PT. Dankos Laboratories Tbk atau lebih dikenal dengan nama Dankos didirikan pada
tanggal 25 Maret 1974 di Pulo Mas, Jakarta Timur, dan memulai kegiatan operasinya di
bidang obat - obatan pada tah un 1978 dengan lahan seluas 500 m2. Setelah beroperasi
selama empat tahun di Pulo Mas, Dankos memindahkan kegiatan operasionalnya di
Kawasan Industri Pulogadung dengan luas lahan 12.800 m2 dan luas bangunan 3.925 m2.
Pada tahun 1986, Dankos mendapat lisensi produk dari Fujisawa (Jepang) dan
Daiichi (Jepang). Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, maka pada tanggal 13
November 1989, Dankos melakukan go public dengan mencatatkan sahamnya pada Bursa
Efek Jakarta dan Surabaya. Pada tahun 1990 Dankos mulai melakukan ekspor obat bebas
(OTC) ke sepuluh negara (Asia dan Afrika). Pada tahun yang sama PT. Dankos
Laboratories memperoleh 100% saham PT. Bintang Toedjoe.
Dankos memperoleh sertifikat GMP (Good Manufacturing Practice) pada tahun
1991. Dankos membangun Gedung penicillin dan Gedung chepalosporin.
PT Dankos Farma merupakan salah satu anak perusahaan Kalbe yang bergerak
di bidang pharmaceutical. PT Dankos Farma didirikan oleh Dr. Boenjamin Setiawan
Ph.D pada tahun 1974 dengan visi “menjadi sebuah perusahaan yang mempunyai
komitmen kuat dalam mengembangkan produk kesehatan yang bermutu dan inovatif
melalui penerapan ilmu dan teknologi, serta dipasarkan secara nasional maupun
regional dengan mengutamakan kepuasan pelanggan” dan misi “meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat”. Visi dan Misi ini kemudian diterapkan
dalam nilai-nilai perusahaan yang disebut dengan Kalbe Panca Sradha, yakni:
1. Saling percaya adalah perekat diantara kami
2. Kesadaran penuh adalah dasar setiap tindakan kami
3. Inovasi adalah kunci keberhasilan kami
4. Bertekad untuk menjadi yang terbaik
5. Saling keterkaitan adalah panduan hidup kami.
Pada awalnya PT Dankos Farma bernama PT. Dankos Laboratories. PT Dankos
Laboratories mulai beroperasi pada tahun 1978 di Pulo Mas Jakarta Timur di area
seluas 500 m2 dengan fokus awal produksi obat-obatan dan kosmetik. Pada tahun 1982
PT Dankos Laboratories memindahkan kegiatan operasionalnya di Kawasan Industri
Pulogadung hingga sekarang.
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, pada tanggal 13 November
1989 PT. Dankos melakukan go public dengan mencatatkan sahamnya pada Bursa
Efek Jakarta dan Surabaya. Pada tahun 1990 PT Dankos Laboratories memperoleh
100% saham PT Bintang Toejoe dan juga mulai mengekspor produk-produknya ke
beberapa negara Asia dan Afrika. Pada tahun 1991 PT Dankos Laboratories
memperoleh sertifikat GMP (Good Manufacturing Practice). Pada tahun 1992, PT
Dankos Laboratories memperluas cakupan kegiatan produksinya dengan membangun
gedung cephalosporin dan penicillin seluas 735 m2. Sehingga menjadi perusahaan
pertama di Indonesia yang memiliki 3 fasilitas bangunan pabrik yang terpisah. Pada
tahun 1994 PT Dankos Laboratories memperoleh sertifikat CPOB yang merupakan
bukti bahwa industri farmasi telah memenuhi persyaratan dalam membuat suatu bentuk
sediaan obat.
Saat ini PT Dankos berfokus pada produksi sediaan injeksi (small volume
parenteral), betalaktam, dan onkologi (focus manufacturing). Focus manufacturing
terjadi dikarenakan pada awalnya, industri-industri farmasi bangga ketika memiliki
semua fasilitas produksi untuk berbagai macam bentuk sediaan. Namun, dengan
berjalannya waktu keinginan para konsumen adalah mendapatkan suatu produk dengan
harga yang murah dengan kualitas yang tinggi (cheap revolution). Revolusi ini terjadi
karena dampak dari krisis moneter pada tahun 1998 yang melanda Indonesia. Kondisi
ini menuntut industri farmasi, termasuk PT Dankos Laboratories, untuk menekan biaya
produksi dimana munculah inisiatif focus manufacturing. Keuntungan bagi industri
yang menerapkan focus manufacturing adalah meningkatnya utilisasi fasilitas produksi
sehingga produktifitas, kompetensi dan spesialisasi untuk menghasilkan suatu produk
juga meningkat. Produktifitas, kompetensi dan spesialisasi yang meningkat berdampak
pada biaya produksi yang lebih efisien dan keuntungan perusahaan yang lebih tinggi.
Dankos selalu berkomitmen untuk meningkatkan mutu dan kualitas produk yang
dihasilkan, hal ini dibuktikan dengan menjadi Industri Farmasi Indonesia yang pertama
kali memperoleh sertifikat ISO 9001 pada tahun 1997. PT Dankos Laboratories pada
tahun 2004 memperoleh sertifikat ISO 14001 mengenai sistem manajemen lingkungan
sebaga bukti kepedulian perusahaan terhadap lingkungan. Pada tahun yang sama juga
PT Dankos Laboratories mendapatkan sertifikat OHSAS (Occupational Health and
Safety Assessment Series) 18001 atas komitmen yang kuat dari perusahaan untuk
menjamin keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Pada tahun 2005 PT Dankos
Laboratories diakuisisi oleh PT. Kalbe Farma dan mengalami perubahan nama menjadi
PT Buana Inti Cemerlang pada tahun 2006. Namun, pada tahun yang sama berubah
nama lagi menjadi PT Dankos Farma dengan alasan untuk mempertahankan nama PT
Dankos yang selama ini telah dikenal oleh masyarakat. Pada tahun 2011, Dankos mulai
mengimplementasikan Total Productive Maintenance (TPM). Dan pada tanggal 31
Januari 2017, Dankos menjadi perusahaan farmasi pertama di Indonesia yang
mendapatkan TPM Excellent Award dari Japan Institute of Plant Maintenance.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap penderita kanker, pada tahun 2014 PT Dankos
Farma menambah fasilitas produksi yaitu membangun gedung onkologi yang
dikhususkan untuk memproduksi obat-obat anti kanker.
B. Visi dan Misi
1. Visi
Menjadi sebuah perusahaan industri yang mempunyai komitmen kuat dalam
mengembangkan produk kesehatan yang bermutu dan inovatif melalui penerapan ilmu
dan tekhnologi, serta dipasarkan secara nasional maupun regional dengan
mengutamakan kepuasan pelanggan
2. Misi
Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
D. Struktur Organisasi
Gambar Struktur Organisasi PT. Dankos Farma