Anda di halaman 1dari 7

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

PENGANTAR LABORATORIUM
MEDIK

NAMA :

NIM :

KELAS :

KELOMPOK :

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PUSAT PENDIDIKAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN
EDISI 2020
TOPIK 3
UJI KUALITAS REAGEN

A. TUJUAN
Menjelaskan Prosedur Pembuatan Larutan

B. DASAR TEORI
Jenis Reagen

Reagen

Menurut tingkat kemurniannya reagen di bagi menjadi :

1. Reagen tingkat analitis ( Analitical Reagent/AR )

Reagen tingkat analitis adalah reagen yang terdiri atas zat-zat kimia yang mempunyai
kemurnia yang sangat tinggi. Kemurnian zat-zat tersebut di analisis dan dicanyumkan pada
botol/wadahnya. Penggunaan bahan kimia AR pada laboratorium klinik tidak dapad
digunakan dengan zat kimia tingkat lain.

2. Zat kiamia tingkat lain

Zat kimia lain tersedia dalam tingkatan dan penggunaan yang berbeda yaitu:

 Tingkat kemurnian kimiawi ( Chemically Pure Grade )

Beberapa bahan kimia organik berada pada tingkat ini, tetapi penggunaannya sebagai
reagen laboratorium klinik harus melewati tahap pengujian yang teliti sebelum dipakai
rutin. Tidak adanya zat-zat pengotor pada satu lot tidak berarti lot-lot yang lain pada
tingkat ini cocok untuk analisis.

 Tingkat praktis ( Practical Grade )


 Tingkat komersial ( Commercial Grade )

Merupakan kadar zat kimia yang bebas diperjualbelikan pasaran, misalnya alkohol 70%.

 Tingkat tekis ( Teknical Grade )

Umunya zat kimia dalam tingkatan ini digunakan di industry-industri kimia.

Zat kima atau reagen yang digunakan dilaboratorium kesehatan ialah zat kimia /
reagen tingkat analitis atau beberapa bahan kimia organik pada tingkat kimiawi murni yang
telah melewati tahap pengujian sebelum di pakai rutin. Ketiga jenis tingkatan zat kimia
lainnya tidak boleh digunakan di laboratorium kesehatan.

Menurut cara pembuatannya, di bagi menjadi :


1. Reagen Buatan sendiri

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:


a) Bahan kimia anhidrat (tidak mengandung molekul air) yang digunakan untuk pembuatan
larutan standar kalibrasi dan titrasi harus dikeringkan terlebih dahulu dalam oven dengan
suhu 105°C–110°C minimal 1-2 jam, sebaiknya satu malam. Kemudian dinginkan sampai
suhu kamar dalam desikator, timbang dalam jumlah yang tepat lalu dilarutkan.
b) Untuk garam hidrat (mengandung molekul air) cukup dikeringkan dalam desikator.
akuadest yang dipakai. Air yang mengandung kaporit akan mempengaruhi reagen untuk
pemeriksaan kalsium dan klorida, sedangkan air yang mengandung banyak logam akan
mempengaruhi pemeriksaan logam dan
pewarna.
d) Larutan kerja sifatnya tidak tahan lama sehingga harus dibuat secukupnya sesuai
kebutuhan. Untuk penyimpanan sebaiknya dalam bentuk larutan stok (larutan induk).
e) Wadah reagen perlu diberi label yang berisi nama reagen (rumus kimia), tanggal
pembuatan dan paraf pembuat.
f) Harus diketahui sifat bahan kimia yang dibuat. Reagen tertentu tidak boleh disimpan
berdekatan atau dicampur karena dapat bereaksi.
g) Penyimpanan untuk reagen tertentu mempunyai persyaratan khusus, misalnya tidak boleh
terkena paparan cahaya, harus pada suhu ruangan, suhu dingin atau beku dan sebagainya.

2. Reagen jadi ( komersial )

Reagen jadi adalah reagen yang dibuat oleh pabrik / produsen.

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

a) Etiket/label wadah
Umumnya pada reagen komersial sudah tercantum nama atau kode bahan, tanggal
produksi dan batas kadaluwarsa serta nomor batch reagen tersebut.
b) Batas kadaluwarsa
Perhatikan batas kadaluwarsanya berlaku untuk reagen yang disimpan pada kondisi baik
dan belum pernah dibuka, karena reagen yang wadahnya sudah pernah dibuka mempunyai
masa daluwarsa lebih pendek dari reagen yangbelum dibuka.
c) Keadaan fisik
Kemasan harus dalam keadaan utuh, isi tidak mengeras dan tidak ada perubahan warna.

C. Waktu Uji
Uji kualitas reagen harus dilakukan :
1. Setiap kali batch larutan kerja (working solution) dibuat.
2. Setiap minggu (sangat penting untuk larutan pewarna Ziehl Neelsen)
3. Bila sudah mendekati masa daluwarsa.
4. Bila ditemukan / terlihat tanda-tanda kerusakan (timbul kekeruhan, perubahan warna,
timbul endapan)
5. Bila terdapat kecurigaan terhadap hasil pemeriksaan
D. Cara Pengujian
Pengujian kualitas dapat dilakukan dengan :
1. Melakukan pemeriksaan bahan kontrol assayed yang telah diketahui nilainya
dengan menggunakan reagen tersebut.
2. Menggunakan strain kuman.

E. Quality Control (QC) Laboratorium klinik Quality control

Quality Control ( QC) adalah salah satu komponen dalam proses kontrol dan merupakan
elemen utama dari sistem manajemen mutu. Memonitor proses yg berhubungan dengan hasil
tes serta dapat mendeteksi adanya error yang bersumber dari alat , keadaan lingkungan atau
operator. Memberikan keyakinan bagi laboratorium bahwa hasil yg dikeluarkan adalah akurat
& reliabel. Laboratorium harus menyusun program QC
Implementasi Memilih bahan kontrol:
 Homogen & Stabilitas lama
 Kemasannya ( volum & jumlah ) disesuaikan kebutuhan
 Matrix mirip dengan spesimen manusia
 Konsentrasinya signifikan secara klinik misalnya normal & tinggi atau normal &
 rendah
 Pergantian lot number lama
 Persiapan & penyimpanan bahan kontrol
 Ikuti instruksi dari pabrik / vendor
 Gunakan pipet terkalibrasi untuk rekonstitusi bahan kontrol
 Setelah direkonstitusi, aliquot lalu simpan di feezer dalam kemasan kecil sesuai
 kebutuhan
 Jika hendak digunakan , keluarkan 1 aliquot dr feezer
 Jangan beku ulang bahan kontrol
 Monitor & maintenance suhu feezer untuk menghindari terjadinya degradasi zat
 bahan kontrol

RESUME /LAPORAN RINGKAS PRAKTIKUM

I. HARI/ TANGGAL :
II. JUDUL :

III. ALAT & BAHAN :

IV. HASIL DAN GAMBAR PENGAMATAN :

V. PEMBAHASAN :
VI. KESIMPULAN :

Kendari 2020

Instruktur, Praktikan,

( _________________ )
( ______________________ )

NIP. NIM.

Anda mungkin juga menyukai