(i) Tentukan type konstruksi baru atau renovasi bangunan berdasarkan tingkat risiko, sebagai berikut:
· Type A: kegiatan renovasi/konstruksi dengan risiko rendah misalnya pemindahan plafon.
· Type B: kegiatan renovasi skala kecil, durasi pendek dengan risiko debu minimal misalnya
pemotongan dinding plafon dimana penyebaran debu dapat dikontrol.
· Type C: kegiatan pembongkaran gedung dan renovasi gedung yang menghasilkan debu yang banyak
dan tinggi misalnya konstruksi pembongkaran dan pembangunan dinding baru.
· Type D: kegiatan pembangunan proyek konstruksi dan pembongkaran gedung dengan skala besar
misalnya konstruksi baru atau pembangunan gedung baru.
(i) Identifikasi tingkat risiko area dan pengelompokan pasien berdasarkan tingkat risiko, misalnya:
· Risiko rendah contoh renovasi pada area perkantoran.
· Risiko sedang contoh area rawat jalan.
· Risiko tinggi pada pelayanan pasien dengan kondisi rentan misalnya: ruang pelayanan kesehatan gigi
dan mulut, ruang tindakan, ruang IGD, ruang perawatan pasien.
· Risiko sangat tinggi dengan area pelayanan pasien dengan imunitas rentan misalnya di ICU dan unit
luka bakar (tidak tersedia di FKTP).
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
I II II III/IV
I II III IV
I II III/IV IV
II III/IV III/IV IV
an lain-lain).
ra dibuang serta dilakukan pembersihan.
Bangunan Yang di Type
No Durasi Pengerjaan Renovasi Konstruksi Resiko