Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada satu sisi, dalam menjalankan aktivitas sehari-hari kita sangat
membutuhkan daya listrik.Namun pada sisi lain, listrik sangat membahayakan
keselamatan kita kalau tidak dikelola dengan baik. Sebagian besar orang pernah
mengalami/merasakan sengatan listrik, dari yang hanya merasa terkejut saja
sampai dengan yang merasa sangat menderita. Oleh karena itu, untuk mencegah
dari hal-hal yang tidak diinginkan, kita perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap
bahaya listrik dan jalan yang terbaik adalah melalui peningkatan pemahaman
terhadap sifat dasar kelistrikan yang kita gunakan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud bahaya listrik?
2. Apa saja macam-macam bahaya listrik bagi manusia?
3. Apa yang dimaksud sistem pengaman dan apa saja jenis jenisnya?
4. Apa saja macam macam pengaman listrik?

1.3 Tujuan
Makalah ini dibuat untuk maningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya
listirk terutama konsumen maupun pihak terkait sehingga tidak terjadi cedera
akibat arus listrik.
1.4 Manfaat
Makalah ini dibuat untuk dapat mencegah hal-hal yang tak diinginkan ,
meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya listrik , dan juga meningkatkan
pemahaman terhadap sifat dasar kelistrikkan,mengetahui proses terjadinya
sengatan listri,dampak dari sengatan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bahaya Listrik


Seiring dengan kemajuan teknologi sekarang ini, kehidupan manusia tidak
dapat lagi dipisahkan dari kebutuhan akan energi listrik. Kebutuhan manusia akan
energi listrik terus meningkat dari waktu kewaktu. Hal ini menunjukkan bahwa
begitu tingginya manfaat listrik bagi kehidupan manusia. Disisi lain hal yang
sering terlupakan adalah tentang bahaya yang dapat ditimbulkan oleh listrik.
Padahal dari fakta-fakta yang kita jumpai, disamping manfaatnya yang begitu
banyak, ternyata listrik juga dapat menimbulkan bahaya. Secara umum bahaya
listrik adalah sesuatu yang dapat mendatangkan (menimbulkan)
kecelakaan,bencana,kerugian dan sejenisnya yang diakibatkan oleh adanya arus
listrik. Selain karena Unsafe Condition,bahaya listrik juga bisa timbul karena
adanya Unsafe Action, yang salah satunya adalah ketidaktaatan ataupun kelalaian
dari manusia yang menggunakan energi listrik. Bahaya listrik dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1. Bahaya primer
Bahaya primer adalah bahaya-bahaya yang disebabkan oleh listrik secara
langsung, seperti bahaya sengatan listrik dan bahaya kebakaran atau ledakan.
2. Bahaya sekunder
Bahaya sekunder adalah bahaya-bahaya yang diakibatkan listrik secara
tidak langsung. Namun bukan berarti bahwa akibat yang ditimbulkannya lebih
ringan dari yang primer. Contoh bahaya sekunder antara lain adalah tubuh/bagian
tubuh terbakar baik langsung maupun tidak langsung, jatuh dari suatu ketinggian,
dan lain-lain.

2.2 Macam – macam bahaya listrik bagi manusia


Secara umum bahaya-bahaya yang mungkin dapat ditimbulkan oleh energi
listrik (tegangan/arus listrik) terhadap manusia yaitu :
- Kejutan/terkejut

2
- Kematian
- Pingsan
- Terbakar/luka bakar
Selain itu apabila terjadi hubung singkat pada instalasi / peralatan listrik,
maka dapat menimbulkan kebakaran. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan
kecelakaan yang ditimbulkan listrik terhadap manusia adalah :
a. Tegangan dan kondisi orang terhadap tegangan tersebut.
b. Besarnya arus yang melewati tubuh manusia
c. Jenis arus, searah dan bolak-balik
Dampak sengatan listrik antara lain adalah:
 Gagal kerja jantung (Ventricular Fibrillation), yaitu berhentinya denyut jantung
atau denyutan yang sangat lemah sehingga tidak mampu mensirkulasikan darah
dengan baik. Untuk mengembalikannya perlu bantuan dari luar;
 Gangguan pernafasan akibat kontraksi hebat (suffocation) yang dialami oleh
paru-paru.
 Kerusakan sel tubuh akibat energi listrik yang mengalir di dalam tubuh,
 Terbakar akibat efek panas dari listrik.
Ada tiga faktor yang menentukan tingkat bahaya listrik bagi manusia,
yaitu tegangan (V), arus (I) dan tahanan (R). Ketiga faktor tersebut saling
mempengaruhi antara satu dan lainnya yang ditunjukkan dalam hukum Ohm, pada
Gambar 1.3. Tegangan (V) dalam satuan volt (V) merupakan tegangan sistem
jaringan listrik atau sistem tegangan pada peralatan. Arus (I) dalam satuan ampere
(A) atau mili amper (mA) adalah arus yang mengalir dalam rangkaian, dan
tahanan (R) dalam satuan Ohm, kilo Ohm atau mega Ohm adalah nilai tahanan
atau resistansi total saluran yang tersambung pada sumber tegangan listrik.
Ada dua cara listrik bisa menyengat tubuh kita, yaitu melalui sentuhan
langsung dan tidak langsung. Bahaya sentuhan langsung merupakan akibat dari
anggota tubuh bersentuhan langsung dengan bagian yang bertegangan sedangkan
bahaya sentuhan tidak langsung merupakan akibat dari adanya tegangan liar yang
terhubung ke bodi atau selungkup alat yang terbuat dari logam (bukan bagian

3
yang bertegangan) sehingga bila tersentuh akan mengakibatkan sengatan listrik.
Gambar dibawah memberikan ilustrasi tentang kedua bahaya ini.

Gambar 2.1 Jenis bahaya listrik


Untuk mengatasi bahaya yang ditimbulkan dari sengatan listrik terhadap
manusia, perlu dibuat adanya sistem pengaman yang bertujuan untuk melindungi
manusia dari berbagai bahaya listrik.

2.3 Sistem Pengaman Listrik


Pengaman adalah suatu alat yang digunakan untuk melindungi atau
mengamankan atau mencegah sistem instalasi listrik dari beban arus yang
melebihi kemampuannya. Arus yang mengalir pada suatu penghantar akan
menimbulkan panas, baik pada saluran penghantar maupun pada alat listriknya
sendiri.
Pengaman listrik mempunyai fungsi yaitu sebagai berikut
 Mengamankan system instalasi listrik (hantaran, perlengkapan listrik dan alat/
pesawat yang menggunakan listrik).

4
 Melindungi/membatasi arus lebih yang disebabkan oleh pemakaian beban yang
berlebihan dan akibat hubung singkat antara fasa dengan fasa, fasa dengan
netral atau fasa dengan badan (body).
 Melindungi hubung singkat dengan badan mesin atau perlengkapan lainnya.
Sistem pengamanan listrik dimaksudkan untuk mencegah orang bersentuhan baik
langsung maupun tidak langsung dengan bagian yang beraliran listrik.
A. Pengamanan terhadap sentuhan langsung
Terjadi bila manusia memegang langsung kawat atau kabel fasa
bertegangan. Pengamanan terhadap resiko kontak langsung dapat berupa :
 isolasi kabel fasa tegangan
 boks panel, dll
Tetapi bagaimanapun sangat direkomendasikan adanya pengaman
tambahan, dengan kata lain menggunakan gawai arus bocor untuk mencegah
berbagai resiko masuknya listrik kedalam tubuh manusia. Untuk itu, standar IEC
kini sudah menetapkan pemasangan gawai arus bocor dengan sensitifitas 30 mA
jika pengaman manusia dibutuhkan (soket, instalasi listrik kamar mandi dll).
Dimana gawai arus bocor akan otomatis trip apabila arus bocor yang terdeteksi
melebihi ambang batas 30 mA.
Ada banyak cara / metoda pengamanan dari sentuhan langsung seperti
yang akan dijelaskan berikut ini.
1. Isolasi pengaman yang memadai. Pastikan bahwa kualitas isolasi pengaman
baik, dan dilakukan pemeriksaan dan pemeliharaan dengan baik. Memasang
kabel sesuai dengan peraturan dan standard yang berlaku.

5
Gambar 2.2 Pengaman degan isolasi pengaman
2. Menghalangi akses atau kontak langsung menggunakan enklosur, pembatas,
penghalang.

Gambar 2.3 pengaman dengan pemagaran


3. Menggunakan peralatan INTERLOCKING. Peralatan ini biasa di pasang pada
pintu-pintu. Ruangan yang di dalamnya terdapat peralatan yang berbahaya.
Jika pintu dibuka, semua aliran listrik ke peralatan terputus (door switch).
B. Pengamanan terhadap tegangan sentuh (tidak langsung)
Pentanahan (Grounding/Earthing) merupakan salah satu cara konvensional
untuk mengatasi bahaya tegangan sentuh tidak langsung yang dimungkinkan
terjadi pada bagian peralatan yang terbuat dari logam. Untuk peralatan yang
mempunyai selungkup / rumah tidak terbuat dari logam tidak memerlukan sistem
ini. Agar sistem ini dapat bekerja secara efektif maka baik dalam pembuatannya
maupun hasil yang dicapai harus sesuai dengan standard. Ada 2 hal yang
dilakukan oleh sistem pentanahan, yaitu (1) menyalurkan arus dari bagian-bagian
logam peralatan yang teraliri arus listrik liar ke tanah melalui saluran pentanahan,
dan (2) menghilangkan beda potensial antara bagian logam peralatan dan tanah
sehingga tidak membahayakan bagi yang menyentuhnya. Berikut ini contoh
potensi bahaya tegangan sentuh tidak langsung dan pengamanannya.
Tegangan sentuh (tidak langsung) Peralatan yang digunakan menggunakan
sistem tegangan fasa-satu, dengan tegangan antara saluran fasa (L) dan netral (N)
220 V. Alat tersebut menggunakan sekering 200 A. Bila terjadi arus bocor pada
selungkup/rumah mesin, maka tegangan/beda potensial antara selungkup mesin

6
dan tanah sebesar 220 V. Tegangan sentuh ini sangat berbahaya bagi manusia.
Bila selungkup yang bertegangan ini tersentuh oleh orang maka akan ada arus
yang mengalir ke tubuh orang tersebut

Gambar 2.4 kondisi tegangan sentuh pada mesin


Pengamanan dari tegangan sentuh dilakukan dengan membuat saluran pentanahan
seperti yang ditunjukkan pada Gambar dibawah. Saluran pentanahan ini harus
memenuhi standard keselamatan, yakni mempunyai tahanan pentanahan tidak
lebih dari 0,1 ohm. Jika tahanan saluran pentanahan sebesar 0,1 ohm, dan arus
kesalahan 200 A, maka kondisi tegangan sentuh akan berubah menjadi:

Gambar 2.5 Saluran petanahan sebagai pengamantegangan sentuh


Berdasarkan hasil perhitungan ini terlihat demikian berbedanya tingkat bahaya
tegangan sentuh antara yang tanpa pentanahan dan dengan pentanahan. Dengan
saluran pentanahan peralatan jauh lebih aman. Karena itu pulalah, saluran
pentanahan ini juga disebut Saluran Pengaman. Walaupun begitu, untuk

7
menjamin keefektifan saluran pentanahan, perlu diperhatikan bahwa sambungan-
sambungan harus dilakukan secara sempurna.
 Setiap sambungan harus disekrup secara kuat agar hubungan kelistrikannya
bagus guna memberikan proteksi yang baik;
 Kabel dicekam kuat agar tidak mudah tertarik sehingga kabel dan sambungan
tidak mudah bergerak Dengan kondisi sambungan yang baik menjamin koneksi
pentanahan akan baik pula dan bisa memberikan jaminan keselamatan bagi
orang-orang yang mengoperasikan peralatan yang sudah ditanahkan.

2.4 Macam – macam pengaman listrik


1. Sekering {Patron Lebur}.
Salah jenis pengaman listrik yang mempunyai elemen yang dapat lebur
jika arus yang melewati melebihi ratingnya. Cara kerja pengaman jenis ini
berdasarkan panas yang timbul akibat arus lebih yang mengalir pada pengaman
elemen lebur.
a.Sekering Non Otomatis. 
Pengaman ini jenis ini memiliki kawat dari jenis perak dengan campuran
logam lain seperti timbel, seng & tembaga. Prinsip kerjanya dengan cara
memutuskan kawat leburnya apabila pada sistem terjadi kenaikan arus diluar batas
nominalnya.. Berikut dibawah ini gambar fisik Sekering .
b.Sekering Otomatis.
Secara fisik bentuknya sama dengan Sekering Non Otomatis, tapi sekering
otomatis mempunyai 2 tombol yaitu tombol besar dan tombol kecil. Tombol besar
berada ditengah berfungsi sebagai untuk menghubungkan aliran listrik, saat terjadi
konsleting tombol tengah akan keluar. Tombol kecil berada ditepi berfungsi untuk
mematikan aliran listrik. Berikut dibawah ini gambar fisik Sekering Otomatis.
2. CB { Circuit Breaker }
Circuit Breaker adalah suatu pemutus rangkaian listrik pada sistem
instalasi listrik, yang mampu dan menutup pada semua kondisi, termasuk hubung
singkat yang sesuai dengan kemampuan/rating. Dan juga dalam keadaan tegangan
normal maupun tidak normal.

8
 a. MCB { Miniature Circuit Breaker }.
MCB adalah suatu rangkaian pengaman yang dilengkapi dengan
komponen thermis (bimetal) untuk pengaman beban lebih dan juga dilengkapi
relay elektromagnetik untuk pengaman hubung singkat. MCB banyak digunakan
untuk pengaman sirkit satu fasa dan tiga fasa.
b. MCCB { Mold Case Circuit Breaker }.
MCCB adalah salah satu pengaman listrik yang mempunyai 2 fungsi yaitu
sebagai pengaman dan sebagai alat penghubung. Jika dilihat dari segi pengaman,
maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat
dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu pengaman ini, mempunyai kemampuan
pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan. MCCB ini biasanya
digunakan pada arus diatas 100A. Fungsi MCCB adalah sebagai pemutus sirkit
pada tegangan menengah.
c. ELCB { Earth Leakage Circuit Breaker }.
ELCB adalah salah satu pengaman listrik yang prinsip kerjanya
memutuskan arus listrik saat terdeteksi ada kebocoran listrik ke tanah/grounding
atau alat pemutus aliran listrik saat terjadi kontak antara tubuh manusia yang
bersentuhan dengan groud saat menyentuh alat yang dialiri listrik.
d. ACB { Air Circuit Braker }.
ACB (Air Circuit Breaker) merupakan jenis circuit breaker dengan
sarana pemadam busur api berupa udara. ACB dapat digunakan pada tegangan
rendah dan tegangan menengah. Udara pada tekanan ruang atmosfer digunakan
sebagai peredam busur api yang timbul akibat proses switching maupun
gangguan. Pengoperasian pada bagian mekanik ACB dapat dilakukan dengan
bantuan solenoid motor ataupun pneumatik. 
e. OCB { Oil Circuit Breaker }
Gas yang terbentuk dari uap minyak mempunyai sifat thermal conductivity
yang baik dengan tegangan ionisasi tinggi sehingga baik sekali digunakan sebagi
bahan media pemadam loncatan bunga api. Oil Circuit Breaker adalah jenis CB
yang menggunakan minyak sebagai sarana pemadam busur api yang timbul saat
terjadi gangguan. Bila terjadi busur api dalam minyak, maka minyak yang dekat

9
busur api akan berubah menjadi uap minyak dan busur api akan dikelilingi oleh
gelembung-gelembung uap minyak dan gas.
f. VCB { Vacuum Circuit Breaker }
Vacuum circuit breaker memiliki ruang hampa udara untuk memadamkan
busur api, pada saat circuit breaker terbuka (open), sehingga dapat mengisolir
hubungan setelah bunga api terjadi, akibat gangguan atau sengaja dilepas. Salah
satu tipe dari circuit breaker adalah recloser. Recloser hampa udara dibuat untuk
memutuskan dan menyambung kembali arus bolak-balik pada rangkaian secara
otomatis. Pada saat melakukan pengesetan besaran waktu sebelumnya atau pada
saat recloser dalam keadaan terputus yang kesekian kalinya, maka recloser akan
terkunci (lock out), sehingga recloser harus dikembalikan pada posisi semula
secara manual.
g. NFB { No Fuse Circuit Breaker }.
NFB berfungsi untuk menghubungkan dan memutus tegangan/arus utama
dengan sirkuit atau beban, selain itu berfungsi juga untuk memutuskan/
melindungi beban dari arus yang berlebihan ataupun jika terjadi hubung singkat.
Cara kerja NFB, ketika arus yang mengalir melaluinya melebihi dari nilai yang
tertera pada NFB maka secara otomatis NFB akan memutuskan arusnya. NFB 3
Phase umumnya digunakan pada sirkuit induktion motor atau control panel.
h. SF6CB { Sulfur Circuit Breaker }.
SF6 CB adalah pemutus rangkaian yang menggunakan gas SF6 sebagai
sarana pemadam busur api. Gas SF6 merupakan gas berat yang mempunyai sifat
dielektrik dan sifat memadamkan busur api yang baik sekali. Prinsip pemadaman
busur apinya adalah Gas SF6 ditiupkan sepanjang busur api, gas ini akan
mengambil panas dari busur api tersebut dan akhirnya padam. Rating tegangan
CB adalah antara 3.6 KV – 760 KV. 
Perlengkapan diri Pengaman sengatan listrik
Hal ini juga perlu di persiapkan agar keamanan saat berhubungan dengan listrik
ertegangan tinggi adalah perlengkapan diri

10
1. Sepatu karet atau alas kaki isolasi lainnya
Alas kaki Isolasi ini berfungsi agar ketika terjadi sentuhan langsung pada
manusia, energi listrik tidak terbantu energi dari tanah. Bahkan ketika bersentuhan
langsung bengan tegangan (listrik fasanya saja), bila tidak tersentuh tanah atau
Konduktor lain, maka tidak akan terjadi sengatan listrik
2. Menggunakan sarung tangan Isolasi
Penggunaan sarung tangan sangatlah di anjurkan karena kemungkinan
terjadinya sentuhan langsung ataupun tidak langsung sengatan listrik terbilang
minim.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Energi listrik sangat vital manfaatnya bagi rumah kita. Hampir semua
perlengkapan rumah tangga dan hiburan, bergantung pada energi listrik. Penyebab
terjadinya kebakaran banyak disebabkan oleh korsleting listrik. Kebakaran dapat
terjadi jika ada tiga unsur yaitu bahan yang mudah terbakar, oksigen dan percikan
api. Sementara menurut data yang dikumpulkan oleh Dinas Kebakaran DKI sejak
dari tahun 1992 s/d 1997 telah tejadi kebakaran sebanyak 4.244 kasus di mana
yang 2135 kasus disebabkan karena konsleting listrik. Berarti 50% lebih dari total
kasus kebakaran disebabkan oleh listrik. Adapun penyebab kebakran yaitu dari
berbagai factor, yakni human error, hubungan singkat, kabel dan
instalatir. Meskipun beberapa kebakaran disebabkan oleh kegagalan sistem listrik
dan cacat alat, banyak yang disebabkan oleh penyalahgunaan dan pemeliharaan
yang buruk peralatan listrik, kabel salah pasang, dan sirkuit kelebihan beban dan
kabel ekstensi. Untuk itu perlu adanya sistem pengaman listrik yang baik agar
manusia dapat terhindar dari bahaya listrik

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kelistrikanku.com/2016/02/pengaman-listrik.html, diakses
minggu tanggal 16 Desember 2018 pukul 13.05 wib

http://tarn2007.blogspot.com/2011/07/bahaya-listrik-dan-sistem-
pengamanannya.html, diakses minggu tanggal 16 Desember 2018 pukul 13.15
wib
http://elektronika-kelistrikan.blogspot.com/2016/06/pengaman-listrik.html,
diakses minggu tanggal 16 Desember 2018 pukul 13.22 wib

https://wijayaelektrik.com/blog/131_JENIS-JENIS-PENGAMAN-
LISTRIK.html\, diakses minggu tanggal 16 Desember 2018 pukul 13.25 wib

http://abi-blog.com/pengaman-instalasi-listrik/, diakses minggu tanggal 16


Desember 2018 pukul 14.20 wib

13

Anda mungkin juga menyukai