REPUBLIK INDONESIA
SOSIALISASI
PERPRES 112/2022 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
esdm.go.id | @kesdm
PERPRES 112/2022
PERCEPATAN PENGEMBANGAN ET UNTUK PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
Mampu meningkatkan Investasi, mencapai target bauran EBT, mengurangi defisit neraca dan emisi GRK
Pelarangan PLTU
Pembangunan PLTU baru dilarang kecuali untuk: • Pengembangan teknologi
1. PLTU dalam RUPTL sebelum Perpres • Carbon offset
• Bauran ET
2. PLTU yang memenuhi syarat:
• Terintegrasi dengan Industri 2050
• Berkomitmen melakukan pengurangan GRK > 35% dalam
10 tahun sejak PLTU beroperasi melalui pengembangan
teknologi, carbon offset, dan/atau bauran ET
• Beroperasi s.d 2050
Menteri ESDM
menetapkan
pedoman PJBL
Badan Usaha Sell
melalui Peraturan Sell
pemenang pemilihan/
penunjukan langsung Menteri
Buy Buy
CONTRACT
PPL ET PT PLN (Persero) Konsumen
Dalam hal ketentuan mengenai pemberian insentif fiskal dan nonfiskal belum ditetapkan atau telah ada namun perlu penyesuaian, Menteri/Kepala Lembaga atau
Pemerintah Daerah wajib menyesuaikan paling lama 1 (satu) tahun setelah Perpres ini mulai berlaku.
esdm.go.id | @kesdm Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral| 8
PEMBINAAN & PENGAWASAN
Perpres 112/2022 Percepatan Pengembangan ET Untuk Penyediaan Tenaga Listrik
PELAPORAN
PLTA PLTP
Telah mendapatkan PPTA atau 1. Sebelum Perpres, Badan Usaha yang telah:
penetapan calon pengembang Mendapatkan IPB dan belum mendapatkan
sebelum Perpres dan belum PJB, persetujuan harga, maka proses pelaksanaan
maka berlaku: pembelian dan harga sesuai Perpres
• Penunjukan langsung (maks
12 bln setelah Perpres) 2. Proses renegosiasi sebelum Perpres, dapat
• Harga pembelian sesuai dilanjutkan sampai dihasilkan kesepakatan (maks 6
Perpres. bln setelah Perpres) , dalam hal harga:
Apabila Badan Usaha tidak siap •≤ dari harga Perpres (tanpa persetujuan Menteri)
maka Menteri akan melakukan •> dari harga Perpres (persetujuan Menteri)
pencabutan penetapan Apabila dalam 6 bln tidak disepakati maka
dikembalikan kepada PJBL/PJBU
Steam Price
Ceiling Price (HPT)
s.d 10 MW >10 MW s.d. 50 MW >50 MW s.d 100MW >100 MW
Capacity (MW)
Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year
1-10 11-30 1-10 11-30 1-10 11-30 1-10 11-30
Staging Price (cent $/kWh) 6,60 x F 5,60 6,25 x F 5,31 5,48 x F 4,65 4,48 x F1 3,81
Levelized Price(cent $/kWh) 6,25 5,92 5,19 4,25
HARGA JUAL LISTRIK DARI PLT EBT (1/4)
Biomass Power Plant
Ceiling Price (HPT)
Capacity (MW) (≤ 1 MW) >1 MW s.d. 3 MW >3 MW s.d. 5 MW >5 MW s.d 10 MW >10 MW
Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year
1-10 11-25 1-10 11-25 1-10 11-25 1-10 11-25 1-10 11-25
(cent $/kWh) 11,55 x F 9,24 10,73 x F 8,59 10,20 x F 8,16 9,86 x F 7,89 9,29 x F 7,43
LCOE
10,63 9,88 8,94 8,68 8,18
(cent $/kWh)
Capacity (MW) (≤ 1 MW) >1 MW s.d. 3 MW >3 MW s.d. 5 MW >5 MW s.d 10 MW >10 MW
Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year Stg Year
1-10 11-20 1-10 11-20 1-10 11-20 1-10 11-20 1-10 11-20
(cent $/kWh) 10,18 x F 6,11 9,81 x F 5,89 8,99 x F 5,39 8,51 x F 5,10 7,44 x F 4,46
LCOE
8,94 8,61 7,39 7,01 6,12
(cent $/kWh)
FAKTOR LOKASI
Maluku Maluku
Kalimantan
Utara
Location F Location F
Kalimantan 1,10 Maluku Utara 1,25
- Pulau Kecil 1,15 - Pulau Kecil 1,30
Maluku 1,25
- Pulau Kecil 1,30
PETA INDONESI
Sumatera
Location F
Sulawesi
Sumatera 1,10
- Kep. Riau 1,20 Location F
- Mentawai 1,20 Sulawesi 1,10
- Babel 1,10 - Pulau Kecil 1,15 Papua Papua Barat
- Pulau Kecil 1,15
Location F
Papua Barat 1,50
Jawa Madura Bali
Nusa Tenggara Papua 1,50
Location F
Location F
Jamali 1,00
Nusa Tenggara 1,20
- Pulau Kecil 1,10
- Pulau Besar 1,20
- Pulau Kecil 1,25
• Price = Staging Price x Location Factor
• Location Factor only applied to 1st Stage Price
TERIMA KASIH