Apabila eritrosit naik, maka suhu tubuh akan ikut naik. Begitu pula
sebaliknya. Suhu tubuh yang naik menyebabkan pembuluh darah
mengembang sehingga berdekatan dengan kulit dan wajahpun
jadi memerah, sedangkan jika suhu tubuh turun, maka pembuluh
darah mengecil sehingga berjauhan dengan kulit dan wajahpun
menjadi pucat.
1. Heat Stroke
Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan
dengan suhu tinggi dapat mempengaruhi mekanisme
pengeluaran panas, kondisi ini disebut heat stroke.
Kedaruratan yang berbahaya panas dengan angka mortalitas
yang tinggi
Tanda dan gejala gamang, konfusi, delirium, sangat haus,
mual, kram otot, gangguan visual, dan bahkan inkontinensia,
kulit hangat dan kering (tanda paling penting)
2. Hipotermia
Pengeluaran panas akibat paparan terus menerus terhadap
dingin mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi
panas, mengakibatkan hipotermia.
Hipotermia diklasifikasikan melalui pengukuran suhu inti :
Ringan : 33˚ - 36˚ C, Sedang : 30˚ - 33˚ C
Berat : 27˚ - 30˚ C, Sangat Berat : < 30˚ C
Gejala gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan,
depresi dan tidak mampu menilai (suhu 35oC), frekuensi
jantung, pernapasan dan tekanan darah turun (suhu dibawah
34,4oC), jika terus berlangsung kulit menjadi sianotik
3. Frosbite
terjadi bila tubuh terpapar pada suhu dibawah normal
Mengakibatkan kerusakan sirkulasi dan jaringan secara
permanen
Sering terjadi di lobus telinga, ujung hidung, jari, dan jari
kaki, daerah yang cedera berwarna putih berlilin, dan keras jika
disentuh