Anda di halaman 1dari 74

Project Finance & Bankable PPA (Versi

Lengkap)
Capacity Development of Power System
Planning with Consideration of Renewable Energy

Kirana Diah Sastrawijaya (kirana@umbra.law; +62 81932464089)


Senior Partner of UMBRA – Strategic Legal Solutions

Adya Sepasthika (adya@umbra.law)


Associate of UMBRA– Strategic Legal Solutions
Presentasi ini disusun berdasarkan pelatihan berikut:
Hotel Santika Premiere Beach Resort Belitung
Selasa, 10 September 2019
PERNYATAAN PENYANGKALAN (DISCLAIMER)

Presentasi ini telah disiapkan oleh UMBRA - Strategic Legal Solutions (UMBRA) khusus untuk keperluan diskusi.
Informasi dalam presentasi ini tidak dimaksudkan sebagai nasihat hukum yang definitif dan lengkap tentang
masalah tertentu dan tidak dapat digunakan sebagai dasar untuk mengambil tindakan definitif tanpa memeriksa
sumber utama dan berkonsultasi lebih lanjut dengan kami atau penasihat hukum Anda. Presentasi ini juga tidak
dimaksudkan sebagai pengganti referensi pada (dan kepatuhan terhadap) ketentuan rinci dari peraturan
perundang-undangan yang relevan.
Pendapat yang dikemukakan dalam presentasi ini mencerminkan pendapat UMBRA pada tanggal
disampaikannya presentasi ini dan dapat berubah tanpa pemberitahuan jika UMBRA mengetahui informasi apa
pun, baik spesifik maupun umum, yang mungkin berdampak material pada pendapat tersebut.
UMBRA tidak akan bertanggung jawab dengan cara apa pun atas konsekuensi apa pun (termasuk tetapi tidak
terbatas pada kerugian langsung, tidak langsung atau konsekuensial, kehilangan keuntungan dan kerugian
lainnya) yang diakibatkan oleh penggunaan presentasi ini maupun setiap pendapat atau pernyataan yang
terkandung dalam presentasi ini atau atas kelalaian dalam bentuk apapun sehubungan dengan presentasi ini.
Seluruh informasi dalam presentasi ini bersifat rahasia dan tidak boleh disalin atau direproduksi (baik seluruhnya
maupun sebagian) atau diringkas atau didistribusikan kepada pihak mana pun dengan cara apa pun tanpa izin
tertulis sebelumnya dari UMBRA. UMBRA memiliki hak berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia untuk
mengajukan gugatan terhadap pihak mana pun yang melanggar ketentuan kerahasiaan ini.
Dengan membaca ketentuan ini dan/atau mengakses presentasi ini (baik seluruhnya maupun sebagian) dengan
cara apa pun (termasuk dalam bentuk fisik dan/atau elektronik), anda dianggap telah menyetujui seluruh
ketentuan ini dan akan tunduk pada konsekuensi hukum yang diakibatkan dari ketentuan disclaimer ini.

@2019 – UMBRA STRATEGIC LEGAL SOLUTIONS 1


Agenda
1 Pendahuluan 3

2 Pengadaan Listrik EBT 9

3 Project Financing, PJBTL yang bankable dan Alokasi Resiko 14

PJBTL: (a) Ketentuan Utama; (b) Tahapan Utama; (c) Elemen-Elemen


4 24
PJBTL yang bankable; dan (d) TKDN

5 Tinjauan pada Analisis Perbandingan PJBL Indonesia dan Internasional 58


1

Pendahuluan
Peraturan Perundang-undangan terkait Energi Terbarukan
UU No. 30/2009 Peraturan Pemerintah No. Peraturan Presiden No.
UU No. 30/2007 79/2014 22/2017
tentang tentang Kebijakan Energi tentang Rencana Umum Energi
tentang Energi
Ketenagalistrikan Nasional Nasional

Pasal 20(5): penyediaan energi baru dan Pasal 6(2): Pemanfaatan Pasal 9(1): peran Energi Baru Lampiran 1, hal. 79: 30% dari luas atap
energi terbarukan oleh badan usaha, sumber energi primer harus untuk seluruh bangunan Pemerintah dan
dan Energi Terbarukan paling min. 25% dari luas atap bangunan
bentuk usaha tetap dan perseorangan dilaksanakan dengan
dapat memperoleh insentif dari sedikit 23%. rumah mewah, kompleks perumahan,
mengutamakan sumber energi apartemen, kompleks pada 2025 dan
Pemerintah dan/atau pemerintah daerah
baru dan energi terbarukan memfasilitasi pendirian industri hulu hilir
• UU 21/2014 tentang PLTS.
Panas Bumi
•PP 7/2017 tentang Permen ESDM No. 10/2018 Permen ESDM No. 50/2017 Permen ESDM No. 48/2017
Panas Element Name
Panas Bumi untuk tentang Perubahan Kedua atas
Permen ESDM No. 10/2017
tentang Pemanfaatan Sumber tentang Pengawasan Pengusahaan
Pemanfaatan Tidak Energi Terbarukan untuk di Sektor Energi dan Sumber Daya
Bumi Langsung
tentang Pokok-Pokok Dalam
Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik
Penyediaan Tenaga Listrik Mineral
• Permen ESDM Pasal 11 dan 12: Perubahan Struktur
37/2018 tentang Pasal 2: kewajiban bagi PLN untuk Kepemilikan Saham pada Badan Usaha
Penawaran Wilayah Pasal 28: membebaskan para membeli tenaga listrik dari pemegang IUPTl tidak dapat dilakukan
Kerja Panas Bumi pihak dari kewajibannya pembangkit tenaga listrik yang sampai mencapai COD, namun
apabila terjadi keadaan kahar memanfaatkan sumber energi perubahan direksi dan/atau komisaris
terbarukan. dapat dilakukan dengan mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari Menteri
Sampah Pasal 16: Gubernur dapat ESDM.
• Perpres No. 35 Tahun Permen ESDM No.
menjadi 2018 47/2018
mendelegasikan
kewenangannya untuk
Energi tentang Tata Cara Penetapan menetapkan Tarif Tenaga
Tarif Tenaga Listrik Listrik kepada Menteri ESDM
atas nama Gubernur.
•Permen ESDM
49/2018 tentang
Sinar Penggunaan Sistem
Matahari Pembangkit Listrik
Tenaga Surya Atap
oleh Konsumen
Struktur Pasar Pembangkitan Tenaga Listrik
Mekanisme Jual & Beli berdasarkan
UU Ketenagalistrikan
jual beli antara penghasil listrik dan PLN melalui
Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik
PLN membangun
Pembangkit
IPP/
Kontraktor EPC

PLN/ Pemegang Wilayah Usaha


Terintegrasi menjual listrik kepada
Perjanjian kerjasama PLN pelanggan
penyediaan tenaga
listrik

PLN/ Pemegang Wilayah Usaha Pelanggan


Pemegang Wilayah Terintegrasi menjual listrik kepada
Usaha Terintegrasi pelanggan
jual beli antara penghasil listrik dan
Pemegang Wilayah Usaha Terintegrasi PLN/ Pemegang wilayah usaha Terintegrasi dapat melaksanakan
melalui Perjanjian Jual Beli Tenaga usaha penyediaan tenaga listrik (pembangkitan listrik; transmisi
Listrik/Pemegang Wilayah Usaha listrik; distribusi listrik; dan penjualan listrik) untuk kepentingan
membangun pembangkit public secara terintegrasi

Penghasil
Listrik/Kontraktor
EPC
Daftar Negatif
Penanaman Modal di Bidang Ketenagalistrikan berdasarkan Perpres 44/2016

Sektor Kepemilikan Asing Maksimum

Konstruksi • Pekerjaan insultasi (kabel listrik),


Pekerjaan pemasangan kabel dan
listrik, Pekerjaan konstruksi listrik
lainnya - 67%
• Konstruksi ketenagalistrikan dan
pemasangan konstruksi utilitas
Listrik - 95%
Pembangkitan Tenaga • Pembangkit listrik skala kecil (1 – 10
Listrik MW) – 49%
• Pembangkit listrik (> 10 MW) – 95%
• Pembangkit listrik dengan skema
KPBU – 100%
Transmisi dan Distribusi • Transmisi Listrik – 95%
Tenaga Listrik • Distribusi Listrik – 95%

Manajemen • Pengopersian dan pemeliharaan


instalasi listrik – 95%

@2019 – UMBRA STRATEGIC LEGAL SOLUTIONS


RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik)

RUPTL juga digunakan sebagai pedoman


RUPTL pada dasarnya merupakan rencana untuk lokasi mana PLN ingin melihat
dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk pembangkit listrik akan dikembangkan. Jika
mendapatkan listrik dari produsen suatu proyek belum diatur dalam RUPTL,
pembangkit listrik, termasuk IPP swasta. maka proses seleksi langsung proyek tersebut
umumnya tidak akan dimulai

RUPTL 2019

“Untuk mendorong percepatan pencapaian target


RUPTL bukan merupakan bauran energi terbarukan, dapat dilakukan
sesuatu yang permanen, jika penambahan pembangkit EBT diluar RUPTL sesuai
kebutuhan sistem setempat” Diktum V RUPTL
perlu dapat diubahberdasarkan 2019”
suatu persetujuan ESDM.
Tahapan Proyek Listrik
Penandatanganan
Pendirian Penandatanganan Dokumen Proyek & Operasi
Pengadaan
Perusahaan Proyek PJBTL
Dokumen Komersial
Pembiayaan

•Pengadaan untuk • Setelah mendapat proyek di • Ketentuan PJBL diatur • Kontrak EPC, Perjanjian • Setelah selesainya proses
pembelian listrik dilakukan Indonesia, pengembang dalam Permen ESDM Suplai Bahn Bakar dan konstruksi dan
oleh PLN sesuai dengan disyaratkan untuk 10 Tahun 2017 tentang Perjanjian komisioning pembangkit,
RUPTL. membentuk perusahaan Ketentuan Pokok PJBTL Pengoperasian & perusahaan proyek akan
•Berdasarkan tipe penanaman modal asing sebagaimana terakhir Pemeliharaan harus mencapai tahap operasi
pembangkit, pembelian untuk menjalankan proyek kali diubah dengan ditandatangani secara komersial.
listrik dapat dilakukan listrik di Indonesia. Permen ESDM 10 back to back dengan • Pengoperasian
dengan metode pelelangan • Berdasarkan Perpres 44/2016, Tahun 2018. PJBTL. pembangkit harus sesuai
umum, pemilihan langsung kepemilikan asing dalam • Tarif listrik dalam suatu • Untuk mencapai dengan ketentuan PJBTL.
dan penunjukkan langsung. suatu perusahaan PJBTL harus Tanggal Pembiayaan • Pengopersian pembangkit
• Setelah proses pengadaan pembangkit listrik dengan mendapatkan sesuai dengan syarat harus sesuai dengan
selesai, PLN akan kapasitas diatas 10 MW persetujuan Menteri PJBTL (dengan dokumen lingkungan
menerbitkan Letter of adalah maksimum 95%, ESDM. mendapatkan surat (AMDAL) dan syarat
Intent. sedangkan untuk pembangkit komitmen dari Pemberi lainnya yang ada dalam
dengan kapasitas sampai Pinjaman, atau dokumen izin lingkungan.
dengan 10MW, maksimum lainnya sebagaimana
49%. disyaratkan.
• Perusahaan proyek harus
mendapatkan Izin Usaha
Peyediaan Tenaga Listrik
(IUPTL) untuk melaksanakan
kegiatan usaha penyediaan
listrik. 8
2

Pengadaan Listrik EBT


Pembelian Listrik Energi Terbarukan
PP 14/2012 (“PP Listrik”) Permen ESDM 50/2017

Berdasarkan Pasal 25 ayat (4) Berdasarkan Pasal 4 ayat (1)


PP Listrik, pembelian listrik Permen ESDM 50/2017,
Sebelum diterbitkannya Permen yang berasal dari Energi pembelian listrik yang
ESDM 50/2017, pembelian Terbarukan dapat dilakukan memanfaatkan Energi Terbarukan
tenaga listrik yang dengan penunjukan dilakukan oleh PLN melalui
memanfaatkan energi langsung. pemilihan langsung.
terbarukan dapat dilakukan
dengan mekanisme
Tipe Energi
penunjukkan langsung. Metode Pembelian
Terbarukan
Sinar Matahari Pemilihan langsung berdasarkan
Angin kuota kapasitas
Biomassa Pemilihan langsung
Biogas
Gerakan dan Perbedaan Suhu
Lapisan Laut
Tenaga Air
Sampah Kota Penunjukan langsung
Metode Pembelian Tenaga Panas Bumi
Listrik Berdasarkan Permen Bahan Bakar Nabati Pemilihan langsung
ESDM 50/2017
Pengadaan Tenaga Listrik untuk Energi Terbarukan
Sejak penerbitan Peraturan Menteri ESDM 50/2017, pengadaan listrik bersumber energi terbarukan diadakan melalui pemilihan
langsung oleh PLN melalui proses Pra-Kualifikasi (PK) yang diselenggarakan oleh PLN dimana pengembang yang tertarik harus
terlebih dahulu memenuhi persyaratan dan melewati kriteria tertentu sebagaimana ditetapkan dalam dokumen PK.

Proses DPT Proses


Pengadaan

Pre-Kualifikasi
dilakukan di kantor Mengundang
pusat atau unit induk pengembang yang
tergantung jenis dan terdaftar dalam DPT
kapasitas pembangkit
Proses Pemilihan Langsung PLN
Dalam proses pemilihan langsung, IPP harus terkualifikasi dan terdaftar dalam Daftar Penyedia Terseleksi
(DPT). Prosedur untuk dapat tercatat dalam DPT adalah dengan melalui proes Pra-Kualifikasi yang diadakan
oleh PLN. Tergantung pada jenis pembangkit energi terbarukan, PK diadakan:

PK oleh Kantor Pusat PK oleh Unit Induk


Jenis Pembangkit
PLN PLN
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) >10MW ≤ 10 MW

Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) >10MW ≤ 10 MW

Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) >10MW ≤ 10 MW

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Laut >10MW ≤ 10 MW

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) >10MW ≤ 10 MW


Fotovoltaik
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) >10MW ≤ 10 MW
Pembangkit Listrik Tenaga Bahan Bakar Nabati >10MW <10MW
(PLT BBN)
Pembangkit Listrik Energy Storage Kapasitas berapapun -
Pembangkit Listrik Hybrid >10MW ≤ 10 MW
Persyaratan Pre-Kualifikasi/DPT

Kriteria Teknis, diantaranya: Kriteria Teknis, diantaranya:


telah menyelesaikan paling tidak 1 Kontrak IPP, a. telah menyelesaikan paling tidak 1 Kontrak IPP,
Kontrak EPC dan/atau Kontrak O&M dalam 10 Kontrak EPC dan/atau Kontrak O&M dalam 10
tahun terkahir yang telah mencapai COD; tahun terkahir yang telah mencapai COD;
Kriteria Finansial, diantaranya: b. telah menyelesaikan Studi Kelayakan.
a. Perbedaan positif antara total aset dan total Kriteria Finansial, diantaranya:
kewajiban dalam 3 tahun terakhir; dan
a. Perbedaan positif antara total aset dan total
b. Peringkat Dun & Bradstreet yang berlaku saat kewajiban dalam 3 tahun terakhir; dan
ini setidaknya 3A3 atau dengan peringkat kredit
investment grade oleh S&P/Moody’s/Fitch atau b. Peringkat Dun & Bradstreet yang berlaku saat ini
agen sejenis yang berlaku. setidaknya 5A3 atau dengan peringkat kredit
investment grade oleh S&P/Moody’s/Fitch atau
agen sejenis yang berlaku.
Pembangkit Listrik Aneka Energi Pembangkit Listrik Tenaga Air

Peserta harus mencapai minimal 70% dari kemungkinan bobot maksimum untuk lolos proses PK.
3
Project Financing, PJBTL yang
bankable, dan Alokasi Resiko
Apa itu Project Financing?
Apa Itu Project Finance?

Limited
Lenders Recourse
+
Equity

Non-recourse

Pembayaran Pinjaman

Pemerintah Sponsor
Project Company

Perizinan
Kas untuk Aset sebagai
pembayaran jaminan

• arus kas dan pendapatan Proyek sebagai sumber dana untuk pembayaran pinjaman
• aset Proyek sebagai jaminan untuk pemberian pinjaman

16
Bagaimana perbedaannya dengan Corporate
Financing?
Project Finance Corporate Finance

SPV (Special
Peminjam Perusahaan Induk
Purpose Vehicle)

Hak Regres (Recourse) bagi


Perusahaan Induk/Anak Tidak ada/Terbatas Ada
Perusahaan

Dasar yang digunakan Credit Rating dari Grup


Proyeksi Pendapatan Perusahaan atau
untuk perhitungan
pemberian pinjaman Proyek Perusahaan Induk

Dokumen Proyek
Jaminan Utama Aset, balance sheet
dan Pendapatan

Cara pemberi pinjaman


Jaminan kebendaan,
melaksankan haknya
memastikan bahwa
apabila terjadi
Step-in terhadap terdapat jaminan yang
wanprestasi
kontrak dikecualikan dari budel
pailit
17
Project Finance Tanpa Hak Regres vs Hak
Regres Terbatas

Tanpa Hak Regres (Non-Recourse)


• Setelah Sponsor memasukkan ekuitas mereka, tidak
ada risiko/eksposur/komitmen lebih lanjut
• Cukup jarang
Hak Regres Terbatas (Limited Recourse)
• Selain menempatkan ekuitas (tanpa hak regres),
Sponsor memberikan dukungan tambahan, misalnya:
• 10% cost overrun funding
• dukungan dalam hal terjadi kekurangan uang tunai
18
PJBTL yang bankable dan Alokasi
Resiko
Alokasi Risiko : Mengapa selalu ada pertanyaan apakah
PJBTL bankable?

Resiko dialokasikan kepada pihak yang paling


Aturan Dasar dapat memitigasi resiko

Alokasi risiko adalah persyaratan lenders untuk


mendapatkan limited recourse project financing
• Jika terlalu banyak gap resiko, lenders akan
mensyaratkan adanya jaminan/dukungan Sponsor
➢Artinya apabila ada risiko yang dialokasikan
kepada Pengembang dan tidak dapat dimitigasi
atau dialokasikan kepada pihak lainnya, Lenders
akan meminta jaminan tambahan dari Sponsors
• Apabila Sponsor diminta untuk memberikan
jaminan/dukungan yang besar, maka proyek
tidak dapat lagi didanai dengan mekanisme
project financing
Contoh Alokasi Risiko
Resiko Konstruksi

Penundaan Peningkatan Biaya Kinerja


Waktu: Konsekuensi Biaya modal Poor performance dari
keterlambatan pembangkit konstruksi lebih dari pembangkit (output, heat rate,
mencapai operasi komersial? yang dianggarkan dll)
Biaya: Biaya keterlambatan
tambahan (bunga selama
konstruksi, O&M
memperpanjang biaya
mobilisasi, biaya lainnya)
Siapa yang akan menanggung resiko?

Bagaimana cara memitigasinya?

21
Resiko-Resiko Resiko Pembelian Resiko Resiko Suplai Bahan
Permintaan Pengoperasian Bakar

Siapa yang Siapa yang • Kerugian yang datang Siapa yang menanggung
menanggung resiko menanggung resiko dari defisiensi resiko apabila cuaca
menurunnya jika PLN gagal bayar? • Peningkatan akibat mendung atau tidak ada
permintaan listrik? biaya operasional dan angin?
biaya pemeliharaan

Siapa yang akan menanggung resiko?


Bagaimana cara memitigasinya?
Resiko Resiko-Resiko Resiko-Resiko Nilai
Pengambilalihan Pembiayaan Tukar
Lahan/Lokasi
• Siapa yang Fluktuasi nilai Dollar
menanggung resiko dan nilai tukar rupiah
Resiko
kegagalan dalam
penguluran mencapai target
waktu pada finansial?
proses • Siapa yang Siapa yang akan menanggung resiko?
pengambilalihan menanggung implikasi Bagaimana cara memitigasinya?
lahan biaya akibat
perubahan tingkat
bunga?
4

PJBTL
Struktur Kontrak Proyek

Pihak-Pihak Yang Biasanya Terlibat dalam Proyek Listrik


Direct Agreement (Offtaker
consent letter – Schedule 7
PJBTL)

Offtaker Pelanggan
Mengatur: (i) Offtaker
konstruksi; dan
PJBTL (ii) supply
listrik.
Dokumen
Sponsor
Alokasi Risiko
utama

Gadai Saham Perjanjian Perjanjian O&M


Pembiayaan Pengembang Kontraktor O&M
Pemberi
Pinjaman
Direct
Agreement

Kontraktor EPC Kontrak Perjanjian


Pemasok
Kontruksi Pasokan Bahan Bahan Bakar Direct
Bakar Agreement
Apa itu PJBTL?
instrumen yang dimaksudkan untuk memfasilitasi penjualan dan pembelian
tenaga listrik.
(ALSF dan CLDP, Understanding Power Purchase Agreements)
PJBTL
adalah
pada dasarnya merupakan perjanjian antara pembeli “offtaker” dengan
pembangkit listrik independen (IPP) dimana PJBTL menjamin aliran pembayaran
bagi IPP untuk proyek pembangkitan tenaga listrik.
(https://ppp.worldbank.org/public-private-partnership/sector/energy/energy-
power-agreements/power-purchase-agreements)

PJBTL yang
bankable?

PJBTL yang dianggap bankable adalah PJBTL yang ditandatangani oleh


offtaker yang secara credit dianggap layak (creditworthy) dan memiliki
jangka waktu cukup untuk memungkinkan pelunasan hutang dengan
memberikan aliran pendapatan yang memadai dan dapat diprediksi

(OPIC, Important Features of Bankable Power Purchase Agreements


For Renewable Energy Power Projects)

26
Mengapa PJBTL Penting?
Sumber
KEWAJIBAN UTAMA pendapatan
Pengembang Memuat kewajiban
PENGEMBANG Pengembang kepada
dari Offtaker Offtaker dan
PJBTL pada dasarnya memuat dua kewajiban
• Sebagian besar proyek Kewajiban
utama dari Pengembang: pembayaran Offtaker
(i) kewajiban Konstruksi pembangkit; dan IPP (listrik) dibiayai
kepada Pengembang
(ii) kewajiban pasokan listrik dari pembangkit dengan mekanisme
ke Offtaker. project financing
• Pengembang
• Dalam suatu project memberikan komitmen
financing, bankability dari dan janji-janji kepada
TUJUAN UTAMA PJBTL proyek bergantung pada Offtaker (mis. desain
kestabilan arus pembangkit, operasi,
• PJBTL mengatur seluruh fase proyek, pendapatan dari proyek ketersediaan)
mulai dari konstruksi, pembiayaan,
operasi komersial, tarif, pengakhiran dan • PJBTL adalah satu- • Kewajiban dan janji-janji
konsekuensi pengakhiran (termasuk buy- satunya dokumen yang ini nantinya akan
out). PJBTL merupakan dokumen penting menghasilkan dikerjakan oleh pihak-
karena PJBTL menyangkut sumber pendapatan bagi pihak lain yang terlibat
pendapatan utama dari pembangunan pengembang. Dokumen- dalam proyek (seperti
proyek usaha penyediaan tenaga listrik** dokumen lain kontraktor EPC,
• Mengatur ketentuan sehingga sponsor memberikan kewajiban kontraktor O&M,
proyek dapat mendapatkan tingkat pembayaran kepada asuransi)
pengembalian investasi yang diharapkan Pengembang (misalnya:
(IRR) EPC, O&M Contract, Fuel
• Merupakan suatu dokumen yang Supply Agreement).
digunakan untuk pengalokasian risiko
antara: (i) Offtaker dan (ii) Pengembang ** Sumber: USAID, Pembiayaan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro, Modul Pelatihan Keuangan Berkelanjutan &
Pembiayaan Energi Bersih untuk Lembaga Jasa Keuangan)
Ketentuan Utama

28
Ketentuan utama pada

PJBTL
Kredit Karbon
Tahapan proyek
Asuransi
Jangka waktu
PJBTL Penggantian Kerugian
Tanggal Efektif dan dan
Penandatanganan Pertanggungjawaban

Rekening Biaya Pengembangan


Proyek
Keadaan Kahar
Tanggal Pembiayaan
Kelalaian dan
Hak dan Kewajiban Penjual Pengakhiran
dan Pembeli
Penyelesaian
Jaminan Pelaksanaan Perselisihan

Pengalihan Proyek
Fasilitas Khusus

Hukum yang
Jaminan mengatur

TKDN Pengesampingan
Pengesampingan
Penjualan dan Pembelian Kekebalan
Permen ESDM 10/2017 memberikan Pengaturan
terkait PJBTL
Tanggal Pembiayan

Jaminan Pelaksanaan

Jaminan Pelaksanaan Yang Baru

Pinalti dan Insentif

Jangka Waktu: Periode take or Pay

Tarif dapat dibayar dengan Rupiah Diterapkan pada semua jenis


Indonesia proyek EBT, kecuali:
Skema BOOT: wajib untuk setiap
jenis pembangkit, kecuali PLTSa Tenaga listrik intermittent
1
(surya, angin)
Masalah yang tersisa: Permen ESDM 2 Mini-hydro (<10 MW)
Keadaan Kahar Pemerintah (GFM) 10/2017 menyebutkan bahwa PLN akan
sudah tidak lagi diatur dalam Permen dilepaskan dari kewajiban apabila terjadi 3
ESDM 10/2017 sebagaimana terakhir FM. Dapatkah PJBTL mewajibkan PLN Biogas
kali diubah Permen ESDM 10/2018 membayar deemed dispatch apabila
terjadi NFM di jaringan PLN? 4 PLTSa
Tahapan Utama

31
Tahapan Proyek
COD
6 bulan (Max. perpanjangan 10 bulan)

Jangka Waktu Akhir Periode


Tanggal Efektif/ 30 tahun Waktu
Tanggal Penandatanganan Back feed

Tanggal Pembiayaan 1
Yang Disyaratkan bulan
Boot
COD Yang Dipersyaratkan (RCOD)
1. Persetujuan tarif dari
Menteri ESDM Tanggal Pembiayaan 22 bulan
2. Jaminan Pelaksanaan
3. PDCA
4. Laporan self-assessment
TKDN 1. Surat Penawaran
5. Izin Prinsip yang 2. Kontrak Kontruksi
diterbitkan oleh 3. Izin Lokasi
Pemerintah Daerah 4. AMDAL PLTS & UKL-UPL Fasilitas Khusus
6. Pendirian Perusahaan 5. Konten yang terdaftar di Lampiran Q
Proyek 6. Dokumen Korporasi
7. Opini Hukum berdasarkan Jadwal 2-2

32
• 5

Elemen-Elemen PJBTL yang bankable


Sumber: OPIC, USAID, Important Features of Bankable Power Purchase Agreements for Renewable Energy
Power Projects (dengan penyesuaian).
Resiko Dispatch
Struktur yang umumnya diterima oleh lenders untuk memitigasi resiko jika offtaker tidak
mengambil listrik (dispatch) dari fasilitas pembangkit.

Pembangkit Intermittent Pembangkit Non-Intermittent


(Misalnya Bayu, Angin) (Misalnya PLTA, PLTP)
Offtaker harus mengambil dan membayar
semua energi yang diserahkan dengan fixed Offtaker membayar fixed tariff yang terdiri
tariff. dari:
a) biaya kapasitas (capacity charge →
Biasanya dimasukkan juga ketentuan bahwa jumah tetap yang dibayarkan untuk
jika energi tidak dapat diambil secara fisik kapasitas yang tersedia).
oleh offtaker, energi yang tidak diambil ini b) biaya ouput → jumlah yang dibayarkan
akan dianggap curtailment dan tetap dibayar sehubungan dengan energi yang
sebagai energy yang “dianggap tersalurkan”. sebenarnya tersalurkan.

Memungkinkan IPP untuk menutup biaya


tetap untuk capacity charge, termasuk debt
service, biaya operasi tetap dan equity return
Tarif harus distruktur sehingga dapat menutupi yang disepakati.
biaya operasi fasilitas, membayar kembali utang
dan memberikan equity return yang wajar
(umumnya dalam fixed tariff per kWh dengan
adanya tingkat indeksasi terhadap tingkat inflasi.
Pertukaran Mata Uang Asing (Foreign Exchange)

Dalam PJBTL, mata uang Setiap pihak harus menggunakan Rupiah untuk tiap
tarif listrik dapat di kuotasi transaksi yang dilakukan di Indonesia
atau dihubungkan dengan
Rp
nilai tukar mata uang utang Rp Kuotasi harga harus dalam
IPP. Apabila ada Rupiah
discrepancy antara nilai Rp
mata uang utang dan nilai Rp Pembayaran harus dalam
mata uang PJBTL, maka Rupiah
akan ada tambahan biaya + Pasal 17 Permen ESDM 10/2017
hedging nilai tukar yang Dalam hal transaksi menggunakan USD, nilai tukar yang
digunakan menggunakan nilai tukar JISDOR
perlu diambil oleh IPP.
Kewajiban Penggunaan Rupiah
Periode Operasi
Periode Konstruksi • BI memberikan pengecualian untuk Pembayaran Buy-out
penulisan tarif dalam USD • Kalkulasi buy-out
BI memberikan
• Tarif PJBL dalam rupiah, namun di dalam USD
pengecualian untuk
indeksasi dengan nilai tukar yang • Perjanjian Tripartit
penulisan dan pembayaran
berlaku tidak meliputi
tarif dalam USD • Tidak ada pengecualian selain pembayaran buy-
1 penulisan tarif dalam USD
out
o Perjanjian tripartite
• Offtaker membayar
o IPP menerbitkan tagihan dalam
USD
dalam USD
o Offtaker membayar dalam IDR berdasarkan
o Bank mengkonversi IDR ke USD Pasal 8 UU
o IPP menerima dalam USD Penanaman Modal
(transfer & repatriasi
dalam mata uang
3 asing)

2
Penyelesaian Sengketa
PJBTL biasanya merujuk pada forum Step 1
arbitrase luar negeri, di lokasi yang
netral, dengan peraturan yang Musyawarah untuk mufakat
diterima umumnya di komunitas
internasional. Step 2
Pengambilan keputusan oleh ahli yang
disetujui oleh Para Pihak

Step 3
Arbitrase di BANI, UNCITRAL atau
institusi arbitrase lainnya yang ditunjuk

Pada umumnya, PJBL menggunakan arbitrase di


International Chamber of Commerce (ICC).

37
KEADAAN KAHAR

Dalam penyusunan PJBL, sangatlah penting untuk menentukan:


• Apa yang disebut sebagai Keadaan Kahar?
• Apa dampak Keadaan Kahar kepada kewajiban Offtaker untuk
membayar tarif listrik?

Biasanya ketentuan Force Majeure diatur secara luas

Walaupun bersifat timbal balik (resiprokal), kenyataannya


Pengembang sangat bergantung pada perlindungan
Keadaan Kahar dibandingkan Offtaker

Biasanya mencakup juga seluruh peristiwa Keadaan


Kahar dalam kontrak-kontrak material lainnnya, contoh:
EPC, Perjanjian Pasokan Bahan Bakar

38
GOVERNMENT FORCE MAJEURE (GFM)

Standar PJBTL Permen 10/2018


Terdapat 2 jenis GFM: Tidak mengatur
1. Perubahan peraturan (change in law)
GFM sama sekali.
2. Tindakan/tidak bertindaknya Pemerintah

Jika GFM menghentikan


operasi, Offtaker harus
membayar “deemed
dispatch”
Apakah
Jika GFM meningkatkan implikasinya?
biaya, akan
dikompensasikan
penyesuaian tarif

39
40

Natural Force Majeure Yang Mempengaruhi


Grid Offtaker

Standar PJBTL Permen ESDM 10/2017

• Dimana peristiwa NFM menyebabkan


‘‘ membayar deemed dispatch apabila
jaringan tenaga listrik PT PLN
(Persero) terganggu bukan karena
kerusakan fisik pada Grid Offtaker,
maka Offtaker mendapatkan grace
alasan keadaan kahar (force majeure)
Pasal 6(c)
’’
period sebelum Offtaker mulai Permen ESDM 10/2017

membayar “deemed dispatch”


• Offtaker dilepaskan dari kewajiban
membayar selama grace period
• Jika grid Offtaker tidak diperbaiki Offtaker tidak Offtaker tidak memiliki
dalam grace period, Offtaker harus membayar kewajiban membayar,
deemed dispatch
mulai membayar “deemed dispatch” jika terjadi
namun dapat
dinegosiasikan agar
saat grace period berakhir kegagalan oleh kewajiban membayar
Grid Offtaker dimasukkan dalam PJBTL.
Pengakhiran dan Buy-Out
• PJBTL harus mengatur secara jelas pihak
mana yang dapat mengakhiri PJBTL.
Apabila PJBTL diakhiri oleh offtaker,
biasanya tidak ada pasar untuk menjual
proyek tersebut kepada market sehingga
harus dibatasi dengan peristiwa-peristiwa
yang signifikan.
• Perjanjian harus mengatur bahwa jika Bila sebelum Setelah COD,
PJBTL diakhiri dan proyek dialihkan ke 01 COD, Offtaker 02 Offtaker
offtaker, maka biaya pengakhiran membayar: membayar:
mencakup jumlah yang setara dengan − Utang yang belum − X% dari Penerimaan NPV
jumlah utang IPP dan tingkat return dari diselesaikan dan bunga; karena jumlah pembelian
ditambah pada kegagalan Offtaker;
Sponsor.
− Komitmen Ekuitas Para ditambah
Sponsor yang lebih − Batas Utang Senior+
rendah (dibatasi pada bunga
Batas Ekuitas); ditambah
− X% pa pada Komitmen Biaya
Ekuitas Para Sponsor
dihitung tahunan
03 Pengakhiran
Offtaker
membayar biaya
pengakhiran
Pembelian Proyek (Buy Out) dan Pengakhiran

Akhir Masa Kontrak PJBL diakhiri Terlebih Dahulu


Offtaker berhak IPP membayar kembali: Pengembang membayar kembali dengan set
membeli proyek 1. Dengan set off tagihan bulan off buy-out amount, tetapi besarannya tidak
terakhir di akhir masa kontrak (tahun kurang pinjaman + suku bunga
ke XX)
2. Set-off dari USDXXXX
3. Direct Payment

Peristiwa Konsekuensi
Offtaker dapat mengakhiri Perjanjian, mencairkan Jaminan
Kegagalan Mencapai Tanggal Pembiayaan Pelaksanaan
i. Offtaker berhak untuk mendapatkan Jaminan
Pengakhiran yang disebabkan oleh Peristiwa Penjual Yang Pelaksanaan; dan
Tidak Dapat Dipulihkan sebelum COD ii. Offtaker memiliki opsi untuk membeli Proyek
Pengakhiran yang disebabkan oleh Peristiwa Penjual Yang Offtaker memiliki opsi untuk membeli Proyek
Tidak Dapat Dipulihkan setelah COD
Pengakhiran yang disebabkan oleh Peristiwa Offtaker Yang Tidak Penjual dapat mengakhiri PJBL, Offtaker harus membeli
Dapat Dipulihkan Proyek

Natural Force Majeure Berkepanjangan selama 24 bulan Penjual dapat mengakhiri PJBL, Offtaker harus membeli
Proyek
Salah satu Pihak dapat mengakhiri PJBL dan Offtaker harus
GFM Berkepanjangan membeli Proyek

NFM Berkepanjangan yang mempengaruhi Jaringan Offtaker Offtaker dapat mengakhiri PJBL dan Offtaker harus membeli
42
Proyek
Pengalihan (Assignment)

PJBTL untuk memperbolehkan pengalihan hak dari PJBTL kepada


lenders untuk kebutuhan penjaminan, dengan hak untuk
menerima pemberitahuan jika terjadi wanprestasi dan untuk
memperbaiki wanprestasi tersebut.
Hak tambahan step-in pada umumnya ditetapkan dalam direct
agreement antara lender dan offtaker.

Jaminan Pemerintah

Bergantung pada ukuran proyek dan creditworthiness dari


offtaker dan perkembangan sektor energi di suatu negara, short
term liquidity instrument, liquidity facility dan/atau obligasi
negara (sovereign guarantee) dapat juga diperlukan untuk
mendukung kewajiban pembayaran offtaker.

43
Fasilitas Khusus/Jaringan Transmisi
PJBTL harus menunjukkan Pembayarannya
menjadi bagian
pihak mana yang dari harga listrik
Dialihkan
menanggung risiko kepada PLN (Komponen E)
menghubungkan fasilitas Dirancang, setelah
pembangkit dengan jaringan dibiayai,
selesainya
konstruksi
dan mentransmisikan listrik ke dibangun, diuji
gardu terdekat. oleh
Semakin signifikan risiko ini pengembang
(karena medan, jarak, area Berdasarkan Permen
berpenduduk), semakin ESDM 50/2017,
banyak biasanya lenders akan pembangunan jaringan
meminta offtaker untuk tenaga listrik PLTA
menanggung resiko transmisi (hydro) & PLTS dilakukan
oleh IPP dengan
tersebut. mekanisme business-to-
business dengan PLN

44
Ketentuan terkait lainnya
BOOT v. BOO
PJBTL PJBTL Baru
Lama Berdasarkan Permen ESDM 10/2017, semua
pembangkit menggunakan pola BOOT,
Pengaturan campuran BOOT dan BOO kecuali pembangkit listrik intermiten, tenaga
air <10MW, biogas, dan sampah.
Batubara, pada umumnya BOOT Berdasarkan Permen ESDM 50/2017, BOOT
diterapkan untuk:
Panas Bumi, pada umumnya BOO PLTS Fotovoltanik PLT Biogas

PLT Bayu (angin) PLT Panas Bumi


Air, angin, pada umumnya BOO atau
PLT Air PLT Air Laut
BOOT
PLT Biomassa

Mengapa?
Apakah pengaturan ini merupakan hasil
putusan MK mengenai Penguasaan
Negara (“State Control”)?
Apakah konsep ini mempengaruhi bankabilitas?

46
Jangka Waktu PJBTL
PERIODE TAKE OR PAY vs
1 PJBTL dilaksanakan untuk jangka waktu paling TAKE AND PAY
lama 30 tahun terhitung sejak terlaksananya PLN wajib menyerap dan membeli tenaga
COD (Pasal 4 (1) Permen ESDM 10/2017) listrik yang dihasilkan Badan Usaha sesuai
dengan PJBTL yang telah disepakati selama
2 PJBTL untuk biaya kapasitas (komponen A) periode tertentu (Pasal 6 ayat (2) b Permen
pada harga jual tenaga listrik dihitung ESDM 10/2017)
berdasarkan nilai investasi yang didepresiasi
paling sedikit selama 20 tahun. (Pasal 4 (4) Pasal 6 ayat (3) Permen ESDM 10/2017
Permen ESDM 10/2017) Periode tertentu merupakan periode yang
disepakati antara PLN dan Badan Usaha
dengan mempertimbangkan masa
pengembalian pembiayaan (repayment)
kepada pemberi pinjaman (lender).

Apakah TOP
terbatas pada
jangka waktu
pembiayaan?

47
Hak dan Kewajiban Penjual dan PLN
PENJUAL
PEMBELI
Hak Penjual (Pasal 5 (1), Permen ESDM 10/2017)
Badan usaha selaku penjual berhak: , Hak Pembeli (Pasal 6 (1), Permen ESDM 10/2017)
1. menerima pembayaran terkait harga jual tenaga listrik sesuai PLN selaku pembeli berhak: ,
PJBTL; 1. memperoleh penyaluran tenaga listrik yang andal dan
2. mendapatkan insentif percepatan pelaksanaan COD apabila berkelanjutan dari pembangkit tenaga listrik; dan
percepatan dimaksud atas permintaan PLN; dan 2. mendapatkan setiap persetujuan yang diperlukan sehubungan
3. mendapatkan deemed dispatch apabila jaringan PLN terganggu dengan PJBTL
bukan karena alasan keadaan kahar (force majeur).

Kewajiban Penjual (Pasal 5 (2), Permen ESDM 10/2017)


Badan usaha selaku penjual wajib: Kewajiban Pembeli (Pasal 6 (2), Permen ESDM 10/2017)
1. merancang, mendanai, membangun, memiliki, mengoperasikan, PLN selaku pembeli wajib:
dan mentransfer pembangkit tenaga listrik, dan dapat termasuk 1. memberikan insentif percepatan pelaksanaan COD kepada
transmisi tenaga listrik jika diperlukan; badan usaha apabila percepatan dimaksud atas permintaan
2. memberikan jaminan berupa jaminan pelaksanaan proyek, dan PLN;
jaminan kinerja (performance guarantee) berupa penalti; 2. menyerap dan membeli tenaga listrik yang dihasilkan badan
3. membayar penalti akibat kegagalan untuk mencapai jaminan usaha sesuai dengan PJBTL yang telah disepakati selama
kinerja sebagaimana dimaksud dalam poin (ii) termasuk penalti periode tertentu yang merupakan periode yang disepakati
keterlambatan pelaksanaan COD; antara PLN dan badan usaha dengan mempertimbangkan masa
4. menyampaikan rencana penyediaan tenaga listrik (projected AF) pengembalian pembiayaan (repayment) kepada pemberi
bulanan; pinjaman (lender).;
5. mengirimkan dan menjual tenaga listrik kepada PLN sesuai dengan 3. membayar deemed dispatch apabila jaringan tenaga listrik PLN
rencana terganggu bukan karena alasan keadaan kahar (force majeur);
6. penyediaan tenaga listrik (projected AF); dan
7. mengurus semua perizinan yang diperlukan; 4. memelihara dan menjaga keandalan fasilitas jaringan untuk
8. memenuhi ketentuan tingkat komponen dalam negeri; menerima tenaga listrik dari badan usaha.
9. menjaga keberlangsungan pasokan tenaga listrik selama masa
PJBTL; dan 48
10. membayar penalti sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Jaminan Pelaksanaan (Performance Security)
Jaminan Pelaksanaan No.1 Jaminan Pelaksanaan No.2 Jaminan Pelaksanaan No.3
•Jaminan kinerja proyek (performance
security) tahap 3 merupakan jaminan yang
•Untuk menjamin pencapaian tahap •Untuk menjamin pencapaian waktu diberikan untuk menjamin pencapaian
kemampuan pendanaan (financing date) komisioning (commissioned date) yang pelaksanaan COD yang berlaku sejak tanda
yang berlaku sejak tanda tangan PJBTL berlaku sejak tanda tangan PJBTL sampai tangan PJBTL sampai dengan pelaksanaan
sampai dengan kemampuan pendanaan dengan waktu komisioning COD.
(financing date). (commissioned date).

Bank Garansi yang disediakan atau akan disediakan oleh Perusahaan Proyek sebagai Penjual untuk manfaat PLN berdasarkan
Perjanjian Proyek untuk manfaat PLN, yang harus diterbitkan oleh salah satu dari bank-bank sebagai berikut:

Tidak ada batasan nilai kontrak:


a. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Nilai Kontrak ≤Rp 1 Triliun:
b. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk; atau a. Bank MUFG; atau
c. PT Bank Central Asia Tbk; atau b. Bank OCBC NISP; atau
d. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk; c. Bank Permata; atau
atau d. Bank UOB Indonesia; atau
e. Bank Danamon Indonesia; atau e. Bank Bukopin; atau
f. CIMB Niaga; atau f. Bank BRI Syariah,
g. Bank MUFG; atau
h. Bank OCBC NISP; atau
i. Bank Permata; atau
j. Bank UOB Indonesia; atau Sumber: Surat Direksi No. 0013/KEU.00.01/DIR/2019
k. Bank Bukopin; atau tentang Daftar Penerbit Jaminan Terseleksi (DPJT) Pengadaan
l. Bank BRI Syariah, Barang/Jasa di Lingkungan PT PLN (Persero)

49
Kredit Karbon
Di beberapa PJBL Panas Bumi generasi sebelumnya kredit karbon adalah hak
pengembang. Dalam PJBL terbaru diperkenalkan bahwa kredit karbon menjadi hak
PLN.

Asuransi Pada PJBTL untuk proyek PLTS saat ini, diatur bahwa penjual atas biaya sendiri, harus
mengusahakan, diantaranya:
1. para penanggung asuransi untuk memberikan pengesahan polis-polis asuransi untuk PLN
dan karyawannya sebagai pihak tertanggung sehubungan dengan konstruksi,
komisioning, pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit;
2. pihak penanggung untuk memberikan pengesahan polis dalam polis asuransi Seluruh
Resiko Konstruksi (Construction or Erection All Risks-CAR/EAR) dan Seluruh Risiko
Barang/Mesin-mesin (Property All Risks (PAR)) yang meliputi proyek.

Pengalihan (Assignment)
PJBTL untuk memperbolehkan pengalihan hak dari PJBTL kepada lenders untuk
kebutuhan penjaminan, dengan hak untuk menerima pemberitahuan jika terjadi
wanprestasi dan untuk memperbaiki wanprestasi tersebut.
Hak tambahan step-in pada umumnya ditetapkan dalam direct agreement antara
lender dan offtaker.

50
Penyelesaian Perselisihan

Step 1
Musyawarah untuk mufakat

Step 2
Pengambilan keputusan oleh ahli yang
disetujui oleh Para Pihak

Step 3
Arbitrase di BANI, UNCITRAL atau
institusi arbitrase lainnya yang ditunjuk

Pada umumnya, PJBTL menggunakan arbitrase


di International Chamber of Commerce (ICC).

51
TKDN

52
Komponen Dalam Negeri
Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No. 54/M-IND/PER/3/2012 Tentang Pedoman Penggunaan Produk
Dalam Negeri Untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan sebagaimana terakhir diubah Peraturan Menteri
Perindustrian Republik Indonesia No. 05/M-IND/PER/2/2017 (Permen Industri 54/2012).

1 2 3 4 5 6
Gabungan barang
PLTU PLTA PLTP PLTGU dan jasa Transmisi PLTS

Tipe pembangkit berenergi terbarukan lainnya:

PLT Bayu (angin)


PLT Biomassa
PLT Biogas Belum diatur secara
PLT Panas Bumi spesifik
PLT Air Laut
Komponen Dalam Negeri untuk PLTS
Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No. 54/M-IND/PER/3/2012 Tentang Pedoman Penggunaan
Produk Dalam Negeri Untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan sebagaimana terakhir diubah Peraturan
Menteri Perindustrian Republik Indonesia No. 05/M-IND/PER/2/2017 (Permen Industri 54/2012)

Pasal 11 Permen Industri 54/2012 Jenis Barang Minimum


TKDN
Tingkat Komponen Dalam Negeri
("TKDN") untuk PLTS dibagi menjadi Modul Surya 40%
PLTS Terpusat
tiga kategori DC Combine Box 20%
Berdiri Sendiri
Distribution Panel 40%
PLTS yang ditempatkan
Baterai 40%
dalam suatu bidang lokasi
2 dimana Kabel 90%
energi listrik didistribusikan
Sistem Proteksi 20%
Jenis Barang Minimum PLTS Tersebar ke beban-beban
TKDN
Berdiri Sendiri 1 pemanfaat listrik yang Penyangga Modul 42.4%
Modul Surya 40% tidak terhubung ke Energy Limiter 40%
PLTS yang tersebar dan jaringan
Baterai 40% langsung dihubungkan Perusahaan Listrik Nasional
Battery Control Unit 10% dengan (PLN), atau yang dikenal
sebagai off-grid.. Jenis Barang Minimum
Penyangga Modul 42.4% beban-beban atau
TKDN
Kabel 90%
pemanfaat listrik tanpa
jaringan distribusi PLTS Terpusat Modul Surya 60%

3 Terhubung DC Combine Box 20%


PLTS yang ditempatkan Distribution Panel 40%
dalam suatu bidang lokasi
Baterai 40%
dimana energi
listrik langsung dihubungkan Kabel 90%
ke jaringan PLN, atau yang
Sistem Proteksi 20%
dikenal dengan on-grid.
• Surat dari Menteri Perindustrian kepada Dirjen EBTKE tertanggal 6 Agustus 2019 No. 458/M- Penyangga Modul 20%
IND/VIII/2019: Minimal TKDN Modul Surya ditunda pelaksanaannya s.d. tahun 2021. Pengadaan PLTS
tahun 2019 persyaratan nilai TKDN minimal adalah 40%
• Penangguhan implementasi Permen Industri 54/2012 terkait regulasi baru TKDN untuk proyek PLTS?

@2019 – UMBRA STRATEGIC LEGAL SOLUTIONS


Komponen Dalam Negeri untuk PLTA
Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No. 54/M-IND/PER/3/2012 Tentang Pedoman Penggunaan
Produk Dalam Negeri Untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan sebagaimana terakhir diubah Peraturan
Menteri Perindustrian Republik Indonesia No. 05/M-IND/PER/2/2017 (Permen Industri 54/2012)
Pasal 7 Permen Industri 54/2012
Tingkat Komponen Dalam Negeri
("TKDN") untuk PLTA Non Storage Pump
dibagi menjadi empat kategori
PLTA kapasitas Jenis TKDN Minimum
TKDN
Jenis TKDN Minimum PLTA kapasitas terpasang lebih dari
TKDN barang 49,84%
TKDN
terpasang sampai 15 MW sampai
TKDN barang 64,20%
dengan 15 MW per dengan 50 MW per TKDN jasa 55,54%

TKDN jasa 86,06%


unit 2 unit TKDN gabungan 51,60%
1 barang dan jasa
TKDN gabungan 70,76%
barang dan jasa

Jenis TKDN Minimum PLTA kapasitas


TKDN
terpasang lebih
TKDN barang 47,82%
dari 150 MW per 4 Jenis TKDN Minimum
TKDN jasa 46,98% PLTA kapasitas TKDN
unit
TKDN gabungan 47,60%
3 terpasang lebih dari TKDN barang 48,11%
barang dan jasa 50 MW sampai TKDN jasa 51,10%
dengan 150 MW TKDN gabungan 49,00%
per unit barang dan jasa
PLTA terdiri dari: (Pasal 7 ayat (2))
• komponen utama terdiri dari Civil, Metalwork, Turbine, Generator, Electrical, dan Instrument and Control; dan
• jasa yang dilakukan oleh penyedia barang/jasa yang dapat terdiri atas Jasa Konsultan (Feasibility Study), Jasa Konstruksi
Terintegrasi (Engineering, Procurement, and Construction), Jasa Pemeriksaan, Pengujian, Sertifikasi dan/atau Jasa Pendukung.

@2019 – UMBRA STRATEGIC LEGAL SOLUTIONS


Komponen Dalam Negeri untuk Transmisi
Saluran Udara Tegangan Saluran Udara
Tinggi 150 kV Tegangan Ekstra
Tinggi 500kV
- Barang: 70.21%
- Jasa: 100% - Barang: 68.23%
- Gabungan Barang & - Jasa: 100%
Jasa: 76.17% - Gabungan Barang
& Jasa : 74.59%

Saluran Udara 70kV


- Barang: 70.21%
- Jasa: 100% Saluran Kabel
- Gabungan Barang & Tanah Tegangan
Jasa: 76.17% Tinggi 150kV
- Barang: 45.50%
- Jasa: 100%
Saluran Udara Ekstra - Gabungan Barang
Tinggi 275kV & Jasa: 56.40%

- Barang: 68.23% Saluran Kabel


- Jasas: 100% Saluran Kabel
Laut Tegangan
- Gabungan Barang Tanah 70kV
Tinggi 150 kV
& Jasa: 74.59%
- Barang: 15.00% - Barang: 45.50%
- Jasa: 83.00% - Jasa: 100%
- Gabungan Barang - Gabungan Barang
& Jasa: 28.60% & Jasa: 56.40%

56
Kepatuhan terhadap Kewajiban TKDN
Minimum Komponen Dalam Negeri

Jika berdasarkan Sertifikat Tingkat Komponen Dalam


Negeri Penjual gagal untuk memenuhi ketentuan yang
ditetapkan Sanksi Finansial (Pasal 27 (2) a Permen Industri 54/2012)

Sanksi finansial apabila nilai TKDN hasil verifikasi self


Sanksi Administratif (Pasal 27 (2) a Permen Industri 54/2012) assessment pada akhir proyek lebih kecil dari nilai TKDN
yang diperjanjikan dalam kontrak dengan besaran sebagai
Peringatan tertulis berikut:
1. sebesar 0,3 per mil dari nilai kontrak untuk setiap
0,01% selisih TKDN yang tidak dicapai.
2. maksimum 10% dari nilai kontrak dengan nilai selisih
maksimum 5%; dan/atau
3. sanksi finansial maksimum dan sanksi administratif
dimasukkan dalam daftar hitam (blacklist) apabila nilai
selisih melebihi 5%.
5
Tinjauan pada Analisis Perbandingan
PJBL Indonesia dan Internasional
Latar Belakang Analisis Perbandingan PJBL Indonesia
dan Internasional
Tabel berikut ini membahas isu-isu utama PJBL yang terdiri dari kolom komentar:
1. PLN (berisi komentar dari kami terkait pemahaman kami terhadap posisi
PLN);
2. Kreditur (Lenders) (berisi komentar dari hasil wawancara UMBRA, GIZ, dan
Konsultan Internasional (Cadmus) dengan 7 perusahaan pembiayaan baik
nasional maupun internasional);
3. Pengembang (IPP) (berisi komentar dari hasil wawancara UMBRA, GIZ, dan
Konsultan Internasional (Cadmus) dengan 5 perusahaan pengembang listrik
baik nasional maupun internasional); dan
4. Cadmus (berisi komentar dari praktik PJBTL segi internasional).

59
Item-item Analisis Perbandingan PJBL Indonesia dan
Internasional
1. BOOT 7. NFM
2. Local Content 8. Currency Risk
3. Curtailment 9. Energy Repayment
4. Grid Issues 10. PLN’s option to buy
5. Weather Risk project at any time
6. GFM 11. Buy-Out Amount
12. Carbon Credit

60
1. BOOT
Key Issue
• Land must be purchased by the developer
• At the end of PPA term, the project (including land) must be transferred back to PLN at USD 1,000
Explanation of International Proposed
Comments Project Cost Best Practice Solutions/Compromised
Lenders/Insurance IPP PLN Impacts Position from International
Company
Consultant
No Issues, more to The BOOT provision • BOOT is a Purchasing land is an Use BOO rather than Discontinue BOOT if possible, in the
sponsors’ issue is problematic requirement under expensive and time BOOT interim, transfer value should be Fair
because land costs MEMR 50/2017. consuming endeavor Market Value rather than a nominal
can be high, and • The concept of PPA, that increases project value.
current PPA rates are the capex of the costs.
not high enough to developers (which If project costs
account for shall include land increase, the tariff rate
appreciation of land price and expected should also increase.
value or potential profit) should have Tariff rates are
future uses for the been fully repaid at typically designed to
land or equipment. the end of PPA cover development
period (through costs plus a reasonable
tariff payment). return.
• After the transfer of
the project to PLN at
the end of PPA
period, PLN will
need certainty on
status land
ownership to be able
to continue
operation of the
plant.

61
2. Local Content
Key Issue
PPA provides penalty on failure to meet local content requirements
Explanation of International Best Proposed
Comments Project Cost Practice Solutions/Compromised
Lenders/Insurance IPP PLN Impacts Position from International
Company
Consultant
• Lenders require • There is no local content • To follow MOI Local content • Use of local content • Penalty for failure to meet
certainty on how for solar module that 54/2012 requirements increase incentives rather local content requirements
PPA governs local reaches 60%, the existing requirements. project costs because than requirements. should be removed
content ones are 40% equipment made in • In countries that
requirement, e.g., approximately local • If PPA is silent on Indonesia has not yet don’t make • PPA should use incentives
penalty, or express content. treatment on breach reached economies of expensive for developers who can
waiver provisions if • IPPs ask for waiver of local content scale and is more components, local meet LCR and should shift
fully compliance is letters from Ministry of requirements, this expensive than content regulations focus to local labor force
not possible due to Industry breach may lead to equipment from other are usually more rather than manufacturing
absence of domestic • Local contents PPA termination countries. Processes for related to local of PV equipment
products which can requirements virtually instead. obtaining a waiver are labor force or
meet the impossible to meet (i.e. also unclear and can balance of system
requirements there are no/few local cause significant costs.
manufacturers who can delays, which also
• International meet the required drive up costs. When • LC regs should
lenders require first quality, and in any case, costs increase, the tariff attract investment
tier equipment. If substantially more rate should also and development in
the local expensive than imported increase, since tariffs order to develop
manufacturers are equipment). are intended to allow local manufacturing
not able to provide IPPs to recover the rather than require
the Tier 1 development costs plus local equipment in
equipment, this a reasonable return. an emerging solar
would affect the market
assessment and
comfort level of
lenders in giving
financing.
62
3. Curtailment
Key Issue
PLN does not dispatch due to grid issues
Explanation of International Best Proposed
Comments Project Cost Practice Solutions/Compromised
Lenders/Insurance IPP PLN Impacts Position from International
Company
Consultant
There has to be a No particular comment • If supply of If operating under • Curtail only when • Use of must-take system
mechanism regulated power may must-take rather than there is a specific rather than Take-or-pay
under PPA where if jeopardize the TOP (which is transmission system • Curtailment by the utility
the off-taker curtails grid, or does recommended as int’l requirement, rather can occur only when there
the generation, the not comply best practice), PLN than for economic is a specific transmission
tariff (which covers with the curtailment should not or other cost requirement
debt) which still need technical limit, have impact on costs to considerations by • If utility curtails generation
to be paid PLN should not IPP because PLN the utility from the IPP, utility pays
be deemed as would have to pay IPP • Note that int’l best for curtailment because it
conducting for energy that would practice for prevents IPP from
“curtailment”. have been delivered to curtailment works supplying the grid when it
the grid but for PLN when overall otherwise would. IPP
curtailment. However, dispatch is under cannot control actions of the
if PLN does not use the must-take rather utility nor the weather.
recommended than Take-or-Pay. • Seller may curtail for
dispatch model, Under must take, maintenance, and will not
curtailment without the utility does not be paid for energy not
payment means that have to pay for supplied to the grid.
IPP does not get paid power that is not
when it expected to. produced,
rendering moot
questions about
payment and grace
periods for deemed
dispatch during
curtailment.
63
4. Grid Issues

Explanation of International Best Proposed


Comments Project Cost Practice Solutions/Compromised
Lenders/Insurance IPP PLN Impacts Position from International
Company
Consultant
No particular No particular comment • Grid is generally Grid instability can • Development and use • Grid code should be developed
comment still not ready for drive up costs (and of grid code that and standardized to integrate
intermittent. should allow for a rate integrates intermittent intermittent RE
• PLN requires increase to cover the RE • Use internationally accepted
support on how to cost/risk) if it means • Interconnection standards for Interconnection
deal with this that the IPP / seller is technical technical considerations
issue. prevented from considerations often • Government should support
supplying energy to adopt internationally utility with necessary policies,
the grid without being accepted standards funds, and training to help
compensated. • Utility pays for utility achieve RE targets
curtailment due to grid • Utility can curtail for grid
issues (see reasoning in issues, but must pay for energy
3. Curtailment, above) that would have been supplied
to the grid (based on power
generated by PV project during
time curtailed).

64
5. Weather Risk
Explanation of International Best Proposed
Comments Project Cost Practice Solutions/Compromised
Lenders/Insurance IPP PLN Impacts Position from International
Company
Consultant
Some insurance • IPPs find it difficult • PPA does not • IPP’s in all countries • Risk associated with • PLN receives resources and
companies provide to guarantee the provide forecasting must accommodate intermittency of solar is trainings to improve PLN’s
insurance product to forecasting. provisions for IPP, for weather risks, so covered by using Must forecasting ability and to train
cover the weather • One of the therefore forecasting this issue does not Take (utility pays for all grid operators to accommodate
risk. However, they suggestions is to use is only given as PLN increase costs more power produced and weather-based supply changes.
suggest to allocate hybrid plants requires this in than what would not for power not • PLN can require developers to
and govern such risk (combining practice. normally be produced) use internationally accepted
mitigation under PPA intermittent with • However, the anticipated. If using • Forecasting can be forecasting equipment /
provisions instead as e.g., diesel), in this deviation is very international best provided at regular services to help improve
the insurance cost is circumstance, huge, i.e., around practices (must-take, intervals forecasting accuracy of
still very high. certain forecasting 300-400%, and in good grid code and • Grid can be updated developers.
can be guaranteed. average 150%. grid capacity for and operators trained to
Forecasting is intermittency), this is accommodate weather-
inaccurate although not an issue based supply changes
it’s updated every • However, if PLN
15 minutes. were to penalize IPP
• PLN expects the for not meeting
certainty of PLN’s desired
deviation for the forecasting
maximum of 50% guarantees, costs
borne by IPP. could increase

65
6. Government Force Majeure
Key Issue
Risk allocation if plant stops operation due to GFM or there is cost increase due to GFM
Explanation of International Best Proposed
Comments Project Cost Practice Solutions/Compromised
Lenders/Insurance IPP PLN Impacts Position from International
Company
Consultant
Lenders will require The period of grace PLN principally Long grace periods • Risk for government • Risk for government FM
higher debt reserve period for deemed covers lenders’ for GFM to begin FM should fall to should fall to government
from sponsors if dispatch due to GFM is portion (through increases costs government, since they • Waiver of sovereign
grace period is considered too long. This deemed dispatch and because IPP will be have ability to cure, immunity must be
extended. The same will affect financing calculation of buy- without compensation while the IPP has no maintained
will apply if there is planning of the sponsors out formula) but or remedy for GFM a ability to cure. • Grace period requirement -
a minimum and will add additional requires sharing risk long period. • Waiver of sovereign GFM can be invoked
threshold requires costs and burden to allocation for GFM immunity must be immediately once the event
before a tariff sponsors. risk with sponsors maintained occurs and notice is provided
adjustment will be (through grace • Grace period • Grace period for when FM
allowed under the period, limitation on requirement -GFM can may no longer be invoked are
PPA. This will add payment of equity be invoked 6 months – 24 months and
additional costs and return and threshold immediately once the allow the FM event to resolve
burden to sponsors. of cost increase event occurs and notice without having to terminate
before tariff is provided the PPA
adjustment due to • Grace period for when • No deemed dispatch (or
change in law can be FM may no longer be related issues) due to use of
triggered). invoked are 6 months – Must-Take instead of TOP
24 months and allow
the FM event to resolve
without having to
terminate the PPA
• No deemed dispatch
(or related issues) due
to use of Must-Take
instead of TOP 66
7. Natural Force Majeure
Key Issue
Risk allocation if plant stops operation due to GFM or there is cost increase due to GFM
Explanation of International Best Proposed
Comments Project Cost Practice Solutions/Compromised
Lenders/Insurance IPP PLN Impacts Position from International
Company
Consultant
Lenders will require The period of grace period PLN principally Long grace periods for Risk allocation for NFM is Risk allocation for NFM is more
higher debt reserve for deemed dispatch is too covers lenders’ NFM to begin increases more evenly distributed evenly distributed between
from sponsors if extreme. portion (through costs because IPP will between parties since parties since neither party has
grace period is deemed dispatch and be without neither party has control control over an NFM event.
extended. This will calculation of buy-out compensation or over an NFM event.
add additional costs formula) but requires remedy for NFM a Grace period provisions generally
and burden to sharing risk allocation long period. Grace period provisions are the same as for GFM above
sponsors. for NFM risk with are generally the same as but may distribute some risk
sponsors (through for GFM above but may away from utility/buyer
grace period, distribute some risk away - May include short grace
limitation on payment from utility/buyer period before FM invoked
of equity return on - May include short (1 week)
buy-out,). grace period before - Grace period for when FM
FM invoked (1 may no longer be invoked is
week) between 6-24 months to
- Grace period for allow FM event to resolve
when FM may no without having to terminate
longer be invoked is the PPA. May be shorter
between 6-24 than GFM grace period to
months to allow FM more evenly distribute risk.
event to resolve
without having to At the end of a prolonged NFM
terminate the PPA. period, either party may terminate
May be shorter than the agreement.
GFM grace period
to more evenly
distribute risk. 67
8. Currency Risk
Key Issue
Whether all the tariff must be linked to USD/IDR applicable exchange rate
Explanation of International Best Proposed
Comments Project Cost Practice Solutions/Compromised
Lenders/Insurance IPP PLN Impacts Position from International
Company
Consultant
• In order to avoid Financing in IDR will Only portion of the tariff Currency risk drives up • Require a hard currency • Require a hard currency
subjecting, the power be more expensive which is linked to financing costs, which payment under the PPA payment under the PPA with no
producer to currency and this will affect USD/IDR exchange rate are part of the overall with no limitation in limitation in currency
risk, the PPA should sponsors’ IRR. assuming that certain project costs. This currency repatriation, repatriation, backstopped by a
be either portion of the project must should result in a backstopped by a change change of law provision
denominated in or be procured locally (due higher tariff, so that the of law provision OR
linked to an exchange to local content developer can recover OR • If payment is in local currency,
rate of the currency of requirements). As certain the costs of the project. • If payment is in local ensure currency conversion in-
the power producer’s portion of the equipment currency, ensure country with adequate hard
debt. must be procured locally, currency conversion in- currency available for
• If that is only part of this local portion should country with adequate conversion and a guarantee that
the tariff to be linked be deemed as IDR hard currency available for that contract, no limitation in
to USD/IDR exchange expense. for conversion and a amount or timing will be
rate, the loan guarantee that for that imposed on currency
currency also must contract, no limitation in repatriation.
match. amount or timing will be • Use of third party surety to
• However, IDR based imposed on currency support utility payment
loan is relatively more repatriation. obligation in larger RE projects.
expensive (in terms of • Use of third party surety
interest rate), and to support utility
terms of IDR loan is payment obligation in
generally shorter (i.e., larger RE projects.
less than 10 years,
compared to around
15 years if the loan is
denominated in
USD).
68
9. Energy Repayment
Key Issue
Payment of deemed dispatch due to GFM and NFM in PLN grid will be treated as loan and must be repaid back by
developer through Energy Repayment concept

Comments Explanation of International Best Proposed


Lenders/Insuran IPP PLN Project Cost Practice Solutions/Compromise
ce Company Impacts d Position from
International
Consultant
Can be accepted If payment of PLN principally This prevents • Energy Use Must-Take structure
provided the deemed covers lenders’ IPP from repayment rather than TOP to
repayment is dispatch due to portion by paying receiving tariffs concept is resolve the issue of
taken from GDM and deemed dispatch for power it uncommon deemed dispatch
energy produced NFM in PLN to ensure stable produced and internationally payments under FM
in excess of TOP grid is cash flow based on consequently , effectively events. This will
level (from the considered as a minimum decreases negates eliminate the need for
bonus) loan and must baseline, but earnings / purpose of FM energy repayments
be repaid back requires sharing increases costs. provisions.
through the risk allocation for • Utility should
excess energy, GFM risk with be supported
this will affect sponsors. by govt to
equity return cover FM risk.
on Sponsors.

69
10. PLN’s option to buy project at any time

Comments Explanation of International Best Proposed


Lenders/Insuran IPP PLN Project Cost Practice Solutions/Compromise
ce Company Impacts d Position from
International
Consultant
Acceptable • It is PLN covers lenders If the buy-out Option to buy at any Option to buy at any time is
provided that all considered risk and will provisions are time is not ideal, but acceptable only if supported
lenders portion is unfair if compensate Sponsors uncertain or do not would be ok if by a buy-out price
fully repaid by PLN PLN can at the level of cover expected calculated as expected calculation that includes
if PLN opts to purchase the reasonable equity IRR earnings and FMV earnings of the project expected earnings of the
purchase project at based on calculation of land, this plus fair market value project plus fair market
any time of the tariff if PLN provision greatly of the land. value of the land.
• Equity IRR opts to purchase the increases risk that
replacement project. IPP will not be able
is not to recover costs,
considered which increases
to be financing costs.
sufficient if Rate should
PLN opts to increase to
purchase the accommodate this.
project.

70
11. Buy-Out Amount
Key Issue
How much PLN will pay if PPA is terminated?

Comments Explanation of International Best Proposed


Lenders/Insurance IPP PLN Project Cost Practice Solutions/Compromise
Company Impacts d Position from
International
Consultant
• buy-out amount buy-out • PLN covers lenders If the buy-out • Buy out amount Option to buy at any time ok
must cover lenders amount must risk in buy-out provisions are must keep IPP and if supported by a buy-out
loan+interest cover higher (loan+interest), uncertain or do not lenders whole. price calculation that
• buy out currency equity IRR – however, PLN also cover expected Expected earnings includes expected earnings
must match to the the one expects certain risk earnings and FMV plus FMV of of the project plus fair
debt portion proposed by sharing with of land, this property. market value of the land.
currency PLN is not sponsors (i.e., in the provision greatly • Buy out currency Buy-out currency should
sufficient to form of a more increases risk that should match debt match debt currency.
cover expected reasonable equity IPP will not be able currency.
equity IRR of IRR replacement for to recover costs,
sponsors sponsors’ portion). which increases
• Termination of buy- financing costs.
out amount either in Rate should
IDR or USD will be increase to
subject to Bank accommodate this.
Indonesia
exemption from IDR
mandatory use
requirements.
71
12. Carbon Credit

Comments Explanation of International Best Proposed


Lenders/Insurance IPP PLN Project Cost Practice Solutions/Compromise
Company Impacts d Position from
International
Consultant
No particular Should be with Should be with PLN N/A • Carbon credits, like Because Indonesia has
comments project as PLN has paid the renewable energy carbon reduction targets
company electricity tariff credits, may be under the Paris Agreement,
(which already allocated to either PLN should work to ensure
include assumed the utility or project that carbon credits generated
IRR). company. In through a renewable energy
countries with a project stay with PLN.
GHG reduction However, it is important that
target, it is common the agreement reflect fair
for the utility to compensation to the IPP for
retain the carbon the value of the carbon
credits. credits
• The fair market
value of the carbon
credits should be
reflected in the
overall
compensation to the
project company
(noting that if the
project company
72
kept the carbon
Telkom Landmark Tower, Tower 2, 49th Floor
Jl. Gatot Subroto Kav. 52, Jakarta 12710 - Indonesia
P. (021) 2985 1635 I F. (021) 2985 1601
E. info@umbra.law I www.umbra.law

Anda mungkin juga menyukai