LATAR BELAKANG
Paparan temperatur lingkungan kerja diatas nilai ambang batas (NAB) memberikan
tekanan pada pekerja yang mana pekerja akan merasa tidak nyaman berada pada lingkungan
kerjanya sendiri, selain itu temperatur yang tidak sesuai dengan NAB juga dapat membuat
pekerja dehidrasi sehingga membuat pekerja mudah lelah, tidak fokus, sehingga dapat
mengalami stres akibat kerja. Untuk itu akan dibahas lebih lanjut mengenai lingkungan kerja
fisik (Temperatur).
- Indeks suhu basah dan bola di luar ruangan dengan panas radiasi:
ISBB = 0,7 suhu basah alami + 0,2 suhu bola + 0,1 suhu kering
- Indeks suhu basah dan bola di dalam atau di luar ruangan tanpa panas radiasi:
ISBB = 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola
*Tambah kalo diperlukan : Iklim Indeks Suhu Basah dan Bola (Wet Bulb Globe Temperature
Index) yang selanjutnya disingkat ISBB adalah parameter untuk menilai tingkat Iklim Kerja
panas yang merupakan hasil perhitungan antara suhu udara kering, Suhu Basah Alami, dan Suhu
Bola sesuai dengan regulasi Permenaker No 5 Tahun 2018.
Berikut akan ditunjukkan kondisi-kondisi manusia dimana suhu tubuhnya terlahi tinggi dan
terlalu rendah.
E. PENGENDALIAN TEMPERATUR
a. Pengendalian teknik
Pengendalian teknik Merupakan usaha yang paling efektif untuk mengurangi pajanan
lingkungan panas yang berlebihan, dengan cara :
1. Mengurangi produksi panas metabolik dalam tubuh.
2. Otomatisasi dan mekanisasi beban tugas akan meminimalisasi kebutuhan kerja fisik para
tenaga kerja.
3. Mengurangi penyebaran panas radiasi dari permukaan benda-benda yang panas, dengan
cara memberikan Isolasi/penyekat dan perisai.
4. Mengurangi bertambahnya panas konveksi. Kipas angin untuk meningkatkan kecepatan
gerak udara di ruang kerja yang panas.
5. Mengurangi kelembaban. AC, peralatan penarik kelembaban, dan upaya lain untuk
mengeliminasi uap panas sehingga dapat mengurangi kelembapan di lingkungan kerja.
b. Pengendalian administratif
1. Periode aklimatisasi yang cukup sebelum melaksanakan beban kerja yang penuh.
2. Untuk mempersingkat pajanan dibutuhkan jadwal istirahat yang pendek tetapi sering dan
rotasi tenaga kerja yang memadai.
3. Ruangan dengan penyejuk udara (AC) perlu disediakan untuk memberikan efek
pendinginan pada para tenaga kerja waktu istirahat.
4. Penyediaan air minum yang cukup.
5. Melakukan pemeriksaan kesehatan berkala.
1. Penyediaan Helm, masker, sepatu, dan pakaian kerja yang aman dan nyaman untuk
melindungi dari panas yang berlebihan dan atau dingin yang berlebihan.
Secara umum pengendalian temperatur atau iklim kerja dapat dilakukan denga cara
sebagai berikut:
1. Kontrol Umum
Menyediakan instruksi yang jelas secara verbal dan tertulis, program pelatihan rutin, serta
informasi lain tentang heat stress
Menyarankan minum air putih dingin walaupun sedikit (sekitar 150 ml) setiap 20 menit
Izin pada pekerja untuk membatasi paparan panas terhadap dirinya, dan teman sekerja
mendeteksi tanda dan gejala heat strain
Dll
2. Kontrol Khusus Pekerjaan
Mempertimbangkan kontrol teknik untuk mengurangi kecepatan, menyediakan
pergerakan udara secara umum, mengurangi proses panas dan uap udara, serta
perlindungan/penyekatan sumber panas
Mempertimbangkan kontrol administratif
Mempertimbangkan penggunaan Alat Pelindung Diri
2. Pakaian kerja
Pakaian kerja yang digunakan dalam ruangan yang panas seharusnya pakaian yang agak
tipis dan mengurangi keringat.
3. Aklimatisasi dan kebugaran
Aklimatisasi adalah pengaturan fisiologis dan psikologis yang dilakukan seorang individu
pada minggu pertama dirinya terpapar lingkungan yang panas, untuk beradaptasi
terhadap tekanan panas.
NAB ini berlaku untuk pekerja yang sehat secara fisik. perhatian ekstra harus
diperhatikan apabila tenaga kerja yang terpapar panas belum beraklimatisasi dan tidak
dalam kondisi fisik yang sehat.
4. Efek terhadap kesehatan
Efek kesehatan paling buruk yang dapat terjadi akibat tekanan panas adalah panas
stroke , karena dapat menimbulkan kematian.
Kelelahan panas , kram panas, panas gangguan adalah efek-efek lain yang dapat terjadi.
Pekerja yang sedang hamil dan terpapar panas, apabila suhu tubuh mencapai puncak
lebih dari 390C, dapat menyebabkan kematian pada bayi.
Sebagai tambahan, suhu tinggi tubuh lebih dari 380C dapat mengakibatkan kemandulan
baik bagi pria maupun wanita.
5. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
Jika diperlukan dalam pemakaian pemakaian APD, dan peralatan atau perlengkapan lain
yang ditujukan untuk melindungi pekerja dari bahaya lain,