Berikut ini ada tiga hal mendasar yang harus diidentifikasi sebelum mengangani suatu
kecelakaan di labor yaitu
2. Sebab-sebab kecelakaan.
3. Gambaran tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kembali kecelakaan
Berikut ini merupakan tips cara penanganan awal sebagai pertolongan pertama (P3K) pada
kecelakaan di Laboratorium kimia
1. Luka kecil
Setiap kecelakaan bagaimanapun kecilnya harus segera diatasi karena dapat berakibat
fatal. Luka yang kecil tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum diberi obat-
obatan dan setelah itu sebaiknya ditutup atau dibalut dengan kain atau sejenisnya.
2. Luka besar
Untuk luka besar seperti luka bakar atau luka yang disebabkan oleh material rusak
harus diberikan pertolongan medis dengan cepat, dengan cara memberikan
pertolongan dengan menggunakan obat-obatan yang ada di kotak P3K, jika obat yang
diperlukan tidak ada korban harus segera diantarkan ke rumah sakit terdekat dan
pasien tidak boleh banyak bergerak.
Untuk mengatasi agar tidak ada kecelakaan setelah kejadian tersebut, maka tempat
kejadian harus diamankan terlebih dahulu dan meminta praktikan lain tidak berdiri
terlalu dekat dengan tempat kejadian.
3. Dikeringkan dan olesi dengan salep levertran atau luka ditutup dengan kapas steril
atau kapas yang telah dibasahi asam pikrat.
Terkena bromine
Terkena phospor
Apabila ada kecelakaan yang disebabkan karena aliran listrik, maka matikan arus
listrik sebelum berusaha menolong korban yang terkontak dengan arus listrik. Jika
tidak memungkinkan , lindungi tangan dengan sarung tangan karet atau material atau
wol kering sebelum menyentuh korban untuk penangan selanjutnya.
2. Gas Beracun
Dalam kasus keracunan, tindakkan yang harus dilakukan adalah mengirip korban ke
pertolongan medis, dan menjaga agar korban tetap dalam keadaan hangat dan tenang.
Biasanya pertolongan pertama yang sering dilakukan adalah memberikan susu dalam
jumlah yang banyak dan pindahkan korban ke tempat yang berudara segar.
Untuk zat-zat yang beracun, antitode haruslah tersedia untuk menghilangkan zat-zat
beracun tersebut, tetapi antitode ini tidak dapat diberikan kepada korban yang tidak
sadarkan diri.
2. Berikan obat muntah (hanya bila tidak ada tanda terbakar pada mulut dan
bibir, hal ini bertujuan untuk menunjukkan racun yang merusak (korosif).
Pejabat laboratorium
Engineering/Water/Gas/Electrical
Dan hal yang tidak kalah penting dalam menangani kecelakaan di lab adalah mengetahui cara
penggumnaan perlengkapan yang digunakan untuk perlindungan diri dan alat-alat
laboratorium dalam kasus darurat dan peristiwa yang tidak biasa. Setiap orang yang bekerja
di lab harus mengetahui bagaimana menggunakan semua perlengkapan keselamatan kerja di
lab. Berikut beberapa peralatan darurat yang diperlukan pada saat kecelakaan dengan
mengutamakan kecepatan yait :
Ventilasi (ventilation)
Ventilasi ini ada 2 macam yaitu ventilasi sentral dan ventilasi lokal, digunakan
untuk menjaga sirkulasi udara.
Fire extinguisher digunakan untuk memadamkan api jika terjadi kebakaran. Fire
extinguisher ini ada 4 macam berdasarkan zat yang ada di dalamnya dimana
penggunaannya didasarkan pada material penyebab kebakaran.
Shower digunakan untuk mandi jika badan terkena tumpahan zat berbahaya.
Pintu darurat digunakan untuk evakuasi cepat dan aman menuju tempat aman atau
ke luar labor jika terjadi kebakaran atau kecelakaan lainnya.
Selimut Kebakaran
Selimut kebakaran merupakan selimut yang terbuat dari bahan yang tahan terhadap
api. Selimut ini digunakan apabila kita terjebak dalam kebakaran.
Bagaimana pun canggih dan hebatnya cara pertolongan pertama pada kecelakaan di labor,
tetap saja pencegahannya lebih baik. Pencegahan kecelakaan harus dilakukan sedini mungkin
karena lebih mudah dan murah dibandingkan dengan perbaikan dan penggantian akibat
kecelakaan yang sudah terjadi apalagi kerugian akibat kebakaran dan kematian. Pada
dasarnya ada empat prinsip untuk membuat suatu laboratorium bebas dan aman dari
kecelakaan (accident free operation), yaitu:
1. Semua kecelakaan sekecil apapun yang mungkin terjadi, harus dapat dicegah sedini
mungkin.
2. Lingkungan kerja termasuk bangunan, alat, sistem, dan sarana laboratorium harus
diatur sedemikian rupa sehingga tidak akan menimbulkan bahaya kecelakaan.
3. Setiap personal yang bekerja di laboratorium harus dilatih agar membiasakan diri
bekerja secara aman, bersih dan disiplin.
Bahan berbahaya yang didefinisikan di atas memiliki satu sifat atau lebih yang ditandai
dengan simbol-simbol bahaya. Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada
latar belakang orange, kategori bahaya untuk bahan dan formulasi ditandai dengan simbol
bahaya, yang terbagi dalam:
1. Resiko kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia)
2. Resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau
3. Kombinasi dari keduanya.
Penandaan dan pemberian label terhadap jenis-jenis bahan kimia diperlukan untuk
dapat mengenal dengan cepat dan mudah sifat bahaya dari suatu bahan kimia. Mengenal
dengan label ini amat penting dalam penanganannya, transportasi dan pengimpanan bahan-
bahan atau pergudangan.
1. LABEL ATAU SIMBOL BAHAYA
Label dan simbol bahaya bahan-bahan kimia serta cara penanganan secara umum
sebagai berikut :
a. Explosive (bersifat mudah meledak)
Bahaya : eksplosif pada kondisi tertentu
Contoh : amonium nitrat, nitrodelulosa
Keamanan : hindari benturan, gesekan, loncatan api dan panas.
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya explosive dapat meledak
dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain. Ledakan akan
dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi
gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan
metode yang diberikan dalam Law for Explosive Substances Di laboratorium, campuran
senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat
meledak . Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan
beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja dengan bahan
mudah meledak memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis maupun keselamatan
khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit
mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan. Frase-R untuk bahan mudah
meledak : R1, R2 dan R3.
Bahan kimia bersifat dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api,
guncangan atau gesekan. Misal KClO3, NH4NO3, C6H2(NO2)3CH3.
b. Oxidizing (pengoksidasi)
Bahaya : oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab timbulnya api atau
penyebab sulitnya pemadaman api
Contoh : hidrogen peroksida, kalium perklorat
Keamanan : hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya oxidizing biasanya
tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat
mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam
berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat
pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik. Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7,
R8 dan R9. Misal KMnO4, H2O2, K2Cr2O7.
2. Gas amat mudah terbakar. Contoh : butane, propane. Keamanan : hindari campuran
dengan udara dan hindari sumber api.
3. Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila kena
air atau api.
4. Cairan mudah terbakar, cairan dengan titik bakar di bawah 21C. contoh : aseton dan
benzene. Keamanan : jauhkan dari sumber api dan loncatan bunga api.
Jenis bahaya flammable dibagi menjadi dua yaitu Extremely flammable (amat
sangat mudah terbakar) dan Highly flammable (sangat mudah terbakar). Untuk Bahan-bahan
dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya extremely flammable merupakan liquid
yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0 oC) dan titik didih rendah dengan titik
didih awal (di bawah +35oC). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara
dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Frase-R
untuk bahan amat sangat mudah terbakar adalah R12. Sedangkan untuk Bahan dan formulasi
ditandai dengan notasi bahaya highly flammable adalah subyek untuk self-heating dan
penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di
bawah +21oC). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat
mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di
udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga
diberi label sebagai highly flammable. Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar yaitu
R11.
d. Toxic (beracun)
Bahaya : toksik berbahaya bagi kesehatan bila terhisap, tertelan atau kontak dengan
kulit, dan dapat mematikan.
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya toxic dapat menyebabkan
kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat tinggi
jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut:
- LD50 oral (tikus) 25 200 mg/kg berat badan
- LD50 dermal (tikus atau kelinci) 50 400 mg/kg berat badan
- LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 0,25 1 mg/L
- LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 0,50 2 mg/L
Frase-R untuk bahan beracun yaitu R23, R24 dan R25
Kode Xn (Harmful)
Contoh : peridin
Kemanan : hindari kontak dengan tubuh atau hindari menghirup, segera berobat
ke dokter bila kemungkinan keracunan.
Kode Xi (irritant)
Ada sedikit perbedaan pada symbol ini yaitu dibedakan dengan kode Xn dan Xi.
Untuk Bahan dan formulasi yang ditandai dengan kode Xn memiliki resiko merusak
kesehatan sedangkan jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau
kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika memenuhi kriteria berikut:
- LD50 oral (tikus) 200-2000 mg/kg berat badan
- LD50 dermal (tikus atau kelinci) 400-2000 mg/kg berat badan
- LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 1 5 mg/L
- LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 2 20 mg/L
Frase-R untuk bahan berbahaya yaitu R20, R21 dan R22.
Sedangkan Bahan dan formulasi dengan notasi irritant atau kode Xi adalah tidak
korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir.
Frase-R untuk bahan irritant yaitu R36, R37, R38 dan R41.
f. Corrosive (korosif)
Bahan dan formulasi dengan notasi corrosive adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu
bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena
karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2 atau pH>11,5), ditandai sebagai bahan
korosif. Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34 dan R35. Bahan kimia bersifat korosif, dapat
merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat
menyebabkan kulit mengelupas. Misal H2SO4, HNO3, HCl.
Bahan dan formulasi dengan notasi dangerous for environment adalah dapat
menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen
lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan
gangguan ekologi. Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan yaitu R50, R51, R52 dan
R53. Bahan kimia bersifat berbahaya bagi satu atau beberapa komponen dalam lingkungan
kehidupan. Misal AgNO3, Hg2Cl2, HgCl2.
2. SIMBOL BAHAYA DAN KLASIFIKASI BAHAYA BAHAN KIMIA
1
BAHAN MUDAH MELEDAK
(EKSPLOSIF)
2
2.1 GAS MUDAH TERBAKAR
2.2 GAS BERACUN
2.3 GAS BERTEKANAN TIDAK
MUDAH TERBAKAR
3
BAHAN CAIR MUDAH TERBAKAR
3.1 Titik nyala : <-18C
3.2 Titik nyala : -18C - 23C
3.3 Titik nyala : 23C- 61C
4
4.1 BAHAN PADAT MUDAH
TERBAKAR
4.2 BAHAN PADAT TERBAKAR
SPONTAN
4.3 BAHAN BILA BASAH
MENGELUARKAN GAS MUDAH
TERBAKAR
5
5.1 BAHAN PENGOKSIDASI
(OKSIDATOR)
5.2 BAHAN PENGOKSIDASI
ORGANIK
6
6.1 BAHAN BERACUN (POISON)
MENGGANGU KESEHATAN
(HARMFUL)
6.2 PENYEBAB INFEKSI ATAU
MENGANDUNG PENYAKIT
7
BAHAN RADIOAKTIF, dengan tipe
sesuai kecepatan dosis maksimum pada
permukaan :
7.1 Radiasi = 0,5 mili roentgen/jam
7.2 Radiasi = sampai 50 mili
roentjgen/jam
7.3 Radiasi = sampai 200 mili
roentgjen/jam
8
BAHAN KOROSIF
Adapun ranking dan simbol bahaya bahan kimia menurut NFPA-Amerika, sebagai
berikut.
RANGKING
2
1
Peringatan tentang bahaya dengan label dan tanda merupakan syarat penting dalam
perlindungan keselamatan kerja, namun hal tersebut tidak dapat dianggap sebagai
perlindungan yang sudah lengkap, usaha perlindungan keselamatan lainnya masih tetap
diperlukan.
Lambang yang umum dipakai untuk bahan kimia yang memiliki sifat berbahaya adalah
sebagai berikut:
Pencegahan : hindari dari tumbukan, benturan, gesekan, panas dan loncatan api.
Pencegahan : hindari dari api, nyala, loncatan bunga api dan panas.
Pencegahan : hindari dari api, nyala, loncatan bunga api dan panas.
Pencegahan : hindari dari bahan organik mudah atau dapat terbakar, panas dan api.
Pencegahan : hindari dari kontak dengan tubuh lewat kulit, mulut dan pernafasan.
Bahaya : Sangat beracun.
Pencegahan : hindari dari kontak dengan tubuh lewat kulit, mulut dan pernafasan.
Pencegahan : hindari kontak dengan kulit dan mata serta jangan menghirup uapnya.
Bahan tersebut mudah dikenali karena biasanya pabrik-pabrik bahan kimia telah
melengkapi kemasannya dengan label-label dan lambing-lambang tertentu
Akibat penggunaan bahan kimia tersebut di atas berbagai jenis bahaya mungkin dapat
terjadi antara lain (Imam Khasani, 1986)
a. Keracunan, sebagai akibat masuknya bahan kimia ke dalam tubuh melalui paru-
paru, mulut dan kulit . Keracunan dapat berakibat fatal misalnya hilang kesadaran
atau gangguan kesehatan yang baru dirasakan setelah beberapa tahun setelah bekerja,
atau menjelang pensiun .
b. Iritasi, sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif, misalnya peradangan
pada kulit, mata dan saluran pernapasan .
c. Kebakaran atau luka bakar, sebagai akibat peledakan bahan-bahan reaktif
(peroksida dan bahan-bahan pelarut organik) .
HCl
Cairan yang tidak berwarna atau kekuningan tergantung pada kemurniannya, bersifat
korosif, mudah menguap. Mudah larut dalam air, alkohol dan eter
Uap HCl berbahaya terhadap sistem saluran pernapasan. HCI pekat bila mengenai
kulit akan merusaknya dengan sempurna, sedang larutannya menyebabkan gatal-gatal
(iritasi kulit)
H2S
Senyawa ini mudah terbakar dan beracun
Menghirup bahan ini dapat menyebabkan pingsan, gangguan pernafasan , bahkan
kematian
H2SO4
Berupa cairan menyerupai minyak, tidak berwarna, kadang kadang berwarna coklat
tergantung pada tingkat kemurnianya. Senyawa ini sangat korosif, higroskopis, bersifat
membakar bahan organik dan dapat merusak jaringan tubuh
Gunakan ruang asam untuk proses pengenceran dan hidupkan kipas penghisapnya
uap dan kabut asam sulfat sangat beracun dan korosif terhadap kulit, mata dan system
saluran pernapasan (hidung tenggorokan, paru-paru) . Jika asam pekat terkena kulit
menyebabkan luka parah yang amat sakit, jika kena mata walaupun
sedikit akan merusak mata dan menyebabkan kebutaan
.HCN
Senyawa ini sangat beracun
Hindarkan kontak dengan kulit. Jangan menghirup gas ini karena dapat menyebabkan
pingsan dan kematian
NH3
Gas ini tidak berwarna berbau tajam, sangat korosif dan berbaya terhadap saluran
pernapasan( hidung dan tenggorokan), bersifat korosif bila bereaksi dengan bahan
oksidator, halogen dan asam-asam kuat, cairan NH3 bersifat explosif terhadap logam
berat(Ag,Pb dan Zn ) dan garam garam terutama garam halide
Menghirup senyawa ini pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan pembengkakan
saluran pernafasan dan sesak nafas. Terkena amonia pada konsentrasi 0.5% (v/v)
selama 30 menit dapat menyebabkan kebutaan. Keterpaan uap dengan kadar rendah
tetapi terus menerus dapat mengakibatkan iritasi pada mata, hidung saluran
pernapasan bagian atas
HClO4
Cairan tidak berwarna, higroskopis, asam pekat murni tidak stabil, tetapi akan stabil
bila diencerkan, mudah larut dalam air dan larutannya dengan konsentrasi 71,6%
dalam keadaan stabil.
Asam ini merupakan oksidator kuat, dapat menimbulkan ledakan (exposif) dan api
apablia kontak langsung dengan bahan mudah dioksidasi atau mudah terbakar,
disamping itu asam ini beracun dan korosif
HF
Gas/uap maupun larutannya sangat beracun
Dapat menyebabkan iritasi kulit, mata, dan saluran pernafasan
HNO3
Cairan transparan atau kekuningan tergantung pada tingkat kemurniannya, mudah
menguap pada suhu kamar. Senyawa ini bersifat korosif., mudah bercampur dengan air
Uap nitrogen oksida dapat menyebabkan kerusakan paru-paru, uap ini
terbentuk lambat laun apabila HNO3 diletakkan berdekatan dengan HCI .
Bahan-bahan kimia diatas, jika kita amati adalah bahan-bahan kimia yang umumnya
kita gunakan dalam laboratorium. Ternyata bahan-bahan kimia tersebut menyimpan
potensi untuk meracuni tubuh.
Keracunan bahan kimia diatas, dapat terjadi melalui beberapa cara, sesuai dengan
sifatnya. Keracunan dapat terjadi akibat tertelannya bahan kimia dalam saluran
pencernaan. Untuk bahan kimia berupa gas, saluran pernafasan merupakan jalan
masuk utama ke dalam tubuh seseorang. Bahan beracun dapat pula diserap melalui
kulit atau langsung merusak jaringan kulit apabila terjadi persinggungan dengannya.
Selaput lendir (mukosa) mata juga dapat menjadi salah satu tempat masuknya bahan
kimia yang kemudian meracuni jaringan setempat.
Secara khusus, perlakuan lanjutan yang harus dilakukan pada setiap jenis keracunan
bahan kimia yang berbeda adalah sebagai berikut :
1. Keracunan melalui Mulut/Pencernaan
Perlakuan yang dapat diberikan kepada korban adalah dengan memberikan air
minum/susu sebanyak 2-4 gelas, Apabila korban pingsan jangan berikan sesuatu
melalui mulut. Usahakan supaya muntah segera dengan memasukkan jari tangan ke
pangkal lidah atau dengan memberikan air garam hangat (satu sendok makan garam
dalam satu gelas air hangat). Ulangi sampai pemuntahan cairan jernih. Pemuntahan
jangan dilakukan apabila tertelan minyak tanah, bensin, asam atau alkali kuat, atau
apabila korban tidak sadar.
Berilah antidote yang cocok, bila tidak diketahui bahan beracunnya, berilah satu
sendok antidote umum dalam segelas air hangat umum. Bubuk antidote umum terbuat
dari dua bagian arang aktif (roti yang gosong), satu bagian magnesium oksida (milk of
magnesia), dan satu bagian asam tannat (teh kering). Jangan berikan minyak atau
alkohol kecuali untuk racun tertentu.
Alkali (basa) seperti amonia (NH3), amonium hidroksida (NH4OH), Kalium hidroksida
(KOH), Kalsium oksida (CaO), soda abu, dan lain-lain. Bila tertelan berilah asam
asetat encer (1%), cuka (1:4), asam sitrat (1%), atau air jeruk. Lanjutkan dengan
memberi susu atau putih telur.
Kation Logam seperti Pb, Hg, Cd, Bi, Sn, dan lain-lain Berikan antidote umum, susu,
minum air kelapa, norit, suntikan BAL, atau putih telur.
Garam Arsen Garam Arsen, Bila tertelan usahakan pemuntahan dan berikanmilk of
magnesia.
No Huruf
Symbol dan Nama kode Keterangan Contoh K
3. Extremely flammable (amat Bahan-bahan dan formulasi yang Contoh bahan dengan Hind
sangat mudah terbakar) ditandai dengan notasi bahaya. sifat tersebut adalah cam
EXTREMELY FLAMMABLE dietil eter (cairan) dan deng
merupakan likuid yang memiliki propane (gas) dan
titik nyala sangat rendah (di bawah sum
0o C) dan titik didih rendah
dengan titik didih awal (di bawah
+35oC).
5. Flammable tidak Bahan kimia memiliki titik nyala Contoh bahan dengan Hind
ada rendah dan mudah sifat tersebut misalnya jauh
(mudah terbakar) menyala/terbakar dengan api minyak terpentin, dietil api t
bunsen, permukaan metal panas eter (C2H5OC2H5), sum
atau loncatan bunga api karbon disulfide (CS2),lonc
asetilena (C2H2).
Tidak ada simbol bahaya
diperlukan untuk melabeli bahan
dan formulasi dengan notasi
bahaya FLAMMABLE. Bahan dan
formulasi likuid yang memiliki
titik nyala antara +21oC dan
+55oC dikategorikan sebagai
bahan mudah terbakar
(Flammable)
6. Flammable Solid Padatan yang mudah terbakar Bahan yang bereaksi Hind
didefinisikan sebagai padatan yang dengan air dan atau
( padatan mudah terbakar) memenuhi salah satu syarat menimbulkan panas mud
dibawah ini: serta api (pyrophoric dan
material) adalah suatu serta
Merupakan bahan peledak basah, cairan atau padatan kont
Merupakan zat yang dapat bereaksi (banyak atau sedikit air a
sendiri, karena tidak stabil jumlahnya) yang dalambere
terhadap panas dan terdekomposisi 5 (lima) menit berada deng
menghasilkan panas (walaupun di udara bebas tanpa men
tanpa oksigen dari udara), Padatan disulut api dapat pana
yang mudah sekali terbakar. terbakar (menimbulkan
api) dengan sendirinya.
7. Very toxic (sangat beracun) Bahan dan formulasi yang ditandai Contoh bahan dengan
dengan notasi bahaya VERY sifat tersebut misalnya
TOXIC dapat menyebabkan kalium sianida,
kerusakan kesehatan akut atau hydrogen sulfida,
kronis dan bahkan kematian pada nitrobenzene dan
konsentrasi sangat rendah jika atripin.
masuk ke tubuh melalui
inhalasi, melalui mulut
(ingestion),atau kontak dengan
kulit.
8. Toxic (beracun) Bahan dan formulasi yang ditandai Bahan karsinogenik Hind
dengan notasi bahaya TOXIC dapat menyebabkan atau
dapat menyebabkan kerusakan kanker atau keda
kesehatan akut atau kronis dan meningkatkan sege
bahkan kematian pada konsentrasi timbulnya kanker jika kedo
T sangat rendah jika masuk ke tubuh masuk ke tubuh kem
melalui inhalasi, melalui mulut melalui inhalasi, kera
(ingestion),atau kontak dengan melalui mulut dan
kulit. kontak dengan kulit.
Karsinogenik
(Frase-R :R45 dan R40)
Mutagenik
(Frase-
R :R47)
9. Harmful (berbahaya) Bahan dan formulasi yang ditandai Contoh bahan yang Hind
dengan notasi bahaya HARMFUL memiliki sifat tersebut deng
memiliki resiko merusak kesehatan misalnya solven 1,2- atau
sedang jika masuk ke tubuh etane-1,2-diol atau peng
melalui inhalasi, melalui mulut etilen glikol sege
(ingestion), atau kontak dengan (berbahaya), jika
kulit. diklorometan baha
(berbahaya, dicurigai
Suatu bahan dikategorikan karsinogenik).NaOH,
berbahaya jika memenuhi kriteria C6H5OH, Cl2
berikut:
Xn
LD50 dermal (tikus atau
kelinci) 400-2000 mg/kg berat
badan
11. Corrosive (korosif) C Bahan dan formulasi dengan notasi Contoh bahan dengan Hind
CORROSIVE adalah merusak sifat tersebut misalnya kont
jaringan hidup. Jika suatu bahan asam mineral seperti pern
merusak kesehatan dan kulit hewanHCl dan kont
uji atau sifat ini dapat diprediksi H2SO4maupun basa kulit
karena karakteristik kimia bahan seperti larutan NaOH
uji, seperti asam (pH <2) dan basa (>2%).
(pH>11,5), ditandai sebagai bahan
korosif.
12. NATURE POLLUTING N Bahan dan formulasi dengan notasi Contoh bahan yang Hind
DANGEROUS FOR memiliki sifat tersebut atau
Bahan berbahaya bagi ENVIRONMENT adalah dapat misalnya tributil timah deng
lingkungan menyebabkan efek tiba-tiba atau kloroda, lingk
dalam sela waktu tertentu pada tetraklorometan, dan yang
satu kompartemen lingkungan atau petroleum hidrokarbon mem
lebih (air, tanah, udara, tanaman, seperti pentana dan mak
mikroorganisme) dan petroleum bensin, serta limb
menyebabkan gangguan ekologi. AgNO3, Hg2Cl2, dijau
HgCl2 lingk
Frase-R untuk bahan berbahaya
bagi lingkungan : R50, R51, R52
dan R53.
bersifat berbahaya bagi satu atau
beberapa komponen dalam
lingkungan kehidupan.
13 Flammable Liquid
(Mudah terbakar Cair) Alcohol, aseton,
xylene, toluene,
ethanol, methanol,
Digunakan dalam transportasi hexane, acetonitrile,
cairan yang mudah terbakar.
14.
Flammable Gas
(Gas mudah terbakar )
(Miscellaneous bahaya)
(Peroksida organic)
Daftar pustaka