TINJAUAN KHUSUS
PT. SANBE FARMA
3.2 Lokasi
PT. Sanbe Farma mempunyai beberapa unit tempat untuk melakukan
aktivitas produksi yaitu:
1) PT. Sanbe Farma unit 1 di Jl. Industri 1 no. 9 Cimahi, memproduksi produk
non betalaktam, non sefalosporin, dan obat hewan (veterinary).
2) PT. Sanbe Farma unit 2 di Jl. Leuwigajah no. 162 Cimahi, memproduksi
produk betalaktam (lantai 2) dan sefalosporin (lantai 4).
3) PT. Sanbe Farma unit 3 di Jl. Industri Cimareme no. 8 Padalarang,
memproduksi SVP (Small Volume Parenteral = injeksi volume kecil), LVP
(Large Volume Parenteral = injeksi volume besar), tetes mata, sediaan steril
salep mata, sediaan serbuk injeksi steril.
4) PT. Sanbe Farma unit 4 di Jl. Industri Cimareme no. 8 Padalarang,
memproduksi produk-produk anti kanker (oncologi).
5) PT. Sanbe Farma unit 5 di Jl. Industri Cimareme no. 8 Padalarang,
memproduksi produk-produk biologi (biological).
6) PT. Sanbe Farma unit 6 di Jl. Industri Cimareme no. 8 Padalarang,
memproduksi produk-produk soft gelatin capsule.
3.10 Produksi
Produksi diawasi oleh personil yang kompeten. Penanganan bahan baku
dan produk jadi didokumetasikan dengan baik. Status bahan baku, dan produk jadi
diberikan penandaan yang jelas dengan label berwarna untuk mencegah terjadinya
mixed up. Proses produksi di PT. Sanbe Farma Unit 3 dilakukan berdasarkan
rencana yang telah dibuat PPIC. Koordinator produksi kemudian memberikan
informasi ke operator mengenai produk yang akan diproses. Kemudian bahan
baku disiapkan oleh bagian Gudang bahan baku. Bahan baku akan
diserahterimakan ke bagian produksi dengan jumlah yang sesuai dengan batch
record. Sebelum proses produksi, dilakukan kesiapan jalur terlebih dahulu.
Kesiapan jalur akan diperiksa oleh bagian IPC dan AA (Asisten Apoteker) untuk
memastikan bahwa ruangan dan mesin telah siap untuk digunakan. Mesin dalam
keadaan bersih dan tercantum label bersih. Kondisi ruangan yang telah sesuai,
antara lain kelembaban, suhu dan tekanan. Sebelum dilakukan proses
pencampuran, bahan baku yang akan digunakan diperiksa kembali kesesuaiannya
dengan yang tertera pada catatan pengolahan bets. PT. Sanbe Farma Unit 3
memproduksi sediaan steril berupa SVP (Small Volume Parenteral) dan LVP
(Large Volume Parenteral). Sebelumnya perlu dipastikan bahwa personalia dari
produksi steril telah mengikuti pelatihan terkait sediaan steril.
BAB IV
PEMBAHASAN
Gambar i4.3 iFishbone iDiagrams i(Diagram iTulang iIkan) iatau iDiagram iIshikawa
Desain idiagram iIshikawa iterlihat iseperti itulang iikan. iRepresentasi idari idiagram
itersebut isederhana, iyakni isebuah igaris ihorizontal iyang imelalui iberbagai igaris isub
ipenyebab ipermasalahan. iDiagram iini idapat idigunakan ijuga iuntuk imempertimbangan
irisiko idari iberbagai ipenyebab idan isub ipenyebab idari idampak itersebut, itermasuk
irisikonya isecara iglobal.
4.2.2 iTujuan iDiagram iTulang iIkan i(Fishbone iDiagrams)
Fishbone iDiagrams i(Diagram iTulang iIkan) iadalah idiagram isebab iakibat iyang
idapat idigunakan iuntuk imengidentifikasi ipotensi imasalah ikinerja. iDiagram itulang iikan
imenyediakan istruktur iuntuk idiskusi ikelompok isekitar ipotensi ipenyebab imasalah
itersebut. iTujuan iutama idari idiagram itulang iikan iadalah iuntuk imenggambarkan isecara
igrafik icara ihubungan iantara ipenyampaian iakibat idan isemua ifaktor iyang iberpengaruh
ipada iakibat iini. iFishbone iDiagrams iadalah ialat ianalisis iyang imenyediakan icara
isistematis imelihat iefek idan ipenyebab iyang imembuat iatau iberkontribusi iterhadap iefek
itersebut. iKarena ifungsi idiagram iFishbone, idapat idisebut isebagai idiagram isebab-akibat
i(Watson, i2004). iFungsi idasar idiagram i5 itulang iikan iadalah iuntuk imengidentifikasi
idan imengorganisasi ipenyebab-penyebab iyang imungkin itimbul idari isuatu iefek ispesifik
idan ikemudian imemisahkan iakar ipenyebabnya.
4.2.3 iManfaat iDiagram iTulang iIkan i(Fishbone iDiagrams)
Dengan iadanya idiagram itulang iikan iini isebenarnya imemberi ibanyak isekali
ikeuntungan ibagi idunia ibisnis. iSelain imemecahkan imasalah ikualitas iyang imenjadi
iperhatian ipenting iperusahaan, imasalah-masalah iklasik iyang idapat idiselesaikan idi
iindustri iantara ilain: i
a) Keterlambatan iproses iproduksi. i
b) Tingkat idefect i(cacat) iproduk iyang itinggi. i
c) Mesin iproduksi iyang isering imengalami imasalah. i
d) Output ilini iproduksi iyang itidak istabil iyang iberakibat ikacaunya irencana
iproduksi. i
e) Produktivitas iyang itidak imencapai itarget. i
f) Komplain ipelanggan iyang iterus iberulang. i
Namun, ipada idasarnya idiagram itulang iikan idapat idipergunakan iuntuk
ikebutuhan-kebutuhan iberikut: i
1. Membantu imengidentifikasi iakar ipenyebab imasalah idari isuatu imasalah. i
2. Membantu imembangkitkan iide-ide iuntuk isolusi isuatu imasalah. i
3. Membantu idalam ipenyelidikan iatau ipencarian ifakta ilebih ilanjut. i
4. Mengidentifikasi itindakan iuntuk imenciptakan ihasil iyang idiinginkan. i
5. Membuat iissue isecara ilengkap idan irapi. i
6. Menghasilkan ipemikiran ibaru. i
4.2.4 iLangkah-Langkah iPembuatan iDiagram iTulang iIkan i(Fishbone iDiagrams)
Diagram itulang iikan iatau isebab iakibat imerupakan ipendekatan iterstruktur iyang
imemungkinkan idilakukan isuatu ianalisis ilebih iterperinci idalam imenemukan ipenyebab-
penyebab isuatu imasalah, iketidaksesuaian, idan ikesenjangan iyang iada i(Gasversz i(1997:
i112)). iTerdapat i6 ilangkah iyang iharus idilakukan idalam imelakukan ianalisis idengan
idiagram itulang iikan iyaitu: i
1) Menyepakati ipermasalahan iutama iyang iterjadi idan idiungkapkan ibahwa imasalah
itersebut imerupakan isuatu ipernyataan imasalah i(problem istatement). i
Masalah imerupakan iperbedaan iantara ikondisi iyang iada idengan ikondisi iyang
idiinginkan i(W. iPounds, i1969 idalam iRobbins idan iCoulter, i2012). iPada ilangkah
i“effect” iatau isecara ivisual idalam ifishbone iseperti i“kepala iikan”. iSelanjutnya
ikotak iyang imengelilingi itulisan ipernyataan imasalah itersebut idan imembuat ipanah
Untuk isampai ipada iakar imasalah, ibisa ipada ipertanyaan ikelima iatau ibahkan ibisa ilebih
iatau ikurang itergantung idari itipe imasalahnya. i(Olivier, i2009)
4.3.2 iTahapan iUmum iRoot iCause iAnalysis iDengan iMetode iAnalisis i5 iWhy
Terdapat i8 ilangkah iyang iharus idilakukan idalam imelakukan ianalisis idengan
imetode ianalisis i5 iwhy iyaitu:
1. Menentukan imasalahnya idan iarea imasalahnya
2. Mengumpulkan itim iuntuk ibrainstorming isehingga ikita ibisa imemiliki iberbagai
ipandangan, ipengetahuan, ipengalaman, idan ipendekatan iyang iberbeda iterhadap
imasalah
3. Melakukan igemba i(turun ike ilapangan) iuntuk imelihat iarea iaktual, iobyek iaktual,
idengan idata iaktual.
4. Mulai ibertanya imenggunakan iWhy iWhy
5. Setelah isampai ipada iakar imasalah, iujilah isetiap ijawaban idari iyang iterbawah
iapakah ijawaban itersebut iakan iberdampak ipada iakibat idi ilevel iatasnya.
iContoh: iapakah ijika ikita imemiliki ipencatatan ipenggantian ikomponen imaka
iakan imudah ibagi iTim iMaintenance iuntuk imelakukan ipenggantian ikomponen
isecara irutin? iApakah ihal itersebut ipaling imasuk iakal idalam imenyebabkan
idampak idi ilevel iatasnya? iApakah iada ialternatif ikemungkinan ipenyebab
ilainnya?
6. Pada iumumnya isolusi itidak imengarah ipada imenyalahkan ike iorang itapi
ibagaimana icara imelakukan iperbaikan isistem iatau iprosedur.
7. Jika iakar ipenyebab isudah idiketahui imaka isegera iidentifikasi idan
iimplementasikan isolusinya.
8. Monitor iterus ikinerjanya iuntuk imemastikan ibahwa imasalah itersebut itidak
iterulang ilagi.
Gambar i4.5 iSiklus iPlant iDo iCheck iAct iQuality iManagement iSystem i