Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH QUALITY CONTROL

“QUALITY CONTROL BAHAN-BAHAN LABORATORIUM”

Disusun Oleh :

1. Trisa Fajar Melinda 1713353005

2. Khansa Yoan Abesha 1713353042

3. Happya Ghazianni 1713353048

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan,
kelancaran dan berkat karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
yang berjudul “Quality Control Bahan-Bahan Laboratorium”. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas mata kuliah Quality Control. Penulis mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.

Bandar Lampung, 28 Agustus 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian...............................................................................................................5
2.2 Jenis-Jenis Bahan Laboratorium.............................................................................5
2.3 Dasar Pemilihan Bahan-Bahan Laboratorium........................................................11
2.4 Pembuatan Bahan-Bahan Laboratorium.................................................................12
2.5 Penyimpanan Bahan-bahan Laboratorium.............................................................14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................18
3.2 Saran........................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara garis besar pengendalian/pemantapan mutu pemeriksaan laboratorium


dilakukan secara internal dan eksternal. Pengendalian mutu yang dilakukan secara internal
disebut dengan PMI (Pemantapan Mutu Internal) atau QC internal, dan yang dilakukan secara
eksternal disebut dengan PME (Pemantapan Mutu Eksternal) atau disebut Uji Profisiensi.

Kegiatan pengendalian mutu laboratorium penting dijalankan untuk menghasilkan


pemeriksaan laboratorium yang bermutu, karena hasil pemeriksaan laboratorium digunakan
oleh Klinisi untuk menegakkan diagnosa seorang pasien, sehingga harus dapat dijamin
ketelitian dan ketepatannya. Hasil pemeriksaan laboratorium yang bermutu merupakan
tanggung jawab seorang ATLM, sehingga dalam melaksanakan kegiatan laboratorium selalu
memperhatikan setiap tahapannya agar dapat mengendalikan mutu laboratorium.
Pengendalian mutu ini sangat penting dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan
hasil pemeriksaan laboratorium.

1.2 RumusanMasalah

1. Apa saja jenis-jenis bahan laboratorium?

2. Bagaimana cara pembuatan bahan-bahan laboratorium?

3. Bagaimana cara penyimpanan bahan-bahan laboratorium?

1.3 Tujuan

1. Mengetahu jenis-jenis bahan laboratorium.

2. Untuk mengetahui cara pembuatan bahan-bahan laboratorium.

3. Mengetahui cara penyimpanan bahan-bahan laboratorium.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Bahan laboratorium adalah bahan segala sesuatu yang diolah/digunakan untuk


pengujian, kalibrasi dan pelayanan masyarakat. Keberadaan bahan laboratorium merupakan
sarana utama dalam melakukan kegiatan di laboratorium, dan dalam kegiatan di laboratorium
harus mengenal dan mengetahui berbagai macam-macam bahan laboratorium yang
dipergunakan saat praktek serta mampu menggunakannya dengan baik dan benar. Dengan
mengetahui bahaya yang dapat ditmbulkan oleh bahan laboratorium tersebut maka akan dapat
lebih berhati-hati dalam menggunakan bahan laboratorium tersebut.

2.2 Jenis-Jenis Bahan Laboratorium


2.2.1 Reagen
a. Menurut tingkat kemurniaannya reagen dibagi menjadi :
1) Reagen Tingkat Analitis (Analytical Reagent /Ar)
Reagen ini terdri atas zat-zat kimia yang mempunyai kemurnian sangat tinggi.
Kemurnian zat-zat tersebut dianalisis dan dicantumkan pada botol/wadahnya.
Penggunaan bahan kimia AR pada laboratorium klinik tidak dapat digantikan
dengan zat kimia tingkat lain.
2) Zat Kimia Tingkat Lain
Zat Kimia lain tersedia dalam tingkatan dan penggunaan yang berbeda yaitu:
1. Tingkat kemurniaan Kimiawi (Chemically Pure Grade)
Beberapa bahan kimia organik berada pada tingkatan ini, tetapi
penggunaan sebagai reagen kimia klinik perlu tahap pengujian yang teliti
sebelum dipakai rutin.
2. Tingkat Praktis (Practical Grade)
3. Tingkat Komersial (Commercial Grade)
Zat kimia yang diperjual belikan bebas dipasaran misalnya Alkohol 70%.
4. Tingkat Teknis (Technical Grade)
Umumnya zat kimia ditingkatan ini digunakan diindustri-industri kimia.
Zat kimia/reagen yang digunakan dilaboratorim kesehatan ialah zat kimia
tingkat analitis atau zat kimia/reagen pada tingkat kimia murni yang telah

5
melewati tahap pengujian, jadi ketiga jenis tingkatan zat kimia lainnya
tidak boleh digunakan dilaboratorium kesehatan.
b. Menurut cara pembuatannya , dibagi menjadi :
- Reagen buatan sendiri.
- Reagen Jadi (komersial) yang dibuat oleh pabrik.

2.2.2 Standar

Standar adalah zat-zat yang konsentrasi atau kemurniannya diketahui dan


diperoleh dengan cara penimbangan.

Ada 2 macam standar :

a. Standar Primer
Merupakan zat termurni dalam kelasnya, yang menjadi standar untuk semua
zat lain. Standar primer umumnya mempunyai kemurnian > 99%,
Syaratnya :
 Stabil
 Dapat dibakar sampai suhu 105-110 C tanpa perubahan kimia
 Tidak higroskopis
 Mempunyai komposisi yang jelas
 Dapat disiapkan dengan kemurniaan >99%
 Dapat dianalisis secara tepat
 Mempunyai ekivalensi berat yang tinggi sehingga kesalahan penimbangan
 Berefek minmal terhadap konsentrasi larutan standar
b. Standar Sekunder
Standar sekunder merupakan zat-zat yang konsentrasi dan kemurniaannya
ditetapkan melalui analisis dengan perbandingan terhadap standar primer.

2.2.3 Bahan Kontrol

Untuk memperoleh mutu pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan usaha


pemantapan kualitas uji laboratorium. Salah satu sarana dalam mencapai tujuan
tersebut yakni Penyediaan bahan kontrol. Bahan kontrol dipakai sebagai sediaan
untuk penentuan reliabilitas suatu proses analisis terutama presisi dan akurasi suatu
pemeriksaan laboratorium untuk dapat digunakan sebagai bahan kontrol suatu
pemeriksaan, bahan tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

6
a. Harus mempunyai komposisi sama atau mirip dengan spesimen. Misalnya
untuk pemeriksaan urine digunakan bahan kontrol urine atau zat yang
menyerupai urine.
b. Komponen yang terkandung didalam bahan kontrol harus stabil artinya selama
masa penyimpanan bahan ini tidak boleh mengalami perubahan.
c. Hendaknya disertai dengan sertifikat analisa yang dikeluarkan oleh pabrik
yang bersangkutan pada bahan kontrol jadi (komersial).

Bahan kontrol dapat dibedakan berdasarkan :

a. Sumber bahan kontrol ditinjau dari sumberny


Bahan kontrol dapat berasal dari manusia, binatang atau merupakan bahan kimia
murni.
b. Bentuk bahan kontrol
Menurut bentuk bahan kontrol ada bermacam macam yaitu bentuk cair, bentuk
padat bubuk dan bentuk strip. Bahan kontrol bentuk padat bubuk dan bentuk strip
harus dilarutkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
c. Buatan
Bahan kontrol dapat dibuat sendiri atau dapat dibeli dalam bentuk jadi.

Ada beberapa macam bahan kontrol yang dibuat sendiri :

a. Bahan kontrol yang dibuat dari serum kumpulan (pooled sera). Pooled sera
merupakan campuran dari bahan sisa serum pasien yang bebas hemolisis dan
lipemik.
Cara pembuatan serum kontrol :
1. Serum dikumpulkan dalam tabung poliotilen
2. Kemudian disimpan pada suhu --20C
3. Serum yang terkumpul dicairkan kembali dan diaduk rata
4. Dipusingkan untuk menghilangkan fibrin dan kotoran lain
5. Saring dengan kertas saring
6. Bagi kedalam botol botol sebanyak yang diperlukan
7. Disimpan dalam suhu –20Co
8. Untuk mengatur pH dapat ditambah asam asetat glasial
b. Bahan kontrol yang dibuat dari bahan kimia murni disebut sebagai larutan
spikes.

7
c. Bahan kontrol yang dibuat dari lisat disebut hemolisat.

Bahan kontrol yang dibeli dalam bentuk sudah jadi adalah :

a. Bahan control unassayed


Merupakan bahan kontrol yang tidak mempunyai nilai rujukan sebagai tolok
ukur. Nilai rujukan dapat diperoleh setelah dilakukan periode pendahuluan.
Biasanya dibuat kadar normal maupun abnormal. Kebaikan bahan kontrol jenis ini
ialah tahan lama, bisa digunakan untuk semua tes, tidak perlu membuat sendiri,
analisis statistik dilakukan 1 kali pertahun. Kekurangannya adalah kadang-kadang
ada variasi dari botol kebotol ditambah kesalahan pada rekonstitusi, sering serum
diambil dari hewan yang mungkin tidak sama dengan serum manusia.
b. Bahan Kontrol Assayed
Merupakan bahan kontrol yang diketahui nilai rujukannya serta batas
toleransi. Menurut metode pemeriksaannya. Harga bahan konrol ini lebih mahal.
Untuk laboratorium kecil, penggunaan bahan kontrol ini ada baiknya karena bila
membuat sendiri dengan serum akan mahal dan penentuan analisis statistiknya
lebih sukar dan mahal. Bahan kontrol ini dapat digunakan untuk kontrol akurasi,
selain itu bahan kontrol ini diperlukan untuk menilai alat dan cara baru.

2.2.4 Air

Air merupakan bahan termurah dari semua bahan yang digunakan


dilaboratorium tetapi, air merupakan bahan terpenting dan yang paling sering
digunakan, oleh karena itu kualitas air yang digunakan harus memenuhi standar
seperti halnya bahan lain yang digunakan dalam analisis.

8
Tabel 4.1

Spesifikasi Jenis-jenis Air untuk Laboratorium

Spesifikasi Jenis Air 1 Jenis Air 2 Jenis Air 3


Kandungan Bakteri 10 1000 -
maks (CFU/ml)
Tahanan Listrik min 10 10 10
(megaohm-cm)
Kandungan Silikat 0,05 0,1 1,0
maks (mg/l S1O2)
Ph - - 5,8-8,0
Sumber : (GLP, 2008)

Bakteri dalam air dapat menginaktivasi reagen, dapat berperan dalam jumlah total
kontaminasi organik, atau mengubah sifat optis larutan. Tahanan listrik menghasilkan ukuran
non spesifik kandungan ion. Silikat mempengaruhi pemeriksaan pada sebagaian besar
penentuan enzim, analisis elektrolit dan logam berat.

PENGGUNAAN :

 Air Jenis 1 : digunakan untuk metode pemeriksaan yang memerlukan pengganggu


minim dan ketepatan serta ketelitian tinggi.
 Air Jenis 2 : digunakan untuk persiapan reagen, pewarnaan atau pengecatan.
Penyimpanan dan pengangkutan harus diperhatikan kontaminasi minimumdari bahan
kimia dan mikroorganisme.
 Air Jenis 3 : digunakan untuk pencucian peralatan gelas dan prosedur kualitatif
tertentu misalnya pada urinalisa.

2.2.5 Media

Media adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroba. Supaya mikroba dapat tumbuh dengan baik dalam suatu
media, perlu dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba


b. Harus mempunyai tekanan osmose, tegangan muka, dan pH yang sesuai
c. Tidak mengandung zat-zat penghambat
d. Harus steril

9
Jenis media dapat digologkan berdasarkan :

a. Susunan kimia
Terdapat berbagai jenis media yaitu :
1) Media anorganik : tersusun dari bahan anorganik
2) Media organik : tersusun dari bahan organic
3) Media sintesis : media buatan
4) Media non sintesis : media alamiah misalnya wortel, kentang dll
b. Konsistensi/ kepadatan
Terdapat berbagai jenis media yaitu :
1) Media cair misalnya : air pepton, nutrient broth, Tarozzi
2) Media setengah padat misalnya : SIM agar, Carry & Blair
3) Media padat misalnya media agar
c. Fungsi
Terdapat berbagai jenis media yaitu :
1) Transport Media perbenihan : digunakan untuk mengirimkan spesimen
dari suatu tempat ke laboratorium.
Contoh : Carry & blair untuk tinja
2) Enrichment media perbenihan : digunakan untuk memperbanyak bakteri
baik yang ada didalam spesimen maupun koloni-koloni yang kecil-kecil.
Contoh : Thioglylcolate broth untuk darah
3) Enrichment exclusive media perbenihan : yang dapat memperbanyak
segolongan Bakteri, sedangkan bakteri lainnya dihambat atau tidak dapat
tumbuh.
Contoh : Alcalis pepton water untuk vibrio spp
4) Exclusive media perbenihan : yang hanya dapat ditumbuhi segolongan
bakteri saja. Sedangkan bakteri lainnya tidak tumbuh dan dapat dibeda-
bedakan koloni species satu dengan lainnya.
Contoh : Azide agar untuk salmonella
5) Selektive media perbenihan : yang dapat digunakan untuk membedakan
golongan satu dengan lainnya sehingga dapat dipilih koloni-koloni bakteri
yang dicari.
Contoh : SS agar, Blood agar, Brain agar untuk salmonella shigella

2.3 Dasar Pemilihan Bahan-Bahan Laboratorium

10
Memilih bahan laboratorium yang akan digunakan harus mempertimbangkan :
1. Kebutuhan
2. Produksi pabrik yang telah dikenal
3. Deskripsi lengkap dari bahan
4. Masa kadaluarsa panjang
5. Volume atau isi kemasan
6. Digunakan untuk pemakaian ulang atau sekali pakai
7. Mudah diperoleh dipasaran
8. Nilai ekonomisnya
9. Pemasok
10. Kelancaran dan kesinambungan pengadaan
11. Pelayanan purna jual.

Selain hal tersebut diatas, untuk masing-masing bahan laboratorium perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
1. Reagen
a. Untuk analisis dilaboratorium harus memilih reagen tingkat analitis
b. Reagen yang sudah jadi direkomendasikan sebagai pilihan utama
2. Standar
Standar primer merupakan standar yang direkomendasikan, dan untuk standarisasi
digunakan larutannya.
3. Bahan Kontrol
Pemilihan bahan kontrol didasarkan pada hal-hal sebagai berikut :
a. Spesimen yang akan diperiksa
Spesimen dari manusia, maka lebih baik menggunakan bahan kontrol yang berasal
dari manusia. Dan kalau spesimen air hendaknya menggunakan bahan kontrol yang
berasal dari kimia murni.
b. Penggunaan
 Bahan kontrol yang dibuat dari kimia murni banyak dipakai untuk
pemeriksaan kimia lingkungan, bidang kimia klinik dan urinalisis.
 Pooled sera dan liofilisat banyak digunakan dibidang kimia klinik dan
imunoserologi.
c. Bahan kontrol assayed digunakan untuk uji ketepatan dan ketelitian pemeriksaan
uji kualitas reagen, uji kualitas alat dan uji kualitas metode pemeriksaan.

11
d. Bahan kontrol unassayed digunakan untuk uji ketelitian suatu pemeriksaan.
e. Kuman kontrol digunakan untuk uji mutu reagen/media pada bidang mikrobiologi.
f. Stabilitas bahan control.
Bentuk padat bubuk (liofilisat) lebih stabil dan umumnya dalam bentuk strip
stabilitas bahan kontrol yang dibuat sendiri kurang terjamin, selain itu juga
mempunyai bahaya infeksi yang tinggi.
4. Air
Pemilihan jenis air didasarkan pada penggunaannya yaitu:
a. Air jenis 1 digunakan untuk :
Metode kultur jaringan atau sel, analisis kimia ultra mikro, analisis kimia,
penyiapan larutan standar, uji enzim, uji mineral, uji logam berat dan uji
kuantitatif metode imunofluoresen
b. Air jenis 2 digunakan untuk :
Penyiapan media mikrobiologi, pemeriksaan laboratorium klinik rutin, pengecatan
dan pewarnaan histologi, pembuatan reagen yang akan disterilkan dan reagen
dengan zat pengawet
c. Air jenis 3 digunakan untuk :
Pencucian alat gelas, pemeriksaan kualitatif urinalisis, parasitologi dan histologi
5. Media
Untuk pemilihan media yang akan digunakan harus mempertimbangankan nilai
ekonomis, tranportasi, stabilitas, dan tujuan pemeriksaan.

2.4 Pembuatan Bahan-Bahan Laboratorium

A. Pembuatan Reagen

1. Etanol-asam, reagen pewarnaan Ziehl-Neelsen


 Asam klorida (HCI), pekat 3 ml
 Etanol (CH3COOH), 9S% 97 ml
 Labeli botol dengan menuliskan "ETANOL-ASAM, REAGEN
PEWARNAAN ZIEHL-NEELSEN" dan cantumkan tanggal pembuatannya.
Peringatan : Asam klorida merupakan larutan yang sangat korosif.

2. Benedict, larutan (No. 10)


 Tembaga (ll) sulfat (CuS04.SH20) 17,3 g

12
 Trinatrium sitrat (Na3C6Hp7.2H20) 173 g
 Natrium karbonat (Na2CO), anhidrat 100 g
 Air suling 1000 ml
- Larutkan trinatrium sitrat dan natrium karbonat di dalam labu yang berisi
kira-kira 800 ml air suling.
- Tambahkan larutan tembaga (ll) sulfat, perlahan-lahan ke dalam larutan
tadi sambil mengocoknya supaya homogen.
- Tambahkan air suling hingga batas volume 1000 ml.
- Tuangkan larutan ke dalam botol bersumbat-kaca.
- Labeli botol dengan menuliskan "BENEDICT, LARUTAN" dan tuliskan
tanggal pembuatannya.
B. Pembuatan Air Laboratorium
Air bebas-mineral
Air bebas-mineral (demineralized water) adalah air yang tidak mengandung ion,
tetapi mungkin saja masih mengandung senyawa organik.
Pembuatan :
Air bebas-mineral dibuat dengan mengalirkan air biasa melalui tabung berisi resin
pertukaran-ion (ion-exchange resin). Peralatannya terdiri atas magasin (cartridge)
panjang, yang berisi butiran-butiran resin pertukaran-ion. Air disaring didalam tabung
berisi butiran resin tersebut, sehingga semua ion mineral tertahan.
Kegunaan :
Air bebas-mineral dapat digunakan untuk :
 membilas peralatan gelas sebelum dikeringkan
 menyiapkan hampir seluruh reagen laboratorium medis, termasuk reagen
pewarnaan.
C. Pembuatan Media
A. Media cair
1. Pepton sebanyak 0,5 gram,
2. Maggi/ekstrak daging sebanyak 0,03 gram
3. Masing-masing bahan tersebut di larutkan dalam 200cc aquadest sehingga
menjadi larutan yang homogen.
4. Memanaskan dalam penangas air hingga larutan medium mendidih dan
menunggu 5 menit

13
5. Setelah dingin tambah dengan 1 tetes indikator PP kemudian menetralkan
larutan medium tersebut dengan menggunakan NaOH sedikit demi sedikit
sampai berubah menjadi warna merah jambu.
6. Air yang hilang selama pemanasan supaya diganti dengan menambahkan
aquadest sampai volumenya sama seperti semula.
7. Menyaring dengan kapas/kain penyaring yang bersih, bagi kedalaman
tabung reaksi.
8. Mensterilkan dengan menggunakan autoclaf pada tekanan 1 atm selama 20
menit (temperature 121oC).
B. Media Padat
Media yang ditambah tepung agar sebanyak 12-15%. Media ini dapat di
bedakan menjadi tiga jenis menurut bentuk dan wadahnya, yaitu media tegak, media
miring, dan media lempeng. Media tegak menggunakan tabung reaksi yang di
tegakkan sebagai wadahnya. Media miring menggunakan tabung reaksi yang
dimiringkan. Media lempeng menggunakan cawan petri sebagai wadahnya. Media
padat umumnya digunakan untuk bakteri, ragi, jamur, dan terkadang juga mikroalga.

2.5 Penyimpanan Bahan-Bahan Laboratorium

Bahan laboratorium harus ditangani dengan cermat dalam penyimpanan dan harus
mempertimbangankan :

1. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah


2. Tempat penyimpanan
3. Suhu/ kelembaban
4. Waktu penyimpanan dengan melihat masa kadaluarsa
5. Incompatibility/ bahan kimia yang tidak boleh bercampur

Hal-hal khusus yang harus diperhatikan :

1. Reagen Buatan Sendiri


a. Harus diketahui sifat-sfat bahan kimia yang dibuat. Reagen tertentu tidak boleh
disimpan berdekatan atau dicampur karena dapat bereaksi
b. Larutan berwarna dari reagen tertentu harus disimpan dalam botol plastik
berwarna coklat

14
c. Larutan reagen tertentu yang menyerap cahaya dan dapat mengalami reaksi
fotokimia disimpan dalam botol plastik putih
d. Cairan dan larutan organik reagen tertentu disimpan dalam botol kaca berwarna
cokat
e. Untuk reagen tertentu disimpan pada suhu ruangan atau suhu dingin (2-8oC)
2. Reagen Jadi
a. Tutuplah botol waktu penyimpanan
b. Tidak boleh terkena matahari langsung
c. Beberapa reagen harus disimpan dalam botol coklat
d. Beberapa reagen tidak boleh diletakkan berdekatan satu dengan lainnya
e. Bahan-bahan yang berbahaya diletakkan dibagian bawah/lantai dengan tanda
bahaya
f. Buat kartu stok yang memuat tanggal penerimaan, tanggal kadaluarsa, tanggal
wadah reagen dibuka, jumlah reagen yang diambil
3. Media dehidrasi
a. Tidak dapat disimpan untuk waktu yang tak terbatas terutama bila penutup wadah
telah dibuka
b. Jumlah keseluruhan harus dikemas dalam wadah yang akan habis digunakan
dalam 1-2 bulan
c. Saat diterima semua wadah tertutup rapat
d. Tanggal penerimaan harus dicatat pada setiap wadah
e. Harus disimpan ditempat gelap, sejuk, dan bervetilasi baik
f. Tanggal pembuka wadah harus dicatat pada wadah tersebut.
4. Media yang telah dilarutkan
a. Hindari terkena cahaya matahari langsung atau panas
b. Media yang diperkaya dengan darah, bahan organik atau antibiotik harus disimpan
dalam lemari es.
c. Harus dijaga agar media tidak mengalami kekeringan. Untuk media dalam cawan
petri sebaiknya disimpan dalam kantong plastik tertutup dan disimpan dalam lemari
es.
d. Harus diperhatikan batas lama penyimpanan, yaitu :
1) Tabung dengan sumbat kapas : 1 minggu
2) Tabung dengan sumbat longgar : 1 minggu
3) Cawan petri ( dalam bungkus plastik) : 3 minggu

15
4) Botol dengan tutup ulir : 3 bulan
5) Bahan-bahan Kimia

Beberapa tipe bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan kimia :

a. Bahan yang mudah meledak


Ledakan dapat terjadi karena adanya gesekan, loncatan api, pemanasan sebagai
contoh ammonium karbonat. Bahan yang mudah meledak harus disimpan dalam
ruangan kering dan bersih
b. Bahan yang beracun
Bila bekerja dengan bahan kimia beracun maka penanganannya dilakukan
dilemari asam dengan menggunakan masker yang spesifik, untuk pelindung tangan
digunakan sarung tangan tipis dari karet sebagai contoh asam pekat, asam sianida,
amoniak, gas klor kloroform, benzene.
c. Bahan yang mudah terbakar
Laboratorium yang banyak menggunakan bahan kimia dari senyawa organik
makin rentan terhadap bahaya kebakaran. Sumber api dapat dari peralatan yang
digunakan untuk pemanasan termasuk dari instalasi listrik. Sebagai contoh eter dapat
terbakar dengan jarak 4 meter dari sumber api.
d. Bahan yang bersifat korosif
Bahan yang bila kontak dengan tubuh dapat merusak jaringan seperti Brom. Efek
yang terjadi dapat bersifat lokal maupun sistemik. Contoh asam sulfat akan
mengakibatkan efek lokal sedangkan asam sulfida akan menimbulkan efek sistemik.
Urutan sifat korosif dalam bentuk gas>cair>padat. Untuk pencegahannya digunakan
sarung tangan dari plastik dan masker. Bila terjadi kontak dengan bahan korosif
tindakan pertama adalah menyiramnya dengan air sebanyak-banyaknya sebelum
dibawa kedokter.
e. Bahan yang dapat menimbulkan iritasi
Bahan ini bila kontak dengan tubuh dapat menyebabkan lecetnya kulit,
mengganggu pernafasan seperti fenol. Untuk pencegahannya digunakan sarung
tangan dari plastik.

f. Bahan bahan imcompatible (tidak boleh tercampur)

16
Bahan kimia dilaboratorium yang dapat menimbulkan reaksi berbahaya jika
tercampur satu sama lain, reaksi tersebut dapat berupa kebakaran atau ledakan.
Beberapa contoh bahan kimia yang incompatible dapat dilihat dalam tabel.

Tabel 4.2
Bahan bahan reaktif yang bila tercampur menimbulkan kebakaran atau ledakan

Bahan Kimia Hindari Kontak dengan


Amonium Nitrat Asam klorat, nitrat, debu organik mudah
terbakar, bahan logam.
Asam Asetat Asam kromat, asam nitrat, perklorat,
peroksida
Asam Kromat Asam asetat, gliserin, alcohol, bahan kimia
mudah terbakar
Kalium Permanganat Gliserin, etilen glikol, asam sulfat
Hidrokarbon Fluor, klor, asam kromat, peroksida
Kalium klorat/perklorat Asam sulfat dan asam lainnya
Cairan mudah terbakar Ammonium nitrat, asam kromat, hydrogen,
peroksida, asam nitrat

Sumber : (GLP, 2008)

BAB III

17
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini antara lain adalah :

1. Penggunaan bahan-bahan sebelum melakukan percobaan/ penelitian harus


dipahami semua penggunanya, baik itu dosen, laboran maupun mahasiswa.
Hal ini dapat dilakukan dengan membaca dan memahami buku panduan, agar
ketika percobaan dilakukan tidak terjadi kesalahan prosedur dalam
penggunaan bahan-bahan laboratorium.
2. Penggunaan bahan-bahan laboratorium sangat penting untuk diperhatikan bagi
setiap siswa agar bahan praktik bekerja sesuai dengan fungsinya masing-
masing.

3.2 Saran

Untuk penulisan berikutnya perlu ditambahkan mengenai hal-hal yang harus diketahui
petugas laboran mengenai perawatan, penyimpanan dan perbaikan alat laboratorium yang
dapat meningkatkan kompetensi petugas dalam bekerja. Diharapkan penulis lebih peka dan
lebih fokus membahas mengenai bahan-bahan laboratorium apa saja yang biasanya menjadi
permasalahan dalam perawatan, penyimpanan, dan perbaikan.

DAFTAR PUSTAKA

18
Maria, Tuntun . 2018. Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik (TLM). : Buku Kendali
Mutu

Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium Kesehatan, 2004

https://www.slideshare.net

19

Anda mungkin juga menyukai