Anda di halaman 1dari 83

PT.

SARANA KATIGA NUSANTARA

BAB VIII
PERSYARATAN K3 PEMELIHARAAN
INSTALASI, PERLENGKAPAN DAN PERALATAN
LISTRIK DI DISTRIBUSI LISTRIK

1
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Daftar Isi
1. Latar Belakang :.......................................................................................................................3
1.1. Tujuan :.............................................................................................................................3
1.2. Ruang Lingkup :................................................................................................................4
1.3. Dasar Hukum :..................................................................................................................4
2. Pemeliharaan Instalasi, Perlengkapan dan Peralatan Distribusi Listrik :.................................4
2.1. Tujuan Pemeliharaan :......................................................................................................5
2.2. Jenis – Jenis Pemeliharaan :..............................................................................................5
2.3. Jadwal Pemeliharaan :.....................................................................................................11
3. Potensi Bahaya Pemeliharaan Instalasi, Perlengkapan dan Peralatan Distribusi Listrik dan
Pengendaliannya :..........................................................................................................................11
3.1. Potensi Bahaya Arus Kejut dan Pengendaliannya :........................................................11
3.2. Potensi Bahaya Efek Thermal dan Pengendaliannya..................................................16
3.3. Bahaya Lainnya...............................................................................................................18
3.4. Pengendalian Potensi Bahaya :.......................................................................................19
3.5. Hazard Identification & Risk Assessment (HIRA) :.......................................................25
3.6. Job Safety Analisis (JSA) :.............................................................................................25
3.7. Job Safety Observasi (JSO) :..........................................................................................29
4. Prosedur Pemeliharaan Instalasi, Perlengkapan dan Peralatan Listrik di Distribusi Listrik. .29
4.1. Gardu Distribusi..............................................................................................................29
4.1.1. Tujuan Pemeliharaan Gardu Distribusi...................................................................30
4.1.2. Peralatan Kerja Pemeliharaan Gardu Distribusi......................................................30
4.1.3. Proses Pemeliharaan Gardu Distribusi....................................................................32
4.1.4. SOP Pemeliharaan Gardu Distribusi Berdasarkan Standar Kompetensi Tenaga
Teknik Ketenagalistrikan Bidang Distribusi Sub Bidang Pemeliharaan................................33
4.2. Jaringan Tegangan Menengah (JTM).............................................................................35
4.2.1. SOP Pemeliharaan Hantaran Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)..........36
4.2.2. SOP Pemeliharaan Isolator Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM).............38
4.2.3. SOP Pemeliharaan Pembumian Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)......40
4.3. Transformator :...................................................................................................................42
4.3.1. Jenis – Jenis SOP Pemeliharaan Trafo Distribusi........................................................43

2
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

4.3.2. SOP Pemeliharaan Trafo Distribusi Berdasarkan Standar Kompetensi Tenaga Teknik
Ketenagalistrikan Bidang Distribusi Sub Bidang Pemeliharaan............................................45
4.4. Perlengkapan Hubung Bagi (PHB-TR) :............................................................................49
4.4.1. Peralatan Pemeliharaan PHB – TR..............................................................................50
4.4.2. Prosedur Pemeliharaan PHB-TR Pada Gardu Distribusi Dalam Keadaan Bertegangan
................................................................................................................................................51
4.4.3. Prosedur Pemeliharaan PHB-TR Pada Gardu Distribusi Dalam Keadaan Bebas
Tegangan Gardu Pasangan Luar.............................................................................................51
4.4.4. Prosedur Pemadaman Sebelum Pemeliharaan.............................................................51
4.4.5. SOP Pemeliharaan PHB-TR Berdasarkan Standar Kompetensi Tenaga Teknik
Ketenagalistrikan Bidang Distribusi Sub Bidang Pemeliharaan............................................57
4.5. Cubical (PMS, PMT dan Busbar bertegangan 20kV).........................................................59
4.5.1. Peralatan Pemeliharaan Cubical...................................................................................60
4.5.2. SOP Pemeliharaan Cubical Tegangan Menengah........................................................61
4.6. Alat Pengaman Jaringan Distribusi.................................................................................64
4.6.1. Lighting Arrester.....................................................................................................64
4.6.2. Penutup Balik Otomatis (PBO) atau Saklar Seksi Otomatis (SSO)........................68
4.6.3. Load Break Switch..................................................................................................71
4.6.4. Fuse Cut Out (FCO) :..............................................................................................71
5. Alat Pelindung Diri (APD) :...................................................................................................73
6. Cheklist Pemeliharaan Instalasi, Perlengkapan dan Peralatan Distribusi Listrik...................77
6.1. Checklist Pemeriksaan Keselamatan Ketenagalistrikan untuk Pemeliharaan Distribusi :.77
6.2. Jaringan Tegangan Menengah............................................................................................78
6.3. Gardu Distribusi :................................................................................................................79

3
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

BAB VIII

PERSYARATAN K3 PEMELIHARAAN INSTALASI, PERLENGKAPAN


DAN PERALATAN INSTALASI LISTRIK DI DISTRIBUSI LISTRIK

1. Latar Belakang :
Maksud dan tujuan Persyaratan K3 Pemeliharaan Instalasi, Perlengkapan, dan
Peralatan di Distribusi Listrik adalah agar terlaksananya pemeliharaan perlengkapan
dan peralatan listrik sesuai peraturan dan standar yang berlaku serta dapat menjamin
keamanan dan keselamatan tenaga kerja dari potensi bahaya kejut listrik, keamanan
instalasi listrik beserta perlengkapannya, keamanan gedung beserta isinya dan
perlindungan lingkungan pada distribusi listrik.

1.1. Tujuan :
Tujuan Umum pembelajaran adalah setelah mengikuti pelatihan Calon Teknisi K3
Listrik, peserta mampu :
- Memahami ruang lingkup pemeliharaan instalasi, perlengkapan dan peralatan
listrik di Distribusi Listrik
- Memahami penerapan Peraturan Perundang-undangan, standarisasi dan
sertifikasi yang berlaku
- Memahami Sistem Manajemen K3 (SMK3)

Tujuan Khusus pembelajaran adalah setelah mengikuti pelatihan Calon Teknisi


K3 Listrik, peserta mampu:
- Memahami pekerjaan & Prosedur Penilaian Kerja pemeliharaan instalasi,
perlengkapan dan peralatan listrik di distribusi (work assessment)
- Memahami cara mengidentifikasi potensi bahaya (risk assessment), penerapan
JSA dan JSO pada pemeliharaan instalasi perlengkapan dan peralatan, listrik
di distribusi
- Memahami penggunaan APD dan pengendalian potensi bahaya pemeliharaan
instalasi, perlengkapan dan peralatan listrik di distribusi

1.2. Ruang Lingkup :


Dalam pembahasan persyaratan K3 pemeliharaan instalasi perlengkapan dan
peralatan listrik ini hanya ditujukan pada pengendalian Keselamatan dan
Kesehatan Kerja bagi tenaga kerja, asset/harta benda dan lingkungan terhadap
potensi bahaya kejut listrik, efek termal, dan efek medan elektromagnetik serta
mitigasi bencana yang dapat mengakibatkan kerusakan instalasi distribusi listrik
beserta perlengkapannya.
4
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Obyek pemeliharaan pada distribusi listrik adalah :


a. Gardu Distribusi
b. Transformator
c. PHB-TR
d. Cubical (PMS, PMT dan Bubas bertegangan 20kV)
e. Tiang Distribusi
f. Alat Pengaman Jaringan Distribusi
• Lighting Arrester
• LBS dan Recloser
• Air Break System
• Sectionalizer
• Fuse Cut Out

1.3. Dasar Hukum :


• UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
• UU No.30 Tahun 2009 tentang SKTTK
• SNI-0225:2011 / PUIL 2011
• PP No.50 Tahun 2012 tentang SMK3
• Permenaker No.12 Tahun 2015 tentang K3 Listrik
• Kepdirjen PPK&K3 No.48 tentang Teknisi K3 Listrik

2. Pemeliharaan Instalasi, Perlengkapan dan Peralatan Distribusi Listrik :


Pemeliharaan gardu distribusi merupakan suatu kegiatan yang meliputi pekerjaan
pemeriksaan, pendeteksian, pencegahan, perbaikan dan penggantian peralatan pada gardu
distribusi yang dilakukan secara terjadwal ataupun tidak terjadwal.

2.1. Tujuan Pemeliharaan :


Tujuan pemeliharaan adalah sebagai berikut :
- Menjaga agar peralatan/komponen dapat dioperasi-kan secara optimal
berdasarkan spesifikasinya sehingga sesuai dengan umur ekonomisnya.
- Menjamin bahwa jaringan tetap berfungsi dengan baik untuk menyalurkan
energi listrik dari pusat listrik sampai ke sisi pelanggan.
- Menjamin bahwa energi listrik yang diterima pelanggan selalu berada dalam
tingkat keandalan dan mutu yang baik.
- Mendapatkan jaminan bahwa system/peralatan distribusi aman baik bagi
personil maupun bagi masyarakat umum.

5
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

- Untuk mendapatkan efektivitas yang maksimum dengan memperkecil waktu


tak jalan peralatan sehingga ongkos operasi yang menyertai diperkecil.
- Menjaga kondisi peralatan atau sistem dengan baik, sehingga kwalitas
produksi atau kwalitas kerja dapat dipertahankan.
- Mempertahankan nilai atau harga diri peralatan atau system, dengan
mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan.
- Untuk menjamin keselamatan bagi karyawan yang sedang bekerja dan seluruh
peralatan dari kemungkinan adanya bahaya akibat kerusakan dan kegagalan
suatu alat.
- Untuk mempertahankan seluruh peralatan dengan efisiensi yang maximum.
- Dan tujuan akhirnya yaitu untuk mendapatkan suatu kombinasi yang
ekonomis antar berbagai factor biaya dengan hasil kerja yang optimum.

2.2. Jenis – Jenis Pemeliharaan :


Oleh karena luas dan kompleknya keadaan jaringan distribusi dan tidak sedikitnya
system jaringan dan peralatan distribusi yang perlu dipelihara.

Pemeliharaan jaringan distribusi berdasarkan waktunya dapat dikelompokan


dalam tiga macam pemeliharaan yaitu :
a. Preventive Maintenance atau Pemeliharaan rutin :
Merupakan pemeliharaan berdasarkan jadwal/waktu misal mingguan,
bulanan, setiap tahun, 3 tahunan, 5 tahunan, atau berdasarkan running hours
setiap 10.000 jam, Running Distance setiap 5.000 km, yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya kerusakan peralatan yang lebih parah dan untuk
mempertahankan unjuk kerja jaringan agar tetap beroperasi dengan keandalan
dan efisiensi yang tinggi. Pemeliharaan ini biasanya dilakukan secara offline
(sistem dimatikan). Pemeliharaan ini berpedoman pada :
• Instruction Manual/User Guide Manual
• Standarisasi misal IEC, DIN-VDE, SNI dll
• Pengalaman operasi lapangan
Dalam pelaksanaannya dibagi menjadi 2 kategori:
 Pemeliharaan service, pemeliharaan dengan jangka waktu pendek,
meliputi pekerjaan ringan/kecil.
Misal:
- Membersihkan peralatan (ampere meter, volt meter, dll).
- Membersihkan halaman gardu dsb
 Pemeliharaan inspeksi

6
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Pemeliharaan jangka waktu panjang meliputi pekerjaan pengukuran,


penyetelan, perbaikan dan penggantian peralatan dan bagian-bagian dari
gardu misal penggantian minyak trafo.

b. Predictive Maintenance :
Merupakan pemeliharaan dengan cara memprediksi kapan sistem itu akan
mengalami kegagalan. Pemeliharaan ini disebut juga Conditional
Maintenance yaitu pemeliharaan yang memprediksi kondisi dari suatu gardu
distribusi. Dengan cara memprediksi maka dapat diketahui gejala kerusakan
secara dini. Cara yang biasa dipakai adalah memonitor kondisi gardu secara
online baik pada saat gardu beroperasi ataupun kondisi tidak beroperasi.
Contoh vibration monitor pada gardu, thermographi pada bushing dan body
trafo.

c. Corrective Maintenance :
Pemeliharaan korektif adalah pekerjaan pemeliharaan dengan maksud
untuk memperbaiki kerusakan hingga kembali kepada kondisi (Fix it when it
broke)/ kapasitas semula dan perbaikan untuk penyempurnaan yaitu , suatu
usaha untuk meningkatkan / penyempurnaan jaringan dengan cara
mengganti / mengubah jaringan agar dicapai daya guna atau keandalan yang
lebih baik dengan tidak mengubah kapasitas semula.

Contoh perbaikan kerusakan :


- Penggantian saklar utama karena sudah rusak
- Penggantian NH-Fuse yang sudah putus
- Penggantian NH-Fuse yang nilainya melebihi kapasitas kabel yang
diamankan
- Penggantian Ground plate yang sudah rusak / hangus
- Penggantian sepatu kabel yang terbakar

Contoh perbaikan untuk penyempurnaan :


- Penggantian Saklar utama untuk penyesuaian kapasitasnya terhadap beban
yang dipikul
- Penambahan Saluran jurusan JTR

d. Pemeliharaan emergency/darurat/tanpa jadwal


Pemeliharaan ini sifatnya mendadak, tidak terencana ini akibat gangguan atau
kerusakan atau hal – hal lain diluar kemampuan, sehingga perlu dilakukan

7
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

pemeriksaan / pengecekkan perbaikan maupun penggantian peralatan, tetapi


masih dalam kurun waktu pemeliharaan.

Pemeliharaan ini diakibatkan oleh bencana alam:


- Perbaikan / penggantian PHB – TR yang ruisak akibat kebakaran.
- Perbaikan / penggantian PHB – TR yang rusak akibat banjir.
- Perbaikan / penggantian PHB - TR yang rusak akibat huru-hara.

Pemeliharaan berdasarkan ada tidaknya tegangan dapat dikelompokkan


menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Pemeliharaan dalam keadaan bebas tegangan :
Pemeliharaan peralatan / perlengkapan jaring distribusi tm / tr yang
dilaksanakan dimana obyeknya dalam keadaan tanpa tegangan atau
pemadaman. Hal ini bukan berarti disekitar obyek pemeliharaan benar-benar
sama sekali tidak bertegangan.

Contoh :
Pada waktu pemeliharaan phb – tr pada gardu distribusi, maka pada sisi TM
FCO atau KUBIKEL dan trafo harus dipadamkan, tetapi pada
keadaan tertentu tetap dioperasikan. Dengan demikian segi keamanan
terhadap tegangan sentuh harus tetap diperhatikan.

Alasan Dilaksanakan Pemeliharaan Dalam Keadaan Tanpa Tegangan :


- Pemeliharaan dengan metoda pdkb memang belum dimungkinkan.
- Instalasi dilengkapi dengan sistem cadangan sehingga tidak
mengganggu suplai tenaga listrik.
- Jaringan yang akan dipelihara secara ekonomis tidak terlalu
mengguntungkan dan secara sosial tidak berdampak negatif.
- SDM dan sarana yg diperlukan untuk pemeliharaan dengan PDKB
belum tersedia.

Tabel 8.1 Keuntungan dan Kerugian Pemeliharaan Tanpa Tegangan :

Keuntungan Kerugian
- Terjadinya kecelakaan terhadap - Akibat pemadaman berarti energi
sentuhan tegangan listrik tidak tersalurkan / terjual
dapat dihindarkan. menjadi lebih besar sebanding
- Pekerjaan dimungkinkan dapat dengan lamanya pekerjaan.
dilaksanakan dengan kondisi
cuaca hujan.
- Peralatan kerja, alat bantu

8
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

kerja dan peralatan K3


harganya lebih murah.
- Biaya pekerjaan pemeliharaan
lebih murah.

Ketentuan bekerja pada keadaan tidak bertegangan :

• Pelaksanaan pekerjaan harus mempunyai kompetensi yang


dibutuhkan
• Perlengkapan listrik yang dipekerjakan harus bebas dari tegangan
• Sarana pemutusan sirkit dipasang rambu peringatan
• Melaksanakan pemeriksaan tegangan untuk memastikan keadaan
bebas tegangan
• Perlengkapan yang dikerjakan harus dibumikan secara baik
• Petugas untuk pembebasan tegangan harus mempunyai surat tugas dari
atasan yang berwenang
• Mengunci peralatan yang mungkin dapat dimasukkan / dikeluarkan
• Bagian perlengkapan yang telah dibebaskan dari tegangan dan akan
dibuang sisa muatan listriknya, harus diperiksa secara teliti

b. Pemeliharaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) :


Pemeliharaan peralatan / perlengkapan jaringan distribusi (TR / TM)
yang dilaksanakan dimana obyeknya dalam keadaan aktip bekerja atau
bertegangan.
Contoh :
- Pemeriksaan rutin kondisi gardu yang sedang beroperasi
- Pengukuran beban dan tegangan gardu

Ketentuan bekerja pada keadaan bertegangan :


- Petugas / pelaksana pekerjaan mempunyai kompetensi yang
dibutuhkan dan berpengalaman
- Memiliki surat ijin kerja dari yang berwenang
- Dalam keadaan sehat, sadar, tidak mengantuk atau tidak dalam keadaan
mabuk
- Saat bekerja harus berdiri pada tempat atau mempergunakan
- perkakas yang berisolasi dan andal
- Menggunakan perlengkapan badan yang sesuai dan diperiksa setiap
dipakai sesuai petunjuk yang berlaku
- Dilarang menyentuh perlengkapan listrik yang bertegangan dengan
tangan telanjang
- Keadaan cuaca tidak mendung / hujan

9
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

- Dilarang bekerja di ruang dengan bahaya kebakaran / ledakan, lembab dan


sangat panas

Ketentuan bekerja di dekat instalasi bertegangan :


 Saat bekerja harus berada pada jarak minimum aman kerja
Tabel 8.2 Jarak minimum aman bekerja :

Tegangan ( antara fasa Jarak minimum aman kerja


dan bumi ) dalam kv dalam cm
1 50
12 60
20 75
70 100
150 125
220 160
500 300
  Bila bekerja di dekat instalasi yang lebih tinggi dari pada tegangan
perlengkapan yang dikerjakan, harus dipastikan bahwa perlengkapan
tersebut bebas dari kebocoran isolasi atau imbas yang membahayakan dan
sebaiknya dibumikan
 Dilarang menggunakan pengukur panjang, tali logam atau tali dengan
anyaman benang logam
 Di dekat bagian bertegangan, dilarang menggunakan tangga kayu
atau bambu yang diperkuat dengan batang logam yang memanjang searah
dengan arus listrik
 Jika jarak aman tidak dapat dipenuhi, petugas harus menggunakan
pengaman dari bahan isolasi

2.3. Jadwal Pemeliharaan :


Pemeliharaan rutin / terencana adalah cara yang baik untuk mencapai suatu tujuan
pemeliharaan karena mencegah dan menghindari kerusakan peralatan.
Dalam pelaksanaan pemeliharaan rutin perlu direncanakan dengan baik
berdasarkan hasil pengamatan dan catatan serta pengalaman pemeliharaan
terdahulu sehingga akan mendapatkan hasil yang lebih baik untuk itu perlu dibuat
jadwal pemeliharaan.

Jadwal pemeliharaan dalam kurun waktu yang berbeda sesuai dengan kebutuhan
dan umur dari peralatan yang di pelihara, waktu tersebut adalah sebagai berikut :
- Pemeliharaan mingguan
- Pemeliharaan bulanan

10
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

- Pemeliharaan triwulan
- Pemeliharaan semesteran
- Pemeliharaan tahunan
- Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta

Karena volume fisik dari jaringan distribusi ini cukup banyak maka
dalam pelaksanaannya perlu diatur waktunya disesuaikan dengan kemampuan
yang ada.

3. Potensi Bahaya Pemeliharaan Instalasi, Perlengkapan dan Peralatan Distribusi


Listrik dan Pengendaliannya :
Perlu diketahui pemeliharaan instalasi, perlengkapan dan peralatan distribusi
listrik, dapat dilakukan secara offline maupun online. Oleh sebab itu potensi bahaya dasar
pada pekerjaan listrik yaitu arus kejut listrik akan kita bahas sebagai pengetahuan.

3.1. Potensi Bahaya Arus Kejut dan Pengendaliannya :


Pengertian Kejut Listrik: peristiwa terkena sengat arus listrik atau teraliri arus
listrik.

Terjadinya Kejut listrik: jika seseorang menyentuh kabel fasa telanjang atau kabel
fasa yg terkelupas isolasinya dan terhubung dengan netral/ground maka arus
listrik mengalir melalui tubuh manusia dari fase ke netral/ ground (menuju
potensial rendah).

Sentuhan langsung adalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang secara
normal bertegangan.

Sentuhan tidak langsung adalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang
secara normal tidak bertegangan, menjadi bertegangan karena terjadi kegagalan
isolasi.

Tegangan sentuh bisa terjadi dengan dua cara, cara pertama tangan orang
menyentuh langsung kawat beraliran listrik. Cara kedua tegangan sentuh tidak
langsung, ketika terjadi kerusakan isolasi pada peralatan listrik dan orang
menyentuh peralatan listrik tersebut yang bersangkutan akan terkena bahaya
tegangan sentuh. Kerusakan isolasi bisa terjadi pada belitan kawat pada motor
listrik, generator atau transformator. Isolasi yang rusak harus diganti karena
termasuk kategori kerusakan permanen.

11
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Gbr. 8.1 Sentuhan langsung dan Sentuhan Tak Langsung

Faktor yang mempengaruhi tingkat bahaya kejut listrik:


 Besar arus :
Arus listrik maksimal yang diizinkan mengalir ke dalam tubuh manusia
adalah 30mA(puil).

 Jalur masuknya/lintasan arus listrik kedalam tubuh :


Contohnya kejut listrik dari tangan ke organ yang lain melalui dada akan
fatal, karenadapat menyebabkan arus listrik mengalir pada organ penting
seperti jantung dan bias menyebabkan detak jantung berhenti.
Lintasan arus listrik dalam tubuh juga akan sangat menentukan tingkat
akibat sengatan listrik. Lintasan yang sangat berbahaya adalah yang
melewati jantung dan pusat saraf (otak). Untuk menghindari kemungkinan
terburuk adalah apabila kita bekerja pada system kelistrikan, khususnya
yang bersifat ONLINE sebagai berikut.
- Gunakan topi isolasi untuk menghindari kepala dari sentuhan listrik.
- Gunakan sepatu yang berisolasi baik agar kalau terjadi hubungan listrik
dari anggota
- tubuh yang lain tidak mengalir ke kaki agar jantung tidak dilalui arus
listrik.
- Gunakan sarung tangan isolasi minimal untuk satu tangan untuk
menghindari lintasan aliran ke jantung bila terjadi sentuhan listrik
melalui kedua tangan. Bila tidak, satu tangan untuk bekerja sedangkan
tangan yang satunya dimasukkan kendalam saku.

 Lamanya terkena kejut listrik :


Lama waktu sengatan listrik ternyata sangat menentukan kefatalan akibat
sengatan listrik. Penemuan faktor ini menjadi petunjuk yang sangat berharga
bagi pengembangan teknologi proteksi dan keselamatan listrik. Semakin
lama waktu tubuh dalam sengatan semakin fatal pengaruh yang
diakibatkannya. Oleh karena itu, yang menjadi ekspektasi dalam
pengembangan teknologi adalah bagaimana bisa membatasi sengatan agar
dalam waktu sependek mungkin.
12
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

 Besar Tegangan :
Tegangan diatas 50V AC atau 120V DC(puil), merupakan batas maksimal
bahaya untuk tubuh.

Tidak semua korban terkena kejut listrik akan meninggal, bila di perhatikan dari
besar arusnya maka kondisi akan terlihat pada table dibawah ini:

Tabel 8.3 Batas Arus Yang Melwati Manusia

Shock :
Tahanan kontak kulit bervariasi dari 1000 k Ω (kulit kering) sampai 100 Ω (kulit
basah).
Tahanan dalam tubuh sendiri antara 100 Ω – 500 Ω
Jika tegangan system 220 Volt,
Kondisi terjelek :
- Tahanan tubuh paling kecil, Rb = 100 Ω + 100 Ω = 200 Ω
- Arus yang mengalir ke tubuh = 220 V/200 Ω = 1,1A
- Menurut IEC tegangan aman bagi manusia adalah 50VAC atau 120 VDC,
maka arus yang mengalir ke tubuh = 50V/200 Ω=0,25A
1,1 A > 0,25A = BERBAHAYA

13
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Kondisi terbaik:
- Tahanan tubuh paling besar, Rb = 1000.000 Ω + 500 Ω = 1.000.500 Ω
- Arus yang mengalir ke tubuh = 220 V/1.000.500 Ω = 0,0002198A
- Menurut IEC tegangan aman bagi manusia adalah 50VAC atau 120 VDC,
maka arus yang mengalir ke tubuh = 50V/1.000.500 Ω=0,000049975A
0,2198mA>0,049975A = TETAP BERBAHAYA

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengaruh besar dan lama waktu arus
sengatan terhadap tubuh manusia ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

Gbr. 8.2 Reaksi tubuh terhadap besar dan lamanya Arus mengalir

Dalam gambar 8.2 diperlihatkan bagaimana pengaruh sengatan listrik terhadap


tubuh, khususnya yang terkait dengan dua faktor, yaitu besar dan lama arus
listrikmengalir dalam tubuh.
Arus sengatan pada daerah 1 (sampai 0,5 mA)merupakan daerah aman dan
belum terasakan oleh tubuh (arus mulai terasa 1–8 mA).
Daerah 2, merupakan daerah yang masih aman walaupun sudah memberikan
dampak rasa pada tubuh dari ringan sampai sedang walaupun masih belum
menyebabkan gangguan kesehatan.
Daerah 3 sudah berbahaya bagi manusia karena akan menimbulkan kejang-
kejang/kontraksi otot dan paru-paru sehingga menimbulkan gangguan
pernafasan.
Daerah 4 merupakan daerah yang sangat memungkinkan menimbulkan
kematian si penderita

14
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Tabel 8.4 Ceklis Mencegah Bahaya Shock

3.2. Potensi Bahaya Efek Thermal dan Pengendaliannya


a. Arch Flash/Percikan Busur Api
Penyebabnya adalah arus pendek listirk diatas 10.000F (lebih panas dari
permukaan matahari) yang dapat menyebabkan luka bakar.
Kebakaran pada instalasi tegangan rendah dapat disebabkan oleh adanya
gangguan hubung singkat yang tidak terproteksi yang diawali dengan
munculnya busur api listrik atau arch. Busur api listrik terjadi karena dua
permukaan konduktor yang saling bersentuhan.

Tabel 8.5 Ceklis Mencegah Bahaya Shock

Tabel 5 Ceklis Mencegah Bahaya Arc

15
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

b. Heat/Panas
Heat bisa timbul dikarenakan :
- Terjadi short circuit, tetapi alat proteksi tidak mentripkan cicuit;
- Kualitas kabel (kawat dan isolasi) tidak baik;
- Penggunaan jenis kabel yang salah (misalnya NYM hanya untuk indoor);
- Ukuran kawat terlalu kecil;
- Terjadi “loss connection” (dari sambungan kawat, tusuk kontak yang
bertumpuk-tumpuk yang cenderung tidak rapat, dan lain-lain)

c. Ledakan/Arch blast
Penyebabnya adalah arus pendek listirk diatas 10.000° F (lebih panas dari
permukaan matahari) yang dapat menyebabkan luka bakar juga disertai
kebisingan 1400 dB. Tekanan yang terjadi pada ledakan tersebut mencapai 2160
psi dalam jarak ledaknya sekitar 60 cm.

Tabel 8.6 Ceklis Mencegah Bahaya BLAST

16
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

3.3. Bahaya Lainnya


Pemeliharaan instalasi, perlengkapan dan peralatan distribusi listrik juga
mencakup pekerjaan konstruksi, sehingga potensi bahaya lainnya adalah sebagai
berikut :

- Lantai licin - Bahaya kebakaran


- Jepit/perangkap - Percikan palu
- Tersandung/jatuh - Radioaktif
- Keseleo - Debu
- Beban berat - Gas
- Kejatuhan material - Cuaca buruk
- Bahaya cedera - Gelap malam
- Pihak ketiga - Bahaya alat listrik
- Orang masuk tanpa ijin - Salah penyetelan
- Ergonomic - Kegagalan struktur
- Obyek berayun - Kegagalan alat
- Bahaya ketinggian - Asap
- Benda tajam - Bising
- Terhantam benda - Vibrasi
- Lantai berlubang - Leburan besi panas
- Tepian bangunan - Percikan besi panas

Tabel 8.7 Ceklis Mencegah Bahaya Listrik Lainnya

17
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Cara mencegah bahaya listrik lainnya adalah :


- Hati-hati;
- Hindari Unsafe Condition & Unsafe Action;
- Bekerja seuai kompetensi yang dimiliki;
- Gunakan APD yang tepat dan benar;
- Patuhi rambu-rambu yang dipasang;
- Patuhi prinsip-prinsip K3 Umum, dan K3 Spesialis.

3.4. Pengendalian Potensi Bahaya :


Pengendalian potensi bahaya pada pemasangan instalasi, perlengkapan dan
peralatan distribusi listrik dapat dilakukan dengan menerapkan sistem pengamanan
instalasi listrik.

Sistem pengamanan instalasi listrik adalah sebagai berikut :


a. Sistem proteksi sentuhan langsung
- Proteksi Isolasi bagian aktif
- Proteksi penghalang atau selungkup
- Proteksi penempatan diluar jangkauan
- Proteksi isolasi lantai kerja
Berikut ini adalah beberapa metode pengamanan dari sentuhan langsung yaitu :
1. Isolasi pengaman yang memadai :
Pastikan kualitas isolasi pengaman baik, dan dilakukan pemeriksaan dan
pemeliharaan dengan baik. Memasang kabel sesuai dengan peraturan dan
standar yang berlaku.

Gbr.8.3 Pengendalian dengan Menyekat Menggunakan Bahan Isolasi

18
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

2. Penghalang :
Yang dimaksud penghalang disini adalah pembatas kontak manusia terhadapt
tegangan langsung listrik, seperti menggunakan panel box dan enkloser lain,
hal ini bertujauan agar menghindari manusia dari sentuhan langsung dari
rangkaian yang bertegangan.

Gbr. 8.4 Pengendalian dengan Memasang Pagar pembatas

3. Interlocking :
Peralatan ini biasa dipasang pada pintu-pintu ruangan yang di dalamnya
terdapat peralatan berbahaya. Jika pintu dibuka maka semua aliran listrik ke
peralatan terputus (door switch).

4. Isolasi lantai kerja


Sesuai SNI/ PUIL menyatakan untuk melakukan pengukuran tahanan isolasi
lantai dapat digunakan metoda pengukuran Ampermeter dan Voltmeter.
Sebuah pelat logam bujur sangkar berukuran 250 mm x 250 mm dan kertas
atau kain penyerap air basah berukuran 270 mm x 270 mm, ditemptkan antara
pelat logam dan permukaan lantai yang akan diuji gambar di bawah ini.

Gbr. 8.5 Pengukuran tahanan isolasi lantai/dinding

19
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Beban sebesar 750 N (sekitar 75 kg, lantai) atau 250 N (25 kg, untuk dinding)
dipasang diatas pelat logam tersebut selama pengukuran berlangsung. Agar rata
letakkan sebatang kayu diatas permukaan logam.

Besarnya tahanan isolasi lantai adalah :

Pengendalian bahaya isolasi lantai kerja pada pemasangan instalasi,


perlengkapan dan peralatan distribusi listrik adalah tembok pada gardu beton.

b. Sistem proteksi sentuhan tidak langsung dengan pembumian


Pembumian merupakan salah satu cara konvensional untuk mengatasi
bahaya tegangan sentuh tidak langsung yang dimungkinkan terjadi pada bagian
peralatan yang terbuat dari logam. Untuk peralatan yang mempunyai
selungkup/rumah tidak terbuat dari logam tidak memerlukan sistem ini. Agar
sistem ini dapat bekerja secara efektif maka baik dalam pembuatannya maupun
hasil yang dicapai harus sesuai dengan standar.

Ada dua hal yang dilakukan oleh sistem pembumian, yaitu :


- menyalurkan arus dari bagian-bagian logam peralatan yang teraliri arus
listrik liar ke tanah melalui saluran pembumian, dan
- menghilangkan beda potensial antara bagian logam peralatan dan tanah
sehingga tidak membahayakan bagi yang menyentuhnya.

Berikut ini contoh potensi bahaya tegangan sentuh tidak langsung dan
pengamanan

Tegangan sentuh (tidak langsung)


Peralatan yang digunakan menggunakan sistem tegangan fasa-satu, dengan
tegangan antara saluran fasa (L) dan netral (N) 220 V. Alat tersebut
menggunakan sekering 200A. Bila terjadi arus bocor pada selungkup/rumah
mesin, maka tegangan/beda potensial antara selungkup mesin dan tanah
sebesar 220 V. Tegangan sentuh ini sangat berbahaya bagi manusia. Bila
selungkup yang bertegangan ini tersentuh oleh orang maka akan ada arus yang
mengalir ke tubuh orang tersebut sebagaimana telah diilustrasikan pada gambar
di bawah ini.

20
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Gbr. 8.6 Kondisi Tegangan Sentuh Pada Peralatan Beban Listrik

Pengamanan dari tegangan sentuh dilakukan dengan membuat saluran


pentanahan seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Saluran
pentanahan ini harus memenuhi standar keselamatan, yakni mempunyai
tahanan pentanahan tidak lebih dari 0,1 Ohm.

Jika tahanan saluran pentanahan sebesar 0,1 Ohm, dan arus kesalahan 200 A,
maka
kondisi tegangan sentuh akan berubah menjadi:
V= I x R
= 200 x 0,1 Ohm
= 20 V

Gbr.8.7 Saluran Pentanahan Sebagai Pengamanan Tegangan Sentuh

Bila tegangan ini tersentuh oleh orang maka akan mengalir arus ke tubuh orang
tersebut
maksimum sebesar:
I = V / Rk

Kondisi terjelek,
Rk min= 200 O, maka
I = 20/200
= 0,1 A atau 100 mA
Kondisi terbaik,
Rk maks = 1000k O maka
I = 20 / 1.000.000
= 0,00002 A atau 0,02 mA

21
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Berdasarkan hasil perhitungan ini terlihat demikian berbedanya tingkat bahaya


tegangan sentuh antara yang tanpa pentanahan dan dengan pentanahan. Dengan
saluran pentanahan peralatan jauh lebih aman. Karena itu pulalah, saluran
pentanahan ini juga disebut SALURAN PENGAMAN.
Walaupun begitu, untuk menjamin keefektifan saluran pentanahan, perlu
diperhatikan bahwa sambungan-sambungan harus dilakukan secara sempurna.
- Setiap sambungan harus disekrup secara kuat agar hubungan
kelistrikannya bagus guna memberikan proteksi yang baik.
- Kabel dicekam kuat agar tidak mudah tertarik sehingga kabel dan
sambungan tidak mudah bergerak.

Dengan kondisi sambungan yang baik menjamin koneksi pentanahan akan baik
pula dan bisa memberikan jaminan keselamatan bagi orang-orang yang
mengoperasikan peralatan yang sudah ditanahkan.

Gbr.8.8 Hubungan Alat Listirk Dengan Penggunanya

Gbr. 8.9 Aliran Arus Listrik Ke Tanah

Pembumian titik netral sistem :


Pembumian titik netral dari sistem tenaga merupakan suatu keharusan pada
saat ini, karena sistem sudah demikian besar dengan jangkauan yang luas dan
tegangan yang tinggi.

22
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Pentanahan titik netral ini dilakukan pada alternator pembangkit listrik dan
transformator daya pada gardu-gardu induk dan gardu-gardu distribusi.

23
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

3.5. Hazard Identification & Risk Assessment (HIRA) :


HIRA merupakan aktivitas identifikasi potensi bahaya dan penilaian risiko agar
dapat diperoleh :
 Apakah ada sumber potensi bahaya?
 Seberapa besar potensi dan kemungkinannya?
 Apa akibat dan pengaruhnya?
 Bagaimana pencegahannya?

3.6. Job Safety Analisis (JSA) :


Analisis pekerjaan yang dilakukan secara beraturan sebelum pekerjaan dimulai
dan harus terbaca berkaitan dengan rencana pekerjaan tersebut.
JSA bertujuan mencari/menemukan adanya potensi bahaya pada setiap
tahapan/rangkaian proses pekerjaan dan berusaha untuk menghilangkannya.
Langkah-langkah penyusunan JSA :
 Uraikan tahapan pekerjaan
 Identifikasi potensi bahaya yang mungkin ada
 Tetapkan tindakan untuk mengendalikan bahaya atau menghilangkannya
sama sekali.

Contoh JSA untuk operasi pemeliharaan Transformator :

24
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

No.Dokumen : ....................................................................

Nama dan Logo Perusahaan JOB SAFETY ANALYSIS Revisi : ....................................................................

Tanggal : ....................................................................
Judul Pekerjaan : PEMELIHARAAN TRAFO
Disiapkan Oleh : ........................................ Waktu Pekerjaan :

Safety Officer : ........................................ Halaman : ........... dari ...........

No.Telp : ........................................ Lokasi Pekerjaan : .......................................... Status : (Centang) Baru Revisi

PERALATAN PELINDUNG DAN SISTEM YANG DIGUNAKAN DALAM PEKERJAAN INI


Helmet Keselamatan Sarung Tangan Kulit Masker
Sepatu Keselamatan Sarung Tangan Karet Ear Muff Plug
Kacamata Keselamatan Sarung Tangan Cotton Alat Bantu Pernapasan
Body Harness Kacamata Las
Prosedur SOP Petunjuk Kerja
Kotak P3K

No. Langkah-Langkah Pekerjaan Potensi Bahaya Upaya Pengendalian Bahaya & Risiko Penanggung Jawab

a. Terbentur alat kerja a. Menggunakan sarung tangan safety


1 Persiapkan perkakas kerja Safety Man
b. Kejatuhan perkakas b. Memakai safety helmet
Bebaskan trafo dan peralatan dari a. Terkena a. Menggunakan
2 Safety Man
tegangan b. Terkena b. Memakai
a. Memeastikan sudah terpasang grounding
Pasang peralatan grounding pada sisi
3 Tersengat arus sisa b. Memakai Sepetu 20 kV, Sarung tangan 20 Safety Man
TM/TR
kV, Safety goggles
4 Periksa trafo secara umum a. Kejatuhan material a. Memakai APD lengkap Safety Man
trafo b. Memasang baricade pembatas
b. Terkena sentuhan tak

25
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

langsung
Bersihkan bushing trafo TM/TR dari a. Terdampak debu a. Memakai APD
5 Safety Man
kotoran b. Kejatuhan perkakas b. Memakai maske/Face shield
Kencangkan mur/baut pada terminal
6 Terkilir, keseleo Posisi kerja harus ergonomi Safety Man
kabel
a. Terkena rembesan oli a. Mengenakan sepatu safety
7 Periksa tangki trafo (bila ada kebocoran) Safety Man
b. Lantai licin, terpelrsrt b. Gunakan Sarung tangan, masker
a. Terjepit a. Memeriksa posisi Trafo dan pastikan tidak
8 Periksa kedudukan trafo b. Kejatuhan perkakas bergerak Safety Man
b. Memakai APD
Periksa kondisi kran pembuangan minyak a. Terbentur, terkilir
9 Posisi bekerja harus ergonomi Safety Man
trafo b. Tetesan oli lantai licin
Periksa semua kabel penghubung trafo a. Electric Shock a. Memakai APD
10 Safety Man
TM/TR (bersihkan) b. Tangan tergores luka b. Siapkan P3K
a. Terdampak debu a. Memakai APD
11 Usahakan kabel agar tetap bersih b. Electric Shock b. Memakai Masker Safety Man
c. Tangan terkilir/keseleo c. Posisi tubuh ergonomi
a. Memakai APD
Lakukan pengantian atau perbaikan bila a. Electric Shock
12 b. Memakai Masker Safety Man
ada kabel penghubung yang rusak b. Tangan terkilir
c. Posisi tubuh ergonomi
a. Tergores bagian kabel
Lakukan perbaikan dan penggantian
yg rusak a. Menggunakan APD
13 kawat pentanahan rusak atau kendor Safety Man
b. Terbentur, terkilir b. Memakai masker
sambungannya
c. Terdampak debu
Periksa kondisi minyak trafo melalui gelas a. Terkena rembesn oli a. Menggunakan APD
14 Safety Man
duga b. Terpeleset b. Posisi kerja yang ergonomi
Tes minyak trafo dengan tegangan
a. Terkontaminasi minyak a. Memakai APD
15 tembus yang telah ditentukan Safety Man
b. Risiko iritasi kulit b. Memakai Safety goggle
(30kV/2,5mm)
Periksa kondisi silica gel bila berubah a. Mata terkontaminasi a. Memakai APD
16 Safety Man
warna b. Terkena peralatan b. Memakai Safety goggle

26
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

a. Electric Shock
a. Memakai APD, sepatu 20 kV
17 Periksa tahanan isolasi antar lilitan b. Tergores bagian yang Safety Man
b. Memakai sarung tangan 20 kV
tajam
a. Electric Shock a. Memakai APD
18 Periksa tap changer pada setiap posisi Safety Man
b. Tangan terjepit b. Memakai Sarung tangan kulit
a. Terkontaminasi minyak
Lakukan penambahan minyak trafo a. Memakai APD
trafo
19 apabila kurang dan usahakan agar udara b. Memakai Sarung tangan kulit Safety Man
b. Iritasi kulit
tidak masuk ke dalam trafo c. Lantai dilap
c. Lantai licin, terpeleset
a. Perkakas tertinggal a. Memakai APD
20 Periksa kembali hasilnya Safety Man
b. Lantai licin b. Lantai di lap
Lepaskan grounding pengamanan dari sisi a. Electric Shock a. Memakai APD
21 Safety Man
TM/TR b. Tangan tergores b. Memakai sarung tangan kulit
Laporkan hasil pemeliharaan bahwa
22 pekerjaan telah selesai, dan siap Electric Shock Memakai APD Safety Man
dioperasikan kembali

Nama Perusahaan : ..........................................

Pengawas K3
Penanggung Jawab Area Penanggung Jawab Pekerjaan Disusun oleh (Ahli K3)
Divisi Security & HSE

1. ..........................................
2. ..........................................

(…........................................................) (…........................................................) (…........................................................)

27
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

3.7. Job Safety Observasi (JSO) :


JSO adalah suatu metode pengamatan suatu pekerjaan untuk meningkatkan mutu
pelaksanaan keselamatan kerja. Kegiatan ini biasanya dilakukan sewktu-waktu
oleh pengawas tanpa sepengatuan operator yang di observasi. JSO bertujuan
untuk memperbaiki mutu K3 melalui pengamatan sikap dan cara seseorang dalam
melakukan pekerjaan.
Pengamatan anak buah dalam melaksanakan pekerjaan aspek K3 meliputi :
 Penilaian risiko bahaya
 Penilaian cara kerja yang tidak aman
 Penilaian cara kerja yang aman
 Melakukan koreksi
 Memberi penghargaan cara kerja yang aman

4. Prosedur Pemeliharaan Instalasi, Perlengkapan dan Peralatan Listrik di Distribusi


Listrik

4.1. Gardu Distribusi


Pemeliharaan Gardu Distribusi adalah kegiatan yang meliputi rangkaian
tahapan kerja mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengendalian dan
evaluasi pekerjaan pemeliharaan instalasi dan sistem distribusi yang
dilakukan secara terjadwal ataupun tanpa jadwal. Dalam operasi, gardu distribusi
dapat terjadi pengotoran peralatan instalasi oleh lingkungan/ udara, debu, oleh
serangga, sawang. Kotoran berterbangan atau menempel di permukaan isolator
dan konduktor akibatkonduktor bertegangan dan panas, debu-debu itu
terbakar dan berubah menjadi karbon karbon yang terbentuk di permukaan
isolator dapat menjadi jembatan terjadinya loncatan bunga api listrik yang
kemudian menjadi gangguan bagi system.

28
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Gbr. 8.10 Gardu Distribusi

4.1.1. Tujuan Pemeliharaan Gardu Distribusi


Pemeliharaan gardu distribusi bertujuan agar instalasi jaringan
distribusi beroperasi dengan :
- Aman ( safe) bagi manusia dan lingkungannya.
- Andal (reable).
- Kesiapan (avaibility) tinggi.
- Unjuk kerja (performance) baik.
- Umur (live time) sesuai desain.
- Waktu pemeliharaan (down time) efektif.
- Biaya pemeliharaan (cost) efisien / ekonomis

Selain itu ada faktor diluar teknis ,tujuan pemeliharaan adalah


mendapatkan simpati serta kepuasan pelanggan dalam pelayanan
tenaga listrik.

4.1.2. Peralatan Kerja Pemeliharaan Gardu Distribusi


Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan terpadu gardu distribusi harus
mengacu kepada standing operation procedure (SOP), standar
konstruksi dan ketentuan –ketentuan lainnya yang berlaku di masing-
masing perusahaan dimana yang menjadi dasar utama untuk melakukan
pemeliharaan adalah rekomendasi pabrik serta instruction manual dari
masing masing peralatan instalasi listrik.

Pemeliharaan gardu itu memerlukan pembebasan tegangan yang


berarti bahwa peralatan yang dipelihara harus dikeluarkan dari operasi.
Keluarnya beberapa peralatan dari operasi selama pemeliharaan dapat
menyebabkan berkurangnya keandalan penyaluran, berkurangnya
kemampuan penyaluran bahkan padamnya daerah yang dipasok oleh
peralatan tersebut.

Peralatan kerja yang diperlukan minimal requirement sesuai kriteria,


antara lain :

29
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

No. Nama Alat No. Nama Alat


1 Generator set, minimal 21 Alat Test Minyak Isolasi
2.000 watt (DielectricTest)
2 Mesin las listrik/gas 22 Oil Purifier (Alat Penyaring
Minyak Trafo) bila
diperlukan penyaringan
minyak
3 Mesin gerinda tangan dan 23 Alat komunikasi (Radio
listrik HT / HP untuk di lapangan)
4 Bor tangan dan Bor listrik 24 Alat Pendeteksi Panas
(Camera Infrared)
5 Gergaji Besi & kayu 25 Alat Tes Trafo (Transformer
Turn Ratio) TTR
6 Hydrolic Press termasuk 26 Vacum Cleaner
Dies lengkap
7 Kunci pas berbagai ukuran 27 Alat Ukur Panjang (Meteran
tangan 6m)
8 Kunci Sock berbagai 28 Alat Pendeteksi Putaran
ukuran Fasa (Phase Indicaor)
9 Kunci Inggris berbagai 29 Alat Pendeteksi Posisi Fasa
ukuran (Phase Tracer)
10 Kunci Momen 30 SF 6 Refiler
11 Tang Kombinasi 31 Pisau Pengupas kabel
12 Volt Meter 0 – 1.000volt 32 Spray Gun
13 Ampere Meter 0-2.000A 33 Pisau cuter
14 Cos Phi Meter 34 Rifeter Nut Gun
15 Micro Ohm Meter 200 A 35 Obeng Set berbagaiukuran
16 Watt Meter 0-2.000KW 36 Palu besi, plasik dan karet
17 Multi Meter (AVO Meter) 37 Earth Tester
18 Lightning Arrester Tester 38 Meger 10.000 volt
19 Solder listrik 39 Air compressor
20 Bar meter 40 Dan lain-lain

4.1.3. Proses Pemeliharaan Gardu Distribusi


Proses pemeliharaan gardu distribusi dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a. Gardu distribusi secara rutin dibersihkan dari kotoran / debu / sawang
dan lain-lain, sehingga permukaan isolator selalu bersih dari
karbon yang terbentuk.
b. Perkembangan arus beban selalu diikuti untuk :evaluasi kapasitas
trafo, konduktor, rel, PMB (Pemutus Beban),pelebur, kabel agar arus
beban yang mengalir,tidak sampai membuat panas yang berlebihan
yang bisa merusak.
30
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

c. Memeriksa tahanan kontak pada tiap sambungan. diantaranya pada


kabel dan PMB, PMB dan rel juga pada bantalan kontak PMB dan
PMS atau PMT (PemutusTenaga). Trafo distribusi secara rutin
dibersihkan dari kotoran / debu / sawang dan lain- lain
Cara memeriksa tahanan kontak pada sambungan:
 menyediakan sumber dc yang dapat diatur
 membuat rangkaian pengukurannya
 membuat nilai ammeter =100 A dan membaca mvolt
menghitung nilai tahanan = V/I
 apabila nilai tahanan kontak tinggi menjadi sumber panas
sewaktu dialiri arus listrik:
- baut dan mur dibuka kemudian permukaan kontak
dibersihkan dan diratakan
- sambungan kembali dipasangkan
- mengukur kembali tahanan kontak
- mengulangi pembersihan permukaan kontak jika tahanan
kontak masih buruk

Gbr. 8.11 Cara memeriksa tahanan kontak pada sambungan

d. Trafo distribusi secara rutin dibersihkan dari kotoran / debu / sawang


dan lain- lain
e. Memeriksa gelas peduga minyak trafo distribusi bila warna
minyak berubah maka ganti atau bersihkan dengan oil refinery
(pembersih minyak)
f. Memeriksa tahanan kontak antara kabel – sepatu kabel dan
terminal bushing trafo distribusi
g. Mengukur tahanan isolasi antar belitan(prim-sekund) dan antara
belitan ke body trafo distribusi

31
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

4.1.4. SOP Pemeliharaan Gardu Distribusi Berdasarkan Standar Kompetensi Tenaga


Teknik Ketenagalistrikan Bidang Distribusi Sub Bidang Pemeliharaan
SOP Pemeliharaan Instalasi Gardu Distribusi ini menjelaskan kepada
Teknisi Listrik langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat
melakukan pekerjaan pemeliharaan PHB-TR. SOP ini mengacu pada
Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Bidang Distribusi
Sub Bidang Pemeliharaan No Unit Kompetensi DIS.HAR.024(2) B
sebagai berikut :

No. Tahap Pekerjaan Uraian Pekerjaan


1. Merencanakan dan 1.1 Prinsip satu garis jaringan tegangan
menyiapkan menengah yang berkaitan dengan
pemeliharaan pemeliharaan instalasi gardu distribusi
instalasi gardu diperiksa sesuai SOP dan dokumen
distribusi yang ditetapkan perusahaan
1.2 Tata cara berkomunikasi dipahami dan
dilaksanakan sesuai SOP
pengoperasian JTM
1.3 Rencana kerja disusun agar pekerjaan
dapat diselesaikan sesuai jadwal yang
ditetapkan.
1.4 Alat kerja, alat K3 dan alat bantu
disiapkan sesuai keperluan dalam
kondisi dapat bekerja dengan baik dan
aman
1.5 Perintah yang diterima diperiksa untuk
memastikan bahwa instruk,si telah
dimengerti sesuai standar operasi
1.6 Personil berwenang dihubungi untuk
memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan secara efektif dengan
pihak terkait lainnya sesuai SOP
1.7 Prosedur dan peraturan K3 dipahami
sesuai stadnar yang berlaku
2. Memelihara gardu 2.1 Tegangan pada JTM beroperasi
ditribusi dibebaskan dengan membuka peralatan
hubung JTM dan cut out sesuai SOP
2.2 Muatan induksi dari trafo
didischarge/dibuang dengan
menggunakan tongkat arde dan
diground sesuai prosedur K3
2.3 Switch utama dan fuse TR setiap
jurusan dilepas dengan menggunakan
peralatan, sesuai standar pemeliharaan
dan K3
32
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

2.4 Bagian dari logam dan ground plat


dibersihkan dari korosi sesuai standar
pemeliharaan
2.5 Rel PHB-TR dan ground plat
dibersihkan dan mur/baut
dikencangkan sesuai standar
pemeliharaan dan instruction manual
2.6 Pisau switch utama, sepatu kabel
terminasi dan pisau kontak fuse
dibersihkan dan dilumasi sesuai standar
pemeliharaan
2.7 Pemasangan kembali fuse pada PHB-
TR dengan rating arus sesuai standar
operasi
2.8 Instalasi gardu tiang dipelihara sesuai
prosedur pemeliharaan yang ditetapkan
perusahaan

3. Memeriksa dan 3.1 Instalasi yang dipelihara diperiksa dan


menguji hasil diuji sesuai prosedur pemeliharaan
pemeliharaan 3.2 Pemberian tegangan pada
transformator siap dilaksanakan sesuai
SOP yang ditetapkan oleh perusahaan
4. Membuat laporan 4.1 Laporan Pemeliharaan dibuat sesuai
standar perusahaan

Gbr. 8.12 Pemeliharaan Gardu Distribusi

4.2. Jaringan Tegangan Menengah (JTM)


Dikarenakan jaringan saluran udara digelar di alam bebas cenderung
gangguan dari lingkungan karena sebab alam cukup tinggi, diantaranya adalah:
 Petir

33
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Karena ujung tiang biasanya lebih tinggi maka diharapkan sambaran langsung
jarang terjadi, kalau pun terjadi dan tahanan tanah tiang cukup tinggi
bias flash over ke konduktor fasa menyebabkan gangguan.
 Binatang
Burung, kalong, kodok besar, ular bisa menjadi penyebab gangguan hubung
singkat 1 fasa ketanah, 2 fasa bahkan 3 fasa
 Manusia
Permainan layang-layang dapat menyebabkan kabel jaringan putus.
 Tumbuhan
Tumbuhan yang merambat dan dahan / ranting pohon besar dapat pula
menjadi penyebab gangguan.
 Isolator retak atau pecah
Apabila terjadi isolator pecah mudah ditemukan namun apabila isolator retak
sulit ditemukan, keduanya dapat menjadi penyebab gangguan.

Bagian – bagian SUTM yang perlu diperiksa / dipelihara adalah :


 Kawat penghantar
 Tiang
 Isolator
 Cross arm (traverse)
 Joint dan jumper

Sedangkan bagian – bagian SUTM yang perlu dipelihara adalah :


 Kabel
 Tiang
 Pole bracket dan perlengkapannya
 Suspension / Strain Clamp
 Sambungan – sambungan
 Pembumian

4.2.1. SOP Pemeliharaan Hantaran Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)


Berikut ini adalah SOP pemeliharaan hantaran(kawat penghantar) SUTM
berdasarkan Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Bidang
Distribusi Sub Bidang Pemeliharaan No. Unit
Kompetensi :DIS.HAR.011(1)B adalah:

No. Tahap Pekerjaan Uraian Pekerjaan


1. Merencanakan dan 1.1 Gambar satu garis jaringan tegangan
menyiapkan menengah yang berkaitan dengan
pemeliharaan pemeliharaan SUTM diperiksa sesuai

34
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

hantaran SUTM SOP dan dokumen yang ditetapkan


perusahaan
1.2 Tata cara berkomunikasi dipahami dan
dilaksanakan sesuai SOP
pengoperasian JTM
1.3 Rencana kerja disusun agar pekerjaan
dapat diselesaikan sesuai jadwal yang
ditetapkan.
1.4 Alat kerja, alat K3 dan alat bantu
disiapkan sesuai keperluan dalam
kondisi dapat bekerja dengan baik dan
aman
1.5 Perintah yang diterima diperiksa untuk
memastikan bahwa instruk,si telah
dimengerti sesuai standar operasi
1.6 Personil berwenang dihubungi untuk
memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan secara efektif dengan
pihak terkait lainnya sesuai SOP
1.7 Prosedur dan peraturan K3 dipahami
sesuai stadnar yang berlaku
2. Memelihara 2.1 Hantaran dibersihkan menggunakan
hantaran SUTM tongkat sikat pembersih, sesuai dengan
SOP dan peralatan dalam standar
pemeliharaan
2.2 Ranting pohon dipangkas sesuai jarak
bebas hantaran yang tercantum dalam
SOP dan standar pemeliharaan
2.3 Konektor dan parallel groove pada
jumper diperiksa kelayakannya, diganti
atau dikencangkan, sesuai SOP dan
standar pemeliharaan konektor dan
parallel groove.
2.4 Hantaran yang rantas diperbaiki atau
disambung sesuai SOP terkait dan
standar konstruksi
2.5 Hantaran yang kendor diperbaiki
dengan peralatan standar pemeliharaan
sehingga kekencangan hantaran dan
andongan sesuai SOP dan standar
konstruksi
3. Memeriksa dan 3.1 Hantaran yang dipelihara diperiksa
menguji hasil sesuai prosedur pemeliharaan
pemeliharaan 3.2 Pemberian tegangan pada hantaran siap
dilaksanakan sesuai SOP yang

35
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

ditetapkan oleh perusahaan


4. Membuat laporan 4.1 Laporan Pemeliharaan dibuat sesuai
standar perusahaan
4.2 Berita Acara pemeliharaan dibuat dan
ditandatangani sesuai prosedur
perusahaan

4.2.2. SOP Pemeliharaan Isolator Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)


Berikut ini adalah SOP pemeliharaan isolator SUTM berdasarkan Standar
Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Bidang Distribusi Sub
Bidang Pemeliharaan No. Unit Kompetensi :DIS.HAR.012(1)B yaitu:

No. Tahap Pekerjaan Uraian Pekerjaan


1. Merencanakan dan 1.1 Gambar satu garis jaringan tegangan
menyiapkan menengah yang berkaitan dengan
pemeliharaan pemeliharaan SUTM diperiksa sesuai
isolator SUTM SOP dan dokumen yang ditetapkan
perusahaan
1.2 Tata cara berkomunikasi dipahami dan
dilaksanakan sesuai SOP
pengoperasian JTM
1.3 Rencana kerja disusun agar pekerjaan
dapat diselesaikan sesuai jadwal yang
ditetapkan.
1.4 Alat kerja, alat K3 dan alat bantu
disiapkan sesuai keperluan dalam
kondisi dapat bekerja dengan baik dan
aman
1.5 Perintah yang diterima diperiksa untuk
memastikan bahwa instruk,si telah
dimengerti sesuai standar operasi
1.6 Personil berwenang dihubungi untuk
memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan secara efektif dengan
pihak terkait lainnya sesuai SOP
1.7 Prosedur dan peraturan K3 dipahami
sesuai stadnar yang berlaku
2. Membersihkan 2.1 Isolator diperiksa dari keretakan/pecah
isolator SUTM dan dibersihkan sesuai prosedur
pemeliharaan isolator
2.2 Pemeriksaan isolator pada ketinggian
dilaksanakan dengan menggunakan
peralatan standar ketinggian, sesuai

36
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

prosedur K3
2.3 Pemeliharan isolator hantaran SUTM
dilaksanakan sesuai SOP yang
ditetapkan perusahaan
3. Memeriksa hasil 3.1 Isolator yang dipelihara diperiksa
pemeliharaan sesuai prosedur pemeliharaan
4. Membuat laporan 4.1 Laporan Pemeliharaan dibuat sesuai
standar perusahaan
4.2 Berita Acara pemeliharaan dibuat dan
ditandatangani sesuai prosedur
perusahaan

Gbr. 8.13 Pemeliharaan Isolator

4.2.3. SOP Pemeliharaan Pembumian Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)


Berikut ini adalah SOP pemeliharaan pembumian SUTM berdasarkan
Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Bidang Distribusi
Sub Bidang Distribusi Sub Bidang Pemeliharaan No. Unit
Kompetensi :DIS.HAR.002(1)B yaitu:

No. Tahap Pekerjaan Uraian Pekerjaan


1. Merencanakan dan 1.1 Gambar satu garis jaringan tegangan
menyiapkan menengah yang berkaitan dengan
pemeliharaan pemeliharaan SUTM diperiksa sesuai
system pentanahan SOP dan dokumen yang ditetapkan
perusahaan
1.2 Rencana kerja disusun agar pekerjaan
dapat diselesaikan sesuai jadwal yang
ditetapkan.
1.3 Data karakteristik dari tipe system
pentanahan dipahami sesuai standar

37
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

daerah system pembumian dan standar


konstruksi
1.4 Data hasil ukur nilai tahanan system
pentanahan setiap jurusan dan batas
jaringan tenaga listrik beroperasi
dihitung sesuai standar operasi
1.5 Alat kerja, alat K3 dan alat bantu
disiapkan sesuai keperluan dalam
kondisi dapat bekerja dengan baik dan
aman
1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk
memastikan bahwa instruk,si telah
dimengerti sesuai standar operasi
1.7 Ketentuan dan Prosedur dan peraturan
K3 dipahami sesuai stadnar yang
berlaku
2. Melaksanakan 2.1 Pengukuran nilai tahanan system
pemeliharaan pembumian gardu induk, gardu
system pentanahan distribusi dan tiang dilaksanakan sesuai
prosedur pemeliharaan dan instruction
manual alat ukur system pembumian
2.2 Nilai tahanan system pembumian,
sesuai standar konstruksi dan peraturan
instalasi tenaga listrik yang ditetapkan
perusahaan
2.3 Pemasangan electrode pembumian
yang berupa plat/batang arde tambahan
atau jenis lainnya untuk menurunkan
nilai tahanan pembumian dilaksanakan
sesuai standar konstruksi
3. Memeriksa hasil 3.1 Sistem pembumian yang dipelihara
pemeliharaan diperiksa sesuai prosedur pemeliharaan
4. Membuat laporan 4.1 Laporan Pemeliharaan dibuat sesuai
pemeliharaan standar perusahaan
4.2 Dalam berkas laporan pengukuran
dilampirkan gambar satu garis jaringan
dengan kondisi nilai system
pentanahan, sesuai standar gambar
jaringan beroperasi

38
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Gbr. 8.14 Pemeliharaan Jaringan Distribusi

4.3. Transformator :
Pemeriksaan yang seksama pada trafo yang sedang ber-operasi perlu dilakukan
untuk menjamin agar transformator selalu berada dalam kondisi yang baik.
Apabila diperlukan dan dapat membahayakan petugas, maka transformator
tersebut dapat dimatikan agar pemeriksaan yang dilakukan mendapatkan
hasil/data yang optimal. Dengan pemeriksaan yang rutin dan seksama akan
diketahui kondisi transformator setiap saat dan kerusakan-kerusakan yang akan
memakan biaya besar dapat dihindari.

Gbr.8.15 Pemeliharaan Trafo Distribusi

Pada pemeliharaan trafo dalam keadaan tidak bertegangan , berarti


melakukan pemadaman. Ada hal yang perlu diperhatikan saat pemadaman /
melepas sirkit pada trafo, sedapat mungkin diusahakan beban trafo tidak
terlalu besar, terutama trafo yang dipasang diluar atau sering disebut gardu
tiang portal atau cantol, dimana alat pemutus sirkit primer hanya berupa Fuse
Cut Out, sehingga pada saat melepas akan terjadi busur api yang sulit untuk
dihindarkan.

Dampak lain akibat pemutusan sirkit dalam keadaan berbeban tinggi, terhadap
trafo berarti pengurangan arus induksi pada gulungan trafo dapat menimbulkan

39
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

gerakan yang dapat merusak konstruksi tarfo. Sedangkan pada sistem


jaringan secara keseluruhan, hilangnya beban yang besar secara tiba-tiba
dapat menyebabkan goncangan tegangan.

Kegiatan pemeliharaan trafo distribusi dilapangan tentunya berkaitan dengan


adanya tegangan listrik yang berpotensi bahaya, maka masalah keselamatan
kerja bagi personil, kelayakan peralatan kerja dan keamanan peralatan listrik
yang menjadi objek pekerjaan merupakan yang perlu mendapat perhatian
serius.

4.3.1. Jenis – Jenis SOP Pemeliharaan Trafo Distribusi


SOP Pemeliharaan Trafo Distribusi adalah aturan atau pedoman bagi
petugas pemeliharaan untuk melaksanakan tugasnya dalam melakukan
pemeliharaan Trafo Distribusi pada kondisi normal dan kondisi gangguan.

Gbr.8.16 Bagian-Bagian Trafo Distribusi

SOP Pemeliharaan Trafo Distribusi dibuat dengan memperhatikan


kemampuan peralatan yang terpasang dan konstruksi Trafo Distribusi.

Adapun didalam SOP Pemeliharaan trafo Distribusi terdapat panduan pada


beberapa kondisi, yaitu :
a. SOP Kondisi Normal
Petugas pemeliharaan melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan trafo
Distribusi melaksanakan perintah atasan/asman untuk melaksanakan
perbaikan maupun pemeliharaan Trafo Distribusi serta asesorisnya
sesuai peraturan perusahaan.

b. SOP Kondisi Gangguan


Petugas melakukan tindakan seperti :
- Periksa kondisi trafo dalam keadaan tidak bertegangan dengan
ditandai Fuse/Co Tegangan Menengah terbuka.
- Periksa secara fisik keadaan trafo tersebut.

40
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

- Periksa dan catat semua kelainan yang terdapat pada trafo


tersebut.
- Periksa dan catat semua pengaman yang ada di sisi trafo
(besarnya CO maupun Fuse TR.
- Laporkan kepada atasan atau Piket APJ/Cabang.

c. Sop Kondisi Pemulihan


Teknisi Listrik melakukan tindakan manuver bersama petugas operator
atas seijin atasan atau piket APJ/Cabang kemudian melaporkannya.

Demi menjaga trafo agar tetap beroperasi dengan baik dan effisien,
pemeriksaan secara rutin wajib diadakan. Khususnya dalam hal-hal yang
berkaitan di bawah ini yang mesti diberikan perhatian :
• Suhu: Pemeriksaan suhu oli trafo sebaiknya sering diperiksa, terutama
bila trafo beroperasi pada beban penuh.
• Tinggi Permukaan Oli: Tingggi permukaan oli dipastikan pada level
yang sesuai.
• Kualitas Oli: Oli trafo harus diperiksa secara berkala, tergantung
kepada kondisi operasi trafo. Terutama periksalah tegangan tembus oli
dan apakah oli tersebut sudah harus di filter.
• Silica Gel: Jika telah berubah warna, silica gel harus diganti/diaktifkan
kembali. Frekuensi untuk pemeriksaan ini sebaiknya disesuaikan
dengan pengalaman, tergantung kepada beban dan kondisi lainnya.

4.3.2. SOP Pemeliharaan Trafo Distribusi Berdasarkan Standar Kompetensi Tenaga


Teknik Ketenagalistrikan Bidang Distribusi Sub Bidang Pemeliharaan
SOP Pemeliharaan Trafo Distribusi Gardu Tiang ini menjelaskan kepada
Teknisi Listrik langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat
melakukan pekerjaan pemeliharaan Trafo Distribusi Gardu Tiang. SOP
ini mengacu pada Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
Bidang Distribusi Sub Bidang Pemeliharaan No Unit Kompetensi
DIS.HAR.026(2) B sebagai berikut :

No. Tahap Pekerjaan Uraian Pekerjaan


1. Merencanakan dan 1.1 Data dan karakteristik trafo dipahami
menyiapkan sesuai instruksi manual dan standar
pemeliharaan pemeliharaan dari manufaktur
transformator 1.2 Rencana kerja disusun agar pekerjaan
distribusi gardu dapat dilaksanakan sesuai SOP
tiang <400kVA 1.3 Alat kerja, alat K3 dan alat bantu

41
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

disiapkan sesuai keperluan dalam


kondisi dapat bekerja dengan baik dan
aman
1.4 Perintah yang diterima diperiksa untuk
memastikan bahwa instruksi telah
dimengerti sesuai standar operasi
1.5 Personil berwenang dihubungi untuk
memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan secara efektif dengan
pihak terkait lainnya sesuai SOP
1.6 Plat form pada gardu tiang dan peralatan
kerja disiapkan sesuai SOP dan K3
1.7 Ketentuan dan Prosedur dan peraturan
K3 dipahami sesuai standar yang
berlaku
2. Memelihara trafo 2.1 Muatan induksi dari trafo
distribusi gardu didischarge/dibuang dengan
tiang menggunakan tongkat arde, sesuai
prosedur K3
2.2 Isolator kumparan primer dan sekunder
diperiksa terhadap keretakan atau pecah
dan diganti sesuai standar konstruksi
atau direpaint sesuai standar
pemeliharaan
2.3 Isolator kumparan primer dan sekunder
dibersihkan dengan alat sesuai SOP
2.4 Mur/baut terminal kabel
dikencangkan/dibersihkan dari korosi
dan dilumasi dengan pelumas, sesuai
dengan instruksi manual dan standar
pemeliharaan
2.5 Transformator distribusi yang dipelihara
diperiksa sesuai prosedur pemeliharaan
3. Mengidentifikasi 3.1 Penyimpangan yang terjadi
kelainan diidentifikasi penyebabnya dan
operasional ditetapkan alternative pemecahannya
sesuai stadnar operasi
3.2 Alternatif penanggulangan kelainan
dilaporkan/dikonsultasikan kepada
orang yang berwenang

4. Membuat laporan 4.1 Laporan Pemeliharaan dibuat sesuai


pemeliharaan standar perusahaan

42
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Agar trafo distribusi dapat bekerja handal, pemeliharaan minyak


transformator adalah kegiatan yang tidak boleh diabaikan dalam pekerjaan
pemeliharaan trafo distribusi.

Berikut ini adalah SOP Pemeliharaan Minyak Transformator Distribusi


mengacu pada Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
Bidang Distribusi Sub Bidang Pemeliharaan No Unit Kompetensi
DIS.HAR.028(2) B :

No. Tahap Pekerjaan Uraian Pekerjaan


1. Merencanakan dan 1.1 Data dan karakteristik trafo dipahami
menyiapkan sesuai instruction manual dan standar
pemeliharaan pemeliharaan dari manufaktur
minyaktransformat 1.2 Pengujian minyak trafo dan treatment
or distribusi dilaksanakan sesuai prosedur
pemeliharaan yang ditetapkan
perusahaan
1.3 Alat pengujian minyak trafo, alat
treatment, alat keselamatan kerja dan
alat bantu yang dibutuhkan disiapkan
sesuai SOP dan prosedur K3
1.4 Rencana kerja disusun agar pekerjaan
dapat diselesaikan sesuai jadwal
1.5 Perintah yang diterima diperiksa untuk
memastikan bahwa instruksi telah
dimengerti sesuai standar operasi
1.6 Personil berwenang dihubungi untuk
memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan secara efektif dengan
pihak terkait lainnya sesuai SOP
1.7 Prosedur dan peraturan K3 dipahami
sesuai standar yang berlaku
2. Melaksanakan 2.1 Muatan induksi dari trafo
pemeliharaan didischarge/dibuang dengan
minyak trafo menggunakan tongkat arde, sesuai
prosedur K3
2.2 Pengambilan sampel pengujian minyak
trafo dilaksanakan sesuai prosedur
pemeliharaan dan instruction manual
2.3 Pemeliharaan minyak transformator
dilaksanakan sesuai prosedur
pemeliharaan

3. Memeriksa hasil 3.1 Level minyak trafo pada gelas penduga


pemeliharaan diperiksa sesuai instruction manual dan

43
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

standar operasi
3.2 Nilai tahanan isolasi dari trafo dan
minyak trafo diukur sesuai standar
operasi dan instruction manual

4. Membuat laporan 4.1 Laporan Pemeliharaan dibuat sesuai


pemeliharaan standar perusahaan

Gbr. 8.17 Pemeliharaan Minyak Trafo Distribusi

4.4. Perlengkapan Hubung Bagi (PHB-TR) :


Pemeliharaan PHB TR adalah kegiatan yang meliputi rangkaian tahapan kerja
mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengendalian dan evaluasi pekerjaan
pemeliharaan instalasi PHB – TR yang dilakukan secara terjadwal (schedul)
ataupun tanpa jadwal.

Tujuan pemeliharaan PHB TR adalah agar instalasi jaringan distribuasi beroperasi


dengan :
- Aman ( safe) bagi manusia dan lingkungannya.
- Andal (reable).
- Kesiapan (avaibility) tinggi.
- Unjuk kerja (performance) baik.
- Umur (live time) sesuai desain.
- Waktu pemeliharaan (down time) efektif.
- Biaya pemeliharaan (cost) efisien / ekonomis

44
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Selain itu ada faktor diluar teknis, tujuan pemeliharaan adalah mendapatkan
simpati serta kepuasan pelanggan dalam pelayanan tenaga listrik.

Gbr.8.18 PHB–TR Tampak Luar dan Dalam

Untuk melaksanakan pemeliharaan yang baik perlu diperhatikan hal-hal sebagai


berikut
• Sistem harus direncanakan dengan baik dan benar memakai bahan / peralatan
yang berkualitas baik sesuai standar yang berlaku.
• Sistem distribusi yang baru di bangun harus diperiksa secara teliti, apabila
terdapat kerusakan kecil segera diperbaiki pada saat itu juga.
• Staf / petugas pemeliharaan harus terlatih dengan baik dan dengan jumlah
petugas cukup memadai.
• Mempunyai peralatan kerja yang cukup memadai untuk melaksanakan
pemeliharaan dalam keadaan tidak bertegangan maupun pemeliharaan dalam
bertegangan.
• Mempunyai buku / brosur peralatan pabrik pembuat peralatan tersebut dan
harus diberikan kepada petugas terutama pada saat pelaksanaan pemeliharaan.
• Gambar (peta) dan catatan pelaksanaan pemeliharaan dibuat dan di pelihara
untuk bahan pada pekerjaan pemeliharaan berikutnya.
• Jadwal yang telah dibuat sebaiknya dibahas ulang untuk melihat kemungkinan
penyempurnaan dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan.
• Harus diamati tindakan pengamanan dalam pelaksanaan pemeliharaan,
gunakan peralatan keselamatan kerja yang baik dan benar.

4.4.1. Peralatan Pemeliharaan PHB – TR


Alat Kerja dan material untuk pemeliharaan PHB TR adalah sebagai berikut :
1. Radio Komunikasi ( HT )
2. Camera digital
3. Tangga Isolasi
4. Alat Penegang jaringan
5. Toolkit

45
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

6. Sacle stock 20 kV
7. Multitester
8. Tali tambang
9. Tangpress
10. Gunting
11. Mur Baut
12. Konektor
13. Ratchet puller
14. WD – 40
15. Kabel skun
16. Joint konektor

4.4.2. Prosedur Pemeliharaan PHB-TR Pada Gardu Distribusi Dalam Keadaan


Bertegangan
a. Ukur dan catat beban dan tegangan pada saklar utama dan saluran keluar
b. Bandingkan hasil ukur arus pada amper meter di phb – tr dengan hasil
pengukuran dengan tang amper meter
c. Ukur dan catat suhu alat sambung – hubung pada saklar utama dan fuse
pengaman saluran
d. Amati dan catat adanya kelainan- kelaianan pada PHB-TR dalam keadaan
beroperasi

4.4.3. Prosedur Pemeliharaan PHB-TR Pada Gardu Distribusi Dalam Keadaan Bebas
Tegangan Gardu Pasangan Luar

Gbr.8.19 Diagram satu garis distribusi pasangan dalam

46
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

4.4.4. Prosedur Pemadaman Sebelum Pemeliharaan


a. Kurangi beban trafo, dengan cara melepas satu-persatu NH-fuse, bila
beban tidak terlalu besar
b. Buka FCO
c. Hubungkan kabel pentanahan yang sudah dihubungkan ke elektroda
pentanahan dimulai dari ke empat bushing trafo sisi tegangan rendah, lalu
ketiga bushing trafo sisi tegangan menengah
d. Buka kabel / kawat yang terhubung pada terminal kabel masuk dan kabel
keluar
e. Kabel / kawat yang sudah terlepas hubungkan jadi satu dan tersambung
pada kabel pentanahan
f. Lakukan pemeriksaan kondisi PHB-TR
g. Dari hasil kegiatan diatas diambil kesimpulan :
- PHB-TR dalam keadaan baik dan layak dioperasikan
- PHB-TR dalam keadaan kurang baik, perlu ada perbaikan sebelum
dioperasikan
- PHB-TR dalam keadaan rusak, perlu penggantian

Langkah pemeliharaan PHB-TR pada gardu distribusi pasangan luar


dalam keadaan tidak bertegangan :
a. Gunakan perkakas kerja dan perlengkapan k3 sesuai dengan kebutuhan
b. Yakinkan PHB-TR sudah bebas tegangan
c. Buka saklar utama
d. Lepas seluruh nh fuse
e. Periksa kondisi dan kerja saklar utama
- Adanya kotoran pada terminal-terminalnya, bersihkan dengan
menggunakan kain dan cairan yang mudah menguap dan bila terlalu
tebal gosok dengan sabut plastik hijau
- Adanya kotoran pada alat-alat kontak (saklar jenis terbuka) lakukan
hal sama seperti di atas
- Adanya ketidak serempakan buka-tutup alat hubung saklar utama,
perbaiki mekanisnya dan bila perlu ganti dengan yang baru
- Ukur tahanan kontaknya, nilainya tidak boleh melebihi 100 micro
ohm
- Ukur tahanan isolasi antara fasa-fasa dan fasa-body, nilai minimal
tahanan isolasinya adalah 1.000 x tegangan kerja.

47
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Gbr. 8.20 Pemeliharaan PHB-TR

Langkah pemeliharaan terhadap NH-Fuse dan ground plate :


a. Periksa kesesuaian nilai fuse terhadap ground platenya
b. Periksa kerapatan penjepit pisau NH FUSE, setel kembali pernya
c. Adanya kotoran pada penjepit ground plate dan pisau NH fuse bersihkan
dengan kuas atau kain lap dan cairan yang mudah menguap
d. Adanya kotoran pada terminal ground plate lakukan hal yang sama
seperti di atas
Ukur tahanan isolasi terminal masuk maupun keluar ground plate terhadap
body Catatan :
Nilai tahanan isolasi minimal = 1000 x tegangan kerja
e. Periksa kondisi busbar dan isolator dudukannya
f. Periksa kekencangan pengikatan mur-baut antara terminal masuk ground-
plate NH-Fuse dengan busbar
g. Oleskan vaseline netral pada penjepit dan pisau fuse

Langkah pemeliharaan alat ukur peralatan bantunya


a. Periksa pengawatan alat-alat ukur dan alat bantunya
b. Periksa kondisi alat-alat ukur dan alat bantunya yang terpasang
c. Periksa lampu test tegangan
d. Periksa lampu penerangan PHB-TR / gardu
e. Ukur nilai tahanan pentanahan kerangka PHB-TR dan netral TR trafo
f. Nilai tahanan pentanahan kerangka maksimal 1,7 ohm
g. Nilai tahanan pentanahan netral TR maksimal 5 ohm
h. Yakinkan pemeliharaan telah selesai dilakukan dan PHB-TR siap
dioperasikan kembali

Prosedur pengoperasian kembali PHB-TR sesudah pemeliharaan


a. Pasang kembali kabel / kawat pada terminal sisi masuk dan sisi keluar
b. Lepaskan kawat pentanahan
c. Periksa keadaan disekitar trafo dan yakinkan PHB-TR aman dioperasikan
d. Laporkan kepada pihak yang berwenang untuk pengoperasian kembali,
sampai jawaban izin pengoperasian keluar

48
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

e. Masukkan FCO
f. Ukur tegangan dan urutan fasa sisi TR, pastikan bahwa besarnya tegangan
dan urutan fasa sudah benar
g. Masukkan saklar utama, amati adanya kelainan - kelainan
h. Ukur tegangan pada busbar TR, yakinkan besarnya tegangan fasa – netral
maupun fasa – fasa benar
i. Operasikan saluran jurusan dengan cara :
- Untuk pelanggan umum : masukkan saklar utama, menyusul kemudian
nh fuse satu persatu sambil di test kemungkinan adanya hubung
singkat pada saluran jurusan
- Untuk pelanggan 3 fasa : masukkan saluran NH fuse, sebelum saklar
utama dimasukkan.

Prosedur pemeliharaan PHB-TR pada gardu distribusi pasangan dalam


pada keadaan bebas tegangan
Diagram satu garis gardu distribusi pasangan dalam

Gbr. 8.21 Diagram satu garis distribusi pasangan dalam

Prosedur pemadaman sebelum pemeliharaan :


a. Buka pemutus beban (PMB) 3
b. Masukkan pemisah bumi (PMSs) 3
c. Buka seluruh NH-Fuse
d. Hubungkan kabel pentanahan yang sudah dihubungkan ke elektroda
pentanahan dimulai dari ke empat bushing trafo sisi tegangan rendah, lalu
ketiga bushing trafo sisi tegangan menengah
e. Buka kabel / kawat yang terhubung pada terminal kabel masuk dan kabel
keluar

49
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

f. Kabel / kawat yang sudah terlepas hubungkan jadi satu dan tersambung
pada kabel pentanahan
g. Lakukan pemeriksaan kondisi PHB-TR
h. Dari hasil kegiatan diatas diambil kesimpulan :
- PHB-TR dalam keadaan baik dan layak dioperasikan
- PHB-TR dalam keadaan kurang baik, perlu ada perbaikan sebelum
dioperasikan
- PHB-TR dalam keadaan rusak, perlu penggantian

Langkah pemeliharaan PHB-TR pada gardu distribusi pasangan luar


dalam keadaan tidak bertegangan :
a. Gunakan perkakas kerja dan perlengkapan k3 sesuai dengan kebutuhan
b. Yakinkan PHB-TR sudah bebas tegangan
c. Buka saklar utama
d. Lepas seluruh nh fuse
e. Periksa kondisi dan kerja saklar utama
- Adanya kotoran pada terminal-terminalnya, bersihkan dengan
menggunakan kain dan cairan yang mudah menguap dan bila terlalu
tebal gosok dengan sabut plastik hijau
- Adanya kotoran pada alat-alat kontak (saklar jenis terbuka) lakukan
hal sama seperti di atas
- Adanya ketidak serempakan buka-tutup alat hubung saklar utama,
perbaiki mekanisnya dan bila perlu ganti dengan yang baru
- Ukur tahanan kontaknya, nilainya tidak boleh melebihi 100 micro
ohm
- Ukur tahanan isolasi antara fasa-fasa dan fasa-body, nilai minimal
tahanan isolasinya adalah 1.000 x tegangan kerja

Langkah pemeliharaan terhadap NH-Fuse dan ground plate :


a. Periksa kesesuaian nilai fuse terhadap ground platenya
b. Periksa kerapatan penjepit pisau nh fuse, setel kembali pernya
c. Adanya kotoran pada penjepit ground plate dan pisau NH fuse bersihkan
dengan kuas atau kain lap dan cairan yang mudah menguap
d. Adanya kotoran pada terminal ground plate lakukan hal yang sama seperti
di atas
e. Ukur tahanan isolasi terminal masuk maupun keluar ground plate terhadap
body Catatan :
Nilai tahanan isolasi minimal = 1000 x tegangan kerja
f. Periksa kondisi busbar dan isolator dudukannya

50
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

g. Periksa kekencangan pengikatan mur-baut antara terminal masuk ground-


plate NH-Fuse dengan busbar
h. Oleskan vaseline netral pada penjepit dan pisau fuse

Langkah pemeliharaan alat ukur peralatan bantunya :


a. Periksa pengawatan alat-alat ukur dan alat bantunya
b. Periksa kondisi alat-alat ukur dan alat bantunya yang terpasang
c. Periksa lampu test tegangan
d. Periksa lampu penerangan PHB-TR / gardu
e. Ukur nilai tahanan pentanahan kerangka PHB-TR dan netral TR trafo
f. Nilai tahanan pentanahan kerangka maksimal 1,7 ohm
g. Nilai tahanan pentanahan netral TR maksimal 5 ohm
h. Yakinkan pemeliharaan telah selesai dilakukan dan PHB-TR siap
dioperasikan kembali

Prosedur pengoperasian kembali PHB-TR sesudah pemeliharaan


a. Pasang kembali kabel / kawat pada terminal sisi masuk maupun keluar
b. Periksa keadaan disekitar trafo dan yakinkan PHB-TRaman dioperasikan
c. Laporkan kepada pihak yang berwenang untuk pengoperasian kembali,
sampai jawaban izin pengoperasian keluar
d. Lepaskan PMS bumi (PMS) 3
e. Masukkan PMB 3
f. Ukur tegangan dan urutan fasa TR, pastikan bahwa besarnya tegangan dan
urutan fasa sudah benar
g. Masukkan saklar utama, amati ada kelainan - kelainan
h. Ukur tegangan pada busbar TR, yakinkan besarnya tegangan fasa – netral
maupun fasa – fasa benar
i. Operasikan saluran jurusan dengan cara :
- Untuk pelanggan umum : masukkan saklar utama, menyusul kemudian
nh fuse satu persatu sambil di test kemungkinan adanya hubung
singkat pada saluran jurusan
- Untuk pelanggan 3 fasa : masukkan saluran nh fuse, sebelum saklar
utama dimasukkan

4.4.5. SOP Pemeliharaan PHB-TR Berdasarkan Standar Kompetensi Tenaga Teknik


Ketenagalistrikan Bidang Distribusi Sub Bidang Pemeliharaan
SOP Pemeliharaan PHB-TR ini menjelaskan kepada Teknisi Listrik langkah-
langkah yang harus dilakukan pada saat melakukan pekerjaan pemeliharaan

51
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

PHB-TR. SOP ini mengacu pada Standar Kompetensi Tenaga Teknik


Ketenagalistrikan Bidang Distribusi Sub Bidang Pemeliharaan No Unit
Kompetensi DIS.HAR.006(1) B sebagai berikut :

No. Tahap Pekerjaan Uraian Pekerjaan


1. Merencanakan dan 1.1 Gambar single line diagram jaringan
menyiapkan tegangan menengah yang berkaitan
pemeliharaan kotak dengan pemeliharaan PHB – TR
PHB-TR diperiksa sesuai SOP dan dokumen yang
ditetapkan perusahaan
1.2 Tata cara berkomunikasi dipahami dan
dilaksanakan sesuai SOP pengoperasian
JTR
1.3 Rencana kerja disusun agar pekerjaan
dapat dilaksanakan sesuai SOP
1.4 Alat kerja, alat K3 dan alat bantu
disiapkan sesuai keperluan dalam
kondisi dapat bekerja dengan baik dan
aman
1.5 Perintah yang diterima diperiksa untuk
memastikan bahwa instruk,si telah
dimengerti sesuai standar operasi
1.6 Personil berwenang dihubungi untuk
memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan secara efektif dengan
pihak terkait lainnya sesuai SOP
1.7 Ketentuan dan Prosedur dan peraturan
K3 dipahami sesuai standar yang
berlaku
2. Memelihara kotak 2.1 Fuse TR setiap jurusan dilepas dengan
PHB-TR menggunakan peralatan, sesuai standar
pemeliharaan dan K3
2.2 Bagian dari logam dan ground plat
dibersihkan dari korosi, sesuai standar
pemeliharaan
2.3 Rel PHB-TR dan ground plat
dibersihkan dan mur/baut dikencangkan
sesuai standar pemeliharaan dan
instruction manual
2.4 Sepatu kabel terminasi dan pisau kontak
fuse dibersihkan dan diberi pelumas
sesuai standar pemeliharaan
2.5 Penggantian PHB-TR dilaksanakan
sesuai standar konstruksi dan instruction
manual

52
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

2.6 Pemeliharaan kotak PHB-TR


dilaksanakan dengan mengelas pada
bagian yang korosi, mengecat atau
mengganti sesuai standar konstruksi
2.7 Pemasangan kembali fuse pada pHB-TR
dengan rating arus sesuai standar
operasi

3. Memeriksa hasil 3.1 Kotak dan PHB-TR yang dipelihara


pemeliharaan diperiksa sesuai prosedur pemeliharaan
3.2 Pemberian tegangan pada hantara siap
dilaksanakan sesuai SOP yang
ditetapkan oleh perusahaan

5. Membuat laporan 4.1 Laporan Pemeliharaan dibuat sesuai


pemeliharaan standar perusahaan

4.5. Cubical (PMS, PMT dan Busbar bertegangan 20kV)


Sebagaimana kita bahas pada Bab IV, Kubikel Tegangan Menengah adalah
seperangkat peralatan listrik yang dipasang pada Gardu Induk dan Gardu
Distribusi/Gardu Hubung yang berfungsi sebagai pembagi, pemutus,
penghubung, pengontrol dan pengaman sistem penyaluran tenaga listrik
tegangan menengah 20 kV.

Pemeliharaan panel cubicle dilakukan guna mempertahankan atau juga


mengembalikan fungsi fundamental panel cubicle itu sendiri agar performanya
sesuai dengan ekspektasi terhadapnya. Di samping itu pula dengan perawatan
yang sesuai maka hal itu dapat memperpanjang usia pakai panel cubicle serta
tentu saja mencegah kerusakan yang amat mungkin terjadi pada peralatan listrik
semacam ini. Suatu panel cubicle yang terawat dengan baik akan menjamin
kelancaran arus listrik serta dapat diandalkan dalam fungsinya sebagai
pengamanan. Apabila perawatan terhadap panel cubicle ini tidak dilakukan
dengan baik atau justru tidak dilakukan perawatan sama sekali maka dapat
dipastikan kerugian yang jauh lebih besar dapat terjadi.

53
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Gbr. 8.22 Cubical Tegangan Menengah

4.5.1. Peralatan Pemeliharaan Cubical


Berikut ini adalah peralatan yang harus disiapkan pada saat akan
melakukan pekerjaan pemeliharaan Cubical, yaitu :
a. Kain manjun
b. Megger
c. Tool set
d. Cairan Pembersih karat
e. Cairan Pembersih kontak
f. Rak penarik PMT
g. Vacuum checker
h. Alat uji kecepatan kontak
i. Alat uji tahanan kontak
j. Helmet
k. Grounding lokal
l. Sepatu pelindung
m. Amplas
n. Sarung tangan

4.5.2. SOP Pemeliharaan Cubical Tegangan Menengah


SOP Pemeliharaan Cubical Tegangan Menengah ini menjelaskan kepada
Teknisi Listrik langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat
melakukan pekerjaan pemeliharaan cubical tegangan menengah. SOP ini
mengacu pada Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan

54
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Bidang Distribusi Sub Bidang Pemeliharaan No Unit Kompetensi


DIS.HAR.055(2) A sebagai berikut :

No. Tahap Pekerjaan Uraian Pekerjaan


1. Merencanakan dan 1.1 Prinsip kerja system peralatan hubung
menyiapkan kubikel gambar instalasi, tipe dan merk
pemeliharaan kubikel tegangan menengah dipelajari
kubikel tegangan sesuai dengan instruction manual.
menengah 1.2 Gambar single line diagram jaringan
tegangan menengah dipelajari sesuai
SOP
1.3 Tata cara berkomunikasi dipahami dan
dilaksanakan sesuai SOP
1.4 Rencana kerja disusun agar pekerjaan
dapat diselesaikan sesuai jadwal yang
ditetapkan.
1.5 Alat kerja, alat K3 dan alat bantu
disiapkan sesuai keperluan dalam
kondisi dapat bekerja dengan baik dan
aman
1.6 Perintah yang diterima diperiksa untuk
memastikan bahwa instruk,si telah
dimengerti sesuai standar operasi
1.7 Personil berwenang dihubungi untuk
memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan secara efektif dengan
pihak terkait lainnya sesuai SOP
1.8 Prosedur dan peraturan K3 dipahami
sesuai stadnar yang berlaku
2. Memelihara 2.1 Tegangan masuk pada kubikel
kubikel tegangan incoming diperiksa dengan melihat
menengah nyala lampu indicator dan diyakini
bahwa rangkaian kubikel sudah bebas
tegangan
2.2 Switch pentanahan diperiksa dalam
posisi masuk selama pekerjaan
pemeliharaan sesuai SOP
2.3 Fisik isolator kubikel diperiksa
terhadap keretakan dan pecah sesuai
instruction manual dan standar
konstruksi
2.4 Isolator, busbar dan badan kubikel
dibersihkan dan mur baut
dikencangkan sesuai prosedur dan
standar pemeliharaan

55
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Gbr.8.23 Pengecekan Box Elektrik dan Mekanik


PMT
2.5 CT, PT dan peralatan lainnya diperiksa,
dibersihkan dan diperbaiki sesuai SOP
2.6 Pisau kontak dan bagian mekanik yang
bergerak dibersihkan dan dilumasi
sesuai standar pemeliharaan dan
instruction manual

Gbr. 8.24 Pembersihan Pisau PMT


2.7 Terminal kabel SKTM dibersihkan dan
dibalut kembali dengan isolasi sesuai
SOP
3. Memeriksa unjuk 3.1 Kubikal diperiksa melalui uji fungsi
kerja kubikel sesuai instruksi manual
tegangan
menengah

Gbr. 8.25 Pengujian Vacuum Interuptor

3.2 Tahanan isolasi kubikel diukur dengan


meger 5000 volt sesuai standard
pemeliharaan

56
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Gbr. 8.26 Pengujian Tahanan Isolasi

3.3 Terminasi busbar dan kabel SKTM


diperiksa dan diyakini sudah terpasang
dengan betul dan baik sesuai
instruction manual
4. Mengidentifikasi 4.1 Penyimpangan yang terjadi
kelainan unjuk diidentifikasi penyebabnya dan
kerja kubikel ditetapkan alternative pemecahannya
sesuai instruction manual
4.2 Alternative penanggulangan masalah
dilaporkan/dikonsultasikan kepada
yang terkait untuk dilaksanakan sesuai
SOP
5. Membuat laporan 5.1 Laporan Pemeliharaan dibuat sesuai
standar perusahaan

4.6. Alat Pengaman Jaringan Distribusi

4.6.1. Lighting Arrester


a. Peralatan, Alat Pelindung Diri (APD) dan Material Dalam
Pemeliharaan Lighting Arrester
Peralatan kerja yang harus disiapkan oleh Teknisi Listrik pada saat
akan melakukan pekerjaan pemeliharaan Lighting Arrester pada
jaringan distribusi tenaga listrik adalah :

No. Nama Alat No. Nama Alat


1 Radio komunikasi 8 Leakage Current Monitor
2 Tangga 9 Binding wire 20kV
3 Stik panjang 20kV 10 Dudukan roller (eye bolt)
4 Tang kombinasi 11 Tambang manila 25m
5 Kunci pas ring lengkap 12 Tambang 3m untuk tali
tangga
6 Alat pentanahan 13 Megger isolasi
7 Roller penggerak 14 Earth Tester

57
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Gbr. 8.27 Leakage Current Monitor


Pada saat melakukan pekerjaan pemeliharaan lighting arrester,
Teknisi Listrik harus menggunakan APD sebagai berikut ini :
- Helm
- Safety shoes 20kV
- Sarung tangan 20kV
- Bodyharnes
- Baju kerja/wearpack

Adapun material yang harus disiapkan adalah :


- Arrester 20kV (sesuai dengan kebutuhan)
- Kawat A3C (disesuaikan dengan kebutuhan)
- Sepatu kabel

b. SOP Pemeliharaan Lighting Arrester


SOP Pemeliharaan Lightning Arrester ini menjelaskan kepada
Teknisi Listrik langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat
melakukan pekerjaan pemeliharaan Lightning Arrester pada jaringan
distribusi listrik. SOP ini mengacu pada Standar Kompetensi Tenaga
Teknik Ketenagalistrikan Bidang Distribusi Sub Bidang Pemeliharaan
No Unit Kompetensi DIS.HAR.014(2) B sebagai berikut :

No. Tahap Uraian Pekerjaan


Pekerjaan
1. Merencanakan 1.1 Gambar single line diagram jaringan
dan menyiapkan tegangan menengah dipelajari sesuai
pemeliharaan SOP
arrester SUTM 1.2 Rencana kerja disusun agar pekerjaan
dapat diselesaikan sesuai jadwal yang
ditetapkan.
1.3 Alat kerja, alat K3 dan alat bantu
disiapkan sesuai keperluan dalam
kondisi dapat bekerja dengan baik dan

58
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

aman
1.4 Perintah yang diterima diperiksa untuk
memastikan bahwa instruk,si telah
dimengerti sesuai standar operasi
1.5 Personil berwenang dihubungi untuk
memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan secara efektif dengan
pihak terkait lainnya sesuai SOP
1.6 Prosedur dan peraturan K3 dipahami
sesuai stadnar yang berlaku
2. Memelihara/ 2.1 Pemeriksaan kelayakan fisik arrester
mengganti dilaksanakan sesuai standar operasi
arrester 2.2 Penggantian arrester dilaksanakan
sesuai standar konstruksi
2.3 Pemeriksaan kelayakan nilai tahanan
pembumian dilaksanakan dengan
peralatan sesuai standar pemeliharaan
2.4 Nilai kelayakan tahanan pembumian
sesuai dengan standar operasi yang
ditetapkan perusahaan
2.5 Penambahan batang arde pembumian
untuk memperbaiki nilai tahanan
pembumian, dihitung dan dilaksanakan
sesuai standar konstruksi
3. Memeriksa hasil 3.1 Arester yang dipelihara diperiksa sesuai
pemeliharaan prosedur pemeliharaan
4. Membuat laporan 4.1 Laporan Pemeliharaan dibuat sesuai
pemeliharaan standar perusahaan
4.2 Berita Acara pemeliharaan dibuat dan
ditandatangani sesuai prosedur
perusahaan

Gbr. 8.28 Pemeliharaan Lighting Arrester


Lebih rinci, langkah-langkah kerja pemeliharaan Lighting Arrester
adalah sebagai berikut :
- Buka jumper dan titik sambung, kemudian turunkan arrester
- Bersihkan dan ukur masing-masing arrester dengan meger isolasi
untuk memastikan arrester yang rusak.
- Bila hasil ukur menunjukkkan nol, arrester dinyatakan rusak an
diganti dengan yang baru.

59
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

- Bila hasil ukur menunjukkan > 1000 MΩ, arrester dibersihkan


saja.
- Pembersihan arrester dengan cara arrester di dipoles dengan
sakapen, hingga merata, kemudian dibersihkan dengan lap/kain
majun yang sudah dibasahi dengan wash bensin.
- Kemudian dilap kembali dengan lap kering dan bersih.
- Pasang kembali arrester pada titik sambung.
- Ukur pentanahan arrester dengan meger pentanahan (earth tester).

Gbr. 8.29 Pengukuran Pentanahan Dengan Earth Tester


- Bila hasil ukur > 5 Ω dinyatakan tidak layak, maka hasil ukur
dicatat pada format laporan , sebagai bahan pelaporan.
- Setelah selesai, periksa kembali pekerjaan dan turunkankan
kembali semua peralatan dan pastikan kembali bahwa semuanya
tidak ada yang ketinggalan.

4.6.2. Penutup Balik Otomatis (PBO) atau Saklar Seksi Otomatis


(SSO)
a. Peralatan, Alat Pelindung Diri (APD) dan Material Dalam
Pemeliharaan :
Peralatan kerja yang harus disiapkan oleh Teknisi Listrik pada saat
akan melakukan pekerjaan FCO pada jaringan distribusi tenaga listrik
adalah :

No. Nama Alat No. Nama Alat


1 Kunci gardu 7. Tester tegangan
2 Radio komunikasi 8. Tangga
3 Stick 20kV 11 m 9. Avometer
4 Meger 5000v 10. Grounding lokal
5 Kantong alat kerja 11. Kain majun/lap
6 Tool set 12. Cairan kimia pembersih

Pada saat melakukan pekerjaan pemeliharaan FCO, Teknisi Listrik


harus menggunakan APD sebagai berikut ini :

60
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

- Helm
- Safety shoes 20kV
- Sarung tangan 20kV
- Bodyharnes
- Baju kerja/wearpack

b. SOP Pemeliharaan PBO :


SOP Pemeliharaan Pemutus Balik Otomatis (PBO) atau Saklar Seksi
Otomatis (SSO) ini menjelaskan kepada Teknisi Listrik langkah-
langkah yang harus dilakukan pada saat melakukan pekerjaan
pemeliharaannya pada jaringan distribusi listrik. SOP ini mengacu
pada Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Bidang
Distribusi Sub Bidang Pemeliharaan No Unit Kompetensi
DIS.HAR.015(2) B sebagai berikut :

No. Tahap Uraian Pekerjaan


Pekerjaan
1. Merencanakan 1.1 Gambar single line diagram jaringan
dan menyiapkan tegangan menengah yang berkaitan
pemeliharaan dengan pemeliharaan PBO/SSO SUTM
PBO/SSO SUTM diperiksa sesuai SOP dan dokumen
yang ditetapkan perusahaan
1.2 Tata cara berkomunikasi dipahami dan
dilaksanakan sesuai SOP pengiperasian
JTM
1.3 Rencana kerja disusun agar pekerjaan
dapat diselesaikan sesuai jadwal yang
ditetapkan.
1.4 Alat kerja, alat K3 dan alat bantu
disiapkan sesuai keperluan dalam
kondisi dapat bekerja dengan baik dan
aman
1.5 Perintah yang diterima diperiksa untuk
memastikan bahwa instruk,si telah
dimengerti sesuai standar operasi
1.7 Personil berwenang dihubungi untuk
memastikan bahwa pekerjaan telah
dikoordinasikan secara efektif dengan
pihak terkait lainnya sesuai SOP
1.8 Prosedur dan peraturan K3 dipahami
sesuai stadnar yang berlaku
2. Memelihara 2.1 Isolator PBO atau SSO diperiksa
PBO/SSO terhadap keretakan atau pecah dan
diganti sesuai standar konstruksi
2.2 Isolator PBO atau SSO dibersihkan
dengan alat sesuai prosedur

61
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

pemeliharaan isolator
2.3 Pisau kontak dan bagian yang bergerak
dilumasi dengan pelumas dan
dilaksanakan sesuai dengan standar
pemeliharaan
2.4 Rangkaian elektronik penggerak
mekanik PBO atau SSO dipelihara atau
diganti sesuai standar pemeliharaan dan
instruksi manual
2.5 Penggantian PBO atau SSO
dilaksanakan sesuai standar konstruksi
2.6 Komponen hantaran yang terhubung
dengan PBO/SSO dikencangkan sesuai
standar konstruksi
2.7 Pemeliharaan dan penggantian baterai
sesuai instruction manual
2.8 Peralatan jaringan SUTM dipelihara
sesuai prosedur pemeliharaan yang
ditetapkan perusahaan

3. Memeriksa hasil 3.1 PBo dan SSO yang dipelihara diperiksa


pemeliharaan sesuai SOP
3.2 Pemberian tegangan pada hantaran siap
dilaksanakan sesuai SOP yang
ditetapkan oleh perusahaan
4. Mengidentifikasi 4.1 Penyimpangan yang terjadi
kelainan oeprasi diidentifikasi penyebabnya dan
dilaporkan sesuai SOP
4.2 Alternatif penanggulangan masalah
dilaporkan/dikonsultasikan kepada yang
terkait untuk dilaksanakan
5. Membuat laporan 5.1 Laporan Pemeliharaan dibuat sesuai
pemeliharaan standar perusahaan
5.2 Berita Acara pemeliharaan dibuat dan
ditandatangani sesuai prosedur
perusahaan

4.6.3. Load Break Switch

62
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Gbr. 8.30 Pemeliharaan LBS

4.6.4. Fuse Cut Out (FCO) :


a. Peralatan, Alat Pelindung Diri (APD) dan Material Dalam
Pemeliharaan Fuse Cut Out
Peralatan kerja yang harus disiapkan oleh Teknisi Listrik pada saat
akan melakukan pekerjaan FCO pada jaringan distribusi tenaga listrik
adalah :

No. Nama Alat No. Nama Alat


1 Kunci gardu 7. Tester tegangan
2 Radio komunikasi 8. Tangga
3 Stick 20kV 11 m 9. Avometer
4 Meger 5000v 10. Grounding lokal
5 Kantong alat kerja 11. Kain majun/lap
6 Tool set 12. Cairan kimia pembersih

Pada saat melakukan pekerjaan pemeliharaan FCO, Teknisi Listrik


harus menggunakan APD sebagai berikut ini :
- Helm
- Safety shoes 20kV
- Sarung tangan 20kV
- Bodyharnes
- Baju kerja/wearpack

b. SOP Pemeliharaan Fuse Cut Out :


Pengawas Pekerjaan :
- Mengecek SPK.
- Mengecek Surat Tugas.
- Membuat Surat Pemberitahuan Pemadaman ke pelanggan jika
diperlukan.
- Mengambil material ke gudang perusahaan
63
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

- Untuk pekerjaan yang membutuhkan pemadaman (pembebasan


tegangan) pengawas berkoordinasi dengan Petugas Pengatur
Dinas Gangguan (PPG).
- Bila pembebasan tegangan sudah dilaksanakan maka dilakukan
grounding.

Gbr. 8.31 FCO yang terpasang di SUTM

Langkah kerja pemeliharaan FCO :

• Setelah sampai di lokasi gardu, maka segera lakukan persiapan


dan memakai peralatan K3, serta yakinkan bahwa peralatan kerja
serta peralatan bantu siap digunakan
• Selanjutnya laporkan pada Piket Pengatur Cabang bahwa regu
pelayanan gangguan distribusi telah sampai di lokasi gardu yang
dituju dan siap untuk pelaksanaan Penggantian Fuse Cut Out pada
SUTM pada gardu ………………penyulang …………………
• Setelah gardu dibuka kemudian lakukan pelepasan beban sisi TR.
• Bersihkan sackle stock 20 kV dengan kain silicon / kain lap /
majun & sesuai prosedur K3
• Lepaskan Fuse Holder dari kedudukannya menggunakan sackle
stock 20 kV dan lakukan pemeriksaan Fuse Holder
• Lakukan penggantian Fuse Link sesuai rating standar Operasi
disertai dengan pemasangan secara sempurna
• Laporkan kepada piket pengatur distribusi bahwa Fuse Holder
akan dimasukkan
• Ukur tegangan di PHB-TR dengan AVO Meter
• Masukkan kembali beban pada sisi TR
• Kunci kembali gardu tersebut dengan baik
• Laporkan kepada piket pengatur Cabang bahwa pekerjaan sudah
selesai dan kondisi aman
• Sebelum meninggalkan gardu, petugas agar memastikan bahwa
tidak ada peralatan yang tertinggal dilokasi termasuk peralatan K3

64
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

• Petugas-Petugas pelaksana lapangan kembali menuju kantor


untuk membuat laporan pelaksanaan pekerjaan, kecuali saat
perjalanan mendapat tugas ke gardu berikutnya, maka siklus
pekerjaan ini akan berlangsung sama

5. Alat Pelindung Diri (APD) :


Alat Pelindung Diri yang digunakan pada pekerjaan pemeliharaan distribusi ini adalah :
a. Safety Shoes 20 kV : untuk melindungi tubuh dari sengatan Electric Shock dan
melindungi kaki dari terjepit, terpeleset, kejatuhan benda, terkena tetesan oli.

Gbr. 8.32 Safety Shoes 20 kV

b. Sarung Tangan 20 kV : untuk melindungi tubuh dari sengatan listrik baik


Sentuhan Langsung maupun Sentuhan Tak Langsung, melindungi tangan dari
luka tergores, terjepit, terkena tetesan oli.

Gbr. 8.33 Sarung Tangan 20 kV

c. Pakaian kerja (Wearpack) : fungsinya disamping untuk seragam pengenal,


pakaian kerja fungsi utamanya adalah untuk melindungi tubuh dari sengatan
matahari (Gardu pasang luar), untuk melindungi tubuh percikan oli, air dll

65
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Gbr. 8.34 Pakaian Kerja (Wearpack)

d. Helmet : adalah alat untuk melindungi kepala dari sengatan matahari (Gardu
Pasang Luar), untuk melindungi kepala dari kejatuhan material dari atas yang bisa
melukai kepala, dan mencegah senganatan listrik kekepala.

Gbr. 8.35 Helmet


e. Sabuk Pengaman Safety Harness : untuk pekerjaan pada ketinggian yang
melebihi 1,8 meter wajib menggunakan Sabuk Pengaman/Safety Harness untuk
mencegah agar tidak terjatuh saat bekerja di ketingiian tersebut.

Gbr. 8.36 Sabuk Pengaman dan Full Body Harness

f. Safety Goggles/ Kacamata Pengaman : berfungsi untuk melindungi mata dari


percikan debu, material gerinda, cipratan cairan, juga berfungsi untuk
menghindari silaunya sinar matahari pada pekerjaan pemeliharaan gardu pasang
luar.

Gbr. 8.37 Kacamata Pengaman

g. Earplug dan Ear Muff : Untuk melindungi telinga dari tingkat kebisingan yang
tinggi.

66
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Gbr. 8.38 Ear Plug dan Ear Muff

h. Masker : adalah untuk melindungi pernafasan dari potensi bahaya yang bisa
merusak kesehatannya.

Gbr. 8.39 Masker


i. Grounding Apparatus : fungsinya untuk membumikan sistem dan membuang
energi yang tertinggal.

Gbr. 8.40 Perlengkapan Pembuangan muatan listrik

j. Tangga Isolasi (Insulated Ladder) : untuk melindungi pekerja pada ketinggian


dari sengatan listrik (Electric Shock).

Gbr. 8.41 Tangga Isolasi


k. Tali Tambang : sebagai alat bantu untuk mengikat tangga.

Gbr. 8.42 Tali tambang


l. Rambu-rambu/Tanda Peringatan : untuk memberikan informasi/peringatan
kepada masyarakat dilingkungan operasi pemeliharaan agar tidak melintas atau
masuk dalam area yang berbahaya.

67
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Gbr. 8.43 Rambu-rambu

m. Peralatan P3K : Untuk mengatasi kecelakaan kecil/ Pertolongan Pertama Pada


Kecelakaan.

P3K

Gbr. 8.44 Perlengkapan P3K

6. Cheklist Pemeliharaan Instalasi, Perlengkapan dan Peralatan Distribusi Listrik

6.1. Checklist Pemeriksaan Keselamatan Ketenagalistrikan untuk Pemeliharaan


Distribusi :
HASIL INSPEKSI
KELENGKAPAN KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

Lokasi Distribusi :…………………………………………………………


Tanggal inspeksi :…………………………………………………………

No. Inspeksi Hasil inspeksi Keterangan

1 Perlengkapan pelindung/tanda peringatan Ada / tidak ada


terhadap peralatan berputar

2 Perlengkapan pelindung/tanda peringatan Ada / tidak ada


peralatan bertegangan

3 Perlengkapan pelindung/tanda peringatan Ada / tidak ada


peralatan panas tinggi

4 Tanda bahaya gas beracun Ada / tidak ada

5 Tanda bahaya mudah terbakar Ada / tidak ada

6 Tanda bahaya mudah meledak Ada / tidak ada

7 Tanda bahaya kebisingan tinggi Ada / tidak ada

8 Tanda bahaya tabung bertekanan Ada / tidak ada

68
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

9 Peringatan menggunakan Helm, Safety Ada / tidak ada


shoes, Ear plug dll.

10 Lokasi evakuasi dan tanggap darurat Ada / tidak ada

Catatan :
……………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………….

Disaksikan oleh : Diinspeksi oleh :

Nama : Nama :

6.2. Jaringan Tegangan Menengah


A. CHECKLIST JARINGAN TEGANGAN MENENGAH :
N OBYEK HASIL NILAI METODE
O RUJUKAN
1. Tiang Ground Patrol : Baik/Tidak SNI /SPLN Penilaian
dan a. Kawat penghantar Baik
Jaringan b. Isolator dan Asesorisnya
c. Klem Pemegang kawat dan asesoris
d. Ground wire
e. Ruang bebas (Right of Way/ROW)
f. Tiang dan halamannya
g. Lingkungan dan aktifitas masyarakat
sekitarnya

2. Sistem a. Pemeriksaan dan pengukuran .......... Ω SNI : 5 Ω Pengukuran


Proteksi pembumian
b. Fuse Cut Out (FCO) Baik/Tidak Penilaian

69
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

c. A. Arrester Baik SNI


d. Pemeriksaan jaring-jaring pengaman

................................................., ........
Teknisi Pemeliharaan/Pemeriksa,

(..............................................................)

70
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

6.3. Gardu Distribusi :


CHECKLIST PEMELIHARAAN GARDU DISTRIBUSI

A. PANEL KUBIKEL TM / SWITCHGEAR :

No OBYEK NILAI METODA


HASIL
RUJUKAN
A. Spesifikasi Switchgear
1 Rated Voltage / Frequency Sesuai/Tidak sesuai Manufacture Std. Penilaian

2 Rated power freq withstand voltage Sesuai/Tidak sesuai Manufacture Std. Penilaian

3 Rated impulse withstand voltage Sesuai/Tidak sesuai Manufacture Std. Penilaian

4 Symmetrical breaking current Sesuai/Tidak sesuai Manufacture Std. Penilaian

5 Degree of protection Sesuai/Tidak sesuai Manufacture Std. Penilaian

B. Pemeriksaan visual tampak luar Switchgear


1 Lampu indikator pada Panel Sesuai/Tidak sesuai Manufacture Std. Penilaian

2 Alat ukur atau metering berupa Ampere Sesuai/Tidak sesuai Manufacture Std. Penilaian
Meter, Volt Meter Watt meter, VAR meter,
KWH meter, Cos phi meter dan Frequency
meter pada panel
3 Nama/label dan nama perusahaan instalatir Ada/Tidak ada Manufacture Std. Penilaian
pada pintu panel
4 Tanda bahaya pada pintu panel Ada/Tidak ada Manufacture Std. Penilaian

5 Selector Switch dan kunci pintu panel Ada/Tidak ada Manufacture Std. Penilaian

C. Pemeriksaan visual tampak dalam Switchgear


1 Gambar single line diagram dan kartu Sesuai/Tidak sesuai Manufacture Std. Penilaian
riwayat perawatan
2 Kabel bonding untuk pengaman sentuh tidak Ada/Tidak ada Manufacture Std. Penilaian
langsung
3 Labeling Ada/Tidak ada Manufacture Std. Penilaian

71
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

No OBYEK NILAI METODA


HASIL
RUJUKAN
4 Kode warna kabel Sesuai/Tidak sesuai Manufacture Std. Penilaian

5 Kebersihan Panel Baik/Tidak baik Manufacture Std. Penilaian

D. Pemeriksaan visual pada sistem terminasi


1 Busbar / penghantar Baik/Tidak baik Manufacture Std. Penilaian

2 Pengaman Sesuai/Tidak sesuai Manufacture Std. Penilaian

3 Sepatu kabel Baik/Tidak baik Manufacture Std. Penilaian

4 Sistem pembumiaan Sesuai/Tidak sesuai Manufacture Std. Penilaian

5 Jarak busbar to busbar Sesuai/Tidak sesuai Manufacture Std. Penilaian

E. Pemeriksaan visual Daerah Kerja


1. Jarak bagian depan Sesuai/Tidak sesuai SNI : 75 cm Pengukuran
2. Jarak bagian samping Sesuai/Tidak sesuai SNI: 150 cm Pengukuran
3. Jarak bagian belakang Sesuai/Tidak sesuai - Pengukuran
4. Bebas buka pintu panel Sesuai/Tidak sesuai - Pengukuran
5. Pencahayaan Sesuai/Tidak sesuai 100 Lux Pengukuran
6. Barang-barang yang tidak terpakai Sesuai/Tidak sesuai SNI Penilaian

B. PERLENGKAPAN LISTRIK PADA KUBIKEL TM SWITCHGEAR :


NO OBYEK HASIL NILAI RUJUKAN METODA
1. PMT (Pemutus Pemeriksaan Visual : Sesuai/Tidak Manufacture Std. Penilaian
Tenaga) a. Memeriksa label sesuai
Dan b. Memeriksa kontak pemisah
PMB (LBS) c. Memeriksa relay
d. Memeriksa kawat pentanahan

Pengujian / Pengukuran : Manufacture Std.


Sesuai/Tidak Pengetesan
a. Pengukuran tahanan isolasi
sesuai
b. Pemeriksaan kerja dari lokal secara
mekanis dan elektris
c. Pengukuran interlok mekanis dan
elektris
d. Pengukuran indikasi buka / tutup

72
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

2. PMS Pemeriksaan Visual : Sesuai/Tidak Manufacture Std. Penilaian


(Pemisah) a. Memeriksa kontak pemisah sesuai
b. Memeriksa relay
c. Memeriksa kawat pentanahan

Pengujian / Pengukuran : Manufacture Std.


Sesuai/Tidak Pengetesan
a. Pengukuran tahanan isolasi sesuai
b. Pemeriksaan kerja dari lokal secara
mekanis dan elektris
c. Pengukuran interlock mekanis &
elektris

3. Trafo Arus Pemeriksaan Visual : Ada/Tidak ada Manufacture Std. Penilaian


a. Memeriksa kawat pentanahan

Pengujian / Pengukuran :
Sesuai/Tidak Manufacture Std. Pengetesan
a. Pemeriksaan rasio
sesuai
b. Pengukuran tahanan isolasi
4. Trafo Pemeriksaan Visual : Ada/Tidak ada Manufacture Std. Penilaian
Tegangan a. Memeriksa kawat pentanahan

Pengujian / Pengukuran :
Sesuai/Tidak Manufacture Std. Pengetesan
a. Pemeriksaan rasio
sesuai
b. Pemeriksaan polaritas

6. Relay Proteksi a. Pemeriksaan visual pada OCR, Ada/Tidak ada Manufacture Std. Penilaian
differnsial relay, REF, GFR, UVR,
OVR dll
b. Pengetesan pada OCR, differnsial Berfungsi/Tidak
relay, REF, GFR, UVR, OVR dll berfungsi Manufacture Std. Pengetesan

7 Meter a. Pemeriksaan visual dan unjuk kerja Berfungsi/Tidak Manufacture Std. Penilaian
pada Ampere meter, Volt meter, Watt berfungsi
meter, VAR meter, KWH meter, Cos
phi meter dan Frequency meter
b. Pemeriksaan indikator phasa Berfungsi/Tidak Manufacture Std. Penilaian
berfungsi

C. TRAFO TENAGA / DAYA


NO OBYEK HASIL NILAI METODE
RUJUKAN
1. Name Plate a. Nama pabrik, tempat dan Sesuai/tidak Manufacture Penilaian
pembuatan sesuai Standar dan
b. Jenis dan No. Seri SNI
c. Kapasitas / Daya / Frequency
d. Primary Voltage / Secondary

73
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Voltage
e. Primary Current / Secondary
Current
f. Vector Group
g. Impedance
h. Insulation level / Kelas Isolasi
i. Cooling system
2. Bushing a. Memeriksa kebersihan body Baik / Tidak Manufacture Penilaian
bushing baik Standar dan
b. Memeriksa fisik body yang SNI
berkarat/gompal
c. Memeriksa kekencangan mur
baut klem terminal utama
d. Memeriksa kebocoran gasket
e. Memeriksa kesesuaian Spark
gap bushing primer
f. Memeriksa kesesuaian Spark
gap bushing skunder
3. Sistem a. Memeriksa kebersihan sirip-sirip Baik / Tidak Manufacture Penilaian
pendingin radiator baik Standar dan
b. Memeriksa kebocoran minyak SNI
trafo
c. Memeriksa level minyak trafo
d. Memeriksa kondisi minyak trafo
e. Pengujian/pengetesan tegangan
tembus minyak trafo
4. Alat Pernafasan a. Memeriksa level konservator Baik / Tidak Manufacture Penilaian
(Breather) main tank baik Standar dan
b. Memeriksa level konservator tap SNI
canger
c. Memeriksa wana silica gel Biru/Ungu
5. Sistem Kontrol
dan Proteksi
5.1. Panel
a. Memeriksa kekencangan mur Baik / Tidak Manufacture Penilaian
Kontrol
baut terminal kontrol baik Standar dan
b. Memeriksa kondisi Elemen SNI
pemanas
c. Memeriksa kebersihan kontaktor
d. Memeriksa kebersihan limit
switch
e. Memeriksa sumber tegangan
AC/DC

a. Memeriksa kebersihan terminal


b. Memeriksa kondisi seal
5.2. Relay

74
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Bucholz Baik / Tidak Manufacture Penilaian


baik Standar dan
SNI
a. Memeriksa kebersihan terminal
5.3. Relay b. Memeriksa kondisi seal
Jansen Baik / Tidak Manufacture
Penilaian
baik Standar dan
SNI
a. Memeriksa kebersihan terminal
5.4. Relay b. Memeriksa kondisi seal
Manufacture
Sudden c. Memeriksa kebersihan thermo Baik / Tidak
Standar dan Penilaian
pressure couple baik
SNI
d. Memeriksa kabel-kabel kontrol
dan pipa-pipa kapiler

6. OLTC a. Memeriksa kesesuaian indikator Baik / Tidak Manufacture Penilaian


posisi tap baik Standar dan
b. Memeriksa pelumasan gigi SNI
penggerak
c. Memeriksa kebersihan kontaktor
d. Memeriksa kebersihan limit
switch
e. Memeriksa kesesuaian sumber
tegangan AC/DC
f. Menguji posisi lokal dan remote
g. Memeriksa kondisi minyak
diverter switch OLTC
7. Sistem a. Memeriksa kawat pentanahan Baik / Tidak Manufacture Penilaian
Grounding pada titik netral primer / skunder baik Standar dan
b. Memeriksa kawat pentanahan SNI
pada body/enclousure/BKT trafo
c. Memeriksa kawat pentanahan
pada BKE (Bagian konduktif
ekstra)
d. Memeriksa kekencangan mur
baut terminal pentanahan
e. Mengukur/menguji nilai
pentanahan
8. Maintank a. Memeriksa kebersihan body dan Baik / Tidak Manufacture Penilaian
bushing baik Standar dan
b. Memeriksa karat/gompal fisik SNI
body
c. Memeriksa kondisi gasket
9. Kontruksi/ a. Memeriksa kondisi konstruksi Baik / Tidak Manufacture Penilaian
strukutur bangunan, pondasi dan baut baik Standar dan
mekanik pengikat SNI
b. Memeriksa kebersihan

75
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

lingkungan gardu
c. Memeriksa sirkulasi udara
d. Memeriksa penerangan
e. Memeriksa pembatas/halang
rintang
f. Memeriksa Tanda Peringatan
10. Fire protection a. Memeriksa tekanan gas N2 Baik / Tidak Manufacture Penilaian
b. Memeriksa alarm kebakaran baik Standar dan
c. Memeriksa sensor detector SNI
d. Memeriksa APAR
11. Belitan Trafo a. Pengujian Tahanan Isolasi (TI) ................ Ω IEEE P43- Pengukuran
Phasa-Phasa, Phasa-Netral, 2000:
Phasa-PE 100 MΩ

..................
b. Pengujian Dielectric of Ratio IEEE:
Pengukuran
(DAR) dan Polaritas Index Phasa- DAR : < 1,6
Phasa, Phasa-Netral, Phasa-PE PI : ≤ 2

c. Pengujian Hi-Pot Test Phasa- ...................


IEEE 400.2,
Phasa, Phasa-Netral, Phasa-PE V Pengukuran
NEMA,
VDE530

.................... ANSI C
d. Pengujian Tangen Delta Test
% 57.12.90
Phasa-Phasa, Phasa-Netral, Pengukuran
Phasa-PE NETA 100.3,
SPLN

............... pC HVM, B2
e. Partial Discharge Test Electronic
GmbH Pengukuran

.................................., .........
Diperiksa oleh :

(..............................................)

D. PHB-TR :

76
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Checklist Pemeliharaan Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta


Komponennya

- Panel LVMDP

Verifikasi
No Item Verifikasi Tidak Hasil Verifikasi
Memenuhi
memenuhi

F. Pemeriksaan visual tampak depan PHB


1 Lampu indikator pada Panel
2 Alat ukur atau metering berupa
Ampere Meter, Volt Meter dan
lainnya pada panel
3 Nama/label dan nama perusahaan
instalatir pada pintu panel
4 Tanda bahaya pada pintu panel
5 Selector Switch dan kunci pintu
panel
G. Pemeriksaan visual tampak dalam PHB
1 Cover pelindung tegangan sentuh
langung

2 Gambar single line diagram dan


kartu riwayat perawatan
3 Kabel bonding untuk pengaman
sentuh tidak langsung
4 Labeling
5 Kode warna kabel

6 Kebersihan Panel

H. Pemeriksaan visual pada sistem terminasi


1 Busbar / penghantar

2 Pengaman

3 Sepatu kabel

4 Sistem pembumiaan

77
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Verifikasi
No Item Verifikasi Tidak Hasil Verifikasi
Memenuhi
memenuhi

I. Pemeriksaan visual Daerah Kerja


1 Minimal 1 m area bebas untuk
kerja
2. Bebas buka pintu panel
3. Tidak terhalang
4. Pencahayaan

- Panel SDP

Verifikasi
No Item Verifikasi Tidak Hasil Verifikasi
Memenuhi
memenuhi

A. Pemeriksaan visual tampak depan PHB


1 Lampu indikator pada Panel
2 Alat ukur atau metering berupa
Ampere Meter, Volt Meter dan
lainnya pada panel
3 Nama/label dan nama
perusahaan instalatir pada
pintu panel
4 Tanda bahaya pada pintu panel
5 Selector Switch dan kunci
pintu panel
B. Pemeriksaan visual tampak dalam PHB
1 Cover pelindung tegangan
sentuh langung

2 Gambar single line diagram


dan kartu riwayat perawatan
3 Kabel bonding untuk
pengaman sentuh tidak
langsung
4 Labeling
5 Kode warna kabel

78
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Verifikasi
No Item Verifikasi Tidak Hasil Verifikasi
Memenuhi
memenuhi

6 Kebersihan Panel

C. Pemeriksaan visual pada sistem terminasi


1 Busbar / penghantar

2 Pengaman

3 Sepatu kabel

4 Sistem pembumiaan

D. Pemeriksaan visual Daerah Kerja


1 Minimal 1 m area bebas untuk
kerja
2. Bebas buka pintu panel
3. Tidak terhalang
4. Pencahayaan

- Panel SSDP

Verifikasi
No Item Verifikasi Tidak Hasil Verifikasi
Memenuhi
memenuhi

A. Pemeriksaan visual tampak depan PHB


1 Lampu indikator pada Panel
2 Alat ukur atau metering berupa
Ampere Meter, Volt Meter dan
lainnya pada panel
3 Nama/label dan nama
perusahaan instalatir pada
pintu panel
4 Tanda bahaya pada pintu panel
5 Selector Switch dan kunci
pintu panel

79
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Verifikasi
No Item Verifikasi Tidak Hasil Verifikasi
Memenuhi
memenuhi

B. Pemeriksaan visual tampak dalam PHB


1 Cover pelindung tegangan
sentuh langung

2 Gambar single line diagram


dan kartu riwayat perawatan
3 Kabel bonding untuk
pengaman sentuh tidak
langsung
4 Labeling
5 Kode warna kabel

6 Kebersihan Panel

C. Pemeriksaan visual pada sistem terminasi


1 Busbar / penghantar

2 Pengaman

3 Sepatu kabel

4 Sistem pembumiaan

D. Pemeriksaan visual Daerah Kerja


1 Minimal 1 m area bebas untuk
kerja
2. Bebas buka pintu panel
3. Tidak terhalang
4. Pencahayaan

- Panel Penerangan

80
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Verifikasi
No Item Verifikasi Tidak Hasil Verifikasi
Memenuhi
memenuhi

A. Pemeriksaan visual tampak depan PHB


1 Lampu indikator pada Panel
2 Alat ukur atau metering berupa
Ampere Meter, Volt Meter dan
lainnya pada panel
3 Nama/label dan nama
perusahaan instalatir pada
pintu panel
4 Tanda bahaya pada pintu panel
5 Selector Switch dan kunci
pintu panel
B. Pemeriksaan visual tampak dalam PHB
1 Cover pelindung tegangan
sentuh langung

2 Gambar single line diagram


dan kartu riwayat perawatan
3 Kabel bonding untuk
pengaman sentuh tidak
langsung
4 Labeling
5 Kode warna kabel

6 Kebersihan Panel

b. Pemeriksaan visual pada sistem terminasi


1 Busbar / penghantar

2 Pengaman

3 Sepatu kabel

4 Sistem pembumiaan

c. Pemeriksaan visual Daerah Kerja


1 Minimal 1 m area bebas untuk

81
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Verifikasi
No Item Verifikasi Tidak Hasil Verifikasi
Memenuhi
memenuhi
kerja
2. Bebas buka pintu panel
3. Tidak terhalang
4. Pencahayaan

- Panel Power

Verifikasi
No Item Verifikasi Tidak Hasil Verifikasi
Memenuhi
memenuhi

A. Pemeriksaan visual tampak depan PHB


1 Lampu indikator pada Panel
2 Alat ukur atau metering berupa
Ampere Meter, Volt Meter dan
lainnya pada panel
3 Nama/label dan nama
perusahaan instalatir pada
pintu panel
4 Tanda bahaya pada pintu panel
5 Selector Switch dan kunci
pintu panel
B. Pemeriksaan visual tampak dalam PHB
1 Cover pelindung tegangan
sentuh langung

2 Gambar single line diagram


dan kartu riwayat perawatan
3 Kabel bonding untuk
pengaman sentuh tidak
langsung
4 Labeling
5 Kode warna kabel

6 Kebersihan Panel

82
PT. SARANA KATIGA NUSANTARA

Verifikasi
No Item Verifikasi Tidak Hasil Verifikasi
Memenuhi
memenuhi

C. Pemeriksaan visual pada sistem terminasi


1 Busbar / penghantar

2 Pengaman

3 Sepatu kabel

4 Sistem pembumiaan

D. Pemeriksaan visual Daerah Kerja


1 Minimal 1 m area bebas untuk
kerja
2. Bebas buka pintu panel
3. Tidak terhalang
4. Pencahayaan

.................................., ..........
Teknisi Pemeliharaan,

(....................................)

83

Anda mungkin juga menyukai