Anda di halaman 1dari 5

1.

Beban Angin
Formulasi beban angin rencana pada dasarnya didapatkan dari kecepatan angin dasar yang kemudian
dikonversikan dengan faktor-faktor tertentu, seperti arah angin, faktor keutamaan bangunan, eksposur,
topografi, serta bentuk struktur menjadi tekanan atau gaya. Kecepatan angin dasar didapatkan pada
kecepatan tiupan angin dengan periode 3 detik pada ketinggian 10 m diatas permukaan tanah pada area
dengan Kategori Eksposur B. Berikut adalah tahapan mencari besaran beban angin pada bangunan kantor.
A. Langkah 1
Menentukan kategori risiko bangunan gedung atau struktur lain. Bangunan kantor ini termasuk pada
Kategori Risiko II yaitu kategori semua bangunan gedung dan struktur lain kecuali mereka terdaftar
dalam Kategori Risiko I, II, dan IV.
Tabel 2.3 Kategori Risiko Bangunan
Penggunaan dan Pemanfaatan Fungsi Bangunan Struktur Kategori Risiko
Bangunan gedung dan struktur lain yang merupakan risiko rendah I
untuk kehidupan manusia dalam kejadian kegagalan
Semua bangunan gedung dan struktur lain kecuali mereka teerdaftar II
dalam kategori risiko I, III, dan IV
Bangunan gedung dan struktur lain, kegagalan yang dapat III
menimbulkan risiko besar bagi kehidupan manusia.

Bangunan gedung dan struktur lain, tidak termasuk dalam


kategori risiko IV, dengan potensi untuk menyebabkan dampak
ekonomi substansi dan gangguan massa dari hari ke hari kehidupan
sipil pada saat terjadi kegagalan.

Bangunan gedung dan struktur lain tidak termasuk risiko


kategori IV (termasuk, namun tidak terbatas pada, fasilitas yang
manufaktur, proses, menangani, menyimpan, menggunakan, atau
membuang zat-zat seperti bahan bakar berbahaya, bahan kimia
berbahaya, limbah berbahaya, atau bahan peledak) yang
mengandung zat beracun atau mudah meledak dimana kuantitas
material melebihi jumlah ambang batas yang ditetapkan oleh pihak
yang berwenang dan cukup untuk menimbulkan suatu ancaman
kepada public
Bangunan gedung dan struktur yang dianggap sebagai fasilistas IV
penting.

Bangunan gedung dengan struktur lain, kegagalan yang dapat


menimbulkan bahaya besar bagi masyrakat.

Bangunan gedung dan struktur lain (termasuk, namun tidak terbatas


pada, fasilitas yang memproduksi, memproses, menangani,
menyimpan, menggunakan, atau membuang zat – zat berbahaya
seperti bahan bakar, bahan kimia berbahaya, atau limbah
berbahaya) yang berisi jumlah yang cukup dari zat yang sangat
beracun dimana kuantitas melebihi jumlah abang batas yang
ditetapkan oleh pihak yang berwenang dan cukup menimbulkan
ancaman bagi masyarakat jika dirilis.
Bangunan gedung dan struktur lain yang diperlukan untuk
mempertahankan fungsi dan Kategori Risiko IV struktur lainnya.
(Sumber: SNI-1727-2013)
B. Langkah 2
Menentukan kecepatan angin dasar, V. Kecepatan angin dasar, V, yang diperoleh adalah sebesar 7.2 m/s
berdasarkan data BMKG Kota Padang.
C. Langkah 3
Menentukan parameter beban angin. Pada tahap ini terdapat beberapa parameter yang harus ditentukan,
antara lain sebagai berikut:
1. Faktor arah angin, Kd
Tipe struktur adalah kantor yang merupakan bangunan Gedung, sebagai sistem penahan beban angin
utama
Kd = 0,85
Tabel 2.4 Faktor Arah Angin Kd
Tipe Struktur Faktor Arah Angin, Kd
Bangunan Gedung
Sistem Penahan Beban Angin Utama 0,85
Komponen dan Klading Bangunan Gedung 0,85
Atap Lengkung 0,85
Cerobong asap, tangki, dan stuktur yang sama
Segi empat 0,90
Segi enam 0,95
Bundaran 0,95
Dinding pejal berdiri bebas dan papan reklame pejal 0,85
berdiri bebas dan papan reklame terikat
Papan reklame terbuka dan kerangka kisi 0,85
Rangka batang menara
Segi tiga, segi empat, persegi panjang 0,85
Penampang lainnya 0,95
(Sumber: SNI-1727-2013)
2. Kategori eksposur
Diketahui bahwa kekasaran permukaannya adalah Kekasaran Permukaan B, yaitu daerah perkotaan dan
pinggiran kota, daerah berhutan, atau daerah lain dengan penghalang berjarak dekat yang banyak memiliki
ukuran dari tempat tinggal keluarga-tunggal atau lebih besar. Sesuai dengan kekasaran permukaan B dan
daerah Kota Padang yang berada di daerah lembah, maka didapatkan Eksposur B yaitu untuk bangunan
dengan tinggi rata-rata lebih besar dari 30ft (9,1m) dan berlaku bilamana kekasaran permukaan B berda
dalam arah lawan angin untuk jarak lebih besar dari 2.600 ft (792 m) atau 20 kali tinggi bangunan, pilih
yang terbesar.
Tabel 2.4 Kategori Kekerasan Permukaan
Kategori Penjelasan
B Daerah perkotaan dan pinggiran kota, daerah berhutan, atau daerah lain
dengan penghalang berjarak dekat yang banyak memiliki ukuran dari
tempat tinggal keluarga- tunggal atau lebih besar.
C Dataran terbuka dengan penghalang tersebar yang memiliki tinggi
umumnya kurang dari 30 ft(9,1m). Kategori ini mencangkup daerah
terbuka datar dan padang rumput.
D Area datar, area tidak terhalang dan permukaan air. Kategori ini berisi
lumpur halus,padang garam, dan es tak terputs.
(Sumber: SNI-1727-2013)
3. Faktor Topografi
Faktor topografi, Kzt di daerah sekitar bangunan kantor ini adalah bukit, dengan bukit memanjang 2-D.
Kzt = (1+K1K2K3)2
K1 = 1,3
Ι𝑥Ι
K2 = (1- )
𝜇𝐿ℎ
Ι20Ι
K2 = (1- )
1.5 𝑥 20
K2 = 0.33
K3 = 𝑒 −𝛾𝑧/𝐿ℎ
K3 = 𝑒 −3 𝑥 14/20
K3 = 0.12
Kzt = (1+1.3 x 0.33 x 0.12)2
Kzt = 1.105

4. Faktor efek tiupan angin, G


Untuk bangunan kaku atau struktur lainnya, faktor efek tiupan angin harus diambil sebesar 0,85

5. Klasifikasi ketertutupan
Klasifikasi ketertutupan bangunan kantor ini adalah sebagai Bangunan Tertutup.
Tabel 2.5 Klasifikasi Ketertutupan
Klasifikasi Ketertutupan Gcpi
Bangunan Gedung Terbuka 0.00
Bangunan Gedung Tertutup Sebagian +0.55
-0.55
Bangunan Gedung Tertutup +0.18
-0.18
(Sumber: SNI-1727-2013)

6. Koefisien tekanan internal, (GCpi)


Koefisien tekanan internal, GCpi, ditentukan berdasarkan klasifikasi ketertutupan bangunan, yaitu
Bangunan Gedung Tertutup dengan nilai GCpi adalah +0,18 dan -0,18 (tanda positif dan negatif
menandakan tekanan yang bekerja menuju dan menjauhi dari permukaan internal).
D. Langkah 4
Menentukan koefisien eksposur tekanan velositas, Kz atau Kh. Diketahui tinggi di atas elevasi tanah, z =
14 m (tinggi bangunan), zg = 365,76 m (untuk eksposur B), = 7,0. Koefisien eksposur tekanan velositas,
Kz, dapat ditentukan dari formula berikut:
𝑍 2
Kz = 2.01 (𝑍𝑔)𝛼
2
14
Kz = 2.01 (365.76)7
Kz = 0.79
Tabel 2.6 Koefisien Eksposur Tekanan Velositas Kz

(Sumber: SNI-1727-2013)

Tabel 2.7 Konstanta Eksposur Daratan

(Sumber: SNI-1727-2013)

E. Langkah 5
Menentukan tekanan velositas q atau qh. Tekanan velositas, q, dievaluasi pada ketinggian z harus
dihitung dengan persamaan berikut:
qz = 0.613 x Kz x Kzt x Kd x V2
qz = 0.613 x 0.79 x 1.105 x 0.85 x 27.22
qz = 23.61 N/m2

F. Langkah 6
Menentukan koefisien tekanan eksternal, Cp atau Cn. Nilai Cp diambil dengan ketentuan permukaan
dinding di sisi angin datang. Nilai Cp adalah sebesar 0,8.

Tabel 2.8 Koefisien Tekanan Dinding Cp

(Sumber: SNI-1727-2013)

G. Langkah 7
Menghitung tekanan angin, p, pada setiap permukaan bangunan gedung. Desain tekanan angin untuk
bangunan gedung dari semua ketinggian harus ditentukan persamaan berikut:
p = (qz x G x Cp) – (qi x Gcpi)
p = (23.61 x 0.85 x 0.8) – (23.61 x 0.18)
p = 76.8 – 20.35
p = 11.81 N/m2

Anda mungkin juga menyukai