Anda di halaman 1dari 18

Heat Stress Presentation

SAJV MRT Project CP 201


Tekanan panas atau heat stress dapat
dikatakan sebagai reaksi fisik dan fisiologis
pekerja terhadap suhu yang berada di luar
kenyamanan bekerja. Suhu yang dimaksud
APAKAH YANG
DIMAKSUD adalah suhu panas yang ekstrem.
DENGAN
HEAT STRESS ???
Siapa Saja yang Berisiko Terkena Heat Stress?

Seseorang yang mengenakan pakaian pelindung dan bekerja di lingkungan


panas, kelembaban tinggi dan melakukan kerja fisik berat adalah pekerja
yang paling berisiko terkena heat stress.

Umumnya heat stress dialami oleh pekerja konstruksi, pertambangan,


pabrik kaca dan pabrik karet, pabrik peleburan logam, pekerja di
ruang boiler, dan pekerja yang terpapar panas lainnya.
FAKTOR RISIKO
Paparan panas di lingkungan kerja bisa berasal dari :

• Suhu dan kelembaban tinggi, paparan sinar matahari secara langsung

• Gerakan atau aliran udara yang terbatas

• Kerja fisik yang berat

• Panas metabolisme tubuh

• Pakaian kerja

• Tingkat aklimatisasi
GEJALA HEAT STRESS
 Berkeringat sangat banyak
 Demam/ suhu tubuh naik sampai 40ºc
 Sakit kepala, terasa berkunang-kunang
 Kulit memerah dan mengering
 Denyut nadi meningkat
 Mual, muntah
 Perubahan status mental atau perilaku, misal kebingungan
 Pingsan
PENCEGAHAN HEAT STRESS
1. Membuat program pencegahan heat stress

Perusahaan harus memilih dan menentukan


pekerja yang terlatih dan kompeten dalam
menangani bahaya di tempat kerja, salah satunya
bahaya paparan panas.

Selanjutnya, pekerja ini yang akan bertanggung


jawab dalam merencanakan, mengembangkan,
melaksanakan dan mengelola program terkait
paparan panas di tempat kerja.
2. Melakukan identifikasi bahaya

-Mengenali bahaya paparan panas dan risiko penyakit akibat panas bagi
pekerja

-Menghitung indeks tekanan panas melalui pengukuran faktor-faktor


eksternal lingkungan yang mempengaruhi tekanan panas, yaitu suhu,
kelembaban, kecepatan angin, suhu kering, suhu basah dan suhu radiasi.

-Melakukan evaluasi terhadap kesehatan pekerja akibat paparan panas, yaitu


dengan mengukur tekanan darah, denyut nadi dan suhu tubuh pekerja

-Menentukan langkah pengendalian dan perbaikan untuk meminimalkan


bahaya paparan panas.
3. Melakukan pengendalian teknik

Pengendalian teknik yang dapat dilakukan adalah memasang ventilasi umum,


memasang exhaust fan, memasang dust collector, penggunaan penyekat (shielding)
terutama untuk mengurangi panas radiasi serta mengurangi suhu dan kelembaban
melalui pendingin udara.

4. Aklimatisasi

Merupakan proses penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungannya.


Aklimatisasi terhadap panas ditandai dengan penurunan suhu tubuh dan
pengeluaran garam dari dalam tubuh. Proses aklimatisasi ditujukan kepada suatu
pekerjaan dan suhu tinggi untuk beberapa waktu.
 Aklimatisasi panas biasanya tercapai setelah dua minggu, tergantung

faktor lingkungan kerja dan faktor pribadi individu (konsumsi obat,


kondisi fisik, usia dan berat badan). Setiap pekerja baru dan pekerja
lama yang absen selama dua minggu atau lebih dari pekerjaannya
harus dimulai dengan 20% beban kerja di hari pertama, lalu
meningkat secara bertahap tidak lebih dari 20% beban kerja di hari
berikutnya.
5. Melindungi pekerja dari risiko terkena heat stress

Untuk mencegah pekerja dari heat stress, lakukan langkah-langkah pencegahan

berikut ini:

• Awali hari dengan minum air putih secukupnya. Hindari alkohol dan minuman

yang mengandung kafein karena dapat menyebabkan dehidrasi

• Gunakan pakaian berwarna cerah, ringan/ tipis, dan menyerap keringat (bahan

katun). Hindari pakaian berbahan sintetis.

• Konsumsi cairan elektrolit, namun tidak melebihi air minum biasa

• Gunakan pelindung wajah dan leher

• Pastikan di area kerja terdapat stasiun air minum dan mudah diakses

• Minumlah satu gelas air setiap 15 menit, sekalipun Anda belum merasa haus
• Lakukan istirahat secara berkala saat melakukan pekerjaan berat di

lingkungan dengan suhu panas dan kelembaban tinggi. Beristirahatlah di

tempat sejuk dan teduh.

• Pertimbangkan untuk menyediakan wadah air bertanda khusus yang berisi air

dan es untuk membasahi handuk leher, lengan dan lainnya

• Laporkan kepada supervisor bila Anda atau menemukan rekan kerja yang

mengalami gejala heat stress.


6. Memberikan pelatihan kepada pekerja

Perusahaan juga wajib memberikan pelatihan kepada pekerja mengenai bahaya


dan efek paparan panas, gejala penyakit akibat panas, bagaimana cara dan kapan
harus merespons bila timbul gejala awal dan bagaimana cara mencegah penyakit
akibat panas.

7. Melakukan pengawasan untuk tanda dan gejala awal

Pekerja bisa membuat sebuah sistem untuk memantau dan melaporkan tanda dan
gejala awal penyakit akibat panas. Hal ini dapat membantu perusahaan juga
manajemen dalam mendeteksi secara dini penyakit akibat panas dan melakukan
tindakan pengendalian sesegera mungkin.
8. Membuat perencanaan dan pelaksanaan tanggap darurat

Perencanaan tanggap darurat meliputi:

 Apa yang harus dilakukan seseorang bila mengalami atau melihat rekan kerja

menunjukkan tanda-tanda penyakit akibat panas

 Cara menghubungi unit tanggap darurat

 Memperhitungkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk petugas tanggap

darurat tiba ke lokasi dan melatih pekerja dalam melakukan pertolongan


pertama sampai bantuan tiba.

 Dalam menyusun perencanaan tanggap darurat ini bisa melibatkan seorang

profesional guna mendapatkan masukan tentang pembuatan prosedur tanggap


darurat terkait penyakit akibat tekanan panas.

Anda mungkin juga menyukai