Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
Lingkungan kerja adalah segala hal atau unsur-unsur yang dapat mempengaruhi secara langsung
maupun tidak langsung terhadap organisasi atau perusahaan yang akan memberikan dampak baik atau
buruk terhadap kinerja dan kepuasan kerja karyawan (Soetjipto, 2008). Suatu kondisi lingkungan kerja
dikatakan baik atau sesuai apabila kayawan dapat bekerja secara optimal, sehat, aman, nyaman, dengan
produktivitas yang tinggi.Fakto fisik merupaka salah satu fakto yang dapat ditemukan di lingkungan
kerja. Faktor fisik tersebut salah satunya adalah pencahayaan.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002,penerangan adalah jumlah


penyinaran pada suatu bidang kerja yangdiperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.
Oleh sebab itusalah satu masalah lingkungan ditempat kerja harus diperhatikan
yaitupencahayaan. Nilai Pencahayaan yang dipersyaratkan oleh Kep-Menkes RINo.
1405/Menkes/SK/XI/2002 yaitu minimal 100 lux
a. Sumber-sumber Pencahayaan
1. Pencahayaan alami adalah cahaya yang ditimbulkan oleh matahari ataukubah langit.
Cahaya matahari yang mengandung radiasi panas ituapabila masuk ke dalam ruangan
akan menyebabkan kenaikan suhuruangan,misalnya matahari, lahar panas, fosfor di
pohon-pohon, kilat, kunang-kunang, dan bulan yang merupakan sumbercahaya alami
skunder, karena sebenarnya bulan hanya memantulkancahaya matahari.
2. Pencahayaan buatan (artificial light ) adalah segala bentuk cahaya yangbersumber
dari alat yang diciptakan oleh manusia, seperti: lampu pijar,lilin, lampu minyak tanah.
Pecahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan dari usaha manusia seperti
lampu pijar.
Sumber pencahayan buatan dibagi menajdi 2 yaitu
i. General lighting
adalah penerangan umum yaitu penerangan yangdibutuhkan untuk menerangi
suatu tempat atau ruangan tersebut
ii. Local lighting
iii. atau penerangan lokal, yaitu, penerangan pada tempatkerja dimana untuk
menerangi obyek pekerjaan.
b. Kerugian penerangan yang buruk
1) Penerangan yang buruk di lingkungan kerja akan menyebabkan hal-hal sebagai berikut
2) Kelelahan dan ketidaknyamanan pada mata yang akan mengakibatkankurangnya daya
efesiensi kerja.
3) Kelelahan mental yang akan berpengaruh pada kelelahan fisik.
4) Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata.
5) Kerusakan alat penglihatan (mata).
6) Meningkatnya kecelakaan kerja
c. Keuntungan pencahayaan yang baik :
1) Meningkatkan semangat kerja.
2) Produktivitas.
3) Mengurangi kesalahan.
4) Meningkatkan housekeeping.
5) Kenyamanan lingkungan kerja.
6) Mengurangi kecelakaan kerja.
BAB II
METODE
2.1 Alat
Berikut merupakan alat yang digunakan dalam pengukuran intensitas pencahayaan
beserta fungsinya.
no Alat Fungsi
1. Lux meter Sebagai alat ukur intensitas pencahayaan
2. Alat tulis Sebagai alat untuk mencatat hasil pengukuran di setiap titik
menulis sampel.

2.2 Langkah kerja


Pengukuran pencahayaan yang dilakukan, menggunakan regulasi sni 7062:2019 sebagai
dasar pengukuran pencahayaan. Langkah kerja tersebut adalah sebagai berikut,

a. Menghidupkan lux meter.


b. Memastikan rentang skala pengukuran pada lux meter sesuai dengan intensitas
pencahayaan yang diukur.
c. Membuka penutup sensor.
d. Melakukan pengecekan antara, memastikan pembacaan yang muncul di layar
menunjukkan angka nol saat sensor ditutup rapat.
e. Membawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik untuk
pengukuran intensitas pencahayaan umum atau pencahayaan setempat.
f. Melakukan pengukuran dengan ketinggian sensor alat 0,8 m dari lantai untuk
pengukuran intensitas pencahayaan umum.
g. Membaca hasil pengukuran pada layar setelah menunggu beberapa saat sehingga
didapat nilai angka yang stabil.
h. Melakukan pengukuran pada titik yang sama sebanyak 3 kali.
i. Mencatat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas
pencahayaan umum dan pencahayaan lokal
j. Memaatikan lux meter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas
pencahayaan.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil pengukuran


3.1.1 Pencahayaan umum
Hasil pencatatan pengukuran intensitas pencahaan umum
Nama perusahaan : UPT K2 Surabaya
Unit kerja :-
Alamat : Jl. Dukuh Menanggal No.122, Dukuh Menanggal, Kec.
Gayungan, Kota SBY, Jawa Timur 60234
Tanggal pengukuran : 13 Maret 2023
Nama alat pengukuran : Lux Meter
Jenis pengukuran : Pencahayaan Umum
Waktu pengukuran : 13.00
Tabel hasil pengukuran pencahayaan umum

Lokasi/titik Hasil pengukuran(lux) rerata keterangan


i ii iii

Rerata intensitas pencahayaan umum


3.1.2 Pencahayaan lokal

Hasil pencatatan pengukuran intensitas pencahaan lokal

Nama perusahaan : UPT K2 Surabaya


Unit kerja :-
Alamat : Jl. Dukuh Menanggal No.122, Dukuh Menanggal, Kec.
Gayungan, Kota SBY, Jawa Timur 60234
Tanggal pengukuran : 13 Maret 2023
Nama alat pengukuran : Lux Meter
Jenis pengukuran : Pencahayaan Lokal
Waktu pengukuran : 13.00

Tabel hasil pengukuran umum

Lokasi/titik Hasil pengukuran(lux) rerata keterangan


i ii iii

Rerata intensitas pencahayaan umum

3.2 Analisis dan Pembahasan


3.2.1 Pencahayaan umum
Berdasarkan pengukuran pencahayaan umum yang telah di lakukan
pada ruangan belakang aula UPTK2, yang memiliki luas area 420m2.
Berdasarkan SNI 7062:2019 tentang pengukuran intensitas pencahayaan di
tempat kerja mengkategorikan dimana luas ini termasuk dalam kategori luas
ruangan lebih dari 100 m2. Ruangan dengan luas lebih dari 100m2 jumlah titik
pengukuran minimal 36 titik, titik pengukuran merupakan titik temu antara dua
garis diagonal panjang dan lebar ruangan. Sehingga dengan ketentuan tersebut
maka pengukuran dilakukan pada 36 titik.
Hasil pengukuran dari 36 titik tersebut kemudian dibandingkan dengan
NAB pencahayaan yang diatur dalam PERMENAKER 5 Tahun 2018 tentang
lingkungan kerja. Ruang belakang aula UPTK2 dikategorikan sebagai gang-gang
dan atau jalan yang aktif dan ruangan untuk penyimpanan barang besar,
sehingga termasuk dalam kategori 3 yang memiliki NAB 50 Lux. Perbandingan
data hasil pengukuran dengan Nab yang terdapat dalam PERMENAKER 5 Tahun
2018 diketahui bahwa dari 36 titik yang diukur semua titik memiliki intensitas
pencahayaan diatas NAB, dan terdapat satu data yang memiliki nilai yang
dengan selisih yang cukup jauh dengan data lainnya, yaitu pada titik 24 dimana
data yang didapatkan adalah 780 lux, keadaan ini dipengaruhi oleh titik
pengukuran yang berada pada pintu keluar dengan tanpa tembok samping, dan
ditambah pantulan caha putih dari Gedung sebelah barat bangunan.

3.2.2 Pencahayaan lokal


Berdasarkan pengukuran yang telah di lakukan pada aula UPTK2, yang
memiliki 20 kursi dengan meja panjang dan 8 deret kursi dengan meja kecil,
dimana setiap deret diambil 1 meja yang paling tengah untuk mewakili deret
kerja tersebut. Pengambilan titik ini berdasarkan SNI 7062:2019 tentang
pengukuran intensitas pencahayaan lokal di tempat kerja, dimana pengukuran
pencahahayaan lokal, Titik pengukuran ditentukan pada benda-benda,
obyek kerja, peralatan atau mesin dan proses produksi serta area kerja
tertentu. Sehingga ditetapkan pengukuran pencahayaan lokal dilakukan
pada 28 titik yang mewakili setiap bidang kerja.
Hasil pengukuran dari 28 titik tersebut kemudian dibandingkan dengan
NAB pencahayaan yang diatur dalam PERMENAKER 5 Tahun 2018 tentang
lingkungan kerja. Aula UPTK2 dikategorikan sebagai ruang kerja dengan aktivitas
pekerjaan kantor yang berganti ganti, menulis, dan membaca, pekerjaan arsip
dan seleksi durat-surat. gang-gang dan atau jalan yang aktif dan ruangan untuk
penyimpanan barang besar, sehingga termasuk dalam kategori 6 yang memiliki
NAB 300 Lux. Perbandingan data hasil pengukuran dengan Nab yang terdapat
dalam PERMENAKER 5 Tahun 2018 diketahui bahwa dari 28 titik yang diukur 27
titik memiliki intensitas pencahayaan dibawah standar, dan terdapat satu data
yang memiliki nilai diatas nab, yaitu pada titik 26 dimana data yang didapatkan
adalah 309 lux, keadaan ini dipengaruhi oleh titik pengukuran yang berada pada
pintu keluar dekat dengan jendela kaca transparan yang cukup besar dan
ditambah pantulan cahaya dari kendaraan yang lewat di depan gedung.

7. Kesimpulan

Meninjau dari hasil pengukuran yang telah dianalisis pada bagian pembahasan kesimpulan yang
dapat diketahui dari kedua pengukuran adalah sebagai berikut

 Pengukuran pencahayaan umum


o Berdasarkan pengukuran pencahayaan umum yang dilakukan pada ruang belakang
aula UPTK2 36 dari 36 titik pengukuran berada di kategori diatas standar, sehingga
memiliki presentase 100% diatas standar PERMENAKER 5 Tahun 2018
 Pengukuran pencahayaan lokal
o Berdasarkan pengukuran 27 dari 28 titik berada di kategori di bawah standar, sehingga
96% bidang kerja pada aula uptk2 tidak memenuhi standar pencahayaan menurut
PERMENAKER 5 Tahun 2018.

8. Rekomendasi (kalo tidak sesuai NAB harus diberi rekomendasi, kalo sudah sesuai NAB tidak diberi
rekomendasi)

Berdasarkan hasil dan kesimpulan yang ada rekomendasi yang diberikan pada tiap pengukuran adalah
sebagai berikut

 Pengukuran pencahayaan umum


o Pihak penanggung jawab sarana dan prasarana UPTK2 Surabaya wajib melakukan
modifikasi design ruangan sehingga intensitas pencahayaan yang ada pada ruangan
belakang aula UPTK2 ini sesuai dengan standar PERMENAKER 5 Tahun 2018.
 Pengukuran pencahayaan lokal
o Pihak penanggung jawab sarana dan prasarana UPTK2 Surabaya wajib memastikan
ruangan yang digunakan sebagai tempat dengan aktivitas pekerjaan kantor memiliki
intensitas pencahayaan ruangan sesuai dengan standar PERMENAKER 5 Tahun 2018.
Hal ini dapat dilakukan dengan
 Menyalakan lampu saat cuaca dalam kondisi mendung.
 Melakukan pembersihan pada lampu, sehingga cahaya dapat menyebar
dengan sempurna.
 Membuka gorden sehingga cahaya yang berasal dari sinar matahari dapat
masuk dengan baik.
 Melakukan penggantian lampu di ruang aula UPTK2 dengan lampu yang
memiliki intensitas yang lebih besar.
o

Anda mungkin juga menyukai