Anda di halaman 1dari 15

BAB II

GAMBARAN UMUM PROYEK

2.1 LATAR BELAKANG PROYEK


Melihat perkembangan perekonomian khususnya area kota Jayapura,
mendorong pembangunan dibidang infrastruktur jalan. Dengan melalui proses
yang panjang mulai dari survey lokasi, pertimbangan-pertimbangan mengenai
manfaat dilakukannya pembangunan, AMDAL, dan lain sebagainya yang turut
mendukung perencanaan pembangunan jalan akses sisi Holtekamp. Maka
pemerintah pusat bersama-sama dengan pemerintah daerah secara bahu
membahu memusatkan pembangunan jalan akses sisi holtekamp yang
dipaketkan dengan jembatan merah holtekamp.
Selaku perusahaan yang bergerak dalam bidang Kontraktor, PT.PP (PT.
Pembangunan Perumahan) bersama dengan PT.HK (PT. Hutama Karya)
melaksanakan pengerjaan proyek tersebut sesuai dengan SOP, dimana
sebelumnya IRFAN HIDAYAT selaku owner mempercayakan kedua
perusahaan tersebut untuk bersama-sama mengerjakan item pekerjan sesuai
dengan kontrak yang ada.
Proyek pembangunan Jalan akses sisi holtekamp ini merupakan dana
APBN dimana Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII dibawah
naungan Kementrian PU PR sebagai owner proyek tersebut. Untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam hal memudahkan mobilisasi masyarakat antara
kota Jayapura dan Kabupaten Keerom Maka dilakukanlah pembangunan jalan
Akses tersebut. Sehingga pelayanan kepada masyarakat akan dapat terlaksana
lebih baik.

5
2.2 NAMA DAN LOKASI PROYEK
2.2.1 Nama Proyek
Adapun nama Proyek yang diambil sebagai tempat pelaksanaan Praktek
Kerja Lapangan adalah : Pembangunan jalan akses sisi holtekamp

2.2.2 Lokasi Proyek


Lokasi Proyek Jalan sisi holtekamp.

Gambar 2.1 Lokasi Pembangunan Jalan Akses Sisi Holtekamp

2.3 TUJUAN DAN SASARAN


Adapun tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dari proyek tersebut
adalah sebagai berikut :

6
2.3.1 Tujuan Proyek
Merealisasikan pembangunan jalan akses Holtekamp Hamadi
yang menunjang perkembangan perekonomian yang pesat di kota
jayapura dan Kabupaten Keerom.
2.3.2 Sasaran Proyek
Terciptanya akses yang lebih hemat waktu, lebih lancar, lebih
nyaman kepada para pengusaha, maupun kepada para petani sayur
sayuran di koya hingga Kabupaten Keerom Bahkan sampai ke Negara
tetangga PNG.

2.4 PROFIL BANGUNAN PROYEK


Pada proyek Pembangunan Jalan Akses Sisi Holtekamp Jayapura ini
mempunyai profil bangunan sebagai berikut :
a. Panjang jalan STA = ± 9400
b. Lebar jalan Aspal = 8,3 meter
Terdiri dari :
- 1 jalur 2 lajur
- bahu jalan 1 meter
c. Fasilitas jalan = PJU, Rambu, cctv
d. Struktur jalan = perkerasan Lentur
e. Jenis tanah = Tanah lempung
f. Jenis timbunan = timbunan pilihan, LPB, LPA

2.4.1 SPESIFIKASI PROYEK


Spesifikasi proyek Pembangunan Jalan akses sisi Holtekamp ini
diuraikan sebagai berikut :
a. Nama Proyek : Pembangunan Jalan Akses Sisi Holtekamp
b. Pemilik Proyek : Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII
dibawah naungan Kementrian PU-PR.

7
c. Lokasi Proyek : Jalan Protokol AB 435 RT 02 RW 005
Kel.Koya Barat Distrik Muara Tami
d. Kontraktor Pelaksana : PT.PP HK
e. Konsultan Pengawas : PT.WINSOLUSI
f. Konsultan Perencana : PT.WINSOLUSI
g. Jenis Pekerjaan : Lentur
h. Anggaran Biaya Proyek : APBN
i. Waktu Pelaksanaan : 2 September 2018 s/d 6 Juli 2019
j. Nilai Proyek : Rp. 200 Miliar

2.5 Ruang Lingkup Pekerjaan Proyek


Pada proyek Pembangunan Jalan Akses sisi Holtekamp ruang
lingkup pekerjaan meliputi :
1. Pekerjaan lapis pondasi agregat S, B, dan A
2. Pekerjaan pengaspalan

2.6 MANAJEMEN PROYEK


Untuk melaksanakan suatu proyek tentu kita menginginkan agar asas
efisiensi dan efektifitas harus terpenuhi. Untuk itu, tentunya sangat diperlukan
suatu manajemen proyek yang berfungsi mengatur jalannya proyek tersebut.
Dengan demikian maksud dan tujuan dari manajemen proyek adalah
usaha atau kegiatan untuk meraih sasaran yang telah ditentukan dengan jelas
se-efisien dan se-efektif mungkin dan untuk mencapai sasaran tersebut maka
diperlukan sumber daya manusia yang berpotensi agar manajemen proyek
tersebut dapat berjalan dengan baik.
Manajemen dalam konteks pembangunan mempunyai dua fungsi tugas :
1. Menciptakan semangat untuk memotifasi orang supaya bekerja dengan
lebih baik.

8
2. Mengarahkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya supaya
bekerja di jalur yang seharusnya untuk menuju suatu sasaran yang sudah
ditetapkan.
Dalam proses manajemen dikenal ada 5 (lima) proses siklus manajemen
yaitu :

A. Planning
Planning merupakan permulaan penentuan apa yang akan dikerjakan,
bagaimana cara mengerjakan, kapan akan dikerjakan dan berapa lama
waktu yang dibutuhkkan , bila seorang manejer melaksanakan suatu
proyek, maka dia harus memikirkan langkah-langkah yang harus
dilakukan pada pekerjaan mendatang untuk mendapatkan pekerjaan yang
saling berhubungan. Planning merupakan tindakan pengambilan
keputusan yang mengandung data atau informasi dan data atau informasi
tersebut harus jelas, lengkap dan se-akurat mungkin.
Dalam hal ini harus pula dipelajari gambar bestek, spesifikasi, dan kondisi
lapangan yang ada disekitar proyek. Planning juga mengandung asumsi
maupun fakta kegiatan yang dipilih dan akan dilakukan pada masa yang
akan datang. Hal – hal yang akan dilakukan dalam proses Planning adalah
a. Menetapkan tujuan dan sasaran usaha.
b. Menyusun rencana induk jangka panjang.
c. Mengembangkan strategi dan prosedur operasi.
d. Menyiapkan pendanaan dan standard kualitas yang baik
Adapun manfaat lain dari fungsi perencanaan ini adalah sebagai alat
pengawas dan pengendali kegiatan atau pedoman pelaksanaan kegiatan
serta sarana untuk memilih dan menetapkan kegiatan yang diperlukan.

9
B. Organizing
Organizing adalah proses didalam membentuk grup aktifitas
perusahaan untuk menangani proyek yang akan dikerjakan.
Penyusunan fungsi Organizing dilakukan apabila Planning telah
ditetapkan, dalam penyusunan Organizing harus adanya :
a. Hubungan antara grup-grup aktifitas satu dengan yang lainnya.
b. Menentukan tujuan dan sasaran usaha dan masing – masing grup
bertanggung jawab pada aktifitas tersebut.
Hakekatnya Organizing adalah merupakan tindakan-tindakan guna
mempersatukan kumpulan kegiatan manusia yang mempuyai pekerjaan
masing – masing dan saling berhubungan satu sama lainnya dengan tata
cara tertentu dan ber-interaksi dengan lingkungan dalam rangka
mendukung tercapainya tujuan.
Tindakan – tindakan tersebut berupa ;
a. Menetapkan Daftar Penugasan
Pada saat melakukan fungsi Organizing, seorang menejer akan
menentukan, membagi dan menunjuk aktifitas yang menjadi tanggung
jawab setiap grup aktifitas, agar pekerjaan dapat berjalan seefektif
mungkin.
b. Menyusun Lingkup Kegiatan
Untuk menyusun organisasi proyek, pembagian dan
penyusunan unit-unit proyek merupakan hal yang sangat penting.
Kegiatan disusun dan atau dikelompokan berdasarkan pada fungsi,
jenis-jenis produksi atau daerah kerjanya. Pada dasarnya penyusunan
organisasi harus jelas dari masing-masing unit, baik sebagai unsur
pimpinan, staf pimpinan atau sebagai pelaksana dilapangan.
c. Penyusunan Struktur Organisasi
Suatu organisasi proyek sangat ditentukan oleh sifat dan
cakupan proyek berat. Maka perlu dibuat suatu organisasi yang
menangani proyek tersebut.

10
d. Menyusun Daftar Personil Organisasi Berikut Lingkup Tugasnya.
Prinsip dalam menyusun organisasi adalah bahwa semua tugas
atau job harus dibagi habis, jangan sampai ada satu tugas yang tidak
ditangani atau sebaliknya terdapat tugas yang ditangani oleh beberapa
unit sekaligus. Setelah struktur organisasi selesai disusun maka untuk
menjelaskan tanggung jawab antar unti yang satu dengan yang lainnya
dibuat job description dan job spesification dari setiap fungsi yang ada
pada organisasi tersebut. Job spesification meliputi hal-hal sebagai
berikut :
a. Tugas-tugas pokok dari fungsi yang ada dari organisasi.
b. Lingkup yang menjadi tanggung jawabnya.
c. Hubungan tanggung jawab antara fungsi yang satu dengan fungsi
yang lainnya.
Job spesification merupakan spesification dari seseorang, yang
mana hal ini diperlukan agar seseorang yang ditunjuk untuk
menangani suatu pekerjaan atau menduduki suatu posisi dalam suatu
organisasi proyek adalah orang yang tepat sesuai dengan keahliannya.

C. Staffing
Staffing merupakan posisi yang ada pada struktur organisasi yang
memiliki fungsi dalam hal kerja sama antar karyawan dan team kerja.
Untuk itu diperlukan kecocokan baik dari segi psikologis, keahlian,
pengalaman, maupun keterampilan human relationship dapat berjalan.
Adapun fungsi dari Staffing adalah :
a. Pembentukan dan Pemilihan
b. Peningkatan
c. Latihan (Training)
Untuk pengisian struktur organisasi sebaiknya ditentukan dulu posisi yang
paling atas agar dapat dibentuk suatu sistem kerja yang baik, misalnya
manajer proyek yang pertama diisi, agar ia dapat membantu pimpinan

11
perusahaan dalam mengisi posisi dibawahnya. Hal ini dimaksud agar dapat
memberikan kecocokan bagi tenaga-tenaga kerja yang ada dengan
berpegang pada job spesification yang menyangkut personal.
Fungsi Staffing menyangkut masalah pembinaan, pengembangan,
pemikiran promosi dan mutasi. Dengan fungsi ini diharapkan pelaksanaan
proyek dapat berjalan dengan lancar.

D. Directing
Directing memiliki arti yang sangat penting dalam organisasi, dimana
suatu organisasi baru dapat dilaksanakan apabila ada perintah (Directing).
Fungsi seorang manejer mengeluarkan perintah, memberi garis kerja, dan
mengawasi bagian-bagian organisasi dibawahnya.
Fungsi Directing merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus
menerus sejak awal pelaksanaan proyek sampai dengan akhir pelaksanaan
proyek tersebut, yang dilakukan oleh semua manejer pada semua tingkatan.
Fungsi Directing ini mempunyai hubungan yang sangat erat, yaitu :
a. Disiplin.
Disiplin sangat diperlukan dalam pelaksanaan proyek, karena dengan
adanya sikap disiplin dari semua unsur pelaku proyek maka pelaksana
proyek dapat diselesaikan tepat waktu. Kesadaran akan tugas dan
tanggung jawab harus melandasi setiap jiwa personil, sehingga tugas
yang diberikan bukan merupakan suatu beban tetapi dapat dianggap
sebagai suatu tanggung jawab.
b. Komunikasi
Kemudahan dalam memberikan suatu perintah ataupun kemudahan
bagi penerima perintah akan dapat tercapai bila ada komunikasi yang
baik dari semua pihak yang terlibat dalam organisasi.
c. Memberikan pengarahan, penugasanan motifasi.
d. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan dan mendistibusikan tugas,
wewenang dan tanggung jawab.

12
E. Controlling
Controlling merupakan suatu penelitian waktu cek dan waktu yang
berupa tindakan pengukuran kualitas penampilan dan penganalisaan, serta
pengevaluasian penampilan yang diikuti dengan tindakan perbaikan yang
diambil terhadap penyimpangan yang terjadi (diluar batas toleransi).
Tindakan-tindakan tersebut meliputi antara lain :
a. Mengukur kualitas hasil
b. Membandingkan hasil terhadap standar kualitas
c. Mengevaluasi penyimpangan yang terjadi
d. Memberikan saran-saranperbaikan.
e. Menyusun laporan kegiatan.

2.7 Hubungan Antara Unsur-Unsur Proyek


Di sini yang di maksud dengan hubungan yaitu hubungan dalam
pelaksanaan pekerjaan antara Pemberi Tugas, Konsultan Perencana dan
Kontraktor Pelaksana. Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan / pembangunan
suatu bangunan harus mengikuti atau berpedoman kepada ketentuan-
ketentuan, peraturan dan persyaratan dari pemerintah.

PEMBERI TUGAS

PERENCANA PELAKSANA

Gambar 2.2. Hubungan kerja dalam Organisasi Proyek


Keterangan : Garis kerja/Komando ( )
Garis koordinasi ( )
Pemberi tugas dalam hal ini adalah Pemilik proyek memberikan
tugas / perintah langsung kepada Perencana (Konsultan) yang berkedudukan
di Jakarta dan Pelaksana (Kontraktor).

13
2.8 Struktur Organisasi Proyek
Dalam pengelolaan proyek perlu adanya suatu organisasi proyek
karena organisasi tersebut akan mengatur pembagian kerja berdasarkan beban
tugas, wewenang dan tanggung jawab.
Suatu pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik jika memiliki
manajemen yang baik pula.

PEMILIK PROYEK

PU PR (Bina Marga)
d

KONSULTAN PERENCANA
PT. Winsolusi

KONTRAKTOR PELAKSANA
PT. PP-HK

Gambar 2.3. Struktur Organisasi Proyek


a. Pemilik Proyek (Owner)
Yang dimaksudkan dengan pemilik proyek adalah orang atau
badan yang mendanai dan mengingankan proyek itu dilaksanakan.
a. Kewajiban dari pemilik proyek
1. Mendanai kebutuhan proyek sesuai dengan nilai kontrak.
2. Memilih biro perencana (jasa konsultan) untuk merencanakan
suatu proyek.
3. Mengangkat direksi sebagai wakil dalam pengawasan pekerjaan.
4. Menetapkan kontraktor pelaksanan. Dalam proyek ini,
kontraktor dipilih melalui proses lelang.
5. Menandatangani dokumen kontrak.

14
b. Syarat-syarat pemilik proyek :
1. Perorangan : harus memiliki anggaran yang diperlukan dan
memiliki tanah bangunan.
2. Dinas : harus memiliki SKO (surat keputusan otoritasi) dan tanah
bangunan.
3. Swasta : harus memiliki surat pengangkatan, anggaran yang
memadai dan tanah bangunan.
Dalam Proyek ini, yang bertindak sebagai pemilik proyek adalah
Pribadi.
b. Konsultan Perencana & Pengawas
a. Konsultan Perencana
Konsultan perencana merupakan perorangan atau badan usaha yang
menggunakan keahliannya dalam pengerjaan perencanaan bangunan
sesuai dengan keinginan pemilik proyek, berdasarkan surat tugas
yang diberikan oleh pemilik proyek.
a. Kewajiban konsultan perencanan :
Mengusahakan terwujudnya keinginan Owner, dalam bentuk
gambar dan RKS, dengan ditandatangani oleh seorang ahli
berpengalaman. Pekerjaan konsultan meliputi :
1. Sketsa rencana pelaksanaan.
2. Perencanaan.
3. Gambar rencana pelaksanaan (bestek).
4. Rencana Anggaran Biaya (RAB).
5. Menyiapkan bahan pelelangan.
6. Gambar revisi.
b. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas merupakan perorangan atau badan usaha yang
berfungsi mengawasi jalannya pekerjaan dilapangan agar sesuai
dengan perencanaan.

15
1. Kewajiban konsultan pengawas :

Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan


dilapangan, membuat laporan pengawasan mingguan, bulanan
dsb, dan bertanggung jawab atas hasil bangunan yang dicapai.

c. Kontraktor Pelaksanaan.
Kontraktor pelaksana merupakan suatu perusahaan yang
bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan proyek.
Kewajibannya :
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, RKS,
dan berita acara.
2. Mengikuti arahan dari konsultan pengawas.
3. Membuat laporan kepada pengawas mengenai data-data
kemajuan pekerjaan, bahan-bahan, personil proyek, dsb.
a. Syarat-syarat kontraktor pelaksana :
1. Memiliki modal yang memadai.
2. Memiliki tenaga ahli.
3. Memiliki kantor.
4. Memiliki peralatan kerja.
5. Mempuyai raport pelaksanaan yang baik.
Dalam proyek ini, pelaksanaan proyek dilaksanakan sepenuhnya oleh PT.
PP-HK.

Berikut ini merupakan jabatan-jabatan dalam struktur organisasi proyek


lapangan:

16
Gambar 2.4. Struktur Organisasi Pelaksana

17
a. Project Manager
1. Bertanggung jawab kepada owner mengenai tugasnya sehubungan
dengan penetapan kebijakan dalam pelaksanaan proyek.
2. Bertanggung jawab atas laporan-laporan, baik itu laporan administrasi
atau pelaksanaan pekerjaan.
3. Mengarahkan bawahannya untuk menjalankan kegiatan dalam
melaksanakan proyek.
b. Deputy Project Manager
Bersama sama dengan Project Manager
1. Bertanggung jawab kepada owner mengenai tugasnya sehubungan
dengan penetapan kebijakan dalam pelaksanaan proyek.
2. Bertanggung jawab atas laporan-laporan, baik itu laporan administrasi
atau pelaksanaan pekerjaan.
3. Mengarahkan bawahannya untuk menjalankan kegiatan dalam
melaksanakan proyek sesuai tugas dan bidang masing-masing.
Dan atau menggantikan tugas PM bilamana, Project manager
berhalangan.
c. Site enginer manager
1. Bertanggung jawab kepada PM.
2. Punya wewenang atas laaporan laporan yang di serahkan kepada owner.
d. SOM
1. Bertanggung jawab langsung kepada PM.
2. Bertanggung jawab atas metode pekerjaan dilapangan.
3. Memberikan pengarahan kepada GSP dan pelaksana lainnya.
e. SAM
1. Bertanggung jawab kepada PM.
2. Bertanggung jawab atas keuangan dan pendanaan proyek.
3. Bertanggung jawab atas laporan keuangan.
f. Pelaksana
1. Bertanggung jawab kepada pimpinan proyek (site manager).

18
2. Bertanggung jawab atas pelanggaran pekerjaan yang menjadi
kewajibannya.
3. Memberi perintah kepada operator alat, mekanik lapangan dan mandor.
4. Membuat laporan harian pekerjaan.
5. Memahami prosedur untuk menetapkan upah borongan.
6. Mengejar target waktupekerjaan yang diberikan.
7. Membuat laporan-laporan proyek di lapangan.
g. Logistik
1. Bertanggung jawab kepada site manager.
2. Bertugas menyediakan dan meneliti peralatan dan bahan-bahan yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
h. Staf Administrasi keuangan
1. Bertanggung jawab kepada site manager dalam pelaksanaan tugasnya.
2. Membantu pelaksana dalam penyelenggaraan urusan administrasi
lapangan.
3. Bertugas membuat dan menyusun segala urusan administrasi di
lapangan.
i. Mandor
1. Bertanggung jawab kepada pelaksana dalam menjalankan tugas.
2. Bertugas mengkoordinasi seluruh tenaga kerja atau buruh dalam
melaksanakan segala bentuk pekerjaan buruh di lapangan.
j. Pekerja (kepala tukang, tukang, buruh)
1. Bertanggung jawab kepada mandor dalam menjalankan tugasnya.
2. Melakukan pekerjaan buruh di lapangan berdasarkan arahan mandor
sesuai dengan keahliaan masing-masing.

19

Anda mungkin juga menyukai