Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan,
kelancaran dan berkat karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
yang berjudul “Quality Control Bahan-Bahan Laboratorium”. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas mata kuliah Quality Control. Penulis mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian...............................................................................................................5
2.2 Jenis-Jenis Bahan Laboratorium.............................................................................5
2.3 Dasar Pemilihan Bahan-Bahan Laboratorium........................................................11
2.4 Pembuatan Bahan-Bahan Laboratorium.................................................................12
2.5 Penyimpanan Bahan-bahan Laboratorium.............................................................14
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................18
3.2 Saran........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 RumusanMasalah
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
5
melewati tahap pengujian, jadi ketiga jenis tingkatan zat kimia lainnya
tidak boleh digunakan dilaboratorium kesehatan.
b. Menurut cara pembuatannya , dibagi menjadi :
- Reagen buatan sendiri.
- Reagen Jadi (komersial) yang dibuat oleh pabrik.
2.2.2 Standar
a. Standar Primer
Merupakan zat termurni dalam kelasnya, yang menjadi standar untuk semua
zat lain. Standar primer umumnya mempunyai kemurnian > 99%,
Syaratnya :
Stabil
Dapat dibakar sampai suhu 105-110 C tanpa perubahan kimia
Tidak higroskopis
Mempunyai komposisi yang jelas
Dapat disiapkan dengan kemurniaan >99%
Dapat dianalisis secara tepat
Mempunyai ekivalensi berat yang tinggi sehingga kesalahan penimbangan
Berefek minmal terhadap konsentrasi larutan standar
b. Standar Sekunder
Standar sekunder merupakan zat-zat yang konsentrasi dan kemurniaannya
ditetapkan melalui analisis dengan perbandingan terhadap standar primer.
6
a. Harus mempunyai komposisi sama atau mirip dengan spesimen. Misalnya
untuk pemeriksaan urine digunakan bahan kontrol urine atau zat yang
menyerupai urine.
b. Komponen yang terkandung didalam bahan kontrol harus stabil artinya selama
masa penyimpanan bahan ini tidak boleh mengalami perubahan.
c. Hendaknya disertai dengan sertifikat analisa yang dikeluarkan oleh pabrik
yang bersangkutan pada bahan kontrol jadi (komersial).
a. Bahan kontrol yang dibuat dari serum kumpulan (pooled sera). Pooled sera
merupakan campuran dari bahan sisa serum pasien yang bebas hemolisis dan
lipemik.
Cara pembuatan serum kontrol :
1. Serum dikumpulkan dalam tabung poliotilen
2. Kemudian disimpan pada suhu --20C
3. Serum yang terkumpul dicairkan kembali dan diaduk rata
4. Dipusingkan untuk menghilangkan fibrin dan kotoran lain
5. Saring dengan kertas saring
6. Bagi kedalam botol botol sebanyak yang diperlukan
7. Disimpan dalam suhu –20Co
8. Untuk mengatur pH dapat ditambah asam asetat glasial
b. Bahan kontrol yang dibuat dari bahan kimia murni disebut sebagai larutan
spikes.
7
c. Bahan kontrol yang dibuat dari lisat disebut hemolisat.
2.2.4 Air
8
Tabel 4.1
Bakteri dalam air dapat menginaktivasi reagen, dapat berperan dalam jumlah total
kontaminasi organik, atau mengubah sifat optis larutan. Tahanan listrik menghasilkan ukuran
non spesifik kandungan ion. Silikat mempengaruhi pemeriksaan pada sebagaian besar
penentuan enzim, analisis elektrolit dan logam berat.
PENGGUNAAN :
2.2.5 Media
Media adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroba. Supaya mikroba dapat tumbuh dengan baik dalam suatu
media, perlu dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
9
Jenis media dapat digologkan berdasarkan :
a. Susunan kimia
Terdapat berbagai jenis media yaitu :
1) Media anorganik : tersusun dari bahan anorganik
2) Media organik : tersusun dari bahan organic
3) Media sintesis : media buatan
4) Media non sintesis : media alamiah misalnya wortel, kentang dll
b. Konsistensi/ kepadatan
Terdapat berbagai jenis media yaitu :
1) Media cair misalnya : air pepton, nutrient broth, Tarozzi
2) Media setengah padat misalnya : SIM agar, Carry & Blair
3) Media padat misalnya media agar
c. Fungsi
Terdapat berbagai jenis media yaitu :
1) Transport Media perbenihan : digunakan untuk mengirimkan spesimen
dari suatu tempat ke laboratorium.
Contoh : Carry & blair untuk tinja
2) Enrichment media perbenihan : digunakan untuk memperbanyak bakteri
baik yang ada didalam spesimen maupun koloni-koloni yang kecil-kecil.
Contoh : Thioglylcolate broth untuk darah
3) Enrichment exclusive media perbenihan : yang dapat memperbanyak
segolongan Bakteri, sedangkan bakteri lainnya dihambat atau tidak dapat
tumbuh.
Contoh : Alcalis pepton water untuk vibrio spp
4) Exclusive media perbenihan : yang hanya dapat ditumbuhi segolongan
bakteri saja. Sedangkan bakteri lainnya tidak tumbuh dan dapat dibeda-
bedakan koloni species satu dengan lainnya.
Contoh : Azide agar untuk salmonella
5) Selektive media perbenihan : yang dapat digunakan untuk membedakan
golongan satu dengan lainnya sehingga dapat dipilih koloni-koloni bakteri
yang dicari.
Contoh : SS agar, Blood agar, Brain agar untuk salmonella shigella
10
Memilih bahan laboratorium yang akan digunakan harus mempertimbangkan :
1. Kebutuhan
2. Produksi pabrik yang telah dikenal
3. Deskripsi lengkap dari bahan
4. Masa kadaluarsa panjang
5. Volume atau isi kemasan
6. Digunakan untuk pemakaian ulang atau sekali pakai
7. Mudah diperoleh dipasaran
8. Nilai ekonomisnya
9. Pemasok
10. Kelancaran dan kesinambungan pengadaan
11. Pelayanan purna jual.
Selain hal tersebut diatas, untuk masing-masing bahan laboratorium perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
1. Reagen
a. Untuk analisis dilaboratorium harus memilih reagen tingkat analitis
b. Reagen yang sudah jadi direkomendasikan sebagai pilihan utama
2. Standar
Standar primer merupakan standar yang direkomendasikan, dan untuk standarisasi
digunakan larutannya.
3. Bahan Kontrol
Pemilihan bahan kontrol didasarkan pada hal-hal sebagai berikut :
a. Spesimen yang akan diperiksa
Spesimen dari manusia, maka lebih baik menggunakan bahan kontrol yang berasal
dari manusia. Dan kalau spesimen air hendaknya menggunakan bahan kontrol yang
berasal dari kimia murni.
b. Penggunaan
Bahan kontrol yang dibuat dari kimia murni banyak dipakai untuk
pemeriksaan kimia lingkungan, bidang kimia klinik dan urinalisis.
Pooled sera dan liofilisat banyak digunakan dibidang kimia klinik dan
imunoserologi.
c. Bahan kontrol assayed digunakan untuk uji ketepatan dan ketelitian pemeriksaan
uji kualitas reagen, uji kualitas alat dan uji kualitas metode pemeriksaan.
11
d. Bahan kontrol unassayed digunakan untuk uji ketelitian suatu pemeriksaan.
e. Kuman kontrol digunakan untuk uji mutu reagen/media pada bidang mikrobiologi.
f. Stabilitas bahan control.
Bentuk padat bubuk (liofilisat) lebih stabil dan umumnya dalam bentuk strip
stabilitas bahan kontrol yang dibuat sendiri kurang terjamin, selain itu juga
mempunyai bahaya infeksi yang tinggi.
4. Air
Pemilihan jenis air didasarkan pada penggunaannya yaitu:
a. Air jenis 1 digunakan untuk :
Metode kultur jaringan atau sel, analisis kimia ultra mikro, analisis kimia,
penyiapan larutan standar, uji enzim, uji mineral, uji logam berat dan uji
kuantitatif metode imunofluoresen
b. Air jenis 2 digunakan untuk :
Penyiapan media mikrobiologi, pemeriksaan laboratorium klinik rutin, pengecatan
dan pewarnaan histologi, pembuatan reagen yang akan disterilkan dan reagen
dengan zat pengawet
c. Air jenis 3 digunakan untuk :
Pencucian alat gelas, pemeriksaan kualitatif urinalisis, parasitologi dan histologi
5. Media
Untuk pemilihan media yang akan digunakan harus mempertimbangankan nilai
ekonomis, tranportasi, stabilitas, dan tujuan pemeriksaan.
A. Pembuatan Reagen
12
Trinatrium sitrat (Na3C6Hp7.2H20) 173 g
Natrium karbonat (Na2CO), anhidrat 100 g
Air suling 1000 ml
- Larutkan trinatrium sitrat dan natrium karbonat di dalam labu yang berisi
kira-kira 800 ml air suling.
- Tambahkan larutan tembaga (ll) sulfat, perlahan-lahan ke dalam larutan
tadi sambil mengocoknya supaya homogen.
- Tambahkan air suling hingga batas volume 1000 ml.
- Tuangkan larutan ke dalam botol bersumbat-kaca.
- Labeli botol dengan menuliskan "BENEDICT, LARUTAN" dan tuliskan
tanggal pembuatannya.
B. Pembuatan Air Laboratorium
Air bebas-mineral
Air bebas-mineral (demineralized water) adalah air yang tidak mengandung ion,
tetapi mungkin saja masih mengandung senyawa organik.
Pembuatan :
Air bebas-mineral dibuat dengan mengalirkan air biasa melalui tabung berisi resin
pertukaran-ion (ion-exchange resin). Peralatannya terdiri atas magasin (cartridge)
panjang, yang berisi butiran-butiran resin pertukaran-ion. Air disaring didalam tabung
berisi butiran resin tersebut, sehingga semua ion mineral tertahan.
Kegunaan :
Air bebas-mineral dapat digunakan untuk :
membilas peralatan gelas sebelum dikeringkan
menyiapkan hampir seluruh reagen laboratorium medis, termasuk reagen
pewarnaan.
C. Pembuatan Media
A. Media cair
1. Pepton sebanyak 0,5 gram,
2. Maggi/ekstrak daging sebanyak 0,03 gram
3. Masing-masing bahan tersebut di larutkan dalam 200cc aquadest sehingga
menjadi larutan yang homogen.
4. Memanaskan dalam penangas air hingga larutan medium mendidih dan
menunggu 5 menit
13
5. Setelah dingin tambah dengan 1 tetes indikator PP kemudian menetralkan
larutan medium tersebut dengan menggunakan NaOH sedikit demi sedikit
sampai berubah menjadi warna merah jambu.
6. Air yang hilang selama pemanasan supaya diganti dengan menambahkan
aquadest sampai volumenya sama seperti semula.
7. Menyaring dengan kapas/kain penyaring yang bersih, bagi kedalaman
tabung reaksi.
8. Mensterilkan dengan menggunakan autoclaf pada tekanan 1 atm selama 20
menit (temperature 121oC).
B. Media Padat
Media yang ditambah tepung agar sebanyak 12-15%. Media ini dapat di
bedakan menjadi tiga jenis menurut bentuk dan wadahnya, yaitu media tegak, media
miring, dan media lempeng. Media tegak menggunakan tabung reaksi yang di
tegakkan sebagai wadahnya. Media miring menggunakan tabung reaksi yang
dimiringkan. Media lempeng menggunakan cawan petri sebagai wadahnya. Media
padat umumnya digunakan untuk bakteri, ragi, jamur, dan terkadang juga mikroalga.
Bahan laboratorium harus ditangani dengan cermat dalam penyimpanan dan harus
mempertimbangankan :
14
c. Larutan reagen tertentu yang menyerap cahaya dan dapat mengalami reaksi
fotokimia disimpan dalam botol plastik putih
d. Cairan dan larutan organik reagen tertentu disimpan dalam botol kaca berwarna
cokat
e. Untuk reagen tertentu disimpan pada suhu ruangan atau suhu dingin (2-8oC)
2. Reagen Jadi
a. Tutuplah botol waktu penyimpanan
b. Tidak boleh terkena matahari langsung
c. Beberapa reagen harus disimpan dalam botol coklat
d. Beberapa reagen tidak boleh diletakkan berdekatan satu dengan lainnya
e. Bahan-bahan yang berbahaya diletakkan dibagian bawah/lantai dengan tanda
bahaya
f. Buat kartu stok yang memuat tanggal penerimaan, tanggal kadaluarsa, tanggal
wadah reagen dibuka, jumlah reagen yang diambil
3. Media dehidrasi
a. Tidak dapat disimpan untuk waktu yang tak terbatas terutama bila penutup wadah
telah dibuka
b. Jumlah keseluruhan harus dikemas dalam wadah yang akan habis digunakan
dalam 1-2 bulan
c. Saat diterima semua wadah tertutup rapat
d. Tanggal penerimaan harus dicatat pada setiap wadah
e. Harus disimpan ditempat gelap, sejuk, dan bervetilasi baik
f. Tanggal pembuka wadah harus dicatat pada wadah tersebut.
4. Media yang telah dilarutkan
a. Hindari terkena cahaya matahari langsung atau panas
b. Media yang diperkaya dengan darah, bahan organik atau antibiotik harus disimpan
dalam lemari es.
c. Harus dijaga agar media tidak mengalami kekeringan. Untuk media dalam cawan
petri sebaiknya disimpan dalam kantong plastik tertutup dan disimpan dalam lemari
es.
d. Harus diperhatikan batas lama penyimpanan, yaitu :
1) Tabung dengan sumbat kapas : 1 minggu
2) Tabung dengan sumbat longgar : 1 minggu
3) Cawan petri ( dalam bungkus plastik) : 3 minggu
15
4) Botol dengan tutup ulir : 3 bulan
5) Bahan-bahan Kimia
Beberapa tipe bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan kimia :
16
Bahan kimia dilaboratorium yang dapat menimbulkan reaksi berbahaya jika
tercampur satu sama lain, reaksi tersebut dapat berupa kebakaran atau ledakan.
Beberapa contoh bahan kimia yang incompatible dapat dilihat dalam tabel.
Tabel 4.2
Bahan bahan reaktif yang bila tercampur menimbulkan kebakaran atau ledakan
BAB III
17
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Untuk penulisan berikutnya perlu ditambahkan mengenai hal-hal yang harus diketahui
petugas laboran mengenai perawatan, penyimpanan dan perbaikan alat laboratorium yang
dapat meningkatkan kompetensi petugas dalam bekerja. Diharapkan penulis lebih peka dan
lebih fokus membahas mengenai bahan-bahan laboratorium apa saja yang biasanya menjadi
permasalahan dalam perawatan, penyimpanan, dan perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA
18
Maria, Tuntun . 2018. Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik (TLM). : Buku Kendali
Mutu
https://www.slideshare.net
19