Anda di halaman 1dari 3

Nama : Kintan Nauval Alifian

NIM : 17020138
Kelas : FS C 17
Tugas Pertemuan 5 (Cari kasus dalam bentuk video aktivitas pekerjaan)

Cari kasus (dalam bentuk video) aktivitas pekerjaan dengan pilihan :


1. Aktivitas pekerjaan panas
2. Atau aktivitas pekerjaan dingin,
3. Atau jenis pekerjaan yang berkaitan dengan tekanan udara tinggi atau rendah.
Pertanyaan :
1. Buat deskripsi dari video tersebut !
2. Analisis kasus tersebut menggunakan metode AREP !
3. Jelaskan dampak penyakit dari aktivitas pekerjaan panas, dingin, dan tekanan udara
tinggi atau rendah !

Jawaban :

Aktivitas pekerjaan yang saya tonton atau lihat videonya itu pekerjaan panas, saya
melihat video aktivitas pekerjaan ‘proses pengecoran logam’ di aplikasi YouTube.

1. Proses pengecoran logam adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam
dicairkan dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga
cetakan yang serupa dengan bentuk asli dari produk cor yang akan dibuat. Didalam
video tersebut memperlihatkan bagaimana si pekerja melakukan penuangan logam cair
ke dalam cetakan logamnya. Si pekerja tersebut melakukan dengan cara manual,
menggunakan kedua tangannya untuk mengangkut alat logam cairnya. Pekerjaan
tersebut apabila dilakukan lebih dari 8 jam sehari dan kegiatan tersebut dilakukan satu
minggu full akibatnya bisa timbul penyakit yang menyerang tulang belakang, otot-otot
tangan, dan bisa juga menimbulkan stress kerja panas.
Si pekerja tidak menggunakan Alat Pelindung Diri yang lengkap serta sesuai standar
dan lingkungan kerja nya yang bisa menimbulkan stress kerja dan kecelakaan kerja

2. Menganalisis kasus dengan metode AREP :


a.) Antisipasi
 Dengan melakukan review terhadap proses yang ada
Kita harus melakukan review kegiatan yang telah dilakukan, apabila ada
kecelakaan dari pekerjaan tersebut kita kedepannya harus memiliki sistem
manajemen yang baik agar tidak ada lagi kecelakaan kerja.

 Data accident / injury


Mendata kecelakaan pengecoran logam tersebut akibat apa saja, dan berapa
pekerja yang mengalami kecelakaan saat bekerja dan dirawat atau tidak.
 Data pengukuran
Menentukan dan menganalisis suhu, kelembapan dan tekanan panas di tempat
kerja industri pengecoran logam. Pengukuran bisa dilakukan dengan HIRA
(Hazard Identification Risk Assessment), mengukur suhu udara menggunakan
alat Thermometer, mengukur kelembapan dengan alat Hygrometer, mengukur
suhu dan kelembapan menggunakan alat Psychrometer, dan mengukur
tekanan panas menggunakan alat Thermal Enviromental Monitor.

b.) Recognisi
 Mengukur temperatur pada sumber
Melakukan upaya pengukuran temperatur suhu di tempat pengecoran logam,
apabila suhunya lebih dari yang seharusnya, kita harus menyediakan Alat
Pelindung Diri yang melindungi pekerja dari panas logam cair.

 Melakukan pengukuran temperatur lingkugan


Mengukur juga temperatur lingkungannya, apakah industri tersebut
menimbulkan temperatur yang panas bagi lingkungan sekitar industri.

 Melakukan identifikasi terhadap pekerja yang berisiko


Melakukan identifikasi bahaya ditempat kerja tersebut, dengan menggunakan
metode JSA, Check List, Hazops, dan sebagainya.

c.) Evaluasi
 Analisa Hasil Pengukuran
Setelah melakukan pengukuran suhu, kelembapan dan tekanan panas ditempat
kerja tersebut, maka didapatkan data hasil pengukurannya, dan melakukan
eleminasi bahaya yang akan timbul, dan juga melakukan engineering control
agar tidak terjadi stress kerja bagi para pekerja.

 Perbandingan dengan Standar (TLV’S)


Membandingkan sudah sesuai standar atau belum semua aspek safety di
tempat kerja pengecoran logam tersebut dengan standar umum yang berlaku.

d.) Control
 Engineering control (konveksi, radiasi)
Logam cair sangatlah panas, agar tidak terjadi konveksi, maka memakai
peralatan kerja yang aman dengan model yang nyaman dipakai. Menyediakan
kipas angin/blower agar para pekerja tidak merasakan radiasi yang terlalu
tinggi dari panasnya logam cair.

 Pembatasan paparan (waktu dan atau temperatur)


Bekerja tidak melebihi waktu jam kerja yang seharusnya agar tidak terpapar
dari bahaya di tempat kerja panas, dan menjaga temperatur di area tempat
kerja tidak terlalu panas dan juga tidak terlalu dingin.
 Penurunan panas metabolisme (shift kerja)
Diberlakukannya shift kerja agar para pekerja tidak jenuh yang berakibatnya
timbul stress kerja yang malah akan menurunkan kualitas para pekerja.

 Health and safety training


Mengadakan dan mengagendakan training tentang health and safety agar
mencegah dan memperkecil kerugian akibat adanya kecelakaan kerja para
pekerja dan juga agar pekerja lebih terampil dan mempunyai tambahan ilmu
yang berguna dan bermanfaat.

 Screeaning for heat tolerance


Dengan menyediakan ventilasi yang cukup dan sesuai standar untuk
menyaring suhu panas di area pengecoran logamnya, agar suhunya stabil tidak
terlalu panas dan dingin.

 APD (baju, dll)


a. Pelindung kepala : safety helmet
b. Pelindung kebisingan : ear muff atau ear plug
c. Pelindung mata : safety glasses
d. Pelindung muka : face shield
e. Pelindung tangan : safety gloves
f. Pelindung kaki : safety shoes
g. Pelindung tubuh : apron
h. Baju kerja : wearpack

3. Jelaskan dampak penyakit dari aktivitas pekerjaan panas


Jawab :
 Dehidrasi, Kelelahan pada otot, penurunan suplai oksigen
 Heat Cramps
Terjadi akibat bertambahnya keringat yang menyebabkan hilangnya garam natrium
dalam tubuh. Gejalanya : kejang otot tubuh, perut yang sangat saki, pinsan, kelemahan,
enek dan muntah-muntah.
 Heat Exhaustion
Terjadi akibat cuaca yang sangat panas, terutama bagi pekerja yang belum
beraklimatisasi terhadap udara panas. Gejalanya : berkeringat sangat banyak sedangkan
suhu badan normal atau sub normal, tekanan darah menurun, denyut nadi cepat dari
biasnya, penderita kan lemah dan pinsan
 Heat stroke
Terjadi akibat pengaruh suhu panas yang sangat hebat. Terjadi biasanya pada pekerja
laki-laki yang pekerjaannya berat dan belum beraklimatisasi. Gejala : yang menonjol
suhu badan naik, kulit kering dan panas. Perolongan dengan memberikan kompres atau
selimut kain basah.

Anda mungkin juga menyukai