Anda di halaman 1dari 5

Pengaturan Suhu Tubuh

Suhu tubuh
Suhu tubuh manusia adalah konstan yaitu 36,89 C .
Naik turunnya antara 36,11 C -- 37,22 C.
Perbedaan hariannya kira-kira 1 derajat,
Tingkat terendah dicapai pada pagi hari, titik tertinggi antara pukul 5 - 7 petang.

Menurut Tamsuri Anas (2007), suhu tubuh dibagi menjadi :


Hipotermi, : bila suhu < 36C
Normal, : antara 36 - 37,5C
Febris / pireksia : antara 37,5 - 40C
Hipertermi, : bila suhu > 40C

Manusia dan mamalia mempunyai kemampuan untuk memelihara suhu tubuh relative konstan dan
berlawanan dengan suhu lingkungan. Kepentingan dipertahankan suhu tubuh pada manusia adalah
berhubungan dengan reaksi kimia didalam tubuh kita.

Suhu inti, yaitu suhu dari tubuh bagian dalam, dipertahankan sangat konstan, sekitar 1F (0,6C) dari hari
ke hari, kecuali bila seseorang mengalami demam. Bahkan pada organ yang telanjang dapat terpajan dengan
suhu yang rendah 55F atau suhu yang tinggi sampai 130F dalam udara kering, dan tetap dapat
mempertahankan suhu inti yang hampir mendekati konstan.
Suhu kulit berbeda dengan suhu inti, dapat naik turun sesuai dengan suhu lingkungan. Suhu kulit merupakan
suhu yang penting apabila kita merujuk pada kemampuan kulit untuk melepaskan panas ke lingkungan.

A. Organ Pengatur Suhu Tubuh

Hipotalamus
Pusat pengatur panas, dikenal sebagai termostat, terletak di bawah otak. Thermostat hipotalamus
memiliki semacam titik kontrol yang disesuaikan untuk mempertahankan suhu tubuh. Jika suhu
tubuh turun sampai di bawah atau naik sampai di titik ini, maka pusat akan memulai impuls untuk
menahan panas atau meningkatkan pengeluaran panas
Terdapat dua hipothalamus, yaitu:
1. Hipothalamus anterior, mengatur pembuangan panas
2. Hipothalamus posterior, mengatur upaya penyimpanan panas
Saraf yang terdapat di bagian preoptik hipotalamus anterior & posterior memperoleh 2 sinyal, yaitu :
1. dari saraf perifer yang menghantarkan sinyal dari reseptor panas/dingin
2. dari suhu darah yang memperdarahi bagian hipothalamus itu sendiri.

Termoreseptor
a. Termoreseptor perifer
terletak dalam kulit ,mendeteksi perubahan suhu kulit dan membran mukosa tertentu serta
mentransmisi informasi tersebut ke hipotalamus

b. Termoreseptor sentral
terletak di antara hipotalamus anterior, medulla spinalis, organ abdomen dan struktur internal
lainnya juga mendeteksi perubahan suhu darah.
B. Penjalaran Sinyal Suhu

Sinyal suhu yang dibawa oleh reseptor pada kulit akan diteruskan ke dalam otak melalui jaras spinotalamikus
(mekanismenya hampir sama dengan sensasi nyeri). Ketika sinyal suhu sampai di tingkat medulla spinalis ,
sinyal akan menjalar dalam traktus Lissauer beberapa segmen di atas atau di bawah, dan selanjutnya akan
berakhir terutama pada lamina I, II dan III radiks dorsalis.
Setelah mengalami percabangan melalui satu atau lebih neuron dalam medulla spinalis, sinyal suhu
selanjutnya akan dijalarkan ke serabut termal asenden yang menyilang ke traktus sensorik anterolateral sisi
berlawanan, dan akan berakhir di tingkat reticular batang otak dan komplek ventrobasal thalamus. Beberapa
sinyal suhu pada kompleks ventrobasal akan diteruskan ke korteks somatosensorik.

Homeostatic Control Mechanisms


C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh

1. Kecepatan metabolisme basal


Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi dampak jumlah panas yang
diproduksi tubuh menjadi berbeda pula.

2. Rangsangan saraf simpatis


Rangsangan saraf simpatis menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100% lebih cepat, mencegah
lemak coklat (Brown fat) yang tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme. Umumnya, rangsangan saraf
simpatis ini dipengaruhi stress individu yang menyebabkan peningkatan produksi epineprin dan
norepineprin yang meningkatkan metabolisme.

3. Hormon pertumbuhan
Menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga
meningkat.

4. Hormon tiroksin
Hormon tiroksin meningkatkan aktivitas hampir semua reaksi kimia dalam tubuh sehingga peningkatan
kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% di atas normal.

5. Hormon kelamin
Hormon kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15% kecepatan normal,
menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-
laki karena pengeluaran hormon progesteron pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3
0,6C di atas suhu basal.

6. Peradangan
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 120 % untuk tiap
peningkatan suhu 10C.

7. Status gizi
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20 30%. Hal ini terjadi karena di
dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang
yang mengalami malnutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh.
Individu dengan lemak tebal tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator yang
cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain.

8. Aktivitas
Aktivitas selain meningkatkan laju metabolisme juga mengakibatkan gesekan antar komponen otot/organ
yang menghasilkan energi termal. Aktivitas dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 40,0 C.

9. Gangguan organ
Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan mekanisme regulasi
suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan pada saat terjadi infeksi dapat
merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat
menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.
10. Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan. Perpindahan suhu antara manusia dan
lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit. Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena
panas diedarkan melalui pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui
anastomosis arteriovenosa yang mengandung banyak otot.

11. Irama diurnal


Suhu tubuh bervariasi pada siang dan malam hari. Suhu terendah manusia yang tidur pada malam hari dan
bangun sepanjang siang terjadi pada awal pagi dan tertinggi pada awal malam

12. Jenis kelamin


Sesuai kegiatan metabolismenya, suhu tubuh pria lebih tinggi daripada wanita. Wanita dipengaruhi daur
haid. Pada saat ovulasi, suhu tubuh wanita pada pagi hari saat bangun meningkat 0,3-0,5 C.

13. Usia individu


Usia sangat mempengaruhi metabolisme tubuh akibat mekanisme hormonal sehingga memberi efek tidak
langsung terhadap suhu tubuh.
Pada neonatus dan bayi, terdapat mekanisme pembentukan panas melalui pemecahan lemak coklat
sehingga terjadi proses termogenesis tanpa menggigil (non-shivering thermogenesis). Mekanisme ini sangat
penting untuk mencegah hipotermi pada bayi.

D. Mekanisme Kehilangan Panas

Sebagian besar pembentukan panas dalam tubuh dihasilkan oleh organ dalam terutama di hati, otak,
jantung, dan otot rangka selama berolahraga. Kemudian panas ini dihantarkan dari organ dan jaringan yang
lebih dalam ke kulit, yang kemudian dibuang ke udara dan lingkungan sekitarnya,
Laju kehilangan panas hampir seluruhnya ditentukan oleh 2 faktor, yaitu :
1. Seberapa cepat panas yang dapat dikonduksi dari tempat asal panas dihasilkan, yakni dari dalam inti
tubuh ke kulit
2. Seberapa cepat panas kemudian dapat dihantarkan dari kulit ke lingkungan

Ada 4 mekanisme kehilangan panas, yaitu :

1. Radiasi
Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gelombang panas inframerah. Gelombang
inframerah yang dipancarkan dari tubuh memiliki panjang gelombang 5 20 mikrometer.
Tubuh manusia memancarkan gelombang panas ke segala penjuru tubuh. Radiasi merupakan mekanisme
kehilangan panas paling besar pada kulit (60%) atau 15% seluruh mekanisme kehilangan panas.

Panas adalah energi kinetic pada gerakan molekul. Sebagian besar energi pada gerakan ini dapat di
pindahkan ke udara bila suhu udara lebih dingin dari kulit.
Sekali suhu udara bersentuhan dengan kulit, suhu udara menjadi sama dan tidak terjadi lagi pertukaran
panas, yang terjadi hanya proses pergerakan udara sehingga udara baru yang suhunya lebih dingin dari suhu
tubuh.

2. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan benda-benda yang ada di sekitar
tubuh. Biasanya proses kehilangan panas dengan mekanisme konduksi sangat kecil.
3. Evaporasi
Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh. Setiap satu gram air
yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas tubuh sebesar 0,58 kilokalori. Pada kondisi
individu tidak berkeringat, mekanisme evaporasi berlangsung sekitar 450 600 ml/hari.

Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12 16 kalori per jam. Evaporasi ini
tidak dapat dikendalikan karena evaporasi terjadi akibat difusi molekul air secara terus menerus melalui kulit
dan system pernafasan.

Selama suhu kulit lebih tinggi dari pada suhu lingkungan, panas hilang melalui radiasi dan konduksi. Namun
ketika suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu tubuh, tubuh memperoleh suhu dari lingkungan melalui radiasi
dan konduksi. Pada keadaan ini, satu-satunya cara tubuh melepaskan panas adalah melalui evaporasi.

Memperhatikan pengaruh lingkungan terhadap suhu tubuh, sebenarnya suhu tubuh actual ( yang dapat
diukur ) merupakan suhu yang dihasilkan dari keseimbangan antara produksi panas oleh tubuh dan proses
kehilangan panas tubuh dari lingkungan.

4. Konveksi
Perpindahan panas melalui aliran udara / air.

E. Hubungan suhu tubuh dengan cairan tubuh

Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan, dan cairan inilah yang berperan dalam mengatur suhu
tubuh manusia. Seperti yang terlihat saat berkeringat, yaitu tubuh melepaskan keringat saat panas untuk
mengurangi panas berlebih dalam tubuh sehingga mengurangi suhu tubuh yang tinggi tersebut. Semua
pengaturan suhu tubuh seperti ini dilakukan dan bergantung pada asupan air yang ada pada tubuh kita.

F. Hubungan suhu tubuh dengan eritrosit

Apabila eritrosit naik, maka suhu tubuh pun akan ikut naik. Begitupula sebaliknya. Suhu tubuh yang naik,
menyebabkan pembuluh darah mengembang sehingga berdekatan dengan kulit dan wajah pun jadi
memerah. Sedangkan, jika suhu tubuh turun maka pembuluh darah mengecil sehingga berjauhan dengan
kulit dan wajah pun menjadi pucat.

Selamat Belajar...
Terima kasih telah mendownload materi kuliah ini dari
www.hmkuliah.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai