Anda di halaman 1dari 25

PENANGANAN BAHAYA

PROSES
PERTEMUA
N9

MKDK-D3015
KESELAMATAN PROSES

HJ. INDAH DHAMAYANTHIE, M.T

PROGRAN STUDI TEKNIK KIMIA


AKAMIGAS BALONGAN
2022
1
PENANGANAN BAHAYA PROSES

• Penyimpanan dan Penanganan Bahan kimia berbahaya


• Penanggulangan Tumpahan Bahan kimia dan Hydrocarbon
• Pencegahan dan penanggulangan Kebakaran
• Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
PENYIMPANAN DAN PENANGANAN
BAHAN KIMIA BERBAHAYA

Latar Belakang
• Banyak kecelakaan berupa kebakaran, peledakan atau kebocoran bahan
kimia beracun dan korosif yang dimulai dari tempat penyimpanan bahan.
• Bahan-bahan yang disimpan dalam gudang, bukan berarti “tidur nyenyak",
tetapi bahan-bahan tersebut akan tetap reaktif terhadap lingkungan.
PENYIMPANAN DAN PENANGANAN
BAHAN KIMIA BERBAHAYA

• Interaksi dapat terjadi antara bahan dengan panas atau sumber penyalaan,
uap air dan oksigen dalam udara, wadah dan bahan lain.
• Penyimpanan bahan kimia dalam jenis dan jumlah yang banyak
memerlukan pengetahuan akan syarat-syarat penyimpanan.
LETAK GUDANG BAHAN KIMIA

• Letak gudang sebaiknya terpisah dari bangunan-bangunan


penting lain, agar apabila terjadi kecelakaan dapat dilokalisasi.
• Untuk bahan-bahan yang teramat rawan seperti mudah
terbakar atau mudah meledak harus pula disendirikan.
• Kebakaran pelarut organik dalam gudang dapat menye-babkan
proses pemanasan bahan lain yang kemudian menjadi reaktif
atau eksplosif.
• Atau pemanasan bahan dapat menghasilkan bahan-bahan lain
yang mungkin bersifat toksis atau beracun.
• Atau juga air yang dipakai untuk pemadaman api dapat
bereaksi dengan bahan kimia tertentu yang eksotermik dan
menimbulkan kebakaran lain.
VENTILASI GUDANG

• Adanya ventilasi dalam gudang amat diperlukan agar apabila


terjadi kebocoran bahan mudah terbakar atau beracun dan
korosif dapat terencerkan sampai di bahan lambang bahaya
kebakaran atau keracunan fatal.
• Tanpa ventilasi, adanya bahan organik akanberakumulasi
sampai di atas batas konsentrasi bawah mudah terbakar “low
ammable limit”, sehingga berbahaya apabila ada sumber
penyalaan seperti loncatan listrik, bara api dan bohlam lampu
yang panas.
• Adanya uap beracun atau korosif tanpa ventilasi akan berakibat
fatal bagi yang masuk atau bekerja dalam gudang.
PENYIMPANAN DAN PENANGANAN
BAHAN KIMIA BERBAHAYA

Bebas dari sumber penyalaan :

• Sumber-sumber penyalaan seperti nyala api, bara rokok, loncatan


api listrik atau loncatan listrik statis harus dijauhkan dari gudang.
• Pasanglah poster “DILARANG MEROKOK” atau “AWAS
KEBAKARAN” untuk mencegah seorang merokok atau menghasilkan
nyala api.
• Peralatan-peralatan listrik dalam gudang perlu digroundingkan agar tidak
terjadi loncatan listrik.
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)

• Setiap aktivitas/ proses pekerjaan yang dilakukan di tempat kerja


mengandung resiko untuk terjadinya kecelakaan kerja (ringan sampai
dengan berat).
• Berbagai upaya pencegahan dilakukan supaya kece-lakaan tidak terjadi.
Selain itu, keterampilan melakukan tindakan pertolongan pertama tetap
diperlukan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya kecelakaan.
• Oleh karena itu di setiap tempat kerja harus memiliki petugas P3K (First
Aider), atau setidaknya setiap karyawan memiliki keterampilan dalam
melakukan pertolongan pertama ketika terjadi kecelakaan kerja maupun
kegawatan medik.
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)

TUJUAN FIRST AID DI TEMPAT KERJA


• Menyelamatkan jiwa di tempat kerja.
• Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.
• Mencegah terjadinya hal yang lebih buruk pada korban.
• Menenangkan penderita atau korban yang terluka
Prinsip-Prinsip Dasar P3K

1. Jangan pindahkan atau ubah posisi orang yang terluka, terutama bila
luka-lukanya terjadi karena jatuh, jatuh dari ketinggian dengan keras atau
kekerasan lain. (Pindahkan atau ubah posisi penderita hanya apabila tindakan
anda adalah untuk menyelamatkan dari bahaya lain.)
2. Bertindaklah dengan cepat apabila penderita mengalami pendarahan, kesulitan
bernapas, luka bakar atau kejutan (SYOK).
3. Jangan berikan cairan apapun kepada penderita yang pingsan atau setengah
pingsan. Cairan dapat memasuki saluran pernapasan dan mengakibatkan
kesulitan bernapas bagi penderita.
PENANGANAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA

Variabel proses, nilai proses, atau parameter proses adalah nilai yang
diukur saat ini dari bagian tertentu dari proses yang sedang dipantau
atau dikendalikan.
Contohnya adalah suhu atau temperature dari suatu dapur
(furnace). Suhu saat ini disebut variabel proses, sedangkan suhu yang
diinginkan dikenal sebagai set point
Set point biasanya disingkat menjadi SP, dan nilai proses biasanya
disingkat menjadi PV.
PENANGANAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA

• Pengukuran variabel proses sangat penting dalam sistem


control untuk mengendalikan suatu proses. Nilai variabel
proses terus dipantau sehingga kontrol dapat diberikan.
• Empat variabel yang biasa diukur yang mempengaruhi proses
kimia dan fisik adalah: tekanan, suhu, level dan aliran. Tetapi
sebenarnya ada sejumlah besar jumlah pengukuran yang untuk
tujuan internasional menggunakan Sistem Satuan
Internasional (SI)
• Kesalahan SP-PV digunakan untuk melakukan kontrol pada
suatu proses sehingga nilai PV sama dengan nilai SP.
PENANGANAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA

• Secara umum sistem pengendalian adalah susunan


komponen-komponen fisik yang dirakit sedemikian rupa sehingga
mampu mengatur sistemnya sendiri atau sistem diluarnya.
• Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian
terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga
berada pada suatu harga range tertentu.
• Istilah lain sistem kontrol atau teknik kendali adalah teknik
pengaturan, sistem pengendalian, atau sistem pengontrolan.
KASUS-KASUS KECELAKAAN KERJA DAN
PERTOLONGAN PERTAMANYA

1. Penderita Syok/Terkejut

Seseorang mengalami syok, wajahnya akan tampak pucat, tubuhnya dingin dan
berkeringat. Nafasnya cepat.

Penanganan :
a. Usahakan untuk membaringkan dan menempatkan kakinya pada posisi yang
lebih tinggi daripada kepala, kecuali apabila terdapat luka di kepalanya.
b. Selimuti tubuhnya agar hangat, tetapi jangan sampai terlalu panas
untuknya.
c. Berikan minuman gula kepada penderita apabila penderita dalam keadaan
benar-benar sadar
KASUS-KASUS KECELAKAAN KERJA DAN
PERTOLONGAN PERTAMANYA

2. Tersedak Makanan

Berdirilah di belakang penderita dan peluklah pinggangnya dengan


kedua tangan, kepalkan tangan anda dan tekan kepala ini pada perut
bagian atas,tepat dibawah tulang iga dan diatas pusat. Tarik kuat-kuat
kepalkan tangan anda ke arah atas. Ulangi beberapa kali hingga
makanan keluar dari tenggorokan penderita.
KASUS-KASUS KECELAKAAN KERJA DAN
PERTOLONGAN PERTAMANYA

3. Bahan Kimia Atau Serangga Mengenai Mata


Baringkan korban dan tuangkan air steril ke dalam matanya untuk
menghilangkan bahan kimianya, kemudian kompreslah dengan kain kasa
steril dan segera ke dokter.
Jika serangga yang mengenai mata, ambillah dengan ujung saputangan
bersih. Namun jika masih terasa tidak enak segeralah ke dokter. Jangan
sekali-kali mengusap mata yang terkena bahan kimia atau serangga
dengan tangan telanjang
KASUS-KASUS KECELAKAAN KERJA DAN
PERTOLONGAN PERTAMANYA

4. Sengatan Serangga
Sengatan lebah, jika bengkak telah muncul, kompreslah segera dengan es.
Jika korban alergi terhadap sengatan serangga tertentu, segeralah
meminta pertolongan dokter.

5. Keracunan
Berilah minum (air biasa,susu ,atau kelapa)sebanyak mungkin hingga
korban bisa muntah, dan bawalah ke dokter. meski demikian, tidak selalu
korban muntah
KASUS-KASUS KECELAKAAN KERJA DAN
PERTOLONGAN PERTAMANYA

6. Luka Bakar
Alirkan/siram dengan air biasa/air mengalir ditempat yang terbakar, jika
lukanya masih tahap pertama, hingga rasa sakit hilang.
Jika lukanya sudah melepuh, bawa ke rumah sakit..

7. Luka lecet/gores/tersayat
Cucilah dengan air dan tutuplah luka dengan plester atau band aid.
Namun jika luka gores/robek terlalu besar, harus segera ditangani dokter
KASUS-KASUS KECELAKAAN KERJA DAN
PERTOLONGAN PERTAMANYA

8. Pendarahan

Hentikan pendarahan dengan cara menekan luka atau sekitar luka. Tekan
terus-menerus. Jangan melepas tekanan tiap sebentar hanya untuk
melihat apakah pendarahan sudah berhenti.
Apabila setelah diberikan tekanan pendarahan masih belum berhenti,
mungkin nadi atau pembuluh darah balik terputus, tekan nadi yang di
dekat luka, untuk menghentikan aliran darah dari jantung ke tempat lain.
Segera bawa ke dokter !!
KASUS-KASUS KECELAKAAN KERJA DAN
PERTOLONGAN PERTAMANYA

9. Patah Tulang

a. Jangan mencoba mengangkat atau memindahkan badan korban jika


belum mahir melakukannya.
b. Jika tulang belakang yang patah, korban hanya boleh diusung dengan
hati-hati dalam posisi terbaring di atas alas keras.
c. Untuk patah tulang rahang, angkatlah rahang bawah hingga gigi atas
dan bawah bersatu, lalu diikat dan dibawa ke dokter.
d. Untuk patah tulang tangan atau kaki, gunakan tongkat atau setumpuk
Koran guna menyangga, dan balutlah sebelum memperoleh
pertolongan dokter
KASUS-KASUS KECELAKAAN KERJA DAN
PERTOLONGAN PERTAMANYA

10. Terkilir
Letakkan bagian tubuh terkilir lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya, untuk
mencegah pembengkakan, lalu segera meminta pertolongan ahli atau
dokter. Khusus untuk lutut yang terkilir, segera bawa ke dokter, karena
jika ditangani oleh yang kurang professional, akan berakibat buruk di
kemudian hari
Bantuan Hidup Dasar (BHD)

Pernafasan Buatan Mulut ke Mulut


Untuk mengenal gangguan pada sistem pernapasan digunakan tahap pemeriksaan dan penanganan
sebagai berikut :
1. Penolong mengetahui apakah penderita masih bernapas atau tidak. Tindakan ini dilakukan
dengan cara yang sederhana yaitu LDR (Lihat, Dengar, Rasakan hembusan nafas korban).
2. Bila sulit bernapas/bahkan tidak bernapas segera cari bantuan/telepon ambulance, lakukan
pemeriksaan jalan napas, apakah terdapat sumbatan atau tidak (pangkal lidah, muntahan,
kotoran dalam mulut.)
3. Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan adalah membebaskan jalan napas dengan
menarik lidah ke luar, mengeluarkan benda asing dalam rongga mulut (gunakan kedua jari)

Bila henti nafas dan henti jantung


maka harus dilakukan pemberian pernapasan buatan dari mulut ke mulut (mouth‑to‑mouth) dan
kompresi dada. Tindakan ini harus dilatih menggunakan alat peraga (boneka) secara periodik.
Bantuan Hidup Dasar (BHD)

Pernafasan Buatan Mulut ke Mulut


Baringkan penderita dalam posisi terlentang. Buka mulut penderita dengan cara
menguakkan rahangnya. Jaga agar selama dilakukan pernafasan buatan mulut selalu dalam
keadaan terbuka. Tutup lubang hidung penderita. Tiup mulut penderita dan lepaskan mulut
anda dari mulut penderita serta perhatikan naiknya permukaan dan apakah mulut
penderita mengeluarkan kembali udara yang anda tiupkan. Jika tidak, periksa sekali lagi
barangkali masih terdapat sesuatu yang menghalangi pernafasan di dalam mulut penderita.
Berikan 2x napas bantuan, kemudian Pijat Jantung
Lakukan pengurutan/pijat jantung. Letakkan kedua telapak tangan anda dalam posisi saling
bertumpuk di bagian paling bawah dada penderita. Tekan dengan telapak tangan bawah
sedalam kurang lebih 5 cm. Ulangi tekanan. Lakukan dengan rasio 30:2.
(30 kompresi/pijat : 2 tiupan nafas buatan)
24
TERIMAKASIH

25

Anda mungkin juga menyukai