Anda di halaman 1dari 5

Cara Mengatasi Dampak Iklim Kerja Panas

terhadap Kesehatan Tenaga Kerja


Potensi bahaya yang ditemukan di tempat kerja sangat beragam, salah satunya
adalah potensi bahaya fisik berupa iklim kerja panas. Kondisi ini dapat ditemui
pada perusahaan industri di Indonesia seperti industri besi dan pengecoran
logam baja, batu bata dan keramik, konstruksi, pertambangan, kaca dan gelas,
tekstil, dll. Negara Indonesia merupakan negara tropis dengan ciri utamanya
adalah suhu dan kelembaban yang tinggi, kondisi awal seperti ini seharusnya
sudah menjadi perhatian karena iklim kerja yang panas dapat mempengaruhi
kondisi pekerja. Iklim kerja panas merupakan beban bagi tubuh pekerja
ditambah lagi apabila pekerja harus mengerjakan pekerjaan-pekerjaan fisik yang
berat, hal tersebut dapat memperburuk kondisi kesehatan dan stamina pekerja.
Saridewi (2002) menyatakan bahwa terdapat perbedaan peningkatan tekanan
darah yang signifikan pada tenaga kerja sebelum dan sesudah terpapar panas.
Selain respon tekanan darah dan denyut nadi, sistem termoreguler di otak
(hypothalamus) akan merespon dengan beberapa mekanisme kontrol seperti
konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi dengan tujuan untuk
mempertahankan suhu tubuh pada suhu 36oC – 37oC. Namun apabila paparan
dibiarkan terus menerus akan menyebabkan kelelahan (fatigue) dan akan
menyebabkan mekanisme kontrol tersebut tidak bekerja lagi dan pada akhirnya
akan menyebabkan timbulnya efek “heat stress” (Erwin D, 2004).
1. Pengertian iklim kerja dan pengaruh suhu di tempat kerja
Iklim kerja merupakan keadaan lingkungan kerja yang diukur dari perpaduan
antara suhu udara (suhu basah dan suhu kering), kelembaban udara, kecepatan
aliran udara, dan panas radiasi dengan produksi panas dari tubuh manusia akibat
pekerjaannya. Tubuh manusia selalu menghasilkan panas sebagai akibat dari
proses pembakaran zat makanan dengan oksigen (metabolism). Apabila proses
pengeluaran panas tubuh terganggu maka suhu tubuh akan meningkat.
Lingkungan kerja dengan tubuh manusia selalu saling terjadi pertukaran panas,
pertukaran panas ini tergantung dari suhu lingkungan (iklim kerja). Beban iklim
kerja yang diterima oleh tubuh manusia ini biasa disebut tekanan panas (heat
stress).
Tempat kerja yang nyaman merupakan salah satu faktor yang menunjang
timbulnya semangat kerja. Lingkungan kerja yang panas dan lembab akan
menurunkan produktivitas kerja, juga akan membawa dampak negatif terhadap
keselamatan dan kesehatan pekerja. Suhu yang terlalu rendah dapat
menimbulkan keluhan kaku dan kurangnya koordinasi sistem tubuh, sedangkan
suhu yang terlalu tinggi akan menyebabkan kelelahan dan mengakibatkan
menurunnya efisiensi kerja, denyut jantung dan tekanan darah meningkat,
aktivitas organ-organ pencernaan menurun, suhu tubuh meningkat, dan produksi
keringat meningkat.

1. Nilai ambang batas iklim kerja dan alat ukurnya


Menteri Tenaga Kerja RI mengeluarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No.Per.13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika
dan Faktor Kimia di Tempat Kerja, yang didalamnya mengatur NAB (Nilai
Ambang Batas) untuk lingkungan fisik di tempat kerja, salah satunya adalah
NAB iklim kerja dengan menggunakan ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola).

ISBB dapat diukur dengan menggunakan heat stress aparatures yaitu alat ukur


yang dapat mengukur ISBB secara otomatis, dan dapat juga dengan
menggunakan termometer manual yang terdiri dari 3 termometer yaitu
termometer suhu basah, termometer suhu kering dan termometer suhu bola.
Untuk termometer manual nilai ISBB didapatkan dengan menggunakan rumus
berikut ini :
 ISBB untuk di luar ruangan dengan panas radiasi :
ISBB = 0,7 Suhu basah alami + 0,2 Suhu bola + 0,1 Suhu kering.

 ISBB untuk di dalam atau di luar ruangan tanpa panas radiasi :


ISBB = 0,7 Suhu basah alami + 0,3 Suhu bola.

Dalam penerapannya di lapangan, pengukuran indeks suhu basah dan bola


dilaksanakan bersamaan dengan perhitungan beban kerja yang di dibandingkan
pada pembatasan waktu kerja sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri di
atas.

Adapun NAB iklim kerja ISBB dapat dilihat pada tabel berikut ini :

ISBB (oC)
Beban Kerja
Pengaturan waktu kerja setiap jam Ringan Sedang Berat
75% – 100% 31,0 28,0 –
50% – 75% 31,0 29,0 27,5
25% – 50% 32,0 30,0 29,0
0% – 25% 32,2 31,1 30,5
Catatan :

Nilai ambang batas untuk  iklim kerja dikelompokkan ke dalam tiga kelompok
beban kerja yaitu :

   Beban kerja ringan membutuhkan kalori sampai dengan 200 Kilo kalori/jam.
 Beban kerja sedang membutuhkan kalori lebih dari 200 sampai dengan kurang
dari 350 Kilo kalori/jam.
 Beban kerja berat membutuhkan kalori lebih dari 350 sampai dengan kurang
dari 500 Kilo kalori/jam.
1. Dampak iklim kerja panas
Tekanan panas dapat memberikan efek negatif bagi kesehatan manusia antara
lain seperti heat exhaustion, heat cramps, heat rash, fainting, transient heat
fatigue dan yang paling buruk dapat menyebabkan kematian
yaitu heat stroke. Pekerja yang sedang hamil dan terpapar panas, apabila suhu
inti tubuhnya mencapai lebih dari 39oC, dapat menyebabkan kecacatan pada
bayinya. Selain itu, suhu tubuh lebih dari 38oC dapat mengakibatkan
kemandulan baik bagi pria maupun wanita.
Adapun penjelasan dari beberapa efek heat stress di atas antara lain sebagai
berikut :
1. Heat stroke
Heat stroke adalah efek heat stress yang paling berat. Hal ini terjadi karena
sistem pengatur suhu tubuh (thermoregulatory) tidak mampu mempertahankan
suhu tubuh dengan mengeluarkan keringat (keringat terhenti). Gejala dari
penyakit ini adalah detak jantung cepat, suhu tubuh naik secara dramatis
mencapai 40oC atau lebih, panas, kulit kering dan tampak kebiruan atau
kemerahan, tidak ada keringat di tubuh korban, pening, menggigil, mual,
pusing, gangguan mental dan pingsan/hilangnya kesadaran. Jika hal ini terjadi,
korban harus segera dikeluarkan dari area panas dan ditempatkan diarea
dingin,tubuhnya harus dibasahi dengan kain basah untuk menurunkan suhu
tubuhnya sebagai pertolongan pertama. Selanjutnya korban harus dibawa
kerumah sakit untuk mendapat pertolongan lebih lanjut. Jangan sampai
terlambat karena bisa berakibat kematian.
1. Heat exhaustion
Disebut juga kelelahan panas, diakibatkan oleh hilangnya sejumlah besar cairan
tubuh melalui keringat, terkadang juga disertai kehilangan cairan elektrolit yang
berlebihan. Pekerja yang mengalami kelelahan panas masih berkeringat tetapi
mengalami kelelahan, pusing, mual atau sakit kepala. Dalam kasus yang lebih
serius, korban bisa muntah atau hilang kesadaran, kulit basah atau lembab, pucat
atau memerah. Suhu tubuh antara (37oC – 40°C). Pada kondisi ini korban harus
segera dipindahkan ketempat yang dingin untuk mendapatkan perawatan dan
istirahat yang cukup.
1. Heat cramps
Heat cramps atau kram panas adalah terjadinya kram atau kejang pada otot-otot
akibat kehilangan cairan elektrolit, meskipun sudah minum air secukupnya
namun tidak bisa menggantikan garam didalam tubuh, bahkan air yang diminum
mengencerkan cairan elektrolit yang ada didalam tubuh dan semakin
mempermudah cairan elektrolit tersebut keluar dari tubuh sehingga kadar cairan
elektrolit makin rendah,dan hal ini menyebabkan otot mengalami kram yang
menyakitkan. Biasanya kram dapat terjadi pada otot kaki, lengan, atau perut.
Biasanya otot-otot yang lelah akan lebih mudah kram. Kram dapat terjadi
selama satu atau setengah jam, dan dapat dipulihkan dengan meminum cairan
yang mengandung elektrolit atau garam.
1. Heat Rash
Heat Rash atau preckly heat atau mikaria rubra dapat terjadi pada lingkungan
panas yang lembab. Gejala ini terjadi karena fungsi kelenjar keringat terganggu
dimana keringat tidak bisa menguap dan menempel di kulit atau kulit tetap
basah, sehingga memunculkan biang keringat (bintik-bintik merah di kulit dan
agak gatal). Untuk menghindari biang keringat pekerja bisa beristirahat di
ruangan yang dingin dan mandi bersih serta mengeringkan kulit. Jika biang
keringatnya parah, maka sebaiknya berobat ke dokter kulit.
1. Fainting
Fainting atau pingsan  bisa terjadi bagi pekerja yang tidak terbiasa bekerja di
lingkungan panas. Pada saat bekerja terjadi pembesaran
pembuluhdarah dibawah kulit dan bagian bawah tubuh untuk mempertahankan
suhu tubuh,sehingga darah terkumpul disana dan otak mengalami kekurangan
suplai darah. Untuk menanganinya, pekerja yang pingsan dipindahkan ke
ruangan yang lebih dingin dan dibaringkan untuk membiarkan darah mengalir
ke otak agar korban sadar kembali.
1. Transient Heat Fatigue
Transient heat fatigue adalah kelelahan panas sementara yang terjadi karena
ketidaknyamanan akibat paparan panas yang dapat menyebabkan ketegangan
mental atau psikologis. Biasanya terjadi pada pekerja yang rentan terhadap
panas,dan dapat mengganggu kinerja, koordinasi dan kewaspadaan. Tingkat
ketahanan terhadap panas dari pekerja yang suka mengalami transient heat
fatigue dapat dinaikkan secara bertahap dengan menyesuaikan diri dengan
lingkungan panas.
1. Pengendalian iklim kerja panas
Untuk menciptakan kondisi tempat kerja yang nyaman dan aman bagi tenaga
kerja terutama terkait dengan iklim kerja maka perlu dilakukan upaya
pengendalian iklim kerja antara lain sebagai berikut :

1. Upaya pengendalian iklim kerja secara teknis, antara lain dengan menambah
ventilasi umum, memasang exhaust fan dan dust collector.
2. Upaya pengendalian secara administratif antara lain dengan : melakukan
pengaturan waktu kerja, rotasi kerja atau rolling kerja.
3. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
Secara spesifik, untuk iklim kerja panas tidak memiliki APD. Namun untuk
mengurangi efeknya terhadap tubuh pekerja disarankan kepada pekerja untuk
menggunakan pakaian kerja yang tipis atau terbuat dari katun dengan tujuan
agar dapat mengurangi penguapan dan keringat mudah meresap.

Iklim kerja merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses kerja yang
dilakukan oleh pekerja. Pengaturan iklim kerja sangat penting dilakukan agar
tercipta kondisi tempat kerja yang nyaman dan sesuai, sehingga pekerja dapat
bekerja dengan optimal serta tidak mengalami gangguan kesehatan dan
menerima resiko kecelakaan kerja. Dengan meningkatnya kinerja dari para
pekerja tentunya produktivitas perusahaan pun akan meningkat, dan pada
akhirnya untuk penerapan secara global dapat meningkatkan produktivitas
nasional. Salam K3, semoga bermanfaat, terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai