Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

MENETAPKAN HASIL PEMBANGUNAN DAN


PEMASANGAN GARDU INDUK 150 kV KEBUMEN

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS


SERTIFIKASI KOMPETENSI

DISUSUN OLEH :
AHMAD IQBAL ZAJULI

PT. KENCANA ALAM PUTRA


JL. KLAMPIS ANOM 17/D4, SURABAYA

LEVEL 5
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................2
1.4 Batasan Masalah...............................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................3
2.1 Gardu Induk......................................................................................3
2.2 Jenis Gardu Induk.............................................................................3
2.3 Fungsi Gardu Induk..........................................................................5
2.4 Komponen pada Gardu Induk..........................................................6
BAB III METODOLOGI.......................................................................................13
3.1 Metode Penelitian...........................................................................13
3.2 Lokasi Pekerjaan............................................................................13
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................14
4.1 Cek Desain, Survei dan Buku Laporan Pekerjaan.........................17
4.2 Persiapan Peralatan Kerja...............................................................17
4.3 Pembuatan Pondasi Peralatan.........................................................18
4.4 Pemasangan Steel Support Peralatan.............................................18
4.5 Pemasangan Post dan Beam...........................................................18
4.6 Pemasangan Grounding Mesh........................................................19
4.7 Pemasangan Peralatan Switchyard.................................................19
4.7.1 Pemasangan Lightning Arrester............................................19
4.7.2 Pemasangan Capacitor Voltage Transformer........................20
4.7.3 Pemasangan Disconnecting Switch with Earthing...............20
4.7.4 Pemasangan Current Transformer.........................................20
4.7.5 Pemasangan Circuit Breaker.................................................21
4.7.6 Pemasangan Disconnecting Switch Busbar..........................21
4.7.7 Pemasangan Marshalling Kiosk............................................22
4.8 Pemasangan Panel Kontrol dan Proteksi........................................22

i
4.9 Penarikan Kabel Kontrol................................................................22
4.10 Pemasangan String Set dan Insulator.............................................22
4.11 Penarikan Konduktor......................................................................23
BAB V PENUTUP.................................................................................................24
5.1 Kesimpulan.....................................................................................24
5.2 Saran...............................................................................................24

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatan makalah tentang Pembangunan dan Pemasangan Gardu Induk.

Energi listrik sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia,


pertumbuhan penduduk yang sangat pesat mengakibatkan peningkatan kebutuhan
energi listrik. Oleh karena itu PLN sebagai penyedia energi listrik bekerja
semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satu langkah
yang dilakukan yaitu dengan melakukan pembangunan gardu induk di beberapa
daerah.

Dalam hal ini penulis merangkum pengalaman dalam pembangunan Gardu


Induk khususnya Gardu Induk 150 kV yang akan dipadukan dengan landasan
teori.

Besar harapan dari penulis dapat memberikan manfaat bagi para profesi di
bidang ketenagalistrikan.

Surabaya, 21 November 2023

Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gardu induk menjadi bagian penting dalam sistem penyaluran (transmisi)
tenaga listrik antara pembangkit sampai ke beban. PT. PLN (Persero) selaku
penyedia pasokan listrik terbesar di Indonesia selalu meningkatkan elektrifikasi
pada suatu daerah yang kekurangan pasokan listrik, salah satunya adalah dengan
membangun Gardu Induk (GI), upaya ini dilakukan untuk menjaga pasokan listrik
pada konsumen selalu terjaga dan handal. Salah satunya adalah Gardu Induk 150
kV.
Gardu Induk 150 kV di bangun untuk memenuhi peningkatan permintaan
listrik dan meningkatkan akses terhadap listrik secara berkesinambungan dengan
penguatan dan penambahan kapasitas jaringan tranmisi 150 kV.
Dalam Pembangunan Gardu Induk, ada kegiatan yang dilakukan dalam
proses pengawasan yang dapat diuraikan melalui langkah berikut :
1. Menentukan sasaran.
2. Menentukan standar dan kriteria sebagai acuan dalam mencapai sasaran.
3. Merancang dan menyusun laporan hasil pekerjaan.
4. Mengkaji dan menganalisa hasil pekerjaan dengan standar, kriteria dan
sasaran yang telah ditentukan.
Kegiatan tersebut telah dilaksanakan dalam pelaksanaan pembangunan
pemasangan Double Busbar GI Kebumen, sebagaimana direncanakan semula
proyek pembangunan tersebut untuk meningkatkan kapasitas tenaga listrik di
pulau Jawa. Pekerjaan pembangunan meliputi, pondasi peralatan, pengadaan dan
pemasangan konduktor busbar, pengadaan dan pemasangan peralatan 2 bay line
dan 1 bay kopel (CT, DS, CB, CVT dan LA), sistem proteksi dan control, dan juga
testing dan commissioning.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Apa saja peralatan dan kesiapan dalam melaksanakan pekerjaan
2. Apa manfaat penambahan busbar baru pada GI 150 kV Kebumen

1
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1. Menambah wawasan terkait pelaksanaan Pembangunan Gardu Induk 150
kV.
2. Memenuhi persyaratan mendapatkan sertifikat kompetensi.

1.4 Batasan Masalah


Dalam makalah ini dijelaskan mengenai fungsi dan jenis-jenis gardu induk
yang ada pada jaringan tenaga listrik.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Gardu Induk


Gardu Induk adalah sub sistem dari sistem transmisi atau penyaluran tenaga
listrik. Sebagai subsistem dari sistem transmisi tenaga listrik, peranan Gardu
Induk sangat besar. Jadi, pengoperasian Gardu Induk ini tidak bisa dipisahkan
sama sekali dari sistem transmisi listrik.

2.2 Jenis Gardu Induk


Gardu Induk bisa dibedakan berdasarkan besaran tegangan, fungsi dan
pemasangan peralatannya. Dilihat dari jenis komponen yang digunakan, secara
umum ada Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) dan Gardu Induk (GI),
perbedaannya adalah :
1. GITET memiliki nilai besaran tegangan antara 275 kV hingga 500 kV,
sedangkan GI memiliki nilai besaran tegangan 70 kV dan 150 kV.
2. Pada GITET transformator daya yang digunakan berupa 3 buah
transformator daya, masing-masing 1 phasa dan dilengkapi dengan
peralatan reaktor yang berfungsi untuk mengkompensasikan daya reaktif
yang ada pada jaringan. Sedangkan, pada GI menggunakan transformator
3 phasa dan tidak ada peralatan reaktor.

Gambar 1. GITET 500 kV

3
Gambar 2. GI 150 kV
Gardu Induk juga bisa dibedakan melalui pemasangan peralatan, yaitu :
1. Gardu Induk pemasangan luar
Gardu Induk pemasangan luar merupakan gardu induk yang
Sebagian besar komponennya di tempatkan di luar gedung, kecuali
komponen kontrol, sistem proteksi dan sistem kendali serta komponen
bantu lainnya ada di dalam gedung. Gardu induk semacam ini biasa
disebut dengan gardu induk konvensional.
2. Gardu Induk pemasangan dalam
Gardu ini merupakan gardu induk yang hampir semua
komponennya (busbar, isolator, komponen control, kubikel dan lain-lain)
di pasang di dalam gedung. Gardu induk semacam ini biasa disebut Gas
Insulated Switchgear (GIS) yang biasanya dibangun di daerah perkotaan
atau pemukiman padat penduduk yang sulit mendapatkan lahan.

4
Gambar 3. GIS
Gardu Induk berdasarkan fungsinya, yaitu :
1. Gardu Induk Penaik Tegangan
Gardu Induk ini berfungsi untuk menaikkan tegangan, yaitu
tegangan pembangkit (generator) dinaikkan menjadi tegangan sistem.
Gardu Induk ini berada di lokasi pembangkit tenaga listrik, karena output
voltage yang dihasilkan pembangkit listrik kecil dan harus disalurkan
pada jarak yang jauh, maka dengan pertimbangan efisiensi, tegangannya
dinaikkan menjadi tegangan ekstra tinggi.
2. Gardu Induk Penurun Tegangan
Gardu Induk ini berfungsi untuk menurunkan tegangan dari
tegangan tinggi menjadi tegangan yang lebih rendah dan menengah.
Gardu ini terletak pada pusat-pusat beban karena di gardu inilah
pelanggan (beban) dilayani.
3. Gardu Induk Pengatur Tegangan
Umumnya, Gardu Induk jenis ini terletak jauh dari pembangkit
tenaga listrik, karena listrik disalurkan cukup jauh, maka akan terjadi
tegangan jatuh (voltage drop) transmisi yang cukup besar. Oleh karena
itu, diperlukan alat penaik tegangan, seperti capacitor bank, sehingga
tegangan kembali dalam keadaan normal.

2.3 Fungsi Gardu Induk


Fungsi dari Gardu Induk sendiri adalah sebagai berikut :

5
1. Mentransformasikan daya listrik :
2. Untuk pengukuran, pengawasan operasi serta pengamanan dari sistem
tenaga listrik.
3. Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk lain melalui tegangan
tinggi dan ke gardu distribusi lain setelah melalui proses penurunan
tegangan melalui penyulang-penyulang tegangan menengah yang ada
di gardu induk.
4. Fungsi utama dari gardu induk :
a. Untuk mengatur aliran daya listrik dari saluran transmisi ke saluran
transmisi lainnya yang kemudian di distribusikan ke beban
(konsumen).
b. Sebagai tempat control.
c. Sebagai pengaman operasi sistem.
d. Sebagai tempat untuk menurunkan tegangan transmisi menjadi
tegangan distribusi.

2.4 Komponen pada Gardu Induk


1. Trafo Daya

Gambar 4. Trafo Daya

6
Transformator berfungsi untuk mentranformasikan daya listrik, dengan
merubah besarnya tegangan sedangkan frequensinya tetap. Transformator
daya dilengkapi dengan trafo pentanahan yang berfungsi untuk mendapatkan
titik netral dari trafo daya.
2. Neutral Grounding Resistance (NGR)

Gambar 5. Neutral Grounding Resistance (NGR)


Neutral Grounding Resistance (NGR) adalah komponen yang dipasang
antara titik netral trafo dengan pentanahan. Neutral Grounding Resistance
(NGR) berfungsi untuk memperkecil arus gangguan yang terjadi.
3. Circuit Breaker (CB)

Gambar 6. Circuit Breaker (CB)

Circuit breaker adalah peralatan pemutus, yang berfungsi untuk memutus


rangkaian listrik dalam keadaan berbeban. Circuit breaker (CB) dapat
dioperasikan pada saat jaringan dalam kondisi normal maupun pada saat

7
terjadi gangguan. Kerena pada saat bekerja, CB mengeluarkan (menyebabkan
timbulnya) busur api, maka pada CB dilengkapi dengan pemadam busur api.
4. Disconnecting Swicth (DS)

Gambar 7. Disconnecting Switch (DS)

Disconnecting switch (DS) adalah perlatan pemisah, yang berfungsi untuk


memisahkan rangkaian listrik dalam keadaan tidak berbeban. Untuk itu maka
antara CB dan DS harus ada interlock yaitu DS tidak dapat dioperasikan
apabila CB dalam keadaan close, DS mempunyai kemampuan menyalurkan
arus secara kontinyu yang biasa disebut dengan arus nominal DS.

8
5. Lightning Arrester (LA)

Gambar 8. Lightning Arrester (LA)

Lightning arrester (LA) berfungsi untuk melindungi (pengaman) peralatan


listrik di gardu dari tegangan lebih akibat terjadinya sambaran petir (lightning
surge) pada kawat transmisi, maupun disebabkan oleh surya hubung
(switching surge). Dalam keadaan normal (tidak terjadi gangguan) LA
bersifat isolatif atau tidak bisa menyalurkan arus listrik. Dan sebaliknya
apabila terjadi gangguan LA akan bersifat konduktif atau menyalurkan arus
listrik ke bumi.
6. Current Transformator (CT)

9
Gambar 9. Current Transformator (CT)

Current transformator (CT) berfungi untuk merubah besaran arus, dari


arus yang besar ke arus yang kecil. Atau memperkecil besaran arus listrik
pada system tenaga listrik, menjadi arus untuk system pengukuran dan
proteksi.
7. Potential Transformator (PT)

Gambar 10. Potential Transformator (PT)

Potential transformator (PT) berfungsi untuk merubah besaran tegangan


dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau memperkecil besaran tegangan
listrik pada system tenaga listrik, menjadi besaran tegangan untuk
pengukuran dan proteksi.
8. Trafo Pemakaian Sendiri
Transformator pemakaian sendiri (TPS) berfungsi sebagai sumber
tegangan AC 3 Phasa 220/380 Volt. Digunakan untuk kebutuhan intern gardu
induk, antara lain :
a. Penerangan di switch yard, gedung control, halaman GI, dan sekeliling GI.
b. Alat pendingin (AC) dan Rectifer.
c. Pompa air dan motor-motor listrik.

10
9. Rel Busbar

Gambar 11. Rel Busbar


Rel busbar berfungsi sebagai titik pertemuan/hubungan antara
transformator daya, SUTT, SKTT serta komponen listrik lainnya yang ada
pada switchyard.
10. Gedung Kontrol
Gedung kontrol (control building) berfungsi sebagai pusat aktifitas
pengoperasiangardu induk. Pada gedung control inilah oprator bekerja
mengontrol dan mengoperasikan komponen-komponen yang ada pada gardu
induk.

11
11. Panel Kontrol

Gambar 12. Panel Kontrol


Panel kontrol berfungsi untuk mengetahui kondisi gardu induk dan
merupakan pusat kendali local gardu induk. Didalamnya berisi saklar,
indicator-indikator, meter-meter, tombol-tombol komando operasional PMT,
PMS dan alat ukur besaran listrik, serta announciator. Panel control berada
satu rungan dengan tempat oprator kerja.
12. Panel AC/DC
Panel DC/AC gardu induk adalah alat listrik yang berupa lemari pembagi.
Didalam panel DC/AC terpasang sakelar kecil atau fuse-fuse sebagai pembagi
beban dan pengaman dari instalasi yang terpasang pada gardu induk.

12
BAB III
METODOLOGI

3.1 Metode Penelitian


Metodologi yang dilakukan adalah dengan mempelajari spesifikasi yang
diberikan, rencana pekerjaan yang akan dilakukan, serta konsultasi dengan pihak
terkait, terutama PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah
(Divisi pengawas pekerjaan, engineering), PT PLN (Persero) UPT Semarang,
serta PT. PLN (Persero) Unit Pengatur Beban Jawa Tengah selaku pemberi ijin
untuk pemadaman.

3.2 Lokasi Pekerjaan


Lokasi pekerjaan berada di PT. PLN (Persero) Unit Pelayanan Transmisi
Gardu Induk 150 kV Kebumen.

13
BAB IV
PEMBAHASAN

Seperti yang telah di sampaikan di atas bahwasannya pekerjaan double


busbar di GI 150 kV Kebumen ini di lakukan dengan tujuan diantaranya :
1. Memisahkan subsistem sehingga jika terjadi suatu gangguan dapat di
minimalisir pengaturan suplay ke beban atau pada jaringan yang lain yang
terhubung.
2. Dikarenakan perkembangan demand akan listrik sangat tinggi, maka PLN
terus membangun unit unit power plant/pembangkit, sehingga hal ini
berpengaruh terhadap rating short circuit peralatan eksisting akan naik.
Rencana penambahan bay baru GI 150 kV Kebumen (2 bay line, 1 bay kopel
dan double busbar), berikut ini adalah timeline pekerjaan, kurva s dan drawing
rencana penambahan busbar dan bay baru.

Gambar 13. Timeline pekerjaan pemasangan busbar 2 GI Kebumen

14
Gambar 14. Kurva S Pekerjaan busbar 2 GI Kebumen
1. Kondisi awal di GI 150 kV Kebumen terdiri dari 5 bay eksisting dengan
konfigurasi single busbar, yaitu :
a. Bay line Purworejo 1
b. Bay line Gombong 1
c. Bay trafo 1
d. Bay trafo 2
e. Bay trafo 3
2. Direncanakan kondisi single busbar GI 150 kV Kebumen tersebut
dirubah menjadi double busbar dengan penambahan 1 bay kopel, 2 bay
line dan double busbar dengan hasil sebagai berikut :
a. Bay line Purworejo 1
b. Bay line Purworejo 2
c. Bay line Gombong 1
d. Bay line Gombong 2
e. Bay trafo 1
f. Bay trafo 2
g. Bay trafo 3
h. Bay kopel

15
Gambar 16. Tampak samping Bay kopel dan busbar 2 baru

Gambar 17. Tampak Samping Bay Line Purworejo#1, Purworejo#2 dan Gombong#1,
Gombong#2

16
Untuk detail pelaksanaan pekerjaannya adalah sebagai berikut :
4.1 Cek Desain, Survei dan Buku Laporan Pekerjaan
1. Cek lokasi (survey lokasi) untuk line bay yang akan dikerjakan.
2. Setelah dilakukan hasil survey, koordinasikan dengan tim engineering
sipil dan elektrikal apakah ada perbedaan desain antara drawing yang
tertulis pada buku kontrak dan RKS dengan rencana pekerjaan yang akan
di lakukan (Review Desain).
3. Persiapakan kurva S (schedule) pekerjaan yang akan dilakukan sesuai
dengan jangka waktu lamanya pekerjaan.
4. Persiapkan format dan buku laporan pekerjaan untuk periode harian,
mingguan dan bulanan.
4.2 Persiapan Peralatan Kerja
1. Peralatan dan kelengkapan untuk pemasangan
a. Crane kapasitas 5 ton lengkap dengan tali swing.
b. Safety belt.
c. Helm, sarung tangan dan sepatu safety.
d. Kunci pas dan toolkit.
e. Kunci torsi.
f. Gerinda
g. Grease.
h. Compression press.
i. Pemotong konduktor.
j. Cek kondisi peralatan kerja yang akan digunakan, apakah sudah sesuai
dan layak untuk digunakan.
2. Peralatan dan kelengkapan untuk pengujian
a. Earth resistance tester
b. Insulation tester
c. Contact resistance tester
d. Breaker analyzer
e. Primary injector and calibration (relay protection)
f. Avometer

17
4.3 Pembuatan Pondasi Peralatan
1. Berpedoman dengan gambar yang telah di setujui (approved ) terlebih
dahulu oleh pihak pemberi kerja.
2. Pembersihan lokasi pekerjaan dari rumput dsbnya.
3. Bouwplank titik pondasi.
4. Penggalian tanah.
5. Pembesian.
6. Setting angkur untuk bottom stell support peralatan.
7. Pegecoran, setelah cukup umur sekitar 27 hari dari pengecoran dilakukan
erection/mendirikan steel support untuk peralatan tersebut.
8. Meratakan dan rapikan area sekitar pondasi peralatan tersebut.
Catatan:
1. Tetap pergunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan lingkup
pekerjaan yang sedang dilakukan.
2. Pembuatan pondasi sesuai dengan scope pekerjaan yang dilakukan.
3. Langkah pekerjaan pondasi tersebut untuk pondasi peralatan tegangan
tinggi (Ligthning arrester, Circuit Breaker, Capacitor Voltage
Transformer, Disconnecting Switch With Earthing, Current Transformer,
Circuit Breaker, Disconnecting Switch Bus Bar) dan juga untuk pondasi
Post.
4.4 Pemasangan Steel Support Peralatan
1. Pasang safety line pada area kerja
2. Gunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan lingkup
pekerjaan yang sedang dilakukan.
3. Setting / pemasangan angkur untukbottom stell support peralatan
dipondasi ( koordinasi dengan pekerjaan sipil ) karena pekerjaan
dilakukan bersamaan pada saat pengecoran.
4. Pasang steel support peralatan dari DS, CB, CT, DSE, CVT ataupun LA
pada angkur yang telah disiapkan.
4.5 Pemasangan Post dan Beam
1. Post dan beam berfungsi sebagai pengikat konduktor yang bertegangan.

18
2. Setting / pemasangan angkur untuk bottom post structure dipondasi
( koordinasi dengan pekerjaan sipil ) karena pekerjaan dilakukan
bersamaan pada saat pengecoran.
3. Pasang post structure sesaui dengan drawing yang telah di disetujui oleh
pihak pemberi kerja.
4. Install besi post dari bawah keatas.
5. Setelah semua post berdiri dilanjutkan dengan install beam.
4.6 Pemasangan Grounding Mesh
1. Berpedoman dengan gambar yang telah di setujui (approved ) terlebih
dahulu oleh pihak pemberi kerja.
2. Gunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan lingkup
pekerjaan yang sedang dilakukan.
3. Penggalian tanah untuk jalur BC ( Bare Cooper ) conductor dengan
kedalaman sekitar 60 – 70 cm.
4. Setelah penggalian selesai lakukan penggelaran kabel BC tersebut.
5. Untuk support peralatan disambung dengan kabel grounding mesh
tersebut.
6. Urug kembali galian dan kabel BC tersebut.
7. Ukur setiap support peralatan yang telah terpasang dengan menggunakan
earth tester dan target nilai hambatan sesuai dengan standart PLN adalah
di bawah 1 Ω.
8. Jika hasil pengukuran diatas 1 Ω koordinasikan dengan pengawas
pekerjaan dari pemberi kerja.
9. Atau menambah grounding mesh lagi, dengan urut urutan sesuai langkah
kerja diatas.
4.7 Pemasangan Peralatan Switchyard
4.7.1 Pemasangan Lightning Arrester
1. Gunakan alat pelindung diri
2. Cek lightning arrester kembali dilapangan, apakah sudah sesuai
spesifikasi dengan approval yang telah di setujui oleh PLN / pemberi
kerja.
3. Catat nomor seri dari peralatan lightning arrester.

19
4. Bersihkan dengan kain majun dan cek kondisi fisik bushing,
connector dan bottom dari peralatan lightning arrester.
5. Siapkan crane mobile dan seling untuk pemasangan peralatan
lightning arrester dan baca buku pedoman untuk install dan
pemasangannya.
4.7.2 Pemasangan Capacitor Voltage Transformer
1. Gunakan alat pelindung diri.
2. Cek capacitor voltage transformer kembali dilapangan, apakah sudah
sesuai spesifikasi dengan approval yang telah di setujui oleh PLN /
pemberi kerja.
3. Catat nomor seri dari peralatan capacitor voltage transformer.
4. Bersihkan dengan kain majun dan cek kondisi fisik bushing,
connector dan bottom dari peralatan capacitor voltage transformer.
5. Siapkan crane mobile dan seling untuk pemasangan peralatan
capacitor voltage transformer dan baca buku pedoman untuk install
dan pemasangannya.
4.7.3 Pemasangan Disconnecting Switch with Earthing
1. Gunakan alat pelindung diri.
2. Disconnecting switch with earthing merupakan suatu peralatan yang
dinamis (bergerak), maka pada saat setting awal (pemasangan steel
support pada pondasi) elevasi kemiringan horisontal benar benar di
perhatikan.
3. Cek kembali disconnecting switch dilapangan, apakah sudah sesuai
spesifikasi dengan approval yang telah di setujui oleh PLN / pemberi
kerja.
4. Catat nomor seri disconnecting switch.
5. Bersihkan disconnecting switch dengan kain majun dan cek kondisi
fisik bushing, connector dan bottom dari disconnecting switch.
4.7.4 Pemasangan Current Transformer
1. Gunakan alat pelindung diri.

20
2. Cek current circuit kembali dilapangan, apakah sudah sesuai
spesifikasi dengan approval yang telah di setujui oleh PLN / pemberi
kerja.
3. Catat nomor seri dari peralatan current circuit.
4. Bersihkan dengan kain majun dan cek kondisi fisik bushing,
connector dan bottom dari peralatan current circuit.
4.7.5 Pemasangan Circuit Breaker
1. Gunakan alat pelindung diri (APD).
2. Circuit breaker merupakan suatu peralatan yang dinamis (bergerak),
maka pada saat setting awal (pemasangan steel support pada
pondasi) elevasi kemiringan horizontal benar benar di perhatikan.
3. Cek circuit breaker kembali dilapangan, apakah sudah sesuai
spesifikasi dengan approval yang telah di setujui oleh PLN / pemberi
kerja.
4. Catat nomor seri circuit breaker.
5. Bersihkan circuit breaker dengan kain majun dan cek kondisi fisik
bushing, connector dan bottom dari circuit breaker.
6. Siapkan crane mobile dan seling untuk pemasangan circuit breaker
dengan berpanduan dari buku pedoman circuit breaker yang
akandiinstall dan pemasangannya.
7. Setelah CB terpasang cek elevasi horisontal dan vertical dari CB,
lakukan pegisian gas SF6, jika CB yang di gunakan adalah jenis
isolasi gas.
8. Siapkan crane mobile dan seling untuk pemasangan peralatan current
circuit dan baca buku pedoman untuk install dan pemasangannya.
4.7.6 Pemasangan Disconnecting Switch Busbar
1. Gunakan alat pelindung diri (APD).
2. Disconnecting switch merupakan suatu peralatan yang dinamis
(bergerak), maka pada saat setting awal (pemasangan steel support
pada pondasi) elevasi kemiringan horizontal benar benar di
perhatikan

21
3. Cek kembali disconnecting switch dilapangan, apakah sudah sesuai
spesifikasi dengan approval yang telah di setujui oleh PLN / pemberi
kerja.
4. Catat nomor seri disconnecting switch.
5. Bersihkan disconnecting switch dengan kain majun dan cek kondisi
fisik bushing, connector dan bottom dari disconnecting switch.
4.7.7 Pemasangan Marshalling Kiosk
1. Gunakan alat pelindung diri.
2. Setting Marsahlling kiosk pada tempatnya.
4.8 Pemasangan Panel Kontrol dan Proteksi
1. Gunakan alat pelindung diri.
2. Pasang panel control dan panel proteksi sesuai dengan letak penempatan
yang telah disetujui oleh enjinering dan pengawas pekerjaan.
4.9 Penarikan Kabel Kontrol
1. Gunakan alat pelindung diri.
2. Tarik cable control dari Peralatan tegangan tinggi (CVT, DSE, CT, CB
dan DS Busbar) sesuai dengan schedule kabel yang telah di buat oleh
team enjineering ke MK.
3. Rapikan jalur kabel control dari peralatan tegangan tinggi ke Marshalling
kiosk melalui kabel duct.
4. Ikat kabel control tersebut dengan tali nylon supaya jalur nya rapi.
5. Tarik kabel control dari MK ke gedung control untuk proteksi, control
dan sumber AC maupun DC.
6. Ikat tarikan kabel control dari MK kegedung control menggunkan tali
nylon supaya rapi.
7. Lakukan penarikan kabel control dari sumber penel DC ke Panel control
dan proteksi.
8. Lakukan penarikan kabel control dari sumber panel AC distribution ke
panel control dan proteksi.
4.10 Pemasangan String Set dan Insulator
1. Pasang safety line pada area kerja.
2. Cek kondisi fisik insulator dari retak atau pecah,

22
3. Bersihkan insulator dengan kain majun.
4. Setting string set dan insulator (150 kV umunya insulator 12 pcs, 70 kv
umunya 6 pcs untuk string set single) berdasarkan gambar yang telah
disetujui atau approved oleh pemberi kerja.
5. Naikkan string set dan insulator pada beam dimana bay yang akan
dikerjakan dengan menggunakan katrol.
4.11 Penarikan Konduktor
1. Pasang safety line pada area kerja.
2. Gunakan alat pelindung diri.
3. Persiapkan peralatan peralatan kerja untuk penarikan konduktor (roller,
tali tambang).
4. Gunakan peralatan safety (safety harnes, helm, sepatu, sarung tangan).
5. Persiapkan konduktor yang akan di gunakan sebagai bus bar atau cross
bar
6. Lakukan penarikan konduktor pada cross bar terlebih dahulu dan di
ikatkan pada string set yang telah terpasang.
7. Usahakan penarikan konduktor tersebut dengan sebaik baiknya agar
konduktor tidak cacat.
8. Setelah penarikan cross bar selesai lakukan penarikan untuk bus bar.
9. Setelah semua peralatan terpasang pada stell structure. Lakukan
penarikan konduktor antara peralatan dan sambung dengan terminal
clamp pada peralatan.

23
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dalam pembangunan sebuah Gardu Induk sangat diperlukan pemahaman
secara mendetail mengenai pelaksanaan pekerjaan penarikan konduktor dan
pemasangan Material Transmisi Utama (MTU) mulai dari peralatan, metode kerja
dan koordinasi antara semua pihak yang terlibat atau terkait dalam pelaksanaan
pekerjaan, sehingga tidak menghambat proses pekerjaan di lapangan dan
pekerjaan dapat selesai sesuai dengan schedule yang telah ditentukan.
Jadi, setelah di lakukan penambahan bay baru dan busbar 2 baru pada gardu
induk 150 kV kebumen akan didapatkan :
1. Pelaksanaan manuver padam dan pemeliharaan rutin oleh PLN bisa
berjalan dengan lancar karena sudah ada double busbar pada GI
Kebumen sehingga saat memerlukan pemindahan Bus (Rel) bisa dengan
mudah dilakukan.
2. Memperhandal kehandalan sistem saat terjadi gangguan karena GI
Kebumen sudah ada 2 Line yang masuk ke GI tersebut

5.2 Saran
Untuk lebih memperlancar pekerjaan dilapangan, maka diperlukan persiapan
yang matang dan koordinasi diantara semua pelaksana di lapangan dalam memilih
peralatan dan menentukan metode yang dianggap bisa di aplikasikan di lapangan
dalam pelaksanaan pekerjaan, serta pemahaman masing-masing personal yang
terkait dalam pelaksanaan pekerjaan atas gambar kerja yang sudah disepakati
bersama.

24

Anda mungkin juga menyukai