Anda di halaman 1dari 19

Bekerja dengan Bahan Kimia

Berbahaya (Bahan Berbahaya


Hayati dan Bahan Kimia Mudah
Terbakar)

KELOMPOK 4 INDRALAYA

SMA NEGERI 03 PALEMBANG


Nama Kelompok:
Alif Nur Rohman (06101182025008)
Devy Dwy Agustin (06101382025050)
Jihan Audira (06101282025042)
Leni Marlina (06101282025027)
A. Teori Prosedur Umum Untuk Bekerja Dengan
Bahan Berbahaya Hayati
Bahaya-bahaya ini biasanya muncul di laboratorium penelitian klinis dan
penyakit menular, tetapi mungkin juga muncul di laboratorium lain.
Penilaian risiko bahan bahaya hayati perlu mempertimbangkan sejumlah
faktor, antara lain organisme yang dimanipulasi, perubahan yang dilakukan
terhadap organisme tersebut, dan kegiatan yang akan dilakukan dengan
organisme tersebut.

Penilaian risiko untuk racun biologis sama dengan penilaian risiko untuk
bahan kimia. Penilaian didasarkan utamanya pada potensi racun, jumlah
yang digunakan, dan prosedur penggunaan racun.
Simbol Bahan Kimia Berbahaya Hayati

Bahaya hayati atau bahaya biologis (bahasa Inggris: biohazard) dapat merujuk


pada organisme maupun bahan-bahan yang berasal dari organisme yang dapat
membahayakan (utamanya) kesehatan manusia. Ia dapat berupa limbah medis
ataupun sampel mikroorganisme, virus, dan racun (yang berasal dari sumber
biologis) yang dapat memengaruhi kesehatan manusia. Ia juga dapat meliputi
bahan-bahan yang berbahaya terhadap hewan. 
Lakukan tindakan tambahan berikut untuk mengurangi risiko saat menangani
agen penular.

1. Hilangkan atau bekerjalah sangat


3. Bebaskan permukaan dan
hati-hati dengan benda tajam
peralatan kerja dari infeksi setelah
(seperti jarum, pisau bedah, pipet
digunakan.
Pasteur, dan tabung kapiler).
4. Cuci tangan setelah melepas
2. Bekerjalan dengan hati-hati untuk
pakaian pelindung, setelah kontak
mengurangi potensi pembentukan
dengan Bahan yang
Aerosol. Batasi aerosol sedekat
terkontaminasi, dan sebelum
mungkin ke sumbernya dengan
meninggalkan laboratorium.
lemari biokeselamatan.
Praktik lainnya yang paling bermanfaat untuk mencegah infeksi atau yang
didapat di laboratorium atau keracunan sebagi berikut:

1. Jaga pintu laboratorium tetap tertutup saat


eksperimen sedang berlangsung.
2. Gunakan perangkat pengaman sekunder anti bocor
untuk untuk memindah atau mentransfer kultur.
3. Dekontaminasi limbah penular sebelum dibuang.
B. Teori Prosedur Umum Untuk Bekerja Dengan
Bahan Kimia yang Mudah Terbakar

Dilihat dari wujudnya, bahan ini dapat berupa:

a. Padatan mudah terbakar


b. Cairan mudah terbakar
c. Gas mudah terbakar.
Simbol Bahan Kimia Mudah Terbakar

Bahan Mudah Terbakar adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan
oksigen dan menimbulkan kebakaran. Tingkat bahaya ditentukan oleh titik
bakarnya (titik nyala). Makin rendah titik bakarnya justru makin
berbahaya. Reaksi pembakaran yang berlangsung sangat cepat dan juga
dapat menghasilkan ledakan.
Ikuti praktik umum untuk bekerja dengan bahan kimia mudah
terbakar:

1. Gunakan jumlah sekecil mungkin.


2. Sebanyak mungkin, kurangi atau hilangkan adanya bahan mudah terbakar dan
pengoksidasi, misalnya udara. Tutup botol dan bejana yang tidak digunakan.
Gunakan selimut gas lembam bila memungkinkan.
3. Simpan bahan kimia dengan baik, dengan cara memisahkan bahan mudah
terbakar dari operasi dan sumber penyulutan lainnya.
4. Simpan zat mudah terbakar yang memerlukan penyimpanan suhu rendah hanya
di lemari es yang dirancang untuk tujuan tersebut. Jangan menggunakan lemari
es biasa untuk menyimpan bahan kimia.
5. Hilangkan sumber penyulutan dari area tempat zat mudah terbakar ditangani.
Ikuti praktik umum untuk bekerja dengan bahan kimia mudah
terbakar:

6. Jangan memanaskan zat yang mudah terbakar dengan api terbuka.


7. Sebelum menyulut api, periksa keberadaan zat yang mudah terbakar.
8. Hubungkan sumber penyalaan statis ke saluran pentanahan dengan baik, dan
gunakan alternatif paling tidak berbahaya yang tersedia.
9. Hubungkan arus listrik statis terakumulasi ke tanah saat memindahkan cairan
mudah terbakar dalam wadah logam untuk menghindari percikan.
10. Selalu perhatikan peralatan seperti pinggan panas, rendaman oli, mantel
emPejana, oven, pengering, dan perangkat pemanas lainnya saat beroperasi. Saat
membeli perangkat ini, pilih model dengan pematian suhu tinggi otomatis.
11. Jaga agar peralatan pemadaman api yang tepat siap digunakan.
Ikuti prosedur berikut untuk bekerja dengan cairan mudah
terbakar:

1. Hindari membuat konsentrasi uap yang mudah terbakar.


2. Jaga wadah cairan yang mudah terbakar tetap tertutup kecuali selama
pemindahan isi.
3. Larutkan uap yang mudah terbakar dengan ventilasi untuk menghindari
konsentrasi yang mudah terbakar.
4. Lakukan pemindahan hanya dalam tudung kimia laboratorium atau di area
lainnya yang memiliki ventilasi memadai untuk menghindari peningkatan
konsentrasi uap yang mudah terbakar.
5. Saat menggunakan teknik pelarutan, pastikan peralatan seperti kipas tahan
ledakan dan item yang menimbulkan percikan diletakkan di luar arus udara.
6. Hubungkan saluran dan bejana logam yang mengeluarkan cairan yang mudah
terbakar ke tanah dengan benar untuk menyebar listrik statis.
HASIL OBSERVASI

Berdasarkan hasil observasi di laboratorium kimia SMAN 3 Palembang


informasi yang diberikan oleh laboran dan kepala laboratorium kimia
SMAN 3 Palembang, praktikum yang dilakukan belum pernah
menggunakan bahan kimia yang berbahaya atau toksisitas tinggi, karena
praktikum yang dilakukan hanya sebatas percobaan sederhana saja.
Misalnya percobaan asam-basa, larutan elektrolit dan non elektrolit yang
hanya membutuhkan bahan yang tidak berbahaya dan bisa disiapkan oleh
siswa dari rumah misalnya inidikator alami. Tetapi selama praktikum siswa
tetap menggunakan alat perlindungan diri yang lengkap seperti jas lab,
sarung tangan, face shield, dan masker.
Di laboratorium ini sudah tersedia wastafel pada bagian dalam dan
luar ruangan dengan air yang mengalir serta tersedia kotak P3K
dan pemadam api untuk mengantisipasi apabila terjadi kecelakaan
kerja di laboratorium. Bahan kimia di laboratorium ini sudah
dilengkapi dengan simbol berbahaya pada wadah/botol setiap
bahan kimia sehingga siswa dapat mengetahui kandungan dan
potensi bahaya yang ditimbulkan oleh bahan kimia tersebut. Pada
laboratorium tersebut juga terdapat poster dan peraturan atau tata
tertib yang sangat penting untuk menjaga kelancaran dan
keselamatan percobaan.
HASIL OBSERVASI
1. LEMARI PENYIMPANAN APD 2. MASKER
HASIL OBSERVASI
3. FACE SHIELD 4. KOTAK P3K
HASIL OBSERVASI
5. POSTER LANGKAH MENCUCI TANGAN 6. POSTER
HASIL OBSERVASI
7. TATA TERTIB LABORATORIUM 8. WASTAFEL
HASIL OBSERVASI
9. PEMADAM KEBAKARAN
KESIMPULAN
Dalam bekerja di laboratorium kimia, hal yang perlu di perhatikan
yaitu keselamatan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah
satu aspek perlindungan bagi praktikan dengan memperhatikan prosedur
umum saat bekerja dengan bahan kimia berbahaya hayati dan mudah
terbakar dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja di laboratorium.
Berdasarkan hasil observasi di laboratorium kimia SMAN 3 Palembang
praktikum yang dilakukan sudah memenuhi prosedur umum bekerja
dengan bahan kimia mudah terbakar karena terdapat beberapa bahan kimia
mudah terbakar di laboratorium SMAN 3 Palembang antara lain seperti
alkohol, aseton, spiritus, dan lain-lain. Selama praktikum siswa wajib
memakai APD lengkap seperti yang tertera pada tata tertib laboratorium.
Di laboratorium ini sudah tersedia wastafel, kotak P3K dan pemadam api
untuk mengantisipasi apabila terjadi kecelakaan kerja di laboratorium.
Selanjutnya di SMAN 3 Palembang belum pernah menggunakan bahan
kimia yang berbahaya hayati karena praktikum yang dilakukan hanya
sebatas percobaan sederhana saja.

Anda mungkin juga menyukai