Anda di halaman 1dari 33

Ilmu kimia merupakan cabang ilmu yang tidak hanya dipelajari di dalam kelas tetapi juga

diaplikasikan di laboratorium. Laboratorium merupakan tempat praktikum atau tempat untuk


membuktikan kebenaran-kebenaran suatu teori dalam ilmu kimia. Bekerja di labooratorium
tidaklah seaman belajar di kelas karena bekerja di laboratorium mempunyai potensi
kecelakaan yang sangat berbahaya. Meskipun suatu kecelakaan kecil atau ringan tetapi tetap
saja memberikan efek yang sangat besar, baik berupa efek sementara ataupun permanen.
Beberapa contoh bahaya yang dimaksud seperti; iritasi, luka, keracunan, ledakan bahkan
kebakaran. Sumber bahaya tersebut tidak hanya berasal dari zat-zat kimia yang ada di
laboratorium tetapi juga berasal dari kecerobohan praktikan dalam melakukan praktikum.
Tidak hanya itu kekagetan dan kepanikan yang disebabkan oleh kecelakaan yang bersifat
mendadak juga memberikan pengaruh yang besar pada kecelakaan tersebut. Untuk itu
seorang guru yang akan mengajar dan memandu kegiatan praktikum kimia memerlukan
pengetahuan tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan yang terjadi di laboratorium. Hal
ini dilakukan agar kecelakaan tersebut mendapat perlakuan selayaknya dan memungkinkan
guru tersebut menyelidiki penyebab terjadinya kecelakaan.

Berikut ini ada tiga hal mendasar yang harus diidentifikasi sebelum mengangani suatu
kecelakaan di labor yaitu

1. Gambaran kecelakaan temasuk luka jika ada.

2. Sebab-sebab kecelakaan.

3. Gambaran tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kembali kecelakaan

Berikut ini merupakan tips cara penanganan awal sebagai pertolongan pertama (P3K) pada
kecelakaan di Laboratorium kimia

1. Luka kecil

Setiap kecelakaan bagaimanapun kecilnya harus segera diatasi karena dapat berakibat
fatal. Luka yang kecil tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum diberi obat-
obatan dan setelah itu sebaiknya ditutup atau dibalut dengan kain atau sejenisnya.

2. Luka besar

Untuk luka besar seperti luka bakar atau luka yang disebabkan oleh material rusak
harus diberikan pertolongan medis dengan cepat, dengan cara memberikan
pertolongan dengan menggunakan obat-obatan yang ada di kotak P3K, jika obat yang
diperlukan tidak ada korban harus segera diantarkan ke rumah sakit terdekat dan
pasien tidak boleh banyak bergerak.
Untuk mengatasi agar tidak ada kecelakaan setelah kejadian tersebut, maka tempat
kejadian harus diamankan terlebih dahulu dan meminta praktikan lain tidak berdiri
terlalu dekat dengan tempat kejadian.

Berikut ini ada beberapa penangan luka berdasarkan penyebabnya.

Luka bakar akibat zat kimia

Terkena larutan asam

1. kulit segera dihapuskan dengan kapas atau lap halus

2. dicuci dengan air mengalir sebanyak-banyaknya

3. Selanjutnya cuci dengan 1% Na2CO3

4. kemudian cuci lagi dengan air

5. Keringkan dan olesi dengan salep levertran.

Terkena logam natrium atau kalium

1. Logam yang nempel segera diambil

1. Kulit dicuci dengan air mengalir kira-kira selama 15-20 menit

2. Netralkan dengan larutan 1% asam asetat

3. Dikeringkan dan olesi dengan salep levertran atau luka ditutup dengan kapas steril
atau kapas yang telah dibasahi asam pikrat.

Terkena bromine

Segera dicuci dengan larutan amonia encer

Luka tersebut ditutup dengan pasta Na2CO3.

Terkena phospor

1. Kulit yang terkena segera dicuci dengan air sebanyak-banyaknya

2. Kemudian cuci dengan larutan 3% CuSO4.

Luka bakar akibat benda panas

1. Diolesi dengan salep minyak ikan atau levertran


2. Mencelupkan ke dalam air es secepat mungkin atau dikompres sampai rasa nyeri
agak berkurang

Luka pada mata

Terkena percikan larutan asam

1. Jika terkena percikan asam encer,

2. Mata dapat dicuci dengan air bersih kira-kira 15 menit terus-menerus

3. Dicuci dengan larutan 1% Na2C3

Terkena percikan larutan basa

1. Dicuci dengan air bersih kira-kira 15 menit terus-menerus

2. Dicuci dengan larutan 1% asam borat dengan gelas pencuci mata

1. Shock yang disebabkan listrik

Apabila ada kecelakaan yang disebabkan karena aliran listrik, maka matikan arus
listrik sebelum berusaha menolong korban yang terkontak dengan arus listrik. Jika
tidak memungkinkan , lindungi tangan dengan sarung tangan karet atau material atau
wol kering sebelum menyentuh korban untuk penangan selanjutnya.

2. Gas Beracun

Dalam kasus keracunan, tindakkan yang harus dilakukan adalah mengirip korban ke
pertolongan medis, dan menjaga agar korban tetap dalam keadaan hangat dan tenang.
Biasanya pertolongan pertama yang sering dilakukan adalah memberikan susu dalam
jumlah yang banyak dan pindahkan korban ke tempat yang berudara segar.

Untuk zat-zat yang beracun, antitode haruslah tersedia untuk menghilangkan zat-zat
beracun tersebut, tetapi antitode ini tidak dapat diberikan kepada korban yang tidak
sadarkan diri.

1. Penyebab keracunan yang tidak diketahui

Ada tiga prinsip yang dapat diikuti, yaitu:


1. Berikan air dalam jumlah yang banyak, beri susu atau barley water untuk
diminum.

2. Berikan obat muntah (hanya bila tidak ada tanda terbakar pada mulut dan
bibir, hal ini bertujuan untuk menunjukkan racun yang merusak (korosif).

3. Secara biasa, pindahkan korban ke udara segar, baringkan dan hangatkan


korban, buka pakaian dari pinggang ke hingga leher. Jangan berikan obat lain
selain kopi panas, berikan oksigen jika perlu, tetapi hanya melalui alat
pernafasan buatan jika nyata-nyata pernafasan terhenti.

Jika terjadi kecelakaan laboratorium, sebaiknya segera menghubungi Badan


Layanan/personel seperti :

Biological Safety Officer

Pejabat laboratorium

Engineering/Water/Gas/Electrical

Dan hal yang tidak kalah penting dalam menangani kecelakaan di lab adalah mengetahui cara
penggumnaan perlengkapan yang digunakan untuk perlindungan diri dan alat-alat
laboratorium dalam kasus darurat dan peristiwa yang tidak biasa. Setiap orang yang bekerja
di lab harus mengetahui bagaimana menggunakan semua perlengkapan keselamatan kerja di
lab. Berikut beberapa peralatan darurat yang diperlukan pada saat kecelakaan dengan
mengutamakan kecepatan yait :

Alarm Kebakaran (fire alarm)

Sebagai tanda jika terjadi kebakaran di labor.

Pendeteksi Asap (Smog detector)

Untuk mendeteksi jenis asap yang ada di labor.

Kotak P3K (kid aid)

Kotak yang berisi obat-obatan dan perlengkapan pertolongan pertama seperti :


Kain kasa, kapas, plester, gunting, betadine, alkohol

Ventilasi (ventilation)
Ventilasi ini ada 2 macam yaitu ventilasi sentral dan ventilasi lokal, digunakan
untuk menjaga sirkulasi udara.

Alat dan bahan pemadam kebakaran (fire extinguisher)

Fire extinguisher digunakan untuk memadamkan api jika terjadi kebakaran. Fire
extinguisher ini ada 4 macam berdasarkan zat yang ada di dalamnya dimana
penggunaannya didasarkan pada material penyebab kebakaran.

Pancuran Keselamatan (shower)

Shower digunakan untuk mandi jika badan terkena tumpahan zat berbahaya.

Pencuci mata (eye wash)

Pencuci mata digunakan apabila ada zat yang masuk ke mata.

Pintu Darurat (emergency door)

Pintu darurat digunakan untuk evakuasi cepat dan aman menuju tempat aman atau
ke luar labor jika terjadi kebakaran atau kecelakaan lainnya.

Selimut Kebakaran

Selimut kebakaran merupakan selimut yang terbuat dari bahan yang tahan terhadap
api. Selimut ini digunakan apabila kita terjebak dalam kebakaran.

Bagaimana pun canggih dan hebatnya cara pertolongan pertama pada kecelakaan di labor,
tetap saja pencegahannya lebih baik. Pencegahan kecelakaan harus dilakukan sedini mungkin
karena lebih mudah dan murah dibandingkan dengan perbaikan dan penggantian akibat
kecelakaan yang sudah terjadi apalagi kerugian akibat kebakaran dan kematian. Pada
dasarnya ada empat prinsip untuk membuat suatu laboratorium bebas dan aman dari
kecelakaan (accident free operation), yaitu:

1. Semua kecelakaan sekecil apapun yang mungkin terjadi, harus dapat dicegah sedini
mungkin.
2. Lingkungan kerja termasuk bangunan, alat, sistem, dan sarana laboratorium harus
diatur sedemikian rupa sehingga tidak akan menimbulkan bahaya kecelakaan.

3. Setiap personal yang bekerja di laboratorium harus dilatih agar membiasakan diri
bekerja secara aman, bersih dan disiplin.

SIMBOL DAN LABEL BAHAN KIMIA


Referensi Teori
Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan
tentang bahan berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances). Peraturan tentang bahan
berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) adalah suatu aturan untuk
melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang keselamatan
kerja. Arah Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) untuk
klasifikasi, pengepakan dan pelabelan bahan kimia adalah valid untuk semua bidang, area dan
aplikasi, dan tentu saja, juga untuk lingkungan, perlindungan konsumer dan kesehatan
manusia.
Bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan, pengangkutan,
penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu, kabut, uap, gas,
serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan
dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang
berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan pada barang-
barang. Bahan kimia banyak digunakan dalam lingkungan kerja yang dapat dibagi dalam tiga
kelompok besar yaitu :
Industri Kimia, yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-bahan kimia,
diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak, pestisida, cat , deterjen, dan
lain-lain. Industri kimia dapat diberi batasan sebagai industri yang ditandai dengan
penggunaan proses-proses yang bertalian dengan perubahan kimiawi atau fisik dalam sifat-
sifat bahan tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan komposisi suatu zat.
Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu industri yang menggunakan bahan kimia sebagai
bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan listrik,
pengolahan logam, obat-obatan dan lain-lain.
Laboratorium, yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian dan pengembangan serta
pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dipunyai oleh industri, lembaga penelitian dan
pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit dan perguruan tinggi.
Dalam lingkungan kerja tersebut, banyak bahan kimia yang terpakai tiap harinya
sehingga para pekerja terpapar bahaya dari bahan-bahan kimia itu. Bahaya itu terkadang
meningkat dalam kondisi tertentu mengingat sifat bahan-bahan kimia itu, seperti mudah
terbakar, beracun, dan sebagainya. Dengan demikian, jelas bahwa bekerja dengan bahan-
bahan kimia mengandung risiko bahaya, baik dalam proses, penyimpanan, transportasi,
distribusi, dan penggunaannya. Akan tetapi, betapapun besarnya bahaya bahan-bahan kimia
tersebut, penanganan yang benar akan dapat mengurangi atau menghilangkan risiko bahaya
yang diakibatkannya.
Berikut adalah beberapa definisi yang dapat digunakan untuk memahami tentang
masalah hukum :
1. Bahan/zat adalah unsur atau senyawa kimia bagaimana terjadinya di alam atau diproduksi
dengan cara sintesis (misalnya asbes, bromin, etanol, timbal, dll)
2. Formulasi adalah paduan, campuran atau larutan dari dua bahan atau lebih (misalnya cat,
larutan formaldehid dll)
3. Produk adalah bahan/zat atau formulasi yang diperoleh atau terbentuk selama proses
produksi. Sifat-sifat ini lebik menentukan fungsi produk daripada komposisi kimianya.

Bahan berbahaya yang didefinisikan di atas memiliki satu sifat atau lebih yang ditandai
dengan simbol-simbol bahaya. Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada
latar belakang orange, kategori bahaya untuk bahan dan formulasi ditandai dengan simbol
bahaya, yang terbagi dalam:
1. Resiko kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia)
2. Resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau
3. Kombinasi dari keduanya.

Penandaan dan pemberian label terhadap jenis-jenis bahan kimia diperlukan untuk
dapat mengenal dengan cepat dan mudah sifat bahaya dari suatu bahan kimia. Mengenal
dengan label ini amat penting dalam penanganannya, transportasi dan pengimpanan bahan-
bahan atau pergudangan.
1. LABEL ATAU SIMBOL BAHAYA
Label dan simbol bahaya bahan-bahan kimia serta cara penanganan secara umum
sebagai berikut :
a. Explosive (bersifat mudah meledak)
Bahaya : eksplosif pada kondisi tertentu
Contoh : amonium nitrat, nitrodelulosa
Keamanan : hindari benturan, gesekan, loncatan api dan panas.

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya explosive dapat meledak
dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain. Ledakan akan
dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi
gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan
metode yang diberikan dalam Law for Explosive Substances Di laboratorium, campuran
senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat
meledak . Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan
beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja dengan bahan
mudah meledak memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis maupun keselamatan
khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit
mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan. Frase-R untuk bahan mudah
meledak : R1, R2 dan R3.
Bahan kimia bersifat dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api,
guncangan atau gesekan. Misal KClO3, NH4NO3, C6H2(NO2)3CH3.

b. Oxidizing (pengoksidasi)
Bahaya : oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab timbulnya api atau
penyebab sulitnya pemadaman api
Contoh : hidrogen peroksida, kalium perklorat
Keamanan : hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya oxidizing biasanya
tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat
mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam
berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat
pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik. Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7,
R8 dan R9. Misal KMnO4, H2O2, K2Cr2O7.

c. Flammable (mudah terbakar)


Bahaya : mudah terbakar
Meliputi :

1. Zat terbakar langsung, contohnya aluminium alkil fosfor, keamanan : hindari


campuran dengan udara.

2. Gas amat mudah terbakar. Contoh : butane, propane. Keamanan : hindari campuran
dengan udara dan hindari sumber api.

3. Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila kena
air atau api.

4. Cairan mudah terbakar, cairan dengan titik bakar di bawah 21C. contoh : aseton dan
benzene. Keamanan : jauhkan dari sumber api dan loncatan bunga api.

Jenis bahaya flammable dibagi menjadi dua yaitu Extremely flammable (amat
sangat mudah terbakar) dan Highly flammable (sangat mudah terbakar). Untuk Bahan-bahan
dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya extremely flammable merupakan liquid
yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0 oC) dan titik didih rendah dengan titik
didih awal (di bawah +35oC). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara
dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Frase-R
untuk bahan amat sangat mudah terbakar adalah R12. Sedangkan untuk Bahan dan formulasi
ditandai dengan notasi bahaya highly flammable adalah subyek untuk self-heating dan
penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di
bawah +21oC). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat
mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di
udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga
diberi label sebagai highly flammable. Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar yaitu
R11.

d. Toxic (beracun)
Bahaya : toksik berbahaya bagi kesehatan bila terhisap, tertelan atau kontak dengan
kulit, dan dapat mematikan.

Contoh : arsen triklorida, merkuri klorida.


Kemananan: hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera berobat ke dokter bila
kemungkinan keracunan.

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya toxic dapat menyebabkan
kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat tinggi
jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut:
- LD50 oral (tikus) 25 200 mg/kg berat badan
- LD50 dermal (tikus atau kelinci) 50 400 mg/kg berat badan
- LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 0,25 1 mg/L
- LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 0,50 2 mg/L
Frase-R untuk bahan beracun yaitu R23, R24 dan R25

e. Harmful irritant (bahaya, iritasi)

Kode Xn (Harmful)

Bahaya : menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh

Contoh : peridin

Kemanan : hindari kontak dengan tubuh atau hindari menghirup, segera berobat
ke dokter bila kemungkinan keracunan.

Kode Xi (irritant)

Bahaya : iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasan

Contoh : ammonia dan benzyl klorida

Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata.

Ada sedikit perbedaan pada symbol ini yaitu dibedakan dengan kode Xn dan Xi.
Untuk Bahan dan formulasi yang ditandai dengan kode Xn memiliki resiko merusak
kesehatan sedangkan jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau
kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika memenuhi kriteria berikut:
- LD50 oral (tikus) 200-2000 mg/kg berat badan
- LD50 dermal (tikus atau kelinci) 400-2000 mg/kg berat badan
- LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 1 5 mg/L
- LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 2 20 mg/L
Frase-R untuk bahan berbahaya yaitu R20, R21 dan R22.
Sedangkan Bahan dan formulasi dengan notasi irritant atau kode Xi adalah tidak
korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir.
Frase-R untuk bahan irritant yaitu R36, R37, R38 dan R41.

f. Corrosive (korosif)

Bahaya : korosif atau merusak jaringan tubuh manusia

Contoh : klor, belerang dioksida

Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata

Bahan dan formulasi dengan notasi corrosive adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu
bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena
karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2 atau pH>11,5), ditandai sebagai bahan
korosif. Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34 dan R35. Bahan kimia bersifat korosif, dapat
merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat
menyebabkan kulit mengelupas. Misal H2SO4, HNO3, HCl.

g. Dangerous for Enviromental (Bahan berbahaya bagi lingkungan)


Bahaya :bagi lingkungan, gangguan ekologi

Contoh :tributil timah klorida, tetraklorometan, petroleum bensin

Keamanan : hindari pembuangan langsung ke lingkungan

Bahan dan formulasi dengan notasi dangerous for environment adalah dapat
menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen
lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan
gangguan ekologi. Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan yaitu R50, R51, R52 dan
R53. Bahan kimia bersifat berbahaya bagi satu atau beberapa komponen dalam lingkungan
kehidupan. Misal AgNO3, Hg2Cl2, HgCl2.
2. SIMBOL BAHAYA DAN KLASIFIKASI BAHAYA BAHAN KIMIA

SIMBOL BAHAYA DAN KLASIFIKASI BAHAN-BAHAN KIMIA


MENURUT PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (UNITED NATIONS)

1
BAHAN MUDAH MELEDAK
(EKSPLOSIF)

2
2.1 GAS MUDAH TERBAKAR
2.2 GAS BERACUN
2.3 GAS BERTEKANAN TIDAK
MUDAH TERBAKAR

3
BAHAN CAIR MUDAH TERBAKAR
3.1 Titik nyala : <-18C
3.2 Titik nyala : -18C - 23C
3.3 Titik nyala : 23C- 61C

4
4.1 BAHAN PADAT MUDAH
TERBAKAR
4.2 BAHAN PADAT TERBAKAR
SPONTAN
4.3 BAHAN BILA BASAH
MENGELUARKAN GAS MUDAH
TERBAKAR

5
5.1 BAHAN PENGOKSIDASI
(OKSIDATOR)
5.2 BAHAN PENGOKSIDASI
ORGANIK

6
6.1 BAHAN BERACUN (POISON)
MENGGANGU KESEHATAN
(HARMFUL)
6.2 PENYEBAB INFEKSI ATAU
MENGANDUNG PENYAKIT

7
BAHAN RADIOAKTIF, dengan tipe
sesuai kecepatan dosis maksimum pada
permukaan :
7.1 Radiasi = 0,5 mili roentgen/jam
7.2 Radiasi = sampai 50 mili
roentjgen/jam
7.3 Radiasi = sampai 200 mili
roentgjen/jam

8
BAHAN KOROSIF

3. RANKING DAN SIMBOL BAHAYA BAHAN KIMIA

Adapun ranking dan simbol bahaya bahan kimia menurut NFPA-Amerika, sebagai
berikut.

RANGKING

2
1

4. PEMASANGAN LABEL DAN TANDA PADA BAHAN BERBAHAYA


Pemasangan label dan tanda dengan memakai lambang atau tulisan peringatan pada
wadah atau tempat penyimpanan untuk bahan berbahaya adalah tindakan pencegahan yang
esensial. Tenaga kerja yang bekerja pada proses produksi atau pengangkutan biasanya belum
mengetahui sifat bahaya dari bahan kimia dalam wadah/packingnya, demikian pula para
konsumen dari barang tersebut, dalam hal inilah pemberian label dan tanda menjadi sangat
penting.

Peringatan tentang bahaya dengan label dan tanda merupakan syarat penting dalam
perlindungan keselamatan kerja, namun hal tersebut tidak dapat dianggap sebagai
perlindungan yang sudah lengkap, usaha perlindungan keselamatan lainnya masih tetap
diperlukan.

Lambang yang umum dipakai untuk bahan kimia yang memiliki sifat berbahaya adalah
sebagai berikut:

Eropa (European Economic Community-EEC)


Bahaya : eksposif, mudah meledak.

Pencegahan : hindari dari tumbukan, benturan, gesekan, panas dan loncatan api.

Bahaya : amat mudah terbakar. Cairan dan gas.

Pencegahan : hindari dari api, nyala, loncatan bunga api dan panas.

Bahaya : amat mudah terbakar. Cairan dan padatan.

Pencegahan : hindari dari api, nyala, loncatan bunga api dan panas.

Bahaya : oksidator, penyebab kebakaran.

Pencegahan : hindari dari bahan organik mudah atau dapat terbakar, panas dan api.

Bahaya : Sangat beracun dan merusak kesehatan.

Pencegahan : hindari dari kontak dengan tubuh lewat kulit, mulut dan pernafasan.
Bahaya : Sangat beracun.

Pencegahan : hindari dari kontak dengan tubuh lewat kulit, mulut dan pernafasan.

Bahaya : korosif, bereaksi dan merusak jaringan tubuh.

Pencegahan : hindari dari kontak dengan kulit, mata dan pernafasan.

Bahaya : iritasi atau peradangan saluran pernafsan, inflamasi kulit dan


kerusakan mata

Pencegahan : hindari kontak dengan kulit dan mata serta jangan menghirup uapnya.

Bahaya : mengganggu kesehatan, penyebab sensitifitas kulit.

Pencegahan : hindari dari kontak atau masuknya bahan ke dalam tubuh.

Bahaya : berbahaya untuk lingkungan.


Pencegahan : hindari pembuangan langsung ke lingkungan

- See more at: http://ekaandrians.blogspot.co.id/2013/04/simbol-dan-lebel-bahan-kimia-


berbahaya_3893.html#sthash.rsvfTq9O.dpuf

Bahan-Bahan Kimia Berbahaya

Bahan-bahan kimia berbahaya dapat dikelompokkan sebagai berikut(Imam Khasani,


1983)

1. Explosif (mudah meledak) contohnya : kalium klorat, Trinitrotaluen(TNT),


natrium nitrat, gas bertekanan tinggi, campuran belerang, karbon dan kalium klorat

2. Flamable (mudah terbakar) contohnya : metanol, eter, aseton, heksana, benzena,


uap ini dapat bergerak menuju api sejauh 3 meter

3. Oxidazing Agent (bahan oksidator) contohnya : natrium nitrit/nitrat, kalium


klorat, kaporit, asam sendawa, alkena, alkilbenzena dan sebagainya . Sekalipun tidak
adaO2 dari luar dapat menyebabkan kebakaran .
4. Bahan mudah terbakar oleh air, contohnya logam N a, K dan asam sulfat pekat
5. Bahan mudah terbakar oleh asam contohnya logam paduan N a dan K, senyawa
hidrida dan sebagainya .
6. Gas bertekanan tinggi, misalnya gas-gas dalam tabung silinder dengan tekanan
tinggi .
7 . Bahan-bahan beracun contohnya : C02, CI2, benzena, Kloroform, sianida dan
sebagainya 8 . Bahan korosif contohnya : anhidrida asam, alkali, asam sulfat, fenol dan
sebagainya .

Bahan tersebut mudah dikenali karena biasanya pabrik-pabrik bahan kimia telah
melengkapi kemasannya dengan label-label dan lambing-lambang tertentu
Akibat penggunaan bahan kimia tersebut di atas berbagai jenis bahaya mungkin dapat
terjadi antara lain (Imam Khasani, 1986)
a. Keracunan, sebagai akibat masuknya bahan kimia ke dalam tubuh melalui paru-
paru, mulut dan kulit . Keracunan dapat berakibat fatal misalnya hilang kesadaran
atau gangguan kesehatan yang baru dirasakan setelah beberapa tahun setelah bekerja,
atau menjelang pensiun .
b. Iritasi, sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif, misalnya peradangan
pada kulit, mata dan saluran pernapasan .
c. Kebakaran atau luka bakar, sebagai akibat peledakan bahan-bahan reaktif
(peroksida dan bahan-bahan pelarut organik) .

Untuk mencagah terjadinya kecelakaan didalam laboratorium beberapa bahan kimia


yang sering dipergunakan baik dalam industry maupun dalam labolatorium perlu
dikenali sifat-sifatnya diantaranya
Beberapa jenis bahan kimia yang harus diperhatikan karena berbahaya adalah :
AgNO3
Senyawa ini beracun dan korosif. Simpanlah dalam botol berwarna dan ruang yang
gelap serta jauhkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar.
Dapat menyebabkan luka bakar dan kulit melepuh. Gas/uapnya juga menebabkan hal
yang sama.

HCl
Cairan yang tidak berwarna atau kekuningan tergantung pada kemurniannya, bersifat
korosif, mudah menguap. Mudah larut dalam air, alkohol dan eter
Uap HCl berbahaya terhadap sistem saluran pernapasan. HCI pekat bila mengenai
kulit akan merusaknya dengan sempurna, sedang larutannya menyebabkan gatal-gatal
(iritasi kulit)

H2S
Senyawa ini mudah terbakar dan beracun
Menghirup bahan ini dapat menyebabkan pingsan, gangguan pernafasan , bahkan
kematian

H2SO4
Berupa cairan menyerupai minyak, tidak berwarna, kadang kadang berwarna coklat
tergantung pada tingkat kemurnianya. Senyawa ini sangat korosif, higroskopis, bersifat
membakar bahan organik dan dapat merusak jaringan tubuh
Gunakan ruang asam untuk proses pengenceran dan hidupkan kipas penghisapnya
uap dan kabut asam sulfat sangat beracun dan korosif terhadap kulit, mata dan system
saluran pernapasan (hidung tenggorokan, paru-paru) . Jika asam pekat terkena kulit
menyebabkan luka parah yang amat sakit, jika kena mata walaupun
sedikit akan merusak mata dan menyebabkan kebutaan

NaOH dan KOH


Kedua basa ini mempunyai warna putih, mudah menyerap air dn CO2 dari udara,
mudah larut dalam air alkohol dan gliserin.
Timbul panas (eksoternis) apabila kontak dengan air, larutan pekat amat berbahaya
terhadap kulit dan mata sangat korosif dan bisa merusak dengan sempurna.

.HCN
Senyawa ini sangat beracun
Hindarkan kontak dengan kulit. Jangan menghirup gas ini karena dapat menyebabkan
pingsan dan kematian

NH3
Gas ini tidak berwarna berbau tajam, sangat korosif dan berbaya terhadap saluran
pernapasan( hidung dan tenggorokan), bersifat korosif bila bereaksi dengan bahan
oksidator, halogen dan asam-asam kuat, cairan NH3 bersifat explosif terhadap logam
berat(Ag,Pb dan Zn ) dan garam garam terutama garam halide
Menghirup senyawa ini pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan pembengkakan
saluran pernafasan dan sesak nafas. Terkena amonia pada konsentrasi 0.5% (v/v)
selama 30 menit dapat menyebabkan kebutaan. Keterpaan uap dengan kadar rendah
tetapi terus menerus dapat mengakibatkan iritasi pada mata, hidung saluran
pernapasan bagian atas

HClO4
Cairan tidak berwarna, higroskopis, asam pekat murni tidak stabil, tetapi akan stabil
bila diencerkan, mudah larut dalam air dan larutannya dengan konsentrasi 71,6%
dalam keadaan stabil.
Asam ini merupakan oksidator kuat, dapat menimbulkan ledakan (exposif) dan api
apablia kontak langsung dengan bahan mudah dioksidasi atau mudah terbakar,
disamping itu asam ini beracun dan korosif

HF
Gas/uap maupun larutannya sangat beracun
Dapat menyebabkan iritasi kulit, mata, dan saluran pernafasan

HNO3
Cairan transparan atau kekuningan tergantung pada tingkat kemurniannya, mudah
menguap pada suhu kamar. Senyawa ini bersifat korosif., mudah bercampur dengan air
Uap nitrogen oksida dapat menyebabkan kerusakan paru-paru, uap ini
terbentuk lambat laun apabila HNO3 diletakkan berdekatan dengan HCI .

Bahan-bahan kimia diatas, jika kita amati adalah bahan-bahan kimia yang umumnya
kita gunakan dalam laboratorium. Ternyata bahan-bahan kimia tersebut menyimpan
potensi untuk meracuni tubuh.

Keracunan bahan kimia diatas, dapat terjadi melalui beberapa cara, sesuai dengan
sifatnya. Keracunan dapat terjadi akibat tertelannya bahan kimia dalam saluran
pencernaan. Untuk bahan kimia berupa gas, saluran pernafasan merupakan jalan
masuk utama ke dalam tubuh seseorang. Bahan beracun dapat pula diserap melalui
kulit atau langsung merusak jaringan kulit apabila terjadi persinggungan dengannya.
Selaput lendir (mukosa) mata juga dapat menjadi salah satu tempat masuknya bahan
kimia yang kemudian meracuni jaringan setempat.

Cara menghilangkan atau membuang bahan beracun dari korban.


Umumnya pertolongan pertama yang diberikan kepada korban yang tidak sadar atau
hampir pingsan adalah dengan menelungkupkannya dengan kepala menghadap ke
samping dan lidah dikeluarkan untuk mencegah tersedak karena ludah. Jagalah
korban agar tetap pada posisi berbaring dan tetap hangat suhu badannya, dan jika
diperlukan berilah bantuan pernafasan buatan. Ingat : jangan memberi minuman
beralkohol karena dapat mempercepat penyerapan beberapa jenis racun oleh tubuh.
Dan terakhir segeralah meminta pertolongan dari petugas kesehatan.

Secara khusus, perlakuan lanjutan yang harus dilakukan pada setiap jenis keracunan
bahan kimia yang berbeda adalah sebagai berikut :
1. Keracunan melalui Mulut/Pencernaan
Perlakuan yang dapat diberikan kepada korban adalah dengan memberikan air
minum/susu sebanyak 2-4 gelas, Apabila korban pingsan jangan berikan sesuatu
melalui mulut. Usahakan supaya muntah segera dengan memasukkan jari tangan ke
pangkal lidah atau dengan memberikan air garam hangat (satu sendok makan garam
dalam satu gelas air hangat). Ulangi sampai pemuntahan cairan jernih. Pemuntahan
jangan dilakukan apabila tertelan minyak tanah, bensin, asam atau alkali kuat, atau
apabila korban tidak sadar.

Berilah antidote yang cocok, bila tidak diketahui bahan beracunnya, berilah satu
sendok antidote umum dalam segelas air hangat umum. Bubuk antidote umum terbuat
dari dua bagian arang aktif (roti yang gosong), satu bagian magnesium oksida (milk of
magnesia), dan satu bagian asam tannat (teh kering). Jangan berikan minyak atau
alkohol kecuali untuk racun tertentu.

Jenis Peracun dan Pertolongan Pertama

Asam-asam korosif seperti asam sulfat (H2SO4), fluoroboric acid, hydrobromic


acid 62%, hydrochloric acid 32%, hydrochloric acid fuming 37%, sulfur dioksida, dan
lain-lain. Bila tertelan berilah bubur aluminium hidroksida atau milk of magnesia
diikuti dengan susu atau putih telur yang dikocok dengan air. Bila tertelan berilah
bubur aluminium hidroksida atau milk of magnesia diikuti dengan susu atau putih
telur yang dikocok dengan air. Jangan diberi dengan karbonat atau soda kue.

Alkali (basa) seperti amonia (NH3), amonium hidroksida (NH4OH), Kalium hidroksida
(KOH), Kalsium oksida (CaO), soda abu, dan lain-lain. Bila tertelan berilah asam
asetat encer (1%), cuka (1:4), asam sitrat (1%), atau air jeruk. Lanjutkan dengan
memberi susu atau putih telur.

Kation Logam seperti Pb, Hg, Cd, Bi, Sn, dan lain-lain Berikan antidote umum, susu,
minum air kelapa, norit, suntikan BAL, atau putih telur.

Pestisida, Minum air kelapa, susu, vegeta, norit, suntikan PAM

Garam Arsen Garam Arsen, Bila tertelan usahakan pemuntahan dan berikanmilk of
magnesia.

2. Keracunan melalui Pernafasan


Jika racun yang masuk dalam tubuh terhirup oleh saluran pernafasan, gunakan
masker khusus atau kalau terpaksa sama sekali tidak ada, tahanlah nafas saat
memberikan pertolongan di tempat beracun. Bawalah korban ke tempat yang berudara
sesegera mungkin dan berikan pernafasan buatan secepatnya, apabila korban
mengalami kesulitan bernafas. Lakukan hal tersebut berulang-ulang sampai petugas
kesehatan datang.

3. Keracunan melalui Kulit


Jika racun masuk ke dalam tubuh melalui kulit, jika memungkinkan tentukan lebih
dulu jenis bahan kimia beracun yang masuk dan usahakan agar tidak tersentuh,
siramlah bagian tubuh korban yang terkena bahan racun dengan air bersih paling
sedikit 15 menit. Langkah selanjutnya, lepaskan pakaian yang dikenakan, berikut
sepatu, perhiasan dan benda-benda lain yang terkena racun. Jangan mengoleskan
minyak, mentega atau pasta natrium bikarbonat pada kulit yang terkena racun, kecuali
diperintahkan oleh petugas kesehatan yang hadir di situ.

4. Keracunan melalui Mata


Jika racun yang masuk ke dalam tubuh melalui selaput lendir di mata, segeralah
melakukan pencucian pada kedua mata korban dengan air bersih dalam jumlah
banyak (disini anda dapat mengunakan air hangat-hangat kuku). Buka kelopak mata
atas dan bawah, tarik bulu matanya supaya kelopak mata tidak menyentuh bola mata.
Posisi ini memungkinkan masuknya air bersih dan dapat mencuci seluruh permukaan
bola mata dan kelopaknya. Teruskan pekerjaan ini sampai paling sedikit 15 menit.

Untuk mencegah terjadinya keracunan selama bekerja di laboratorium, berikut adalah


beberapa hal yang harus diperhatikan penguna :
1. Mempunyai pengetahuan akan bahaya dari setiap bahan kimia sebelum melakukan
analisis.
2. Simpanlah semua bahan kimia pada wadahnya dalam keadaan tertutup dengan
label yang sesuai dan peringatan bahayanya.
3. Jangan menyimpan bahan kimia berbahaya dalam wadah bekas
makanan/minuman, gunakanlah botol reagen.
4. Jangan makan/minum atau merokok di laboratorium.
5. Gunakan lemari asam untuk bahan-bahan yang mudah menguap dan beracun.
6. Gunakan atau pakailah jas laboratorium selama bekerja di laboratorium.
7. Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan bila terjadi keracunan bahan kimia di
laboratorium.

Penanganan Bahan-Bahan Kimia Berbahaya


Cara-cara penyimpanan bahan kimia ini disesuaikan dengan sifat-sifat bahayanya,
seperti dibawah ini (Sumardi, 1983)
1 . Bahan-bahan kimia yang mudah meledak (eksplosif) dapat disimpan di tempat
(bangunan) yang terisolir dari bangunan-bangunan lainnya dilengkapi dengan pintu
tahan api .
2. Bahan-bahan kimia yang mudah menguap dan terbakar di simpan di tempat yang
jauh dari sumber api .
3 . Bahan-bahan yang mudah menguap dan bertekanan tinggi harus dilindungi dari
cahaya matahari . Ventilasi udara dalam ruangan harus baik .
4. Bahan-bahan oksidator jangan ditempatkan bersama dengan bahan yang mudah
terbakar (bahan organik dan pereduksi) . Ventilasi udara dalam ruangan harus baik .
5. Bahan-bahan korosif disimpan di tempat yang kering, suhunya rendah namun tidak
dibawah titik bekunya .
6. Bahan kimia yang mudah bereaksi dengan air, disimpan pada tempat yang jauh dari
sumber air .
7. Bahan kimia yang bila disimpan ditempat yang sama dapat menimbulkan reaksi
yang merugikan (panas yang tinggi, zat baru yang bersifat racun).
8. Bahan-bahan kimia yang mudah terurai membentuk racun apabila berhubungan
dengan panas, air atau asam tidak diperkenankan disimpan berdekatan dengan bahan-
bahan kimia yang mudah menyala/menguap.Suhu ruangan harus rendah dan kering .
9. Selain cara-cara di atas ada faktor-faktor lain yang harus diperhatikan oleh
petugas di dalam laboratorium Ruangan bekerja berventilasi baik, jika memindahkan
bahan kimia pekat atau mengencerkan sebaiknya dikerjakan dalam lemari asam. Bila
terjadi tumpahan asam pekat hendaklah dinetralkan dulu dengan basa (soda, kapur)
baru diencerkan dengan air, bila tumpahan dalam jumlah besardisiapkan pemadam
kebakaran (Imam Khasani, 1994) . Botol-botol harus berlabel, tidak bocor dan selalu
tertutup . Kalau diperlukan petugas harus menggunakan alat-alat perlindungan
personil seperti masker, sarung tangan dan kaca mata pengaman . Kotak pertolongan
pertama pada kecelakaan (P3K) harus selalu tersedia (Sumardi, 1983)

BAHAN KIMIA RAMAH LINGKUNGAN UNTUK SETIAP LABORATORIUM


Bahan kimia ramah lingkungan merupakan falsafah perancangan produk dan proses
yang mengurangi atau meniadakan penggunaan dan terciptanya bahan berbahaya. Dua
belas prinsip bahan kimia ramah lingkungan dalam daftar berikut bisa diterapkan ke
semua laboratorium dan digunakan sebagai panduan untuk merancang dan
melaksanakan eksperimen yang bijak. Beberapa dari strategi ini dibahas secara
terperinci dalam bagian berikut.
1. Mencegah Limbah
Pengurangan bahan yang digunakan di setiap langkah eksperimen penting untuk
pencegahan limbah, serta untuk keselamatan dan keamanan laboratorium. Untuk
mencegah limbah, ikuti strategi berikut: Pikirkan cara penggunaan produk reaksi dan
buat sejumlah keperluan saja, dan pikirkan biaya pembuatan dan penyimpanan bahan
yang tidak dibutuhkan.

Dua belas prinsip bahan kimia ramah lingkungan


a. Cegah limbah. Rancang sintesis kimia yang tidak menyisakan limbah apa pun yang
harus diolah atau dibersihkan.
b. Rancang bahan kimia dan produk yang lebih aman. Rancang produk kimia yang
sangat efektif, namun hanya mengandung sedikit racun atau tidak sama sekali.
c. Rancang sintesis bahan kimia yang tidak terlalu berbahaya. Rancang sintesis untuk
menggunakan dan menghasilkan zat dengan toksisitas rendah atau tidak beracun sama
sekali bagi manusia dan lingkungan.
d. Gunakan bahan mentah yang dapat diperbarui. Hindari menghabiskan bahan
mentah dan bahan mentah untuk industri. Bahan mentah untuk industri yang dapat
diperbarui dibuat dari produk pertanian atau limbah dari proses lainnya. Bahan
mentah untuk industri yang tidak dapat diperbarui ditambang atau terbuat dari bahan
bakar fosil (yaitu, minyak tanah, gas alam, batu bara).
e. Gunakan katalis, bukan reagen stoikiometrik. Katalis digunakan dalam jumlah kecil
dan dapat melakukan reaksi tunggal beberapa kali. Katalis tersebut sebaiknya reagen
stoikiometrik, yang digunakan dalam jumlah berlebihan dan hanya bekerja sekali.
f. Hindari derivatif kimia. Derivatif menggunakan reagen tambahan dan menghasilkan
limbah. Hindari menggunakan kelompok penghambat atau pelindung atau modifi kasi
apapun.
g. Maksimalkan ekonomi atom. Rancang sintesis sehingga produk akhir mengandung
proporsi maksimal bahan awal. Hanya boleh ada sedikit, jika ada, atom yang terbuang.
h. Gunakan pelarut dan kondisi reaksi yang lebih aman. Hindari menggunakan pelarut,
bahan pemisah, atau bahan kimia tambahan lainnya. Jika bahan ini diperlukan,
gunakan bahan kimia yang tidak berbahaya.
i. Tingkatkan efi siensi energi. Jalankan reaksi kimia pada suhu ruang dan tekanan bila
memungkinkan.
j. Rancang bahan kimia dan produk agar terurai setelah digunakan. Produk kimia
yang terurai menjadi zat yang tidak berbahaya setelah digunakan tidak berakumulasi
di lingkungan.
k. Analisis langsung (dalam waktu nyata) untuk menghindari polusi. Sertakan
pemantauan dan kendali langsung (waktu nyata) dalam proses selama sintesis untuk
membatasi atau menghilangkan pembentukan produk sampingan.
l. Batasi potensi terjadinya kecelakaan. Rancang bahan kimia dan bentuknya (padat,
cair, atau gas) untuk meminimalkan potensi terjadinya kecelakaan akibat bahan kimia,
termasuk ledakan, kebakaran, dan pelepasan ke lingkungan.

2. Menggunakan Pekerjaan Berskala Mikro


Metode pengurangan bahaya yang berhasil adalah melakukan reaksi kimia dan
prosedur laboratorium lainnya dalam skala yang lebih kecil, atau berskala mikro.
Dalam bahan kimia berskala mikro, jumlah bahan yang digunakan dikurangi menjadi
25 hingga 100 mg untuk zat padat dan 100 hingga 200 L untuk cairan, dibandingkan
jumlah biasa, yaitu 10 hingga 50 g untuk zat padat atau 100 hingga 500 mL untuk
cairan. Penggunaan tingkat skala mikro menghemat berton-ton limbah dan jutaan
dolar. Di samping itu, pekerjaan berskala mikro mengurangi bahaya kebakaran dan
kemungkinan terjadinya kecelakaan serta tingkat keparahan kecelakaan yang
memaparkan pegawai pada bahan kimia berbahaya.

3. Menggunakan Pelarut dan Bahan Lainnya yang Lebih Aman


Laboratorium lebih aman dan terjamin jika mereka mengganti dengan bahan kimia
yang tidak berbahaya, atau kurang berbahaya bila memungkinkan. Pertimbangkan
jalur sintetik dan prosedur alternatif untuk melakukan campuran reaksi. Ajukan
pertanyaan berikut saat memilih bahan reagen atau pelarut untuk prosedur
eksperimen:
Saat memilih pelarut organik, pertimbangkan beberapa faktor penting:
a. Hindari pelarut yang terdaftar sebagai toksin produktif, polutan udara
berbahaya, atau karsinogen tertentu.
b. Pilih pelarut dengan nilai ambang batas yang relatif tinggi (TLV).
c. Pelarut pengganti yang paling baik memenuhi kondisi berikut. Pelarut juga
memiliki sifat fi sio-kimia (misalnya, titik didih, titik nyala, konstanta dielektrik) yang
mirip dengan pelarut asli. Pertimbangkan manfaatnya bagi keselamatan, kesehatan,
dan lingkungan serta biayanya.

4. Inventaris dan Pelacakan Bahan Kimia


Semua laboratorium harus mencatat semua inventaris bahan kimia yang dimilikinya
secara akurat. Inventaris adalah catatan, biasanya dalam bentuk basis-data, bahan
kimia dalam laboratorium dan informasi penting tentang pengelolaannya yang tepat.
Inventaris yang dikelola dengan baik meliputi bahan kimia yang didapat dari sumber
komersial dan yang dibuat di laboratorium, juga lokasi penyimpanan untuk setiap

No Huruf
Symbol dan Nama kode Keterangan Contoh K

1. Explosive (bersifat mudah Ledakan akan dipicu oleh suatu


meledak) reaksi keras dari bahan. Energi Asam nitrat dapat Hind
tinggi dilepaskan dengan menimbulkan ledakan puku
propagasi gelombang udara yang jika bereaksi dengan bent
bergerak sangat cepat. Resiko beberapa solven seperti gese
ledakan dapat ditentukan dengan aseton, dietil eter, pem
metode yang diberikan dalam Law etanol, dll. Contoh dan
for Explosive Substances. yang lain KClO3, nyal
NH4NO3, bah
E Di laboratorium, campuran
Sifatnya dapat meledak dengan senyawa pengoksidasi kuat dengan C6H2(NO2)3CH3
adanya panas, percikan bunga api, bahan mudah terbakar atau bahan
guncangan atau gesekan.) pereduksi dapat meledak.

Sebagai Produksi atau bekerja


dengan bahan mudah meledak
memerlukan pengetahuan dan
pengalaman praktis maupun
keselamatan khusus. Apabila
bekerja dengan bahan-bahan
tersebut kuantitas harus dijaga
sekecil/sedikit mungkin baik untuk
penanganan maupun
persediaan/cadangan

Frase-R untuk bahan mudah


meledak : R1, R2 dan R3

Sebagai contoh untuk bahan yang


dijelaskan di atas adalah 2,4,6-
trinitro toluena (TNT)

2. Oxidizing Bahan-bahan dan formulasi yang Kalium klorat Hind


ditandai dengan notasi bahaya ( KCLO3), Kalium serta
(pengoksidasi) OXIDIZING biasanya tidak mudah permanganat mud
terbakar. Tetapi bila kontak dengan (KMnO4), Hidrogen dan
bahan mudah terbakar atau bahan peroksida (H2O2),
sangat mudah terbakar mereka Asam nitrat (HNO3)
O dapat meningkatkan resiko pekat, dan K2Cr2O7.
kebakaran secara signifikan.

Dalam berbagai hal mereka adalah


bahan anorganik seperti garam
(salt-like) dengan sifat
pengoksidasi kuat dan peroksida-
peroksida organik.
Bersifat pengoksidasi, dapat
menyebabkan kebakaran dengan Frase-R untuk bahan pengoksidasi
menghasilkan panas saat kontak : R7, R8 dan R9
dengan bahan organik, bahan
pereduksi, dll.

3. Extremely flammable (amat Bahan-bahan dan formulasi yang Contoh bahan dengan Hind
sangat mudah terbakar) ditandai dengan notasi bahaya. sifat tersebut adalah cam
EXTREMELY FLAMMABLE dietil eter (cairan) dan deng
merupakan likuid yang memiliki propane (gas) dan
titik nyala sangat rendah (di bawah sum
0o C) dan titik didih rendah
dengan titik didih awal (di bawah
+35oC).

F Bahan amat sangat mudah terbakar


berupa gas dengan udara dapat
membentuk suatu campuran
bersifat mudah meledak di bawah
kondisi normal.

Frase-R untuk bahan amat sangat


mudah terbakar : R12

4. Highly flammable . Contoh bahan dengan


sifat tersebut misalnya Hi
(sangat mudah terbakar) Bahan dan formulasi ditandai aseton dan logam sum
dengan notasi bahaya HIGHLY natrium, yang sering ter
FLAMMABLE adalah subyek digunakan di lon
F+ untuk self-heating dan penyalaan laboratorium sebagai ser
di bawah kondisi atmosferik biasa, solven dan agen pen
atau mereka mempunyai titik nyala pengering. ke
rendah (di bawah +21oC). t

Beberapa bahan sangat mudah


terbakar menghasilkan gas yang
amat sangat mudah terbakar di
bawah pengaruh kelembaban.

Bahan-bahan yang dapat menjadi


panas di udara pada temperatur
kamar tanpa tambahan pasokan
energi dan akhirnya terbakar, juga
diberi label sebagai highly
flammable.

Frase-R untuk bahan sangat mudah


terbakar : R11

5. Flammable tidak Bahan kimia memiliki titik nyala Contoh bahan dengan Hind
ada rendah dan mudah sifat tersebut misalnya jauh
(mudah terbakar) menyala/terbakar dengan api minyak terpentin, dietil api t
bunsen, permukaan metal panas eter (C2H5OC2H5), sum
atau loncatan bunga api karbon disulfide (CS2),lonc
asetilena (C2H2).
Tidak ada simbol bahaya
diperlukan untuk melabeli bahan
dan formulasi dengan notasi
bahaya FLAMMABLE. Bahan dan
formulasi likuid yang memiliki
titik nyala antara +21oC dan
+55oC dikategorikan sebagai
bahan mudah terbakar
(Flammable)

Frase-R untuk bahan mudah


terbakar : R10

6. Flammable Solid Padatan yang mudah terbakar Bahan yang bereaksi Hind
didefinisikan sebagai padatan yang dengan air dan atau
( padatan mudah terbakar) memenuhi salah satu syarat menimbulkan panas mud
dibawah ini: serta api (pyrophoric dan
material) adalah suatu serta
Merupakan bahan peledak basah, cairan atau padatan kont
Merupakan zat yang dapat bereaksi (banyak atau sedikit air a
sendiri, karena tidak stabil jumlahnya) yang dalambere
terhadap panas dan terdekomposisi 5 (lima) menit berada deng
menghasilkan panas (walaupun di udara bebas tanpa men
tanpa oksigen dari udara), Padatan disulut api dapat pana
yang mudah sekali terbakar. terbakar (menimbulkan
api) dengan sendirinya.

7. Very toxic (sangat beracun) Bahan dan formulasi yang ditandai Contoh bahan dengan
dengan notasi bahaya VERY sifat tersebut misalnya
TOXIC dapat menyebabkan kalium sianida,
kerusakan kesehatan akut atau hydrogen sulfida,
kronis dan bahkan kematian pada nitrobenzene dan
konsentrasi sangat rendah jika atripin.
masuk ke tubuh melalui
inhalasi, melalui mulut
(ingestion),atau kontak dengan
kulit.

T+ Suatu bahan dikategorikan sangat


beracun jika memenuhi kriteria
berikut:

LD50 dermal (tikus atau


kelinci) 50 mg/kg berat
badan

LC50 pulmonary (tikus) untuk


aerosol /debu 0,25 mg/L
Frase-R untuk bahan sangat
beracun : R26, R27 dan R28

8. Toxic (beracun) Bahan dan formulasi yang ditandai Bahan karsinogenik Hind
dengan notasi bahaya TOXIC dapat menyebabkan atau
dapat menyebabkan kerusakan kanker atau keda
kesehatan akut atau kronis dan meningkatkan sege
bahkan kematian pada konsentrasi timbulnya kanker jika kedo
T sangat rendah jika masuk ke tubuh masuk ke tubuh kem
melalui inhalasi, melalui mulut melalui inhalasi, kera
(ingestion),atau kontak dengan melalui mulut dan
kulit. kontak dengan kulit.

Suatu bahan dikategorikan beracun Contoh bahan dengan


jika memenuhi kriteria berikut: sifat tersebut misalnya
solven-solven seperti
LD50 dermal (tikus atau metanol (toksik) dan
kelinci) 50 400 mg/kg berat benzene (toksik,
badan karsinogenik). karbon
tetraklorida (CCl4),
Frase-R untuk bahan beracun : Hidrogen sulfida
R23, R24 dan R25 (H2S), Benzena
(C6H6)
Bahan dan formulasi yang
memiliki sifat :

Karsinogenik
(Frase-R :R45 dan R40)

Mutagenik
(Frase-
R :R47)

Toksik untuk reproduksi


(Frase-R :R46 dan R40)
atau

Sifat-sifat merusak secara kronis


yang lain (Frase-R :R48) ditandai
dengan simbol bahaya TOXIC
SUBSTANCES dan kode huruf T.

9. Harmful (berbahaya) Bahan dan formulasi yang ditandai Contoh bahan yang Hind
dengan notasi bahaya HARMFUL memiliki sifat tersebut deng
memiliki resiko merusak kesehatan misalnya solven 1,2- atau
sedang jika masuk ke tubuh etane-1,2-diol atau peng
melalui inhalasi, melalui mulut etilen glikol sege
(ingestion), atau kontak dengan (berbahaya), jika
kulit. diklorometan baha
(berbahaya, dicurigai
Suatu bahan dikategorikan karsinogenik).NaOH,
berbahaya jika memenuhi kriteria C6H5OH, Cl2
berikut:
Xn
LD50 dermal (tikus atau
kelinci) 400-2000 mg/kg berat
badan

LC50 pulmonary (tikus) untuk


Bahan kimia dapat menyebabkan aerosol /debu 1 5 mg/L
iritasi, luka bakar pada kulit,
berlendir, mengganggu sistem Frase-R untuk bahan berbahaya :
pernafasan bila kontak dengan R20, R21 dan R22
kulit, dihirup atau ditelan
Sifat-sifat merusak secara kronis
yang lain (Frase-R:R48) yang tidak
diberi notasi toxic, akan ditandai
dengan simbol bahaya
HARMFUL SUBSTANCES dan
kode huruf Xn.

Bahan-bahan yang dicurigai


memiliki sifat karsinogenik, juga
akan ditandai dengan simbol
bahaya HARMFUL
SUBSTANCES dan kode huruf
Xn, bahan pemeka (sensitizing
substances) (Frase-R :R42 dan
R43) diberi label menurut
spektrum efek apakah dengan
simbol bahaya untuk harmful
substances dan kode huruf Xn
atau dengan simbol bahaya irritant
substances dan kode huruf Xi.

Bahan yang dicurigai memiliki


sifat karsinogenik dapat
menyebabkan kanker dengan
probabilitas tinggi melalui inhalasi,
melalui mulut (ingestion) atau
kontak dengan kulit.

10 Irritant Xi Bahan dan formulasi Contoh bahan dengan Hind


dengan notasi irritant adalah tidaksifat tersebut misalnya kont
(menyebabkan iritasi) korosif tetapi dapat menyebabkan isopropilamina, pern
inflamasi jika kontak dengan kulit kalsium klorida dan kont
atau selaput lendir. asam dan basa encer. kulit
Frase-R untuk bahan irritant : R36,
R37, R38 dan R41

11. Corrosive (korosif) C Bahan dan formulasi dengan notasi Contoh bahan dengan Hind
CORROSIVE adalah merusak sifat tersebut misalnya kont
jaringan hidup. Jika suatu bahan asam mineral seperti pern
merusak kesehatan dan kulit hewanHCl dan kont
uji atau sifat ini dapat diprediksi H2SO4maupun basa kulit
karena karakteristik kimia bahan seperti larutan NaOH
uji, seperti asam (pH <2) dan basa (>2%).
(pH>11,5), ditandai sebagai bahan
korosif.

Frase-R untuk bahan korosif : R34


dan R35.

12. NATURE POLLUTING N Bahan dan formulasi dengan notasi Contoh bahan yang Hind
DANGEROUS FOR memiliki sifat tersebut atau
Bahan berbahaya bagi ENVIRONMENT adalah dapat misalnya tributil timah deng
lingkungan menyebabkan efek tiba-tiba atau kloroda, lingk
dalam sela waktu tertentu pada tetraklorometan, dan yang
satu kompartemen lingkungan atau petroleum hidrokarbon mem
lebih (air, tanah, udara, tanaman, seperti pentana dan mak
mikroorganisme) dan petroleum bensin, serta limb
menyebabkan gangguan ekologi. AgNO3, Hg2Cl2, dijau
HgCl2 lingk
Frase-R untuk bahan berbahaya
bagi lingkungan : R50, R51, R52
dan R53.
bersifat berbahaya bagi satu atau
beberapa komponen dalam
lingkungan kehidupan.

13 Flammable Liquid
(Mudah terbakar Cair) Alcohol, aseton,
xylene, toluene,
ethanol, methanol,
Digunakan dalam transportasi hexane, acetonitrile,
cairan yang mudah terbakar.

14.

Flammable Gas
(Gas mudah terbakar )

Simbol pengaman yang digunakan Hydrogen acetylene


untuk transportasi atau
penyimpanan gas yang mudah
terbakar.

15. Non flammable gas


(Non mudah terbakar gas )

Simbol pengaman yang digunakan


dalam transportasi gas non mudah

terbakar (dan karenanya sering
tidak berbahaya, setidaknya di
Carbon dioxide,
tempat terbuka).
nitrogen, air

16. Spontaneously Combustible

(Secara spontan mudah


terbakar )

Secara spontan terbakar material


(mengobati dengan hati-hati! ).

17. Miscellaneous danger

(Miscellaneous bahaya)

Catch-semua simbol untuk semua


bahaya lainnya (biasanya
ditentukan dalam ruang).

18. Marine Pollutant


Polutan Kelautan

Polutan laut tidak membuang


dalam sistem saluran pembuangan.

19. Poisonous Gas


(Gas Beracun )

Digunakan untuk transportasi gas


beracun pada tabung gas, atau
kadang-kadang sebagai indikator
pada kendaraan.

20. Organic Peroxide

(Peroksida organic)

Simbol keamanan bahan kimia Asam peroksiasetat


yang digunakan dalam transportasi
dan penyimpanan peroksida
organik.

21. Spontaneously Combustible

(Secara spontan mudah


terbakar )
Secara spontan terbakar material
(mengobati dengan hati-hati! ).

22. Dangerous when wet Ini umumnya berarti bahwa ia akan


(Berbahaya saat basah ) bereaksi cukup keras dengan air.
23. Stow away from foodstuffs Bahan Berbahaya bagi dijauhkan
dari bahan yang dapat dimakan.
(Menyelundup jauh dari bahan
makanan)

wadah masing-masing bahan kimia. Inventaris membantu dalam pemesanan,


penyimpanan, penanganan, dan pembuangan bahan kimia, juga perencanaan darurat.

Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai