PENDAHULUAN
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
Dapat mengetahui permeabilitas tanah
Dapat mengetahui konsep tegangan efektif dan tegangan (normal dan geser)
serta distribusi tegangan akibat pembebanan
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2
2. Distribusi Ukuran Pori, yaitu semakin merata distribusi ukuran porinya,
koefesien permeabilitasnya cenderung semakin kecil.
3. Distibusi Ukuran Butiran, yaitu semakin merata distribusi ukuran butirannya,
koefesien permeabilitasnya cenderung semakin kecil.
4. Rasio Kekosongan (Void Ratio) , yaitu semakin besar rasio kekosongannya,
koefisien permeabilitas tanahnya akan semakin besar.
5. Kekasaran Partikel Mineral, yaitu semakin kasar partikel mineralnya, koefisien
permeabilitas tanahnya akan semakin tinggi.
6. Derajat Kejenuhan Tanah, yaitu semakin jenuh tanahnya, koefisien
permeabilitas tanahnya akan semakin tinggi.
Permeabilitas adalah kecepatan masuknya air pada tanah dalam keadaan
jenuh. Penetapan permeabilitas dalam tanah baik vertial makupun horizontal
sangat penting peranannya dalam pengelolaan tanah dan air. Tanah-tanah yang
mempunyai kecepatan permeabilitas lambat, diinginkan untuk persawahan yang
membutuhkan banyak air. Perkiraan kebutuhan air bagi tanaman memerlukan
pertimbangan-pertimbangan kehilangana air dari tanah melalui rembesan ke
bawah dan ke samping. Selain itu bagi daerah berdrainase buruk atau tergenang
memerlukan data kecepatan permeabilitas tanah agar perencanaan fasilitas
drainase dapat dibuat untuk dapat menyediakan jumlah air dan udara yang baik
bagi pertumbuhan tanaman. ( Santun dkk, 1980 )
Permeabilitas berhubungan erat dengan drainase. Mudah tidaknya air hilang
dari tanah menentukan kelas drainase tanah tersebut. Air dapat hilang dari
permukaan tanah maupun melalui presepan tanah. Berdasarkan atas kelas
drainasenya, tanah dibedakan menjadi kelas drainase terhambat sampai sangat
cepat. Keadaan drainase tanah menentukan jenis tanaman yang dapat tumbuh.
Sebagai contoh, padi dapat hidup
Permeabilitas (KHJ) adalah suatu sifat khas media sarang dan sifat geometri
tanah itu sendiri yang menunjukkan kemampuan tanah didalam menghantarkan
zat tertentu melalui pori- porinya
3
Permeabilitas tanah, merupakan pengaruh pada lapisan yang kedap, serta
mempengaruhi ketebalan dan nisbah bentotit, itu semua yang sangat
menentukan permeabilitas tanah.
2. Struktur tanah
Struktur tanah adalah agregasi butiran primer menjadi butiran sekunder
yang dipisahkan oleh bidang belah alami. Tanah yang mempunyai struktur mantap
maka permeabilitasnya rendah, karena mempunyai pori-pori yang kecil.
Sedangkan tanah yang berstruktur lemah, mempunyai pori besar sehingga
permeabilitanya tinggi.(Semakin kekanan semakin rendah)
3. Porositas
Permeabilitas tergantung pada ukuran pori-pori yang dipengaruhi oleh
ukuran partikel, bentuk partikel, dan struktur tanah. Semakin kecil ukuran partikel,
maka semakin rendah permeabilitas.
4. Viskositas cairan
Viskositas merupakan kekentalandari suatu cairan. Semakin tinggi
viskositas, maka koefisien permeabilitas tanahnya akan semakin kecil.
5. Gravitas
Gaya gravitasi berpengaruh pada kemampuan tanah untuk mengikat air.
Semakin kuat gaya gravitasinya, maka semakin tinggi permeabilitanya.
4
6. BI dan BJ
Jika BI tinggi, maka kepadatan tanah juga tinggi, sehingga permeabilitasnya
lambat atau rendah.
2. Erosi
Erosi perpindahan massa tanah,jika permeabilitas tinggi maka erosi rendah.
3. Drainase
Drainase adalah proses menghilangnya air yang berkelebihan secepat
mungkin dari profil tanah. Mudah atau tidaknya r hilang dari tanah menentukan
kelas drainase tersebut. Air dapat menghilang dari permukaan tanah melalui
peresapan ke dalam tanah. Pada tanah yang berpori makro proses kehilangann
airnya cepat, karena air dapat bergerak dengan lancer. Dengan demikian, apabila
drainase tinggi, maka permeabilitas juga tinggi.
4. Konduktifitas
Konduktifitas ias didapat saat kita menghitung kejenuhan tanah dalam air
(satuan nilai), untuk membuktikan permeabilitas itu cepata atau tidak.
Konduktifitas tinggi maka permeabilitas tinggi.
5. Run off
Run off merupakan air yang mengalir di atas permukaan tanah. Sehingga,
apabila run off tinggi maka permeabilitas rendah.
6. Perkolasi
5
Perkolasi merupakan pergerakan air di dalam tanah. Pada tanah yang kandungan
litany tinggi, maka perkolasi rendah. Sehingga, apabila perkolasi rendah maka
permeabilitasnya pun rendah.
Permeabilitas tanah memiliki lapisan atas dan bawah. Lapisan atas berkisar
antara lambat sampai agak cepat (0,20 – 9,46 cm jam-1), sedangkan di lapisan
bawah tergolong agak lambat sampai sedang (1,10 -3,62 cm jam-1). (N.Suharta dan
B. H Prasetyo.2008)
6
permukaan. Tegangan vertikal total (σz) merupakan tegangan normal pada bidang
horisontal pada kedalaman z, dengan persamaan :
σz = γsat z (1.2)
dimana :
σz = kedalaman titik di dalam tanah
γsat = berat volume tanah jenuh
Jika air tidak mengalir maka tekanan air pori pada sembarang kedalaman akan
berupa tekanan hidrostatis. Karena itu pada kedalaman z tekanan pori (u), dapat
didefinisikan :
u = γw z (1.3)
Tekanan air pori (uw) harus lebih kecil daripada tegangan yang terjadi dalam udara
(ua) akibat tarikan permukaan. Sehingga Bishop (1995) mengusulkan persamaan hubungan
tegangan total(σ) dan tegangan efektif (σ’) untuk tanah jenuh :
σ = σ’ + ua – X (ua - uw)
(1.5)
dengan :
X = parameter yang ditentukan secara ekperimental
7
uw = tekanan air pori
ua = tekanan udara dalam pori
=0
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Pada gambar 1.3 menunjukan suatu massa tanah jenuh air di dalam suatu tabung
tanpa adanya rembesan air ke segala arah. Tegangan total di titik A dapat dihitung dengan
cara :
σ = H γw + (HA - H) γsat
(1.6)
dimana
σ = tegangan total pada titik A
γw = berat volume air
γsat = berat volume tanah jenuh air
H = tinggi muka air diukur dari permukaan tanah di dalam bidang
8
HA = jarak antara titik A dan muka air
Tegangan total (σ) dari persamaan (1.6) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
Bagian yang diterima oleh air di dalam ruang pori yang menerus (tegangan ini
bekerja ke segala arah sama besar)
Sisa dari tegangan total dipikul oleh butiran tanah padat pada titik-titik
sentuhnya.
Gambar 2.4
Pada gambar 1.4 menunjukan suatu lapisan tanah berbutir di dalam silinder
dimana terdapat rembesan air ke atas yang disebabkan adanya penambahan air
melalui saluran pada dasar silinder.
Pada titik A
Tegangan total (σA) = H1γw
Tekaan air pori (uA) = H1γw
Tegangan efektif (σA’)= σA - uA = 0
Pada titik B
Tegangan total (σB) = H1γw + H2γsat
Tekaan air pori (uB) = (H1 + H2 + h) γw
9
Tegangan efektif (σB’)= σB – uB
= H2γsat - γw - h γw
2. Rembesan ke Bawah
Gambar 2.5
Keadaan di mana terdapat rembesan air ke bawah dapat dilihat dalam gambar 1.5.
Ketinggian air di dalam silinder diusahakan tetap, hal ini diatur dengan cara
menambahkan air dari atas dan pengaliran air ke luar melalui dasar selinder.
Tegangan total (σB) = H1γw + zγsat
Tekaan air pori (uB) = (H1 + z – iz)γw
Tegangan efektif (σB’)= σB – uB
= (H1γw + zγsat) – (H1 + z – iz) γw
= z γ’ + iz γw (1.7)
10
Gambar 2.6
FS = W’
Dimana :
FS = faktor keamanan
W’ = berat tanah basah di daerah gelembung per satuan lebar turap
11
2.2.2 Tegangan normal dan tegangan geser
1. Tegangan Normal
Menurut Frick (1978) Tegangan dibagi menjadi dua yaitu tegangan normal
dan tegangan geser, tegangan normal yaitu tegangan yang bekerja dalam arah tegak
lurus permukaan potongan melintang batang dengan notasi σ (tau).
dimana :
σ = Tegangan normal (Mpa)
P = Gaya normal (N)
A = Luas penampang (mm2)
2. Tegangan geser
Menurut Frick (1978) Tegangan geser adalah tegangan yang terjadi akibat
ada dua arah gaya yang berlawanan dan tidak lurus bidang suatu benda. Menurut
12
Gere (2003) Tegangan geser adalah tegangan yang bekerja dalam arah tangensial
terhadap penampang.
Akibat aksi gaya tarik P, batang dan pengapit akan menekan baut dengan cara
tumpu sehingga menimbulkan tegangan tumpu (bearing stress). Selain itu batang dan
pengapit cenderung menggeser baut dan memotong baut, sehingga timbul tegangan geser
(shear stress) pada baut.
13
elastis, homogen, isotropis, dan terdapat hubungan linier antara tegangan dan
regangan.
1. Metode Penyebaran Beban 2V : 1H
Bermacam-macam cara telah digunakan untuk menghitung tambahan
tegangan akibat beban fondasi. Semuanya menghasilkan kesalahan bila nilai
banding z/B bertambah.salah satu cara pendekatan kasar yang sangat sederhana
untuk menghitung tambahan tegangan akibat beban dipermukaan diusulkan oleh
Boussinesq. Caranya denganmembuat garis penyebaran beban 2V : 1H (2 Vertikal
dibanding 1 Horisontal). Dalam cara ini, dianggap beban fondasi Q didukung oleh
piramid yang mempunyai kemiringan sisi 2V : 1H
Gambar 2.9
14
Tegangan yang berasal dari beban di permukaan tanah berkurang bila kedalaman
tanah bertambah. Sebaliknya, tegangan yang berasal dari berat sendiri tanah
bertambah bila kedalamannya bertambah Regangan volumetrik pada material
yang bersifat elastis dinyatakan oleh persamaan:
∆V 1− 2µ
V = E ( σ +σ +σ )
x y z
Dengan:
∆V = perubahan volume V = volume
µ = angka poisson = modulus elastisitas
E
σx, σy, σz = tegangan-tegangan dalam ara x, y, z.
Bila penurunan akibat beban terjadi pada kondisi tanpa drainase (undrained) atau
volume tetap, maka ∆V/V = 0, maka kondisi ini µ = 0,5 dan jika pembebanan
menyebabkan terjadi perubahan volume atau ∆V/V > 0, maka µ < 0,5.
3. Teori Boussinesq
Beban Titik
Analisis tegangan yang terjadi di dalam massa tanah akibat pengaruh
b e b a n t i t i k d i permukaan dapat dilakukan dengan menggunakan teori
Boussinesq (1885). Anggapan-anggapan yang dipakai dalam teori Boussinesq
adalah:
1. Tanah merupakan b a h a n yang bersifat elastis, homogen, isotropis, dan
semi tak terhingga (semi-infinite).
2. Tanah tidak mempunyai berat.
3. Hubungan tegangan-regangan mengikuti hukum Hooke.
4. Distribusi t e g a n g a n a k i b a t b e b a n y a n g b e k e r j a tidak
bergantung pada jenis tanah.
5. Distribusi tegangan simetsi terhadap sumbu vertikal (z)
6. Perubahan volume tanah diabaikan
7. Tanah tidak sedang mengalami tegangan sebelum beban Q diterapkan.
15
Teori Boussinesq (1885) untuk tambahan tegangan vertical akibat
beban titik dianalisis dengan meninjau system tegangan pada koordinat silinder.
16
BAB 3
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Permeabilitas adalah cepat lambatnya air merembes ke dalam tanah baik melalui pori
makro maupun pori mikro baik ke arah horizontal maupun vertikal.
2. Berat tanah yang terendam air disebut berat tanah efektif, sedangkan tegangan
yang terjadi akibat berat tanah efektif di dalam tanah disebut tegangan efektif.
Pada tanah granuler, tanah pasir, dan kerikil dikenal dengan tegangan
intergranuler. Tegangan efektif merupakan tegangan yang mempengaruhi kuat
geser dan perubahan volume atau penurunan tanah.
3.2 Saran
Sebaiknya jika ingin lebih memahami harus melakukan praktikum langsung
agar lebih memudahkan untuk memahami teori tersebut.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://belajar-teknik-sipil.blogspot.com/2011/03/tegangan-efektif.html
https://dhamarar.blogspot.com/2018/02/tegangan-normal-dan-tegangan-geser-
pada.html
https://ocw.upj.ac.id/files/Slide-TSP301-distribusi-tegangan.pdf
18