Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK

RISET OPERASIONAL 2
“MODEL SIMULASI”

KELOMPOK 10 :

Deddy Samson Gultom (1A212035)

Sugiyanto (1A212103)

Arin D Martika (1A213864)

Irhaz Wirashalci ( 1B214867)

KELAS 3EA16
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
Mata Kuliah : Riset Operasional 2
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, atas rahmat dan
hidayahnya. Kami telah berhasil menyusun/menyelesaikan makalah ini. Makalah ini, kami
susun berdasarkan data-data yang kami cari sesuai dengan kajian yang akan kami bahas.

Isi makalah ini, merupakan pembahasan dari materi kuliah yaitu Model Simulasi.
Mudah-mudahan dalam pembuatan makalah ini bisa memberikan banyak informasi dalam
materi kuliah Riset Operasional 2 yang diberikan oleh Dosen bersangkutan.

Namun dalam pembuatan makalah ini pun, kami menyadari bahwa apa yang kami
kerjakan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami harapkan pembaca dapat memberikan
saran dan kritik, karena saran-saran yang ada sangatlah berguna untuk menyempurnakan
tugas ini, dan sebagai bahan acuan dalam pengoreksian tugas ini, agar dikemudian hari kami
dapat lebih memperbaiki kesalahan yang ada.

Depok, April 2015

Penulis
BAB 1

PENGERTIAN SIMULASI

Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasi-operasi atau proses- proses yang
terjadi dalam suatu sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi oleh beberapa
asumsi tertentu sehingga sistem tersebut bisa dipelajari secara ilmiah (Law and Kelton,
1991). Simulasi adalah suatu teknik yang dapat digunakan untuk memformulasikan dan
memecahkan model-model dari golongan yang luas. Golongan atau kelas ini sangat luasnya
sehingga dapat dikatakan, “Jika semua cara yang lain gagal, cobalah simulasi” (Schroeder,
1997). Simulasi adalah suatu teknik yang dapat digunakan untuk memformulasikan dan
memecahkan model-model dari golongan yang luas.

Melakukan pemodelan adalah suatu cara untuk mempelajari sistem dan model itu
sendiri dan juga bermacam-macam perbedaan perilakunya serta membuat rencana
pemecahannya. Simulasi merupakan suatu model pengambilan keputusan dengan mencontoh
atau mempergunakan gambaran sebenarnya dari suatu sistem kehidupan dunia nyata tanpa
harus mengalaminya pada keadaan yang sesungguhnya Menurut Hasan (2002),.

Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasi-operasi atau proses- proses yang
terjadi dalam suatu sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi oleh beberapa
asumsi tertentu sehingga sistem tersebut bisa dipelajari secara ilmiah (Law and Kelton,
1991). Dalam simulasi digunakan komputer untuk mempelajari sistem secara numerik,
dimana dilakukan pengumpulan data untuk melakukan estimasi statistik untuk mendapatkan
karakteristik asli dari sistem. Simulasi merupakan alat yang tepat untuk digunakan terutama
jika diharuskan untuk melakukan eksperimen dalam rangka mencari komentar terbaik dari
komponen-komponen sistem. Hal ini dikarenakan sangat mahal dan memerlukan waktu yang
lama jika eksperimen dicoba secara riil.

Dengan melakukan studi simulasi maka dalam waktu singkat dapat ditentukan
keputusan yang tepat serta dengan biaya yang tidak terlalu besar karena semuanya cukup
dilakukan dengan komputer. Pendekatan simulasi diawali dengan pembangunan model sistem
nyata. Model tersebut harus dapat menunjukkan bagaimana berbagai komponen dalam sistem
saling berinteraksi sehingga benar-benar menggambarkan perilaku sistem. Setelah model
dibuat maka model tersebut ditransformasikan ke dalam program komputer sehingga
memungkinkan untuk disimulasikan
BAB 2

LANGKAH-LANGKAH PERMODELAN SIMULASI

Formulasi masalah merupakan suatu langkah yang sangat penting dalam perancangan
model simulasi. Formulasi masalah merupakan suatu kegiatan untuk memilih satu
permasalahan yang dianggap paling penting untuk diselesaikan saat itu dari sekian banyak
permasalahan. Hal-hal berikut diungkapkan dalam formulasi masalah:

a. Identifikasi keputusan dan variabel yang tidak dapat dikontrol


b. Spesifikasi pembatas variabel keputusan
c. Mendefinisikan ukuran kinerja sistem dan fungsi tujuan

Setelah manajemen memutuskan permasalahan dan diungkapkan dalam formulasi yang akan
diselesaikan dalam model simulasi, maka langkah selanjutnya adalah menentukan variabel
yang terdapat dalam langkah-langkah penyelesaian permodelan melalui model simulasi.
Berikut langkah-langkanya:

Gambar 1. Langkah Penyelesaian Model Simulasi

Formulasikan masalah & Kumpulkan Data & Membangun


Rencana Pemecahan Definisikan Datanya Model Simulasi

Eksperimen &
Uji Validatis & Verifikasi
Hasil & Evaluasi Pengembangan Masalah
Model

1. FORMULASI MASALAH & RENCANA PEMECAHAN


Adanya suatu permasalahan ditandai dengan munculnya gejala. Untuk
mengetahui permasalahan yang sebenarnya, maka perlu mengumpulkan informasi
secara aktual sesuai dengan kejadian lapangan dan semua gejala yang
ditimbulkannya. Setelah pokok permasalahan ditemukan, tentukan rencana
pemecahan dilanjut dengan tujuan penelitian untuk membatasi pengembangan
ataupun penyelesaian masalah.
2. KUMPULKAN DATA
Data diperlukan untuk percobaan model. Verifikasi dan validasi model dapat
dilakukan dengan adanya data. Dalam validasi dan verifikasi, analisis menguji
seberapa dekat model yang dibuat dapat menirn sistem aslinya dengan
membandingkan output model dengan kinerja sistem. Data bisa diperoleh dengan
pengamatan dan pelaporan pribadi, atau dengan membangkitkan bilangan acakjika
data historisnya sudah ada. Cara kedua ini khususnya digunakan untuk model
probabilistik. Ukuran sampel tergantung dari biaya yang bersedia dikeluarkan untuk
keakuratan tertentu.

3. MEMBANGUN MODEL SIMULASI


Langkah penting dalam simulasi adalah membangun model yang
merepresentasikan kondisi riil masalah yang akan disimulasikan. Setelah
membangun model maka dibutuhkan suatu skenario yang akan diterapkan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai oleh studi simulasi tersebut. Mengembangkan
model struktur awal yang menghubungkan variabel sistem dan ukuran kinerja.
Setelah manajemen memutuskan permasalahan yang akan diselesaikan dalam model
simulasi, maka langkah selanjutnya adalah menentukan variabel. Kita dapat
bedakan model yang akan kita bangun ke dalam model konseptual, logika dan
simulasi. Penggolongan ini akan memudahkan dalam membentuk model
simulasinya.
a. Model konseptual :menggambarkan sistem secara konsep, dapat secara
verbal atau menggunakan grafik.
b. Model logika : menerjemahkan model konseptual ke dalam bentuk suatu
diagram alur atau algoritma.
c. Model simulasi :menerjemahkan model logika ke dalam program komputer.

4. EKSPERIMAN & PENGEMBANGAN PENYELESAIAN MASALAH


Tahap ini adalah awal penyelesaian masalah. Dalam tahap ini pendekatan
teoritis dilakukan dengan menggunakan metode tertentu sebagai alternatif cara
menyelesaikan masalah. Ketika data pendukung pengamatan di lapangan dan tujuan
telah ditentukan, tindakan berikutnya adalah menganalisis data tersebut. Dari proses
analisis akan didapatkan suatu ketentuan yang berupa asumsi, kendala, sebab akibat
dari satu variabel dengan variabel yang lain, serta faktor lain yang berhubungan
dengan pembuatan model.

5. VERIFIKASI & VALIDASI MODEL


Model simulasi yang dibangun harus kredibel. Representasi kredibel sistem nyata
oleh model simulasi ditunjukkan oleh verifikasi dan validasi model. Verifikasi dan
validasi dilakukan untuk ketiga model (konseptual, logika dan simulasi).
Verifikasi adalah proses pemeriksaan apakah logika operasional model
(program komputer) sesuai dengan logika diagram alur. Kalimat sederhananya,
apakah ada kesalahan dalam program? (Hoover dan Perry, 1989);
Validasi adalah proses penentuan apakah model, sebagai konseptualisasi atau
abstraksi, merupakan representasi berarti dan akurat dari sistem nyata? (Hoover dan
Perry, 1989).
Validasi menunjukkan seberapa akurat model memprediksi kejadian
mendatang. Prediksi kejadian masa mendatang harus didahului prediksi nilai
variabel input Baik untuk verifikasi atau validasi model, kita harus membangun
sekumpulan kriteria untuk menilai apakah diagram alur model dan logika internal
adalah benar dan apakah model konseptual representasi valid dari sistem nyata.
Bersamaan dengan kriteria evaluasi model, kita harus spesifikasikan siapa yang akan
mengaplikasikan kriteria dan menilai seberapa dekat kriteria itu memenuhi apa yang
sebenarnya.

Tabel 1. Hal yang harus diperhatikan dalam verifikasi dan validasi

Model Verifikasi Validasi


Apakah model mengandung semua
elemen, kejadian, dan relasi yang sesuai?
Konseptual Apakah model dapat menjawab
pertanyaan pemodelan?
Apakah kejadian Apakah mode memuat semua kejadian
dipresentasikan dengan yang ada pada model konseptual?
benar?
Apakah rumus matematika

Logika danrelasi benar?


Apakah ukuran statistik Apakah model memuat semua relasi
dirumuskan dengan benar? yang ada dalam model konseptual?
Apakah kode computer Apakah model computer merupakan
memuat semua aspek logika? representasi valid dari sistem nyata?
Komputer
Apakah statistik dan rumus Dapatkah model computer
atau Simulasi
dihitung dengan benar? menduplikasi kinerja sistem nyata?
Apakah mode Apakah output model
mengandung kesalahan computer mempunyai kredibilitas
pengkodean? dengan ahli sistem dan pembuat
keputusan?

Praktisi simulasi harus dapat menentukan aspek apa saja , dari sistem yang
kompleks, yang perlu disertakan dalam model simulasi. Petunjuk umum dalam
menentukan tingkat kedetailan yang diperlukan dalam model simulasi :
a. Hati-hati dalam mendefinisikan
b. Model-model tidak valid secara universal
c. Memanfaatkan ‘pakar’ dan analisis sensitivitas untuk membantu menentukan
level detil model.
VALIDASI MODEL KONSEPTUAL adalah proses pembentukan abstraksi relevan
sistem nyata terhadap pertanyaan model simulasi yang diharapkan akan dijawab.
Validasi model simulasi dapat dibayangkan sebagai proses pengikat dimana analis
simulasi, pengambil keputusan dan manajer sistem setuju aspek mana dari sistem
nyata yang akan dimasukkan dalam model, dan informasi apa (output) yang
diharapkan akan dihasilkan dari model. Tidak ada metode standar untuk validasi
model konseptual, kita hanya akan melihat beberapa metode yang berguna untuk
validasi.
VERIFIKASI dan VALIDASI MODEL LOGIKA adalah bentuk model logis
tergantung dari bahasa pemrograman yang akan digunakan. Jika model konseptual
sudah dibangun dengan baik, verifikasi model konseptual bukan pekerjaan
kompleks. Ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab sebelum kita yakin bahwa
model logis merepresentasikan model konseptual. Salah satu pendekatan yang
digunakan untuk verifikasi model logis adalah dengan fokus pada:

1. apakah kejadian dalam model diproses dengan benar?

2. apakah rumus matematika dan relasi dalam model valid?

3. apakah statistik dan ukuran kinerja diukur dengan benar?


Metode umum yang digunakan untuk verifikasi dan validasi pemrosesan
kejadian dalam model logis adalah structured walk-through, dimana pengembang
model logis harus menjelaskan (walk through) logika detil model ke anggota lain tim
pengembang model simulasi.

VERIFIKASI MODEL KOMPUTER


Teknik Verifikasi Progam:
1. Buatlah dan debug program komputer dalam modul-modul atau sub
program sub program.
2. Buatlah program komputer secara bersama-sama (lebih dari satu orang).
3. Menjalankan simulasi dengan berbagai variasi parameter input dan
memeriksa apakah outputnya reasonable.
4. Melakukan “trace”. Teknik ini merupakan salah satu teknik yang powerful
yang dapat digunakan untuk mendebug program simulasi event diskrit.
5. Model sebaiknya dapat dijalankan (jika memugkinkan) dengan asumsi
sederhana.
6. Untuk beberapa model simulasi, akan lebih bermanfaat untuk melakuka
observasi sebuah animasi dari output simulasi.
7. Tulislah mean sampel dan varinasi sampel untuk setiap probabilitas
distribusi input simulasi, dan bandingkan dengan mean dan variansi yang
diinginkan (misalnya secara historis).
8. Gunakan paket simulasi

Model komputer diverifikasi dengan menunjukkan bahwa program komputer


adalah implementasi tepat model logis. Beberapa metode yang digunakan untuk verifikasi
model komputer adalah unik terhadap simulasi, sementara metode verifikasi lain sama
dengan yang digunakan dalam setiap pengembangan perangkat lunak lainnya. Verifikasi
model computer sangat tergantung dengan bahasa pemrograman yang digunakan dan
tidak ada metodologi umum yang disetujui. Verifikasi model komputer sering
membutuhkan imaginasi dan keahlian tinggi analis, dan ini adalah satu aktivitas dalam
proyek simulasi yang dilakukan tanpa bantuan pengambil keputusan dan manajer.
Verifikasi model komputer dapat dilakukan dengan: Metode pemrograman terstruktur,
Penelusuran model simulasi, Pengujian, Pengujian relasi logis, Verifikasi dengan model
analitis, dan Verifikasi menggunakan grafik.
Penelusuran Simulasi, beberapa bahasa simulasi menyediakan kemampuan-
terpasang penelusuran simulasi sebagaimana terjadinya. Ketika model simulasi
diprogram menggunakan bahasa umum (seperti FORTRAN, Pascal, C++), tentu saja
analis harus membangun kemampuan penelusuran dalam kode program. Ketika
membangun program model logika, mekanisme penelusuran simulasi harus
dimasukkan sebagai bagian dari disain program dan tidak ditutupi ketika ada
kesalahan dalam program komputer.
Pengujian, dua pendekatan pengujian adalah bottom-up dan top-down. Pada
pendekatan bottom-up, yang terendah, modul dasar pada umumnya diuji dan
diverifikasi terlebih dahulu. Pendekatan kadang-kadang disebut dengan pengujian
unit. Setelah modul dasar diuji, uji terintegrasi dilakukan dimana interface diantara
kedua modul diuji. Pendekatan bottom-up ini berlanjut terus sampai model dapat
diuji sebagai sistem tunggal. Bagian terpenting dalam pengujian adalah seleksi data
uji. Keuntungan pengujian modul paling rendah terlebih dahulu adalah pengujian itu
membutuhkan himpunan data uji yang lebih kecil daripada modul integrasi yang lebih
besar. Modul dapat diuji menggunakan driver yang menurunkan data uji, dan
kemudian modul dieksekusi. Pada pendekatan top-down, pengujian dimulai dengan
modul utama dan secara inkremental bergerak turun ke modul paling rendah. Dalam
pengujian top-down, rutin (routine) dummy dibutuhkan untuk mensimulasikan fungsi
modul level paling rendah. Keuntungan pendekatan top-down adalah proses
berlangsung secara logika, paralel dengan aliran program. Programmer dan manajer
biasanya lebih menyukai pendekatan top-down karena keberlangsungna proses dapat
dilihat. Setelah model diuji baik dengan pendekatan bottom-up ataupun top-down,
model harus diuji coba dengan kondisi paling ekstrim. Jika dipilih dengan hati-hati,
hasil simulasi dengan kondisi ekstrim dapat diprediksi.
Pengujian Relasi Logis, relasi ini dapat didasarkan pada hukum konservasi
atau secara statistik. Jika relasi ini tidak diperhatikan, maka program bukan
implementasi benar dari model logis. Saat paling sesuai untuk memeriksa relasi itu
adalah ketika model berjalan tahap demi tahap. Secara tipikal, kesalahan
pemrograman tidak acak dan berdistribusi secara uniform, tetapi berkumpul secara
kluster.

VALIDASI MODEL SIMULASI


Persfektif Umum Simulasi:

1. Eksperimen dengan model simulasi untuk eksperimen sistem aktual.


2. Kemudahan atau kesulitan dari proses validasi tergantung pada
kompleksitas sistem yang dimodelkan.
3. Sebuah model simulasi dari sebuah sistem yang kompleks hanya dapat
menjadi pendekatan terhadap aktual sistem.
4. Sebuah model simulasi sebaiknya selalu dibangun untuk sekumpulan
tujuan tertentu.
5. Sebuah buku catatan dari asumsi-asumsi model simulasi sebaiknya
diupdate berkala.
6. Sebuah model simulasi sebaiknya divalidasi relatif terhadap ukuran kinerja
yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan.
7. Pembentukan model dan validasi sebaiknya dilakukan sepanjang
pensimulasian.
8. Pada umumnya tidak mungkin untuk membentuk validasi statistik secara
formal diantara data output model dengan data output sistem aktual.

Langkah 1. Membangun sebuah model dengan usaha melibatkan informasi


semaksimal mungkin:

a. Berdiskusi dengan para ‘pakar’ sistem.


b. Melakukan observasi terhadap sistem.
c. Memanfaatkan Teori yang ada.
d. Memanfaatkan hasil dari Model simulasi yang sama dan relevan.
e. Menggunakan pengalaman atau intuisi.
f. Memanfaatkan Teori yang ada.
g. Memanfaatkan hasil dari Model simulasi yang sama dan relevan.
h. Menggunakan pengalaman atau intuisi

Langkah 2. Menguji asumsi-asumsi model secara empiris


Jika distribusi probabilitas secara teoritis cocok dengan observasi dan digunakan
sebagai input untuk model simulasi, dapat diuji dengan pembuatan grafik dan uji
goodness-of-fit Jika beberapa himpunan data diobservasi untuk fenomena random
yang sama, maka perbaikan dari penggabungan data tersebut dapat ditentukan
dengan uji Kruskal-Wallis Salah satu utiliti yang sangat berguna adalah analisis
sensitivitas

Langkah 3. Menentukan seberapa representatif output Simulasi.


Permodelan simulasi diawali dengan kegiatan memformulasikan masalah dan
membuat rencana pemecahannya. Jika formulasi masalah dan rencana pemecahan
sudah jelas, data yang dibutuhkan sudah diketahui dan dapat dikumpulkan.

6. HASIL DAN EVALUASI UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Penyajian dari aplikasi yang disesuaikan dengan model diharapkan mampu
menerjemahkan permasalahan dan fungsi aplikasi yang dibangun kepada seluruh
orang yang berinteraksi dengan aplikasi tersebut. Dengan memformulasikan dan
menguji asumsi yang berbeda pada perilaku sistem maka kita dapat mengevaluasi
kebijakan atau aturan keputusan tertentu sehingga manajemen dapat memilih satu
keputusan terbaikuntuk memenuhi tujuan organisasi.
BAB 3

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SIMULASI

A. KELEBIHAN SIMULASI

1. Simulasi dapat digunakan untuk analisis yang besar dan komplek pada situasi keadaan
nyata.
2. Model simulasi lebih realistis terhadap sistem nyata karena asumsi yang lebih sedikit.
3. Simulasi membolehkan kita untuk mempelajari pengaruh alternatif dari kumpulan
individu atau variabel mana yang lebih penting.
4. Pada banyak hal, simulasi lebih murah dari percobaannya sendiri.
5. Untuk sejumlah proses dimensi, simulasi memberikan penyelidikan yang langsung dan
terperinci dalam periode waktu khusus.

B. KEKURANGAN SIMULASI

1. Simulasi bukan presisi dan juga bukan suatu proses optimasi. Simulasi tidak
menghasilkan penyelesaian, tetapi menghasilkan cara untuk menilai jawaban termasuk
jawaban optimal.
2. Model Simulasi yang baik dan efektif adalah sangat mahal dan membutuhkan waktu
yang lama Tidak semua situasi dapat dinilai melalui simulasi kecuali situasi yang
memuat ketidakpastian (probability).
3. Untuk mensimulasikan sistem yang kompleks diperlukan biaya yang sangat besar
untuk pengembangan dan pengumpulan data awal ataupun observasi sistem yang
membutuhkan eksperimen awal.

Anda mungkin juga menyukai