Pemodelan dan
Simulasi Sistem
Industri
Modul 1: Ruang Lingkup
Pemodelan dan Simulasi Sistem
Industri
01
Fakultas Teknologi Teknik Industri MK16031 Achmad Husnur, ST., MT.
Industri
Abstract Kompetensi
Pengertian dan ruang lingkup Mahasiswa mampu memahami:
pemodelan dan simulasi dalam dunia 1. Definisi dan Pemahaman model
industri dan simulasi
2. Hubungan model dan simulasi
3. Cara simulasi bekerja
4. Klasifikasi model simulasi
‘1 Pemodelan dan Simulasi Sistem Industri
7 9 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Achmad Husnur, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
‘1 Pemodelan dan Simulasi Sistem Industri
7 2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Achmad Husnur, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Definisi Sistem, Model, dan Simulasi
Sistem
Sistem adalah sekumpulan obyek yang saling terhubung, berinteraksi, dan bekerja sama
untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu lingkungan yang kompleks. Obyek yang
menjadi komponen dari sistem dapat berupa obyek terkecil dan bisa juga berupa sub-sistem
atau sistem yang lebih kecil lagi dan biasanya berupa people, process, equipment. Dalam
definisi ini disertakan elemen lingkungan karena lingkungan sistem memberikan peran yang
sangat penting terhadap perilaku sistem itu. Bagaimana komponen-komponen sistem itu
berinteraksi, hal itu adalah dalam rangka mengantisipasi lingkungan.
Ada beberapa cara untuk dapat merancang, menganalisis dan mengoperasikan suatu
sistem. Salah satunya adalah dengan melakukan pemodelan, membuat model dari sistem
tersebut. Ilustrasi suatu sistem dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Model
Model merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menganalisa atau merancang sistem.
Sebagai alat interaksi dan komunikasi yang sangat efisien, model dapat menunjukkan
bagaimana suatu sistem bekerja dan mampu memberikan opsi untuk berpikir bagaimana
meningkatkan atau memperbaikinya.
Model dapat diartikan sebagai gambaran logis tentang bagaimana sistem bekerja atau
variable-variabel dalam sistem tersebut daling berkomunikasi dan berinteraksi. Pengertian
lain dari model adalah representasi dari suatu sistem dalam kehidupan nyata yang menjadi
focus perhatian dan menjadi pokok permasalahan.
Tujuan yang ingin didapat dari merancang model adalah diharapkan dapat lebih mudah
untuk melakukan analisia. Hal ini merupakan prinsip pemodelan, yaitu bahwa pemodelan
bertujuan untuk mempermudah analisa dan pengembangannya yang berkelanjutan.
Melakukan pemodelan adalah suatu cara untuk mempelajari sistem dan model itu sendiri
dan juga bermacam-macam perbedaan perilakunya.
Simulasi
2. Shannon (1975)
Simulasi merupakan proses perancangan model dari sistem nyata yang kemudian
dilanjutkan pelaksanaan uji coba terhadap model untuk mempelajari perilaku sistem
atau evaluasi strategi.
Simulasi adalah tiruan dari sistem nyata yang dikerjakan baik secara manual atau
terkomputerisasi, lalu dilakukan observasi dan disimpulkan untuk mempelajari suatu
karakteristik dalam sistem.
Simulasi adalah suatu metode dan implementasi dalam menirukan suatu perilaku
atau karakteristik dari sistem nyata yang dapat dilakukan melalui computer dengan
bantuan perangkat lunak.
5. Hoover dan Perry (1990)
Simulasi adalah suatu proses perancangan model secara matematis dan logis dari
sistem yang sesungguhnya dengan melakukan uji coba terhadap model dengan
menggunakan computer untuk menggambarkan dan melakukan prediksi dari
perilaku sistem tersebut.
6. Khosnevis (1994)
Simulasi adalah proses aplikasi membangun model dari sistem sesungguhnya dan
melakukan eksperimen dengan model tersebut untuk menjelaskan perilaku sistem
atau untuk membangun sistem baru sesuai dengan performansi yang diinginkan.
Jika suatu sistem secara fisik memungkinkan dan tidak memakan biaya yang besar
untuk dioperasikan sesuai dengan kondisi (scenario) yang kita inginkan maka cara ini
merupakan cara yang terbaik karena hasil dari eksperimen ini benar-benar sesuai
dengan sistem yang dikaji. Namun sistem seperti itu jarang sekali ada dan
penghentian operasi sistem untuk keperluan eksperimen akan memakan biaya yang
sangat besar. Selain itu untuk sistem yang belum ada atau sistem yang masih dalam
rancangan maka eksperimen dengan sistem aktual jelas tidak bisa dilakukan
sehingga satu-satunya cara adalah dengan menggunakan model sebagi representasi
dari sistem aktual.
Model fisik mengambil dari sebagian sifat fisik dari hal-hal yang diwakilinya, sehingga
menyerupai sistem yang sebenarnya namun dalam skala yang berbeda. Walaupun
jarang dipakai, model ini cukup berguna dalam rekayasa sistem. Dalam penelitian,
model matematis lebih sering dipakai jika dibandingkan dengan model fisik. Pada
model matematis, sistem direpresentasikan sebagai hubungan logika dan hubungan
kuantitatif untuk kemudian dimanipulasi supaya dapat dilihat bagaimana sistem
bereaksi.
Proses dalam membuat suatu model dimulai dengan identifikasi permasalahan pada
sistem nyata dimana permasalahan tersebut diproyeksikan oleh pemodel dengan
menggunakan sudut pandang tertentu. Sudut pandang tentunya berbeda-beda tergantung
dari ilmu dan pengalaman dari pembuat model. Setelah model selesai dirancang maka
dilakukan tahap uji keabsahan dengan menggunakan data sampel sehingga dihasilkan
suatu model yang valid. Deskripsi proses pembuatan model dari sudut pandang pemodel
dapat dilihat pada Gambar 1.3.
Image
Propose
Real System
Model
Valid
Sample
Model
1. Elaborasi
3. Dinamis
1. Tidak semua sistem dapat diwakilkan dalam model matermatis sehingga simulasi
adalah alternatif yang tepat.
2. Dapat melakukan analisa tanpa risiko pada sistem nyata. Memungkinkan adanya
percobaan terhadap sistem tanpa menanggung risiko terhadap sistem yang sedang
berjalan.
3. Simulasi dapat mengestimasi kinerja sistem pada kondisi tertentu dan dapat
memberikan alternatif desain terbaik sesuai spesifikasi yang diharapkan.
4. Memungkinkan untuk melakukan studi jangka panjang dalam waktu yang lebih
singkat.
1. Menurut waktu:
a. Simulasi statis
Output dari simulasi yang tidak terpengaruh oleh waktu, contohnya adalah
simulasi yang dilakukan oleh George L. Leclere.
b. Simulasi dinamis
Output dari simulasi dipengaruhi oleh waktu, contohnya adalah model populasi
yang berkembang sepanjang waktu, laju penjualan, tingkat penjualan.
a. Simulasi kontinyu
Model simulasi yang status variable berubah secara kontinyu, contohnya adalah
model-model level cairan yang lajunya berubah setiap saat.
b. Simulasi diskrit
Model yang status variablenya berubah pada saat tertentu saja, contohnya
adalah model-model inventory yang material datang dan diambil pada waktu
tertentu saja.
a. Simulasi deterministik
Model yang outputnya dapat ditentukan secara pasti, contoh model matematis,
model economic order quantity (EOQ).
b. Simulasi stokastik
Model yang outputnya tidak bisa ditentukan secara pasti, contoh diagram pohon
keputusan.
Diskusi Kelompok
1. Mengapa kita harus berpikir secara sistem?