Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN OBSERVASI / PRAKTEK UJI SERTIFIKASI BIDANG : DISTRIBUSI

PERIODE: 13 Juni 2023 – 15 Juni 2023

OLEH:

Agus kurniawan
( Level 2 )

PT. HALEYORA POWERINDO

JAKARTA 2023

I
Bidang : DISTRIBUSI

NO NAMA KODE OKUPASI JABATAN NAMA JABATAN OKUPASI

PELAKSANA MADYA
1 Agus Kurniwan D.35.134.01.KUALIFIKASI.2.DISTER PENGOPRASIAN
DISTRIBUSI
TEGANGAN RENDAH

Standar Kompetensi

Kompetensi
Inti/Pilihan No. Kode Unit Nama Unit

Kompetensi Inti D.35.134.02.022.1 MELAKSANAKAN PENGOPRASIAN


1 JARINGAN TEGANGAN RENDAH

MELAKSANAKANPENGOPRASIAN
1 D.35.134.02.023.1 SALURAN KABEL TEGANGAN
RENDAH
Kompetensi Pilihan
MELAKSANAKAN PENGOPRASIAN
2 PERALATAN HUBUNG BAGI
D.35.134..02.025.1
TEGANGAN
\
RENDAH (PHB TR)

1
DAFTAR ISI

Kode dan nama Okupasi jabatan............................................................................................... I


SKTTK...................................................................................................................................... II
Daftar Isi...................................................................................................................................III
BAB I Pendahuluan.................................................................................................................. 1
BAB II Faktor K2/K3............................................................................................................... 3
Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)......................................................................... 3
Tujuan Keselamatan Ketenagalistrikan............................................................. 3
Upaya untuk Meningkatkan K2........................................................................ 3
Keselamatan Ketenagalistrikan......................................................................... 4
Keselamatan ketenagalistrikan.......................................................................... 4
Standarisasi sebagai pegangan awal melaksanakan kegiatan
berpotensi berbahaya......................................................................................... 4
Empat pilar keselamatan ketenagalistrikan....................................................... 4
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)..................................................................... 4
Pengertian K3.................................................................................................... 4
Tujuan K3.......................................................................................................... 5
Sasaran K3......................................................................................................... 5
Norma K3.......................................................................................................... 5
Dasar Hukum K3............................................................................................... 5
Jenis Bahaya dalam K3..................................................................................... 5
Istilah Bahaya dalam Lingkungan Kerja........................................................... 6
Standar Keselamatan Kerja............................................................................... 6
Alat Pelindung Diri (APD)................................................................................ 6
BAB III Macam-macam alat kerja dan penggunaannya........................................................... 8
BAB IV Landasan Teori...........................................................................................................12
Jaringan Tegangan Rendah.........................................................................................20

2
Bab V Langkah Perawatan .......................................................................................................21

Langkah Pengerjaan.....................................................................................................22

Hasil Ukur Tegangan....................................................................................................23

Bab VI Kesimpulan...................................................................................................................24

Lampiran dan Dokumentasi......................................................................................................25

3
BAB I
PENDAHULUAN

Apa yang dimaksud dengan sistem tenaga listrik? Coba perhatikan gambar sistem tenaga listrik
dibawah ini Listrik perlu dibangkitkan disalurkan dan distribusikan ke pelanggan melalui

a. Pembangkitan : Pusat Pembangkit

b. Penyaluran : Transmisi SUTET ,SUTT dan Gardu Induk

c. Pendistribusian :Gardu Induk (GI) 20kV,Jaringan Tegangan Menengah (JTM) ,Gardu Distribusi
(GD) ,Jaringan Tegangan Rendah (JTR),Sambungan Rumah /Sambungan Listrik (SR/SL) dan
APP (Alat Pengukur dan Pembatas)

d. Pelanggan

PENDISTRIBUSIAN TENAGA LISTRIK

4
Listrik PLN dibangkitkan oleh beberapa Pembangkit Tenaga listrik di bangkitkan di pusat pusat
pembangkit tenaga listrik dengan cara merubah energi primer, energi potensial dan energi lainnya menjadi
energi listrik. Beberapa jenis Pembangkit tenaga listrik diantaranya :

a. PLTA (Pusat Listrik Tenaga Air) : Jatiluhur,Cirata,Saguling,Kracak

b. PLTP (Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi) : Kamojang,Gunung Salak,Bali

c. PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap ) : Priok ,Suralaya,Pelabuhan Ratu,Cilacap.

d. PLTGU (Pusat Listrik Tenaga Gas Uap ) : Muara Karang, Muara Tawar

e. PLTD (Pusat Listrik Tenaga Disel ):Air Raja ,Aceh ,Pangkal Pinang,

f. PLTM (Pusat Listrik Tenaga Micro Hydro): Jawa Barat

g. PLTS (Pusat Listrik Tenaga Surya) : Bantul,Nusa Tenggara

h. PLTB(Pusat Listrik Tenaga Bayu/Angin) :Bantul Trasmisi

5
BAB II
FAKTOR K2/K3

Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)

Keselamatan ketenagalistrikan adalah segala upaya atau langkah-langkah pengamanan


instalasi penyediaan tenaga listrik dan pengamanan pemanfaatan tenaga listrik untuk
mewujudkan kondisi andal dan aman bagi instalasi dan kondisi aman dari bahaya bagi manusia
dan makhluk hidup lainnya, serta kondisi ramah lingkungan, di sekitar instalasi tenaga listrik.

Tujuan keselamatan ketenagalistrikanUntuk mewujudkan :


a. Andal dan aman bagiinstalasi
b. Aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya
c. Ramah lingkungan
Upaya untuk mewujudkan K2 :
a. Standarisasi
b. Penerapan 4 pilar K2
c. Sertifikasi
d. Penerapan SOP
e. Adanya pengawas pekerjaan
Keselamatan ketenagalistrikan Dasar hukum :
a. UU No.1 / 1970 ttg Keselamatan Kerja
b. UU No. 30 / 2009 ttg Ketenagalistrikan
c. PP No.3 / 2005 ttg Instalasi Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik
d. Keppres No.22 / 1993 ttg Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja
e. Kep Menaker No.5/Men/1996 ttg Sistem Manajemen K3 (SMK3)
f. Kep Direksi No.090.K/DIR/2005 ttg Pedoman KeselamatanInstalasi
g. Kep Direksi No.091.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Umum
h. Kep Direksi No.092.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Kerja
Keselamatan ketenagalistrikan
a. Setiap usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan
keselamatan ketenagalistrikan

6
b. Keselamatan ketenagalistrikan meliputi :
1. Standarisasi
2. Pengamanan instalasi dan pemanfaat TL untuk mewujudkan
kondisi : Andal dan aman bagi instalasi (Keselamatan Instalasi)
Aman dari bahaya bagi manusia Akrab lingkungan (Keselamatan
Lingkungan)

Standarisasi sebagai pegangan awal melaksanakan kegiatan berpotensi berbahaya


a. Standarisasi Proses (Pemasangan dsb)
b. Standarisasi Uji (Performance Test, Komisioning,dsb)
c. Standarisasi Produk (Spesifikasi dsb)
Empat pilar keselamatan ketenagalistrikan
a. Keselamatan Kerja : perlindungan terhadap pegawai
b. Keselamatan Umum: perlindungan terhadap masyarakat,instalansi
c. Keselamatan Lingkungan : perlindungan terhadap lingkungan instalansi
d. Keselamatan Instalansi : perlindungan terhadap instalasi penyediaan tenaga listrik
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
K3 merupakan suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya terhadap hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur.

Pengertian K3
a. Pengertian secara filosofis
K3 merupakan suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan budaya menuju masyarakat
adil dan makmur.
b. Pengertian secara keilmuan
Dalam ilmu pengetahuan dan penerapannya, K3 adalah usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran,
peledakan dan pencemaran lingkungan.
c. Pengertian secara

7
OHSAS 18001:2007 (Occupational Health and Safety Assessment Series) K3
adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan
kesehatan kerja dari tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok,
pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
Tujuan K3
K3 bertujuan untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari
pencemaran lingkungan dengan memelihara dan melindungi kesehatan, keamanan dan
keselamatan tenaga kerja sehingga dapat mencegah atau mengurangi terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja, dan pada akhirnya dapat meningkatkan system efisiensi dan produktivitas
kerja.
Sasaran K3
a. Menjamin keselamatan pekerja dan orang lain
b. Menjamin keamanan peralatan yang digunakan
c. Menjamin proses produksi yang aman dan lancar
Norma K3
a. Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja
b. Diterapkan untuk melindungi tenagakerja
c. Resiko kecelakaan dan penyakit akibatkerja
Dasar hukum K3
a. UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
b. UU No.21 tahun 2003 tentang pengesahan konvensi ILO
c. UU No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.PER-5/MEN/1996
Jenis bahaya dalam K3
a. Bahaya Jenis Kimia
Bahaya akibat terhirupnya atau terjadinya kontak antara manusia dengan bahan
kimia berbahaya. Contoh jenis kimia: abu sisa pembakaran bahan kimia, uap
bahan kimia dan gas bahan kimia.
b. Bahaya jenis fisika
Bahaya akibat suatu temperatur udara yang terlalu panas maupun terlalu dingin
serta keadaan udara yang tidak normal yang menyebabkan terjadinya perubahan
atau mengalami suhu tubuh yang tidak normal. Bahaya akibat keadaan yang sangat
bising yang menyebabkan terjadi kerusakan pendengaran.

8
c. Bahaya jenis proyek/pekerjaan
Bahaya akibat pencahayaan atau penerangan yang kurang menyebabkan
kerusakan penglihatan. Bahaya dari pengangkutan barang serta penggunaan
peralatan yang kuranglengkap dan aman yang mengakibatkan cedera pada
pekerja dan orang lain.

Istilah bahaya dalam lingkungan kerja


a. Hazard adalah suatu keadaan yang memungkinkan/dapat menimbulkan
kecelakaan,penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan pekerja
yang ada.
b. Danger adalah tingkat bahaya akan suatu kondisi yang sudah menunjukkan
peluangbahaya sehingga mengakibatkan suatu tindakan pencegahan.
c. Risk adalah prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus tertentu.
d. Incident adalah munculnya kejadian bahaya yang dapat atau telah mengadakan
kontakdengan sumber energi yang melebihi ambang batas normal.
e. Accident adalah kejadian bahaya yang disertai adanya korban dan/atau
kerugian baikmanusian maupun benda.
Standar keselamatan kerja
a. Perlindungan badan yang meliputi seluruhbadan
b. Perlindungan mesin
c. Pengamanan listrik yang harus dicek secara berkala
d. Pengamanan ruangan, meliputi sistem alarm, alat pemadam kebakaran, penerangan
yang cukup, ventilasi yangbaik dan jalur evakuasi khusus yang memadai
Alat Pelindung Diri (APD)
APD merupakan perlengkapan wajib yang digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja
untuk menjaga keselamatan pekerja dan orang disekitarnya. Alat pelindung diri meliputi:
a. Alat Pelindung Kepala
Safety Helmet atau helm pelindung untuk melindungi kepala dari benda -
benda yangdapat melukai kepala.
Safety Goggles atau kacamata pengamanan untuk melindungi mata dari
paparan partikel yang melayang di udara, percikan benda kecil, benda panas
ataupun uap panas.

9
Hearing Protection atau penutup telinga untuk melindungi dari kebisingan
ataupun tekanan.
Safety Mask atau masker yang berfungsi sebagai alat pelindung pernafasan
saat berada di area yang kualitas udaranya tidak baik.
b. Alat Pelindung Tubuh
 Apron atau celemek untuk melindungi tubuh dari percikan bahan kimia dan suhu panas.
Safety Vest atau rompi keselamatan kerja yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kontak
atau kecelakaan.
 Safety Clothing atau alat pelindung tubuh untuk melindungi dari hal-hal yang
membahayakan saat bekerja, mengurangi resiko terluka dan juga digunakan sebagai
identitas pekerja.
c. Alat Pelindung AnggotaTubuh
 Safety Gloves atau sarung tangan yang berfungsi melindungi jari-jari dan tangan dari
api,suhu panas, suhu dingin, radiasi, bahan kimia, arus listrik, bahan kimia, benturan,
pukulan, dan goresan benda tajam.
 Safety Belt atau sabuk pengaman yang dipakai saat menggunakan alat transportasi serta
untuk membatasi ruang gerak pekerja agar tidak terjatuh.
 Safety Boot/Shoes adalah sepatu boot atau sepatu pelindung untuk melindungi kaki dari
benturan, tertimpa benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin,
uap panas, bahan kimia berbahaya ataupun permukaan licin.

10
BAB III
Macam-macam Alat Kerja dan Penggunaannya
Dalam pemeliharaan ditribusi tegangan rendah, peralatan yang digunakan diantaranya:
1. Perlengkapan APD
a. Helm pelindung

Berfungsi untuk melindungi kepala terhadap bahaya listrik, mekanik, atau kimia panas.
Terbuat dari bahan polyethylene, plastik, katun, alumunium, dan bahan sistetis lainnya.

b. Sepatu Safety
Peralatan keselamatan ini digunakan untuk melindungi kaki terluka dari benda-benda
tajam yang tidak terlihat oleh mata serta untuk melindungi kaki dari benda berat yang
jatuh diatas kaki.

c. Tas pinggang Perkakas


Perangkat ini digunakan untuk memudahkan pekerja untuk membawa perkakas
kecil saat pekerjaaninstalasi listrik

11
d. Sarung Tangan
Peralatan keselamatan ini digunakan untuk melindungi tangan saat bekerja atau
saat situasi yangdapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan jenis sarung
tangan dapat menyesuaikan kondisilingkungankerja.

e. Rompi Safety
Digunakan sebagai alat safety badan, guna menguragi dampak dari terjdinya
kecelakaan akibat kontak dengan benda lain yang berbahaya

2. Peralatan Kerja
a. Toolkit,
Berfungsi untuk membuka atau mengencangkan baut, memotong peralatan, seperti
kabel, dan mengukur diameter peralatan. Ada beberapa tolkit yang harus di siapkan,
seperti : kunci pas, obeng + dan -, tang potong, tang kombinasi, tang cucut/ lancip,
DLL

12
B. Tang Ampere
Berfungsi untuk mengukur besarnya arus listrik.

c. Megger isolasi 5000 Volt

Berfungsi untuk mengukur tahanan isolasiinstalasi tegangan menengah


ataupun tegangan rendah.

d. Earth tester
Berfungsi untuk mengukur tahanan pentanahan kerangkakabel dan pentanahan
kabel.

13
e. Tespen

Berfungsi sebagai alat yang menentukan apakah ada tegangan listrik pada suatu
objek atau sebuah peralatan yang akan diuji

14
BAB I
LANDASAN TEORI

Jaringan Tegangan Rendah adalah suatu alat yang terdiri dari kumparan dan inti dimana
kumparan sekunder akan menghasilkan tenaga listrik akibat terinduksi oleh medan magnet yang
dihasilkan oleh inti Jaringan TeganganRendah tersebut.

Panel PHB-TR
PHB-TR merupakan suatu kombinasi dari satu atau lebih Perlengkapan PHB-TR dengan
peralatan kontrol, peralatan ukur, pengaman dan kendali yang saling berhubungan.
Keseluruhannya dirakit lengkap dengan sistem pengawatan dan mekanis pada bagian-bagian
penyangganya.
Fungsi PHB TR
Fungsi atau kegunaan PHB TR merupakan sebagai penghubung dan pembagi atau sebagai
pendistibusian tenaga listrik dari out put trafo sisi tegangan rendah ke Rel pembagi dan
diteruskan menuju Jaringan Tegangan Rendah melalui kabel jurusan (Opstyg Cable) yang
diamankan oleh NH Fuse pada jurusan masing-masing. Untuk kepentingan efisiensi dan
penekanan susut jaringan (loses) saat ini banyak unit PLN untuk melepas atau tidak
memfungsikan rangkaian pengukuran maupun rangkaian kontrolnya, hal ini tentu dimaksudkan
agar tidak banyak lagi energi listrik yang mengalir ke alat ukur maupun kontrol yang dapat
terbuang untuk keperluan kontrol dan pengukuran itu sendiri secara terus menerus, sedangkan
untuk mengetahui besarnya beban ataupun tegangan, dilakukan pengukuran pada saat di
perlukan saja dan bisa menggunakan peralatanukur portable seperti AVO atau Tang Ampere
saja.
Konstruksi PHB-TR
Dalam pemasangannya PHB-TR mempunyaikonstruksi diantaranya :
1. Perangkat Hubung Bagi untuk tegangan rendah adalah jenis phb yang
terbuat dari metal clad sehingga tahan terhadap air hujan dan juga debu.
2. PHB TR harus dipasang minimal 1,2 meter diatas permukaan tanah.

15
3. Jurusan keluaran jaringan tegangan rendah maksimal 4 jurusan dengan
pengaman lebur jenis HRC (NH, NT Fuse).
4. Indeks IP minimal 44.

Spesifikasi teknis PHB TR padatabel berikut :

Saluran Kabel Tegangan Rendah (SKTR)


Saluran kabel tegangan rendah merupakan penyaluran energi listrik dari sumber tenaga
listrik menuju konsumen melalui kabelyang ditanam di dalam tanah Saluran Kabel tanah
Tegangan Rendah (SKTR) diantaranya tidak banyak digunakan sebagai jaringan distribusi
Tegangan ndah, kecuali hanya dipakai dalam hal :
1. Pada lintasan yang tidak dapat memakai saluran udara seperti jalan
raya di perkotaan
2. Pada daerah-daerah eksklusifkatas dasar permintaan, seperti
perumahan real estate dan daerah komersil khusus.
Jenis Kabel Tanah

Penggunaan kabel tanah itu harus disesuaikan dengan jenis penggunaan utamanya.
Untuk kabel tanah melalui jaringan distribusi tegangan rendah dipakai kabel dengan pelindung
baja, contohnya kabel NYFGbY.
Pemakaian kabel tanah tanpa pelindung baja diperbolehkan namun harus dilindungi
secara mekanis contohnya kabel NYY. luas penampang dari penghantar kabel tanah untuk
Sambungan TenagabListrik Tegangan Rendah (STLTR) adalah sekurang– kurangnya 10
mm2, dan seminimal mungkin tidak untuk menyebrang ke jalan raya Kabel NYY kabel NYY

16
merupakan kabel outdoor dan juga kabel tanam langsung yang tahan terhadap air, gigitan tikus
dankerusakan fisik lainnya.

Kabel ini mempunyai isolasi plastik yang kuat berwarna hitam, berinti satu dan multi
core. Kabel NYY dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Pada gambar diatas terdapat kabel tegangan rendah dengan maksimum 1000 volt AC.
Jenis kabel NYY dengan kontruksi kabel selubung luar Polyvinyl chloride (PVC) selubung
dalam PVC dan isolasi kawat PVC, dengan jenis penghantar tembaga.
NH - Fuse
NH Fuse adalah komponen pengaman yang berfungsi sebagai pengaman arus lebih dan
hubung singkat. Sebenarnya NH Fuse memiliki fungsi yang sama dengan fuse lainnya, yang
membedakan hanya pada kapasitasnya, NH Fuse dapat digunakan untuk tegangan menengah
atau untuk pengaman arus yang besar. NH Fuse sering digunakan sebagai pengaman untuk
trafo pada tiang listrik tegangan menengah didalam NH Fuse terdapat kawat lebur yang
berfungsi sebagai penghantar arus dan juga sebagai pengaman dari beban lebih dan hubung
singkat. Apabila terjadi arus lebih atau hubung singkat, kawat lebur tersebut akan mengalami
kenaikan suhu dan akan melebur (putus), sehingga arus listrik yang melalui NH Fuse akan
terputus. Apabila kawat lebur sudah terputus maka fuse sudah tidak berfungsi dan harus diganti.
Pada penggunaannya NH Fuse dipasang pada dudukan atau yang biasa disebut dengan Holder.
Dibawah ini berikut karakteristik pengaman NH-Fuse Box Control

17
Box Control
Box control merupakan suatu tempat kendali instalasi peralatan listrik dimana
didalamnya terdapat beberapa komponen yang digunakan untuk mengoperasikan suatu peralatan
listrik. Berikut beberapa komponen yang biasanya terdapat pada box control untuk instalasi
lampu penerangan jalan.
Komponen Pada Box Kontrol
Pada komponen ini terdapat beberapa alat yang ada pada box control untuk penggunaan
dalam mengoperasikan lampu penerangan jalan umum.
Timer Switch
Timer merupakan saklar otomatis dengan prinsip kerja waktu yang sudah ditentukan
sesuai yang diinginkan oleh kita kapan lampu itu akan menyala dan kapan lampu itu akan
padam. Jika menginginkan lampu menyala jam maka set pada pukul 18.00 dan padam pada
jam 05.30 maka setting waktu timer dengan menekan sirip-sirip yang berada pada kontak
timer switch yang berada pada bagian dalam sehingga dapatmengoperasikan Lampu
Penerangan Jalan Umum sesuai dengan pengaturan waktu yang diinginkan.
Prinsip kerja timer switch yaitu In put pada timer harus selalu di beri arus karena
digunakan untuk menghidupkan timer. Untuk mengubah timer pada posisi on atau off ,
terdapat kontak kecil yang berada pada samping pengatur waktu harus dinaikkan dan
diturunkan sesuai dengan kebutuhan waktu untuk posisi on dan off. Apabila pada posisi in put
dari timer terputus maka waktu timer harus di sett ulang sesuai dengan waktu pada saat setting
ulang jam harus di sesuaikan pada saat padam lampu. Untuk mengatur waktu atau jam maka
harus timer harus diputar sesuai dengan arah jarum jam.

18
Saklar Tunggal
Sakelar tunggal adalah suatu perangkat untuk memutuskan listrik dan
digunakan untuk mengoperasikan satu lampu. Pada saklar ini terdapat dua titik
kontak yang bekerja untuk menghantarkan fasa. Berikut gambar saklar tunggal
dapat dilihat pada gambar

MCB 1 Fasa

MCB (Miniature Circuit Breaker) merupakan komponen dalam instalasi listrik.


Komponen ini berfungsi sebagai sistem pengaman atau proteksi bila terjadi beban lebih atau
hubung singkat arus listrik pada Lampu Penerangan Jalan Umum. Untuk dasar pemilihan dari
rating arus MCB yang ingin kita dipakai di instalasi tentu harus disesuaikan dengan besarnya
daya listrik yang terpasang dalam tiap pemakaian karena PLN sudah menetapkan besar
langganan listrik sesuai rating arus dari MCB yang diproduksi untuk pasar dalam negeri.

19
Konstruksi MCB itu sendiri ada dua tipe yaitu 1 fasa , dan 3 fasa. MCB berfungsi
sebagai pengaman terhadap gangguan hubung singkat dan beban lebih yang akan secara
langsung memutuskan secara otomatis apabila melebihi dari arus nominalnya.

Pada penggunaan MCB ini menggunakan kurva type C dimana jenis ini biasanya
digunakan untuk kontrol dan proteksi baik di industri maupun di perumahan. Karakteristik dari
jenis ini memiliki magnetic trip 5-10 x In, maksudnya untuk perumahan dengan besar arus lima
sampai sepuluh kali arus nominal akan membuat MCB (Miniature Circuit Breaker) bekerja.

Relay 220 Volt AC

Relay merupakan saklar yang bekerja karena adanya kontrol yang digerakkan oleh
listrik. Relay terdiri dari dua bagian utama yaitu, Elektromagnet (Coil ) dan Mekanikal.

20
Terbukanya penutup pada saklar relay bergantung pada coil apakah ada listrik yang melewati
atau tidak, sebab koil akan berubah menjadi magnet seketika tegangan listrik yang
melewatinya, sehingga tuas mekanik relay akan tertarik. Relay mampu menangani daya yang
lebih besar dari daya kerjanya. Menurut arus kerjanya ,relay dibagi menjadi 2 yaitu Relay AC
dan Relay DC. Untuk bisa mengetauhi apakah tegangan kerja yang dibutuhkan bisa melihat
informasi teknis yang tertulis pada body. Relay AC bekerja pada tegangan 220 Volt,sedangkan
Relay DC umumnya bekerja pada tegangan yaitu 6 Volt, 12 Volt, 24 Volt, dan 48 Volt.

Sensor LDR
Light Dependent Resistor atau disingkat dengan LDR adalah jenis resistor nilai
resistansinya tergantung pada intensitas cahaya yang diterimanya oleh sensor itu sendiri.
NilaI hambatan akan menurun ketika saat cahaya sedang terang dan nilai hambatannya
akan menjadi ketika tinggi saat dalam kondisi gelap. Dengan kata lain, fungsi dari LDR
dalam keadaan terang maupun gelap adalah sebagai saklar otomatis berdasarkan cahaya.
LDR (Light Dependent Resistor) yangpeka terhadap cahaya ini sering diaplikasikan
dalam rangkaian sebagai sensor pada lampu penerang jalan, lampu kamar tidur, rangkaian
antimaling, shutter kamera, dan alarm. Prinsip kerja dari LDR bisa dibilang sangat
sederhana, tak jauh berbeda dari variabel resistor pada umumnya.LDR dipasang pada
sebuah rangkaian yang semakin banyak cahaya yang mengenainya, maka semakin
menurun nilai resistansinya. Sebaliknya, jika cahaya yang mengenainya sedikit (gelap),
maka nilai hambatannya menjadi semakin besar.

21
Jenis – jenis Jaringan Tegangan Rendah dapat dibagi menjadi beberapa macam
dimana sangat tergantung dari beberapa faktor yangmembedakannya. Dari jenis-jenis
tersebut dapat dibagi menjadi :
a. Jenis fasa tegangan
b. Perbandingan Jaringan
c. Pendinginan Jaringan Tegangan Rendah
d. Konstruksi inti Jaringan Tegangan Rendah
e. Kegunaan
Setiap Jaringan selalu mempunyai jumlah lilitan tertentu setiap voltnya. Jumlah lilitan
pervoltnya sangat ditentukan oleh luas inti kern. Sedangkan yang dimaksud
denganperbandingan Jaringan ialah perbandingan banyaknya lilitan primer dengan lilitan
sekunder.
a. Lilitan primer biasanya digunakan untuk input atau masukan tegangan-tegangan
sdeangkan Lilitan sekunder adalah hasil Jaringan dari lilitan sekunder.
b. Perbandingan Jaringan ini biasa ditulisdengan rumus yang sangat umum yaitu :
c. E = I x RDimana :
E = Tegangan ListrikI =
Arus Listrik R = Resistansi
Jaringan
I. Kawat Jaringan
Kawat Jaringan berfungsi untukmengalirkan tegangan listrik
A. Metode
Dalam proses penyusunan penelitianini, penulis memperoleh data-datanya melalui
beberapa metode yaitu :
1. Metode Observasi (Pengamatan)
Dengan teknik Observasi, penulis mengadakan suatu pengamatan secara langsung
dari semua peralatan yang dikerjakan. Dengan metode ini penyusun dapat mengetahui
secara pasti tentang peralatan tersebut.
2. MetodeLiteratur (Perpustakaan)
Metode ini dilakukan dengan cara membaca buku-buku literatur yang dijadikan
referensi untuk memperolehdata. Dengan demikian penulis menjadi lebih tahu dan jelas
tentang peralatan atauperlengkapan yang dipasang pada Jaringan Tegangan Rendah di
jaringan distribusi.

22
B. Hasil Penelitian
Jaringan Tegangan Rendah Distribusi
Tegangan pada Jaringan Tegangan Rendah distribusi selalu dinaikkan sampaidengan 5%.
Hal ini dimaksudkan agar dapat mengantisipasi terjadinya drop tegangan pada saluran dengan
rincian sbb:
1. Maksimum 3% hilang pada saluran antara pembangkit (dalam hal ini Jaringan
Tegangan
Rendah distribusi) sampa i dengan sambungan rumah.
2. Maksimum 1% hilang pada saluran antara sambungan rumah sampai dengan KWh
meter.
3. Maksimum 1% hilang pada saluran KWh meter - panel pembagi - alat listrik terjauh.
Semakin besar rugi daya dalam persen,berarti semaki besar kerugian energi yang terjadi.
Penyebab Gangguan Jaringan Tegangan Rendah :
1. Tegangan Lebih Akibat Petir
2. Overload dan Beban Tidak Seimbang
3. Loss Contact Pada Terminal Bushing
4. Isolator Bocor / Bushing Pecah
5. Kegagalan Isolasi Minyak JaringanTegangan Rendah/Packing Bocor

23
BAB V

LANGKAH PERAWATAN

Perawatan Tegangan Rendah ( TR )


Adapun langkah-langkah perawatan dari Jaringan Tegangan Rendah, antara lain adalah:
1. Pemeriksaan berkala kualitas minyakisolasi.
2. Pemeriksaan/pengamatan berkalasecara langsung (Visual Inspection)
3. Pemeriksaan-pemeriksaan secara teliti(overhauls) yang terjadwal. Pemeriksaan
KondisiJaringan
Tegangan Rendah Saat Beroperasi
1. Pada saat Jaringan Tegangan Rendah beroperasi ada beberapa pemeriksaan dan
analisa yang harus dilakukan, antara lain: Pemeriksaan dan analisa minyak isolasi
Jaringan Tegangan Rendah, meliputi:
a. Tegangan tembus (breakdown voltage)
b. Analisa gas terlarut (dissolved gas)
c. Pemeriksaan dan analisa kandungan gas terlarut (Dissolved gas analysis,
DGA), untuk mencegah terjadinya : (partial) discharges, Kegagalan thermal
(thermal faults), Deteriorasi / pemburukan kertas isolasi/laminasi.
d. Pemeriksaan dan analisa minyak isolasi secara menyeluruh, meliputi: power
factor (cf. Tan δ), kandungan air (water content), neutralisation number,
interfacial tension, furfural analysis dan kandungan katalisator negatif
(inhibitor content)
e. Pengamatan dan Pemeriksaan Langsung (Visual inspections) :

a. Kondisi fisik Jaringan Tegangan Rendahsecara menyeluruh.


b. Alat-alat ukur, relay, saringan/filter dll.
c. Pemeriksaan dengan menggunakan sinar infra-merah (infrared monitoring) setiap 2
tahun sekali.
Setelah pemeriksaan dilakukan, maka selanjutnya dilakukan pemeriksaan/pengukuran
nilai tahanan isolasi Jaringan Tegangan Rendah dengan menggunakan megger (primer-body,
sekunder-body dan primer-sekunder), sehingga dapat dipastikan jenis kerusakan dan bagian
manadari Jaringan Tegangan Rendah yangmengalami kerusakan. Dengan melakukan

24
perawatan secara berkala dan pemantauankondisi Jaringan Tegangan Rendah pada saat
beroperasi akan banyak keuntungan yang didapat, antara lain:

1. Meningkatkan keandalan dari JaringanTegangan Rendah tersebut


2. Memperpanjang masa pakai
3. Jika masa pakai lebih panjang, maka secara otomatis akan dapat menghematbiaya
penggantian Unit Jaringan Tegangan Rendah.
LANGKAH PENGERJAAN
1. Hubungipiketdistribusi untuk mendapatijin mengoperasikan Gardu distribusi
2. JIka operasi diijinkan kenakan seluruh APD
3. Siapkan Teeelescopic Stick 20 kV dan Fuse 20 KV
4. Pasang satu persatu FCO.
5. Ukur dan periksa dan uji tegangan dan urutan fasa sisi TR di terminal masuk LBS-
TR, terjadi kelainan sebagai berikut :
 Jika tegangan kurang daei 400V,maka matikan tegangan pada
trafo dan atur posisisadapan
 Jika urutan fasa berlawanan dari arah jarum, matokan tegangan
pada trafo danperbaiki pengawatannya
6. Jika tegangan dan urutan fasa sudah sesuai masukkan LBS-TR untuk
disalurkan ke saluran jurusan TR untuk pembebanan Pembebanan pada
saluran Jurusan TR
a. Masukkan fuse fasa R dan test terminal keluar dan tegangan ada,
test tegangan pada terminal kabel jurusan fasa S dan T, jika ada
tegangan, Fuse TR lepas dan perbaikisaluran jurusandanjika
tegangan tidak ada, makalanjutkan pengoperasian fasaS

b. Masukkan fuse fasa S dan test terminal keluar jika tegangan ada, test
tegangan pada terminal kabel jurusan fasa T, jika ada tegangan,
maka Fuse TR lepas dan perbaikisaluran jurusan dan jika tida asa
tegangan maka lanjutkan pangoperasian fasaT

c. Masukkan fus e fasa T dan test tegangan pada terminal keluar, maka
pengoperasian kabel jurusan dinyatan telah berhasil

8. Lakukan hal yang sama poin 2.11. untuk mengoperasikan jurusan lainnya

25
Hasil ukur besar tegangan:
Kabel fasa R dan T
= 400 Volt
Kabel fasa R dan S =
400 Volt
Kabel fasa S dan T
= 400 Volt

Kabel Fasa R-N


= 230 Volt
Kabel Fasa S-N
= 233 Volt
Kabel Fasa T-N
= 240 Volt

Pemeriksaan hasil pengoperasian


1. Lakukan pengukuran beban dan tegangan pada setiap fasa dan jurusan
2. Periksa hasil pengukuran, jika ada kelainnan buatlah catatan untuk
digunakan sebagai laporan.

26
BAB VI
KESIMPULAN
1. Pemeliharaan Jaringan Tegangan Rendah distribusi terutama pada lintasan jaringan,
perlu dilengkapi dengan alat – alat pengamanan agar Jaringan Tegangan Rendah bisa
selamat / aman dari gangguan – gangguan yang timbul.
2. Pemeliharaan Jaringan Tegangan Rendah perlu persiapan pemikiran urutan kerja, alat–
alat bantu,dan pengecekan–pengecekan seperti minyak
3. Sistem Trafo Pemakaian Sendiri, dalam fungsinya juga memerlukan Rangkaian
Pemakaian Sendiri dan Pasokan Trafo PS (Pemakaian Sendiri) sebagai sumber tenaga
pasokan listrik tambahan yang ada di GI 150 KV Jajar
4. Jumlah pasokan Satu daya untuk kebutuhan pemakaian sendiri diperoleh dari 1 (satu)
sumber, pada sisi primer 20 KV. Jumlah Trafo PS terpasang akan sangat tergantung
dari desain awal pada Gardu Induk tersebut
5. Pengoperasian Trafo Pemakaian sendiri di Gardu Induk umumnya dipasok dari Trafo
Distribusi 150/20 kV atau 70/ 20 kV, tetapi pada Instalasi Gardu Induk Tegangan
Ekstra Tinggi ada juga yang dipasok dari Trafo pentanahan ( Earthing Transformer )
sesuai S.O.P yang telah ditentukan
6. Pemasangan Trafo Pemakaian Sendiri lokasi pemasangan tergantung dari desain Gardu
Induk pada awal pembangunan antara lain pasangan dalam gedung kontrol (Indoor)
dan pasangan luar gedung kontrol (Outdoor).
7. Besarnya Kapasitas daya terpasang (kVA) Trafo pemakaian sendiri biasanya
diperhitungkan dengan besarnya beban dan melihat perkembangan atau perluasan pada
gardu induk tersebut. Umumnya Kapasitas trafo pemakaian sendiri adalah 200 –800
kVA. Pengaturan tegangan diatur sesuai dengan tegangan kerja peralatan
8. Kapasitas dari trafo pemakaian sendiri ditentukan dengan memperhatikan faktor
diversitas (diversity) yaitu perbandingan antara jumlah kebutuhan maksimum setiap
bagian sistim dan kebutuhan maksimum seluruh sistim.diperlukan sistem pendingin
untuk mengurangi panas sebagai akibat kenaikan suhu yang berlebihan.

27
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Foto kegiatan :

Pengecekan Alat Penugasan dari atasan

Masuk Gardu Pengisian Form JSA

28
Pengukuran

Pengoprasian PHBTR Laporan Hasil Tugas

29
Safety Briefing Dan Briefing Tugas Selesai

30
Lampiran Form JSA :

31

Anda mungkin juga menyukai