UJI SERTIFIKASI
BIDANG : DISTRIBUSI
PELAKSANA MADYA PEMELIHARAAN DISTRIBUSI
TEGANGAN MENENGAH
(F.43.135.01.KUALIFIKASI.2.DISTEM)
Periode 23 Maret – 25 Maret 2023
Disusun oleh :
YOGA WIBOWO
(LEVEL.2)
Bidang : Kompetensi
SKTTK
1
BAB III DAFTARALAT KERJA/ALAT UJI/BAHAN .......................................................................... 9
3.1 Persyaratan teknis pada alat kerja dan alat ukur ............................................................................ 9
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era / zaman saat ini energi listrik menjadi kebutuhan primer yang sangat sulit untuk
dipisahkan dari masyarakat maupun pelaku usaha. Sedangkan suatu jaringan listrik tetap melakukan
pemeliharaan untuk handal. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi suatu keandalan pada jaringan
udara tegangan menengah. Misalnya gangguan yang ditimbulkan dari material jaringan udara
tegangan menengah seperti contoh isolator.
Dalam sistim distribusi tenaga listrik saluran udara tegangan menengah Isolator merupakan
salah satu material yang sangat penting. Isolator merupakan material isolasi yang berfungsi sebagai
penyekat langsung antara konduktor dengan tiang penyanggah. Isolator yang rusak dapat
mengakibat terputusnya aliran listrik karena adanya arus bocor yang mengalir.
Pemeliharaan dan penggantian isolator merupakan hal yang penting dilakukan pada system
distribusi saluran udara tegangan menengah, untuk mengurangi dan meminimalisir terjadinya
gangguan sesaat dan berulang yang mengakibatkan padamnya listrik.
Sistem pentanahan pada jaringan distribusi digunakan sebagai pengaman langsung terhadap
peralatan dan manusia bila terjadinya gangguan tanah atau kebocoran arus akibat kegagalan isolasi
dan tegangan lebih pada peralatan jaringan distribusi. Petir dapat menghasilkan arus gangguan dan
juga tegangan lebih dimana gangguan tersebut dapat dialirkan ketanah dengan menggunakan system
pentanahan.
Sistem pentanahan adalah suatu tindakan pengamanan dalam jaringan distribusi yang
langsung rangkaiannya ditanahkan dengan cara mentanahkan badan peralatan instalasi yang
diamankan, sehingga bila terjadi kegagalan isolasi, terhambatlah atau bertahannya tegangan system
karena terputusnya arus oleh alat - alat pengaman tersebut. Maka di perlukan melakukan inspeksi
pada jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah beserta Komponen - komponenya. Pemeliharaan
pada peralatan sistem pentanahan hal ini perlu dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kerusakan
peralatan dan terjadinya padamnya Jaringan listrik.
3
BAB II
FAKTOR K2/K3
4
1. Standarisasi
2. Pengamanan instalasi dan pemanfaat TL untuk mewujudkan kondisi:
5
2.2.2 Tujuan K3
K3 bertujuan untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari
pencemaran lingkungan dengan memelihara dan melindungi kesehatan, keamanan
dan keselamatan tenaga kerja sehingga dapat mencegah atau mengurangi terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dan pada akhirnya dapat meningkatkan system
efisiensi dan produktifitas kerja.
2.2.3 Sasaran K3
a. Mejamin keselamatan pekerja dan orang lain
b. Menjamin keamanan dan peralatan yang digunakan
c. Menjamin proses produksi yang aman dan lancar
2.2.4 Norma K3
a. Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja
b. Diterpkan untuk melindungi tenaga kerja
c. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja
2.2.5 Dasar hukum K3
a. UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
b. UU No.21 tahun 2003 tentang pengesahan konvensi ILO
c. UU No.13 tahun 2003 tentan ketenaga kerjaan
d. Peraturan menteri tenaga kerja RI No.PER-5/MEN/1996
2.2.6 Jenis bahaya dalam K3
a. Bahaya jenis kimia
Bahaya akibat terhirupnya atau terjadinya kontak antara manusia dengan bahan
kimia berbahaya, Contoh jenis kimia : abu sisa pembakaran bahan kimia, uap
bahan kimia dan gas bahan kimia.
6
2.2.7 Istilah bahaya dalam lingkungan kerja
a. Hazard adalah suatu keadaan yang memungkinkan / dapat menimbulkan
kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan pekerja yang
ada.
b. Danger adalah tingkat bahayaakan suatu kondisi yang sudah menunjukkan
peluang bahaya sehingga mengakibatkan suatu tindakan pencegahan.
c. Riska adalah predik sitingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus tertentu
d. Incident adalah munculnya kejadian bahaya yang dapat atau telah mengadakan
kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas normal
e. Accident adalah kejadian bahaya yang disertai adanya korban dan / atau
keruggian baik manusia mau pun benda
2.2.8 Standar keselamatan kerja
a. Perlindungan badan yang meliputi seluruh badan
b. Perlindungan mesin
c. Pengamanan listrik yang harus dicek secara berkala
d. Pengaman ruangan, meliputi system alarm, alat pemadam kebakaran, penerangan
yang cukup, fentilasi yang baik dan jalur evakuasi khusus yang memadai.
2.2.9 Alat pelindung diri (APD)
APD merupakan perlengkapan wajib yang digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan
resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja dan orang disekitarnya. Alat
pelindung diri meliputi :
a. Alat pelindung kepala
➢ Safety helmet atau helm pelindung untuk melindungi kepala dari benda -
benda yang dapat melukai kepala
➢ Safety googles atau kaca mata pengamanan untuk melindungi mata dari
paparan pertikel yang melayang di udara, percikan benda kecil, benda
panas atau uap panas.
➢ Hearing protection atau penutup telinga untuk melindungi dari kebisingan
atau pun tekanan.
➢ Safety mask atau masker yang berfungsi sebagai alat pelindung
pernafasan saat berada diarea yang kualitas udaranya tidak baik.
➢ Face shield atau pelindung wajah untuk melindungi wajah dari paparan
bahan kimia, percikan benda kecil, benda ataupun uap panas, benturan
atau pukulan benda keras dan tajam.
7
b. Alat pelindung tubuh
➢ Apron atau celemek untuk melindungi tubuh dari percikan bahan kimia
dan suhu panas.
➢ Safety Vest atau rompi keselamatan kerja yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kontak atau kecelakaan.
➢ Safety Clothing atau alat pelindung tubuh untuk melindungi dari hal-hal
yang membahayakan saat bekerja, mengurangi resiko terluka dan juga
digunakan sebagai identitas pekerja.
➢ Safaty Gloves atau sarung tangan yang berfungsi melindungi jari - jari dan
tangan dari api, suhu panas, suhu dingin, radiasi, bahan kimia, arus listrik,
benturan pukulan, dan goresan benda tajam.
➢ Safety belt atau sabuk pengaman yang dipakai saat menggunakan alat
transportasi serta untuk membatasi ruang gerak pekerja agar tidak
terjatuh.
➢ Safety boot / shoes adalah sepatu boot atau sepatu pelindung untuk
melindungi kaki dari benturan, tertimpa benda berat, tertusuk benda
tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, bahan kimia berbahaya
atau pun permukaan licin.
8
BAB III
9
➢ Safety belt atau body harnes berfungsi sebagai pelindung diri ketika pekerja bekerja
/ berada diatas ketinggian.
➢ Safety shoes atau sepatu karet berisolasi 20KV berfungsi untuk mencegah kecelakaan
fatal yang menimpa kaki karena benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia,
arus listrik dan sebagainya
➢ Sarung tangan berisolasi 20Kv, berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat
bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan disesuaikan dengan fungsi masing – masing pekerjaan.
10
2. Peralatan kerja
➢ Toolkit, Berfungsi untuk membuka atau mengencangkan baut, memotong peralatan
seperti kabel dan mengukur diameter peralatan
➢ Insulation tester, berfungsi untuk mengukur tahanan pada isolator
➢ Voltage detector, berfungsi untuk memeriksa tegangan sebelum memulai pekerjaan
pada jaringan saluran udara tegangan menengah.
➢ Grounding
➢ Tongkat tester tegangan 20KV, berfungsi untuk memeriksa adanya tegangan pada
konduktor
➢ Elektroda
➢ Alat penghantar
➢ Wire Clip
➢ Eart Clamp Tester
➢ Alat tulis
11
BAB IV
LANGKAH KERJA
12
16. Turunkan shakle stick hubung singkat, lalu laporkan ke piket distribusi pekerjaan penggantian
isolator tumpu 20kV selesai ( peralatan maupun petugas posisi aman ) dan mintakan untuk diberi
tegangan kembali.
17. Cek tegangan disekitar lokasi pekerjaan dan informasikan kepiket distribusi tegangan sudah
normal.
18. Melakukan evaluasi hasil pekerjaan dan berdoa.
19. Buat laporan sesuai form yang ada.
13
BAB V
15
BAB VI
KESIMPULAN
Data hasil pemeriksaan dan pengujian telah dilakukan analisis antara lain : Hasil pemeriksaan
dan pengujian pergantian isolator tumpu memenuhi standar isolasi sesuai ketentuan yang berlaku di
PT. PLN ( persero ) maupun PUIL. Hasil pemeliharaan pembumian mengubah ketahanan
pembumian dari besar ke kecil untuk memenuhi standar prosedur pembumian.
16
BAB VII
DOKUMENTASI
1. Working Permit
2. Single Line
17
3. Safety Briefing
18
5. Penggantian Isolator Tumpu dengan Nomor Tiang
19
7. Pengukuran Pembumian
20
SOP PERGANTIAN ISOLATOR TUMPU
2. KOORDINASI
• Supervisor Teknik ULP
• Supervisor K3L ULP
• Staff Teknik
• Piket DCC
4. PERLENGKAPAN K3/APD
• Sarung tangan kerja
• Sarung tangan 20 kV
• Sepatu pengaman 20 KV
• Helm pengaman
• Full Body Harness
• Pakaian kerja
• Rambu - rambu K3
• Perlengkapan P3K
5. PERALATAN BANTU
• Alat komunikasi
• Kendaraan Operasional
21
• Single line diagram
• Alat tulis
6. MATERIAL
• Isolator tumpu ( sesuai kebutuhan)
• Bending wire ( kawat pengikat )
• Mur baut
7. PROSEDUR KERJA
• Berdasarkan Perintah Kerja (PK) yang diterima dari atasan terkait.
• Petugas pemeliharaan melakukan :
a. Pemeriksaan ke lokasi untuk dasar persiapan pekerjaan
b. Menyiapkan material
c. Menyiapkan peralatan kerja & peralatan K3 yang diperlukan untuk penggantian isolator
tumpu.
• Sepakati waktu / tanggal dan jam pemadaman.
• Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati.
• Selesai pelaksanaan pekerjaan, normalkan kembali tegangan.
• Membuat laporan kepada atasan yang menugaskan.
8. LANGKAH KERJA
a. Persiapan pekerjaan
➢ Membaca dan memahami prinsip kerja pergantian isolator dan sistem JTM
➢ Mampu berkomunikasi dengan pengatur / Distribusi Commant Center untuk pekerjaan
pergantian isolator
➢ Menyusun rencana kerja (APD, Perkakas kerja, SLD)
b. Menghubungi pihak - pihak yang berwenang untuk memastikan bahwa pekerjaan
di koordinasikan secara efektif dengan pihak - pihak terkait
c. Memastikan bahwa surat perintah kerja dapat dilaksanakan sesuai SOP
d. Memahami dan dapat melaksanakan prosedur dan peraturan K3
e. Prosedur pelaksanaan pekerjaan
• Siapkan peralatan kerja dan material yang akan dipergunakan
• Lakukan koordinasi dengan piket Distribusi, mintakan pembebasan ( pemadaman ) tegangan
SUTM diarea pekerjaan sesuai rencana.
• Pastikan penghantar dalam posisi bebas tegangan ( keadaan aman ) dengan melakukan
pengetesan tegangan menggunakan voltage detector 20 kV kemudian menghubung singkat
SUTM ketiga fasanya dengan shackle stick 20 kV dan tinggalkan dalam keadaan
menggantung di posisi kebalikan arah sumber tegangan.
22
• Ukur tahanan isolasi isolator pengganti menggunakan resistance insulation tester, Naikan
isolator tumpu 20 KV pengganti, Perlahanlahan ( tidak menyentuh tiang ), dengan
menggunakan tali bantu.
• Turunkan shakle stick hubung singkat, lalu laporkan kepiket Distribusi pekerjaan
penggantian isolator tumpu 20 kV selesai (peralatan maupun petugas posisi aman) dan
mintakan untuk diberi tegangan kembali
• Cek tegangan disekitar lokasi pekerjaan dan informasikan ke piket Distribusi tegangan sudah
normal.
23
SOP PEMELIHARAAN PEMBUMIAN
PERALATAN KERJA:
• Radio Komunikasi
• Toolkit Set
• Tang Press
• Alat Gounding
PERLENGKAPAN K3:
• Helm pengaman
• Sepatu alas karet 20 kV
• Sarung tangan mekanis
• Sabuk pengaman
• Wearpack ( baju kerja )
• P3K.
MATERIAL:
24
PROSEDUR KERJA:
1. Sesuai PK dari SPV Teknik, segera petugas melaksanakan hal - hal sebagai berikut :
a. Dokumen TUG 9 untuk pengambilan material kegudang.
b. Siapkan sarana angkutan, peralatan kerja dan peralatan K3
2. Lakukan koordinasi dengan Piket Pelayanan Distribusi terkait dengan menggunakan SOP
Komunikasi sehubungan pekerjaan yang direncanakan, sebelum berangkat ke lokasi kerja, dan
informasikan bahwa regu Pemeliharaan akan melaksanakan pekerjaan pemeliharaan system
pembumian ( Arde ) gardu PJ0099 Desa Cahaya Maju Penyulang Kencur.
25