Anda di halaman 1dari 55

KAPASITAS LENTUR DAN GESER

KOMPONEN BETON BERTULANG


SEBAGAI BAGIAN DARI (SPBL),
sesuai SNI 2847:2013
KAPASITAS LENTUR DAN GESER KOMPONEN BETON
BERTULANG SEBAGAI BAGIAN DARI (SPBL)
Desain Penulangan balok akibat momen lentur.
Desain Penulangan balok akibat Geser Balok.
Desain Pemutusan Tulangan Balok.
Desain Komponen pemikul lentur dan aksial (kolom)
Desain Pertemuan balok dan kolom.
PERSYARATAN DESAIN BETON
BERTULANG TERHADAP BEBAN GEMPA
Komponen Lentur Pada SRPMK,
A. Syarat dimensi penampang, sesuai SNI 2847:2013, pasal 21.5.1.2 s/d 21.5.1.4.
a) Gaya tekan aksial terfaktor Pu tidak lebih dari Ag.fc/10, (Pu Ag.f/10), pasal 21.5.1.1
b) Panjang bentang bersih Ln, harus lebih besar dari 4 kali tinggi efektifnya, pasal
21.5.1.2
c) Lebar penampang, bw, tidak kurang dari 0,3 kali tinggi penampang namun tidak
boleh diambil kurang dari 250 mm (bw  0.3h atau 250 mm) pasal 21.5.1.3
d) Lebar penampang, bw, tidak boleh melebihi lebar kolom pendukung ditambah
nilai terkcil dari lebar kolom atau ¾ kali dimensi kolom dalam arah sejajar
komponen lentur, pasal 21.5.1.4
 Persyaratan tulangan lentur sesuai SNI 2847:2013, pasal 21.5.2
a) Jumlah tulangan lentur baik sebelah atas maupun bawah penampang (As), tidak boleh
kurang dari, pasal 21.5.2.1

0.25 × 𝑓 ′ 𝑐
× 𝑏𝑤 × 𝑑
𝑓𝑦
≥ 𝐴𝑠 ≥ 0.025. 𝑏𝑤. 𝑑
1.4
× 𝑏𝑤 × 𝑑
𝑓𝑦
Sedikitnya harus disediakan dua buah tulangan menerus, baik sisi atas taupun sisi bawah
penampang.
b) Kuat lentur positif komponen struktur lentur pada muka kolom tidak boleh lebih keil dari
setengah kuat lentur negatifnya pada muka tersebut, pasal 21.5.2.2
1
𝜙𝑀𝑛 𝑘𝑖 ≥ 𝜙𝑀𝑛−𝑘𝑖 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 𝑘𝑖𝑟𝑖
+
2

1
𝜙𝑀𝑛+𝑘𝑎 ≥ 𝜙𝑀𝑛+𝑘𝑎 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
2
c) Sambungan lewatan tulangan lentur diizinkan hanya jika tulangan sengkang atau spiral
disediakan sepanjang panjang sambungan. Spasi tulangan transversal yang melingkupi
batang tulangan yang disambung lewatkan tidak boleh melebihi yang lebih kecil dari d/4
dan 100 mm. Sambungan lewatan tidak boleh digunakan: pasal 21.5.2.3
a) Dalam joint;
b) Dalam jarak dua kali tinggi komponen struktur dari muka joint; dan
c) Bila analisis menunjukkan pelelehan lentur diakibatkan oleh perpindahan lateral inelastis
rangka.
0.25 × 𝑓 ′ 𝑐 1.4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = × 𝑏𝑤 × 𝑑 atau × 𝑏𝑤 × 𝑑
𝑓𝑦 𝑓𝑦

𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0.025. 𝑏𝑤. 𝑑


Minimal 2 tulangan menerus
𝜙𝑀𝑛−𝑘𝑖 𝜙𝑀𝑛−𝑘𝑎

1 1
𝜙𝑀𝑛+𝑘𝑖 ≥ 𝜙𝑀𝑛−𝑘𝑖 𝜙𝑀𝑛+𝑘𝑎 ≥ 𝜙𝑀𝑛−𝑘𝑎
2 2
1
(𝜙𝑀𝑛+ 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜙𝑀𝑛− ) ≥ (𝜙𝑀𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑑𝑖 𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘
4
SKETSA PERSYARATAN TULANGAN LENTUR SRPMK
SAMBUNGAN LEWATAN DILETAKAN DI LUAR
DAEARAH YANG BERPOTENSI TERBENTUK
SENDI PLASTIS
SPIRAL ATAU
2h SENGKANG TERTUTUP

S  d/4 atau 100 mm

SKETSA PERSYARATAN SAMBUNGAN LEWATAN


SRPMK
Persyaratan tulangan transversal
(SNI 2847:2013 pasal 21.3.5)
Pada struktur rangka pemikul momen khusus SRPMK, sendi
plastis akan terbentuk pada ujung-ujung dari komponen
lentur. Lokasi tersebut harus didesain secara khusus untuk
memberi jaminan terhadap daktalitas komponen lentur.
Komponen transversal yang dipasang dengan detail yang
benar akan mampu memberikan kekangan lateral bagi
tulangan lentur dan memberikan sumbangan pada beton
untuk memikul gaya geser
 Persyaratan tulangan transversal pada SRPMK
 Sengkang harus dipasang pada daerah komponen struktur rangka sesuai (Gambar
S21.5.3) berikut, pasal 21.5.3.1

a) sengkang tertutup harus disediakan pada daerah hingga dua kali tinggi balok diukur dari
mukan tumpuan pada kedua ujung komponen struktur lentur, Selain itu sengkang tertutup
harus dipasang Sepanjang dua kali tinggi komponen struktur yang diukur dari muka
komponen struktur penumpu ke arah tengah bentang, di kedua ujung komponen struktur
lentur; Di Sepanjang yang sama dengan dua kali tinggi komponen struktur pada kedua sisi
suatu penampang dimana pelelehan lentur sepertinya terjadi dalam hubungan dengan
perpindahan lateral inelastis rangka.
b) Sengkang tertutup pertama harus ditempatkan tidak lebih dari 50 mm dari muka
komponen struktur penumpu. Spasi sengkang tertutup tidak boleh melebihi yang terkecil
dari, pasal 21.5.3.2
(a), (b), dan (c):
(a) d/4;
(b) 6db (6 kali diameter terkecil batang tulangan memanjang)
(c) 150 mm
c) Bila sengkang tertutup tidak diperlukan, sengkang dengan kait gempa pada, pasal 21.5.3.4
kedua ujung harus dispasikan dengan jarak tidak lebih dari d/2 sepanjang panjang
komponen struktur.
d) Sengkang pada komponen struktur lentur diizinkan terbentuk dari dua potong, pasal 21.5.3.6
Sengkang tertutup dapat terdiri dari dua buah tulangnan yaitu, sebuah sengkang yang
mempunyai kait gempa pada kedua ujungnya dan ditutup oleh pengikat silang. Pengikat
silang berurutan yang mengikat batang tulangan memanjang yang sama harus mempunyai
kait 90 derajatnya pada sisi komponen struktur lentur yang berlawanan.

2h

 d/2
50mm
 Gaya geser desain tulangan transversal untuk SRPMK, Ve, harus ditentukan dari peninjauan
gaya statis pada bagian komponen struktur antara muka-muka joint. Harus diasumsikan
bahwa momen-momen dengan tanda berlawanan yang berhubungan dengan kekuatan
momen lentur yang mungkin, Mpr, bekerja pada muka-muka joint dan bahwa komponen
struktur dibebani dengan beban gravitasi tributari terfaktor sepanjang bentangnya (Gambar
S21.5.4). Pasal 21.5.4.1
+ − −
qu +
𝑀𝑝𝑟 + 𝑀𝑝𝑟 𝑞𝑢 × 𝑙𝑛 𝑀𝑝𝑟 𝑘𝑖 𝑀𝑝𝑟 𝑘𝑎
𝑉𝑘𝑎 = −
𝑙𝑛 2
Goyang Ke
− + 𝑀+
𝑀𝑝𝑟 𝑝𝑟 𝑞𝑢 × 𝑙𝑛 Kiri
𝑉𝑘𝑖 = +
𝑙𝑛 2 𝑉𝑘𝑖 𝑉𝑘𝑎

+
𝑀𝑝𝑟
qu −
𝑀𝑝𝑟
𝑘𝑖 𝑘𝑎

Goyang Ke
Kanan

𝑉𝑘𝑖 𝑉𝑘𝑎
 Dimana
 Vki, Vka = gaya geser rencana pada ujung kiri dan kanan komponen struktur lentur.
 Mpr = kuat momen lentur di ujung balok yang ditentukan dengan menganggap kuat
Tarik tulangan memanjang sebesar minimum 1,25 fy dan fektor reduksi  = 1
 Ln = panjang bentangan bersih komponen struktur lentur.
 qu = beban merata terfaktor (qu = 1.2D + 1.6L)
 Besarnya nilai Mpr, dapat dihitung dengan mengunakan persamaan
𝑎
𝑀𝑝𝑟 = 𝐴𝑠 × 1,25. 𝑓𝑦 × 𝑑 −
2
𝐴𝑠 × 1,25. 𝑓𝑦
𝑎=
0,85 × 𝑓𝑐′ × 𝑏
Tulangan transversal
 Tulangan transversal sepanjang panjang yang diidentifikasi dalam 21.5.3.1 harus
diproporsikan untuk menahan geser dengan mengasumsikan Vc = 0 bilamana keduanya (a)
dan (b) terjadi: pasal 21.5.4.2
(a)Gaya geser yang ditimbulkan gempa yang dihitung sesuai dengan 21.5.4.1 mewakili
setengah atau lebih dari kekuatan geser perlu maksimum dalam panjang tersebut;
(b) Gaya tekan aksial terfaktor, Pu, termasuk pengaruh gempa kurang dari Ag.f’c/20
CONTOH
 Rencanakan balok AB pada lantai ketiga dari struktur portal suatu gedung. Bangunan merupakan
struktur rangka beton bertulang pemikul momen khusus yang difungsikan sebagai rumah sakit,
berlokasi pada daerah dengan nilai Ss = 1,5 dan S1 = 0,6 serta kelas situs SB. Data lain yang
dikethui adalah :
 Material
a) Mutu beton f’c = 25 Mpa
b) Mutu baja fy = 400 Mpa
 Ukuran penampang
a) Balok, 450 x 650 mm
b) Kolom, 600 x 600 mm
c) Tebal pelat lantai = 150 mm
 Beban
a) qd = 20 kN/m’
b) ql = 15 kN/m’
 Dari hasil nalisa struktur dan kombinasi benan maksimum telah dilakukan diperoleh momen
maksimum pada balok AB, adalah sebasar
Tumpuan negative Mu- = 588,50 kNm
Tumpuan positif Mu+ = 303, 07 kNm
Lapangan Mu = 138, 31 kNm
a) Periksa persyaratan umum untuk komponen lentur bagian dari SRPMK:
Ln ≥ 4d
D = h – selimut beton – diameter sengkan – db/2
D = 650 – 40 – 10 – 25/2 = 587,5 mm
Ln = 9000 – 600 = 8400 mm  4d ( 4 x 587.5 = 2350 mm )…………………………………..oke
b) Bw ≥ 0,3h atau 250 mm
Bw ≥ 450 mm  250 mm ………………………………………………………………………….oke
0,3h = 0,3 x( 650 ) = 195 mm  bw = 450 ……………………………………………………...oke
c) Lebar penampang, bw, tidak boleh melebihi lebar kolom ditambah jarak tiap sisi kolom yang
sama atau lebih kecil dari nilai terkecil antara lebar kolom atau ¾ kali tinggi kolom, maka
Bw = 450 mm < 600 + 2 x (3/4 x 600) = 1500 mm ……………………………………………oke
4. PERENCANAAN ELEMEN PRIMER BALOK Momen maksimum yang terjadi pada Balok Lantai I
4.I. DATA PERENCANAAN - Mu- maks tumpuan = 55850.00 kg.m
4.1.1 Muru Material - Mu+ maks tumpuan = 30307.00 kg.m
fy = 400 Mpa fy = 400 Mpa, (Tulagan Logitudinal) 13831.00 kg.m
- Mu maks lapangan =
fy = 240 MPa fy = 240 Mpa, (Tulangan Sengkang)
Momen maksimum yang terjadi pada Ring Balok
f'c = 25 MPa
- Mu- maks tumpuan = 736.10 kg.m
Es = 200000 Mpa
Bj.btn = 24 kN/m3 - Mu+ maks tumpuan = 368.05 kg.m
Kategori Gedung Asrama Mahasiswa Pegunungan Bintang - Mu maks lapangan = 238.34 kg.m
4.2. Beban Hidup
Lantai Tipical = 359 kg/m2 - Perhitungan Tulangan Tumpuan BALOK UTAMAA
Lantai Atap = 100 kg/m2 Mu maks tumpuan = 55850.0 kg.m = 558500000 N.mm
4.3. Beban Mati Mu 558500000
Spesi = 21 kg/m2 Mn = = = 620555556 N.mm
Ø 0.90
Keramik = 25 kg/m2
Koefisien tahanan Rn :
Plafon + Pengantung = 18 kg/m2
Plumbing = 30 kg/m2 Mn 620555555.56
Rn = 2
= = 3.26 N/mm2
Berat Dinding = 1700 kg/m2 b.d 450 x 597.5^2
4.4. Dimensi Komponen Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) : Rn = ρ x fy x ((1 - 0.59 (ρ x fy / f'c))
Balok Induk = 450 x 650 mm = ρ x 400 x ((1 - 0.59 (ρ x 400 / 25))
Balok Anak = 200 x 300 mm 3.26 = 400 ρ - 3776 ρ^2
Tebal Lantai Typical = 130 mm = 3776.ρ^2 - 400.ρ + 3.26.c = 0
Tebal Tangga = 170 mm Nilai ρ diselesaikan dengan menggunakan rumus ABC
Kolom 35/35 = 350 x 350 mm
ρ1 = 0.097023

PERENCANAAN BALOK PORTAL.EV10, A10-H10 (ARAH X) ρ2 = 0.008909


Pembatasan nilai ρ :
0.85 f'c. β1 600 0.85 x 25 x 0.85 600
ρb = x = x
fy 600 + fy 400 600 + 400
= 0.02709375 Mpa
ρmaks = 0.75 x ρb = 0.75 x 0.02709 = 0.02032
ρmin = 1.4 / fy = 1.4 / 400 = 0.00350
penentuan rasio tulangan = jeka ρmin < ρperlu < rmax, maka diambil ρperlu, jika tidak maka diambil rmin
= 0.0035 > 0.00891 < 0.02032 oke
Ambil ρ = 0.00350
Luas Tulangan :
As = ρ xb xd = 0.00891 x 450 x 597.5
= 2395.4371 mm2
Gunakan Tul 7 Ø 25 As aktual = 3436.1170 mm2

Hitung nilai ρ akibat As aktual


As 3436.12
ρ = = = 0.0127796 < ρb (OK)
b.d 450 x 597.5
Lengan Momen :
GAMBAR PORTAL ELV.1, BALOK B33, ARAH Y As x fy 3436.12 x 400
a = = = 143.7 mm
0.85 x f'c x b 0.85 x 25 x 450
Maka, momen nominal :
Mn = As x fy x ( d - a/2)
= 3436.12 x 400 x ( 597.5 - 143.73/2 )
= 722455276.57 N.mm
ϕMn = 0.9 x 722455276.57 = 650209748.9 N.mm
Jadi, 650209748.91 N.mm > 558500000 N.mm ...........OK
Untuk tulangan tekan As' : - Perhitungan Tulangan Lapangan BALOK UTAMA Maka, momen nominal :
Mu 303070000.00 Mu - = 13831.00 Kg.m = 138310000 N.mm Mn = As . fy ( d - a/2)
2
As' = = = 1570.71780 mm
0.9 x fy ' x (d - d') 0.9 x 400 x (597.5 - 30) Cek apakah balok didesain sebagai balok T. = 1472.62 x 400 x (597.5 - 61.6/2)
bf = 333813896.82 N.mm
Gunakan Tul 4 Ø 25 As'aktual = 1963.50 mm2
hf Asumsi α=hf = 130 mm ϕMn = 0.90 x 333813896.82 = 300432507.1 N.mm
h = 650 mm Jadi, 300432507.14 N.mm > 138310000 N.mm ...........OK
Cek apakah tulangan tekan dan tarik leleh atau belum. h bw = 450 mm Untuk tulangan tekan dipakai 0.5 luas tulangan tarik dan minimal 2 tulangan menerus :
(As - A's) fy (3436.12 - 1963.5) x 400) d = 598 mm
α = = = 61.6 mm As' = 0.5 x As = 0.5 x 1472.62 = 736.31 mm2
0.85 fc' b 0.85 x 25 x 450 Mu 138310000.0
bw As = = Gunakan Tul. 2 Ø 25 , As'aktual = 981.75 mm2
Tulangan tekan leleh jika, Ø x fy (d - α/2) 0.9 x 400 x (597.5 - (130 / 2 ))
600 d' Cek apakah tulangan tekan dan tarik leleh atau belum.
α ≤ β1 x → 61.60 < 76.5 (sudah leleh) = 721 mm2
600 - fy (As - A's) fy (1472.62 - 981.75) x 400)
As 721.49 α = = = 20.5 mm
Tulangan tarik leleh jika, ρ = = 0.85 fc' b 0.85 x 25 x 450
b.d 450 x 597.5
600 d' Tulangan tekan leleh jika,
α ≥ β1 x → 61.60 > 15.3 (Belum leleh) = 0.002683373
600 + fy 600 d'
α =
As x fy
=
721.49 x 400
= 30.2 mm < hf = 130 mm α ≤ β1 x → 20.53 < 76.5 (sudah leleh)
Periksa daktalitas penampang 600 - fy
0.85 x f'c x b 0.85 x 25 x 450
Hitung nilai a : Tulangan tarik leleh jika,
2
Desain balok sebagai balok biasa.
(0.85 x f'c x b) a + (600.A's - As.fy) a - (600.A's.β1.d') = 0 138310000 N.mm
600 d'
Mu maks lapangan = α ≥ β1 x → 20.53 > 15.3 (Sudah leleh)
Dengan memakai persamaan kuadrat nilai a dapat dicari yaitu: 600 + fy
Mu 138310000
A = 0.85 x f'c x b = 0.85 x 25 x 450 = 9562.500 Mn = = = 153677778 N.mm
Ø 0.90
B = 600.A's - As.fy = (600 x 1963.5) - (3436.12 x 400) = -196349.541 Periksa daktalitas penampang
Koefisien tahanan Rn :
Hitung nilai a :
C = - 600.A's.β1.d' = - 600 x 1963.5 x 0.85 x 30 = -30041479.750 Mn 153677777.78 2
2 Rn = = = 0.957 N/mm
2 (0.85 x f'c x b) a + (600.A's - As.fy) a - (600.A's.β1.d') = 0
- B ± √(B - 4AC) b.d
2 450 x 597.5^2
α = Dengan memakai persamaan kuadrat nilai a dapat dicari yaitu:
2A Rn = ρ x fy x ((1 - 0.59 (ρ x fy / f'c)) A = 0.85 x f'c x b = 0.85 x 25 x 450 = 9562.500
α = 67.24907 = ρ x 400 x ((1 - 0.59 (ρ x 400 / 25)) B = 600.A's - As.fy = (600 x 981.75) - (1472.62 x 400) = 0.000
Hitung ab : 0.96 = 400 ρ - 3776 ρ^2
C = - 600.A's.β1.d' = - 600 x 981.75 x 0.85 x 30 = -15020739.875
600 600 = 3776.ρ^2 - 400.ρ + 0.96.c = 0
αb = β1.d x x = 304.73 - B ± √(B2 - 4AC)
600 + fy 600 + 400 α =
Syarat daktalitas penampang yaitu, Nilai ρ diselesaikan dengan menggunakan rumus ABC 2A
ρ1 = 0.103484 α = 39.63327
α < 0.75αb → 67.25 < 228.544 .........OK
ρ2 = 0.002448 Hitung ab :
Hitung resultan gaya-gaya Internal : Pembatasan nilai ρ : 600 600
αb = β1.d x x = 304.73
β1 . d' 0.85 f'c. β1 600 0.85 x 25 x 0.85 600 600 + fy 600 + 400
Cs = As'.εcu .Es 1- ρb = x = x Syarat daktalitas penampang yaitu,
α fy 600 + fy 400 600 + 400
0.85 x 30 = 0.02709375 Mpa α < 0.75αb → 39.63 < 228.544 .........OK
= 1963.5 x 0.003 x 200000 x 1-
67.25 ρmaks = 0.75 x ρb = 0.75 x 0.02709 = 0.02032
= 585072.82 N Hitung resultan gaya-gaya Internal :
ρmin = 1.4 / fy = 1.4 / 400 = 0.00350
CC = 0.85 x f'c x α x b β1 . d'
penentuan rasio tulangan = jeka ρmin < ρperlu < rmax, maka diambil ρperlu, Cs = As'.εcu .Es 1-
α
= 0.85 x 25 x 67.25 x 450 jika tidak diambil rmin = 0.0035 < 0.00245 < 0.02032 oke
0.85 x 30
= 643069.20 N Ambil ρ = 0.00350 = 981.75 x 0.003 x 200000 x 1-
Hitung momen nominal : 39.63
Luas Tulangan :
= 589048.62 N
Mn = Cc . (d - a/2) + Cs . (d - d') As = ρ xb xd = 0.0035 x 450 x 597.5
CC = 0.85 x f'c x α x b
= 643069.2 x (597.5 - 67.25/2) + 585072.82 x (597.5 - 30) = 941.0625 mm 2

= 694639770.0 N.mm
= 0.85 x 25 x 39.63 x 450
Gunakan Tul. 3 Ø 25 As aktual = 1472.6216 mm2 = 378993.17 N
ϕMn > Mu ada → 694639770.03 N.mm > 620555555.56 N.mm .......OK Hitung nilai ρ akibat As aktual Hitung momen nominal :
As 1472.62 Mn = Cc . (d - a/2) + Cs . (d - d')
ρ = = = 0.005477 < ρb (OK)
b xd 450 x 597.5 = 378993.17 x (597.5 - 39.63/2) + 589048.62 x (597.5 - 30)
Lengan Momen : = 326774723.4 N.mm
As . fy 1472.62 x 400 ϕMn > Mu ada → 326774723.36 N.mm > 138310000 N.mm .......OK
a = = = 61.600
0.85 . f'c . b 0.85 x 25 x 450
 Periksa persyaratan untuk tulangan lentur
 Persyaratan terhadap luas tulangan minimum dan maksimum
 As min = 1,4/fy x bw x d = 1,4/400 x 450 x 587,5 = 925,31 mm2
 As maks = 0,025 x bw x d = 0,025 x ( 450 x 587,5 ) = 6609 mm2
 Disetiap potongan penampang balok kedua syarat ini sdh terpenuhi
 Kuat lentur positif pada muka kolom ≥ ½ kuat lentur negative pada muka tersebut;
 Mn+ ( 385,62 kNm ) > ½ Mn- =( ½ x 636,86 = 318,43 ) ……………………………………….oke
 Mn+ atau Mn- ≥ ¼ ( Mn terbesar di setiap titik)
 Mn = 200,04 kNm > ¼ x 636,86 = ( 159,22 kNm)………………………………………………oke
 Perhitungan kebutuhan tulangan transferal
Gayageser rencana dihitung berdasarkan persamaan
− + 𝑀+
𝑀𝑝𝑟 𝑝𝑟 𝑞𝑢 × 𝑙𝑛
𝑉𝑘𝑖 = +
𝑙𝑛 2
+ + 𝑀−
𝑀𝑝𝑟 𝑝𝑟 𝑞𝑢 × 𝑙𝑛
𝑉𝑘𝑎 = −
𝑙𝑛 2
 Nilai Mpr dihitung sebagai berikut
 Untuk tulangan 7D25 di sisi atas

𝐴𝑠 × 1,25. 𝑓𝑦 7 490 × 1,25 × 400


𝑎= = = 179,35 𝑚𝑚
0,85 × 𝑓𝑐′ × 𝑏 0,85 × 25 × 450
𝑎 179,35
𝑀𝑝𝑟 = 𝐴𝑠 × 1,25. 𝑓𝑦 × 𝑑− = 7 × 490 × 1,25 × 400 × 587,5 − = 853769875 𝑁𝑚𝑚
2 2
 Untuk tulangan 4D25 di sisi bawah

𝐴𝑠 × 1,25. 𝑓𝑦 4 × 490 × 1,25 × 400


𝑎= = = 102,48 𝑚𝑚
0,85 × 𝑓𝑐′ × 𝑏 0,85 × 25 × 450
𝑎 102,48
𝑀𝑝𝑟 = 𝐴𝑠 × 1,25. 𝑓𝑦 × 𝑑− = 4 × 490 × 1,25 × 400 × 587,5 − = 525534800 𝑁𝑚𝑚
2 2
 Dengan qu = 1,2 qd + 0,5 ql = 1,2 x 20 + 0,5 x 15 = 31,5 kN/m, maka
− + 𝑀+
𝑀𝑝𝑟 𝑝𝑟 𝑞𝑢 × 𝑙𝑛 853,77 + 525,53 31,5 × 8,4
𝑉𝑘𝑖 = + = + = 296,50 𝑘𝑁
𝑙𝑛 2 8,4 2
+ + 𝑀−
𝑀𝑝𝑟 𝑝𝑟 𝑞𝑢 × 𝑙𝑛 525,53 + 853,77 31,5 × 8,4
𝑉𝑘𝑎 = − = − = 31,9 𝑘𝑁
𝑙𝑛 2 8,4 2
 Gaya geser maksimum yang ditimbulkan oleh beban gampa adalah
− +
𝑀𝑝𝑟 + 𝑀𝑝𝑟 853,77 + 525,53
𝑉𝑘𝑖 = = = 164,2 𝑘𝑁
𝑙𝑛 8,4
 Dimana nilai ini lebih besar dari 50% gaya geser total = ½ x 296,5 kN = 148, 25 kN
Sehingga Vc dapat diambil = 0
 Vu = Vs + Vc = Vs + 0
𝑉𝑢 296,5
𝑉𝑠 = = = 395,33 𝑘𝑁
𝜙 0,75
Vs = 395,33 kN < 0,66 × 𝑓 ′ 𝑐 × 𝑏𝑤 × 𝑑 = 775,5 𝑘𝑁 … … … … … … … … … … … … … … … … … 𝑜𝑘𝑒
Penampang mencukupi jika dipakai sengkang tertutup dengan diameter 10 mm (3 kaki ),
maka jarak antar sengkang s, adalah
𝐴𝑠 × 𝑓𝑦 × 𝑑 3 × 78,5 × 400 × 587,5
𝑠= = = 139,99 𝑚𝑚
𝑉𝑠 395,33
Jarak maksimum sengkang tertutupsejarak 2h ( 2 x 650 = 1300 mm) tidak boleh melebihi nilai
terkecil dari
d/4 = 587,4/4 = 146,88 mm
6db = 6 x (25) = 150 mm
150 mm
 Sehingg dapat dipasang sengkang tertutup 3D10 – 125 mm hinga sepanjang 1200 mm dari
muka tumpuan, dan sengkang tertutup pertama dipasang sejarak 50 mm dari muka
tumpuan.
 Pada jarak 1,2 meter dari muka tumpuan higga ke bagian lapangan, bekerja gaya geser
sebesar
 Vu = 296,5 – 31,5 x 1,2 = 258,7 kN
𝑉𝑐 = 0,17 × 𝜆 × 𝑓 ′ 𝑐 × 𝑏𝑤 × 𝑑 = 0,17 × 1 × 25 × 450 × 587,5 = 224718,75N
𝑉𝑢 258,7
𝑉𝑠 = − 𝑉𝑐 = − 224718,75 = 120214,58 < 0,33 × 𝑓 ′ 𝑐 × 𝑏𝑤 × 𝑑 = 387750 𝑁
𝜙 0,75
 Jika digunakan db = 10 mm, maka jarak ditentukan dari nilai yang terkecil antara:
S1 = Av x fyt x d / Vs = 157 x 400 x 587,5 / 120214,58 = 306,91 mm
S2 = d/2 = 587,5 / 2 = 293,75 mm
S3 = Av x fyt / 0,35 x bw = 175 x 400/ (0,35 x 450) = 398,73 mm
S4 = 600 mm
 Jadi dipilih, s = 250 mm dipasang D10 – 250 mm
SKETSA DESAIN TULANGAN

7D25 A 2D25 B A 7D25

50 mm 4D25 A 2D25 B A 4D25


3D 10 -125 D10 - 250 3D10 - 125
1200mm 5900 mm 1200 mm
8400 mm
9000 mm

7D25 2D25 7D25

3D10 - 125 mm 2D10 - 250 mm 3D10 - 125 mm

650 mm 650 mm 650 mm

4D25 2D25 4D25

400 mm 400 mm 400 mm


POTONGAN A-A POTONGAN B-B POTONGAN A-A
Komponen Pemikul Lentur Dan Gaya
Aksial Pada Srpmk (KOLOM)
 Persyaratan Umum (SNI 2847 2013 Pasal 21.6)
Komponen struktur yang memikul lentur dan gaya aksial (kolom) yang
diakibatkan oleh beban gempa, serta aksial terfaktor yang bekerja
melebihi Ag.f’c/10, harus memenuhi persyaratan ukuran penampang
sebagai berikut
a)Ukuran penampang terkecil, diukur pada garis lurus yang melalui
titik pusat geometris penampang, tidak kurang dari 300 mm
b)Perbandingan antara ukuran terkecil penampang terhadap ukuran
dalam arah tegaklurus tidak kurang dari 0,4
 Persyaratan tulangan lentur ( SNI 2847 2013 Pasal 21.6.1)
 Kuat lentur dari suatu kolom harus memenuhi persyaratan
6
෍ 𝑀𝑛𝑐 ≥ ෍ 𝑀𝑛𝑏
5

Dengan
Mnc = jumlah kuat lentur nominal kolom yang merangka pada suatu hubungan balok
kolom (HBK). Kuat lentur kolom harus dihitung untuk gaya aksial terfaktor yang sesuai
dengan arah gaya-gaya lateral yang ditinjau yang menghasilkan nilai-nilai kuat lentur yang
terkecil.
Mnb = jumlah kuat lentur nominal balok yang meranka pada satu hubungan balok kolom
(HBK)
Pendekatan ini disebut sebagai konsep kolom kuat-balok lemah (strong column-weak
beam), dengan konsep ini berarti kolom tidak boleh gagal terlebih dahulu sebelum balok.
Sehinga rasio tulang harus dipilih antara 0,01  rg  0,06.
Mnc a Mnc a

Mnb ka Mnb ki

Mnb ki Mnb ka

Mnc b Mnc b

(Mnc a + Mnc b)   ( Mnb ki + Mnb ka)


 Persyaratan tulangan transversal ( SNI 2847 2013, pasal 21.6.4)
 Kolom harus di detai dengan baik untuk menghasilkan daktalitas yang
cukup terutama saat mulai terbentuknya sendi plastis akibat beban
gempa pada daera sendi plastis kolom ( sepanjang Lo dari muka
hubungan balok kolom di kedua ujungnnya) harus ada tulangan
transversal yang cukup, panjang Lo tidak kurang dari
a)Tinggi penampang komponen struktur pada muka hubungan balok
kolom atau pada sekmen yang memiliki potensi terjadinya lentur
b)1/6 dari bentang bersih komponen struktur
c) 450 mm
 Selain itu ada beberapa persyaratan terkait tulangan transversal pada komponen struktur
kolom yaitu
a) Rasio volumetric tulangan spiral, rs tidak boleh kurang dari.
𝑓′𝑐
0,12
𝑓𝑦𝑡
𝜌𝑠 ≥
𝐴𝑔 𝑓′𝑐
0,45 −1 ×
𝐴𝑐ℎ 𝑓𝑦𝑡
Dengan
fyt = kuat luluh tulangan transversal
Ag = Luas Penampang Bruto dari kolom
Ach = Luas Inti Kolom yang dikelilingi tulangan spiral, diukur hingga ke diameter terluar
tulangan spiral
b) Luas total penampang sengkang tertutup persegi tidak kurang dari

𝑠 × 𝑏𝑐 × 𝑓′𝑐 𝐴𝑔
0,3 × × −1 Dengan
𝑓𝑦𝑡 𝐴𝑐ℎ S = jarak antara tulangan transversal
𝐴𝑠ℎ ≥ bc = ukuran inti penampang diukur tegak lurus terhadap kaki sengkang Ash
𝑠 × 𝑏𝑐 × 𝑓′𝑐
0,09 ×
𝑓𝑦𝑡
c) Jika tebal selimut beton di luar tulangan transversal melebihi 100 mm, meka perlu dipasang
tulangan transfersal tambahan dengan jarak tidak lebih dari 300 mm, tebal selimut di luar
tulangan transversal tidak boleh melebihi 100 mm
d) Jarak tulangan transversal pada daerah sepanjang lo, harus diambil tidak melebihi nilai
terkecil dari
- ¼ x dimensi terkecil komponen struktur
- 6 x diameter tulangan memanjang
350−ℎ𝑥
- 100 𝑚𝑚 ≥ 𝑠𝑜 = 100 + ≥ 150 𝑚𝑚
3

Besar hx merupakan jarak antara pengikat silang atau kaki sengkang dalam suatu penampang
melintang komponen struktur, yang tidak boleh diambil lebih dari 350 mm, seperti pada gambar
serta Ash dan bc seperti persamaan di atas
e) Diluar daerah sepanjang lo dari hubungan balok kolom jarak sengkang tertutup diambil tidak
melebihi nilai terkecil antara 6 x diameter tulangan longitudinal atau 150 mm, sedangkan
untuk tulangan spiral jarak antara lilitan diambil tidk lebih dari 75 mm, namun tidak perlu
kurang dari nilai terkecil dari 25 mm atau 4/3 x ukuran agregat terbesar.
f) Tulangan transversal harus didesai untuk memikul gaya geser rencana Ve, yang ditentukan
mengunakan momen maksimum, Mpr dari komponen struktur tersebut yang terkait dengan
rentang beban-beban aksial terfaktor yang bekerja, Pu
Dua pengikat silang yang mengikat tulangan
longitudinal yang sama harus mempunya kait
90o yang dipasang selang seling

Ukuran Xi, diukur dari as ke as kaki sengkang


tidakboleh melebihi 350 mm, nilai hx dalam
persamaan diambil dari nilai Xi yang terkecil

𝑀𝑝𝑟𝑐 𝑎 + 𝑀𝑝𝑟𝑐 𝑏
𝑉𝑒 =
𝑙𝑐

Indeks a dan b menyatakan sisi atas dan bawah dari kolom yang ditinjau sedangkan lc,
adalah panjang dari kolom tersebut, gaya geser rencana tersebut tidak perlu lebih
besar daripada gaya geser rencana maksimum, Mpr, dari komponen struktur balok
yang merangka pada hubungan balok kolom tersebut, gaya geser rencana Ve, tidak
boleh lebih kecil dari geser tervaktor yang dihasilkan melalui perhitungan Analisa struktur
f) Tulangan sepanjang lo dapat direncanakan untuk memikul gaya geser rencana
Ve, dengan menganggap Vc = 0
- Gaya geser akibat gempa yang dihitung sesui dengan Mpr, mewakili ½ atau lebih
dari kuat geser perlu maksimum pada bagian sepanang lo
- Gaya tekan aksial terfaktor termasuk akibat pengaruh gempa tidak melebihi
Ag.f’c/20
Gambar dibawah merangkum persyaratan detailing untuk komponen struktur kolom
dengan tulangan transversal bentuk spiral atau sengkang tertutup persegi.
o 1/4 ( h1 dan h2 )
o terbesar antara h1 dan h2 = o 6db
o 1/6 bentangan bersih lo o so
o 450 mm

s/2
lo
o  75 mm
= o  25 mm atau
o 450 mm = s< 6db atau 150 mm

s x bc x f'c Ag
h1 0,3 1
fyt Ach
Ash
f'c s x bc x f'c
0,12 0,09
fyt fyt
rs h2
Ag f'c
0,45 1
Ach fyt 350 - hx 
100 mm  So = 100 + 150 mm
3
 Rencanakan kolom BC pada lantai ke 3 dari struktur pada gedung yang ditunjkan pada
gambar, hasil Analisa struktur yang dilakukan memberikan

Tabel. GAYA DALAM PADA KOLO BC, BD DAN CE


GAYA DALAM D L QE
Beban Aksial (kN)
Kolom diatas (BD) 2260 620 20
Kolom Yang didesain (BC) 2490 680 20
Kolom Dibawah (CE) 2700 740 20
Momen lentur (kNm)
Ujung atas kolom -5.4 -1.35 260
Ujung Bawah Kolom -5.4 -1.35 280
Gaya Geser 0 0 175
1. Cek terhadap Syarat Ag.f’c / 10
𝐴𝑔×𝑓′ 𝑐 600×600×25
 𝑃𝑢 = 4076 𝑘𝑁 > 10
= 10
= 900000 𝑘𝑁 = 900 𝑘𝑁 … … … … … … 𝑜𝑘𝑒
Karena Pu > Ag.f’c/10, maka komponen struktur tersebut didesain sebagai struktur yang memikul
beban aksial dan lentur, dan merupakan bagian dari SRPMK, maka harus diperiksa terhadap
syarat.
Dimensi terkecil penampang = 600 mm > 300 mm ………………………..oke
Perbandingan b/h = 600 mm / 600 mm = 1………………………………….oke
2. Sebagai langkah awal digunakan dimensi 600 mm x 600 mm dengan tulangan memanjang terdiri
dari 12D25, maka
12×490
𝜌𝑔 = 600×600 = 0.0163 = 1,63%
Nilai rasio tulangan rg yang disyaratkan 0,01 – 0,06 atau 1% - 6%, sehinga persyaratan ini terpenuhi.
3. Periksa terhadap persyaratan kolom kuat – balok lemah
෍ 𝑀𝑛𝑐 ≥ 1.2 ෍ 𝑀𝑛𝑏

Untuk goyangan kekanan, kuat lentur dari ujung balok (tumpuan) pada titik atas kolom BC,
diperoleh dari nilai Mn yang telah dihitung dan dibagi dengan factor  = 0,9
Mnc a

Mnb ki = 707,62 kNm

Mnb ka = 428,45 kNm

Mnc b
1.2σ 𝑀𝑛𝑏 = 1.2 707,62 + 428,46 = 1363,3 𝑘𝑁𝑚

Untuk kombinasi U2, beban aksial kolom BD adalah sebear 3704 kN, nilai Mn yang
bersesuaian dengan gaya aksial tersebut adalah Mn = 517 kNm. Sedangkan pada
kolom yang akan didesain (kolom BC ), gaya aksial sebesar 4076 kN, bersesuaian
dengan Mn = 474 kNm, untuk keduanya nilai  = 0,65 sehingga untuk hubungan balok
kolom disebelah atas kolom BC nilai Mc adalah
517 + 474
෍ 𝑀𝑛𝑐 = = 1524.615 𝑘𝑁𝑚 > 1.2 ෍ 𝑀𝑛𝑏 = 1363,3 𝑘𝑁𝑚 … … … … … … … … … … … … … … . 𝑜𝑘𝑒
0,65
Diagram interaksi kolom
BD Bawah (dihitung
dengan program
SPColumn v.5.1)
Diagram interaksi kolom
BC Atas (dihitung
dengan program
SPColumn v.5.1)
Diagram interaksi kolom
CE Atas (dihitung
dengan program
SPColumn v.5.1)
 Untuk kolom CE kolom dibawah, beban aksil 4424 kN bersesuain dengan Mn = 428 kNm,
sehingga untuk hubungan balok kolom disebelah bawa kolom BC nilai Mc adalah

428 + 474 6
෍ 𝑀𝑛𝑐 = = 1387,692 𝑘𝑁𝑚 > ෍ 𝑀𝑛𝑏 = 1363,3 𝑘𝑁𝑚 … … … … … … … … … … … … … … . 𝑜𝑘𝑒
0,65 5

 Luas tulangan transfersal kolom yang dibutuhkan ditentukan berdasarkan persamaan


𝑠 × 𝑏𝑐 × 𝑓′𝑐 𝐴𝑔
0,3 × × −1
𝑓𝑦𝑡 𝐴𝑐ℎ
𝐴𝑠ℎ ≥
𝑠 × 𝑏𝑐 × 𝑓′𝑐
0,09 ×
𝑓𝑦𝑡

Dengan
Bc = ukuran inti penampang diukut hingga sisi terluar sengkang tertutup 600 – 2 x (40) = 520 mm
Ach = luas inti penampang = 520 x 520 = 270400 mm2
Maka nilai Ash/s dihitung dari kedua persamaan diatas adalah
𝐴𝑠ℎ 520 × 25 600 × 600 𝑚𝑚2
= 0,3 × × −1 = 3,23
𝑠 400 270400 𝑚𝑚

𝐴𝑠ℎ 520 × 25
= 0,09 × = 2,93 𝑚𝑚2/𝑚𝑚
𝑠 400

Syarat jarak tulangan trasfersal


 ¼ dimensi terkecil komponen struktur = ¼ x (600) = 150 mm
 6 kali diameter tulangan memanjang = 6 x (25) = 150 mm

350 − ℎ𝑥
𝑠𝑜 = 100 + ≥ 150 𝑚𝑚
3
 Nilai hx dapat diperkirakan sebesar 1/3 hc = (1/3 x 520 = 173,3)
 Yang lebih kecil dari syarat yaitu 350 mm, sehinga so adalah:
350 − 173,3
𝑠𝑜 = 100 + = 158,90 𝑚𝑚
3
 Sehinga jarak maksimum tulangan transfersal yang dapt di ambil adalah 150 mm,
maka luas tulangan sengkang tertutup adalah ash = 3,23 x 150 = 484,5 mm2. missal
digunakan sengkang tertutup diameter 13 mm, maka dibutuhka 4 kaki D13 ( Ash =
530,92 mm2), atau jika jarak antara sengkang tertutup disediakan sebesar 100 mm,
maka Ash = 3,23 x 100 = 323 mm2. dapat dipasang sengkang tertutup 3 kaki D13 –
100 mm (Ash = 398,19 mm2), sengkang tertutup ini dapat dipasang hingga jarak lo,
diukur dari hubungan balok kolom, di mana lo diambil dari nilai terbesar antara:
 Tinggi penampang komponen struktur pada muka hubungan balok kolom = 600 mm
 1/6 dari bentangan bersi komponen struktur = 1/6 x 3500 = 583,3 mm
 450 mm
 Jadi sepanjang 600 mmdari muka hubungan balok kolom harus disediakan
sengkang tertutup 3 kski D13 – 100 mm. sedangkan diluar daerah dipasang
sengkang tertutup berrjarak 150 m.
 Desain tulangan geser terhadap gaya geser yang bekerja pada kolom. Gaya geser Ve harus
diambil sebagai berikut
 Gaya geser yang berhubungan dengan sendi plastis di kedua ujung kolom.

𝑀𝑝𝑟𝑐 𝑎𝑡𝑎𝑠 + 𝑀𝑝𝑐𝑟 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ


𝑉𝑒 =
𝑙𝑢
Nilai Mpr untuk kolom detentukan dengan menganggap kuat Tarik pada tulangan memanjang
sebesar minimum 1,25 x fy dan factor reduksi  = 1, dari diangram interaksi pada gambar, diperoleh
nilai maksimum untuk Mpr kolom adalah sebesar 1042 kNm, sehingga :

𝑀𝑝𝑟𝑐 𝑎𝑡𝑎𝑠 + 𝑀𝑝𝑐𝑟 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ 1042,54 + 1042,54


𝑉𝑒 = = = 595,7371 𝑘𝑁
𝑙𝑢 3,5
Hasil langka a), tidak perlu melebihi dari :

σ 𝑀𝑝𝑟𝑐 𝑎𝑡𝑎𝑠 × 𝐷𝐹𝑎𝑡𝑎𝑠 + σ 𝑀𝑝𝑟𝑏 𝑏𝑤𝑎ℎ × 𝐷𝐹𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ


𝑉𝑒 =
𝑙𝑢
Mprb adalah kuat lentur maksimum dari balok yang merangka pada hubungan balok kolom,
diujung atas dan bawah kolom dari kolom yang ditinjau, nilai Mprb diambil seperti contoh dengan
asumsi bahwa kolom sebelah atas (BD) dan bawah (CE) dari kolom yang akan di desain (BC)
mempunyai kekakuan yang sama, maka factor distribusi DF, untuk sisi atas dan bawah dapat
diambil sebesar 0,5 sehinga :
σ 𝑀𝑝𝑟𝑐 𝑎𝑡𝑎𝑠 × 𝐷𝐹𝑎𝑡𝑎𝑠 + σ 𝑀𝑝𝑟𝑏 𝑏𝑤𝑎ℎ × 𝐷𝐹𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ
𝑉𝑒 =
𝑙𝑢
853,77+525,53 ×0,5+ 853,77+525,53 ×0,5
𝑉𝑒 = = 394.086 kN
3,5

Nilai Ve dari langka a) dan b), tidak boleh kurang dari gaya geser terfaktor hasil Analisa,
Ve = 175 kN, sehingga dari ketiga nilai Ve, diambil Ve = 394,09 kN, selanjutnya dengan
mengasumsi kuat geser yang disumbangkan oleh beton, Vc = 0 maka
𝑉𝑢 394,09
𝑉𝑠 = = = 525,45 𝑘𝑁
𝜙 0,75
𝑉𝑠 𝑉𝑠 525,45 × 103
= = = 2,44 𝑚𝑚2 /𝑚𝑚
𝑠 𝑓𝑦𝑡 × 𝑑 400 × 537,5
Untuk s = 100 mm, maka Av = 2,44 x (100) = 244 mm2. sudah disediakan sengkang tertutup yaitu
3D13 – 100 (Ash = 398,19 mm2 …………………………………………………………………………oke
𝑁𝑢
𝑉𝑐 = 0,71 × 1 + × 𝜆 × 𝑓 ′ 𝑐 × 𝑏𝑤 × 𝑑
14𝐴𝑔
 Untuk daerah di luar lo maka Vc ditentukan berdasarkan.
𝑁𝑢
𝑉𝑐 = 0.17 × 1 + 𝜆 × 𝑓𝑐′ × 𝑏𝑤 × 𝑑
14 × 𝐴𝑔
Nilai Nu diambil dari nilai gaya aksial terfaktor terkecil pada kolom yang didesain, yaitu 2221 kN,
sehinga :
2221 × 1000
𝑉𝑐 = 0.17 × 1 + × 1 × 25 × 600 × 537,5 = 394924 𝑁 = 394,92 𝑘𝑁
14 × 600 × 600
Krena Vc sudah melebihi Vu = 175 kN, diluar panjang lo, maka pada daerah diluar lo, dapat
dipasang tulangan sengkang dengan jarak d/2 = 537,5/2 = 268,75 mm = 250 mm. namun
persyaratan jarak tulangan transfersal diluar lo menyatakan bahwa jarak antara tulangan tidak
boleh melebihi 150 mm, sehinga tetap harus dipasang tulangan maksiman 150 mm.
Detail Penulangan Kolom BC
HUBUNGAN BALOK KOLOM
 Daerah pertemuan balok dan kolom atau disebut
hubungan balok kolom (HBK) merupakan derah
yang harus di detail dengan baik,
 Syarat umum ( SNI 2847 2013 pasal 21.7.2 )
1) Gaya pada tulangan longitudinal balok di muka
HBK harus ditentukan dengan menganggap
bahwa tegangan pada tulangan Tarik lentur
adalah 1,25fy
2) Tulangan longitudinal balok yang berhenti pada
suatu kolom harus memiliki Panjang penyaluran
yang cukup hingga mencapai sisi jauh dari inti
kolom terkekang.
3) Jika tulangan longitudinal balok diteruskan
melewati HBK, maka dimensi kolom dalam arah
parallel terhadap tulangan longitudinal balok
tidak boleh kurang dari 20 kali diameter
tulangan longitudinal terbesar balok. Untuk
beton ringan, maka dimensi tersebut tersebut
tidak boleh kurang dari 26 kali diameter
tulangan longitudinal terbesar balok.
Persyaratan tulangan transfersal ( SNI 2847:2013 Pasal 21.7.3 )

 Tulangan transfersal berbentuk Sengkang tertutup ( seperti pada lokasi


sendi lpastis kolom) harus disediakan pada daeraah HBK
 Pada suatu HBK yang memiliki balok dengan lebar sekurangnya ¾ lebar
kolom dan merangka pada keempat sisi kolom tersebut, maka dapat
dipsang tulangan transfersal setidaknya sejumlah ½ dari kebutuhan di
daerah sendi plastis kolom. Tulangan transfersal ini dipasang di daerah HBK
pada setinggi balok terendah yang merangka ke HBK. Pada daerah ini
jarak tulangan transfersal boleh di perbesar menjadi 150 mm.
 Pada HBK dengan lebar balok lebih besar dari lebar kolom, tulangan
transfersal seperti pada daerah sendi plastis kolom harus disediakan untuk
memberikan kekangan terhadap tulangan longitudinal balok yang
terletak di luar inti kolom.
Kuat Geser (SNI 2847:2013 Pasal 21.7.4)
 Kuat geres nominal HBK untuk beton normal diambil tidakboleh lebi dari
 1,7 (f’c)^0.5 Aj untuk HBK yang terkekang keempat sisinya
 1,25 (f’c)^0.5 Aj untuk HBK yang terkekang tiga sisi atau dua sisi yang berlawanan
 1. f’c)^0.5 Aj untuk HBK yang lain

Dengn Aj adalah luas efektif dari HBK, ditentukan


seperti dalam gambar, untuk beton ringan kuat
geser nominal HBK tidak boleh diambil melebihi ¾
dari Batasan untuk beton normal.
Panjang penyaluran tulangan (SNI 2847:2013 Pasal 21.7.5.1)
 Panjang penyaluran Ldh untuk tulangan Tarik berdiameter 10 sampai
36 mm yang memiliki kait standar 90o diambil dari nilai terbesar
antara
a) 8db
b) 150 mm, atau
fy.db
c)
5,4. f′ c

Untuk Tulangan berdiameter 10 sampai 36 mmtanpa kait Panjang


penyaluran tulangan Tarik Ld, tidak boleh diambil lebih kecil daripada
a) 2,5 Ldh, jika tebal pengecoran beton dibawah tulangan tersebut
kurang dari 300 mm
b) 3,25 Ldh, jika tebal pengecoran beton dibawah tulangan tersebut
lebih dri 300 mm
Contoh Soal
 Rencanakan daerah hubungan balok kolom dari soal-soal sebelumnya,dengan
ukuran balok 450/650 mm2, dan kolom 600/600 mm2
 Penyelesaian
1. HBK memiliki ukuran Luasan Efektif Aj = 600 x 600 = 360000 mm2, Panjang HBK diukur
sejajar dengan tulangan longitudinal balok adalah sebesar 600 mm, nilai ini sdh
lebibesar dari pada 20 kali diameter tulangan longitudinal (20x25 = 500 mm).
2. Hitung kebutuhan tulangan transversal dengan menganggap terdapat empat
buah balok yang merangka pada empat sisi HBK dan lebar balok 450 mm menutupi
¾ lebar kolom ¾ . 600 = 450 mm, maka jumlah tulangan trasversal dapat diambil ½
dari kebtuhan tulangan transversal pada daerah dendi plastis kolom atau:
3. Ash/s = 0.5 x 3.23 = 1.62 mm2/mm
4. Jarak tulangan transversal boleh diambil 150 mm, sehinnga Ash = 150 x 1,62 = 243
mm2, dipasang 3 kaki D13 (Ash = 398.19 mm2) dengan jarak 150 mm
5. Periksa terhadap gaya geser pada HBK.
 Balokk memikul kuat lentur maksimum Mpr = -853,77 kN.m dan 525,53 kN.m. karena
kolom dianggap memiliki kekakuan yang sama maka factor distribusi DF. Diambil
sebesar 0,5 dan momen yang timbul pada kolom diatas HBK adalah
 Mc = 0,5 ( 853,77 + 535,53 ) = 689,65 kN.m
 Gaya geser dari kolom sebelah atas adalah sebesar
689,65 + 689,65
𝑉𝑔𝑜𝑦𝑎𝑛𝑔 = = 394,09 𝑘𝑁
3,5
Luas tulangan atas adalah 7D25 ( As = 3430 mm2 ) sehingga gaya yang bekerja pada
tulangn atas pada sebelh kiri HBK adalah
T1 = 1,25 fy = 1,25 x 3430 x 400 = 1715000 N = 1715 kN
Gaya tekan pada beton disisi kiri HBK, sebesar C1 = T1; = 1715 kN
Dengan cara yang sama untuk sisi kanan HBK, ( As = 4D25 = 1960 mm) dieroleh T2=C2 =
1.25 x 1960 x 400 = 980000 N = 980 kN.
Selanjutnya dengan mennjau keseimbangan gaya dalam arah horizontal diperoleh
Vj = T1 + T2 – Vgoyng = 1715 + 980 – 394,09 = 2300,91 kN
 Maka Kuat geser dari HBK yang dikekang keempat sisinya adalah
Vn = 1,7 × f ′ c × Aj = 1,7 × 25 × 360000 = 3060000 N = 3060 kN
∅Vn = 0,85 × Vn = 0,85 × 3060 = 2601 kN > Vj … … … … … … … … … … . oke
Jadi dimensi pada HBK mencukupi, dan dipasng 3 kaki D13 dengan jarak 150 mm
pada daerah Hubungan Balok Kolom.

Anda mungkin juga menyukai