Anda di halaman 1dari 23

BAB III

PERMASALAHAN DAN
ISU-ISU STRATEGIS

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi


Pelayanan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi
Jawa Tengah

Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya


timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal,
kelemahan yang tidak diatasi, peluang yang tidak dimanfaatkan, dan
ancaman yang tidak diantisipasi. Untuk mendapatkan gambaran awal
bagaimana permasalahan infrastruktur dapat dipecahkan dan
diselesaikan dengan baik, tiap-tiap permasalahan juga diidentifikasi
faktor-faktor penentu keberhasilannya dimasa datang. Faktor-faktor
penentu keberhasilan adalah faktor kritis, hasil kinerja, dan faktor-
faktor lainnya yang memiliki daya ungkit yang tinggi dalam
memecahkan permasalahan pembangunan atau dalam mewujudkan
keberhasilan penyelenggaraan urusan pemerintahan.
Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus
diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan
daerah karena dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan
karakteristik bersifat penting, mendasar, mendesak, berjangka
panjang, dan menentukan tujuan penyelenggaraan pemerintahan
daerah dimasa yang akan datang.
Upaya untuk mewujudkan tujuan pembangunan daerah telah
dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui serangkaian
kebijakan dan program serta sumber pendanaan secara sinergis dan
berkelanjutan. Berdasarkan hasil evaluasi, terdapat berbagai aspek
pembangunan yang telah mengalami kemajuan atau keberhasilan,

47 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023
namun di sisi lain terdapat pula berbagai permasalahan dan tantangan
yang masih dihadapi dan perlu ditangani melalui serangkaian
kebijakan dan program secara terencana, sinergis, dan berkelanjutan.
Permasalahan-permasalahan pembangunan bidang Energi dan
Sumber Daya Mineral akan diuraikan untuk mengetahui faktor-faktor,
baik secara internal maupun eksternal, yang menjadi pendorong
munculnya permasalahan tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1.
Pemetaan Permasalahan Pelayanan Perangkat Daerah

No Masalah Pokok Masalah Akar Masalah


BIDANG MINERAL DAN BATUBARA
1. Masih banyaknya a. Rendahnya a. Kekhawatiran masyarakat
penambangan tanpa izin kesadaran pelaku akan sulitnya proses
(PETI) pertambangan untuk perizinan tambang
mengajukan izin
b. Birokrasi penerbitan b. Rekomendasi dan
rekomendasi dan perizinan sebagai syarat
perizinan di tingkat izin tambang yang
Kabupaten dikeluarkan kabupaten
c. Beberapa kegiatan melibatkan beberapa
penambangan instansi dengan regulasi
memiliki masa yang beragam.
penambangan
kurang dari sebulan c. Belum adanya regulasi di
dengan luas lahan tingkat daerah yang
kurang dari 1 ha. mengatur untuk kegiatan
d. Penindakan hukum pertambangan mineral
pelaku PETI dan
dengan jangka waktu
penyitaan alat masih
penambangan yang
kurang.
e. Rendahnya pendek dan luas lahan
pemahaman yang sempit.
masyarakat terhadap
d. Penindakan dan
hukum/aturan yang
penyitaan alat masih
berlaku.
bergantung ke pihak
POLRI.

e. Minimnya sosialisasi dan


bimbingan good mining
practice

2. Masih kurangnya a. Pengolahan potensi a. Belum adanya data


kebutuhan bahan tambang belum potensi tambang secara
tambang untuk optimal. detail dan lengkap.
pembangunan b. Penggunaan b. Terbatasnya sumber daya
infrastruktur teknologi yang belum manusia yang menguasai

48 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023
No Masalah Pokok Masalah Akar Masalah
optimal teknologi

BIDANG GEOLOGI DAN AIR TANAH


1. Masih banyaknya a. Tidak atau kurang a. Muka air tanah terlalu
daerah rawan tersedianya air bersih dalam sehingga air tanah
kekeringan di Jawa di musim kemarau sulit diambil dengan
Tengah b. Kurangnya air sumur gali/pasak biasa
meresap ke dalam
tanah di musim b. Peresapan air kurang
hujan maksimal
c. Sumberdaya air
kurang terkelola c. Pemanfaatan air tanah
yang kurang efektif

2. Penurunan kuantitas air


Banyaknya pengambilan Pengawasan pengambilan air
tanah di Jawa Tengah air tanah yang tidak tanah yang kurang optimal
sesuai dengan aturan
3. Masih banyak a. Rendahnya a. Kekhawatiran masyarakat
pemanfaatan air tanah kesadaran pelaku akan sulitnya proses
tanpa izin pengusahaan air perizinan air tanah
tanah untuk b. Rekomendasi dan
mengajukan izin perizinan sebagai syarat
b. Birokrasi penerbitan izin air tanah yang
rekomendasi dan dikeluarkan kabupaten
perizinan airtanah di melibatkan beberapa
tingkat Kabupaten instansi dengan regulasi
yang beragam
BIDANG KETENAGALISTRIKAN
1. Rendahnya konsumsi a. Penyediaan tenaga Rendahnya produktivitas dan
listrik per kapita di Jawa listrik yang masih aktivitas masyarakat dalam
Tengah terbatas pemanfaatan energi listrik
b. Pertumbuhan
industri yang masih
rendah
2. Masih banyak usaha a. Rendahnya a. Kekhawatiran akan
ketenagalistrikan yang kesadaran pelaku sulitnya proses perizinan
belum sesuai dengan tentang perizinan dan genset
aturan keselamatan b. Biaya Uji Laik Operasi
ketenagalistrikan bagi kalangan
b. SLO melibatkan Jasa industri/usaha kecil
Sertifikasi masih dirasakan cukup
mahal
BIDANG ENERGI BARU TERBARUKAN
1. Masih rendahnya a. Masih tingginya a. Ketergantungan
pemanfaatan energi baru pemakaian energi masyarakat dengan BBM
terbarukan fosil bersubsidi
b. Masih banyak potensi
EBT yang belum b. Belum ada data potensi
dioptimalkan EBT secara lengkap dan
c. Biaya investasi yang detail
tinggi untuk
pembangunan c. Belum ada insentif dari

49 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023
No Masalah Pokok Masalah Akar Masalah
infrastruktur EBT pemerintah terhadap
skala besar investasi infrastruktur
EBT

2. Penggunaan energi yang Masih rendahnya Belum optimalnya


berlebihan budaya hemat energi implementasi hasil audit
energi

SEKRETARIAT
1. Sumber Daya Manusia Keterbatasan SDM, baik a. Banyak pegawai yang
yang belum memadai kuantitas maupun sudah purna tugas
kualitas
b. Belum terakomodasinya
jumlah SDM sesuai
dengan kebutuhan

c. Kurangnya pendidikan
dan pelatihan

2. Sarana dan prasarana Keterbatasan sarana dan a. Sarpras yang sebagian


yang belum memadai prasarana besar sudah tua, baik itu
sarpras kantor maupun
kendaraan dinas

b. Penambahan cabang
dinas

c. Peningkatan standar
laboratorium yang semula
Kelas B menjadi Kelas A

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah

Visi:

“Menuju Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari”


“Tetep Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi”

Visi Pembangunan Provinsi Jawa Tengah ini diharapkan akan


mewujudkan keinginan dan amanat masyarakat Provinsi Jawa
Tengah dengan tetap mengacu pada pencapaian tujuan nasional
seperti diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 khususnya bagi
masyarakat Provinsi Jawa Tengah, selaras dengan RPJM Nasional

50 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023
Tahun 2014-2019, dan RPJPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-
2025. Visi Pembangunan Provinsi Jawa Tengah tersebut harus dapat
diukur keberhasilannya dalam rangka mewujudkan Provinsi Jawa
Tengah yang Sejahtera dan Berdikari. Makna yang terkandung dalam
Visi tersebut dijabarkan sebagai berikut :
Sejahtera
Masyarakat Jawa Tengah Sejahtera adalah masyarakat yang
tercukupi segala kebutuhan dasarnya secara adil dan merata
berprinsip pada perikemanusiaan dan perikeadilan. Masyarakat
sejahtera juga terbebas dari ketidakmerdekaan, kebodohan, kesakitan,
kelaparan, serta ancaman dari perlakuan atau tindak kekerasan fisik
maupun non fisik. Dalam lingkungan masyarakat yang sejahtera akan
tercipta hubungan sosial yang nyaman dan aman, tanpa adanya
diskriminasi SARA, serta tercipta relasi yang dinamis, saling
menghargai, saling pengertian, dan toleransi yang tinggi. Ketercukupan
kebutuhan masyarakat juga didukung dengan pemenuhan prasarana
dan sarana dasar, pelayanan publik, ruang publik, transportasi, serta
teknologi yang harus disediakan secara cukup dan menerus, untuk
mencapai kemajuan dan perkembangan kehidupan masyarakat yang
lebih baik dan sejahtera.
Berdikari
Berdikari merupakan sebuah tujuan agar masyarakat mampu
memenuhi segala kebutuhan dasarnya secara mandiri dan cukup.
Dengan begitu, berdikari menjadi sebuah metode untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan lingkungan hidupnya berbasis modal
pokok milik sendiri, baik sumberdaya alam, manusia, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik. Sedangkan sumberdaya yang berasal dari luar
merupakan tambahan apabila diperlukan. Perwujudan masyarakat
Jawa Tengah yang sejahtera dan berdikari dilandasi semangat dan nilai
utama Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi. Nilai ini dimanifestasi dalam

51 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023
sikap, tindakan, dan laku seluruh masyarakat Jawa Tengah untuk
dapat bersama mencapai kesejahteraan yang berdikari.
Menuju Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari “Tetep Mboten
Korupsi, Mboten Ngapusi” merupakan instrumen untuk
menciptakan nilai-nilai kesejahteraan yang setara (equal) bagi
segenap komponen masyarakat Jawa Tengah dan mewujudkan
kondisi Jawa Tengah yang berdaulat secara politik, berdikari
secara ekonomi, dan berkepribadian secara sosial budaya, yang
dapat dimanifestasikan dalam bentuk sikap maupun perbuatan,
dengan tindakan dan perilaku “Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi”.
Guna mewujudkan harapan/keinginan Rakyat Jawa Tengah
menjadi sejahtera tentunya diperlukan kerja keras dari seluruh
komponen, baik dari pihak pemerintah daerah maupun dari seluruh
lapisan masyarakat yang ada di Provinsi Jawa Tengah untuk dapat
mendayagunakan dan mengoptimalkan segenap potensi sumber daya
alam yang dimiliki dengan tetap mengacu pada prinsip pembangunan
yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Misi:

1) Membangun masyarakat Jawa Tengah yang religius, toleran, dan


guyub untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2) Mempercepat reformasi birokrasi yang dinamis serta memperluas


sasaran ke pemerintah Kabupaten/Kota.

3) Memperkuat kapasitas ekonomi rakyat dan membuka lapangan


kerja baru untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran.

4) Mejadikan rakyat Jawa Tengah lebih sehat, lebih pintar, lebih


berbudaya dan mencintai lingkungan.

52 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023
Visi dan Misi di atas dijabarkan dalam 10 (sepuluh) program kerja,
sebagai berikut :
1. Sekolah tanpa sekat; pelatihan tentang demokrasi dan pemilu,
gender, anti korupsi dan magang gubernur untuk siswa
SMA/SMK;
2. Peningkatan peran rumah ibadah, fasilitas pendakwah dan guru
ngaji;
3. Reformasi birokrasi di kabupaten/kota yang dinamis berbasis
teknologi informasi dan sistem layanan terintegrasi;
4. Satgas kemiskinan, bantuan desa, rumah sederhana layak huni;
5. Obligasi daerah, kemudahan akses kredit UMKM, penguatan
BUMDes dan pelatihan startup untuk Wirausaha Muda;
6. Menjaga harga komoditas dan asuransi gagal panen untuk petani
serta melindungi kepentingan nelayan;
7. Pengembangan transportasi masal, revitalisasi jalur kereta dan
bandara serta pembangunan embung/irigasi;
8. Pembukaan kawasan industri baru dan rintisan pertanian
terintegrasi;
9. Rumah sakit tanpa dinding, sekolah biaya pemerintah khusus
untuk siswa miskin (SMAN, SMKN, SLB) dan bantuan sekolah
swasta, pondok pesantren, madrasah, dan difabel;
10. Festival seni serta pengembangan infrastruktur olahraga, rumah
kebudayaan, dan kepedulian lingkungan.

Tabel 3.2. Telaah Visi, Misi, dan Program Gubernur Jawa Tengah

Visi/Misi/Program
Tupoksi Dinas Faktor Penghambat
No Kerja Gubernur Permasalahan
ESDM dan Pendorong
Jawa Tengah
1 Misi 3: Pemenuhan Masih banyak Faktor Penghambat:
Memperkuat kebutuhan energi rumah tangga a) Terdapat perbedaan
kapasitas listrik bagi miskin yang data rumah tangga
ekonomi rakyat masyarakat miskin belum memiliki miskin antara PLN
dan membuka sambungan dengan BPS

53 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023
Visi/Misi/Program
Tupoksi Dinas Faktor Penghambat
No Kerja Gubernur Permasalahan
ESDM dan Pendorong
Jawa Tengah
lapangan kerja listrik rumah b) Lokasi masyarakat
untuk tangga yang berada di
mengurangi daerah terpencil
kemiskinan dan c) Biaya investasi EBT
pengangguran yang tinggi
Faktor Pendorong:
a) Kewajiban
pemerintah daerah
untuk menyediakan
energi, utamanya
masyarakat di
daerah terpencil.
b) Semakin tingginya
permintaan energi
c) Potensi energi baru
terbarukan
setempat
2 Program Kerja 1, Partisipasi Belum adanya Faktor penghambat:
terkait “gender” perempuan dalam data pilah a. Kesenjangan gender
pembangunan gender dalam b. Asumsi bahwa
infrastruktur pembangunan pembangunan
sektor ESDM infrastruktur infrastruktur
sektor ESDM dilakukan oleh laki-
laki
Faktor pendorong:
a. Gender Analysis
Pathway
b. Gender Budget
Statement
3 Program Kerja 8, Pemenuhan Masih tingginya Faktor penghambat:
terkait kebutuhan energi permintaan akan a. Rendahnya
“pembukaan listrik dan air energi listrik dan kesadaran industri
kawasan industri bersih bagi air bersih dalam untuk melakukan
baru” industri baru mendukung perizinan air tanah
pembukaan dan

54 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023
Visi/Misi/Program
Tupoksi Dinas Faktor Penghambat
No Kerja Gubernur Permasalahan
ESDM dan Pendorong
Jawa Tengah
kawasan ketenagalistrikan
industri baru b. Budaya hemat
energi masih sulit
diterapkan
Faktor pendukung:
a. Kewajiban
pemerintah dalam
penyediaan energi
b. Kemudahan
perizinan (satu
pintu)
4 Misi 4 dan  Pemanfaatan  Masih Faktor penghambat:
Program Kerja 10, energi baru rendahnya a. Masih tingginya
terkait terbarukan persentase penggunaan energi
“kepedulian sebagai energi baru fosil
lingkungan” pengganti terbarukan b. Subsidi BBM
energi fosil dalam c. Harga EBT yang
 Pengembangan Bauran belum bisa bersaing
dan Energi d. Biaya investasi EBT
pembinaan  Masih yang tinggi
pertambangan luasnya e. Rendahnya
mineral dan pertambanga kesadaran pelaku
batubara n tanpa izin usaha
 Peningkatan di Jawa pertambangan dan
konservasi air Tengah air tanah untuk
tanah,  Banyaknya mengajukan izin
pengendalian pengambilan Faktor pendorong:
pengambilan air tanah a. Potensi EBT yang
air tanah dan yang tidak melimpah
perbaikan sesuai b. Kebijakan
degradasi air dengan penurunan emisi
tanah aturan gas rumah kaca
c. Kemudahan
perizinan (satu
pintu)

55 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023
3.3. Telaahan Renstra Kementerian ESDM

Analisis Renstra K/L (yang masih berlaku) ditujukan untuk


menilai keserasian, keterpaduan, sinkronisasi, dan sinergitas
pencapaian sasaran pelaksanaan Renstra OPD provinsi terhadap
sasaran Renstra K/L sesuai dengan urusan yang menjadi kewenangan
masing-masing OPD.

Renstra Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral dilaksanakan


sesuai dengan Peraturan Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 tahun
2015 Tentang Rencana Strategis Kementerian Energi dan Sumberdaya
Mineral Tahun 2015-2019.

3.3.1. Visi Kementerian ESDM

Kementerian ESDM melaksanakan Visi dan Misi Pembangunan


Nasional, khususnya bidang Energi dan Sumber Daya Mineral dengan
menetapkan Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Strategi yang lebih
operasional dengan mengacu pada RPJMN 2015-2019. Visi
Pembangunan Nasional untuk tahun 2015-2019 adalah :

“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan


Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.

3.3.2. Misi Kementerian ESDM

Upaya untuk mewujudkan Visi ini adalah melalui 7 Misi


Pembangunan, yaitu :

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan


wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan
sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia
sebagai negara kepulauan;
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis
berlandaskan negara hukum;

56 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri
sebagai negara maritim;
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju
dan sejahtera;
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,
kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional; dan
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

3.3.3. Tujuan dan Sasaran Strategis

Tujuan dan Sasaran merupakan penjabaran Visi dan Misi


Kementerian ESDM yang merupakan kondisi yang ingin diwujudkan
selama periode 5 tahun (di akhir tahun 2019) adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3.
Tujuan dan Sasaran Strategis Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral Tahun 2015-2019
No Tujuan Sasaran

1. Terjaminnya penyediaan energi dan 1) Mengoptimalkan kapasitas


bahan baku domestik penyediaan energi fosil;
2) Meningkatkan alokasi energi
domestik;
3) Meningkatkan akses dan
infrastruktur energi;
4) Meningkatkan diversifikasi energi;
5) Meningkatkan efisiensi energi dan
pengurangan emisi;
6) Meningkatkan produksi mineral
dan PNT.
2. Terwujudnya Optimalisasi Mengoptimalkan penerimaan negara
penerimaan negara dari sektor dari sektor ESDM.
ESDM
3. Terwujudnya subsidi energi yang Mewujudkan subsidi energi yang
lebih tepat sasaran dan harga yang lebih tepat sasaran.
kompetitif
4. Terwujudnya peningkatan investasi Meningkatkan investasi sektor ESDM.
sektor ESDM
5. Terwujudnyamanajemen dan SDM 1) Mewujudkan manajemen dan
yang profesional serta SDM yang profesional;
peningkatankapasitasiptek dan 2) Meningkatkan kapasitas iptek.
pelayanan bidang geologi 3) Meningkatkan kualitas informasi
dan pelayanan bidang geologi

57 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023
3.3.4. Kondisi Energi dan Sumber Daya Mineral

Kondisi yang dikemukakan oleh Kementerian ESDM yang


mempengaruhi kondisi Provinsi Jawa Tengah di antaranya adalah :

a. Bauran Energi Nasional masih didominasi oleh BBM;


b. Belum optimalnya pengembangan energi alternatif pengganti BBM;
c. Belum optimalnya investasi untuk pengembangan sektor energi dan
sumberdaya mineral, dikarenakan tumpang tindihnya wilayah
pertambangan dengan kehutanan, perkebunan, lamanya pinjam
pakai wilayah hutan;
d. Keterbatasan kemampuan penyediaan tenaga listrik untuk
memenuhi pertumbuhan beban akibat investasi untuk penambahan
kapasitas terpasang relatif kecil, diakibatkan oleh keterbatasan
pendanaan ketenagalistrikan oleh pemerintah;
e. Rasio Elektrifikasi nasional tahun 2017 sebesar 95,35% sehingga
masih terdapat 4,65% KK yang belum mempunyai akses tenaga
listrik;
f. Masih banyaknya perizinan Kawasan Pertambangan di daerah yang
tidak mengikuti kaidah pertambangan yang baik dan benar, serta
masih maraknya aktivitas pertambangan rakyat ilegal;
g. Konservasi air tanah di cekungan air tanah menghadapi kendala
dengan makin maraknya aktivitas pengambilan air tanah tanpa izin,
serta pengambilan air tanah yang kurang terkendali terutama di
kawasan perindustrian dan kota besar.

Sesuai tugas pokok dan fungsi Dinas ESDM Provinsi Jawa


Tengah, maka terkait dengan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Kementerian ESDM yang harus diselaraskan sesuai dengan tujuan
dan sasaran Kementerian ESDM adalah sebagai berikut :
1. Terjaminnya pasokan energi dan bahan baku domestik, dengan
upaya kemandirian energi di Jawa Tengah melalui pengembangan
energi baru terbarukan;

58 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023
2. Terwujudnya optimalisasi penerimaan negara dari sektor ESDM,
dengan upaya optimalisasi pembinaan, pengawasan, dan
pengendalian sektor ESDM;
3. Terwujudnya subsidi energi yang lebih tepat sasaran dan harga
yang kompetitif, dengan upaya meningkatkan koordinasi dengan
stakeholder terkait;
4. Terwujudnya peningkatan investasi sektor ESDM, dengan
meningkatkan promosi-promosi sektor ESDM dan menyediakan
data dan informasi potensi dan sebaran material yang terukur dan
ter update;
5. Terwujudnya manajemen dan SDM yang profesional serta
peningkatan kapasitas iptek dan pelayanan bidang geologi, dengan
meningkatkan kualitas dan kuantitas pengetahuan sumber daya
manusia dibidang geologi melalui pelatihan dan kursus-kursus
bidang geologi;

Terkait dengan program yang terdapat dalam Renstra Dinas


ESDM Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023, perlu ditelaah
sasaran pada Renstra Kementerian ESDM sebagaimana yang
dijabarkan pada Tabel 3.4. berikut :
Tabel 3.4.
Faktor Penghambat dan Pendorong dari Pelayanan Dinas ESDM
Provinsi Jawa Tengah berdasarkan Telaahan Sasaran
Renstra Kementerian ESDM

NO. Sasaran Jangka Tupoksi Dinas Permasalahan Faktor


Menengah Renstra ESDM Provinsi
Kementerian ESDM Jawa Tengah Penghambat Pendorong

1. Terjaminnya Peningkatan rasio Masih rendahnya - Masih banyak - Masih


peningkatan ketersediaan daya konsumsi listrik per rumah tangga tingginya
penyediaan energi dan listrik dan kapita belum berlistrik permintaan
bahan baku domestik pemanfaatan energi - Masih tingginya energi
baru terbarukan pemanfaatan - Kebijakan
dalam Bauran energi fosil nasional yang
Energi lebih berpihak
pada investasi
pengembangan
energi baru
terbarukan
- Pembukaan

59 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023
NO. Sasaran Jangka Tupoksi Dinas Permasalahan Faktor
Menengah Renstra ESDM Provinsi
Kementerian ESDM Jawa Tengah Penghambat Pendorong

kawasan
industri baru
2. Terwujudnya Pemberian - Belum optimalnya - Kurangnya - Luas wilayah
optimalisasi rekomendasi teknis pembinaan, ketaatan cakupan
penerimaan negara perizinan usaha pengawasan, dan masyarakat pengawasan
dari sektor ESDM pertambangan dan pengendalian penambang
pengawasan sektor ESDM terhadap aturan - Jumlah
terhadap usaha Perundang- pemegang IUP
pertambangan undangan yang cukup
besar
- Kurangnya
jumlah pejabat
pengawas
3. Terwujudnya subsidi Perhitungan volume - Pemerintah provinsi - Kurangnya - Keterbatasan
energi yang lebih tepat PBBKB dan kuota tidak mempunyai kesadaran tersedianya
sasaran dan harga BBM bersubsidi kewenangan masyarakat bahan bakar
yang kompetitif melakukan mampu terkait bersubsidi
pembinaan, pemanfaatan sehingga
pengawasan, dan energi yang mendorong
pengendalian di disubsidi masyarakat
sektor Migas menggunakan
- Jumlah penerima bahan bakar
- Belum adanya subsidi yang non subsidi
kepastian hukum semakin
terhadap oknum- meningkat tiap
oknum yang tahunnya
menyelewengkan
energi bersubsidi - Kurangnya
pengawasan
pemanfaatan
energi bersubsidi
dari kementrian
ESDM (pusat)

- Masih adanya
pelanggaran
pemanfaatan
energi bersubsidi
4. Terwujudnya Peningkatan PDRB - Belum tersedianya - Belum disusun - Ketersediaan
peningkatan investasi sektor ESDM data dan informasi dan dana APBD
sektor ESDM secara terukur dan ditetapkannya dan APBN
ter update secara Wilayah Izin
berkala Usaha - Potensi dan
Pertambangan sebaran Energi
(WIUP) Lintas dan
Kabupaten/Kota. Sumberdaya
mineral yang
- Konflik menyebar dan
kepentingan cukup tingi
antara
Kabupaten/Kota - Minat investor
dengan Provinsi cukup tinggi
serta OPD
terkait - Meningkatnya
(Kehutanan dan kebutuhan
Lingkungan bahan material
Hidup serta penunjang
Pemerhati konstruksi

60 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023
NO. Sasaran Jangka Tupoksi Dinas Permasalahan Faktor
Menengah Renstra ESDM Provinsi
Kementerian ESDM Jawa Tengah Penghambat Pendorong

Lingkungan
Hidup)
5. Terwujudnya Perumusan, - Rendahnya kualitas - Semakin - Terdapat
manajemen dan SDM pelaksanaan, dan dan kuantitas bertambah perguruan
yang profesional serta evaluasi atas pengetahuan luasnya kawasan tinggi yang
peningkatan kapasitas kebijakan di bidang sumber daya bencana geologi berbasis
iptek dan pelayanan geologi manusia dibidang dan kawasan geologi
bidang geologi geologi. rawan bencana
geologi - Banyaknya
- Keterbatasan diklat dan
anggaran - Kurangnya kursus bidang
pemantauan jumlah personil geologi
daerah rawan pemantauan
bencana geologi daerah rawan
dan anggaran bencana geologi
pemasangan alat
peringatan dini
bencana geologi

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian


Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) pada RPJMD

3.4.1. Telaahan RTRW


Tugas Pokok dan Fungsi Dinas dalam pelaksanaan tugas di
bidang mineral dan batubara, geologi dan air tanah,
ketenagalistrikan, energi baru terbarukan, telah tertuang dan
sesuai Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029,
sebagai berikut :

Tabel 3.5 Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Tupoksi Dinas Faktor Penghambat


No Kebijakan RTRW Permasalahan
ESDM dan Pendorong
1. Rencana Sistem Pengembangan Masih rendahnya Faktor Penghambat:
Jaringan Prasarana dan Konservasi persentase energi a) Masih tingginya
Energi Energi Baru baru terbarukan penggunaan
Terbarukan dalam Bauran energi fosil
Program Indikatif: Energi b) Subsidi BBM
a. Pengembangan c) Harga EBT yang
prasarana belum bisa
kelistrikan bersaing
b. Prasarana d) Biaya investasi
energi Bahan EBT yang tinggi
Bakar Minyak
dan Gas Faktor Pendorong:

61 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023
Tupoksi Dinas Faktor Penghambat
No Kebijakan RTRW Permasalahan
ESDM dan Pendorong
c. Pengembangan a) Potensi EBT yang
energi alternatif melimpah
b) Kebijakan
penurunan emisi
gas rumah kaca
2. Kawasan rawan Pembangunan Berkurangnya Faktor Penghambat:
kekeringan sumur bor, sumur kuantitas air a) Muka air tanah
gali dan pasak di tanah terlalu dalam
daerah rawan sehingga air
kering tanah sulit
diambil dengan
sumur gali/pasak
biasa
b) Peresapan air
kurang maksimal
c) Pemanfaatan air
tanah yang
kurang efektif

Faktor pendorong:
a) Terdapat 31
Cekungan Air
Tanah dengan
potensi air tanah
bebas 7.341,99
juta m3/tahun
b) Kebutuhan air
bersih yang
semakin
meningkat
3. Kawasan lindung Kajian geowisata Belum Faktor penghambat:
geologi terakomodasinya a) Kesulitan dalam
daerah kawasan izin penggunaan
lindung geologi kawasan lindung
sebagai obyek geologi
wisata edukasi b) Rendahnya
minat
masyarakat
untuk wisata
edukasi

Faktor pendorong:
a) Cukup banyak
potensi kawasan
lindung kars dan
kawasan cagar
alam geologi
untuk dijadikan
obyek geowisata
b) Penetapan
kawasan geopark
dunia oleh
UNESCO

62 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023
Tupoksi Dinas Faktor Penghambat
No Kebijakan RTRW Permasalahan
ESDM dan Pendorong
4. Kawasan Peningkatan nilai Kebutuhan Faktor penghambat:
peruntukan tambah bahan bahan tambang a) Kekhawatiran
pertambangan galian non logam yang terus akan kesulitan
dan logam meningkat tanpa perizinan usaha
diimbangi pertambangan
dengan jumlah b) Maraknya
perizinan pertambangan
pertambangan tanpa izin

Faktor pendorong:
a) Potensi sumber
daya mineral
b) Meningkatnya
kebutuhan
bahan material
penunjang
konstruksi

3.4.2. Telaah Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD


Sesuai dengan KLHS RPJMD yang telah disusun, tupoksi Dinas ESDM
yang berkaitan dengan KLHS RPJMD tersebut yaitu:
Tabel 3.6 Telaahan KLHS RPJMD
Kebijakan KLHS Tupoksi Dinas Faktor Penghambat
No Permasalahan
RPJMD ESDM dan Pendorong
1. Potensi sumber Peningkatan nilai Kebutuhan bahan Faktor penghambat:
daya alam dan tambah bahan tambang yang a) Kekhawatiran
inventarisasi data galian non logam terus meningkat akan kesulitan
perizinan dan logam serta tanpa diimbangi perizinan usaha
pertambangan pemberian dengan jumlah pertambangan
rekomendasi perizinan b) Maraknya
teknis izin usaha pertambangan pertambangan
pertambangan tanpa izin

Faktor pendorong:
a) Potensi sumber
daya mineral
b) Meningkatnya
kebutuhan
bahan material
penunjang
konstruksi
2. Emisi gas rumah Pemanfaatan a) Masih Faktor Penghambat:
kaca sektor energi energi baru rendahnya a) Masih tingginya
terbarukan dalam persentase penggunaan
pemenuhan energi energi baru energi fosil
dan pelaksanaan terbarukan b) Subsidi BBM
audit energi dalam Bauran c) Harga EBT yang
Energi belum bisa
b) Belum bersaing

63 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023
Kebijakan KLHS Tupoksi Dinas Faktor Penghambat
No Permasalahan
RPJMD ESDM dan Pendorong
optimalnya d) Biaya investasi
pelaksanaan EBT yang tinggi
budaya hemat e) Kurangnya
energi implementasi
hasil audit energi

Faktor Pendorong:
a) Potensi EBT yang
melimpah
b) Kebijakan
penurunan emisi
gas rumah kaca
3. Tujuan 7: Menjamin Peningkatan rasio a) Masih banyak Faktor Penghambat:
akses energi yang elektrifikasi dan rumah tangga a) Terdapat
terjangkau, andal, pemanfaatan energi miskin yang perbedaan data
baru terbarukan
berkelanjutan dan belum memiliki rumah tangga
dalam Bauran Energi
modern untuk sambungan miskin antara
semua listrik rumah PLN dengan BPS
 Rasio tangga b) Masih tingginya
elektrifikasi b) Rendahnya penggunaan
 Konsumsi listrik produktivitas energi fosil
per kapita dan aktivitas c) Subsidi BBM
 Bauran energi masyarakat d) Harga EBT yang
terbarukan dalam belum bisa
pemanfaatan bersaing
energi listrik e) Biaya investasi
c) Masih EBT yang tinggi
rendahnya
persentase Faktor Pendorong:
energi baru a) Kewajiban
terbarukan pemerintah
dalam Bauran daerah untuk
Energi menyediakan
energi, utamanya
masyarakat di
daerah terpencil.
b) Pembukaan
kawasan industri
baru
c) Potensi EBT yang
melimpah

3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis

Isu – isu strategis diidentifikasi melalui kebijakan dan kegiatan


pembangunan masa lalu yang mempengaruhi visi, misi, output, biaya
dan atau manajemen. Cara mengidentifikasi dan memilih selanjutnya
mempengaruhi keputusan bagaimana Dinas Energi dan Sumber Daya

64 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023
Mineral Provinsi Jawa Tengah melakukan perencanaan, realisasi dan
pengawasan pembangunan sektor energi dan sumber daya mineral.
Upaya untuk mewujudkan tujuan pembangunan daerah telah
dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui serangkaian
kebijakan dan program serta sumber pendanaan secara sinergis dan
berkelanjutan. Berdasarkan hasil evaluasi, terdapat berbagai aspek
pembangunan yang telah mengalami kemajuan atau keberhasilan,
namun di sisi lain terdapat pula berbagai permasalahan dan tantangan
yang masih dihadapi dan perlu ditangani melalui serangkaian
kebijakan dan program secara terencana, sinergis, dan berkelanjutan.

Perencanaan pembangunan daerah, khususnya di OPD, dilaksanakan


dalam kerangka keterpaduan perencanaan pembangunan nasional,
regional maupun sektoral. Oleh karena itu tahap awal dari
perencanaan pembangunan daerah di OPD dimulai dengan melakukan
analisis terhadap lingkungan strategis, baik pada skala nasional
maupun regional. Tujuannya adalah agar perencanaan pembangunan
daerah di OPD dapat bersinergi dan memberikan kontribusi dalam
pemecahan permasalahan pembangunan, baik tingkat nasional
maupun regional.

3.5.1. Faktor Lingkungan Internal


Beberapa kekuatan (strength) yang perlu diperhatikan, antara lain :
1. Tersedianya sumber daya manusia yang mendukung dan sesuai
dengan kompetensi yang dibutuhkan;
2. Peraturan perundang-undangan bidang ESDM yang mendukung;
3. Hasil-hasil pembangunan di bidang ESDM yang selama ini telah
dilaksanakan menjadi modal utama pembangunan;
4. Model manajemen birokrasi Dinas ESDM yang terstruktur dan
sistematis;

65 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023
5. Jaringan kerja dan stakeholder (swasta, kelompok
masyarakat/ormas, LSM dan perguruan tinggin) berjalan dengan
baik.

Beberapa kendala/kelemahan (weakness), antara lain:


1. Distribusi manfaat pembangunan sektor ESDM belum merata dan
berkeadilan;
2. Pemanfaatan sumber daya manusia sektor ESDM belum optimal;
3. Penyelenggaraan pembangunan sektor ESDM kurang sinergi dan
terkoordinasi;
4. Peraturan perundang-undangan Sektor ESDM belum sepenuhnya
dapat diterapkan;
5. Terbatasnya sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan sektor
ESDM;
6. Kedisiplinan sumber daya manusia aparatur belum optimal;
7. Keterbatasan anggaran;
8. Belum adanya jabatan fungsional khusus sektor ESDM di Jawa
Tengah.

3.5.2. Faktor Lingkungan Eksternal

Beberapa peluang (opportunities) yang dapat dimanfaatkan, antara


lain :
1. Potensi pemanfaatan sektor ESDM;
2. Komitmen dalam negeri untuk menyelenggarakan pengelolaan
sektor ESDM berkelanjutan yang cukup tinggi;
3. Dukungan Internasional yang besar untuk pengembangan bidang
energi baru terbarukan yang berkelanjutan;
4. Keberadaan potensi ESDM, stakeholder dan peran serta
masyarakat yang tinggi dalam mendukung pembangunan
nasional;
5. Ketergantungan terhadap potensi ESDM;

66 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023
6. Permintaan dan tingkat kebutuhan terhadap hasil sumberdaya
ESDM;
7. Meningkatnya kemajuan IPTEK;
8. Adanya kebijakan provinsi dan pusat yang berpihak kepada
masyarakat sekitar;
9. Pendanaan dari APBN dan APBD yang cukup memadai;
10. Sistem perizinan pemanfatan ESDM cukup selektif;
11. Keterlibatan perempuan dalam pembangunan dan pemanfaatan
sektor ESDM.
Beberapa ancaman (threats) yang perlu diantisipasi, antara lain :
1. Dengan berlakunya UU Nomor 23 Tahun 2014, maka terjadi
perpindahan kewenangan dari Pemerintah Provinsi menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat, terkait sektor Migas dan
Kebencanaan;
2. Pertambangan tanpa izin belum sepenuhnya mampu diatasi,
sehingga berpotensi menimbulkan kerusakan lahan bekas
pertambangan;
3. Penetapan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) untuk
Mineral Logam dan Batubara belum ditetapkan;
4. Masih adanya ketergantungan dengan instansi lain dalam proses
perizinan;
5. Penempatan aparat pengawas yang tidak sesuai dengan bidang
tugasnya;
6. Penyediaan lapangan kerja sektor ESDM masih rendah;

Memperhatikan kekuatan, kendala, peluang dan ancaman


maka dirumuskan isu-isu strategis Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah,
yang terkait dengan beberapa hal yang menjadi fokus perencanaan
pembangunan Provinsi Jawa Tengah periode tahun 2018-2023 yang
tercantum dalam dokumen RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-
2023.

67 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023
Isu strategis Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral akan
diselaraskan dengan isu strategis dalam RPJMD. Isu-isu strategis yang
teridentifikasi berdasarkan permasalahan yang ada di sektor ESDM
adalah :

1. Masih luasnya kegiatan pertambangan tanpa ijin;


Pertambangan tanpa ijin menjadi permasalahan yang masih
dihadapi Provinsi Jawa Tengah. Luas area penambangan liar di
Jawa Tengah mencapai 550 Ha hingga tahun 2017. Karakter
pertambangan tanpa ijin adalah sporadis dan bersifat setempat-
setempat sehingga luas area tidak bisa ditetapkan secara pasti.
2. Perlunya upaya konservasi pemanfaatan air tanah;
Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat terutama
di daerah sulit air (rawan kekeringan) dan kawasan industri
dipenuhi dengan cara pemanfaatan air tanah sehingga akan
menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas air tanah, maka
diperlukan upaya peningkatan konservasi air tanah, pengendalian
pengambilan air tanah dan perbaikan degradasi air tanah
3. Masih rendahnya konsumsi listrik per kapita Jawa Tengah;
Konsumsi energi listrik di Jawa Tengah dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan, namun masih rendah jika dibandingkan
dengan nasional. Hingga tahun 2017, konsumsi listrik per kapita
Jawa Tengah sebesar 653,94 kWh, jauh di bawah konsumsi listrik
per kapita nasional yang sudah mencapai 1012 kWh. Dalam rangka
menggenjot konsumsi listrik tersebut, perlu ada keseimbangan
antara demand dan supply di Provinsi Jawa Tengah. Pemerintah
perlu mendorong sektor bisnis dan sektor industri untuk
berkembang di Jawa Tengah serta diperlukan penambahan
kapasitas pembangkit.

68 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023
4. Masih rendahnya pemanfaatan energi baru dan terbarukan
dalam bauran energi;
Pengembangan energi baru terbarukan di Provinsi Jawa Tengah
diperlukan sebagai upaya mengurangi ketergantungan energi fosil
yang masih cukup tinggi. Sampai dengan tahun 2017, persentase
pemanfaatan EBT dalam energi bauran di Jawa Tengah baru
mencapai 9,56% sehingga masih diperlukan pemanfaatan potensi
EBT di Jawa Tengah, diantaranya pembangunan demplot biogas,
PLTMH, PLTS, PLT Sampah dan PLTP.
5. Masih diperlukannya peningkatan kinerja pelayanan publik
bidang ESDM.
Pemerintah yang bersih dan baik saat ini menjadi isu nasional,
yang juga terjadi di Provinsi Jawa Tengah. Sebagai salah satu upaya
mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang baik serta
memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat, maka
diperlukan peningkatan kinerja pelayanan publik bidang ESDM.

69 | RENSTRA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023

Anda mungkin juga menyukai