DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7 :
1. ARUM KUSUMAWATI 2013453025
2. NURIA FEBRIANI 2013453042
3. SAMPOT PRADANA 2013453045
4. TRYA NADA PERSATIKA 2013453046
5. VANY BELA ANDINI 2013453047
D3 ANALIS KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, sebab karena rahmat dan
nikmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah
Kode Genetik dan Sintesis
Protein Pembuatan makalah ini bertujuan memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Genetika.
Adapun sumber-sumber dalam pembuatan makalah ini, didapatkan dari
beberapa buku maupun jurnal yang membahas tentang materi yang berkaitan.
Kami sebagai penyusun makalah ini, sangat berterima kasih kepada penyedia
sumber walau tidak dapat secara langsung untuk mengucapkannya.
Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitu pun
dengan kami yang masih seorang mahasiswa. Dalam pembuatan makalah ini
mungkin masih banyak sekali kekurangan-kekurang yang ditemukan, oleh
karena itu kami mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya, kami
mangharapkan ada kritik dan saran dari para pembaca sekalian dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Kodon (kode genetik) adalah deret nukleotida pada mRNA yang terdiri atas kombinasi
tiga nukleotida berurutan yang menyandi suatu asam amino tertentu sehingga sering
disebut sebagai kodon triplet. Asam amino yang disandikan misalnya metionin oleh urutan
nukleotida ATG (AUG pada RNA). Banyak asam amino yang disandikan oleh lebih dari
satu jenis kodon. Kodon berada pada molekul mRNA. Penerjemahan mRNA menjadi
protein dilakukan pada ruas penyandi yang diapit oleh kodon awal (AUG) dan kodon
akhir (UAA, UAG atau UGA), ruas ini disebut gen. Kodon pada molekul mRNA dapat
menyandi asam-asam amino dengan bantuan interpretasi kodon oleh tRNA. Setiap tRNA
membawa satu jenis asam amino sesuai dengan tiga urutan nukleotida atau triplet yang
disebut dengan antikodon yang berada pada simpul antikodon tRNA. Antikodon
mengikatkan diri secara komplementer pada kodon di mRNA, sehingga asam amino yang
dibawa oleh tRNA sesuai dengan kodon yang ada pada mRNA. pesan genetik ditransalsi
kodon demi kodon dengan cara tRNA membawa asam-asam amino sesuai antikodon yang
komplementer dengan kodon dan ribosom menyambungkan asam-asam amino tersebut
menjadi suatu rantai polipeptida. Ribosom menambahkan tiap asam amino yang dibawa
oleh tRNA ke ujung rantai polipeptida yang sedang tumbuh.
4
1.2 Rumusan Masalah
Kode genetik atau yang sering disebut kodon adalah cara pengkodean urutan nukleotida
pada DNA atau RNA untuk menentukan urutan asam amino pada saat sintesis protein. Di dalam
setiap sel terdapat ribuan reaksi kimia dan enzim yang berfungsi mengatur jalannya semua
reaksi. Karena DNA mengkode protein, maka akan menentukan enzim apa yang diproduksi dan
akhirnya akan menentukan reaksi kimia yang terjadi di dalam sel.
Informasi pada kode genetik ditentukan oleh basa nitrogen pada rantai DNA yang akan
menentukan susunan asam amino. Seperti yang telah kita ketahui, hanya ada empat basa yang
terdapat pada DNA, sedangkan ada 20 macam asam amino. Jika tiap basa misalnya (A, G, U, C)
dikode menjadi satu asam amino, hanya ada empat macam asam amino yang dapat dikode dari
total 20 asam amino yang sudah kita ketahui. Jika duplet atau susunan tiap dua basa, misalnya
CG, AG, GA, UC dan lainnya, dikode menjadi satu asam amino, kombinasi hanya akan
menghasilkan 16 (42) macam asam amino. Jumlah kombinasi ini juga masih belum mencukupi
jumlah 20 macam asam amino, yaitu ada 4 asam amino yang tidak dikode. Bila triplet atau
susunan tiap 3 basa nukleotida, misalnya AGU, GAC, CGC, dan sebagainya menjadi 1 asam
amino maka dari kombinasi basa- basa nukleotida tersebut akan menghasilkan 64 (4 3) macam
asam amino. Jumlah asam amino ini melebihi jumlah 20 macam asam amino. Hal tersebut
menyebabkan adanya suatu “kelimpahan” dalam kode genetika. Terdapat lebih dari 1 triplet
mengkode suatu asam amino tersebut. Istilah yang diberikan oleh ahli genetika pada kelimpahan
semacam ini adalah degenerasi atau redundansi.
Dari gambar diatas memperlihatkan „kamus‟ lengkap dari kode genetika. Perhatikan
bahwa kode itu mengandung U dan bukan T dalam susunan suatu triplet. Ini disebabkan oleh
fakta bahwa para ahli genetika memandang triplet-triplet yang dibawa oleh molekul-molekul
RNAd sebagai komponen-komponen kode genetika, bukan yang dibawa DNA. Tiap triplet yang
mewakili informasi bagi suatu asam amino tertentu dinyatakan sebagai kodon.
3 Sifat Kode Genetik
Bila posisi basa ketiga adalah suatu Purin, kodon-kodon juga akan sinonimus. misalnya
pada kode genetika CAA dan CAG (Basa A dan G merupakan Purin) menunjukan asam amino
Glutamin. Jika posisi basa kedua adalah suatu Pirimidin, secara umum kodon tersebut akan
mengarah pada asam amino yang hidrofilik. Misalnya pada kode genetika CCC yang
menunjukkan asam amino prolin yang hidrofilik, dan ACC yang menunjukkan asam amino
treonin yang hidrofilik.
Sebaliknya jika posisi basa kedua adalah suatu purin, secara umum kodon tersebut akan
mengarah pada asam amino yang polar. Misalnya pada kode genetika GAU yang menunjukkan
asam amino aspartat yang polar dan AGG yang menunjukkan asam amino arginin yang polar.
Selain itu terdapat pula kodon-kodon yang memiliki fungsi yang sama. Misalkan fungsi
kodon asam asparat (GAU dan GAS) sama dengan fungsi kodon asam tirosin (UAU,UAS) dan
juga triptopan (UGG). Hal ini justru sangat menguntungkan pada proses pembentukkan protein
karena dapat menggantikan asam amino yang kemungkinan rusak.
4 Kodon awal dan kodon akhir
Kodon awal merupakan kodon pertama yang diterjemahkan pada saat translasi atau
disebut juga kodon inisiasi (AUG yang menyandikan metionin). Selain kodon inisiasi, untuk
memulai translasi diperlukan juga sekuen atau situs yang disebut Shine- Dalgarno untuk
pengenalan oleh ribosom yang juga dibantu oleh faktor inisiasi (berupa tiga jenis protein).
Kodon akhir merupakan salah satu dari tiga kodon, yaitu UAG, UAA atau UGA. Kodon
akhir disebut juga kodon terminal yang tidak menyandikan asam amino. Kodon akhir
menyebabkan proses translasi berakhir dengan bantuan faktor pelepasan untuk melepas ribosom.
Proses sintesis protein (polipeptida) baru akan diawali apabila ada kodon AUG yang
mengkode asam amino metionin, karenanya kodon AUG disebut sebagai kodon permulaan
(kode ‘start’). Sedangkan berakhirnya proses sintesis polipeptida apabila terdapat kodon UAA,
UAG, dan UGA (pada prokariotik) dan UAA (pada eukariotik). Kodon UAA,UAG, dan UGA
tidak mengkode asam amino apapun dan merupakan agen pemotong gen (tidak dapat
bersambung lagi dengan double helix asam amino) disebut sebagai kodon terminasi/kodon
nonsense (kode ‘stop’). Kode genetik berlaku universal, artinya kode genetik yang sama berlaku
untuk semua jenis makhluk hidup.
Dengan adanya kodon permulaan dan kodon terminasi, berarti tidak semua urutan basa
berfungsi sebagai kodon. Yang berfungsi sebagai kodon hanyalah urutan basa yang berada di
antara kodon permulaan dan kodon terminasi. Urutan basa yang terletak sebelum kodon
permulaan dan setelah kodon penghenti tidak dibaca sebagai kodon.
1. mula mula digunakan basa nitrogen singlet (tunggal) maka ternyata hanya diperoleh 4
asam amino saja yang dapat diterjemahkan padahal asam amino yang ada di alam itu
berjumlah 20 , tentu asam amino ini harus diterjemahkan semua agar protein yang
dihasilkan dapat digunakan lengkap
2. kemudian para ilmuwan mencoba lagi dengan kodon duplet (ganda) dan ternyata baru
dapat untuk menterjemahlkan 16 asam amino ini pun belum cukup juga, mengingat
jumlahnya 20
3. Kemudian dicoba dengan triplet (disusun 3 basa nitrogen) , dengan sempurna dapat
menterjemahkan 64 asam amino hal ini tidak mengapa sekalipun melebihi 20 asam amino
toh dari 64 asam amino yang diterjemahkan ada yang memiliki simbul/fungsi yang sama ,
maksudnya satu asa amino ada yang disusun oleh lebih dari satu rangkaian triplet (kodon)
4. triplet atau Kodon itu diantaranya adalah pada kodon yang menyusun asam assparat
(GAU dan GAS) sama dengan asam-asam tirosin(UAU, UAS) sama juga
dengan triptopan (UGG) dan masih banyak lagi , lihat cakram kode genetik dibawah itu
OK
Jadi meskipun yang terbentuk ada 64 variasi ini tidak masalah karena Asam amino yang
terkodekan ini sangat menguntungkan pada proses pembentukkan protein karena dapat
menggantikan asam amino yang kemungkinan rusak selain itu dari 20 asam amino.
Ada beberapa hal yang penting yang perlu diketahui ternyata masing-masing kode itu
mempunyai karakter yang berbeda satu sama lainnya untuk peran dan nama asam amino
diantaranya ada yang berfungsi sebagai agen pemotong gen atau tidak dapat bersambung
lagi dengan doubel helix asam amino yang berfungsi sebagai agen pemotong gen
diantaranya (UAA, UAG, UGA) yang kemudian ketiga kodon ini kita sebut dengan kode
stop
Beberapa sifat dari kode triplet diantaranya: Kode genetik ini mempunyai banyak
sinonim sehingga hampir setiap asam amino dinyatakan oleh lebih dari sebuah kodon.
Contoh semua kodon yang diawali dengan SS memperinci prolin (SSU, SSS, SSA dan
SSG) semua kodon yang diawali dengan AS memperinci treosin (ASU, ASS, ASA,
ASG).
Jadi meskipun terlihat liar ternyata kalau anda mempelajari detail ada hal hal yang
menarik Tidak tumpang tindih, artinya tiada satu basa tungggal pun yang dapat
mengambil bagian dalam pembentukan lebih dari satu kodon, sehingga 64 itu berbeda-
beda nukleotidanya.
Semenjak tahun 1960an semakin nyata bahwa ada paling sedikit tiga residu nukleotida
DNA diperlukan untuk mengkode untuk masing-masing asam amino.
Empat huruf kode DNA (A, T, G, dan C) dalam grup dua huruf menghasilkan 16
kombinasi yang berbeda, tidak cukup untuk mengkode 20 asam amino.
Empat basa tiga huruf menghasilkan 64 kombinasi yang berbeda.
Genetik eksperimen awal membuktikan bahwa tidak hanya kode genetik atau kodon
untuk asam amino berupa susunan tiga huruf (triplet) dari nukleotida tetapi juga bahwa
kodon tidak tumpang-tindih dan tidak ada jeda antara kodon residu asam amino yang
berurutan. Susunan asam amino protein kemudian digambarkan oleh suatu susunan yang
linier dari kodon triplet yang berdekatan.
Kodon yang pertama pada susunan menetapkan suatu kerangka pembacaan(reading
frame), di mana kodon yang baru memulai pada setiap tiga residu nukleotida.
Pada skema ini, ada tiga kerangka pembacaan yang mungkin untuk setiap urutan DNA
yang diberi, dan masing-masing secara umum akan memberi suatu urutan berbeda
terhadap kodon.
Pada tahun 1961 Marshall Nirenberg dan Heinrich Matthaei mengumumkan hasil
observasi yang mengusulkan terobosan pertama.
Kode genetik ini mempunyai banyak sinonim, sehingga hampir semua asam amino
dinyatakan oleh lebih dari sebuah kodon.
Contohnya tiga asam amino (arginin, serin dan leusin) masing-masing mempunyai 6
kodon sinonim.
Tetapi untuk banyak kodon sinonim yang menyatakan asam amino yang sama, dua basa
permulaan dan triplet adalah tetap sedangkan basa ketiga dapat berlainan.
Contohnya , semua kodon yang dimulai dengan SS memperinci prolin (SSU, SSS, SSA
dan SSG) dan semua kodon yang dimulai dengan AS memperinci treonin (ASU, ASS,
ASA dan ASG).
Fleksibilitas dalam nukleotida dari suatu kodon ini dapat menolong membuat sekecil
mungkin akibat adanya kesalahan.
Tidak ada tumpang tindih, artinya tiada satu basa tunggal pun yang dapat mengambil
bagian dalam pembentukan lebih dari satu kodon, sehingga 64 kodon itu semua berbeda-
beda nukleotidanya.
Kode genetik dapat mempunyai dua arti, yaitu kodon yang sama dapat memperinci lebih
dari satu asam amino.
Contohnya, kodon UUU biasanya merupakan kode untuk fenilalanin, tetapi bila ada
streptomycin dapat pula merupakan kode untuk isoleusin, leusin atau serin.
Kode genetik tidak mempunyai tanda untuk menarik perhatian, artinya tiada sebuah
kodon pun yang dapat diberi tambahan tanda bacaan.
Kodon AUG disebut juga kodon permulaan, karena kodon ini memulai sintesa rantai
polipeptida.
Beberapa kodon dinamakan kodon non-sens (tak berarti) karena kodon-kodon ini tidak
merupakan kode untuk salah satu asam amino pun, misalnya UAA, UAG dan UGA.
Kode genetik itu ternyata universal karena kode yang sama berlaku untuk semua macam
mahluk hidup.
Beberapa sifat dari kode triplet diantaranya :
1. Kode genetik ini mempunyai banyak sinonim sehingga hampir setiap asam amino
dinyatakan oleh lebih dari sebuah kodon. Contoh semua kodon yang diawali
dengan SS memperinci prolin,(SSU,SSS,SSA dan SSG) semua kodon yang diawali
dengan AS memperinci treosin(ASU,ASS,ASA,ASG).
2. Tidak tumpang tindih,artinya tiada satu basa tunggal pun yang dapat mengambil bagian
dalam pembentukan lebih dari satu kodon,sehingga 64 itu berbeda-beda nukleotidanya
3. Kode genetik dapat mempunyai dua arti yaitu kodon yang sama dapat memperinci lebih
dari satu asam amino
4. Kode genetik itu bersifat universal
5. Tiap triplet yang mewakili informasi bagi suatu asam amino tertentu dinyatakan sebagai
kodon.Kode genetika bersifat degeneratif dikarenakan 18 dan 20 macam asam amino
ditentukan oleh lebih dari satu kodon, yang disebut kodon sinonimus.Hanya metionin dan
triptofan yang memiliki kodon tunggal.Kodon sinonimus tidak ditempatkan secara acak,
tetapi dikelompokkan.
6. Kodon sinnonimus memiliki perbedaan pada urutan basa ketiga.
BAB III
PENUTUP
3 Kesimpulan
Kode genetik atau yang sering disebut kodon adalah cara pengkodean urutan nukleotida
pada DNA atau RNA untuk menentukan urutan asam amino pada saat sintesis protein. Di dalam
setiap sel terdapat ribuan reaksi kimia dan enzim yang berfungsi mengatur jalannya semua
reaksi. Karena DNA mengkode protein, maka akan menentukan enzim apa yang diproduksi dan
akhirnya akan menentukan reaksi kimia yang terjadi di dalam sel.
Kodon awal merupakan kodon pertama yang diterjemahkan pada saat translasi atau
disebut juga kodon inisiasi (AUG yang menyandikan metionin). Kodon akhir merupakan salah
satu dari tiga kodon, yaitu UAG, UAA atau UGA. Kodon akhir disebut juga kodon terminal yang
tidak menyandikan asam amino.
DAFTAR PUSTAKA
https://docplayer.info/53017166-Bab-i-pendahuluan-1-1-latar-belakang.html