EMBER
Oleh :
Rahma Wati
NPM 18742049
Menyetujui,
Dr. Ninik Purbosari, S.Pi., M.Si Aldi Huda Verdian, S.Pi., M.Si
NIP : 197506162000032002 NIP : 199210212019031014
OLEH :
Rahma Wati
dibawah bimbingan Dr. Ninik Purbosari, S.Pi., M.Si sebagai Dosen Pembimbing I dan
Aldi Huda Verdian, S.Pi., M.Si sebagai Dosen Pembimbing II
Ikan gabus merupakan ikan yang mudah untuk dibudidayakan, memiliki daging yang
enak serta kandungan Albumin nya yang tinggi sangat baik untuk kesehatan, dan
mempercepat proses penyembuhan luka. Ikan gabus dapat hidup pada kondisi air yang
minim oksigen karena memiliki alat bantu pernafasan, sehingga dengan pemeliharaan di
dalam ember yang sempit ikan masih dapat bertahan hidup, selain itu pemeliharaan di dalam
ember dapat menjadi solusi bagi lahan yang sempit. Tujuan dari proyek mandiri ini untuk
mengetahui pertumbuhan panjang, pertumbuhan bobot, laju pertumbuhan harian dan tingkat
kelangsungan hidup ikan gabus (Channa striata) dalam media ember. Proyek mandiri
dilakukan selama 30 hari pemeliharaan dibulan Oktober-November 2020, di Perumahan
Nunyai Permai, Rajabasa, Bandar Lampung. Dengan padat tebar 1ekor/liter, sehingga total
yang dibudidayakan yaitu 50 ekor dengan volume air 50 liter. Metode pemberian pakan
secara at satiation. Hasil proyek mandiri ini menunjukan bahwa laju pertumbuhan panjang
harian berkisar 0,6-1,43%, pertumbuhan akhir dengan panjang rata rata 6,48cm/ekor dan
pertumbuhan bobot pada akhir pemeliharaan 1,52 gram/ekor. Sedangkan untuk tingkat
kelangsungan hidup (SR) diakhir pemeliharaan 90%.
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena berkat karunia-Nya lah penulis dapat membuat
Laporan Hasil Proyek Mandiri (PM) yang berjudul “Pemeliharaan Ikan Gabus (Channa
striata) Dalam Media Ember”, dan tak lupa sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan
untuk junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang kita nanti kan syafaat nya.
Dalam pembuatan Laporan Proyek Mandiri ini, tentu banyak yang telah membantu dan
memberi dukungan baik secara moril maupun materil. Untuk itu penulis ingin mengucapkan
Terimakasih kepada :
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Laporan Proyek
Mandiri. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
dari pembaca sehingga dapat menjadi acuan bagi penulis di masa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
1.2 Tujuan
Tujuan dari proyek mandiri ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan panjang,
pertumbuhan bobot, laju pertumbuhan harian dan untuk mengetahui Tingkat kelangsungan
hidup Ikan Gabus dalam media ember
1.3 Kerangka Berfikir
1.3.1 Masalah
1.3.2 Solusi
Budikdamber dapat menjadi solusi bagi kebutuhan gizi pada masyarakat, dan dapat
juga menjadi ketahanan pangan pada saat pandemi. Budidaya ikan di dalam ember tidak
memerlukan lahan yang luas, budidaya yang relatif mudah dan lebih efektif.
1.4 Konstribusi
Proyek Mandiri ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penulis dan
masyarakat umum terkait efektivitas budidaya ikan dalam ember dengan mengetahui
survival rate dan pertumbuhan Ikan Gabus (Channa striata)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Taksonomi ikan gabus menurut Courtenay dan Williams (2004), terdiri dari :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordate
Kelas : Pisces
Ordo : Perciformes
Familia : Channidae
Genus : Channa
Species : Channa striata
Ikan gabus pada umumnya memiliki tubuh berwarna coklat kehitam-hitaman, pada
bagian atas berwarna coklat muda dan dibagian perut berwana keputih-putihan, namun
sering kali menyerupain lingkungan sekitarnya. Ikan gabus sering kali dijuluki “Snake head”
karena memiliki kepala seperti ular agak pipih dan terdapat sisik besar diatas kepalanya.
Pada kepala bagian kanan sampai ujung ekor berwarna hitam kecoklatan dan agak kehijauan
dan pada sisi samping bercoret-coret tebal (striata).
Sirip punggung memanjang dengan sirip ekor membulat dibagian ujung. Ikan gabus
memiliki mulut yang lebar terminal dan gigi yang sangat tajam, (Andriyanto, 2009). Gufron
dan Kordi (2010) menyatakan bahwa ada dua jenih ikan gabus yaitu cepat tumbuh dan
lambat tumbuh. Ikan gabus yang cepat tumbuh biasanya hidup di sekitar danau memiliki
warna sisik abu-abu muda dan pada bagian dada berwarna putih keperakan.
Menurut Boyd (1981) dalam Rukmini (2013) kualitas air untuk keperluan budidaya
ikan adalah setiap perubah (variabel) yang mempengaruhi pengelolaan dan kelangsungan
hidup, perkembangbiakan, pertumbuhan dan produksi ikan.
1. Suhu air
Suhu air merupakan faktor terpenting dalam pemberian makanan. Pada suhu tinggi
ikan akan mencerna lebih banyak makanan dimana konversi makanan menjadi daging
dibanding pada suhu rendah (Zonneveld, 1991 dalam Rukmini 2013). Kordi (2011) dalam
Rukmini (2013) menyatakan ikan gabus mampu hidup pada perairan bersuhu > 24C
sedangkan < 24C ikan gabus masih dapat hidup.
2. Kadar Oksigen Terlarut (DO)
Ikan gabus masih dapat bertahan pada perairan yang kandungan oksigennya rendah,
yaitu kurang dari 5 ppm. Kalimantan Selatan, ikan gabus umumnya hidup di rawa-rawa yang
mempunyai kandungan oksigen terlarut antara 2,0 – 3,7 ppm. Kandungan oksigen terlarut
ideal ikan Gabus memiliki toleransi kurang dari 2 mg/L (Kordi, 2011 dalam Rukmini, 2013).
3.3.5 Penyiponan
Menurut Nursandi (2018), kegiatan penyiponan dilakukan selama 14 hari sekali, untuk
menghilangkan kandungan bahan organik didalam perairan. Penyiponan dilakukan dengan
mengambil 3-5 liter air atau 10% dari total keseluruhan air.
α=(
√ t ¿ −1 ¿ x
Lo
100.......... (III)
Keterangan :
Lt : Panjang rata-rata pada akhir pemeliharaan (g)
L0 : Panjang rata-rata pada awal pemeliharaan (g)
t : Waktu pemeliharaan (hari)
α : Laju pertumbuhan harian (%)
3.5.4 Kelangsungan Hidup (Survival rate)
Penghitungan kelangsungan hidup ikan menggunakan rumus menurut Effendie (1997) dalam
Saputra, et al.(2016) sebagai berikut :
Perhitungan survival rate
Nt
SR = x 100.......... (IV)
No
Keterangan :
SR : Tingkat kelangsungan hidup (%)
Nt : Jumlah benih pada akhir pemeliharaan (ekor)
No : Jumlah benih pada awal pemeliharaan (ekor)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data pertumbuhan rata rata panjang mutlak ikan gabus dalam setiap sampling 10 hari
sekali adalah sebagai berikut :
14.00
6,70±0,54
Pertumbuhan Panjang (Cm)
12.00
5,55±0,53
10.00
ember 40ekor/50liter
8.00 4,00±0,28 ember 50ekor/50liter
3,75±0,21
6,48±0,50
6.00 5,62±0,83
4.00 4,24±0,26
3,78±0,22
2.00
0.00
0 10 20 30
1.6
1,52±0,40
1.4
1,25±0,33
1.2
Pertumbuhan Bobot (g)
1 0,98±0,17
0.8 0,84±0,11
ember 50ekor/50liter
0.6 0,62±0,11 ember 40ekor/50liter
0,56±0,21 0,55±0,06
0,50±0,08
0.4
0.2
0
0 10 20 30
Waktu Pemeliharaan (Hari ke-)
3.5
2.85 3.23
Laju Pertumbuhan Harian (%)
2.5
2 1.99
1.43
1.5 1.15
50ekor/50liter
40 ekor/50 oiter
1
0.64
0.5
0 0
0 10 20 30
Waktu Pemeliharaan (Hari ke-)
Data pengontrolan kualitas air pada kegiatan proyek mandiri dapat dilihat pada tabel
dibawah :
Kolam Kolam
Parameter Pustaka
perlakuan kontrol
Suhu (0C) 27-30 27-30 27-300C ( Supandi et al,2015)
pH 6 6 6,68-6,97 (Nursandi,2018)
DO (mg/l) 5 5 4,5-5,5mg/l (Supandi et al 2011)
Amonia (mg/l) - 0-0,1 0-0,5 mg/l (Nursandi, 2018)
Kualitas air merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam suatu
kegiatan budidaya. Berdasarkan hasil pengukuran suhu air selama 30 hari pemeliharaan
0
masing masing berkisar 27-30 C pada kolam perlakuan dan kolam kontrol. Umum nya suhu
pada pagi hari lebih tinggi dibandingkan suhu pada sore hari. Rata rata suhu pada kolam A
dan B termasuk normal, hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Supandi et al,.
0
(2015), dimana suhu yang didapat pada penelitian yaitu 27-30 C.
pH merupakan indokator keasaman dan kebasaan air, pH perlu dipertimbangkan
karena memengaruhi metabolisme dan proses fisiologi benih Ikan Gabus (Channa striata).
Selama pemeliharan nilai pH media termasuk rendah dari penelitian yang dilakukan oleh
Supandi at all (2015), pH yang didapat yaitu 7,0. Rendahnya pH karena banyak nya
kandungan organik di dalam perairan. Namun pH yang rendah tidak terlalu berpengaruh
pada pertumbuhan ikan gabus di dalam media ember. Karena ikan gabus mampu hidup
dalam kualitas air yang rendah. Hal ini selaras dengan pendapat Juli Nursandi (2020), proses
respirasi dalam ekosistem akan meningkatkan jumlah karbondioksida sehingga pH menurun.
Selama pemeliharaan benih ikan gabus, nilai oksigen terlarut berkisar 5 mg/l untuk
kedua kolam perlakuan dan kontrol. Nilai kandungan oksigen terlarut di kedua kolam sudah
baik menurut Kordi, (2011) dimana ikan gabus mampu hidup pada perairan yang minim
oksigen yang mencapai kurang dari 2 mg/l, karena ikan gabus mampu mengambil oksigen
langsung dari udara dengan menyembulkan ke permukaan air yang merupakan alat
pernafasan tambahan bernama diverticula.
4.1.5 Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Gabus
Kelangsungan hidup suatu populasi ikan merupakan nilai persentase jumlah ikan yang
hidup dari jumlah yang ditebar dalam suatu wadah selama masa pemeliharaan tertentu
(Effendi, 1997).Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil kelangsungan hidup
pada ikan gabus dalam media ember dengan padat tebar 1 ekor/liter atau 50 ekor yaitu 90%
dan kolam kontrol dengan kepadatan 40 ekor, didapati hasil SR 93%. Kematian yang terjadi
pada ikan gabus terjadi pada 10 hari pertama pemeliaraan, dikarena kan gagal nya proses
adaptasi ikan pada kondisi air yang baru. Supandi et al., (2015), faktor yang menyebabkan
ikan gabus mengalami mortalitas adalah faktor alam dan pakan yang kurang disukai serta
mengalami stress pada benih ikan gabus. Namun hasil tingkat kelangsungan hidup ikan
gabus ini lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Supandi et al.,
(2015) yaitu 80%. Survival rate ini sangat baik. Menurut Hidayatullah et al., (2015)
menunjukan bahwa perbedaan padat tebar berpengaruh nyata terhadap tingkat kelangsungan
hidup.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil pemeliharaan ikan gabus dalam ember selama 30 hari menunjukan
pertumbuhan yang baik. Capaian pertumbuhan sebesar 5-6 cm sesuai dengan standar KKP
(2014) waktu selama 1 bulan dari ukuran 3-5 cm sampai mencapai ukuran panjang 5-7 cm.
Hal ini didukung dengan hasil yang didapat dari pertumbuhan panjang rata rata ikan gabus
pada kolam perlakuan yaitu 6,48 cm dan untuk kolam kontrol panjang rata-rata yaitu 6,7 cm.
5.2 Saran
Pada saat proses pemeliharaan lakukan penyiponan rutin agar bahan organik tidak
terlalu banyak didalam perairan, tambahkan tumbuhan air agar ikan gabus dapat lebih
nyaman, dan tidak terlalu terpapar oleh sinar matahari. Karena ikan gabus lebih nyaman di
tempat yang gelap.
DAFTAR PUSTAKA
Adang Saputra, L. S. (2017). Distribusi Nitrogen Dan Fosfor Pada Budidaya Ikan Gabus
(Channa striata) Dengan Aplikasi Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) Dan
Probiotik. Jurnal Riset Akuakultur, 12 , 10.
Ani Widiyati*)#, E. S. (2019). Penentuan Debit Air Optimal Dalam Pendederan Benih Ikan
Gabus Di Kolam Terpal. Jurnal Riset Akuakultur, 8.
Cindytia Prastari1 Sedarnawati Yasni1, M. N. (2017). Karakteristik Protein Ikan Gabus Yang
Berpotensi Sebagai Anti hiperglikemik. Journal Ipb, 11.
Dina Muthmainnah, S. N. (2012). Budidaya Ikan Gabus (Channa striata) Dalam Wadah
Keramba Di Rawa Lebak. Dina Muthmainnah Dkk, 5.
Dkk, D. M. (2012). Budidaya Ikan Gabus (Channa striata) Dalam Wadah Keramba Di Rawa
Lebak. Dina Muthmainnah Dkk, 5.
Erick Extrada1, F. H. (2013). Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan Benih Ikan Gabus
(Channa Striata) Pada Berbagai Tingkat Ketinggian Air Media Pemeliharaan. Jurnal
Akuakultur Rawa Indonesia, 12.
Gede Mulyadi, A. D. (2016). Pemeliharaan Ikan Gabus (Channa Striata) Dengan Padat
Tebar Berbeda Dalam Media Bioflok. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 16.
Harianti. (2011). Ikan Gabus (Channa Striata) Dan Kandungan Albumin Di Dalam Nya.
Jurnal Balik Diwa, 8.
Musllim, M. (2015). Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Gabus (Channa Striata). Fakultas
Pertanian Universitas Sriwijaya, 10.
Sasanti2, S. H. (2013). Kualitas Air, Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan Benih Ikan.
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(2) :192-202 (2013) , 11.
Sherinna Anisa Dewi Saputri, D. R. (2020). Budidaya Ikan Dalam Ember: Strategi Keluarga
Dalam Rangka Memperkuat Ketahanan Pangan Di Tengah Pandemi Covid 19. Jurnla
Ilmu Pertanian Tirtayasa, 8.
Tawar, B. P. (2014). Ikan Gabus Hasil Domestik. Kementerian Kelautan Dan Perikanan, 74.
Teguh Imam Supandi, U. M. (2015). Feeding Made With Different Protein Content On
Growtrh And Survival Rate (Channa Striata) Fingerlings. Laboratory Aquaculture
Of Thecnology, 9.
Windi Adi Putra1, A. D. (2015). Pemeliharaan Ikan Gabus (Channa Striata) Dan Ikan Nila
(Oreochromis Niloticus) Dengan Persentase Penebaran Yang Berbeda Pada Kolam
Terpal. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 12.
Lampiran 1. Gambar 7. Kegiatan sampling
Dokumentasi Kegiatan
Gambar 8. Penyiponan
Tabel 4
. Sampling Bobot Ikan Gabus Kolam A
Rumus α= (
√t ¿
Lo
-1)x 100
√
α= (
t ¿
Lo
-1)x 100
α= (
10
√ 4,24
3,78
-1)x 100
= 1,1210,1-1×100 =1,011-1×100
= 1,15%
√
α= (
t ¿
Lo
-1)x 100
10
α= (
√ 4
3,75
-1)x 100
=0,64 %
Laju Pertumbuhan Harian 2. Kolam A.
√
α= (
t ¿
Lo
-1)x 100
10
α= (
√ 5,62
4,24
-1)x 100
= 1,3250,1-1×100 = 1,028-1×100
= 2,85 %
√
α= (
t ¿
Lo
-1)x 100
10
α= (
√ 5,5
4
-1)x 100
= 1,3750,1-1×100 = 1,032-1×100
= 3,23%
√
α= (
t ¿
Lo
-1)x 100
10
α= (
√ 6,48
5,62
-1)x 100
= 1,1530,1-1×100 = 1,014-1×100
= 1,43%
Laju Pertumbuhan Harian 3. Kolam B
√
α= (
t ¿
Lo
-1)x 100%
10
α= (
√ 6,7
5,5
-1)x 100%
= 1,2180,1-1×100% =1,019-1×100%
= 1,99%
Nt
Rumus SR= ×100%
No
Nt
SR= ×100%
No
45
SR= ×100%
50
SR = 90%
Nt
SR= ×100%
No
37
SR= ×100%
40
SR= 93%
Lampiran 6. Pengukuran Kualitas Air
Suh
NO TANGGAL Parameter Pengamatan
u
(˚C)
Pagi Sore pH Do Amoniak
1 29/10/2020 27 28
2 30/10/2020 27 30
3 31/10/2020 28 30
4 1/10/2020 27 30
5 2/10/2020 29 30
6 3/10/2020 27 29
7 4/10/2020 27 30
8 5/10/2020 27 30
9 6/10/2020 28 30
10 7/10/2020 28 29
11 8/10/2020 27 30
12 9/10/2020 27 30
13 10/10/2020 28 29
14 11/10/2020 27 30
15 12/10/2020 28 30 6 5 0
16 13/10/2020 29 30
17 14/10/2020 27 30
18 15/11/2020 27 30
19 16/11/2020 28 30
20 17/11/2020 29 30
21 18/11/2020 27 30
22 19/11/2020 29 30
23 20/11/2020 28 30
24 21/11/2020 27 30
25 22/11/2020 27 30
26 23/11/2020 27 29
27 24/11/2020 27 29
28 25/11/2020 29 30
29 26/11/2020 29 30
30 27/11/2020 28 29 6 5 2,5 mg/l
Lampiran 7. Perhitungan Amonia
TAN = 0
pH =6
Suhu = 28
Amonia = 0069 × 0
= 0 mg/l
TAN = 1,5
pH =6
Suhu 28
= 0,01035 mg/l