Anda di halaman 1dari 18

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

SOSIALISASI
PERPRES 112/2022 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

TENTANG PERCEPATAN PENGEMBANGAN ET NOMOR 112 TAHUN 2022


UNTUK PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK TENTANG
PERCEPATAN PENGEMBANGAN ET UNTUK
PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

Andriah Feby Misna


Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan

Jakarta, Oktober 2022

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

esdm.go.id | @kesdm
PERPRES 112/2022
PERCEPATAN PENGEMBANGAN ET UNTUK PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
Mampu meningkatkan Investasi, mencapai target bauran EBT, mengurangi defisit neraca dan emisi GRK

1 TUJUAN 2 JENIS ENERGI 3 PENGEMBANGAN ET


• Meningkatkan investasi ET • PLT Air • PLT Biomassa Pengembangan Energi Terbarukan
• Mempercepat pencapaian ET • PLT Panas Bumi • PLT Biogas dilakukan berdasarkan RUPTL, yang
dalam bauran energi nasional • PLT Surya • PLT Energi Laut mempertimbangkan:
• Mengurangi defisit neraca berjalan • PLT Bayu • PLT BBN • Target bauran energi terbarukan
di sektor energi • Keseimbangan supply-demand
• Mengurangi emisi gas rumah kaca • Keekonomian pembangkit listrik.

4 PENGADAAN 5 HARGA 6 TKDN


• Pemilihan langsung (pelelangan) Pemanfaatan produk dalam negeri
• Mekanisme harga HPT dan
dan penunjukan langsung (TKDN) dilaksanakan dengan
kesepakatan
ketentuan peraturan perundang-
• Tidak menggunakan Feed-in Tariff
undangan
(FIT).

esdm.go.id | @kesdm Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral| 2


KONSTRUKSI PERPRES 112/2022
PERCEPATAN PENGEMBANGAN ET UNTUK PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
BAB I
KETENTUAN UMUM
BAB III BAB V
Pasal 1 Definisi dan pengertian PELAKSANAAN PEMBELIAN TENAGA LISTRIK DUKUNGAN PEMERINTAH
Pasal 2 Penyusunan dan Pelaksanan
RUPTL Pasal 14 - 19 Pelaksanaan Pembelian Tenaga Pasal 22 – 27 Dukungan Insentif Fiskal dan Non
Pasal 3 Pengakhiran Waktu Operasi Listrik dari Pembangkit Tenaga Fiskal dari Menteri terkait, kepala
PLTU dan Ketentuan Listrik yang Seluruhnya lembaga, atau pemerintah daerah BAB VII
Pelarangan Pembangunan Dibangun oleh Badan Usaha Pasal 28 Harga Pembelian Tenaga Listrik
Pasal 20 Pelaksanaan Pembelian Tenaga dan Pelaksanaan penawaran WKP KETENTUAN PERALIHAN
PLTU Baru
Pasal 4 Definisi dan ruang lingkup Listrik dari Pembangkit Tenaga atau penugasan pengusahaan Pasal 41 – 42 Peralihan
energi terbarukan Listrik yang berasal dari Hibah panas bumi kepada BUMN

BAB II BAB IV BAB VI


HARGA PEMBELIAN TENAGA LISTRIK PERJANJIAN JUAL BELI LISTRIK PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 5 – 7Harga Patokan Tertinggi dan Harga Pasal 21 Perjanjian Jual Beli Listrik Pasal 29 Pembinaan dan Pengawasan
Kesepakatan
Pasal 8 Harga Fasilitas Jaringan
Pasal 9 Ketentuan Harga Patokan Tertinggi dan
Harga Kesepakatan
Pasal 10 Harga fasilitas baterai
Pasal 11 Ketentuan harga dari excess power
Pasal 12 Ketentuan harga dari PLT EBT Hibah
Pasal 13 Ketentuan Transaksi menggunakan Rupiah
esdm.go.id | @kesdm Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral| 3
TRANSISI ENERGI SEKTOR KETENAGALISTRIKAN
Perpres 112/2022 Percepatan Pengembangan ET Untuk Penyediaan Tenaga Listrik

Penyusunan Peta Jalan Pengakhiran PLTU


Menteri ESDM menyusun peta jalan percepatan
pengakhiran masa operasional PLTU, minimal memuat: Penurunan GRK > 35% dalam 10 tahun
• Pengurangan emisi gas rumah kaca PLTU
• Strategi percepatan pengakhiran masa operasional PLTU
• Keselarasan antar berbagai kebijakan lainnya

Pelarangan PLTU
Pembangunan PLTU baru dilarang kecuali untuk: • Pengembangan teknologi
1. PLTU dalam RUPTL sebelum Perpres • Carbon offset
• Bauran ET
2. PLTU yang memenuhi syarat:
• Terintegrasi dengan Industri 2050
• Berkomitmen melakukan pengurangan GRK > 35% dalam
10 tahun sejak PLTU beroperasi melalui pengembangan
teknologi, carbon offset, dan/atau bauran ET
• Beroperasi s.d 2050

esdm.go.id | @kesdm Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral| 4


HARGA PEMBELIAN
Perpres 112/2022 Percepatan Pengembangan ET Untuk Penyediaan Tenaga Listrik

Harga Pembelian Tenaga Listrik ET Harga Fasilitas Tenaga Listrik

Harga Patokan Tertinggi (HPT) Fasilitas Jaringan Tenaga Listrik


Staging 2 tahap tanpa eskalasi dengan faktor lokasi berlaku pada staging 1 ▪ Business to Business.
untuk semua kapasitas ▪ Jika harga fasilitas ≤ 30% dari harga pembelian tenaga listrik, kesepakatan
▪ PLTA ▪ Penambahan kapasitas (ekspansi) PLTP, PLTA, PLTS harga berlaku sebagai persetujuan Menteri.
▪ PLTP Fotovoltaik, PLTBm, PLTBg ▪ Jika harga fasilitas > 30% dari harga pembelian tenaga listrik, wajib
▪ PLTS Fotovoltaik ▪ Excess power PLTP, PLTA, PLTBm, PLTBg mendapatkan persetujuan harga dari Menteri.
▪ PLTB
▪ PLTBm Fasilitas Baterai/Penyimpanan Energi
▪ PLTBg
▪ Harga fasilitas berdasarkan HPT 60% dari harga pembelian tenaga listrik,
Ketentuan: berlaku sebagai persetujuan harga dari Menteri.
➢ Negosiasi dengan batas atas berdasarkan HPT ▪ Harga fasilitas > 60% dari harga pembelian tenaga listrik, wajib
➢ Tanpa eskalasi selama jangka waktu PJBL (kecuali untuk PLTP) mendapatkan persetujuan harga dari Menteri.
➢ Berlaku sebagai persetujuan harga dari Menteri
Biaya Penggantian
Harga Kesepakatan PT PLN diberikan kompensasi atas semua biaya yang telah dikeluarkan dan
Untuk semua kapasitas dan memerlukan persetujuan Menteri pembayaran dilaksanakan sesuai kemampuan negara berdasarkan ketentuan
▪ PLTA Peaker peraturan perundang-undangan.
▪ PLT BBN
▪ PLT Energi Laut
• Transaksi dalam rupiah dengan nilai tukar JISDOR
• Evaluasi harga dilakukan setiap tahun

esdm.go.id | @kesdm Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral| 5


PELAKSANAAN PEMBELIAN
Perpres 112/2022 Percepatan Pengembangan ET Untuk Penyediaan Tenaga Listrik

Pelaksanaan Pembelian Ketentuan Pembelian


PLTA, PLTA Peaker, PLTS Fotovoltaik, PLTB, PLT BBN dan Energi Laut
Pemilihan Langsung
Berdasarkan penawaran kuota kapasitas dalam RUPTL
Semua Kapasitas
PLTBm dan PLTBg
▪ PLTA ▪ PLTBm Dilakukan terhadap Badan Usaha pengembang PLTBm dan PLTBg yang memiliki
▪ PLTA Peaker ▪ PLTBg feedstock yang cukup selama masa PJBL
▪ PLTS Fotovoltaik ▪ PLT BBN
▪ PLTB ▪ PLT Energi Laut PLTP
Ketentuan: ▪ Dari pemegang IPB, pemegang kuasa pengusahaan sumber daya panas bumi,
atau pemegang kontrak operasi bersama pengusahaan sumber daya panas
➢ Dalam hal hanya terdapat 1 peserta Badan Usaha setelah dilakukan pemilihan bumi, dilakukan terhadap pemegang IPB, pemegang kuasa pengusahaan
langsung dan pemilihan langsung ulang, pembelian Tenaga Listrik dilaksanakan sumber daya panas bumi, atau pemegang kontrak operasi bersama
melalui penunjukan langsung. pengusahaan sumber daya panas bumi yang telah menyelesaikan kegiatan
➢ Durasi pengadaan: maksimal 180 hari. eksplorasi dan memiliki cadangan terbukti panas bumi yang cukup untuk
kelangsungan operasi PLTP selama masa PJBL atau PJBU
Penunjukan Langsung ▪ Dari pemegang IUPTL dari PLTP dilakukan terhadap pemegang IUPTL yang telah
Semua Kapasitas memiliki komitmen supply uap panas bumi untuk kelangsungan operasi PLTP
selama masa PJBL
▪ PLTA/M/MH Waduk PUPR (berlaku sebagai penugasan)
▪ PLTP (berlaku sebagai penugasan)
▪ Ekspansi PLTA, PLTP, PLTS Fotovoltaik, PLTB, PLTBm, PLTBg Proses Pembelian
▪ Excess power dari PLTA, PLTP, PLTBm dan PLTBg
Ketentuan: ▪ Dilakukan seleksi awal oleh PT PLN (Persero) melalui Daftar Penyedia
➢ Durasi pengadaan: maksimal 90 hari. Terseleksi (DPT) setiap 3 bulan
▪ Pengecualain:
Pembangkit Hibah
✓ PLTA/M/MH Waduk PUPR
✓ PLTP (berlaku sebagai penugasan)
▪ Dilaksanakan berdasarkan penugasan dari Menteri kepada PT PLN ✓ Ekspansi PLTA, PLTP, PLTS Fotovoltaik, PLTB, PLTBm, PLTBg
▪ Berlaku sebagai penunjukan langsung dan persetujuan harga dari Menteri ✓ Excess power dari PLTA, PLTP, PLTBm dan PLTBg
esdm.go.id | @kesdm Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral| 6
PERJANJIAN JUAL BELI TENAGA LISTRIK
Perpres 112/2022 Percepatan Pengembangan ET Untuk Penyediaan Tenaga Listrik

Menteri ESDM
menetapkan
pedoman PJBL
Badan Usaha Sell
melalui Peraturan Sell
pemenang pemilihan/
penunjukan langsung Menteri
Buy Buy

CONTRACT
PPL ET PT PLN (Persero) Konsumen

Penetapan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBL/PPA)


Pengembang Penandatanganan
Pembangkit Listrik PJBL antara
(PPL) PPL dan PLN

esdm.go.id | @kesdm Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral| 7


DUKUNGAN PEMERINTAH
Menteri Perindustrian
Menteri ESDM: Menyusun rencana pengembangan PLT ET serta Pemberian dukungan kepada Badan Usaha dengan
menetapkan kuota ET. memprioritaskan penggunaan produk dalam negeri melalui:
a. penciptaan kemampuan pasok
Menteri Keuangan b. penetapan kuota impor komponen pembangkit ET.
c. verifikasi TKDN komponen pembangkit ET.
• Memberikan insentif fiskal dan non-fiskal
d. penyusunan roadmap pengembangan industri pendukung
• Memberikan Insentif fiskal:
ketenagalistrikan
a. fasilitas PPh;
b. fasilitas impor; Menteri PUPR: Kemudahan perizinan dan keringanan biaya
c. fasilitas keringanan PBB; dalam rangka pengembangan ET.
d. dukungan pengembangan panas bumi; dan/atau
e. dukungan pembiayaan dan/atau penjaminan melalui BUMN. Menteri Dalam Negeri: Penyusunan kebijakan untuk
• Memberikan kompensasi kepada PT PLN atas semua biaya yang mendukung pengembangan PLT ET di lingkup pemerintah daerah
dikeluarkan apabila harga beli listrik dalam Perpres > BPP PT PLN.
Pemerintah Daerah: Kemudahan perizinan, insentif
Menteri BUMN: Menetapkan target pemanfaatan ET dalam (keringanan pajak bumi dan bangunan), dan jaminan
indikator kinerja PT PLN ketersediaan lahan kepada pengembangan pembangkit listrik
energi terbarukan.
Menteri ATR/BPN: Kemudahan perizinanan dan memberikan Kepala BKPM: Memastikan kemudahan penerbitan perizinan
prioritas pemanfaatan ET dalam perencanaan tata ruang nasional.
dalam pengembangan energi baru terbarukan di pusat dan
daerah
Menteri LHK: Kemudahan perizinan untuk penggunaan lahan di
kawasan hutan dan keringanan biaya dalam rangka pengembangan Menko Maritim dan Investasi:Mengkordinasikan
ET. perumusan kebijakan dan pelaksanaan dukungan Pemerintah.

Dalam hal ketentuan mengenai pemberian insentif fiskal dan nonfiskal belum ditetapkan atau telah ada namun perlu penyesuaian, Menteri/Kepala Lembaga atau
Pemerintah Daerah wajib menyesuaikan paling lama 1 (satu) tahun setelah Perpres ini mulai berlaku.
esdm.go.id | @kesdm Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral| 8
PEMBINAAN & PENGAWASAN
Perpres 112/2022 Percepatan Pengembangan ET Untuk Penyediaan Tenaga Listrik

PELAPORAN

1. PT PLN melaporkan kepada Menteri ESDM paling


lambat 5 hari kerja setelah penandatanganan PJB,
dilengkapi NIB PPL, struktur biaya dan financial
model.
2. PT PLN melaporkan kemajuan pelaksanaan
pembangunan dan capaian TKDN PLT ET kepada
Menteri ESDM setiap 6 bulan s.d COD.

esdm.go.id | @kesdm Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral| 9


PERALIHAN (1/2)
Perpres 112/2022 Percepatan Pengembangan ET Untuk Penyediaan Tenaga Listrik

PLTA PLTB PLTS PLTBm, PLTBg PLTP


1. Sebelum Perpres terbit telah menandatangani PJBL dan PJBU maka dinyatakan tetap berlaku
2. Badan Usaha yang telah mendapatkan:
• Persetujuan harga dan/atau penugasan pembelian dari Menteri, namun belum PJBL; dan/atau
• Persetujuan harga uap panas bumi dari Menteri, namun belum PJBU
Maka:
• Proses pelaksanaan pembelian dan harga listrik dan/atau pembelian uap panas bumi sesuai peraturan sebelum Perpres

PLTA, PLTB, PLTS, PLTBm, PLTBg


1. Sebelum Perpres terbit telah:
• Selesai pengadaan dan harga telah disepakati, dan
• Belum mendapatkan Persetujuan Harga dari Menteri
Maka:
• Harga sesuai dengan yang telah disepakati sepanjang ≤ dari Perpres.
• Apabila harga > dari Perpres, harus mendapat persetujuan Menteri.
2. Sebelum Perpres terbit sedang proses pengadaan s.d tahap penawaran harga
Maka:
Pelaksanaan pembelian dan harga sesuai dengan ketentuan peraturan sebelum Perpres berlaku.
esdm.go.id | @kesdm Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral| 10
PERALIHAN (2/2)
Perpres 112/2022 Percepatan Pengembangan ET Untuk Penyediaan Tenaga Listrik

PLTA PLTP
Telah mendapatkan PPTA atau 1. Sebelum Perpres, Badan Usaha yang telah:
penetapan calon pengembang Mendapatkan IPB dan belum mendapatkan
sebelum Perpres dan belum PJB, persetujuan harga, maka proses pelaksanaan
maka berlaku: pembelian dan harga sesuai Perpres
• Penunjukan langsung (maks
12 bln setelah Perpres) 2. Proses renegosiasi sebelum Perpres, dapat
• Harga pembelian sesuai dilanjutkan sampai dihasilkan kesepakatan (maks 6
Perpres. bln setelah Perpres) , dalam hal harga:
Apabila Badan Usaha tidak siap •≤ dari harga Perpres (tanpa persetujuan Menteri)
maka Menteri akan melakukan •> dari harga Perpres (persetujuan Menteri)
pencabutan penetapan Apabila dalam 6 bln tidak disepakati maka
dikembalikan kepada PJBL/PJBU

esdm.go.id | @kesdm Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral| 11


TINDAK LANJUT
Perpres 112/2022 Percepatan Pengembangan ET Untuk Penyediaan Tenaga Listrik
Kewenangan KESDM:
1. Permen ESDM terkait Pedoman PJBL untuk PLT ET
2. Permen ESDM terkait mekanisme penugasan pembelian Tenaga Listrik Hibah dari Menteri kepada PT PLN
3. Permen ESDM terkait Dukungan Pengembangan Panas Bumi untuk Penambahan Data, PSP dan PSPE, Penanggungan Resiko, dan Fasilitas
Pembiayaan
4. Permen ESDM tentang Harga Pembelian Listrik dari Pembangkit Listrik Energi Terbarukan (dalam hal terjadi perubahan harga patokan
tertinggi)
5. Kepmen ESDM tentang Peta Jalan NZE 2060 Sektor Energi
6. Kepmen ESDM tentang Peta Jalan Percepatan Pengakhiran Masa Operasional PLTU dan Penetapan PLTU yang Dilakukan Percepatan
Pengakhiran Waktu Operasi
7. Kepmen Pencabutan PPTA yang belum PJBL oleh MESDM

Kewenangan K/L lain:


1. PMK terkait Dukungan fiskal untuk PLTU yang dipercepat masa operasional
2. Permenperin terkait dukungan prioritas penggunaan produk dalam negeri
3. Regulasi oleh K/L dan Pemerintah Daerah terkait dukungan insentif fiskal dan nonfiskal oleh K/L
terkait apabila belum ada atau sudah ada namun perlu penyesuaian
4. Permen ESDM dan PMK terkait Dukungan Pengembangan Panas Bumi untuk Penambahan Data, PSP
dan PSPE, Penanggungan Resiko, dan Fasilitas Pembiayaan
esdm.go.id | @kesdm Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral| 12
HARGA JUAL LISTRIK DARI PLT EBT (1/4)
Hydro Power Plant (PLTA)
Harga Patokan Tertinggi (HPT)
(≤ 1 MW) >1 MW s.d. 3 MW >3 MW s.d. 5 MW >5 MW s.d 20 MW >20 MW s.d. 50 MW >50 MW s.d. 100 MW >100 MW
Kapasitas (MW)
Stg Tahun Stg Stg Stg Stg Stg Stg Tahun Stg Stg Tahun Stg Stg Tahun Stg Stg Stg
1-10 Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 1-10 Tahun 1-10 Tahun 1-10 Tahun Tahun Tahun
11-30 1-10 11-30 1-10 11-30 11-30 11-30 11-30 1-10 11-30
(cent $/kWh) 11,23 x F 7,02 10,92 x F 6,82 9,65 x F 6,03 9,09 x F 5,68 8,86 x F 5,54 7,81 x F 4,88 6,74 x F 4,21
LCOE c$/kWh) 9,90 9,62 8,50 8,0 7,80 6,80 5,80

Solar PV Power Plant


Harga Patokan Tertinggi (HPT)
(≤ 1 MW) >1 MW s.d. 3 MW >3 MW s.d. 5 MW >5 MW s.d 10 MW >10 MW s.d. 20 MW >20 MW
Capacity (MW)
Stg Tahun Stg Tahun Stg Tahun Stg Tahun Stg Tahun Stg Tahun Stg Tahun Stg Tahun Stg Tahun Stg Tahun Stg Tahun Stg Tahun
1-10 11-30 1-10 11-30 1-10 11-30 1-10 11-30 1-10 11-30 1-10 11-30
(cent $/kWh) 11,47 x F 6,88 9,94 x F 5,97 8,77 x F 5,26 8,26 x F 4,96 7,94 x F 4,76 6,95 x F 4,17
LCOE c$/kWh) 9,75 8,45 7,25 6,83 6,56 5,83

Wind Power Plant


Harga Patokan Tertinggi (HPT)
Capacity (MW) ≤ 5 MW >5 MW s.d 20 MW >20 MW
Staging Tahun 1-10 Staging Tahun 11-30 Staging Tahun 1-10 Staging Tahun 11-30 Staging Tahun 1-10 Staging Tahun 11-30
(cent $/kWh) 11,22 x F 6,73 10,26 x F 6,15 9,54 x F 5,73 13
LCOE c$/kWh) 9,41 8,60 8,00
HARGA JUAL LISTRIK DARI PLT EBT (1/4)

Solar PV Power Plant - with Battery


Ceiling Price (HPT)
Capacity (≤ 1 MW) >1 MW s.d. 3 MW >3 MW s.d. 5 MW >5 MW s.d 10 MW >10 MW s.d. 20 MW >20 MW
(MW)
Stg th Stg th Stg th Stg th Stg th Stg th Batter Stg th Stg th Stg th Stg th Batter Stg th Stg th
Battery Battery Battery Battery
1-10 11-30 1-10 11-30 1-10 11-30 y 1-10 11-30 1-10 11-30 y 1-10 11-30
(cent 11,47 x 6,88 9,94 x 5,97 8,77 x 8,26 x 4,96 7,94 x 4,76 6,95 x F 4,17
5,26
$/kWh) F 5,85 F F F F
5,07 4,35 4,09 3,94 3,49
LCOE 9,75 8,45 6,83 6,56 5,83
7,25
c$/kWh)

Wind Power Plant - with Battery


Ceiling Price (HPT)
≤ 5 MW >5 MW s.d 20 MW >20 MW 14
Capacity (MW)
Staging Staging Battery Staging Staging Battery Staging Staging Battery
Year 1-10 Year 11-30 Year 1-10 Year 11-30 Year 1-10 Year 11-30
(cent $/kWh) 11,22 x F 6,73 5,64 10,26 x F 6,15 5,16 9,54 x F 5,73 4,80
LCOE c$/kWh) 9,41 8,60 8,00
HARGA JUAL LISTRIK DARI PLT EBT (1/4)
Geothermal Power Plant
Electricity Price
Ceiling Price (HPT)
s.d 10 MW >10 MW s.d. 50 MW >50 MW s.d 100MW >100 MW
Capacity (MW)
Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year
1-10 11-30 1-10 11-30 1-10 11-30 1-10 11-30
Staging Price (cent $/kWh) 9,76 x F 8,30 9,41 x F 8,00 8,64 x F 7,35 7,65 x F 6,50
Levelized Price (cent $/kWh) 9,25 8,92 8,19 7,25

Steam Price
Ceiling Price (HPT)
s.d 10 MW >10 MW s.d. 50 MW >50 MW s.d 100MW >100 MW
Capacity (MW)
Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year
1-10 11-30 1-10 11-30 1-10 11-30 1-10 11-30
Staging Price (cent $/kWh) 6,60 x F 5,60 6,25 x F 5,31 5,48 x F 4,65 4,48 x F1 3,81
Levelized Price(cent $/kWh) 6,25 5,92 5,19 4,25
HARGA JUAL LISTRIK DARI PLT EBT (1/4)
Biomass Power Plant
Ceiling Price (HPT)

Capacity (MW) (≤ 1 MW) >1 MW s.d. 3 MW >3 MW s.d. 5 MW >5 MW s.d 10 MW >10 MW
Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year
1-10 11-25 1-10 11-25 1-10 11-25 1-10 11-25 1-10 11-25
(cent $/kWh) 11,55 x F 9,24 10,73 x F 8,59 10,20 x F 8,16 9,86 x F 7,89 9,29 x F 7,43

LCOE
10,63 9,88 8,94 8,68 8,18
(cent $/kWh)

Biogas Power Plant


Ceiling Price (HPT)

Capacity (MW) (≤ 1 MW) >1 MW s.d. 3 MW >3 MW s.d. 5 MW >5 MW s.d 10 MW >10 MW
Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year
1-10 11-20 1-10 11-20 1-10 11-20 1-10 11-20 1-10 11-20
(cent $/kWh) 10,18 x F 6,11 9,81 x F 5,89 8,99 x F 5,39 8,51 x F 5,10 7,44 x F 4,46

LCOE
8,94 8,61 7,39 7,01 6,12
(cent $/kWh)
FAKTOR LOKASI
Maluku Maluku
Kalimantan
Utara
Location F Location F
Kalimantan 1,10 Maluku Utara 1,25
- Pulau Kecil 1,15 - Pulau Kecil 1,30
Maluku 1,25
- Pulau Kecil 1,30

PETA INDONESI
Sumatera
Location F
Sulawesi
Sumatera 1,10
- Kep. Riau 1,20 Location F
- Mentawai 1,20 Sulawesi 1,10
- Babel 1,10 - Pulau Kecil 1,15 Papua Papua Barat
- Pulau Kecil 1,15

Location F
Papua Barat 1,50
Jawa Madura Bali
Nusa Tenggara Papua 1,50
Location F
Location F
Jamali 1,00
Nusa Tenggara 1,20
- Pulau Kecil 1,10
- Pulau Besar 1,20
- Pulau Kecil 1,25
• Price = Staging Price x Location Factor
• Location Factor only applied to 1st Stage Price
TERIMA KASIH

Jl. Pegangsaan Timur No.1, RT.1/RW.1, Pegangsaan, Kec. Menteng,


Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10320

Anda mungkin juga menyukai