill Factor

No Material Fill Factor


1 Tanah lempung , lempung kepasiran 100-110%
2 Pasir atau kerikil 95-100%
3 Lempung keras, tanah keras 80-95%
4 Batu pecah baik 65-75%
5 Batu pecah jelek 40-50%
(Tenriajeng, 2003).

Fill Factor
Kb Real (Bcm) 1.05
Kb Munjung (Bcm) 1.1

FF = KB Real / KB Munjung x 100%


FF. (%) 0.95
(Sumber : Pengolahan Data Penulis)

Lampiran 8. Perhitungan Produktivitas Alat

1. Excavator Komatsu PC 200

- Produktivitas Alat gali muat (Q) = bcm/jam

- Kapasitas Bucket (Kb) = 1,1 m3

- Fill factor (Ff) = 0,95

- Swell Factor (Sf) = 0,80

- Efisiensi kerja (Eff) = 0,81


- Cycle Time (CT) = 24,36 detik
Maka perhitungan produktivitas untuk 1 unit excavator komatsu PC 200
adalah sebagai berikut :

Q =

Q=

Q = 100,07 Bcm/jam

42
Produksi = 100,07 x 7 x 31 = 21.715 bcm/bulan

2. Dump truck Hino 500 FM 260 TI

Jumlah pengisian bucket = 8 kali


Kapasitas bucket (Kb) = 1,1 m³
Swell factor (Sf) = 0,80
Fill factor (Ff) = 0,95
Efisiensi kerja (Eff) = 0,78
Cycle time (Cta) = 659,29 detik

Q=

Q=

Q = 28,48 bcm/jam x 4 = 113,92 bcm/jam

Produksi = 113,92 x 6,21 x 31 = 21.930 bcm/bulan

Lampiran 9. Perhitungan Match Factor

No Parameter Keterangan
1 Jumlah Alat Gali Muat (nM) 1

2 Jumlah Alat Angkut (nH) 4


3 Cycle Time Alat Gali Muat (Ctm) 24,36
4 Cycle Time Alat Angkut (Cta) 659,29

5 Jumlah Pengisian Bucket (n) 8


Maka didapatkan nilai Match Factornya adalah :

MF =

MF =

MF = 1,18

43
Perhitungan setelah perbaikan

Lampiran 10. Perhitungan Efisiensi Kerja (perbaikan)

1. excavator
Wke = Wkt – (Wdh + Wtdh + Wr)
= 480 – (58,69)
Wke = 421,31
Eff = Wke/Wkt x 100%
= 421,31 / 480 x 100%
Eff = 89%
2. Dump Truck
Wke = Wkt – (Wdh + Wtdh + Wr)
= 480 – (87,88)
Wke = 392,12
Eff = Wke/Wkt x 100%
= 392,12 / 480 x 100%
Eff = 85%
Lampiran 11. Perhitungan produktivitas alat (perbaikan)
1. Excavator Komatsu PC 200

- Produktivitas Alat gali muat (Q) = bcm/jam


- Kapasitas Bucket (Kb) = 1,1 m3
- Fill factor (Ff) = 0,95
- Swell Factor (Sf) = 0,80
- Efisiensi kerja (Eff) = 0,89
- Cycle Time (CT) = 24,36 detik
Maka perhitungan produktivitas untuk 1 unit excavator komatsu PC 200
adalah sebagai berikut :

Q =

Q=

Q = 109,96 Bcm/jam

44
Produksi = 109,96 x 7 x 31 = 23.861 bcm/bulan

2. Dump truck Hino 500 FM 260 TI

Jumlah pengisian bucket = 8 kali


Kapasitas bucket (Kb) = 1,1 m³
Swell factor (Sf) = 0,80
Fill factor (Ff) = 0,95
Efisiensi kerja (Eff) = 0,85
Cycle time (Cta) = 659,29 detik

Q=

Q=

Q = 31,04 bcm/jam x 4 = 124,16 bcm/jam

Produksi = 119,76 x 6,21 x 31 = 23.902 bcm/bulan

45

Anda mungkin juga menyukai