Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN OBSERVASI / PRAKTIK

UJI SERTIFIKASI
BIDANG : DISTRIBUSI
PELAKSANA MADYA PEMELIHARAAN DISTRIBUSI
TEGANGAN MENENGAH
(F.43.135.01.KUALIFIKASI.2.DISTEM)
Periode 23 Maret – 25 Maret 2023

Disusun oleh :
YOGA WIBOWO
(LEVEL.2)

PT. HALEYORA POWER


TAHUN 2023
Bidang : Distribusi

NO NAMA KODE UKUPASI JABAWAN NAMA JABATAN


1. Yoga Wibowo F.43.135.01.KUALIFIKASI.2.DISTEM Pelakasan Madya
Pemeliharaan Distribusi
Tegangan Menengah

Bidang : Kompetensi

Kompetensi No. Kode Unit Nama Unit


Kompetensi Inti 1 F.43.135.01.011.1 Melaksanankan Pemeliharaan Jaringan
Tegangan Menengah
2 - -
Kompetensi Pilihan 1 F.43.135.01.012.1 Melakukan Pemeliharaan Jaringan
Tegangan Menengah
2 F.43.135.01.002.1 Melaksanakan Pemeliharaan Sistem
Pembumian
DAFTAR ISI

KODE DAN NAMA OKUPASI JABATAN

SKTTK

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ 1

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 3

BAB II FAKTOR K2/K3 ......................................................................................................................... 4

2.1 Keselamatan ketenaga listrikan (K2) ............................................................................................. 4

2.1.1 Tujuan keselamatan ketenaga listrikan.................................................................................. 4

2.1.2 Upaya untuk meningkatkan K2 ............................................................................................. 4

2.1.3 Keselamatan ketenaga listrikan ............................................................................................. 4

2.1.4 Keselamatan ketenaga listrikan ............................................................................................. 4

2.1.5 Standarisasi sebagai pegangan awal melaksanakan

kegiatan berpotensi bahaya ................................................................................................... 5

2.1.6 Empat pilar keselamatan ketenaga listrikan (K2) ................................................................. 5

2.2 Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) .......................................................................................... 5

2.2.1 Pengertian K3 ..................................................................................................................... 5

2.2.2 Tujuan K3 ........................................................................................................................... 6

2.2.3 Sasaran K3.......................................................................................................................... 6

2.2.4 Norma K3 ........................................................................................................................... 6

2.2.5 Dasar hukum K3................................................................................................................. 6

2.2.6 Jenis bahaya dalam K3 ....................................................................................................... 6

2.2.7 Istilah bahaya dalam lingkungan kerja ............................................................................... 7

2.2.8 Standar keselamatan kerja .................................................................................................. 7

2.2.9 Alat pelindung diri (APD) .................................................................................................. 7

1
BAB III DAFTARALAT KERJA/ALAT UJI/BAHAN .......................................................................... 9

3.1 Persyaratan teknis pada alat kerja dan alat ukur ............................................................................ 9

3.2 Macam-Macam Alat Kerja dan Pengunaannya .............................................................................. 9

BAB IV LANGKAH KERJA ................................................................................................................ 12

4.1 Pelaksanaan pekerjaan................................................................................................................... 12

BAB V PEMELIHARAAN SISTEM PEMBUMIAN ........................................................................... 14

5.1 Peralatan dan material .................................................................................................................. 14

5.2 Pelaksanaan pekerjaan.................................................................................................................. 14

BAB VI KESIMPULAN ........................................................................................................................ 16

BAB VII DOKUMENTASI ................................................................................................................... 17

SOP Pergantian isolator ......................................................................................................................... 20

SOP Pemeliharaan pembumian .............................................................................................................. 23

Lampiran perintah kerja, JSA, SOP/IK dan Dokumentasi

2
BAB I

PENDAHULUAN

Pada era / zaman saat ini energi listrik menjadi kebutuhan primer yang sangat sulit untuk
dipisahkan dari masyarakat maupun pelaku usaha. Sedangkan suatu jaringan listrik tetap melakukan
pemeliharaan untuk handal. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi suatu keandalan pada jaringan
udara tegangan menengah. Misalnya gangguan yang ditimbulkan dari material jaringan udara
tegangan menengah seperti contoh isolator.

Dalam sistim distribusi tenaga listrik saluran udara tegangan menengah Isolator merupakan
salah satu material yang sangat penting. Isolator merupakan material isolasi yang berfungsi sebagai
penyekat langsung antara konduktor dengan tiang penyanggah. Isolator yang rusak dapat
mengakibat terputusnya aliran listrik karena adanya arus bocor yang mengalir.

Pemeliharaan dan penggantian isolator merupakan hal yang penting dilakukan pada system
distribusi saluran udara tegangan menengah, untuk mengurangi dan meminimalisir terjadinya
gangguan sesaat dan berulang yang mengakibatkan padamnya listrik.

Sistem pentanahan pada jaringan distribusi digunakan sebagai pengaman langsung terhadap
peralatan dan manusia bila terjadinya gangguan tanah atau kebocoran arus akibat kegagalan isolasi
dan tegangan lebih pada peralatan jaringan distribusi. Petir dapat menghasilkan arus gangguan dan
juga tegangan lebih dimana gangguan tersebut dapat dialirkan ketanah dengan menggunakan system
pentanahan.

Sistem pentanahan adalah suatu tindakan pengamanan dalam jaringan distribusi yang
langsung rangkaiannya ditanahkan dengan cara mentanahkan badan peralatan instalasi yang
diamankan, sehingga bila terjadi kegagalan isolasi, terhambatlah atau bertahannya tegangan system
karena terputusnya arus oleh alat - alat pengaman tersebut. Maka di perlukan melakukan inspeksi
pada jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah beserta Komponen - komponenya. Pemeliharaan
pada peralatan sistem pentanahan hal ini perlu dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kerusakan
peralatan dan terjadinya padamnya Jaringan listrik.

3
BAB II
FAKTOR K2/K3

2.1 Keselamatan ketenaga listrikan (K2)


Keselamatan ketenaga listrikan adalah segala upaya atau langkah-langkah pengamanan
instalasi penyediaan tenaga listrik dan pengamanan pemanfaatan tenaga listrik untuk
mewujudkan kondisi andal dan aman bagi instalasi dan kondisi aman dari bahaya bagi manusia
dan makhluk hidup lainnya, serta kondisi ramah lingkungan, disekitar instalasi tenaga listrik.
2.1.1 Tujuan keselamatan ketenaga listrikan untuk mewujudkan:
a. Andal dan aman bagi instalasi
b. Aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya
c. Ramah Lingkungan
2.1.2 Upaya untuk mewujudkan K2
a. Standarisasi
b. Penerapan 4 pilar K2
c. Sertifikasi
d. Penerapan SOP
e. Adanya Pengawas pekerjaan
2.1.3 Keselamatan ketenega listrikan dasar hukum:
a. UU No.1/1970 ttg keselamatan kerja
b. UU No.30/2009 ttg ketenaga listrikan
c. PP No.3/2005 ttg Instalasi penyediaan dan pemanfaatan Tenaga Listrik
d. Keppres No.22/1993 ttg penyakit yang timbul karena hubungan kerja
e. Kep menaker No.5/Men/1996 ttg system Manajemen K3(SMK3)
f. Kep Direksi No.090.K/DIR/2005 ttg Pedoman keselamatan Instalasi
g. Kep Direksi No.091.K/DIR/2005 ttg Pedoman keselamatanUmum
h. Kep Direksi No.092.K/DIR/2005 ttg Pedoman keselamatan kerja
2.1.4 Keselamatan ketenaga listrikan
a. Setiap usaha ketenaga listrikan wajib memenuhi ketentuan
keselamatan ketenaga listrikan
b. Keselamatan ketenaga listrikan meliputi:

4
1. Standarisasi
2. Pengamanan instalasi dan pemanfaat TL untuk mewujudkan kondisi:

➢ Andal dan aman bagi instalasi (Keselamatan Instalasi)


➢ Aman dari bahaya bagi manusia
➢ Akrab Lingkungan (Keselamatan Linkungan)

2.1.5 Standarisasi sebagai pegangan awal melaksanakan kegiatan berpotensi bahaya


a. Standarisasi proses (pemasangan dsb)
b. Standarisasi uji (performance test, komisioning, dsb)
c. Standarisasi produk (Spesifikasi dsb)
2.1.6 Empat pilar keselamatan ketenaga listrikan
a. Keselamatan kerja : perlindungan terhadap pegawai
b. Keselamatan umum : perlindungan terhadap masyarakat instalasi
c. Keselamatan lingkungan : perlindungan terhadap lingkungan instalasi
d. Keselamatan instalasi : perlindungan terhadap instalasi penyediaan tenaga listrik

2.2 Keselamatan dan kesehatan (K3)


2.2.1 Pengertian K3
a. Pengertian secara filosofis
K3 merupakan suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan budaya menuju masyarakat
adil dan makmur.
b. Pengertian secara keilmuan
Dalam ilmu pengetahuan dan penerapannya, K3 adalah usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran,
peledakan dan pencemaran lingkungan.
c. Pengertian secara OHSAS 18001:2007 (Occupapational Health and Safety
Assessment series)
K3 adalah semua kondisi dan factor yang dapat berdampak pada keselamatan dan
kesehatan kerja dari tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok,
Pengunjung dan tamu) ditempat kerja.

5
2.2.2 Tujuan K3
K3 bertujuan untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari
pencemaran lingkungan dengan memelihara dan melindungi kesehatan, keamanan
dan keselamatan tenaga kerja sehingga dapat mencegah atau mengurangi terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dan pada akhirnya dapat meningkatkan system
efisiensi dan produktifitas kerja.
2.2.3 Sasaran K3
a. Mejamin keselamatan pekerja dan orang lain
b. Menjamin keamanan dan peralatan yang digunakan
c. Menjamin proses produksi yang aman dan lancar
2.2.4 Norma K3
a. Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja
b. Diterpkan untuk melindungi tenaga kerja
c. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja
2.2.5 Dasar hukum K3
a. UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
b. UU No.21 tahun 2003 tentang pengesahan konvensi ILO
c. UU No.13 tahun 2003 tentan ketenaga kerjaan
d. Peraturan menteri tenaga kerja RI No.PER-5/MEN/1996
2.2.6 Jenis bahaya dalam K3
a. Bahaya jenis kimia
Bahaya akibat terhirupnya atau terjadinya kontak antara manusia dengan bahan
kimia berbahaya, Contoh jenis kimia : abu sisa pembakaran bahan kimia, uap
bahan kimia dan gas bahan kimia.

b. Bahaya jenis fisika


Bahaya akibat suatu temperature udara yang terlalu panas maupun terlalu dingin
serta keadaan udara yang tidak normal yang menyebabkan terjadinya perubahan
atau mengalami suhu tubuh yang tidak normal. Bahaya akibat keadaan yang
sangat bising yang menyebabkan terjadi kerusakan pendengaran.
c. Bahaya jenis proyek / pekerjaan
Bahaya akibat pencahayaan atau penerangan yang kurang menyebabkan
kerusakan penglihatan. Bahaya dari pengangkutan barang serta penggunaan
peralatan yang kurang lengkap dan aman yang mengakibatkan cedera pada
pekerja dan orang lain.

6
2.2.7 Istilah bahaya dalam lingkungan kerja
a. Hazard adalah suatu keadaan yang memungkinkan / dapat menimbulkan
kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan pekerja yang
ada.
b. Danger adalah tingkat bahayaakan suatu kondisi yang sudah menunjukkan
peluang bahaya sehingga mengakibatkan suatu tindakan pencegahan.
c. Riska adalah predik sitingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus tertentu
d. Incident adalah munculnya kejadian bahaya yang dapat atau telah mengadakan
kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas normal

e. Accident adalah kejadian bahaya yang disertai adanya korban dan / atau
keruggian baik manusia mau pun benda
2.2.8 Standar keselamatan kerja
a. Perlindungan badan yang meliputi seluruh badan
b. Perlindungan mesin
c. Pengamanan listrik yang harus dicek secara berkala
d. Pengaman ruangan, meliputi system alarm, alat pemadam kebakaran, penerangan
yang cukup, fentilasi yang baik dan jalur evakuasi khusus yang memadai.
2.2.9 Alat pelindung diri (APD)
APD merupakan perlengkapan wajib yang digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan
resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja dan orang disekitarnya. Alat
pelindung diri meliputi :
a. Alat pelindung kepala
➢ Safety helmet atau helm pelindung untuk melindungi kepala dari benda -
benda yang dapat melukai kepala
➢ Safety googles atau kaca mata pengamanan untuk melindungi mata dari
paparan pertikel yang melayang di udara, percikan benda kecil, benda
panas atau uap panas.
➢ Hearing protection atau penutup telinga untuk melindungi dari kebisingan
atau pun tekanan.
➢ Safety mask atau masker yang berfungsi sebagai alat pelindung
pernafasan saat berada diarea yang kualitas udaranya tidak baik.
➢ Face shield atau pelindung wajah untuk melindungi wajah dari paparan
bahan kimia, percikan benda kecil, benda ataupun uap panas, benturan
atau pukulan benda keras dan tajam.

7
b. Alat pelindung tubuh
➢ Apron atau celemek untuk melindungi tubuh dari percikan bahan kimia
dan suhu panas.
➢ Safety Vest atau rompi keselamatan kerja yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kontak atau kecelakaan.
➢ Safety Clothing atau alat pelindung tubuh untuk melindungi dari hal-hal
yang membahayakan saat bekerja, mengurangi resiko terluka dan juga
digunakan sebagai identitas pekerja.

c. Alat pelindung anggota tubuh

➢ Safaty Gloves atau sarung tangan yang berfungsi melindungi jari - jari dan
tangan dari api, suhu panas, suhu dingin, radiasi, bahan kimia, arus listrik,
benturan pukulan, dan goresan benda tajam.
➢ Safety belt atau sabuk pengaman yang dipakai saat menggunakan alat
transportasi serta untuk membatasi ruang gerak pekerja agar tidak
terjatuh.
➢ Safety boot / shoes adalah sepatu boot atau sepatu pelindung untuk
melindungi kaki dari benturan, tertimpa benda berat, tertusuk benda
tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, bahan kimia berbahaya
atau pun permukaan licin.

8
BAB III

DAFTAR ALAT KERJA / ALAT UJI / BAHAN

3.1 Persyaratan teknis pada alat kerja dan alat ukur


Penggunaan alat kerja dan alat ukur pada pekerjaan pemeliharaan saluran udara tegangan
menengah khususnya dalam bidang pergantian isolator tumpu biasanya untuk pemeriksaan /
pengujian kelayakan peralatan. Terutama untuk alat ukur diperlukan yang mempunyai kelas
akurasi yang tinggi agar hasil yang didapatkan benar - benar valid, sehingga dapat menjamin
kualitas peralatan dengan aman.
Ketelitian hasil ukur ditentukan oleh 2 (dua) hal, yaitu :
1. Kondisi alat ukur, yaitu ketelitiannya harus sesuai dengan yang ketelitian alat ukur dapat
berkurang di sebabkan antara lain : umur alat ukur yang memang sudah melebihi yang
direncakan sehingga mengalami kerusakan atau sumber listrik yang harusnya terpasang
dengan kondisi tertentu, sudah tidak memenuhi seperti yang dipersyaratkan
2. Operator atau pengguna alat ukur tidak mengetahui cara yang benar, sehingga terjadi
kesalahan pemakaian atau cara membaca skala salah padahal alat ukur pada kondisi yang
baik.
3.2 Macam - macam alat kerja dan penggunaannya
Dalam pekerjaan pemeliharaan saluran udara tegangan menengah khususnya dalam bidang
pergantian isolator tumpu, peralatan dan bahan - bahan yang banyak digunakan untuk memulai
pekerjaan ini adalah sebagai berikut:

a. Alat-alat yang di gunakan


1. Perlengkapan APD
➢ Safety helmet atau helm pelindung untuk melindungi kepala dari benda-benda yang
dapat melukai kepala.

9
➢ Safety belt atau body harnes berfungsi sebagai pelindung diri ketika pekerja bekerja
/ berada diatas ketinggian.

➢ Safety shoes atau sepatu karet berisolasi 20KV berfungsi untuk mencegah kecelakaan
fatal yang menimpa kaki karena benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia,
arus listrik dan sebagainya

➢ Sarung tangan berisolasi 20Kv, berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat
bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan disesuaikan dengan fungsi masing – masing pekerjaan.

10
2. Peralatan kerja
➢ Toolkit, Berfungsi untuk membuka atau mengencangkan baut, memotong peralatan
seperti kabel dan mengukur diameter peralatan
➢ Insulation tester, berfungsi untuk mengukur tahanan pada isolator
➢ Voltage detector, berfungsi untuk memeriksa tegangan sebelum memulai pekerjaan
pada jaringan saluran udara tegangan menengah.
➢ Grounding
➢ Tongkat tester tegangan 20KV, berfungsi untuk memeriksa adanya tegangan pada
konduktor
➢ Elektroda
➢ Alat penghantar
➢ Wire Clip
➢ Eart Clamp Tester
➢ Alat tulis

11
BAB IV

LANGKAH KERJA

4.1 Pelaksanaan Pekerjaan


1. Safety briefing dan berdo’a bersama
2. Pakai alat K3 dan pasang rambu kerja.
3. Siapkan peralatan kerja dan material yang akan dipergunakan.
4. Lakukan koordinasi dengan piket Distribusi, mintakan pembebasan (pemadaman)
tegangan SUTM diarea pekerjaan sesuai rencana.
5. Pasangkan tangga posisi 75 derajat, diikat yang kuat bagian bawah tiang.
6. Petugas naik (membawa webbing sling, snatch block dan tali bantu / nylon rope) kemudian
ikatkan sabuk pengaman pada tiang ( dua belitan ), teliti sabuk pengaman betul-betul aman
dipakai selanjutnya ikatkan tangga bagian atas pada tiang
7. Pasang sling dan snatch block ( katrol / pully ) serta pasang tali bantu.
8. Pastikan penghantar dalam posisi bebas tegangan (keadaan aman) dengan melakukan pengetesan
tegangan menggunakan voltage detector 20kV kemudian menghubung singkat SUTM ketiga
fasanya dengan shackle stick 20kV dan tinggalkan dalam keadaan menggantung diposisi
kebalikan arah sumber tegangan.
9. Pasangkan earthing rod ke tanah dan sambungkan pada kabel pentanahan, lalu naikan Ground
apparatus dengan tambang dan pasangkan satu per satu dengan menggunakan stick di jaringan
SUTM pada arah sumber tegangan.
10. Pasang platform dan perlengkapannya
11. Buka binding wire isolator dari penghantar, lalu ikatkan tambang ditengah - tengah isolator
tumpu 20KV,
12. Turunkan pelahan - lahan ( tidak menyentuh tiang) dengan menggunakan tali bantu, ukur tahanan
isolasi isolator pengganti menggunakan resistance insulation tester, naikan isolator tumpu 20KV
pengganti, perlahan - lahan ( tidak menyentuh tiang ), dengan menggunakan tali bantu.
13. Pasangkan isolator pengganti, lalu ikatkan penghantar pada isolator tersebut dengan memakai
binding wire / topties.
14. Setelah pekerjaan penggantian isolator tumpu selesai, turunkan peralatan kerja dan lepaskan
ground apparatus lalu turunkan dengan memakai tali bantu.
15. Buka ikatan sabuk pengaman, petugas turun sambil membuka ikatan tangga bagian atas, lalu
turunkan tangga.

12
16. Turunkan shakle stick hubung singkat, lalu laporkan ke piket distribusi pekerjaan penggantian
isolator tumpu 20kV selesai ( peralatan maupun petugas posisi aman ) dan mintakan untuk diberi
tegangan kembali.

17. Cek tegangan disekitar lokasi pekerjaan dan informasikan kepiket distribusi tegangan sudah
normal.
18. Melakukan evaluasi hasil pekerjaan dan berdoa.
19. Buat laporan sesuai form yang ada.

13
BAB V

PEMELIHARAAN SISTEM PEMBUMIAN

Pemeliharaan pembumian ( pentanahan ) dilaksanakan minimal sekali dalam setahun


diadakan pengukuran nilai pembumian pada musim kemarau. Diambilnya pengukuran pada musim
kemarau, karena pada kondisi tersebut nilai tahanan pembumian akan menunjukkan nilai
sebenarnya. Jika nilai tahanan pembumian, pada pengukuran di musim kemarau sudah kecil, maka
dimusim penghujan akan semakin kecil.
5.1 Peralatan dan Material
5.1.1 PeralatanKerja:
a. Toolkit set.
b. Tang press.
c. Kain lap, kuas.
d. Alat gounding.
5.1.2 Peralatan Ukur:
a. Earth clam tester.
b. Earth tester.
5.1.3 Peralatan K-3:
a. Helm pengaman.
b. Sepatu karet.
c. Sarung tangan kulit.
d. Pakaian kerja.
e. P-3K
5.1.4 Material / Alat Bantu:
a. Alat dokumentasi
b. Alat tulis
5.2 Pelaksanaan Pekerjaan
5.1.1 Prosedur Kerja :
a. Pelaksanaan pemeliharaan atas dasar PK dari atasan yang berwenang.
b. Lakukan pemeriksaan kelokasi, untuk dasar persiapan pekerjaan.
c. Safety breafing dan siapkan alat kerja, alat K-3 dan material kerja yang diperlukan.
d. Konfirmasikan kepada petugas piket terkait lokasi dan tempat pelaksanaan pekerjaan.
e. Laksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati.
f. Safety breafing setelah selesai melaksanakan perkerjaan dan pastikan kembali peralatan
dan petugas aman.
14
g. Laporkan kepada petugas piket terkait bahwa pekerjaan telah selesai.
h. Buat laporan dokumentasi dan tertulis kepada atasan yang menugaskan.
5.1.2 Langkah Kerja:
1. Menerima WO dari atasan.
2. Mempersiapkan dokumen WP, JSA dan SOP.
3. Menyiapkan alat kerja, alat ukur, alat K-3, material kerja dan alat bantu sesuai dengan
kebutuhan.
4. Setelah petugas sampai dilokasi, gunakan alat K-3 dan selanjutnya lapor ke posko
petugas akan melakukan pemeliharaan pembumian.
5. Melaksanakan pengisian JSA dilokasi kerja.
6. Melaksanakan pemeliharan pembumian
7. Memeriksa hasil pemeliharaan pembumian
8. Buat laporan dokumentasi dan tertulis

15
BAB VI
KESIMPULAN

Data hasil pemeriksaan dan pengujian telah dilakukan analisis antara lain : Hasil pemeriksaan
dan pengujian pergantian isolator tumpu memenuhi standar isolasi sesuai ketentuan yang berlaku di
PT. PLN ( persero ) maupun PUIL. Hasil pemeliharaan pembumian mengubah ketahanan
pembumian dari besar ke kecil untuk memenuhi standar prosedur pembumian.

16
BAB VII
DOKUMENTASI

1. Working Permit

2. Single Line

17
3. Safety Briefing

4. Pemasangan Grouding Lokal

18
5. Penggantian Isolator Tumpu dengan Nomor Tiang

6. Safety Brefing dilapangan

19
7. Pengukuran Pembumian

20
SOP PERGANTIAN ISOLATOR TUMPU

1. PIHAK YANG TERKAIT


• Koordinator teknik ( pengawas )
• Pejabat K3
• Pelaksana

2. KOORDINASI
• Supervisor Teknik ULP
• Supervisor K3L ULP
• Staff Teknik
• Piket DCC

3. PERALATAN KERJA & ALAT UKUR


• Kunci - kunci ( Toolkit )
• Ground Clauster
• Tangga fibrer 11 mtr
• Tambang / Tali bantu ( nylonrope )
• Pully / Snatch block
• Shackle stick 11 mtr 20 kV
• Voltage detector 20 kV
• Insulation Tester

4. PERLENGKAPAN K3/APD
• Sarung tangan kerja
• Sarung tangan 20 kV
• Sepatu pengaman 20 KV
• Helm pengaman
• Full Body Harness
• Pakaian kerja
• Rambu - rambu K3
• Perlengkapan P3K

5. PERALATAN BANTU
• Alat komunikasi
• Kendaraan Operasional

21
• Single line diagram
• Alat tulis

6. MATERIAL
• Isolator tumpu ( sesuai kebutuhan)
• Bending wire ( kawat pengikat )
• Mur baut

7. PROSEDUR KERJA
• Berdasarkan Perintah Kerja (PK) yang diterima dari atasan terkait.
• Petugas pemeliharaan melakukan :
a. Pemeriksaan ke lokasi untuk dasar persiapan pekerjaan
b. Menyiapkan material
c. Menyiapkan peralatan kerja & peralatan K3 yang diperlukan untuk penggantian isolator
tumpu.
• Sepakati waktu / tanggal dan jam pemadaman.
• Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati.
• Selesai pelaksanaan pekerjaan, normalkan kembali tegangan.
• Membuat laporan kepada atasan yang menugaskan.

8. LANGKAH KERJA
a. Persiapan pekerjaan
➢ Membaca dan memahami prinsip kerja pergantian isolator dan sistem JTM
➢ Mampu berkomunikasi dengan pengatur / Distribusi Commant Center untuk pekerjaan
pergantian isolator
➢ Menyusun rencana kerja (APD, Perkakas kerja, SLD)
b. Menghubungi pihak - pihak yang berwenang untuk memastikan bahwa pekerjaan
di koordinasikan secara efektif dengan pihak - pihak terkait
c. Memastikan bahwa surat perintah kerja dapat dilaksanakan sesuai SOP
d. Memahami dan dapat melaksanakan prosedur dan peraturan K3
e. Prosedur pelaksanaan pekerjaan
• Siapkan peralatan kerja dan material yang akan dipergunakan
• Lakukan koordinasi dengan piket Distribusi, mintakan pembebasan ( pemadaman ) tegangan
SUTM diarea pekerjaan sesuai rencana.
• Pastikan penghantar dalam posisi bebas tegangan ( keadaan aman ) dengan melakukan
pengetesan tegangan menggunakan voltage detector 20 kV kemudian menghubung singkat
SUTM ketiga fasanya dengan shackle stick 20 kV dan tinggalkan dalam keadaan
menggantung di posisi kebalikan arah sumber tegangan.

22
• Ukur tahanan isolasi isolator pengganti menggunakan resistance insulation tester, Naikan
isolator tumpu 20 KV pengganti, Perlahanlahan ( tidak menyentuh tiang ), dengan
menggunakan tali bantu.
• Turunkan shakle stick hubung singkat, lalu laporkan kepiket Distribusi pekerjaan
penggantian isolator tumpu 20 kV selesai (peralatan maupun petugas posisi aman) dan
mintakan untuk diberi tegangan kembali
• Cek tegangan disekitar lokasi pekerjaan dan informasikan ke piket Distribusi tegangan sudah
normal.

23
SOP PEMELIHARAAN PEMBUMIAN

PETUGAS YANG TERLIBAT:


• SPV Teknik
• Pelaksana Lapangan ( Petugas Pelaksana minimal 3 orang )
• Piket Pelayanan Distribusi
• Perbekalan / Gudang.

PERALATAN KERJA:

• Radio Komunikasi
• Toolkit Set
• Tang Press
• Alat Gounding
PERLENGKAPAN K3:

• Helm pengaman
• Sepatu alas karet 20 kV
• Sarung tangan mekanis
• Sabuk pengaman
• Wearpack ( baju kerja )
• P3K.

MATERIAL:

1. Earthingrod ( pipagal vanis ) + clamp pentanahan sebanyak 2set


2. BC50 sebanyak 4 meter
3. Konektor TR bimetal 1 buah
4. Stainless steel strap 3 meter
5. Link 25x25 sebanyak 4 buah
6. Stopping buckle sebanyak 4 buah
ALAT UKUR:
1. Earth Clamp Tester
2. Earth Tester

24
PROSEDUR KERJA:

1. Sesuai PK dari SPV Teknik, segera petugas melaksanakan hal - hal sebagai berikut :
a. Dokumen TUG 9 untuk pengambilan material kegudang.
b. Siapkan sarana angkutan, peralatan kerja dan peralatan K3

2. Lakukan koordinasi dengan Piket Pelayanan Distribusi terkait dengan menggunakan SOP
Komunikasi sehubungan pekerjaan yang direncanakan, sebelum berangkat ke lokasi kerja, dan
informasikan bahwa regu Pemeliharaan akan melaksanakan pekerjaan pemeliharaan system
pembumian ( Arde ) gardu PJ0099 Desa Cahaya Maju Penyulang Kencur.

25

Anda mungkin juga menyukai