Anda di halaman 1dari 19

KEAMANAN, KESEHATAN,

DAN KESELAMATAN KERJA


(K3) SERTA TINDAKAN
PENCEGAHAN

Teknologi Menjahit
Kelas X Semester Gasal
2021-2022
Kompetensi Dasar:
3.1 Menganalisis keselamatan dan kecelakaan kerja

Indikator Pembelajaran:
1. Menjelaskan pengertian keselamatan dan tindakan
pencegahan kecelakaan kerja
2. Menjelaskan cara melakukan keselamatan dan tindakan
pencegahan kecelakaan kerja.
3. Menguraikan prinsip-prinsip keselamatan kerja.
Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian keselamatan dan


tindakan pencegahan kecelakaan kerja

2. Siswa dapat menjelaskan cara melakukan keselamatan dan


tindakan
pencegahan kecelakaan kerja

3. Siswa dapat menguraikan prinsip-prinsip keselamatan kerja.


A. Pengertian Kesehatan, Keselamatan, dan
Keamanan Kerja (K3) serta Tindakan
Pencegahan
1. Pengertian K3
• Kesehatan ialah: meliputi kesehatan badan, rohaniah (mental) dan
sosial, dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat
dan kelemahan-kelemahan lainnya.
• Keselamatan : Keadaan perihal terhindar dari bahaya, tidak
mendapat gangguan, sehat tidak kurang suatu apapun.
• Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah upaya perlindungan
yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain yang berada di
tempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan
sehat, serta agar setiap sumber produksi digunakan secara aman
dan efisien.
K3 ketika menjahit,
seperti memakai
masker dan
mengikat rambut/
membungkus rambut.
Macam-Macam Bahaya
Petugas laboratorium/workshop banyak dihadapkan pada bahaya, secara garis
besar bahaya yang dihadapi dalam laboratorium/workshop dapat digolongkan
antara lain:
a. Bahaya kebakaran atau ledakan, dari zat atau bahan yang mudah terbakar atau
meledak. Bahaya kebakaran disini dapat timbul karena beberapa faktor
diantaranya:
1) Faktor manusia: Menyimpan atau menyusun bahan yang mudah terbakar
didekat pipa uap atau pipa pembuangan yang panas, pemakaian tenaga
listrik yang berlebihan dan melebihi kapasitas yang telah ditentukan, kurang
memiliki tanggung jawab dan disiplin, adanya unsur kesengajaan
2) Faktor teknis : Melalui faktor fisik atau mekanis dimana dua faktor penting
yang menjadi peranan dalam proses ini yaitu timbulnya panas akibat
pengetesan benda atau adanya kabel yang terbuka.
3) Faktor alam: Petir, salah satu penyebab adanya kebakaran dan peledakan,
gunung meletus, yang bisa menyebabkan kebakaran hutan juga perumahan-
perumahan yang dilalui oleh lahar panas.
Macam-Macam Bahaya
b. Bahan beracun dan kaustik.
Hal ini terjadi karena penggunaan bahan yang berbahaya, seperti
racun atau bahan lainnya yang merusak organ tubuh atau
penggunaan peralatan yang tidak berpengalaman secara
sempurna. Bahaya-bahaya ini umpamanya bahaya kimia tidak
hanya berupa korosif, oksidasi tetapi juga karsigonesitus,
ledakan dan lain-lain.

c. Bahaya Radiasi
Bahaya radiasi merupakan bahaya ergonomi dari segi tata letak,
pekarangan yang tidak memadai dan lain-lain termasuk bahaya
fisik berupa temperatur dll.
Macam-Macam Bahaya
d. Luka Bakar, luka bakar yang disebabkan terkena zat-zat yang berbahaya
di tempat kerja.

e. Syok akibat aliran listrik


Misalnya kabel stop kontak, kontak sring dan lain-lain. Akibat adanya
hubungan pendek sehingga menimbulkan panas atau bunga api yang dapat
menyalakan atau membakar komponen lain, tindakan ceroboh serta
penyimpanan peralatan yang tidak pada tempatnya.

f. Luka sayat akibat alas gelas yang pecah dan benda tajam.

g. Bahaya biologi yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur,dll. Pada umum
nya bahaya tersebut dapat dihindari dengan usaha-usaha pengamanan,
antara lain dengan penjelasan peraturan seta penarapan disiplin kerja.
Macam-Macam Bahaya
h. Bahaya Kimia
Bahaya kimia adalah bahaya yang berasal dari bahan bahan kimia dari mulai
yang ber substansi cair, padat, ataupun juga gas yang berada di tempat kerja.
Banyak bahan kimia yang memiliki sifat beracun dapat memasuki aliran
darah dan menyebabkan kerusakan pada sistem tubuh dan organ lainnya
yang dapat masuk ke dalam tubuh melalui tiga cara utama yaitu:
• Inhalasi (menghirup)
• Pencernaan (menelan)
• Penyerapan ke dalam kulit atau kontak invasif: beberapa diantaranya
adalat zat yang melewati kulit dan masuk ke pembuluh darah, biasanya
melalui tangan dan wajah.
Macam-Macam Bahaya
i. Bahaya Ergonomi
Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran ilmu tersebut
berkaitan dengan peralatan dan tempat kerja serta
lingkungannya. Menurut pusat kesehatan RI upaya ergonomi
antara lain adalah penyesuaian peralatan dan tempat kerja
dengan dimensi tubuh manusia, agar manusia sebagai
pelaksanaan tidak mengalami cepat lelah, dapat mengatur suhu
ruangan kerja, pengaturan pencahayaan sesuai dengan
kebutuhan kondisi dan kebutuhan manusia.
2. Pengertian Tindakan Pencegahan Kecelakaan Kerja
Tindakan pencegahan kecelakaan kerja adalah upaya maupun
perilaku yang dapat meminimalisir timbulnya kecelakaaan
a. Sebab-sebab kecelakaan akibat kerja ada 2 golongan sebagai
berikut;
1) Faktor mekanis dan lingkungan, meliputi segala sesuatu selain
manusia.
Pemakaian alat-alat atau perkakas yang dipegang oleh tangan,
jatuh dilantai dan tertimpa benda jatuh, menginjak atau
terbentur barang, luka bakar oleh benda pijar atau pengangkutan.
2) Faktor manusia itu sendiri.
Misalnya seorang pekerja pabrik tekstil mengalami kecelakaan
tertimpa gunting jatuh tepat mengenai punggung kakinya. Jika
ia mengikuti petunjuk kesehatan dan keselamatan kerja dan
tidak meletakkan gunting sembarangan maka gunting tersebut
tidak akan tersenggol dan tidak akan jatuh.
b. Pencegahan Kecelakaan
• Peraturan-peraturan, yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkan mengenai
kondisi-kondisi kerja pada umumnya.
• Standarisasi, yaitu penetapan standar-standar resmi, misalnya kontruksi
tempat kerja yang memenuhi syarat-syarat keselamatan jenis-jenis
peralatan industri/peralatan sekolah tertentu dan alat-alat perlindungan
diri.
• Pengawasan, yaitu tentang dipatuhinya ketentuan-ketentuan perundang-
undangan yang diwajibkan.
• Penelitian yang bersifat teknik, yang meliputi sifat dan ciri-ciri bahan-bahan
yang berbahaya.
• Pendidikan, yang menyangkut pendidikan keselamatan.
• Latihan-latihan, yaitu latihan praktek bagi tenaga kerja/siswa.
• Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan/sekolah, yang merupakan
ukuran utama efektif tidaknya penerapan keselamatan kerja yang terkait
dengan tataletak alat-alat keperluan siswa dalam melakukan praktek.
c. Alat Pelindung dari Kecelakaan
• Untuk kepala; pengikat dan penutup rambut, topi dari berbagai bahan
• Untuk mata;kaca mata dari berbagai bahan
• Untuk muka; perisai muka
• Untuk tangan dan jari; sarung tangan, bidal jari
• Untuk kaki; sepatu dan sendal
• Untuk alat pernapasan; respirator atau masker khusus
• Untuk telinga; sumbat telinga atau tutup telinga.
• Untuk tubuh; pakaian kerja yang memenuhi persyaratan sesuaikan
dengan jenis pekerjaan.
B. Cara Melakukan Keselamatan Dan Tindakan
Pencegahan Kecelakaan Kerja
1. Pekerja/siswa
Tugas dan tanggung jawab pekerja/siswa adalah:
• Mempelajari dan melaksanakan aturan dan instruksi keselamatan kerja
• Memberikan contoh cara kerja yang aman kepada pekerja baru/ siswa
yang kurang berpengalaman
• Menunjukkan kesiapan dan minat untuk mempelajari dan melatih diri
terhadap kerja yang aman
• Melakukan secara sungguh-sungguh terhadap keselamatan kerja pada
setiap tugas pekerjaan.
• Memakai alat pelindung diri yang dianjurkan/diperintahkan.
2. Pekerjaan
Upaya mengurangi resiko dalam melakukan suatu pekerjaan antara lain:
1. Mengadakan perubahan dalam pekerjaan yang salah. Misalnya pemakaian alat kerja yang tidak
sesuai harus diganti secepatnya.
2. Mencegah terjadinya penularan.
3. Diberlakukannya tindakan atau aturan yang ketat untuk melindungi para pekerja terhadap
penggunaan alat-alat yang membahayakan.
Misalnya: Menggunakan pakaian sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan dan juga melarang
seseorang melakukan pekerjaan yang bukan menjadi keahliannya
4. Pencahayaan/penerangan yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.
Pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan cenderung rumit harus diberikan penerangan yang
lebih.
5. Mengadakan latihan-latihan terhadap para pekerja/siswa di dalam bidang khusus.
6. Mengadakan pengaturan tata cara kerja, antara lain dengan melakukan penjadwalan
yang baik dan jam kerja rasional serta adanya istirahat berkala di antara jam kerja.
7. Menerapkapkan rolling kerja (shift/jam kerja) dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan. Hasil
ini perlu dilakukan untuk menghindari pekerjaan dari kajenuhan atau kebosanan yang berakibat
terjadinya kecelakaan.
3. Tempat bekerja
• Penerangan atau pencahayaan dalam ruangan kerja/workshop
harus disesuaikan/diatur dengan jenis pekerjaan yang
dilakukan.
• Pengontrolan udara dalam ruangan kerja.
• Suhu udara dalam ruangan kerja.
• Tekanan udara dalam ruangan kerja.
• Pencahayaan
C. Prinsip-Prinsip Keselamatan Kerja
Prinsip-prinsip khusus keamanan dan keselamatan kerja dalam workshop
antara lain:
• Penyediaan berbagai alat atau bahan yang ditempatkan di tempat yang
mudah dicapai, misalnya: ember berisi pasir, alat pemadam kebakaran,
selimut dari bahan yang tahan api, kotak P3K dan sejumlah pelindung
lainnya.
• Tidak mengunci pintu pada saat laboratorium/bengkel kerja digunakan atau
sebaliknya.
• Tidak memperkenalkan pekerja/praktikan masuk laboratorium/bengkel
kerja pada saat guru/instruktur tidak ada.
• Menyimpan bahan yang beracun/berbahaya/mudah terbakar di tempat
khusus.
• Mengadakan latihan pemadaman kebaran secara periodik.

Anda mungkin juga menyukai