UJI SERTIFIKASI
BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
OLEH:
Disusun Oleh :
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR ALAT KERJA/ALAT UJI/BAHAN ................................................................ 8
3.1 Persyaratan Teknis Pada Alat Kerja dan Alat Ukur ........................................... 8
3.2 Alat Kerja dan Pengunaannya dalam Pemeliharaan Transformator Distribusi
Gardu Pasang Dalam ..................................................................................................... 9
BAB IV ........................................................................................................................... 13
KAJIAN TEORI.............................................................................................................. 13
4.1 Konsep Perencanaan ......................................................................................... 13
4.2 Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) .................................................. 13
4.3 Gardu Distribusi ............................................................................................... 16
4.4 Transformator Distribusi .................................................................................. 17
4.5 Sistem Pembumian ........................................................................................... 18
BAB V............................................................................................................................. 19
LANGKAH KERJA ....................................................................................................... 19
5.1 SOP Pemeliharaan Gardu Pasang Dalam ......................................................... 19
5.2 Pemeliharaan Transformator Distribusi Gardu Pasang Dalam......................... 24
BAB VI ........................................................................................................................... 26
KESIMPULAN ............................................................................................................... 26
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... 27
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
FAKTOR K2/K3
2
7. Kep Direksi No.091.K/DIR/2005 tentang Pedoman Keselamatan Umum
8. Kep Direksi No.092.K/DIR/2005 tentang Pedoman Keselamatan Kerja
3
4. Pilar 4 Keselamatan Instalansi : perlindungan terhadap instalasi penyediaan tenaga
listrik
2.2.1 Pengertian K3
2.2.1.1 Pengertian Secara Filosofis
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu pemikiran atau upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan budaya menuju
masyarakat adil dan Makmur.
2.2.1.2 Pengertian secara keilmuan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 adalah usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan dan pencemaran
lingkungan.
2.2.1.3 Pengertian secara OHSAS 18001:2007 (Occupational Health and Safety
Assessment Series)
4
Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 adalah semua kondisi dan faktor yang dapat
berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja dari tenaga kerja maupun orang lain
(kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
2.2.2 Tujuan K3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 bertujuan untuk menciptakan tempat kerja
yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan dengan memelihara dan
melindungi kesehatan, keamanan dan keselamatan tenaga kerja sehingga dapat mencegah
atau mengurangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dan pada akhirnya
dapat meningkatkan sistem efisiensi dan produktivitas kerja.
2.2.3 Sasaran K3
1. Menjamin keselamatan pekerja dan orang lain
2. Menjamin keamanan peralatan yang digunakan
3. Menjamin proses produksi yang aman dan lancar
2.2.4 Norma K3
Terdapat beberapa norma dalam K3 yaitu sebagai berikut :
1. Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja
2. Diterapkan untuk melindungi tenaga kerja
3. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja
5
Bahaya akibat terhirupnya atau terjadinya kontak antara manusia dengan
bahan kimia berbahaya. Contoh jenis kimia: abu sisa pembakaran bahan kimia,
uap bahan kimia dan gas bahan kimia.
2. Bahaya Jenis Fisika
Bahaya akibat suatu temperatur udara yang terlalu panas maupun terlalu
dingin serta keadaan udara yang tidak normal yang menyebabkan terjadinya
perubahan atau mengalami suhu tubuh yang tidak normal. Bahaya akibat keadaan
yang sangat bising yang menyebabkan terjadi kerusakan pendengaran.
3. Bahaya Jenis Proyek atau Pekerjaan
Bahaya akibat pencahayaan atau penerangan yang kurang menyebabkan
kerusakan penglihatan. Bahaya dari pengangkutan barang serta penggunaan
peralatan yang kurang lengkap dan aman yang mengakibatkan cedera pada
pekerja dan orang lain.
6
2.2.9 Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri (APD) merupakan perlengkapan wajib yang digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja dan orang
disekitarnya. Alat pelindung diri terdiri dari :
1. Alat Pelindung Kepala
a. Helm pelindung untuk melindungi kepala dari benda yang dapat melukai
kepala.
b. Kacamata pengamanan untuk melindungi mata dari paparan partikel di udara,
percikan benda kecil, benda panas ataupun uap panas.
c. Penutup telinga untuk melindungi dari kebisingan atau tekanan.
d. Masker yang berfungsi sebagai alat pelindung pernafasan saat di area dengan
kualitas udara tidak baik.
e. Pelindung wajah untuk melindungi wajah dari paparan bahan kimia, percikan
benda kecil, benda panas ataupun uap panas, benturan atau pukulan benda keras
dan tajam.
2. Alat Pelindung Tubuh
a. Apron atau celemek untuk melindungi tubuh dari percikan bahan kimia dan suhu
panas.
b. Rompi keselamatan kerja yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kontak atau
kecelakaan.
c. Alat pelindung tubuh untuk melindungi dari hal-hal yang membahayakan saat
bekerja, mengurangi resiko terluka dan juga digunakan sebagai identitas pekerja.
3. Alat Pelindung Anggota Tubuh
a. Sarung tangan yang berfungsi melindungi tangan dari api,suhu panas, suhu
dingin, radiasi, bahan kimia, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan, dan
goresan benda tajam.
b. Sabuk pengaman saat menggunakan alat transportasi serta untuk membatasi
ruang gerak pekerja agar tidak terjatuh
c. Safety Boot or Shoes untuk melindungi kaki dari benturan, tertimpa benda berat,
tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, bahan kimia
berbahaya ataupun permukaan licin.
7
BAB III
DAFTAR ALAT KERJA/ALAT UJI/BAHAN
8
3.2 Alat Kerja dan Pengunaannya dalam Pemeliharaan Transformator Distribusi
Gardu Pasang Dalam
3.2.1 Alat yang Digunakan
1. Sarung tangan dan sarung lengan
Berfungsi untuk melindungi tangan dari bahaya listrik dimana sarung tangan
karet memiliki tahanan isolasi hingga 24 kV.
3. Helm
Berfungsi untuk melindungi kepala terhadap bahaya yang dapat terjadi pada
saat melakukan pekerjaan seperti benturan dan kejatuhan benda.
9
4. Sepatu Keselamatan
Berfungsi untuk melindungi tubuh dari hal yang dapat membahayakan atau
mengakibatkan kecelakaan saat bekerja.
6. Tongkat Tester Tegangan 20 kV
Berfungsi untuk memeriksa adanya tegangan pada kabel masuk atau keluar
dari kubikel.
10
3.2.2 Peralatan Kerja
1. Toolkit
11
dengan elektroda yang diukur nilai tahanannya dan dua elektroda yang
dihubungkan dengan elektroda bantu pada bagian alat ukur.
4. Alat Tulis
5. Alat Pembersih
6. Alkohol
12
BAB IV
KAJIAN TEORI
13
untuk menjaga keandalan kontinyuitas pelayanan pelanggan. Lingkup dari jaringan tegangan
menengah pada sistem distribusi antara terminal keluar (out-going) pemutus tenaga listrik dari
transformator penurun tegangan gardu induk atau transformator penaik tegangan pada
pembangkin untuk sstem distribusi skala kecil dan peralatan pemutus tenaga listrik sisi masuk
(in-coming) gardu distribusi. Konstruksi jaringan tegangan menengah dibedakan atas saluran
udara tegangan menengah (SUTM), saluran kabel udara tegangan menengah (SKUTM) dan
saluran kabel tanah tegangan menengah (SKTM).
Jaringan Tegangan Menengah dikelompokkan menjadi menjadi lima yaitu sebagai
berikut :
1. Jaringan Radial
Dinamakan jaringan radial karena saluran ini ditarik secara radial dari suatu titik yang
merupakan sumber dari jaringan itu dan dicabang-cabang ke titik-titik beban. Bentuk dari
jaringan ini merupakan bentuk yang sangat sederhana, murah dan banyak digunakan.
14
3. Jaringan Lingkar (Loop)
Dinamakan jaringan lingkar dikarenakan konfigurasi dari jaringan ini berbentuk
tertutup (melingkar). Jaringan ini biasa disebut dengan bentuk jaringan ring. Susunan
rangkaian saluran membentuk ring.
Bentuk sistem jaringan distribusi loop ini ada 2 macam yaitu open loop yang
dilengkapi dengan normally open switch yang terletak pada salah satu bagian gardu
distribusi dan dalam keadaan normal rangkaian selalu terbuka. Dan bentuk close loop
yang dilengkapi dengan normally close switch yang terletak pada salah satu bagian
diantara gardu distribusi dan dalam keadaan normal rangkaian selalu tertutup.
4. Jaringan Spindel
Sistem jaringan ini merupakan gabungan antara jaringan radial dan jaringan lingkar.
Spindel terbentuk dari beberapa penyulang yang tiap penyulang tersebut dihubungkan
dengan trafo distribusi untuk keperluan konsumen. Ujung dari penyulang tersebut akan
dihubungkan dengan gardu hubung.
15
4.2 Gardu Distribusi
Gardu distribusi merupakan komponen sistem distribusi yang berfungsi untuk
menghubungkan jaringan ke konsumen atau untuk mendistribusikan tenaga listrik pada
konsumen baik konsumen tegangan menengah maupun konsumen tegangan rendah.
Gardu distribusi merupakan gabungan dari perlengkapan hubung bagi baik tegangan
menengah dan tegangan rendah
Jenis-jenis gardu distribusi yaitu :
1. Berdasarkan jenis pemasangannya
a. Gardu pasangan luar : gardu portal dan gardu cantol
b. Gardu pasangan dalam : gardu beton dan gardu kios
2. Berdasarkan jenis kontruksinya
a. Gardu beton (bangunan sipil : batu dan beton)
b. Gardu tiang : gardu portal dan gardu cantol
Macam-macam gardu distribusi yaitu :
1. Gardu Beton
Seluruh komponen utama instalasi yaitu transformator dan peralatan switching
atau proteksi terangkai dalam bangunan sipil yang di rancang, di bangun dan
difungsikan dengan konstruksi pasangan batu dan beton untuk pemenuhan
persyaratan terbaik bagi keselamatan ketenagalistrikan.
2. Gardu Portal
Gardu listrik tipe terbuka dengan memakai konstruksi dua tiang atau lebih.
Tempat kedudukan transformator sekurang-kurangnya 3 meter di atas tanah dan
ditambahkan platform sebagai fasilitas kemudahan kerja teknisi operasi dan
pemeliharaan.
3. Gardu Cantol
Gardu cantol mengunakan transformator yang terpasang adalah jenis CSP
(Completely Self Protected Transformer) yaitu peralatan switching dan proteksinya
sudah terpasang lengkap dalam tangki transformator.
4. Gardu Kios
Gardu kios bukan merupakan gardu permanen tetapi hanya merupakan gardu
sementara, sehingga dapat mudah untuk dipindah-pindahkan.
16
5. Gardu Hubung
Gardu yang berfungsi sebagai sarana manuver pengendali beban listrik jika terjadi
gangguan aliran listrik, program pelaksanaan pemeliharaan atau untuk maksud
mempertahankan kontinuitas pelayanan.
17
2. Kumparan
Kumparan pada tansformator terbuat dari bahan tembaga atau alumunium yang
dililitkan ke inti besi.
3. Sistem pendinginan
Sistem pendinginan pada transformator diperlukan terutama pada transformator
yang memiliki kapasitas yang besar untuk mengurangi panas yang dihasilkan.
4. Bushing
Bushing pada transformator digunakan untuk menyatukan bagian dalam
transformator dengan bagian luar transformator.
5. Tap Changer
Tap changer merupakan bagian transformator yangberfungsi untuk menghasilkan
nilai tegangan sekunder yang lebih baik dari tegangan primer yang tidak tetap.
Sehingga akan menghasilkan nilai tegangan sekunder yang sesuai dengan kebutuhan.
18
BAB V
LANGKAH KERJA
Koordinasi :
1. Koordinator Perencanaan Pemeliharaan
2. Koordinator Pemeliharaan Gardu Distribusi
3. Koordinator Logistik
4. Asman Pemeliharaan
5. Pelanggan
Peralatan Kerja :
1. Toolkit
2. Tang Ampere
3. Megger Isolasi
4. Megger Pentanahan
5. Earth Tester
6. Alat pembersih
7. Alat Tulis
Perlengkapan K3 :
1. Wearpack
2. Sarung tangan karet
3. Sarung tangan kulit
19
4. Sepatu keselamatan
5. Helm pengaman
6. Tongkat tester tegangan 20 kV
Material :
1. Alkohol
2. Timah segel
3. Kawat segel
4. Bahan pelumas pisau-pisau
5. Cat warna merah/kuning/biru dan hitam
6. Mur baut kuningan
7. NH Fuse 100 A, 160 A, 200 A, 250 A
8. Sepatu kabel 50,70,95,120,240 mm
9. Isolasi karet
10. Isolasi tahanan panas
20
Langkah Kerja :
1. Membuka pintu gardu
2. Siapkan peralatan kerja, K-3 dan material kerja didalam gardu
3. Periksa keadaan dalam gardu sebelum mulai pekerjaan
4. Catat kondisi dalam gardu (Trafo, PHBTR, Kubikel,Lantai, dinding)
5. Lakukan pengukuran putaran fasa di PHBTR dan mencatat hasilnya
6. Buka beban di PHBTR mulai dari membuka NH Fuse tiap fasa tiap jurusan.
7. Buka Sakelar Induk di PHBTR
Pemeliharaan Kubikel TM :
1. Pindahkan Tuas Kubikel pengaman trafo dari posisi masuk ke posisi keluar,
masukkan tuas pentanahan, periksa tegangan TR di transformator
2. Pindahkan tuas posisi masuk ke posisi keluar di kubikel outgoing, masukkan
tuas pentanahan
3. Jika sudah aman, pindahkan tuas posisi masuk ke posisi keluar di kubikel
incoming dikunci dan masukkan tuas pentanahan
4. Buka tutup kubikel out going dan kubikel pengaman transformator
5. Periksa secara visual kondisi dalam kubikel
6. Bersihkan dari kotoran dan debu dengan alkohol
7. Periksa dan kencangkan sesuai standar pada baut-baut pemisah dan busbar
8. Lakukan pelumasan pisau-pisau
9. Lakukan pelumasan mekanik yang bergerak
10. Periksa fuse pengaman transformator, sesuaikan nilainya dengan kapasitas
transformator
11. Apabila pemeliharaan kubikel sudah cukup, lakukan pemeriksaan ulang, untuk
memeriksa kembali bahwa keadaan sudah baik dan aman
12. Pasang tutup kubikel outgoing dan kubikel pengaman transformator
13. Lakukan penyegelan pintu kubikel dengan segel pemeliharaan, catat dalam
kartu pemeliharaan gardu distribusi
21
2. Periksa kondisi badan transformator untuk mengetahui apakah terjadi
kebocoran, rembes, cembung atau posisi miring
3. Catat kelainan-kelainannya
4. Bersihkan badan transformator dari debu dan kotoran lainnya
5. Periksa dan bersihkan bushing transformator sisi primer dan sisi sekunder.
6. Lakukan pengencangan baut bushing primer dan sekunder dengan kontra kunci
7. Periksa terminal elastimold sisi TM dan sepatu kabel sisi TR, apabila ada tanda
lost contact ganti dengan sepatu kabel baru
8. Lakukan pemeriksaan kran buang minyak transformator
9. Periksa dan catat posisi tap changer
10. Periksa level minyak pendingin, ambil 1L untuk diperiksa ketahanan isolasinya,
beri tanda data gardu dalam botol contoh tersebut ( tidak dilakukan untuk
transformator tipe hampa udara)
11. Lakukan pencatatan dalam kartu pemeliharaan trafo distribusi
Pemeliharaan PHB-TR :
1. Pastikan sakelar induk dan NH Fuse dalam keadaan terbuka
2. Periksa terminal ujung kabel pendatangan dari transformator dan kabel arah rel
PHB-TR, jika ada tanda loskontak atau terbakar ganti dengan sepatu kabel baru
lalu kencangkan baut terminal
3. Periksa Rel PHB-TR, kencangkan baut terminal, jika ada baut terbakar ganti
dengan baut baru sesuai ukuran
4. Lakukan pewarnaan ulang apabila warna sudah pudar
5. Periksa dudukan NH fuse, jika terminal ujung kabel atau sepatu kabel arah
jaringan atau pelanggan loskontak atau terbakar ganti dengan sepatu kabel baru,
kencangkan baut penguat.
6. Periksa atau kencangkan pegas penjepit pisau-pisau sakelar induk dan dudukan
NH Fuse tambahkan pelumasan
7. Periksa kondisi dan nilai NH Fuse, sesuaikan dengan beban dan kapasitas
transformator distribusi.
8. Lakukan pemeriksaan pada rel terminal saluran netral, kencangkan baut
penguat dan sepatu kabel.
22
9. Periksa saluran pentanahan dam lakukan pengukuran tahanan pentanahan
10. Lakukan pencatatan dalam kartu pemeliharaan gardu distribusi
Pekerjaan Tambahan :
1. Periksa kelengkapan dan rapikan semua peralatan untuk dimasukkan ke
kendaraan
2. Bersihkan sampah
3. Pastikan kondisi dalam gardu sudah bersih dan aman, tutup pintu gardu dan
kunci kembali.
4. Tutup dan kunci pintu pagar
5. Susun laporan tertulis dan laporkan kepada atasan yang memberi perintah
23
5.2 Pemeliharaan Transformator Distribusi Gardu Pasang Dalam
Koordinasi :
1. Pengawas : Retno Aita Diantari, ST.,MT
2. Pelaksana :
- Andi Mustanira Al Haris
- Lydia S Simbolon
- Willy Pranata L Tobing
- Moch Noer Baihaqi IB
Koordinasi :
1. Koordinator Perencanaan Pemeliharaan
2. Koordinator Pemeliharaan Gardu Distribusi
3. Koordinator Logistik
4. Asman Pemeliharaan
5. Pelanggan
Peralatan Kerja :
1. Radio Komunikasi (HT)
2. Tang Kombinasi
3. Tespen
4. Kunci pas-ring (12-13mm)
5. Cangkul
6. Linggis
7. Ember Plastik
8. Earth Tester
9. Alat Tulis
Perlengkapan K3 :
1. Wearpack
2. Rambu Peringatan
3. Sarung tangan kulit
4. Sepatu keselamatan
5. Helm pengaman
24
Material :
1. Pasak
2. BC 50 atau A3C 70 mm2
3. Konektor 50/70
Langkah Kerja :
1. Berdasarkan perintah kerja yang diterima, pemeliharaan melakukan :
a. Menyiapkan material
b. Menyiapkan peralatan kerja dan peralatan K3 yang diperlukan untuk
perbaikan pembumian
2. Berangkat ke lokasi kerja sesuai intruksi kerja
3. Lapor ke piket setempat untuk menginformasikan pekerjaan perbaikan
pentanahan sudah siap
4. Mengukur nilai pembumiannya dengan mengunakan alat eath tester, dengan
cara kabel probe hijau disambung ke gardu, probe kuning dipasang pada pasak
diluar gardu yang akan diukur pembumiannya dan kabel probe merah lebih jauh
lagi dipasang pada pasak dari tempat kabel probe kuning dipasang. Dimana
pasak kabel probe kuning dan pasak kabel probe merah ditancapkan di tanah
secara sejajar dari arah gardu
5. Dari hasil pengukuran pembumian, sesuai standar bila lebih besar dari 5 ohm
harus dilakukan perbaikan
6. Perbaikan nilai pembumian dengan cara menambahkan ground rod.
7. Merapikan peralatan kerja dan peralatan K3 serta pengecekan ulang peralatan
kerja dan peralatan K3
8. Lapor ke piket setempat bahwa pekerjaan telah selasai
9. Kembali ke kantor dan membuat laporan
25
BAB VI
KESIMPULAN
26
DAFTAR LAMPIRAN
27
28
29
Lampiran 2 Job Safety Analyst (JSA)
30
Lampiran 3 SOP/IK Pemeliharaan Distribusi Gardu
31
32
33
34
35
36
37
Lampiran 4 Dokumentasi
No. Kegiatan Dokumentasi
1. Briefing dan memeriksa
peralatan yang akan
digunakan
38
2. Pemeliharaan
transformator distribusi
gardu pasang dalam
39
3. Pemeliharaan sistem
pembumian
40