Anda di halaman 1dari 13

KEGIATAN EKSKURSI TAMBANG PADA PT.

SEMEN TONASA

OLEH :

KHALID IKHSANUDDIN
R1D116016

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT, yang dengan izin-nya, saya dapat
menyelesaikan laporan Kegiatan Ekskursi Tambang Batukapur di PT. Semen
Tonasa Desa Birinere Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan paada tanggal
10 Juli 2019.
Dengan segala kerendahan hati dan rasa penuh hormat yang mendalam,
penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara moril maupun secara materil sehingga pada akhirnya penulis
dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Dan tidak lupa juga kami menyucapkan terima kasih kepada Bapak Erwin
Anshari, ST.,M.Eng selaku Ketua Jurusan Teknik Pertambangan dan kepada bapak
Marwan Zam Mili ST.,MT & bapak Al Amin Sihari ST.,MT selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan dukungan dan bantuan secara langsung dan
tidak langsung, tidak lupa juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang telah membantu.
Semoga laporan ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun pembaca.
Semoga Allah SWT memberikan berkah pada setiap umatnya yang senantiasa
berbagi ilmu.
Billahi Taufik Walhidayah, Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

kendari, juli 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT Semen Tonasa adalah produsen semen besar di Indonesia yang


beroperasi sejak Tahun 1968. Perusahaan ini berlokasi Di Desa Biringere,
Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, Sulawesi elatan ini memiliki 4 pabrik
besar menempati lahan seluas 715 hektar di Desa Biringere, Perseroan yang
memiliki kapasitas terpasang 5.980.000 ton semen per tahun ini, mempunyai empat
unit pabrik, yaitu Pabrik Tonasa II, Pabrik Tonasa III, Pabrik Tonasa IV dan Pabrik
Tonasa V. Keempat unit pabrik tersebut menggunakan proses kering dengan
kapasitas masing-masing 590.000 ton semen pertahun untuk Unit II dan III,
2.300.000 ton semen per tahun untuk Unit IV serta 2.500.000 ton semen untuk Unit
V. Perseroan berdasarkan anggaran dasar merupakan produsen semen di Indonesia
yang telah memproduksi serta menjual semen di dalam negeri dan mancanegara
sejak tahun 1968.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui sejarah PT. Semen Tonasa


2. Mengetahui proses pengolahan semen di PT. Semen Tonasa.
3. Mengetahui proses penambangan semen di PT. Semen Tonasa.
4. Mengetahui kegiatan reklamasi di PT. Semen Tonasa.

1.3 Manfaat Kegiatan Ekskursi


Dapat memberikan dan menambah serta melatih kemampuan mahasiswa
terhadap kondisi nyata yang terjadi di Perusahaan dengan teori yang didapat dari
kampus. Juga mempersiapkan mahasiswa untuk mengetahui dunia kerja apabila
bekerja nanti.
Terciptanya pola kemitraan yang baik dengan perusahaan tempat
mahasiswa melaksanakan Kegiatan Ekskursi dan Kampus.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Profil dan Sejarah PT. Semen Tonasa


PT. Semen Tonasa mempunyai empat unit pabrik masing-masing yaitu:
Semen Tonasa Unit I, II, III, dan IV. Pabrik Semen Tonasa I terletak di desa Tonasa
Kecamatan Balocci Kabupaten Pangkep, mulai berproduksi sejak tahun 1968
dengan kapasitas 110.000 ton/tahun. Pelaksanaan survey dilaksanakan pada tahun
1960 oleh Bank Industrialisasi Negara (Bapindo) dengan Biro Industrialisasi
Departemen Perindustrian dan Pertambangan (Dirjen Industri Kimia Dasar). Atas
dasar hasil survey tersebut maka tanggal 13 Juni 1960 ditandatangani kontrak
antara Tenko Expo Cekoslowakia dan di ikuti pelaksanaan survey yang mendalam
mengenai letak deposite bahan baku pabrik. Mengingat akan kebutuhan Semen
Tonasa untuk pembangunan di wilayah Indonesia Timur yang semakin berat bila
dibandingkan dengan produksi semen pabrik unit I yang sangat terbatas, maka
dirintislah usaha untuk membangun pabrik Semen Tonasa unit II. Tahap I dimulai
tanggal 19 April 1975, dengan dilakukan suatu studi kelayakan oleh Team
Dyckerhoff Semen Work Ag dari Jerman Barat. Dari hasil studi tersebut di dapat
kesimpulan bahwa pembangunan pabrik Semen Tonasa unit II memenuhi syarat.
Pabrik ini terletak di desa biring Ere, Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep
mulai berproduksi sejak tahun 1979 dengan kapasitas 590.000 ton / tahun.
Peresmian pabrik ini dilakukan oleh Bapak Presiden Soeharto pada tanggal 28
Februari 1980.
Pabrik Semen Tonasa unit III terletak pada areal yang sama dengan pabrik
Semen Tonasa unit II dan mulai berproduksi pada tahun 1985, dengan kapasitas
produksi 590.000 ton / tahun. Bentuk badan hukum berdasarkan Kepres No. 54
tahun 1971 dengan merubah status perusahaan dari proyek semen Tonasa menjadi
perusahaan umum Semen Tonasa. Tapi atas dasar Kepres No. 1 tahun 1975 berubah
lagi statusnya dari perusahaan umum menjadi PT. Semen Tonasa (Persero). Status
ini mulai berlaku sesuai Akta Notaris H. Babasa Dg. Lolo tanggal 9 januari 1976.
Pabrik Semen Tonasa unit IV terletak berdampingan dengan Tonasa unit II, dan
unit III mulai berproduksi pada tahun 1996 dengan kapasitas 2.300.000 ton / tahun.
Pembangunan dilakukan dengan swakelola yang mana Analisa Mengenai dampak
Lingkungan (AMDAL) bekerja bersama dengan Universitas Hasanuddin. Selain itu
dilakukan pengadaan PTG (Boiler Turbin Generator) untuk kebutuhan generator
listrik sendiri dengan kapasitas 2 x 25 MW.

 Pabrik Semen Tonasa Unit I


Tonasa unit I mulai berproduksi semen pada tahun 1968 dengan kapasitas
120.000 metrik ton semen pertahun dengan proses basah. Pabrik yang berlokasi
di Desa Tonasa Kec. Balocci Kab. Pangkep ini sejak 1984 dihentikan
operasinya atas pertimbangan ekonomis.
 Pabrik Semen Tonasa Unit II
Tonasa II yang menggunakan proses kering yang mulai beroperasi secara
komersial pada tahun 1980 dengan kapasitas terpasang 510.000 metrik ton
semen pertahun. Program optimalisasi Tonasa unit II.dirampungkan pada
tahun 1991 dan berhasil meningkatkan kapasitas terpasang menjadi 590.000
metrik ton semen pertahun.
 Pabrik Semen Tonasa Unit III
Pabrik Tonasa III yang menggunakan proses kering mulai beroperasi secara
komersial pada tahun 1985 dengan kapasitas 590.000 metrik semen pertahun.
 Pabrik Semen Tonasa Unit IV
Tonasa unit IV dengan kapasitas terpasang 2.300.000 metrik ton semen
pertahun mulai diopersikan secara komersial pada tanggal 1 November 1996.
Pabrik yang menggunakan proses kering ini terletak dilokasi yang sama dengan
Tonasa unit II dan Tonasa unit III.
 Pabrik Semen Tonasa Unit V
Pabrik Semen Tonasa unit V memiliki kapasitas produksi 2.500.000 juta ton
semen pertahun. Saat ini pabrik semen tonasa sudah memproduksi 5-6 juta ton
semen setiap tahun. Pabrik Semen Tonasa V didukung ketersediaan bahan baku
(batu kapur dan tanahliat) yang melimpah. Diperkirakan volumenya masih
1351,5 juta ton batukapur dan 152,4 juta ton tanah liat.
2.2 Proses Penambangan Batugamping
1. Perintisan (Pioneering)
Perintisan adalah suatu rangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk
meratakan, membuat jalan untuk dilalui oleh alat-alat mekanis, serta penyediaan
lokasi penambangan agar memudahkan dalam pengambilan material. Pekerjaan
perintisan dilakukan oleh Seksi Perintisan dan Perencanaan Tambang. Setelah
pekerjaan perintisan selesai dilaksanakan, maka pekerjaan diserahkan kepada Seksi
Penambangan untuk melanjutkan pekerjaan produksi.

2. Pembongkaran (Loosening)
Pembongkaran adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk
membebaskan bahan galian dari endapan induknya. Untuk melakukan
pembongkaran diperlukan alat-alat yang sesuai dan tepat untuk daerah yang akan
dikerjakan. Pemilihan alat-alat tersebut tergantung pada faktor teknis dan
ekonomis. Ditinjau dari sifat fisik material pembongkaran endapan batuan ada yang
lunak dan ada yang keras. Untuk pembongkaran endapan batuan yang keras dan
massive dapat dilakukan dengan peledakan. Peledakan adalah serangkaian
pekerjaan terhadap batuan untuk membebaskan batuan dari induknya menjadi
fragmen-fragmen dengan ukuran yang dikehendaki dengan menggunakan bahan
peledak.
Pola peledakan yang diterapkan oleh PT. Semen Tonasa Indonesia adalah
pola peledakan corner cut beruntun dengan pola pemboran row by row. Pola
peledakan corner cut beruntun tersebut menyebabkan material yang terlepas dari
batuan induk mengarah kedepan dengan delay time tertentu setiap lubang ledak.
Lubang ledak dengan baris yang berurutan sejajar dengan burden sangat baik dalam
distribusi bahan peledak.
Jenis bahan peledak yang digunakan dan masa pemakaian dari bahan
peledak tersebut. Bahan peledak yang digunakan adalah bahan peledak emulsion.

3. Pemuatan (Loading)
Pemuatan adalah serangkaian kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan untuk
mengambil atau memuat material hasil ledakan ke alat angkut untuk Selanjutnya
diangkut ketempat penampungan (stock yard). Kegiatan pemuatan quarry B
dilakukan dengan menggunakan Whell Loader Type Komatsu WA-600-1 dengan
kapasitas bucket 5,4 m dan Loading Shovel Type Komatsu PC-1000-1 dengan
kapasitas bucket 6,1 m3.

4. Pengangkutan ( Hauling )
Pengangkutan adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk
mengangkut endapan material hasil ledakan dari front penambangan ketempat
penampungan stock yard atau ketempat pengolahan lebih lanjut. Pada kegiatan
pengangkutan material hasil peledakan di quarry B dilakukan dengan alat angkut
Dump Truck HD 465 dapat digunakan sesuai kebutuhan produksi.

2.3 Proses pengolahan Semen di PT. Semen Tonasa


Bahan baku utama dalam pembuatan semen adalah tanah liat atau lempung
dan batugamping atau batukapur dengan perbandingan 10-15% lempung 80%
batugamping dan bahan tambahan pasir besi 5%. Bahan baku tersebut akan
dihancurkan terlebih dahulu menggunakan crusher dan clay cutter untuk
memperkecil ukuran agar mudah dalam proses penggilingan. Produk dari
Limestone Crusher dan Clay Crusher bercampur dalam Belt Conveyor dan
ditumpuk di dalam Storage Mix. Setelah itu material akan mengalami proses pre-
homogenisasi. Tujuan pre-homogenisasi material adalah untuk memperoleh bahan
baku yang lebih homogen.
Selanjutnya, bahan baku imbuhan (pasir besi dan silica) dicampur dengan
bahan baku utama dan masuk ke proses penggilingan awal dan pengeringan bahan
baku menggunakan Vertical Raw Mix (VRM). Media pengering tersebut memiliki
suhu sekitar 300ºC – 400ºC.
Kemudian material akan mengalami proses pencampuran (Blending) dan
homogenisasi di dalam Blending Silo. Alat utama yang digunakan untuk
mencamnpur dan menghomogenkan bahan baku adalah blending silo, dengan
media pengaduk adalah udara. Setelah mengalami homogenisasi di blending silo,
material terlebih dahulu ditampung ke dalam kiln feed bin. Alat utama yang
digunakan untuk proses pemanasan awal bahan baku adalah suspension pre-heater.
Suspension preheater merupakan salah satu peralatan produksi untuk memanaskan
awal bahan baku sebelum masuk ke dalam rotary kiln. Material akan masuk terlebih
dahulu pada cyclone yang paling atas hingga keluar dari cyclone kelima. Setelah
itu, material akan masuk ke dalam rotary kiln. Proses selanjutnya terjadi di dalam
tanur putar atau rotary kiln. Di dalam kiln terjadi proses kalsinasi (hingga 100%),
sintering, dan clinkering. Temperatur material yang masuk ke dalam tanur putar
adalah 800 – 900ºC, sedangkan temperatur clinker yang keluar dari tanur putar
adalah 1100 - 1400ºC. Proses selanjutnya adalah pendinginan (cooling). Alat utama
yang digunakan untuk proses pendinginan adalah clinker cooler. Selanjutnya
clinker dikirim menuju tempat penampungan clinker (clinker storage) dengan
menggunakan alat transportasi yaitu pan conveyor.
Dari clinker storage, clinker akan melalui proses penggilingan akhir. Proses
ini terjadi pada finish mill. Setelah mengalami proses ini, material clinker akan
mengalami proses separator guna memisahkan material yang lebih halus dengan
material yang kurang halus. Material semen yang lebih halus akan dibawa udara
melalui cyclone dan di transfer ke dalam cement silos sebelum pengepakan
(packing)

Gambar, Proses pengolahan semen di PT. Semen Tonasa Indonesia


2.4 Reklamasi
Pada lahan bekas penambangan tanah liat yang sudah tidak lagi dapat
ditambang, oleh pihak PT Semen Tonasa ditata dan dijadikan kolam penampung
air untuk kegiatan pabrik. Sebagian dari lahan yang tidak ditambang dan
ditinggalkan tersebut telah di upayakan untuk direhabilitasi dengan penanaman
pohon-pohon seperti gmelina (Gmelina arborea) dan jambu mete (Anacardium
accidentale). Reklamasi lahan dengan penanaman gmelina ini mencakup areal
seluas 15 ha yang ditanam sejak tahun 1998. Pohon-pohon gmelina tersebut tidak
nampak lagi dalam areal karena mati akibat gangguan ternak sejak beberapa tahun
yang lalu. Pohon yang cukup baik beradaptasi dan agresif menyebarkan biji-bijinya
membentuk anakan pohon yang menyebar tidak teratur adalah akasia (Acacia
auriculiformis). Pohon-pohon jenis ini tumbuh bercampur dengan jenis-jenis alami
yang masuk ke dalam areal seperti rita (Alstonia sp).
Dengan hilangnya top soil sebagai akibat kegiatan penambangan tanah liat
telah menjadi penyebab utama dari lambatnya pertumbuhan pohon-pohon pada
areal yang direhabilitasi ini. Namun sekarang rumput telah menutup sebagian besar
areal serta tumbuh subur karena hujan yang mesih berlangsung. Penutupan rumput
ini diharapkan secara kontinyu dapat menghasilkan serasah yang lebih banyak dan
cepat memperkaya tanah dengan bahan organik yang berasal dari dekomposisi
tumbuhan tersebut sehingga mendukung perbaikan media pertumbuhan pohon-
pohon dan semakin memungkinkan berbagai jenis tumbuhan bawah yang datang
menginvasi. Keberadaan rumput di lain pihak menyebabkan ternak sapi masuh ke
dalam areal yang juga menyebabkan kotorannya yang dapat meningkatan bahan
organik pada lahan yang terus megalami pemulihan ini.
Berbagai jenis pohon-pohon yang terdapat secara alami maupun pohon-
pohon hasil penanaman menyebarkan biji-bijinya di seluruh areal ini sehingga
terbentuk tegakan yang beri pohon-pohon dari berbagai jenis. Namun demikian
hanya beberapa jenis pohon yang ditanam dapat bertahan. Kegiatan revegetasi pada
lahan bekas tambang tanah liat dibedakan menjadi 3 berdasarkan jenis tanaman
yang ditanam yaitu:
1. Penanaman tanaman inti
Penanaman tanaman inti dilakukam dengan cara menyiapkan jenis tanaman
yang sesuai dengan kondisi lahan reklamasi. Adapun tanaman yang telah ditanam
tanaman inti yaitu :
a. Bitti
b. Jati unggul
c. Sengon ketapang
d. Mahoni
e. Turi
f. Trembesi
g. Asam jawa
h. Angsana
i. Pulai
j. Akasia
2. Penanaman Tanaman Buah
Penanaman tanaman buah dilakukan untuk memanfaatkan lahan bekas
tambang tanah liad dan juga dekat dengan tempat penyimpanan air sehingga
pemeliharaannya lebih mudah dilaksanakan. Adapun tanaman buah yang ditanam
yaitu :
a. Mangga
b. Jambu mente
c. Pisang
d. Jati putih
e. Kedondong
f. Kelengkeng merah
g. Jeruk sunkis
h. Sukun
i. Kelengkeng hijau
j. Jambu Farigate
k. Cengkeh
l. Sawo Manila
m. Rambutan
n. Bunni
o. Nangka
p. Jambu air
q. Lemon

Selain revegetasi pada lahan bekas penambangan PT. Semen Tonasa dibuat
pula tempat penampungan air berupa danau buatan yang digunakan sebagai tempat
rekreasi karyawan.
BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan
Bahan baku utama dalam pembuatan semen adalah tanah liat atau lempung
dan batugamping atau batukapur dengan perbandingan 10-15% lempung, 80%
batugamping dan bahan tambahan pasir besi 5%. Terdapat dua proses penambangan
yang berbea antara penambangan clay dan batugamping.
Peledakan di PT. Semen Tonasa menggunaan emulsion. Reklamasi lahan
bekas penambngan clay yaitu dengan cara revegetasi dan pembuatan danau buatan.

3.2 Saran
Kegiatan ekskursi sebaiknya dapat diperanjang waktu dan tempat yang akan
dikunjungi di perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Graha, Doddy Setia. 1987. Batuan dan Mineral. Nova: Bandung.


Kementrian ESDM. 2004. Tata Cara Perhitungan Jaminan Reklamasi. Diambil
dari: https://www.scribd.com/doc/282898951/Tata-Cara-Perhitungan-
Jaminan-Reklamasi (18 Februari 2017)
Macfarlane, Ian. 2006. Penutupan dan Penyelesaian Tambang. Kementerian
Perindustrian, Pariwisata dan Sumberdaya: Australia.
Partanto, P. 1992. Penanganan Masalah Lingkungan Dalam Industri
Pertambangan Bahan Galian Industri. Simposium UPN Veteran: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai